i
POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK TERKAIT FAKTOR RISIKO DIABETES MELITUS TIPE 2
PADA MURID SMA DI KECAMATAN JETIS YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Asa Chandra Tigor Sinambela
NIM : 138114083
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
i
POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK TERKAIT FAKTOR RISIKO DIABETES MELITUS TIPE 2
PADA MURID SMA DI KECAMATAN JETIS YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Asa Chandra Tigor Sinambela
NIM : 138114083
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
ii
Persetujuan Pembimbing
POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK TERKAIT FAKTOR RISIKO DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA MURID SMA DI KECAMATAN JETIS
YOGYAKARTA
Skripsi yang diajukan oleh :
Asa Chandra Tigor Sinambela
NIM : 138114083
telah disetujui oleh :
Pembimbing utama
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan
dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarism dalam naskah ini, maka
saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Yogyakarta, Februari 2017
Penulis
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Naskah ini kupersembahkan untuk :
Allah Bapa, Tuhan Yesus Kristus dan Roh Kudus
Kedua orang tuaku dan ketiga saudaraku
Sahabat baik dan teman satu perjuanganku
vii PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat, kasih
dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan
naskah skripsi ini, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Farmasi (S.
Farm.) Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Proses penyusunan naskah skripsi ini dapat selesai berkat peran, dukungan, dan
bantuan berbagai pihak, maka pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan rasa
terimakasih kepada :
1. Para murid SMAN 7 Yogyakarta dan SMA Taman Madya di Kecamatan Jetis atas
partisipasinya dalam penelitian ini.
2. Kepala sekolah dan Bapak Camat atas izin dan fasilitas yang diberikan untuk
pelaksanaan kegiatan ini.
3. Ibu Dra. Th. B. Titien Siwi Hartayu, M.Kes., Ph.D., Apt. sebagai dosen pembimbing
yang selalu mengarahkan dan mendukung selama dalam penyusunan naskah skripsi ini.
4. Ibu Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. dan Ibu Putu Dyana Christasani, M.Sc., Apt.,
selaku dosen penguji yang telah memberi masukan dalam proses penyelesaian naskah
ini.
5. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu dan telah membantu
proses penelitian hingga penyusunan naskah skripsi.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, maka penulis
mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar menjadi lebih
baik di masa yang akan datang. Semoga karya ini memberikan manfaat bagi pembaca,
masyarakat, dan perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang farmasi.
Yogyakarta, Februari 2017
viii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
PRAKATA ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
ABSTRAK ... xii
ABSTRACT ... xiii
PENDAHULUAN ... 1
METODE PENELITIAN ... 3
1. Desain dan Subjek Penelitian ... 3
2. Pembuatan Instrumen Penelitian ... 4
3. Analisis Data ... 4
HASIL DAN PEMBAHASAN ... 6
1. Karakteristik Demografi Responden ... 6
2. Aspek Pengetahuan, Sikap dan Tindakan terkait Pola Makan ... 7
3. Aspek Pengetahuan, Sikap dan Tindakan terkait Aktivitas Fisik ... 10
KESIMPULAN DAN SARAN ... 12
1. Kesimpulan ... 12
2. Saran ... 12
DAFTAR PUSTAKA ... 13
LAMPIRAN ... 14
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I.Perbandingan jumlah responden berdasarkan usia, jenis kelamin, dan penghasilan
orang tua ... 6
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.Distribusi jumlah responden dengan kategori baik, sedang, dan buruk untuk pola
makan pada aspek pengetahuan dan sikap ... 7
Gambar 2.Distribusi jumlah responden yang sering mengonsumsi jenis sumber protein
hewani dan nabati lebih dari 3 kali dalam seminggu ... 10
Gambar 3.Distribusi jumlah responden dengan kategori baik, sedang, dan buruk untuk
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat izin penelitian ... 14
Lampiran 2. Uji Validitas ... 15
Lampiran 3. Kuesioner uji pemahaman bahasa untuk pola makan ... 18
Lampiran 4. Kuesioner uji pemahaman bahasa untuk aktivitas fisik ... 21
Lampiran 5. Hasil uji pemahaman bahasa kuesioner penelitian ... 25
Lampiran 6.Perbandingan kalimat-kalimat aitem sebelum dan setelah perbaikan pada uji pemahaman bahasa ... 26
Lampiran 7. Hasil uji reliabilitas kuesioner pola makan aspek pengetahuan, dan sikap ... 27
Lampiran 8.Hasil uji reliabilitas kuesioner aktivitas fisik aspek pengetahuan, sikap, dan tindakan ... 28
Lampiran 9. Kuesioner penelitian informed consent ... 30
Lampiran 10.Kuesioner penelitian data demografi responden ... 31
Lampiran 11.Kuesioner penelitian pola makan ... 32
Lampiran 12.Kuesioner penelitian aktivitas fisik ... 37
Lampiran 13.Data rekapan demografi responden, pola makan (aspek pengetahuan dan sikap) dan aktivitas fisik (aspek pengetahuan, sikap dan tindakan) ... 42
xii ABSTRAK
International Diabetes Federation memperkirakan 382 juta orang di dunia
mengidap penyakit Diabetes Melitus dan menduduki peringkat ke-6 penyebab kematian.
Prevalensinya dapat meningkat akibat pola hidup yang buruk. Penelitian ini bertujuan
memberikan gambaran pola makan dan aktivitas fisik murid SMA 15-19 tahun di
kecamatan Jetis, Yogyakarta. Jenis penelitian adalah analitik observasional dengan
rancangan penelitian cross sectional. Subjek penelitian sebanyak 96 murid.
Hasil penelitian untuk pola makan, responden dengan kategori pengetahuan baik
adalah 62,5% dan buruk 13,54%. Pada aspek sikap sedang sebesar 57,29% dan buruk
1,04%. Pada aspek tindakan, responden yang makan nasi, lauk, sayur dan buah 89,58%,
tetapi konsumsi makanan yang digoreng, manis/ringan, dan roti/kue manis secara
berlebihan juga besar. Hasil penelitian untuk aktivitas fisik, responden dengan kategori
pengetahuan baik 80,21% dan buruk 7,29%. Pada aspek sikap sedang sebesar 77,08% dan
buruk 3,13%. Pada aspek tindakan baik sebesar 81,25% dan kurang 4,17%.
Kesimpulan penelitian ini adalah sebagian besar pola makan dan aktivitas fisik
responden sudah baik. Mereka membutuhkan seminar tentang bagaimana mengambil sikap
dan tindakan yang tepat terkait jumlah dan jenis makanan yang tepat pada penelitian
selanjutnya.
xiii ABSTRACT
International Diabetes Federation estimates that 382 million people in the world has
diabetes mellitus, and sixth place of death cause. Prevalence of diabetes increases due to
poor lifestyle. This research aims to describe diet and physical activity in high school
students that was 15-19 years old at Jetis, Yogyakarta. This type research is an analytic
observational with cross sectional study design. Subject was 96 students.
Results of research on diet, respondents with good knowledge category is 62.5%
and bad 13.54%. On moderate attitude at 57.29% and bad 1.04%. On action, respondents
who eat rice, side dishes, vegetables and fruits 89.58%, but consumption fried food,
sweet/light, and bread/sweet cake with over also huge. Result of reaserch of physical
activity, respondents with good knowledge category 80.21% and bad 7.29%. On moderate
attitude 77.08% and bad 3.13%. On good action 81.25% and less 4.17%.
The conclusion of this reaserch are majority diet and physical activity of
respondents overall good. They need seminar about how to take the right attitude and
actions related to the amount and types foods for the future research.
1 PENDAHULUAN
Diabetes melitus (DM) adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan
hiperglikemia yang diakibatkan karena adanya penurunan sekresi insulin, resistensi insulin,
ataupun keduanya. International Diabetes Federation (IDF) pada tahun 2013
memperkirakan bahwa sekitar 382 juta orang dewasa (8,3%) memiliki diabetes, dan
diperkirakan bahwa jumlah ini akan meningkat hingga melampaui 592 juta orang
(meningkat 55%) dalam waktu kurang dari 25 tahun. Indonesia menempati urutan ke-7
dalam daftar Negara yang memiliki jumlah penderita diabetes (20-70 tahun) terbanyak di
dunia setelah berturut-turut dari yang paling banyak yaitu China, India, USA, Brazil,
Rusia, dan Mexico (International Diabetes Federation, 2013).
World Health Organization (WHO) pada tahun 2010 melaporkan bahwa DM
menduduki peringkat ke-6 sebagai penyebab kematian di dunia. Sekitar 1,3 juta orang
meninggal akibat diabetes dan 4% meninggal sebelum memasuki usia 70 tahun. Pada
tahun 2030 diperkirakan prevalensi DM di Indonesia akan mencapai 21,3 juta orang.
Prevalensi DM tertinggi yang terdiagnosis oleh dokter terdapat di DI Yogyakarta (2,6%),
DKI Jakarta (2,6%), Sulawesi Utara (2,4%), dan Kalimantan Timur (2,3%) (Kementerian
Kesehatan RI, 2013).
Gaya hidup yang tidak sehat seperti pola makan bergaya Barat, obesitas dan jarang
melakukan aktivitas fisik menjadi pemicu meningkatnya prevalensi DM tipe 2, dimana
prevalensi DM tipe 2 hampir 80% dari jumlah penderita DM yang ada. Gaya hidup yang
tidak sehat ini berkembang karena rendahnya pemahaman dan perhatian masyarakat akan
kesehatan dan risiko penyakit DM tipe 2 (Dipiro et al, 2008 dan Kementerian Kesehatan
RI, 2013).
Sasaran lokasi pada penelitian ini adalah salah satu kecamatan yang berada di kota
Yogyakarta, hal ini didasari bahwa prevalensi DM yang cukup tinggi pada daerah tersebut.
Berdasarkan laporan Survailans Terpadu Penyakit (STP) Puskesmas dan Sistem Informasi
di Dinas Kesehatan DIY tahun 2012 bahwa penyakit DM masuk dalam 10 besar penyakit
berbasis STP Puskesmas di DIY dengan jumlah kasus sebanyak 7.434 kasus. Dari 5 kota
dan kabupaten di provinsi DIY, prevalensi diabetes melitus tertinggi terdapat di kota
Yogyakarta (Riskesdas, 2013). Prevalensi diabetes melitus di kota Yogyakarta sebanyak
2.533 orang pada tahun 2014. Data Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta menunjukan jumlah
pasien diabetes melitus di kecamatan Jetis sebanyak 1.420 orang dengan yang menderita
2
ekonomi, perubahan gaya hidup dan efek samping modernisasi, maka kasus penyakit
degeneratif cenderung mengalami peningkatan (Dinas Kesehatan DIY, 2013).
Menurut Depkes, perkembangan remaja meliputi 3 tahap yaitu masa remaja awal
(10-12) tahun, masa remaja tengah (13-15 tahun) dan masa remaja akhir (16-19 tahun)
(Sulistyowati dan Senewe, 2010). Target peneliti adalah murid SMA usia 15-19 tahun.
Pemilihan rentang usia tersebut dilakukan berdasarkan website kependudukan provinsi
DIY yang membagi kategori usia dengan rentang 5 tahun. Peneliti memilih sekolah di
kecamatan Jetis karena memenuhi kriteria sesuai pertimbangan yang dibuat oleh peneliti.
Tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi karakteristik demografi
murid SMA berdasarkan usia, jenis kelamin, pendidikan, tingkat sosial dan ekonomi di
kecamatan Jetis, Yogyakarta. Tujuan kedua yaitu untuk mengidentifikasi pola hidup murid
SMA terkait pola makan dan aktivitas fisik di kecamatan Jetis, Yogyakarta. Tujuan ketiga
adalah untuk mengidentifikasi pola hidup murid SMA terkait risiko terkena DM tipe 2 di
kecamatan Jetis yang memiliki pola makan dan aktivitas fisik yang buruk.
Pola atau gaya hidup secara umum merupakan pola hidup seseorang yang tercermin
dalam kegiatan, minat dan pendapat. Pola hidup juga didefinisikan sebagai hal yang
menunjukkan bagaimana seseorang tersebut hiduptahun yang menjadi murid di SMA
kecamatan Jetis. Pemilihan rentang usia tersebut berdasarkan website kependudukan
provinsi DIY yang membagi kategori usia dengan rentang 5 tahun. Peneliti memilih
kecamatan Jetis karena memenuhi kriteria sesuai, bagaimana menggunakan uangnya, dan
bagaimana menggunakan waktu secara tepat. Konsep pola hidup tersebut merupakan
konsep pola hidup secara umum dimana pada penelitian ini lebih difokuskan pada pola
makan dan aktivitas fisik yang dapat menyebabkan atau mencegah terkena penyakit DM
tipe 2 (Kotler and Amstrong, 2011).
Pengetahuan adalah sesuatu yang diperoleh seseorang baik secara alami atau
melalui intervensi secara langsung maupun tidak langsung. Sikap adalah reaksi atau respon
seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap menggambarkan
suka atau tidak suka seseorang terhadap objek yang diperoleh berdasarkan pengalaman
sendiri atau orang yang paling dekat dengan orang tersebut. Tindakan adalah suatu cara
mempraktekkan apa yang telah diketahui setelah mengadakan penilaian atau pendapat
terhadap stimulus yang diterima. Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu
tindakan untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata (Budiman dan Riyanto,
3 METODE PENELITIAN
1. Desain dan Subjek Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian analitik
observasional. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik obervasional karena
pada penelitian ini, peneliti hanya melakukan pengamatan tanpa memberikan perlakuan
kepada responden. Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah cross
sectional yaitu dimana data yang didapat dan hasil akhir ditentukan secara bersamaan
untuk setiap subjek (Carlson and Morrison, 2009).
Variabel bebas pada penelitian ini adalah karakteristik demografi responden berupa
jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, tingkat penghasilan orang tua dan faktor tempat
tinggal / lingkungan. Variabel tergantung pada penelitian ini adalah pola hidup yang terdiri
dari pola makan dan aktivitas fisik terkait diabetes melitus.
Responden yang digunakan pada penelitian ini adalah murid SMA sehat berumur
15-19 tahun di Kecamatan Jetis yang terdiri dari tiga kelurahan yakni kelurahan Bumijo,
kelurahan Cokrodiningratan, dan kelurahan Gowongan. Kriteria inklusi pada penelitian ini
adalah murid SMA sehat berjenis kelamin pria dan wanita dengan rentang usia 15-19
tahun, mampu melakukan kegiatan membaca dan menulis serta bersedia menjadi subjek
penelitian. Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah subjek penelitian yang tidak lengkap
dalam mengisi kuesioner. Perhitungan sampel minimal (populasi > 10.000) dapat dihitung
sebagai berikut :
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka jumlah sampel yang digunakan
sebanyak 96 responden yang berada di kecamatan Jetis, Yogyakarta. Pemilihan responden
tidak dibagi rata tiap kelurahan tetapi berdasarkan ketersediaan subjek penelitian. Didalam
jalannya penelitian, dibagikan 120 kuesioner dalam 2 tahap. Tahap pertama yaitu
dibagikan pada 96 responden, dan sebanyak 24 orang tidak mengisi kuesioner dengan
lengkap sehingga diperoleh 72 data responden. Tahap kedua dibagikan pada 24 responden,
dan untuk mengisi kuesionernya dengan lengkap. Dengan demikian diperoleh sebanyak 96
4 2. Pembuatan Intsrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini berupa kuesioner dan
dilakukan uji validitas, pemahaman bahasa dan reliabalitas. Uji Validitas dari instrumen ini
dilakukan untuk memastikan seberapa baik suatu instrumen yang digunakan untuk
mengukur konsep yang seharusnya diukur. Pada penelitian ini, uji validitas instrumen
dilakukan dengan professional judgement dari dosen pembimbing (Azwar, 2011 dan
Profetto-Mc-Grath et al., 2010).
Uji pemahaman bahasa dilakukan untuk mengetahui pemahaman responden
terhadap maksud dan tujuan dari pernyataan maupun pertanyaan yang dibuat peneliti. Tiga
puluh orang yang memiliki karakteristik yang sama dengan karakteristik sampel pada
penelitian, akan diminta untuk menggarisbawahi kata atau kalimat yang tidak mereka
pahami. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat konsistensi pertanyaan atau
kehandalan kuesioner. Uji reliabilitas dinyatakan dengan melihat nilai Crobanch alpha (α).
Cronbach alpha ini digunakan untuk menggambarkan konsistensi internal suatu instrumen
pengukuran. Dikatakan instrumen yang diuji adalah instrumen yang reliabel jika nilai
koefisien alpha (α) > 0,60 (Budiman dan Riyanto, 2013). Nilai α kuesioner pola makan
pada aspek pengetahuan adalah 0,727 dan aspek sikap 0.767. Sedangkan nilai α kuesioner
aktivitas fisik pada aspek pengetahuan adalah 0.623, aspek sikap 0,765 dan aspek tindakan
0,832.
3. Analisis Data
Analisis hasil di bagian karakteristik demografi responden meliputi usia, jenis
kelamin, pendidikan, kondisi ekonomi dan lingkungan dari responden dilakukan dengan
cara pengelompokkan jawaban yang sama pada masing-masing pernyataan dan kemudian
dipresentasekan dengan total 100%.
Kategori tingkat pengetahuan dan sikap seseorang dibagi berdasarkan nilai
persentase yaitu sebagai berikut :
a. Tingkat pengetahuan dan sikap kategori baik jika nilainya ≥ 75%
b. Tingkat pengetahuan dan sikap kategori cukup jika nilainya 56-74%
c. Tingkat pengetahuan dan sikap kategori kurang jika nilainya ≤ 55%
Kuesioner untuk pengukuran tingkat pengetahuan pada pola makan terdiri dari 14
pernyataan sedangkan pada aktivitas fisik terdiri dari 10 pernyataan, dengan pilihan
jawaban ya dan tidak. Pengukuran data kuantitatif kuesioner pengetahuan menggunakan
5
jawaban salah. Selanjutnya dilakukan penjumlahan skor dari tiap responden dan
mengkategorikan pengetahuan responden. Kisaran skor untuk kuesioner pengetahuan pada
pola makan adalah 0-14 sedangkan pada aktivitas fisik adalah 0-10. Skor responden pada
pola makan dikategorikan pada skala tinggi jika skornya ≥ 11, sedang jika skornya 8-10,
dan kurang jika skornya ≤ 7. Skor responden pada aktivitas fisik dikategorikan pada skala
tinggi jika skornya ≥ 8, sedang jika skornya 6-7, dan kurang jika skornya ≤ 5.
Kuesioner untuk pengukuran sikap pada pola makan dan aktivitas fisik terdiri dari
14 pernyataan. Pengukuran data kuantitatif kuesioner sikap menggunakan skala
pengukuran Likert. Responden diminta melakukan agreement dan disagreement untuk
masing-masing aitem dalam kuesioner dengan skala yang terdiri dari 4 poin yaitu Sangat
Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Semua
pernyataan positif (favorable) kemudian diubah nilainya dalam angka, yaitu diberi skor 4
untuk “sangat setuju”, 3 untuk “setuju”, 2 untuk “tidak setuju”, dan 1 untuk “sangat tidak setuju”, sedangkan untuk pernyataan negatif (unfavorable), diberi skor 4 untuk “sangat
tidak setuju”, 3 untuk “tidak setuju”, 2 untuk “setuju”, dan 1 untuk “sangat setuju”. Kisaran skor untuk kuesioner sikap adalah 14-56. Setiap skor dikategorikan pada skala baik jika
skornya ≥ 42, sedang jika skornya 32-41, dan rendah jika skornya ≤ 31. (Budiman dan Riyanto, 2013).
Analisis tindakan untuk pola makan dilakukan secara deskriptif dan mengacu pada
literatur. Kuesioner aspek tindakan pada aktivitas fisik terdiri dari 22 pertanyaan yang
diadopsi dari Baecke questionnaire. Baecke membagi aktivitas fisik menjadi tiga bagian
yaitu aktivitas fisik pada waktu berkerja (nomor 1, 5, 6, 7, 8, 9, 10 dan 21), berolahraga
(nomor 2, 3, 4, 11, 15, 16, 17, 18, 19, dan 22) dan waktu luang (nomor 12, 13, 14 dan 20).
Untuk pertanyaan nomor 3, 4, 16, 17, 18 dan 19 berisi intensitas olahraga, waktu
berolahraga, dan proporsi olahraga. Ketiga aspek tersebut dikalkulasikan dengan
menggunakan rumus :
Pertanyaan pada aktivitas olahraga (p0) ∑
Rumus untuk mendapatkan nilai indeks aktivitas fisik adalah sebagai berikut :
Work index = [p1 + (6-p5) + p6 + p7 + p8 + p9 + p10 + p21] / 8
Sport index = [p0 + p11 + p15 + p22] / 4
Leisuring-time index = [(6-p12) + p13 + p14 + p20] / 4
6
(Baecke et al, 1982)
Berdasarkan nilai indeks totalnya, maka tingkat aktivitas fisik akan dihasilkan dalam
bentuk kategori menjadi :
a. Nilai indeks < 6,2 : Aktivitas ringan
b. Nilai indeks 6,3 – 7,1 : Aktivitas sedang
c. Nilai indeks ≥ 7,2 : Aktivitas berat
(Isral, Afriwardi dan Sulastri, 2014)
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Karakteristik Demografi Responden
Usia responden dalam penelitian ini berkisar antara 15-19 tahun, yang seluruhnya
duduk di kelas X-XII di SMA Taman Madya dan SMAN 11 Yogyakarta. Responden
dengan usia 16 tahun merupakan yang terbanyak dari kriteria usia yang berpartisipasi
dalam penelitian ini dengan jumlah 33 orang dari 96 orang (34,38 %). Responden dengan
jenis kelamin perempuan merupakan yang terbanyak dengan jumlah 58 orang dari 96
orang (60,42 %). Responden dengan penghasilan orang tua ≥ 1,5 Juta merupakan yang
terbanyak berpartisipasi dengan jumlah 76 orang dari 96 orang (79,17 %). Pada kategori
tingkat pendidikan dan lingkungan tidak dibahas karena semua responden memiliki tingkat
pendidikan yang sama yaitu murid SMA dan semua dilingkungan perkotaan.
Tabel I. Karakteristik demografi responden
Kategori Jenis Kategori Jumlah (orang) Persentase (%)
Usia 15 tahun
16 tahun 17 tahun 18 tahun 19 tahun 16 33 30 8 9 16,67 34,38 31,25 8,34 9,38 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 38 58 39,58 60,42 Penghasilan Orang Tua
≥ 1,5 Juta
< 1,5 Juta
76
20
79,17
7
2. Aspek Pengetahuan, Sikap dan Tindakan terkait Pola Makan
Hasil penelitian untuk pola makan menunjukkan, responden dengan kategori
pengetahuan baik berjumlah 60 orang (62,5%), pengetahuan sedang berjumlah 23 orang
(23,96%) dan pengetahuan buruk berjumlah 13 orang (13,54%) (Gambar 1). Hasil ini
menunjukkan bahwa jumlah responden dengan pengetahuan kategori baik (62,5%) jauh
lebih banyak dibandingkan dengan kategori sedang dan buruk (37,5%). Hal ini dapat
disebabkan oleh sudah cukup baik dan banyaknya informasi dan pengetahuan tentang pola
makan yang baik yang diterima oleh responden tersebut dari rumah, sekolah, media massa,
dan lingkungan sekitarnya yang merupakan faktor-faktor penting dalam meningkatkan
pengetahuan seseorang (Budiman dan Riyanto, 2013).
Pada aspek sikap, responden dengan kategori baik berjumlah 40 orang (41,67%),
kategori sedang berjumlah 55 orang (57,29%), dan kategori buruk sebanyak 1 orang
(1,04%) (Gambar 1). Hasil ini menunjukkan bahwa jumlah responden dengan kategori
sedang (57,29%) jauh lebih banyak dibandingkan dengan kategori baik dan buruk
(42,71%). Hal ini mungkin disebabkan oleh kemandirian individu untuk memilih makanan
tetapi terkadang tidak memilih sikap yang tepat dalam memilih makanannya. Oleh sebab
itu diperlukan upaya lebih dari diri sendiri untuk menentukan sikap dirinya dalam memilih
makanan yang tepat.
Gambar 1. Distribusi jumlah responden pada aspek pengetahuan dan sikap dengan kategori baik, sedang, dan buruk terkait pola makan
Baik Sedang Buruk
Aspek Pengetahuan 62.50% 23.96% 13.54%
Aspek Sikap 41.67% 57.29% 1.04%
8
Pada aspek tindakan, pertanyaan yang ada dalam kuesioner terbagi menjadi
pertanyaan untuk jumlah makanan, waktu makan, dan jenis makanan. Untuk jumlah
makanan terdapat pada pertanyaan nomor 5, 7, 8, 11, 12, dan 13. Waktu makan terdapat
pada pertanyaan nomor 1 dan 9. Jenis makanan terdapat pada pertanyaan nomor 2, 3, 4, 6,
dan 10.
Tabel II. Frekuensi makan per hari / minggu untuk tiap jenis makanan
Jenis Makanan Frekuensi Persentase (%)
Sayur
Lebih dari 2 porsi dalam sehari
2 porsi dalam sehari
1 porsi dalam sehari
Kurang dari 1 porsi dalam sehari
16,67
29,71
29,71
25
Buah-buahan
2 kali atau lebih dalam sehari
Kurang dari 2 kali dalam sehari
Kurang dari sekali dalam sehari
36,46
56
7,29
Fast Food
Lebih dari 3 kali dalam seminggu
Kurang dari 3 kali dalam seminggu
Kurang dari 1 kali dalam seminggu
16,67
48,96
34,38
Makanan yang digoreng
Lebih dari 1 kali dalam sehari
1 kali dalam sehari
3 kali atau lebih dari 3 kali dalam
seminggu
Kurang dari 3 kali dalam seminggu
41,67
12,5
36,46
9,38
Makanan manis atau makanan
ringan
3 kali atau lebih dalam seminggu
Kurang dari 3 kali dalam seminggu
Kurang dari 1 kali dalam seminggu
43,75
42,71
13,54
Teh manis, sirup, atau
minuman yang mengandung
gula
3 kali atau lebih dalam sehari
Kurang dari 3 kali dalam sehari
1 kali dalam sehari
Kurang dari sekali dalam sehari
26,04
38,54
19,79
15,63
Jumlah makanan dapat dilihat dari frekuensi makanan tiap jenis makanan yang
9
mengonsumsinya dengan jumlah yang tepat lebih banyak dibanding dengan yang kurang
jumlah konsumsinya. Akan tetapi dari tabel tersebut dapat dilihat pula bahwa persentase
yang mengonsumsi makanan yang digoreng, makanan manis/ringan, dan makanan yang
mengandung gula juga lebih banyak jumlah responden yang mengonsumsinya secara
berlebihan dibanding yang mengonsumsi dalam jumlah yang tepat. Konsumsi jenis
makanan tersebut secara berlebihan dapat meningkatkan risiko terkena diabetes (Hodge et
al, 2006). Padahal aspek pengetahuan dan sikap sudah baik tetapi tidak diikuti tindakan
yang tepat. Oleh karena itu perlu adanya penekanan dan pemahaman dari lingkungan
sekitarnya untuk memperbaiki tindakan tersebut.
Untuk waktu makan, frekuensi makan utama yang teratur dan 3 kali dalam sehari
memiliki persentase terbanyak (50%). Hasil ini jauh lebih banyak dibanding dengan
responden yang makan utamanya di waktu yang kurang tepat. Responden yang tidak
pernah melewatkan sarapan paginya dalam seminggu memiliki persentase terbanyak
(47,92%). Kedua hasil tersebut menyatakan bahwa responden yang waktu makannya tepat
dan sesuai dengan literature memiliki persentase terbanyak.
Pada bagian jenis makanan, persentase responden yang makan nasi, lauk, sayur
(48,96%), dengan tambahan buah (40,62%) jauh lebih banyak daripada yang hanya makan
nasi dan lauk saja (10,42%). Hasil ini menunjukkan bahwa persentase responden lebih
banyak yang melakukan tindakan sesuai dengan literatur dibanding yang tidak sesuai.
Akan tetapi untuk makanan selingan yang sering dikonsumsi yaitu roti/kue manis memiliki
persentase lebih banyak (41,67%) dibanding dengan buah-buahan (33,33%) dan
kacang-kacangan (25%). Persentase jenis masakan yang digoreng juga lebih banyak (62,5%)
dibandingkan dengan jenis masakan yang lain seperti masakan bersantan, kaldu, dan
masakan yang ditumis / dikukus / direbus (37,5%). Kedua hasil ini dapat dikatakan
merupakan faktor-faktor risiko yang dapat meningkatkan terkenanya penyakit diabetes
melitus tipe 2. Perlu adanya pemahaman lebih lagi untuk meningkatkan tindakan yang
benar dalam memilih jenis makanan selingan dan jenis masakan keseharian yang baik.
Pada Gambar 2 dapat dilihat persentase sumber protein hewani dan nabati. Sumber
protein hewani yang sering di konsumsi responden lebih dari 3 kali dalam seminggu yang
paling banyak adalah telur (71,88%), daging ayam dengan kulit (61,46%), dan daging ikan
(55,21%). Persentase ketiganya jauh lebih banyak dibandingkan dengan persentase
responden yang mengonsumsi daging sapi, udang, cumi-cumi dan kepiting. Dari hasil ini
10
dengan literatur. Untuk protein nabati, persentase yang paling banyak dikonsumsi adalah
tempe (88,54%) dan tahu (76,04%). Persentase keduanya jauh lebih banyak dibanding
dengan responden yang mengonsumsi kacang kedelai, kacang tanah, kacang mete, dan
kacang hijau. Dapat dikatakan bahwa dari Gambar 2, tindakan responden untuk
mengonsumsi protein hewani dan nabati lebih dari 3 kali dalam seminggu sudah baik dan
sesuai dengan literatur mengenai sumber protein yang baik untuk dikonsumsi secara
teratur.
Gambar 2. Distribusi jumlah responden yang sering mengonsumsi makanan dari jenis sumber protein nabati dan hewani lebih dari 3 kali dalam seminggu 3. Aspek Pengetahuan, Sikap dan Tindakan terkait Aktivitas Fisik
Hasil penelitian untuk aktivitas fisik menunjukkan bahwa, responden dengan
kategori pengetahuan baik berjumlah 77 orang (80,21%), pengetahuan sedang berjumlah
12 orang (12,50%) dan pengetahuan buruk berjumlah 7 orang (7,29%) (Gambar 3). Hasil
ini menunjukkan bahwa jumlah responden dengan pengetahuan kategori baik (80,21%)
jauh lebih banyak dibandingkan dengan kategori sedang dan buruk (19,79%). Hal ini dapat
disebabkan oleh sudah cukup baik dan banyaknya informasi serta pengetahuan tentang
aktivitas fisik yang baik yang diterima oleh responden tersebut dari sekolah, media massa,
dan lingkungan sekitarnya yang merupakan faktor-faktor penting dalam meningkatkan
pengetahuan seseorang (Budiman dan Riyanto, 2013).
14% 61% 55.21% 18.75% 35% 17.71% 6.25% 2.08% 71.88% 88.54% 76.04%
22.92% 21.88%
11
Pada aspek sikap, responden dengan kategori baik berjumlah 19 orang (19,79%),
kategori sedang berjumlah 74 orang (77,08%), dan kategori buruk sebanyak 3 orang
(3,13%) (Gambar 3). Hasil ini menunjukkan bahwa jumlah responden dengan kategori
sedang (77,08%) jauh lebih banyak dibandingkan dengan kategori baik dan buruk
(22,92%). Hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya pemahaman dan penekanan dari
lingkungan disekitarnya untuk bersikap melakukan aktivitas fisik yang baik dan teratur,
padahal sudah didukung oleh pengetahuan yang memadai. Oleh sebab itu diperlukan upaya
lebih dari diri sendiri dan lingkungannya untuk meningkatkan sikap diri sendiri dalam
melakukan aktivitas fisik yang baik dan teratur.
Pada aspek tindakan, responden dengan kategori baik berjumlah 78 orang
(81,25%), kategori sedang berjumlah 14 orang (14,58%), dan kategori buruk sebanyak 4
orang (4,17%) (Gambar 3). Hasil ini menunjukkan bahwa jumlah responden dengan
kategori baik (81,25%) jauh lebih banyak dibandingkan dengan kategori sedang dan buruk
(18,75%). Hasil ini sudah sesuai dengan teori bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan
dan sikap seseorang, maka akan menghasilkan tindakan yang semakin baik, begitupun
sebaliknya (Taukhit, 2014). Hal ini dapat terjadi karena tindakan yang dilakukan
responden dalam keseharian untuk melakukan aktivitas fisik yang baik sudah sesuai
dengan pengetahuan yang diterimanya dan sikap yang diambil oleh responden tersebut.
Gambar 3. Distribusi jumlah responden pada aspek pengetahuan, sikap, dan tindakan dengan kategori baik, sedang, dan buruk terkait aktivitas fisik
Baik Sedang Buruk
Aspek Pengetahuan 80.21% 12.50% 7.29%
Aspek Sikap 19.79% 77.08% 3.13%
Aspek Tindakan 81.25% 14.58% 4.17%
12 KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
A. Karakteristik demografi responden dari 96 responden yang berpartisipasi, usia yang
paling banyak adalah 16 tahun dengan jumlah 33 orang (34,38%). Jenis kelamin
perempuan merupakan yang terbanyak berpartisipasi dengan jumlah 58 orang
(60,42%). Penghasilan orang tua dari responden dengan jumlah gaji ≥ 1,5 Juta
merupakan yang terbanyak berpartisipasi, dengan jumlah 76 orang (79,17%).
B. Pada pola makan, jumlah responden dengan kategori pengetahuan baik adalah 60 orang
(62,5%) dan buruk 13 orang (13,54%). Pada aspek sikap sedang ada 55 orang (57,29%)
dan buruk 1 orang (1,04%). Pada aspek tindakan, responden yang memiliki waktu
makan yang baik dan tepat lebih banyak dibanding yang memiliki waktu makan yang
kurang baik, sedangkan responden yang memiliki jumlah dan jenis makanan yang
kurang tepat lebih banyak dibanding dengan jumlah responden yang memiliki jumlah
dan jenis makanan yang tepat.
C. Pada aktivitas fisik, jumlah responden dengan kategori pengetahuan baik adalah 77
orang (80,21%) dan buruk 7 orang (7,29%). Pada aspek sikap sedang ada 74 orang
(77,08%) dan buruk 3 orang (3,13%). Pada aspek tindakan baik ada 78 orang (81,25%),
dan kurang 4 orang (4,17%).
2. Saran
Perlu dilakukan edukasi seperti seminar tentang sikap dan tindakan yang tepat
terkait jumlah dan jenis makanan yang tepat pada penelitian selanjutnya untuk
meningkatkan aspek sikap untuk pola makan dan aktivitas fisik serta aspek tindakan
13
DAFTAR PUSTAKA
Baecke., et al., 1982, A Short Questionnaire For The Measurement Of Habitual Physical
Activity In Epidemiological Studies, Am J Clin Nutr, USA.
Budiman dan Riyanto, A., 2013, Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap dalam
Penelitian Kesehatan, Salemba Medika, Jakarta, hal. 4-6, 8, 10, 15-18, 22.
Carlson, M. D. A., and Morrison, R. S., 2009, Study Design, Precision, and Validition in
Observational Studies, Mary Ann Liebert, Inc., New York, pp. 77-79.
Dinas Kesehatan DIY, 2013, Profil Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2013,
Yogyakarta, hal. 43.
Dipiro, J. T., et al., 2008, Pharmacoterapy : A Pathophysiologic Approach, 7th ed., The McGraw-Hill Companies, Inc., New York, pp. 1206-1207, 1213-1216.
Hodge, A. M., English D. R., O'Dea, K., and Giles, G.G., 2006, Alcohol Intake,
Consumption Pattern and Beverage Type, and The Risk of Type 2 Diabetes, Diabet
Med., 23(6): 690–697.
International Diabetes Federation, 2013, IDF Diabetes Atlas, 6th edition, pp. 11-13.
Isral, G. N., Afriwardi., dan Sulastri, D., 2014, Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kadar
Nitric Oxide (NO) Plasma pada Masyarakat di Kota Padang, Jurnal Kesehatan
Andalas, 3(2), hal. 174.
Kementerian Kesehatan RI, 2013, Diabetes Melitus Penyebab Kematian Nomor 6 di
Dunia: Kemenkes Tawarkan Solusi CERDIK Melalui Posbindu,
http://www.depkes.go.id/article/view/2383, diakses tanggal 5 Mei 2016.
Kementerian Kesehatan RI, 2013, Riset Kesehatan Dasar, RISKESDAS 2013, 88.
Kementerian Kesehatan RI, 2013, Tahun 2030 Prevalensi Diabetes Melitus Di Indonesia
Mencapai 21,3 Juta Orang, http://www.depkes.go.id/index.php?vw=2&id=414,
diakses tanggal 5 Mei 2016.
Kotler, P., and Amstrong, G., 2011, Principles of Marketing, Edisi ketiga belas, New
Jersey: Prentice-Hall Inc.
Sulistiyowati, N., dan Senewe, F. P., 2010, Pola Pencarian Pengobatan dan Perilaku
Berisko Remaja di Indonesia (Analisis Lanjut Data Riskesdas 2007), Jurnal Ekologi
Kesehatan, 9 (4), 1347-1356.
Taukhit, N. J., 2014, Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Diabetes Mellitus terhadap
Perubahan Perilaku Penduduk Desa Bulan, Wonosari, Klaten, Biomedika, 2 (1),
18
Lampiran 3. Kuesioner uji pemahaman bahasa untuk pola makan I. POLA MAKAN
A. Pengetahuan
Lingkari nomor dan tebalkan kata-kata dari pernyataan dibawah ini yang tidak anda mengerti!
No Pernyataan
1. Diabetes melitus (DM) adalah penyakit dimana terjadi peningkatan kadar gula darah diluar batas-batas normal
2. Kemungkinan timbulnya penyakit diabetes melitus tipe 2 hanya dipengaruhi oleh riwayat keluarga/keturunan
3. Riwayat keluarga, kegemukan, pola makan yang salah dan kurangnya aktivitas fisik adalah faktor pencetus timbulnya DM
4. Diabetes melitus dapat terjadi jika saya tidak bisa mengatur pola makan.
5. Pola makan yang salah di usia muda tidak berpengaruh terhadap timbulnya penyakit DM
6. Pola makan yang baik dapat dijadikan salah satu tindakan pencegahan terhadap timbulnya penyakit DM
7. Pengaturan jumlah makanan, jenis makanan dan jadwal makan (3J) yang baik dapat mengurangi resiko timbulnya penyakit DM
8. Minum minuman bersoda, sirup, dan berpemanis secara berlebihan dan dikonsumsi secara terus-menerus tidak dapat meningkatkan kadar gula darah
9. Mengkonsumsi makanan cepat saji secara terus menerus dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit DM
10. Asupan makanan yang dikonsumsi tidak harus disesuaikan dengan kebutuhan energi yang diperlukan oleh tubuh kita
11. Tanpa harus memperhatikan waktu makan, makan makanan yang bergizi tetaplah merupakan pola makan yang sehat
12. Waktu makan yang baik dalam sehari adalah 3 kali yakni sarapan, makan siang, dan makan malam
13. Mengonsumsi makanan yang berlemak tinggi secara berlebihan tidak berpengaruh terhadap timbulnya penyakit DM tipe 2
14. Seorang pasien yang telah menderita diabetes melitus tidak harus menjaga pola makan yang baik karena sudah diberi obat antidiabetes
19 B. Sikap
Lingkari nomor dan tebalkan kata-kata dari pernyataan dibawah ini yang tidak anda mengerti!
No Pernyataan
1. Saya lebih memilih untuk melampiaskan kekesalan lewat makan atau ngemil daripada melakukan olahraga
2. Saya merasa tidak perlu menjaga pola makan saya karena saya masih muda
3. Saya merasa tidak perlu menjaga pola makan saya karena saya belum menderita DM
4. Saya lebih suka mengonsumsi makanan berserat seperti buah dan sayuran daripada mengonsumsi berbagai jenis makanan siap saji
5. Saya cenderung makan saat saya lapar tanpa harus melakukan pengaturan jadwal makan secara teratur
6. saya merasa tetap perlu menjaga pola makan sehat walaupun saya tidak mengalami obesitas
7. Saya lebih suka mengonsumsi air putih dibandingkan mengonsumsi minuman bersoda dan minuman dengan pemanis buatan
8. Saya tidak merasa khawatir untuk mengonsumsi makanan yang manis-manis setiap hari
9. Saya merasa langsung tidur setelah makan besar berpengaruh buruk terhadap kesehatan
10. Saya lebih suka makan besar hanya dengan nasi dan lauk tanpa menggunakan sayur.
11. Saya merasa perlu memberikan selang waktu antara makan besar minimal tiap 3 jam
12. Saya lebih suka makan di rumah menggunakan nasi, lauk pauk dan sayuran yang dimasak sendiri dibandingkan makan di tempat makan cepat saji (junk food).
13. Saya lebih cenderung menjajankan uang saku ke makanan seperti gorengan atau makanan siap saji.
14. Saya merasa makan besar 3 kali sehari sudah cukup
20 C. Tindakan
Lingkari nomor dan tebalkan kata-kata dari pernyataan dibawah ini yang tidak anda mengerti!
No. Pertanyaan
1. Berapa kali frekuensi makan utama anda dalam sehari?
2. Untuk memenuhi kebutuhan gizi, apa sajakah yang anda makan setiap kali anda makan?
3. Dari sumber protein hewani berikut mana yang sering anda konsumsi (lebih dari 3 kali dalam seminggu)?
4. Dari sumber protein nabati berikut mana yang sering anda konsumsi (lebih dari 3 kali dalam seminggu)?
5. Berapa porsi anda mengonsumsi sayur dalam sehari ?
6. Berikut merupakan makanan selingan (snack) yang sering anda konsumsi? 7. Berapa kali anda mengkonsumsi buah-buahan dalam sehari?
8. Dalam seminggu, berapa kali anda mengkonsumsi makanan cepat saji (fast food) di restoran ?
9. Dalam seminggu berapa kali biasanya anda melewatkan sarapan pagi? 10. Dari jenis masakan berikut mana yang sering anda konsumsi?
11. Berapa kali anda mengkonsumsi makanan dengan cara digoreng ?
12. Berapa kali anda mengkonsumsi makanan manis (kue/roti) atau makanan ringan (chiki, chitato) dalam seminggu?
21
Lampiran 4. Kuesioner uji pemahaman bahasa untuk aktivitas fisik II. AKTIVITAS FISIK
A. Pengetahuan
Lingkari nomor dan tebalkan kata-kata dari pernyataan dibawah ini yang tidak anda mengerti!
No Pernyataan
1. Kurangnya aktivitas fisik dapat menjadi salah satu faktor penyebab timbulnya penyakit DM
2. Pasien yang telah menderita DM tidak perlu melakukan aktivitas fisik secara rutin karena telah diberikan obat antidiabetes
3. Aktivitas fisik hanya perlu dilakukan oleh orang yang telah terkena penyakit DM saja
4. Aktivitas fisik yang kurang di usia muda tidak berpengaruh terhadap risiko timbulnya penyakit DM
5. Rutin melakukan aktivitas fisik adalah salah satu cara mencegah penyakit diabetes melitus tipe 2.
6. Aktivitas fisik tidak harus dilakukan selama berjam-jam, cukup selama 15-30 menit tetapi rutin dilakukan
7. Berolahraga secara rutin artinya harus dilakukan setiap hari dan hanya satu jenis aktivitas fisik yang dilakukan
8. Berolahraga berat berjam-jam tetapi tidak dilakukan secara rutin sudah cukup untuk menjaga kesehatan saya.
9. Melakukan kegiatan ringan dalam keseharian seperti rekreasi, berjalan-jalan di taman, berkebun dan membersihkan pekarangan rumah dapat dikatakan sebagai aktivitas fisik
10. Menghabiskan waktu berjam-jam untuk bermain game ataupun menonton tv tidak berpengaruh terhadap kesehatan.
11. Berolahraga ringan selama 15-30 menit tetapi rutin dilakukan dapat menghindarkan kita dari risiko diabetes.
12. Salah satu dampak dari tidak seimbangnya antara energi yang dikonsumsi dengan energi yang dipakai adalah obesitas.
13. Orang non-obesitas tidak perlu melakukan olahraga secara rutin.
14. Berolahraga tidak harus dilakukan setiap hari, tetapi cukup 3-5 kali dalam satu minggu.
22 B. Sikap
Lingkari nomor dan tebalkan kata-kata dari pernyataan dibawah ini yang tidak anda mengerti!
No Pernyataan
1. Saya merasa tidak perlu berolahraga secara rutin karena saya masih muda 2. Saya lebih memilih bermain game/gadget didalam rumah daripada beraktivitas
diluar rumah
3. Saya lebih memilih melampiaskan kekesalan saya lewat berolahraga daripada lewat makanan
4. Saya merasa tidak perlu untuk berolahraga secara rutin karena saya belum terkena DM
5. Saya menyukai jenis olahraga aerobik seperti jalan kaki, bersepeda santai, jogging, dan berenang
6. Saya lebih memilih hobi seperti menonton dan membaca buku daripada berolahraga.
7. Saya rutin melakukan olahraga ringan (jogging, jalan sehat, bersepedea) 3 kali dalam seminggu selama 30 menit
8. Saya menyukai aktivitas fisik rutin seperti berkebun ataupun membersihkan pekarangan rumah
9. Saya lebih memilih gaya hidup sehat seperti sering berjalan kaki, menggunakan tangga (tidak menggunakan lift)
10. Saya memilih untuk tetap melakukan aktivitas fisik secara rutin walaupun sedang dalam masa liburan
11. Saya lebih menyukai ikut kegiatan ekstrakulikuler dibanding dengan langsung pulang ke rumah.
12. Saya berolahraga kurang dari 15 menit tiap 1 kali berolahraga.
13. Lebih baik olahraga berat tapi tidak teratur daripada olahraga ringan tapi secara teratur.
23
DM = Diabetes Melitus ; Antidiabetes = Obat untuk penderita Diabetes
C. TINDAKAN
Lingkari nomor dan tebalkan kata-kata dari pernyataan dibawah ini yang tidak anda mengerti!
1. Bagaimana aktivitas/pekerjaan anda?
a. Aktivitas ringan : bekerja digarasi, keterampilan listrik, membersihkan rumah, aktivitas menulis/belajar.
b. Aktivitas sedang: mencangkul, membawa beban, bersepeda
c. Aktivitas berat: berjalan menanjak dengan beban, mendaki gunung, bermain basket
2. Apakah anda berolahraga? Jika tidak, tidak perlu menjawab pertanyaan nomor 3, 4, 16, 17, 18, dan nomor 19.
a. Ya b. Tidak
3. Jika anda berolahraga : olahraga pertama yang paling sering, termasuk olahraga apakah yang anda lakukan?
a. Tingkat rendah : Billiard, melaut, bowling, golf, dll
b. Tingkat sedang : Badminton, bersepeda, menari, berenang, tenis c. Tingkat berat : Bertinju, bola basket, sepakbola, mendayung
4. Jika anda berolahraga: olahraga kedua yang paling sering, termasuk olahraga apakah yang anda lakukan?
a. Tingkat rendah : Billiard, melaut, bowling, golf, dll
b. Tingkat sedang : Badminton, bersepeda, menari, berenang, tenis c. Tingkat berat : Bertinju, bola basket, sepakbola, mendayung No Pertanyaan
5. Seberapa sering anda duduk di sekolah/tempat kerja? 6. Seberapa sering anda berdiri di sekolah/tempat kerja? 7. Seberapa sering anda berjalan di sekolah/tempat kerja?
8. Selama di sekolah/tempat kerja, seberapa sering anda mengangkat beban berat? 9. Apakah anda sering merasa lelah secara fisik setelah sekolah/kerja?
10. Seberapa sering anda berkeringat di sekolah/tempat kerja? 11. Selama waktu senggang apakah anda berolahraga?
12. Seberapa sering anda menonton televisi, selama waktu senggang? 13. Selama waktu senggang apakah anda berjalan-jalan?
14. Selama waktu senggang apakah anda bermain sepeda?
15. Seberapa sering anda berkeringat selama waktu senggang saat melakukan aktivitas?
No Pertanyaan
24
17. Jika anda berolahraga: olahraga kedua yang paling sering anda lakukan. Berapa jam anda berolahraga dalam seminggu?
No Pertanyaan
18. Jika anda berolahraga: olahraga pertama yang paling sering anda lakukan. Berapa bulan anda berolahraga dalam setahun?
19. Jika anda berolahraga: olahraga kedua yang paling sering anda lakukan. Berapa bulan anda berolahraga dalam setahun?
No Pertanyaan
20. Selama waktu senggang, berapa menit anda berjalan, bersepeda perhari pada keadaan bekerja, sekolah, berbelanja ?
No Pertanyaan
21. Bila dibandingkan dengan orang yang sebaya dengan anda, aktivitas anda tergolong?
25
Lampiran 5. Hasil uji pemahaman bahasa kuesioner penelitian
Aitem
No.
Pengetahuan Sikap Tindakan
(pola
Makan)
Tindakan
(Aktivitas
Fisik) Pola Makan Aktivitas
fisik
Pola
Makan
Aktivitas
Fisik
1 1 2 1 4 2 6
2 3 10 6 2 1 -
3 2 5 4 5 - 4
4 2 3 1 3 - 2
5 6 - 1 1 3 -
6 - 2 3 2 - 1
7 3 5 3 3 2 -
8 9 7 3 1 3 -
9 4 - 6 1 - 1
10 5 4 4 1 - 1
11 3 - 3 5 2 1
12 1 1 2 4 2 1
13 7 5 6 5 2 1
14 7 - 4 2 -
15 1
16 -
17 -
18 1
19 2
20 2
21 1
26
Lampiran 6. Perbandingan kalimat-kalimat aitem sebelum dan setelah perbaikan pada uji pemahaman bahasa
No Pola Makan Aspek Pengetahuan
Sebelum perbaikan Sesudah perbaikan
5 Pola makan yang salah di usia muda
tidak berpengaruh terhadap
timbulnya penyakit DM
Pola makan yang tidak sehat di usia
muda, bukan merupakan penyebab
timbulnya penyakit DM.
8 Minum minuman bersoda, sirup, dan
berpemanis secara berlebihan dan
dikonsumsi secara terus menerus
tidak dapat meningkatkan kadar
gula darah
Setiap hari mengonsumsi minuman
bersoda, sirup dan minuman berpemanis
secara berlebihan, tidak meningkatkan kadar gula darah di dalam tubuh
Pola Makan Aspek Sikap
2 Saya merasa tidak perlu menjaga
pola makan saya karena saya masih muda
Saya merasa mengatur pola makan
sehat tidak penting untuk dilakukan, karena saya masih remaja
9 Saya merasa langsung tidur setelah
makan besar berpengaruh buruk
terhadap kesehatan
Saya merasa jika langsung tidur setelah
makan besar, dapat berpengaruh buruk
terhadap kesehatan
13 Saya lebih cenderung menjajankan
uang saku ke makanan seperti
gorengan atau makanan siap saji.
Saya lebih cenderung menghabiskankan
uang saku dengan membeli makanan
seperti gorengan atau makanan siap saji.
Aktivitas Fisik Aspek Tindakan
1 Pilihan jawaban A. Aktivitas ringan :
bekerja di garasi, keterampilan listrik, membersihkan rumah,
aktivitas menulis/belajar.
A. Aktivitas ringan : bekerja di bengkel,
keterampilan reparasi elektronik,
membersihkan rumah, aktivitas
27
Lampiran 7. Hasil uji reliabilitas kuesioner pola makan aspek pengetahuan dan sikap Aspek Pengetahuan
Cronbach Test – Results :
$sample.size
[1] 96
$number.of.items
[1] 14
$alpha
[1] 0.727
Aspek Sikap
Cronbach Test – Results :
$sample.size
[1] 96
$number.of.items
[1] 14
$alpha
28
Lampiran 8. Hasil uji reliabilitas kuesioner aktivitas fisik aspek pengetahuan, sikap, dan tindakan
Aspek Pengetahuan
Cronbach Test – Results :
$sample.size
[1] 96
$number.of.items
[1] 10
$alpha
[1] 0.623
Aspek Sikap
Cronbach Test – Results :
$sample.size
[1] 96
$number.of.items
[1] 14
$alpha
29 Aspek Tindakan
Cronbach Test – Results :
$sample.size
[1] 96
$number.of.items
[1] 22
$alpha
30
Lampiran 9. Kuesioner penelitian informed consent Informed Consent
POLA HIDUP DAN AKTIVITAS FISIK TERKAIT FAKTOR RESIKO DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA MURID SMA DI KECAMATAN JETIS YOGYAKARTA
Saya, Asa Chandra Tigor Sinambela, NIM 138114083, adalah mahasiswa dari Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma (USD) yang sedang melakukan penelitian sebagaimana yang telah dicantumkan dalam program studi saya. Tujuan daripada penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi tingkat pola makan dan aktivitas fisik terkait faktor risiko diabetes melitus tipe 2 pada murid SMA di Kecamatan Jetis Yogyakarta.
Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, saya akan mendistribusikan kuesioner untuk mendapatkan data–data yang dikehendaki untuk seterusnya dianalisa. Oleh karena itu, saya berharap agar setiap partisipan bersedia untuk menjawab kuesioner dengan serius dan jujur.
Data–data yang diperoleh dari kuesioner ini hanya akan digunakan untuk tujuan penelitian dan tidak akan disebarkan kepada pihak lain untuk tujuan apa pun.
Jawablah pertanyaan yang tercantum pada kuesioner ini dengan baik, benar, dan jujur. Anda bebas menjawab semua pertanyaan dengan memilih jawaban yang paling benar dan sesuai menurut anda.
Atas kerjasama dan perhatian yang anda berikan saya ucapkan terima kasih.
Responden, Peneliti,
31
Lampiran 10. Kuesioner penelitian data demografi responden I. DATA DEMOGRAFI RESPONDEN
Nama :
Umur :...tahun
Jenis Kelamin : a. Laki-laki
b. Perempuan
*
Pilihlah dengan cara melingkari pada
jawaban yang tepat
Alamat :
Pendidikan Terakhir /
sedang ditempuh.
: a. SD
b. SMP
c. SMA
d. Strata-1
*
Pilihlah dengan cara melingkari pada
jawaban yang tepat
Penghasilan per bulan
(orang tua/pribadi)
: a. < Rp.1.500.000
b. ≥ Rp.1.500.000
*
Pilihlah dengan cara melingkari pada
jawaban yang tepat
Status kesehatan terkait
diabetes melitus
: a. Bukan penderita diabetes melitus
b. Penderita diabetes melitus
*
Pilihlah dengan cara melingkari pada
32 Lampiran 11. Kuesioner penelitian pola makan
II. POLA MAKAN A. Pengetahuan
Pilihlah jawaban dari pernyataan-pernyataan dibawah ini pada tempat yang telah
disediakan dengan memberi tanda centang (√)
S : Setuju (bila saya setuju dengan pernyataan yang diajukan)
TS : Tidak setuju (bila saya tidak setuju dengan pernyataan yang diajukan)
No Pernyataan S TS
1. Diabetes melitus (DM) adalah penyakit dimana terjadi peningkatan kadar gula darah diluar batas-batas normal
2. Kemungkinan timbulnya penyakit diabetes melitus tipe 2 hanya dipengaruhi oleh riwayat keluarga/keturunan
3. Riwayat keluarga, kegemukan, pola makan yang salah dan kurangnya aktivitas fisik adalah faktor pencetus timbulnya DM
4. Diabetes melitus dapat terjadi jika saya tidak bisa mengatur pola makan.
5. Pola makan yang tidak sehat di usia muda, bukan merupakan penyebab timbulnya penyakit DM.
6. Pola makan yang baik dapat dijadikan salah satu tindakan pencegahan terhadap timbulnya penyakit DM
7. Pengaturan jumlah makanan, jenis makanan dan jadwal makan (3J) yang baik dapat mengurangi resiko timbulnya penyakit DM
8.
Setiap hari mengonsumsi minuman bersoda, sirup dan minuman berpemanis secara berlebihan, tidak meningkatkan kadar gula darah di dalam tubuh.
9. Mengonsumsi makanan cepat saji secara terus menerus dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit DM
10. Asupan makanan yang dikonsumsi tidak harus disesuaikan dengan kebutuhan energi yang diperlukan oleh tubuh kita
11. Tanpa harus memperhatikan waktu makan, makan makanan yang bergizi tetaplah merupakan pola makan yang sehat
12. Waktu makan yang baik dalam sehari adalah 3 kali yakni sarapan, makan siang, dan makan malam
13. Mengonsumsi makanan yang berlemak tinggi secara berlebihan tidak berpengaruh terhadap timbulnya penyakit DM tipe 2
14. Seorang pasien yang telah menderita diabetes melitus tidak harus menjaga pola makan yang baik karena sudah diberi obat antidiabetes
Keterangan : DM = Diabetes Melitus
33 B. Sikap
Pilihlah jawaban dari pernyataan-pernyataan dibawah ini pada tempat yang telah
disediakan dengan memberi tanda centang (√)
SS : Sangat setuju (bila saya sangat setuju dengan pernyataan yang diajukan)
S : Setuju (bila saya cenderung setuju dengan pernyataan yang diajukan)
TS : Tidak setuju (bila saya cenderung tidak setuju dengan pernyataan yang diajukan)
STS : Sangat tidak setuju (bila saya sangat tidak setuju dengan pernyataan yang
diajukan)
No Pernyataan SS S TS STS
1. Saya lebih memilih untuk melampiaskan kekesalan lewat makan atau ngemil daripada melakukan olahraga
2. Saya merasa mengatur pola makan sehat tidak penting untuk dilakukan, karena saya masih remaja.
3. Saya merasa tidak perlu menjaga pola makan saya karena saya belum menderita DM
4.
Saya lebih suka mengonsumsi makanan berserat seperti buah dan sayuran daripada mengonsumsi berbagai jenis makanan siap saji
5. Saya cenderung makan saat saya lapar tanpa harus melakukan pengaturan jadwal makan secara teratur
6. saya merasa tetap perlu menjaga pola makan sehat walaupun saya tidak mengalami obesitas
7.
Saya lebih suka mengonsumsi air putih dibandingkan mengonsumsi minuman bersoda dan minuman dengan pemanis buatan
8. Saya tidak merasa khawatir untuk mengonsumsi makanan yang manis-manis setiap hari
9. Saya merasa jika langsung tidur setelah makan besar, dapat berpengaruh buruk terhadap kesehatan.
10. Saya lebih suka makan besar hanya dengan nasi dan lauk tanpa menggunakan sayur.
11. Saya merasa perlu memberikan selang waktu antara makan besar minimal tiap 3 jam
12.
Saya lebih suka makan di rumah menggunakan nasi, lauk pauk dan sayuran yang dimasak sendiri dibandingkan makan di tempat makan cepat saji (junk food).
13.
Saya lebih cenderung menghabiskankan uang saku dengan membeli makanan seperti gorengan atau makanan siap saji.
34
Keterangan : DM = Diabetes Melitus
35 C. Tindakan
Dibawah ini adalah pertanyaan tentang makanan yang sering dikonsumsi. Berikan tanda lingkaran pada jawaban yang anda anggap paling tepat.
1. Berapa kali frekuensi makan utama anda dalam sehari? a. Teratur, lebih dari 3 kali
b. Teratur, 3 kali sehari c. Teratur, 2 kali sehari d. Tidak teratur tiap harinya
2. Untuk memenuhi kebutuhan gizi, apa sajakah yang anda makan setiap kali anda makan?
a. Nasi + lauk+ sayur + buah b. Nasi + lauk + sayur c. Nasi + lauk
3. Dari sumber protein hewani berikut mana yang sering anda konsumsi (lebih dari 3 kali dalam seminggu)? (Pilih maksimal 4 jawaban)
a. Daging sapi dengan lemak b. Daging ayam dengan kulit c. Daging ikan
d. Daging sapi tanpa lemak e. Daging ayam tanpa kulit f. Udang
g. Cumi-cumi h. Kepiting i. Telur
4. Dari sumber protein nabati berikut mana yang sering anda konsumsi (lebih dari 3 kali dalam seminggu)? (Pilih maksimal 4 jawaban)
a. Tempe b. Tahu
c. Kacang kedelai d. Kacang tanah e. Kacang mete f. Kacang hijau
5. Berapa porsi anda mengonsumsi sayur dalam sehari ? a. Lebih dari 2 porsi sehari
b. 2 porsi sehari c. 1 porsi dalam sehari
d. Kurang dari 1 porsi dalam sehari
6. Berikut merupakan makanan selingan (snack) yang sering anda konsumsi? a. Buah-buahan
b. Kacang-kacangan c. Kue/roti manis
36
b. Kurang dari 2 kali dalam sehari c. Kurang dari sekali dalam sehari
8. Dalam seminggu, berapa kali anda mengonsumsi makanan cepat saji (fast food) ? a. Lebih dari 3 kali
b. Kurang dari 3 kali c. Kurang dari 1 kali
9. Dalam seminggu berapa kali biasanya anda melewatkan sarapan pagi? a. 3 kali atau lebih
b. Kurang dari 3 kali
c. Tidak pernah sama sekali
10. Dari jenis masakan berikut mana yang sering anda konsumsi? a. Masakan dengan santan
b. Masakan dengan kuah lemak/kaldu c. Masakan yang digoreng
d. Makanan yang ditumis/dikukus/direbus
11. Berapa kali anda mengonsumsi makanan dengan cara digoreng ? a. Lebih dari 1 kali dalam sehari
b. 1 kali dalam sehari
c. 3 kali atau lebih dari 3 kali dalam seminggu d. Kurang dari 3 kali dalam seminggu
12. Berapa kali anda mengonsumsi makanan manis (kue/roti) atau makanan ringan (chiki, chitato) dalam seminggu?
a. 3 kali atau lebih b. Kurang dari 3 kali c. Kurang dari 1 kali
13. Berapa kali anda mengonsumsi minuman seperti teh manis, sirup, atau minuman yang mengandung gula dalam sehari ?
a. 3 kali atau lebih b. Kurang dari 3 kali c. 1 kali
d. Kurang dari sekali
Keterangan : DM = Diabetes Melitus
37 Lampiran 12. Kuesioner penelitian aktivitas fisik
III. AKTIVITAS FISIK A. Pengetahuan
Pilihlah jawaban dari pernyataan-pernyataan dibawah ini pada tempat yang telah
disediakan dengan memberi tanda centang (√)
S : Setuju (bila saya setuju dengan pernyataan yang diajukan)
TS : Tidak setuju (bila saya tidak setuju dengan pernyataan yang diajukan)
No Pernyataan S TS
1. Kurangnya aktivitas fisik dapat menjadi salah satu faktor penyebab timbulnya penyakit DM
2. Pasien yang telah menderita DM tidak perlu melakukan aktivitas fisik secara rutin karena telah diberikan obat antidiabetes
3. Aktivitas fisik hanya perlu dilakukan oleh orang yang telah terkena penyakit DM saja
4. Aktivitas fisik yang kurang di usia muda tidak berpengaruh terhadap risiko timbulnya penyakit DM
5. Rutin melakukan aktivitas fisik adalah salah satu cara mencegah penyakit diabetes melitus tipe 2.
6. Aktivitas fisik tidak harus dilakukan selama berjam-jam, cukup selama 15-30 menit tetapi rutin dilakukan
7.
Melakukan kegiatan ringan dalam keseharian seperti rekreasi, berjalan-jalan di taman, berkebun dan membersihkan pekarangan rumah dapat dikatakan sebagai aktivitas fisik
8. Menghabiskan waktu berjam-jam untuk bermain game ataupun menonton tv tidak berpengaruh terhadap kesehatan.
9. Berolahraga ringan selama 15-30 menit tetapi rutin dilakukan dapat menghindarkan kita dari risiko diabetes.
10. Berolahraga tidak harus dilakukan setiap hari, tetapi cukup 3-5 kali dalam satu minggu.
Keterangan : DM = Diabetes Melitus
38 B. Sikap
Pilihlah jawaban dari pernyataan-pernyataan dibawah ini pada tempat yang telah
disediakan dengan memberi tanda centang (√)
SS : Sangat setuju (bila saya sangat setuju dengan pernyataan yang diajukan)
S : Setuju (bila saya cenderung setuju dengan pernyataan yang diajukan)
TS : Tidak setuju (bila saya cenderung tidak setuju dengan pernyataan yang diajukan)
STS : Sangat tidak setuju (bila saya sangat tidak setuju dengan pernyataan yang
diajukan)
No Pernyataan SS S TS STS
1. Saya merasa tidak perlu berolahraga secara rutin karena saya masih remaja
2. Saya lebih memilih bermain game/gadget didalam rumah daripada beraktivitas diluar rumah
3. Saya lebih memilih melampiaskan kekesalan saya lewat berolahraga daripada lewat makanan
4. Saya merasa tidak perlu untuk berolahraga secara rutin karena saya belum terkena DM
5. Saya menyukai jenis olahraga aerobik seperti jalan kaki, bersepeda santai, jogging, dan berenang
6. Saya lebih memilih hobi seperti menonton dan membaca buku daripada berolahraga.
7.
Saya rutin melakukan olahraga ringan (jogging, jalan sehat, bersepeda) 3 kali dalam seminggu selama 30 menit
8. Saya menyukai aktivitas fisik rutin seperti berkebun ataupun membersihkan pekarangan rumah
9.
Saya lebih memilih gaya hidup sehat seperti sering berjalan kaki, menggunakan tangga (tidak
menggunakan lift)
10. Saya memilih untuk tetap melakukan aktivitas fisik secara rutin walaupun sedang dalam masa liburan
11. Saya lebih menyukai ikut kegiatan ekstrakurikuler dibanding dengan langsung pulang ke rumah.
12. Saya berolahraga kurang dari 15 menit tiap 1 kali berolahraga.
13. Lebih baik olahraga berat tapi tidak teratur daripada olahraga ringan tapi secara teratur.
14. Saya merasa aktivitas fisik hanya dapat dilakukan oleh mereka yang menyukai olahraga saja.
Keterangan : DM = Diabetes Melitus
39 C. Tindakan
Untuk mengisi kuesioner nomor 1 sampai dengan nomor 4 berilah lingkaran pada pilihan sesuai dengan jawaban anda.
1. Bagaimana aktivitas/pekerjaan anda?
a. Aktivitas ringan : bekerja dibengkel, keterampilan reparasi elektronik, membersihkan rumah, aktivitas menulis/belajar.
b. Aktivitas sedang: mencangkul, membawa beban, bersepeda
c. Aktivitas berat: berjalan menanjak dengan beban, mendaki gunung, atlet/ olahragawan.
2. Apakah anda berolahraga? Jika tidak, tidak perlu menjawab pertanyaan nomor
3, 4, 16, 17, 18, dan nomor 19.
a. Ya b. Tidak
3. Jika anda berolahraga : olahraga pertama yang paling sering, termasuk olahraga apakah yang anda lakukan?
a. Tingkat rendah : Billiard, bowling, golf, dll
b. Tingkat sedang : Badminton, bersepeda, menari, berenang, tenis c. Tingkat berat : Beladiri, bola basket, sepakbola, mendayung
4. Jika anda berolahraga: olahraga kedua yang paling sering, termasuk olahraga apakah yang anda lakukan?
a. Tingkat rendah : Billiard, bowling, golf, dll
b. Tingkat sedang : Badminton, bersepeda, menari, berenang, tenis c. Tingkat berat : Beladiri, bola basket, sepakbola, mendayung
Untuk mengisi kuesioner nomor 5 sampai dengan nomor 22 berilah tanda centang
(√) di kolom yang sesuai dengan jawaban anda !
No Pertanyaan Tidak
pernah Jarang
Kadang-kadang Sering Selalu
5. Seberapa sering anda duduk di sekolah/tempat kerja?
6. Seberapa sering anda berdiri di sekolah/tempat kerja?
7. Seberapa sering anda berjalan di sekolah/tempat kerja? 8. Selama di sekolah/tempat
kerja, seberapa sering anda mengangkat beban berat? 9. Apakah anda sering merasa
lelah secara fisik setelah sekolah/kerja?
10. Seberapa sering anda
40
11. Selama waktu senggang apakah anda berolahraga? 12. Seberapa sering anda
menonton televisi, selama waktu senggang?
13. Selama waktu senggang apakah anda berjalan-jalan?
No Pertanyaan Tidak
pernah Jarang
Kadang-kadang Sering Selalu
14. Selama waktu senggang apakah anda bermain sepeda? 15. Seberapa sering anda
berkeringat selama waktu senggang saat melakukan aktivitas?
No Pertanyaan < 1
jam 1-2 jam 2-3 jam 3-4 jam > 4 jam
16. Jika anda berolahraga: olahraga pertama yang paling sering anda lakukan. Berapa jam anda berolahraga dalam seminggu? 17. Jika anda berolahraga: olahraga
kedua yang paling sering anda lakukan. Berapa jam anda berolahraga dalam seminggu?
No Pertanyaan < 1
bulan 1-3 bulan 4-6 bulan 7-9 bulan > 9 bulan
18. Jika anda berolahraga: olahraga pertama yang paling sering anda lakukan. Berapa bulan anda berolahraga dalam setahun? 19. Jika anda berolahraga: olahraga
41
No Pertanyaan < 5
menit
5-15 menit
15-30 menit
30-45 menit
> 45 menit
20. Berapa lama waktu yang anda gunakan untuk berjalan atau bersepeda ketika waktu luang (dalam sehari)?
No Pertanyaan Sangat
berat Berat Sama Ringan
Sangat ringan
21. Bila dibandingkan dengan orang yang sebaya dengan anda, aktivitas anda tergolong? 22. Bila dibandingkan dengan
42
Lampir