• Tidak ada hasil yang ditemukan

Motivasi Ibu dalam Pemanfaatan Posyandu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Motivasi Ibu dalam Pemanfaatan Posyandu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

MOTIVASI IBU DALAM PEMANFAATAN POSYANDU BALITA DI WILAYA KERJA PUSKESMAS TEGAL SARI MEDAN

TAHUN 2014

SYAIDAH AZ – ZUHRO 135102102

PROGRAM STUDI D- IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

(2)
(3)
(4)

MOTIVASI IBU DALAM PEMANFAATAN POSYANDU BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TEGAL SARI MEDAN

TAHUN 2014

ABSTRAK Syaidah Az – zuhro

Latar belakang : Pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan berbasis masyarakat merupakan salah satu pendekatan yang berguna untuk mengatasi masalah yang terkait dengan kesehatan bayi dan balita seperti pemanfaatan posyandu. Hal ini dipengeruhi oleh motivasi ibu untuk membawa balitanya ke posyandu. Motivasi untuk menjadi sehat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang ada pada diri individu tersebut ataupun dari luar individu tersebut yang dikenal dengan motivasi internal dan eksternal.

Tujuan penelitian : Mengetahui faktor - faktor yang memotivasi ibu dalam pemanfaatan posyandu balita di Puskesmas Tegal Sari Medan tahun 2014

Metodologi : Desain penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Jumlah Sampel 64 orang dengan metode pengambilan sampel adalah total sampling. Alat pengumpulan data dengan kuesioner. Analisa data digunakan Univariat

Hasil : Hasil penelitian diperoleh mayoritas motivasi internal ibu berdasarkan faktor kebutuhan sebanyak 46 orang (72%), harapan 58 orang (91%) dan tindakan 58 orang (91%). Motivasi eksternal ibu berdasarkan faktor fasilitas 52 orang (81%), lingkungan 50 orang (78%), penghargaan 62 orang (97%).

Kesimpulan : Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa motivasi internal yang paling memotivasi ibu dalam pemanfatan posyandu balita adalah faktor harapan dana tindakan sedangkan motivasi eksternal adalah faktorpenghargaan. Oleh karena itu motivasi ibu perlu untuk memanfaatkan posyandu balita agar kesehatan balitanya dapat di pantau melalu pogam posyandu.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan

hidayahnya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Motivasi

Ibu Dalam Pemberian Imunisasi Di Klinik Nirmala Krakatau Medan Tahun 2014.

Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis banyak menerima bantuan

moril maupun materil dari berbagai pihak untuk itu penulis ingin mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Nur Asnah Sitohang , S.Kep, Ns, MKep selaku Ketua Program Studi

D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Evi Karota Bukit S.Kp, MNS selaku Dosen Pembimbing yang telah

memberikan bimbingan, arahan, dan masukan kepada penulis dalam

penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. dr. Rina Amelia MARS selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan

bimbingan, arahan, dan masukan kepada penulis dalam penyusunan Karya

Tulis Ilmiah ini.

5. Dr. dr. Sarma N Lumbanraja, SpOG (K) selaku Dosen Penguji II yang

telah memberikan bimbingan, arahan, dan masukan kepada penulis dalam

penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu

pengetahuan, bimbingan serta nasihat selama menjalani penyusunan karya

(6)

7. Kepala Puskesmas Tegal Sari Medan yang telah memberi izin penelitian

mulai dari awal hingga selesainya Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Teristimewa kepada kedua orang tua saya yang telah memberikan cinta

dan kasih sayang serta dukungan moril, materil dan spiritual bagi peneliti

selama menempuh pendidikan di Program Studi D-IV Bidan Pendidik

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

9. Seluruh teman-teman D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara , yang telah memberikan bantuan dan

dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini

Akhir kata dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima

kasih banyak kepada semua pihak yang membantu penulis baik secara

langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah.

Penulis memohon maaf atas segala kekurangan yang telah penulis perbuat,

baik selama pendidikan di program studi DIV bidan pendidik fakultas

keperawatan Universitas Sumatera Utara dan dalam penyusunan karya tulis

ilmiah maupun didalam melakukan penelitian. Semoga Allah SWT selalu

memberikan rahmat dan karuniaNya kepada kita semua.

Medan, Juli 2014

(7)

DAFTAR ISI

(8)

BAB. III KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep ... 25

B. Defenisi Operasional ... 26

BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 29

G. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 32

1. Uji Validitas ... 32

2. Reabilitas ... 33

H. Prosedur Pengumpulan Data ... 33

I. Rencana Analisis Data ... 34

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keterbatasan Penelitian ... 35

B. Hasil Penelitian ... 35

1.1 Motivasi Ibu berdasarkan kebutuhan di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014 ... 44

1.2Motivasi Ibu berdasarkan harapan di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014 ... 46

1.3Motivasi Ibu berdasarkan tindakan di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014 ... 47

2. Motivasi eksternal ... 48

2.1Motivasi Ibu berdasarkan fasilitas di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014 ... 48

2.2Motivasi Ibu berdasarkan lingkungan di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014 ... 49

2.3Motivasi Ibu berdasarkan penghargaan di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014 ... 50

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 51

(9)

1. Bagi Masyarakat ... 53 2. Bagi Puskesmas Tegal Sari Medan ... 53 3. Bagi peneliti lain ... 54

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Defenisi Opersioanal ... 26

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Demografi

Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014 ... 36

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Faktor Kebutuhan di

Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Meadan Tahun 2014... 37

Tabel 5.3 Ditribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Faktor Harapan di

Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014 ... 38

Table 5.4 Ditribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Faktor Tindakan di

Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014 ... 49

Tabel 5.5 Ditribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Motivasi Internal Ibu

Dalam Pemanfaatan Posyandu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas

Tegal Sari Medan Tahun 2014 ... 40

Table 5.6 Ditribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Faktor Fasilitas di

Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014 ... 41

Table 5.7 Ditribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Faktor Lingkungan di

Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014 ... 42

Table 5.8 Ditribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Faktor Penghargaan di

Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014 ... 43

(10)

DAFTAR SKEMA

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar penjelasan kepada responden

Lampiran 2 : Lembar persetujuan menjadi responden

Lampiran 3 : Lembar persetujuan setelah penjelasan

Lampiran 4 : Lembar petunjuk pengisian kuesioner

Lampiran 5 : Lembar Kuesioner

Lampiran 6 : Lembar Content Validity Lampiran 7 : Surat Izin Penelitian

Lampiran 8 : Balasan Surat izin penelitian

(12)

MOTIVASI IBU DALAM PEMANFAATAN POSYANDU BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TEGAL SARI MEDAN

TAHUN 2014

ABSTRAK Syaidah Az – zuhro

Latar belakang : Pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan berbasis masyarakat merupakan salah satu pendekatan yang berguna untuk mengatasi masalah yang terkait dengan kesehatan bayi dan balita seperti pemanfaatan posyandu. Hal ini dipengeruhi oleh motivasi ibu untuk membawa balitanya ke posyandu. Motivasi untuk menjadi sehat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang ada pada diri individu tersebut ataupun dari luar individu tersebut yang dikenal dengan motivasi internal dan eksternal.

Tujuan penelitian : Mengetahui faktor - faktor yang memotivasi ibu dalam pemanfaatan posyandu balita di Puskesmas Tegal Sari Medan tahun 2014

Metodologi : Desain penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Jumlah Sampel 64 orang dengan metode pengambilan sampel adalah total sampling. Alat pengumpulan data dengan kuesioner. Analisa data digunakan Univariat

Hasil : Hasil penelitian diperoleh mayoritas motivasi internal ibu berdasarkan faktor kebutuhan sebanyak 46 orang (72%), harapan 58 orang (91%) dan tindakan 58 orang (91%). Motivasi eksternal ibu berdasarkan faktor fasilitas 52 orang (81%), lingkungan 50 orang (78%), penghargaan 62 orang (97%).

Kesimpulan : Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa motivasi internal yang paling memotivasi ibu dalam pemanfatan posyandu balita adalah faktor harapan dana tindakan sedangkan motivasi eksternal adalah faktorpenghargaan. Oleh karena itu motivasi ibu perlu untuk memanfaatkan posyandu balita agar kesehatan balitanya dapat di pantau melalu pogam posyandu.

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Posyandu adalah suatu forum komunikasi, ahli teknologi dan pelayanan

kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis

dalam mengembangkan sumber daya manusia sejak dini. Sebagai pusat kegiatan

masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan keluarga, keluarga berencana serta pos

kesehatan yang dikelola dan diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan

dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam rangka pencapaian Norma Keluarga

Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS). (Mubarak dan CahyatIn, 2009). Posyandu

merupakan satu bentuk upaya kesehatan yang bersumber daya masyarakat yang

merupakan wujud nyata peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan yang

merupakan strategi tepat untuk melakukan pembinaan kelangsungan hidup dan

perkembangan.(Depkes RI, 2006)

Pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan berbasis masyarakat secara optimal

oleh masyarakat seperti pusat pelayanan terpadu atau posyandu merupakan salah satu

pendekatan dan pelayanan kesehatan dasar ditingkat masyarakat yang berguna untuk

menemukan dan mengatasi masalah yang terkait dengan kesehatan bayi dan balita.

(Depkes RI, 2008). Mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak,

meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan Incident Mortality Rate (IMR), mempercepat penerimaan NKKBS, meningkatkan kemampuan masyarakat

untuk mengembangkan kegiatan kesehatan, dan kegiatan lainnya yang menunjang

peningkatan kemampuan hidup masyarakat yang merupakan tujuan dari

(14)

Berdasarkan hal tersebut diharapkan masyarakat ikut berperan serta dalam

pencapaian derajat kesehatan sebaik – baiknya. Semua manusia mempunyai hak

asasi untuk menentukan standar kehidupan yang adekuat bagi kesehatan dan

kesejahteraan keluarganya termasuk sandang, pangan, papan, pelayanan kesehatan

dan sosial yang mendapat jaminan ketika tidak mempunyai pekerjaan, mengalami

sakit, ketidak mampuan, menjadi janda, lansia atau kekurangan lainnya dalam

kehidupan di lingkungannya.(Anderson, 2006).

Untuk mencapai apa yang menjadi hak tersebut seseorang akan termotivasi

untuk memenuhi haknya, dimana hal ini tidak terlepas dari naluri manusia yang

sangat kuat guna memenuhi sagala kebutuhan fisik maupun psikologisnya. Dalam

hal ini peran serta masyarakat dalam mengelola dan memanfaatkan posyandu sangat

diharapkan agar dapat menigkatkan derajat kesehatan masyarakat itu sendiri.

Motivasi seseorang merupakan kekuatan dasar yang terdapat pada diri seseorang

sehingga ia mau bertindak atau berbuat agar tercapai keseimbangan dalam dirinya.

Posyandu merupakan kegiatan masyarakat terutama oleh ibu, dalam menjaga

kelestarian hidup serta tumbuh kembang anak dan keluarga dengan bantuan lembaga

ahli teknologi yang disediakan oleh pemerintah. (Ahmadi, 2009).

Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan Sumatera Utara, (2009) hingga

tahun 2013 jumlah posyandu di Indonesia yang tersebar di 33 propinsi sekitar

330.000 unit posyandu, jumlah di Sumatera Utara 14.750 unit dengan jumlah sasaran

balita sebanyak 1.571.162 jiwa. Jumlah posyandu di kota Medan sebanyak 1.406 unit

yang mencakup sekitar 70% lingkungan dari sekitr 2000 lingkungan yang ada di kota

Medan. Posyandu yang berada di willayah kerja Puskesmas Tegal Sari Medan pada

(15)

tahun dan balita 6.712 jiwa per tahun. Dimana setiap unit posyandu ini ditempatkan

dekat dengan pemukiman masyarakat agar mudah di jangkau oleh masyarakat.

Namun bila dilihat secara operasional ada beberapa unit posyandu yang tidak

dimanfaatkan oleh masyarakat dengan baik khususnya di Puskesmas Tegal Sari

Mandala III yang menunjukkan rendahnya angka kunjungan balita ke posyandu

disebabkan oleh masih banyak ibu balita yang belum termotivasi untuk membawa

balita ke posyandu, hal ini dikarenakan sering ibu beranggapan bahwa setelah

anaknya mendapat imunisasi campak balita tidak perlu lagi dibawa ke posyandu.

Berdasarkan hasil survey pendahuluan pada tanggal 28 November 2013 didapatkan

data kunjungan balita (Januari - Oktober 2013), rata-rata cakupan kehadiran balita

dari 15 unit Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Mandala III sebagai

berikut pada bulan Januari 2013 sebanyak 102 jiwa, Februari sebanyak 121 jiwa,

Maret sebanyak 103 jiwa, April sebanyak 97 jiwa, Mei sebanyak 99 jiwa, Juni

sebanyak 126 jiwa, Juli sebanyak 102 Jiwa, Agustus sebanyak 101 jiwa, September

sebanyak 98 jiwa, Oktober sebanyak 122 jiwa. Hal ini masih jauh dari jumlah

sasaran yang seharusnya yaitu sekitar 7995 per tahun. (Puskesmas Tegal Sari, 2013)

Sementara itu setiap bulannya pemerintah telah menetapkan jumlah kehadiran

balita sebanyak 70 – 100 orang balita per unit posyandu. Namun hal ini berbeda

dengan jumlah kunjungan yang di dapatkan oleh peneliti dilapangan. Hasil

wawancara dan melihat KMS balita dari 5 ibu balita, ibu balita sudah mengetahui

manfaat kunjungan ke posyandu tetapi malas datang ke posyandu dengan alasan

balitanya sudah mendapatkan imunisasi dasar, balitanya sudah berumur 2 tahun lebih

dan karena pekerjaan yang tidak dapat ditinggalkan. Motivasi seseorang untuk

menjadi sehat dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang ada pada diri individu

(16)

diri individu itu sendiri merupakan dorongan untuk melakukan suatu kegiatan dalam

rangka memenuhi kebutuhan hidupnya yang sering disebut dengan motivasi internal,

sedangkan keadaaan yang datang dari luar individu tersebut merupakan dorongan

yang di pengaruh oleh orang lain maupun lingkungan sekitar yang disebut dengan

motivasi eksternal.(Nasir dan Muhith, 2011)

Berdasarkan rendahnya kehadiran ibu balita pada saat posyandu berlangsung di

posyandu wilayah kerja Puskesmas Tegal Sari, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai “Motivasi Ibu Dalam Pemanfaatan Posyandu Balita

di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Medan.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah

adalah Apakah Motivasi Ibu Dalam Pemanfaatan Posyandu Balita di Wilayah Kerja

Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui motivasi ibu dalam pemanfaatan posyandu balita di wilayah kerja

Puskemas Tegal SariMedan.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus penelitian karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui motivasi internal ibu dalam pemanfaatan posyandu balita di

wilayah kerja Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014.

b. Untuk mengetahui motivasi eksternal ibu dalam pemanfaatan posyandu balita di

(17)

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diberikan pada penulisan karya ilmiah ini adalah

sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti

Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam memberikan dukungan

dengan cara memotivasi ibu dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan yang telah

di sediakan oleh pemerintah sehingga dapat meningkatkan kesehatan balita.

2. Bagi Instansi Pendidikan

Sebagai bahan informasi tentang pelaksanaan posyandu dan menambah

kepustakaan D- IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara.

3. Bagi Tempat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat di jadikan sebagai bahan masukan dan informasi

tentang motivasi ibu dalam pemanfaatan posyandu balita di wilayah kerja

Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun2014.

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Posyandu

1. Defenisi Posyandu

Posyandu adalah suatu forum komunikasi, ahli teknologi dan pelayanan

kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis

dalam mengembangkan sumber daya manusia sejak dini (Mubarak dan Cahyatin,

2009). Posyandu merupakan suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang

dilaksanakan di suatu wilayah kerja puskesmas (Munijaya, 2004). Posyandu

merupakan wadah untuk mendapatkan pelayanan dasar terutama dalam bidang

kesehatan dan keluarga berencana yang di kelola oleh masyarakat, diselenggarakan

oleh kader yang dilatih dibidang kesehatan dan Keluarga Berencana (KB), di mana

anggotanya berasal dari PKK, tokoh masyarakat dan pemudi. (Zulkifli 2003).

Sedangkan penjabaran dalam Depkes RI (2006) bahwa posyandu adalah salah

satu bentuk Upaya Kesehata Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola

dan diselenggarakan oleh dan untuk masyarakat dalam penyelenggaraan

pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan memberikan

kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar.

Sedangkan Menurut Rusmi (2002), posyandu merupakan salah satu bentuk

pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh masyarakat dan untuk

masyarakat dan posyandu terdiri dari posyandu balita dan posyandu lansia.

2. Tujuan Pokok Posyandu

Tujuan pokok posyandu adalah mempercepat penurunan angka kematian ibu

(19)

Mortality Rate), mempercepat penerimaan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS), meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan

kesehatan, dan kegiatan- kegiatan lain yang menunjang peningkatan kemampuan

hidup sehat (Mubarak dan Cahyatin, 2009).

Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakt dilakukan

dalam usaha meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada penduduk

berdasarkan letak geografis. Meningkatkan dan membina peran serta masyarakat

dalam rangka ahli teknologi untuk usaha kesehatan masyarakat (Wahyuningsih, dkk,

2009)

3. Sasaran Posyadu

Sasaran dalam pelaksanaan posyandu yaitu bayi berusia kurang dari 1 tahun,

anak balita usia 1 sampai 5 tahun, ibu hamil, ibu menyusui, ibu nifas, serta wanita

usia subur. (Mubarak dan Chayati, 2009). Bayi kurang dari 1 tahun sering disebut

juga masa postneonatal dengan rentang usia 29 hari sampai 11 bulan. Dimana pada

masa ini terjadi pertumbuhan yang pesat dan proses pematangan yang berlangsung

secara terus menerus, terutama meningkatnya fungsi system saraf. Pada masa ini,

kebutuhan akan pemeliharaan kesehatan bayi yaitu mendapat ASI eksklusif selama 6

bulan penuh, diperkenalkan pada makanan pendamping ASI sesuai umur, imunisasi

sesuai jadwal dan mendapatkan pola asuh yang sesui (Nasir dan Muhith, 2011).

Balita atau masa anak di bawah 5 tahun dengan rentang usia 12 sampai 59

bulan. Pada masa ini kecepatan pertumbuhan menurun dan terdapat kemajuan

perkembangan motorik kasar dan motorik halus serta fungsi ekskresi balita.

Pertumbuhan dasar yang berlangsung pada balita akan mempengaruhi perkembangan

(20)

dan mendapatkan pemeliharaan yang baik dari oang dapat meningkatkan kesehatan

balita. (Nasir dan Muhith, 2011).

Pada kelompok wanita yang masih aktif dalam usia repoduksi merupakan

sasaran dari program posyandu. Selama masa kehamilan diharapakan ibu dan janin

sehat guana meningkatkan kualitas hidup manusia secara umum. Terjadinya

kehamilan merupakan pertemuana antara sperma dan ovum, dan hasil konsepsi ini

berlangsung sampai 9 bulan 10 hari atau 40 minggu. Pemeriksaan rutin yang

dilakukan oleh ibu hamil pada sarana pelayanan kesehatan yang tersedia dapat

menekan angka kematian ibu yang mengalami komplikasi selama kehamilan

(Prawirohrjo, 2009).

Masa nifas dimulai dari kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat reproduksi

kembali normal seperti keadaan sebelum hamil, yang berlangsung antara 6 sampai 8

minggu. Setiap ibu nifas sebaiknya mendapatkan pendidikan kesehatan tentang

perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, cara menyusui yang baik dan

benar, dan perawatan bayi. Informasi ini bisa didapatkan ibu dari puskesmas

maupun posyandu yang ada di tempat ibu tinggal (Wahyuningsih, dkk, 2009).

Wanita usia subur (WUS) adalah wanita yang berada pada usia 15 tahun

sampai 49 tahun. Pelayan reproduksi pada WUS akan meningkatka kualitas sumber

daya manusia, karena periode ini terdiri dari pra konsepsi, konsepsi, pra kelahiran,

pra pubertas atau remaja dan masa reproduksi. Hal ini dapat kita lihat dengan

kemampua wanita memanfaatkan alat reproduksinya dengan meminimalkan resiko

(21)

4. Strata Posyandu

Menurut Wahyuningsih, dkk (2009) starata posyandu terdiri dari 4 strata yang

terdiri dari posyandu pratama (warna merah), posyandu madya (warna kuning),

posyandu purnama, dan posyandu mandiri (warna biru). Posyandu pratama

merupakan posyandu yang masih belum mantap, kegiatannya masih belum bisa rutin

tiap bulan dan kader aktifnya terbatas. Artinya kader yang ada perlu ditambah dan

dilakukan pelatihan dasar lagi. Posyandu madya (warna kuning) posyandu pada

tingkat madya dapat melaksankan kegiatan lebih dari 8 kali pertahun dengan rata –

rata jumlah kader 5 orang atau lebih. Akan tetapi cakupan utamanya (KIA, Gizi,

Imunisasi) masih rendah yaitu kurang dari 50% .

Posyandu Purnama dilaksanakan dengan frekuensi lebih dari 8 kali per tahun,

jumlah rata – rata kader 5 orang atau lebih dan cakupan 5 program utamanya (KB,

KIA, Gizi dan Imunisasi) lebih dari 50%. Sudah ada program tambahan bahkan

mungkin sudah ada dana sehat yang masih sederhana. Posyandu Mandiri (warna

biru) berararti posyandu sudah mampu melakukan kegiatan secara teratur, cakupan 5

program sudah bagus, ada program tambahan dan dana sehat telah menjangkau lebih

dari 50 KK.

5. Tugas kader posyandu balita

Pada setiap pelaksanaan posyandu kader mempunyai tugas yang telah di

tetapkan oleh puskesmas sebelumnya, diamana tugas kader sebelum buka posyandu

adalah menyiapkan alat penimbangan bayi, KMS, alat peraga, alat ukur, zat besi,

vitamin A, vaksin untuk imunisasi, dan oralit. Mengundang dan menggerakkan

masyarakat dengan memberitahukan ibu – ibu untuk datang keposyu. Menghubungi

(22)

dengan meminta mereka untuk memastikan apakah petugas sektor bisa hadir pada

buka posyandu. Melaksanakan pembagian tugas dan menentukan pembagian tugas di

antara kader posyandu baik untuk persiapan maupun pelaksanaan posyandu

(Mubarak dan Chayatin, 2009).

Tugas kader pada saat buka posyandu dkenal dengan 5 meja,dimana setiap

meja di kerjakan oleh 1 orang kader posyandu.adapun tugas meja I posyandu antara

lain Pendaftaran bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, dan pasangan usia subur.

Pencatatan bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, dan pasangan usia subur,

menuliskan nama balita pada KMS dan secarik kertas yang diselipkan pada KMS

serta menuliskan nama ibu hamil pada buku register ibu hamil. Tugas kader

posyandu pada meja II antara lain penimbangan balita , ibu hamil, dan mencatat hasil

penimbangan pada secarik kertas yang akan dipindahkan pada KMS (Mubarak dan

Chayatin, 2009).

Tugas kader posyandu pada meja III terdiri dari pengisian KMS kemudian

memindahkan catatan hasil penimbangan balita dari secari kertas ke dalam KMS.

Tugas kader posyandu pada meja IV setelah diketahui berat badan anak yang naik

atau tidak, ibu hamil dengan resiko tingi, dan PUS yang belum mengikuti KB.

Penyuluhan kesehatan, menjelaskan data KMS atau keadaan anak berdasarkan data

kenaikan berat badan yang digambarkan dalam grafik KMS kepada ibu,bayi balita

dan memberikan penyuluhan kepada ibu dengan mengacu pada data KMS anaknya

atau hasil pengamatan mengenai masalah yang dihadapi. Pelayanan PMT, oralit,

vitamin A, tablet zat besi, pil KB dan kondom (Mubarak dan Chayatin, 2009).

Tugas kader posyandu pada meja V terdiri dari pemberian imunisasi,

pemberian pil tambah darah, vitamin A dan obat – obatan lainnya, pemeriksaan

(23)

suntik. Tugas kader posyandu setelah buka posyandu yaitu memindahkan catatan

dalam kartu menuju sehat ke dalam buku register. Mengevaluasi hasil kegiatan dan

merencanakan kegiatan hari posyandu pada bulan berikutnya. Kegiatan diskusi

kelompok bersama ibu – ibu yang lokasi rumahnya berdekatan. Kegiatan kunjugan

rumah dan mengajak ibu – ibu untuk datang keposyandu pada bulan

berikutnya.(Mubarak dan Chayatin, 2009)

Prinsip dasar posyandu yaitu dimana terdapat perpaduan antara pelayanan

profesional dan nonprofesional (oleh masyarakat), adanya kerja sama lintas program

yang baik (KIA, KB, gizi, imunisasi, penanggulangan diare) maupun lintas sektoral

(Depkes, Depdagri, dan BKKBN) dimana sasarannya penduduk yang sama (bayi 0 –

1 tahun, balita 1 – 4 tahun, ibu hamil dan pasanga usia subur dengan menggunakan

metode pendekatan pengembangan dan Primery Health Care (PHC) (Mubarak dan Chayatin, 2009)

6. Manfaat Posyandu

Beberapa manfaat yang diperoleh dari kegiatan posyandu antara lain tiap

program dapat mencapai hasil yang optimal walaupun sumber dayanya terbatas dan

dapat diperoleh hingga kearah yang lebih baik. Masyarakat memperoleh pelayanan di

satu kesempatan dan satu tempat sekaligus. Dapat menghindari pemborosan waktu.

Tingkat partisipasi masyarakat mencapai target yang diharapkan dan cakupan

pelayanan dapat diperluas sehingga dapat mempercepat terwujudnya peningkatan

(24)

B. Motivasi

1. Defenisi Motivasi

Motivasi berasal dari bahasa Inggris, yakni motivation yaitu maksud ataupun tujuan. Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan seseorang yang dapat

menimbulkan tingkat konsistensi dan antusiasmenya dalam melaksanakan suatu

kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri maupun dari luar

individu tersebut (Nasir dan Muhith,2011)

Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (2003), motivasi diartikan sebuah

usaha-usaha yang menyebabkan seseorang bergerak melakukan sesuatu karena ingin

mencapai tujuan yang dikehendaki. Kekuatan yang datang dari dalam diri maupun

luar diri seseorang yang mampu mendorong seseorang untuk mencapai tujuan

tertentu yang telah ditetapkan sebelumya adalah arti dari motivasi (Uno, 2012)

Menurut Soeroso (2003), motivasi adalah suatu set atau kumpulan perilaku

yang memberikan landasan bagi seseorang untuk bertindak dalam suatu cara yang

diarahkan kepada tujuan spesifik tertentu (specific goal directed way). Menurut Prayitno dan Amti (2004), motivasi adalah motif yang berkembang pada diri

individu yang sewaktu – waktu dapat diaktifkan untuk mendorong terwujudnya suatu

tingkah laku yang dapat meningkatkan pada taraf yang amat tinggi.

Menurut Suarli dan Bahtiar (2009) motivasi adalah karakteristik psikologi

manusia yang memberi konstribusi pada tingkat komitmen seseorang termasuk faktor

– faktor yang mempengaruhi tingkah laku manusia kedalam tekad tertentu.

Mc Donal mendefenisikan motivasi sebagai suatu perubahan tenaga di dalam diri/

pribadi seseorang yang di tandai oleh dorongan efektif dan reaksi – reaksi dalam

(25)

2. Teori - Teori Motivasi a. Teori Abrahan Maslow

Hirarki kebutuhan oleh Abraham Maslow mengatakan bahwa seseorang itu

akan termotivasi untuk melakukan sesuatu karena adanya kebutuhan yang paling

mendasar sampai kebutuhan yang paling tinggi. Dimana kebutuhan merupakan

faktor yang menyebabkan adanya motivasi dalam diri seseorang, yang meliputi

kebutuhan fisiologis, keamanan dan keselamatan, rasa memiliki, harga diri dan

aktualisasi diri (Suarli dan Bahtiar, 2009)

Kebutuhan fisiologis memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki Maslow,

dimana bila seseorang memiliki beberapa kebutuhan yang belum terpenuhi maka hal

yang akan diutamakan adalah kebutuhan fisiologisnya. Sebagai contoh, bila balita

ibu belum mendapatkan imunisasi dasar maka ibu akan berusaha untuk

memenuhinya dengan datang ke posyandu. Kebutuhan keamana dan keselamatan

tercipta bila kebutuhan fisiologis telah terpenuhi maka perhatian akan diarahkan pada

keselamatan. Keselamatan itu, termasuk merasa aman dari setiap jenis ancaman fisik

maupun kehilanagn, serta merasa terjamin dalam malakukan sesuatu. (Uno, 2011)

Kebutuhan akan cinta kasih, memiliki dan dimiliiki meliputi memberi dan

menerima kasih sayang dari orang lain, perasaan dimiliki dan hubungan yang berarti

dengan orang lain dan mendapat tempat atau diakui dalam keluarga, kelompok, serta

lingkungan sosial. Kebutuhan akan harga diri ini tidak bergantung pada orang lain,

ketika semua kebutuhan lain sudah dipuaskan maka seseorang ingin mencapai penuh

potensi dan kemampuannya sehingga penghargaan terhadap diri sendiri akan

tercipta. Kebutuhan akan aktualisasi diri merupakan kebutuhan tahap terakhir

menurut Abraham Maslow dimana kebutuhan ini meliputi kemampuan diri sendiri

(26)

kebutuhan diri sendiri, tidak emosional, mempunyai dedikasi yang tinggi, kreatif dan

mempunyai kepercayaan diri yang tinggi dalam memberikan pemikiran – pemikiran

yang positif bagi orang lain. (Mubarak dan Chayatin, 2007).

Dari hal diatas perlu diperhatiakan hal – hal berikut, saat kebutuhan yang satu

sudah terpenuhi maka akan timbul kebutuhan lain di waktu yang akan datang.

Pemuasan bagi kebutuhan tertentu, terutama kebutuhan fisik dapat bergeser dari

pendekatan kuantitatif menjadi pendekatan kualitatif dalam pemuasannya. Berbagai

kebutuhan tersebut tidak akan mencapai titik jenuh dalam arti suatu kondisi di mana

seseorang tidak lagi dapat berbuat sesuatu dalam pemenuhan kebutuhannya. (Nasir

dan Muhith, 2011)

b. Teori ERG (Existence, Relatednes and Growth) atau teori Keberadaan, Keterkaitan, dan Pertumbuhan.

Oleh Clayton Alderfer mengungkapkan faktor – faktor yang mempengaruhi

terbentuknya motivasi antara lain adanya eksistensi, keterkaitan dan pertumbuhan.

Sebenarnya teori ini banyak mengadopsi dari teori yang sudah di kemukakan oleh

Maslow, sehingga teori ini jarang digunakan. Teori ini dapat disimpulkan bahwa

makin tidak terpenuhinya suatu kebutuhan tertentu maka makin besar pula keinginan

untuk memenuhinya. Kuatnya keinginan memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi

semakin besar apabila kebutuhan yang lebih rendah telah di puaskan. Hal ini berarti

seseorang dapat menyesuaikan diri pada kondisi objek yang dihadapinya ( Nasir dan

Muhith, 2011).

Menurut teori ini, semua kebutuhan itu timbul pada waktu yang sama. Kalau

satu tingkat kebutuhan tertentu tidak dapat dipuaskan maka seseorang itu akan

(27)

terpenuhi. Contoh bila ibu tidak dapat memenuhi kebutuhan pertumbuhan anaknya

maka ibu akan berusaha untuk mendapatkan cara yang dapat membantu

pertumbuhan anaknya agar sesuai dengan tahap tumbuh kembang balita. Dengan

demikian kebutuhan yang tinggi semakin besar apabila kebutuhan yang kecil telah

terpenuhi. (Uno, 2011)

c. Teori Herzberg

Teori ini menyatakan bahwa ketidakpuasan dan kepuasan dalam bekerja

muncul dalam dua dimensi (kelompok faktor) yang terpisah. Dimana motivasi dan

hasil dari motivasi tersebut dapat disesuaikan dengan kepentingan dan tujuan dari

motivasi itu sendiri. Lingkungan merupakan hal utama yang perlu dipehatikan

sehinggan motivasi dapat terbentuk dengan baik ( Soeroso, 2003). Menurut Herzberg

yang termasuk faktor motivasional antara lain pekerjaan seseorang, keberhasilan

yang diraih, kesempatan bertumbuh, kemajuan dalam karier dan pengakuan orang

lain, sedangkan yang menjadi faktor higien atau pemeliharaan mencakupa status

seseorang, hubungan seseorang dengan orang lain, dan hasil yang didapatkan dari

apa yang telah kita lakukan. (Nasir dan Muhith, 2011)

d. Teori Skinner

Teori ini menyatakan bahwa konsekuensi perilaku dimasa lampau

mempengaruhi tindakan dimasa depan. Tindakan merupaka respon dan

kecenderungan menyebabkan pengulangan perilaku yang didahului oleh penguatan

yang dapat dikaitkan dengan adanya stimulus, respon, konsekuensi, dan respon

(28)

tuntas, kita harus memahami respon itu sendiri, dan berbagai konsekuensi yang

diakibatkan oleh respon tersebut (Uno, 2012).

e. Teori Victor Vroom

Motivasi merupakan akibat dari hasil yang ingin dicapai seseorang dimana cara

memilih dan bertindak dari beberapa alternatife perilaku berdasarkan adanya

harapan, apakah ada keuntungan dari masing – masing perilaku tersebut atau tidak.

Harapan yang ada dapat diperoleh pada saat itu juga dan ada pada masa mendatang.

Harapan ini berkaitan dengan keyakinan seseorang mengenai kemungkinan bila

suatu perilaku tertentu akan memberikan hasil tertentu pula.(Nasir dan Muhith,

2011).

Vroom mengembangkan sebuah teori yang didasarkan pada apa yang ia gambarkan sebagai kemampuan yang bersenyawa (valence), alat perantara (instrumentally) dan harapan (expectancy). Kemampuan bersenyawa adalah pilihan lebih baik seseorang akan tercapainya suatu hasil tertentu yang dinilai pada suatu

batasan yang dapat membantu orang tersebut mencapai hasil – hasil lainnya. Dalam

teori ini ada variable lain yang harus diperhitungkan termasuk anggapan orang yang

bersangkutan akan nilai imbalan, sejauh mana orang mengharapkan hasil tertentu dan

arah tindakannya, jumlah upaya yang dikerjakan, kemampuan, perangai, dan

keahlian tertentu yang mempengaruhi cara seseorang melakukan pekerjaan dengan

baik dan bagaimana peran seseorang dalam lingkungannya sehingga bagaimana

seseorang itu merasa apakah imbalan yang didapatkan sesuai dengan harapan

(29)

f. Teori Locke

Dalam teori ini menyatakan bahwa setiap orang akan menetapkan tujuan dan

kemudian bertindak untuk bisa mencapai tujuan tersebut. Orientasi terhadap tujuan

tersebut menentukan bagaimana seseorang berperilaku dan bertindak. Dengan

adanya tujuan dari seseorang maka secara tidak langsung penghargaan akan sejalan

dengan tujuan yang akan dicapai (Suarli dan Bahtiar, 2009). Dalam hal ini berlakulah

apa yang dikenal dengan hukum pengaruh yang menyatakan bahwa menusia akan

cenderung mengulangi perilaku yang mempuyai konsekuansi yang menguntungkan

bagi dirinya dan mengelakkan perilaku yang merugikan bagi dirinya.

Contoh yang sangat sederhana ialah bila ibu balita membawa balitanya ke

posyandu sesuai dengan jadwal yang seharusnya maka orang – orang di sekitar ibu

maupun para kader posyandu akan memberi pujian pada si ibu. Pujian tersebut

berpengaruh pada psikologis ibu dan kesehatan balitanya. Oleh karena itu ibu

tersebut menyenangi konsekensi perilakunya tersebut, ia lalu terdorong bukan hanya

berusaha lebih tekun, tetapi juga berusaha meningkatkan derajat kesehatan balitanya.

(Nasir dan Muhith, 2011)

3. Jenis - jenis motivasi

Jenis motivasi dapat di bagi dalam 2 kelompok dasar yang meliputi motivasi

internal dan motivasi eksternal. Motivasi internal merupakan motif - motif yang

aktif atau berfungsinya motif itu sendiri tidak perlu dirangsang dari luar, karena

dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu, seperti

seoarang ibu akan membawa balitanya untuk datang keposyandu agar balitanya

mendapatkan pelayanan kesehatan dasar seperti imunisasi sedangkan motivasi

eksternal adalah motif – motif yang aktif karena adanya rangsangan dari luar diri

(30)

Bertitik tolak dari pandangan bahwa tidak ada satu model motivasi yang

sempurna dalam hal ini para ilmuwan terus – menerus berusaha mencari dan

menemukan system motivasi yang terbaik, dalam arti menggabungkan berbagai

kelebihan dan model tersebut dalam satu model. Menurut model ini, motivasi

seseorang sangat di pengaruhi oleh berbagai faktor, baik itu yang datang dari dalam

maupun dari luar diri individu itu sendiri. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi

timbulnya motivasi. Faktor – faktor yang mempengaruhi motivasi ini merupakan

teori kaitan imbalan dengan prestasi dan kepuasan dalam motivasi dengan proses

terjadinya motivasi. Sehingga motivasi ini dibagi menjadi motivasi internal dan

motivasi eksternal. Dalam teori kaitan imbalan dengan prestasi ada beberapa faktor

yang termasuk dalam faktor internal motivasi yaitu persepsi, harga diri, harapan,

kebutuhan, tindakan, kepuasan, dan prestasi yang di raih.sedangkan faktor yang

mempengaruhi motivasi eksternal antara lain jenis dan sifat kerja (fasilitas dari

tempat pekerjaan), organisasi yang mendukung, lingkungan yang kondusif dan

imbalan maupun penghargaan dari tempat bekerja.

a. Motivasi internal

Merupakan motif - motif yang aktif atau berfungsinya motif itu sendiri tidak

perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan

untuk melakukan sesuatu. Yang termasuk dalam faktor motivasi internal antara lain

kebutuhan, harapan dan tindakan.

1. Kebutuhan

Menurut Uno, (2011) kebutuhan adalah segala sesuatu yang berhubungan

(31)

aman, cinta kasih, penghargaan dan aktualisasi diri. Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia kebutuhan merupakan suatu aspek psikologis yang menggerakkan

makhluk hidup dalam aktifiasnya dan menjadi dasar atau alasan untuk berusaha,

misalnya seorang ibu akan berusaha memenuhi kebutuhan balitanya untuk menjadi

balita yang sehat, seperti mengikuti imunisasi, pemberian vitamian A dan

penimbangan berat badan balitanya diposyandu dan makanan tambahann yang dapat

membantu perkembangan balitanya.

Menurut Mubaraq dan Chayatin, (2009) kebutuhan dasar manusia disusun

dalam tingkat kebutuhan yang paling dasar yaitu kebutuhan yang paling mendesak

akan lebih di utamakan, sementara kebutuhan yang kurang mendesak di

minimumkan atau kurang diperhatikan bahkan dilupakan. Kebutuhan yang ada pada

manusia bila tidak dapat terpenuhi oleh diri sendiri dapat di sampaikan kepada orang

lain dengan harapan kebutuhan itu akan dapat terpenuhi, misalnya seorang ibu dapat

memperoleh infomasi seputar kesehatan balita dengan bertanya pada kader posyandu

yang ada dilingkungan tempat tinggal ibu. Ada beberapa hal yang dapat menghambat

pemuasan kebutuhan individu antara lain munculnya penyakit, kelelahan,kecemasan,

ketakutan dan munculnya informasi yang tidak jelas serta hubungan antar pribadi

yang menegangkan.(Uno, 2011)

2. Harapan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001) harapan merupakan bentuk

dasar kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapat atau suatu kejadian

akan berbuah baik diwaktu yang akan datang, dimana motivasi merupakan akibat

dari suatu hasil yang ingin dicapai oleh seseorang dan perkiraan yang bersangkutan

(32)

dimasa mendatang, misalnya bila ibu membawa balitanya rutin ke posyandu untuk

terjadi gizi buruk pada balita akan sangat kecil karena kondisi balita akan dapat

dipantu setiap bulannya oleh tenaga kesehatan setiap bulannya.

Sedangkan menurut teori Vroom harapan terjadi jika seseorang sangat menginginkan sesuatu dan harapan memperoleh sesuatu itu cukup besar, yang

bersangkutan akan sangat terdorong untuk memperoleh hal yang diinginkannya dan

harapan ini bisa berdampak saat ini maupun di masa yang akan datang. Dengan

datang ke posyandu untuk mengikuti imunisasi ibu dapat mencegah terjadinya

penyakit infeksi pada balita di masa yang akan datang seperti penyakit TBC,

hepatitis, batuk rejan, polio dan campak. (Nasir dan Muhith, 2011)

3. Tindakan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003) tindakan adalah tersedianya

kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam

dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan yang nyata saat seseorang termotivasi

untuk melakukan sesuatu maka tindakan orang tersebut akan mengarah kepada hasil

yang diinginkannya, misalnya dengan menjadi ibu yang tanggap akan kebutuhan

anaknya merupakan suatu bukti bahawa pemeliharan terhadap kesehatan bayinya

akan terpenuhi.

Tindakan ini disebut juga dengan teori psikoanalitik yang mirip dengan teori insting, tetapi lebih ditekankan pada unsur – unsur kejiwaan yang ada pada diri

manusia. Bahwa setiap tindakan manusia karena adanya unsur pribadi manusia yakni

id dan ego. Hasil yang akan dicapai oleh seseorang merupakan gambaran dari apa yang telah ia lakukan, misalnya dengan datang keposyandu apakah ibu mau memberi

(33)

akan membawa balitanya pada bulan berikutnya ke posyandu walaupun hanya untuk

menimbang berat badan balita.(Sadirman, 2011)

Tindakan adalah terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan yang memerlukan

faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah

fasilitas. Adapun tingkatan tindakan yaitu persepsi dimana tindakan yang akan

diambil dapat dipilih dan dikenal terlebih dahulu, respon terpimpin dapat melakukan

sesuatu sesuai dengan urutan yang benar, mekanisme dimana kebiasaan yang telah

dilakukan dengan benar maka ia sudah mencapai praktek tingkat tiga, dan adaptasi

yang sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut. Cara yang

paling akurat untuk mengukur tindakan atau perilaku adalah melalui pengamatan

(observasi). Namu dapat juga dilakukan melalui wawancara dengan pendekatan

recall atau mengingat kembali perilaku yang telah dilakukan oleh responden beberapa waktu yang lalu. Misalnya untuk mengethui apakah pada saat balita demam

setelah mengikuti imunisasi ibu mau member obat penurunpanas yang telah di

berikan oleh posyandu kepada ibu. (Notoatmodjo, 2007)

b. Motivasi Eksternal

Motivasi eksternal adalah motif – motif yang berfungsi karena adanya

dorongan maupun rangsangan dari luar individu itu sendiri. Ada beberapa faktor

yang mempengaruhi timbulnya motivasi eksternal antara lain adanya fasilitas yang

memadai, lingkungan yang kondusif dan penghargaan yang layak oleh masyrakat

(34)

1. Fasilitas

Fasilitas meliputi saran dan prasarana yang berfungsi untuk memberikan

kemudahan, kelancaran dalam melakukan dan melaksankan aktifitas seseorang.

Sarana dan prasarana pelayanan kesehatan balita ditingkat masyarakat dilakukan

melalui berbagai kegiatan, misalnya posyandu, Bina Keluarga Balita, Kelompok

peminat kesehatan ibu dan anak, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Dengan

tersedianya fasilitas posyadu yang memadai akan memotivasi ibu untuk membawa

balitanya datang ke posyandu. Di posyandu balitan akan mendapatkan imunisasi

dasar lengkap, konseling dan deteksi dini serta stimulasi tumbuh kembang

balita.(Wahyuningtiyas, 2009)

Fasilitas juga merupakan indikator peran pelayanan kesehatan dalam

memberikan pelayanan kepada pasien maupun masyarakat yang membutuhkannya.

Selanjutnya indikator kecukupan fasilitas dalam melayani masyarakat dapat dilihat

pada rasio fasilitas kesehatan per penduduk antara lain rasio puskesmas per

penduduk adalah 1/30.000 orang yang berarti puskesmaa melayani sekitar 30.000

orang penduduk. Fasilitas ini dapat dinilai dengan jumlah kunjungan masyarakat

dalam menggunakan fasilitas yang telah tersedia.(Mubarak dan Chayatin, 2009)

2.Lingkungan

Lingkungan menurut Nasir dan Muhith lingkungan adalah tempat diman kita

tinggal baik internal maupun eksternal yang terdapat pada keluaraga dan masyarakat

untuk melestarikan dan mengembangkan hidup bermasyrakat melalui kegiatan

mengasuh, mendidik dan mengajar serta memecahkan masalah dalam kehidupan

sehari – hari, misalnya dengan kondisi lingkungan yang kondusif ibu akan lebih

(35)

Lingkungan yang baik akan memberikan optimalisasi potensi bawaan yang

positif. Secara garis besar faktor lingkungan dapat dilihat sebelum anak lahir, pada

saat persalinan dan setelah anak lahir. Lingkungan sebelum anak lahir meliputi gizi

ibu hamil, penyakit infeksi stes dan gangguan hormon. Lingkungan pada saat anak

lahir meliputi persalinan lama, perslinan macet dan persalinan dengan letak lintang

maupun sungsang.

Lingkungan anak setelah lahir yaitu gizi anak, penyakit infeksi, gangguan

hormone, kebersihan dan stimulasi perkembangan anak. Pertumbuhan anak dapat

dinilai dengan memantau berat badan, tinggi badan, lingkar kepala. Hal ini dapat kita

peroleh di pelayanan posyandu dengan berpedoman pada kalender tumbuh kembang

balita. Untuk itu di harapkan dengan lingkungan yang kondusif dapat memotivasi ibu

untuk membawa balitanya ke posyandu.

3. Penghargaan

Kebutuhan akan pengakuan orang lain untuk dihargai harus di buktikan dari

kemampuan atau prestasi yang dicapai sesorang dalam kehidupannya.

Pengembangan diri harus berorientasi pada kesuksesan, baik dalam lingkungan

pekerjaan maupun dimasyarakat. John Wereham (1992), yang dikutip oleh Agus

Suryana (2005) mengatakan ada beberapa unsur pokok untuk menjadi pribadi yang

berkembang secara umum antara lain kemampuan menampilkan pesona yang tepat

dari diri kita sendiri, mengelola energi yang baik sehingga kita bisa menjadi orang

yang berguna di masyarakat, mempunyai sasaran hidup yang jelas, mampu

memikirkan manfaat dan kerugian tentang fenomena hidup yang dialami, adanya

kedewasaan emosional dan keteguhan dalam pendirian sehingga tidak terombang –

(36)

Kebutuhan akan penghargaan ini adalah kebutuhan “prestise”dimana semua

orang ingin dihargai dari setiap prestasi yang ia peroleh. Penghargaan dapat

diperoleh apabila yang dianggapnya layak diterima berdasarkan kualifikasi

kepribadian, keterampilan dan pengalamanya. Dalam hal ini menusia cenderung

untuk mengulangi perilaku yang mempuyai konsekuensi menguntungkan bagi

dirinya, contohnya ibu akan berusaha untuk menjaga kesehatan anaknya agar

keluarga menghargai dan mengakui kemampuan ibu dalam merawat anaknya.

Dengan begitu ibu akan terus berusah berbuat sesuatu yang menguntungkan dirinya

dan juga keluarganya. Penghargaan atau rekognasi di dalam suatu organisasi bukan

hanya dalam bentu materi saja, tetapi juga dalam bentuk nonmateri seperti surat

penghargaan, pujian secara lisan, dan perkataan yang baik dari kaderkesehatan

kepada pasien merupakan penghagaan yang baik. Pengaruh – pengaruh pemberian

pengakuan dalam bentuk penghargaan – penghargaan tesebut akan meningkatkan

motivasi ibu dalam mengikuti kegiatan posyandu yang di selenggarakan oleh

puskesmas. (Notoatmodjo, 2007)

4. Fungsi Motivasi

Menurut Sadirman (2011) fungsi motivasi dapat diuraikan menjadi 3 bagian

antara lain mendorong manusia untuk berbuat,jadi sebagai penggerak atau motor

yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari

setiap kegiatan yang yang akan ddilakukan. Menentukan arah perbuatan, yakni

kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan

arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan apa yang harus dikerjakan yang

serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan yang tidak bermanfaat

(37)

5. Ciri – ciri Motivasi

Untuk melengkapi uraian mengenai makna dan teori motivasi , perlu di

kemukakan adanya ciri – ciri motivasi. Motivasi yang ada pada diri setiap orang itu

berbeda dan memiliki ciri – ciri seperti tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi

kesulitan, menunjukkan minat terhadap bermacam – macam masalah khususnya

untuk orang dewasa, lebih senang bekerja mandiri, cepat bosan pada tugas – tugas

yang rutin, dapat mempertahankan pendapatnya, tidak mudah melepaskan hal yang

diyakininya dan senang mencari dan memecahakan masalahnya. (Sadirman, 2011)

6. Unsur - unsur Motivasi

Dengan demikian , motivasi terbentuk berkat adanya unsur- unsur dari

motivasi itu sendiri yang meliputi, motivasi merupan suatu tenaga dinamis manusia

dan munculnya memerlukan rangsangan, baik dari dalam maupun dari luar diri

individu itu sendiri. Motivasi sering kali ditandai dengan perilaku yang penuh emosi.

Motivasi merupakan reaksi pilihan dari beberapa alternative dalam pencapaian

tujuan. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam diri manusia. (Nasir dan

Muhith, 2011)

Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang , berupa ketidak puasan, atau

ketegangan psikologis dapat timbul karena keinginan untuk memperoleh

penghargaan, pengakuan serta berbagai macam kebutuhan. Saat seseorang yang

diasumsikan itu mempunyai kebutuhan akan penghargaan dan pengakuan, maka

(38)

Kategori Motivasi Ibu Dalam Pemanfaatan Posyandu Balita Di Puskesmas Tegal Sari

• Baik • Cukup • Kurang

BAB III

KERANGKA KONSEP

A.Kerangka Konsep

Kerangka konsep bertujuan untuk mengetahui motivasi ibu dalam pemanfaatan

posyandu balita di wilayah kerja Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014.. Hal ini

dapat dilihat dari motivasi ibu, dimana motivasi tersebut terdiri dari dua jenis yaitu

motivasi internal dan motivasi eksternal. Motivasi internal dipengaruhi oleh faktor

kebutuhan, harapan dan tindakan. Sedangkan motivasi eksternal dipengaruhi oleh

faktor fasilitas, lingkungan dan penghargaan. Untuk memperjelas arah penelitian ini

maka dapat digambarkan kerangka konseptual berikut ini.

Skema 3.1. Kerangka Konsep

Motivasi Ibu Dalam Pemanfaatan Posyandu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014

Motivasi ibu dalam pemanfaatan posyandu balita:

• Motivasi Internal - Kebutuhan - Harapan - Tindakan • Motivasi Eksternal

(39)

B. Defenisi Operasional

3.2. Tabel Variable Penelitian

Motivasi Ibu Dalam Peamnfaatan Posyandu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Kecamatan Medan Denai Tahun 2014

(40)

No Variable

6 Fasilitas Ketrsediaan sarana

(41)

No Variable penelitian

Defenisi operasionel

Alat ukur Cara ukur Hasil ukur

Skala ukur

8 Penghargaan Adanya pengakuan orang lain terhadap responden karena sudah membawa balitanya ke Posyandu

Kuesioner Wawancara Baik = 8 – 13 Cukup = 7 – 12 Kurang = 1 – 6

(42)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A.Desain Penelitian

Desain penelitian ini bersifat deskripti dengan pendekatan cross sectional yang artinya rancangan penelitian ini melakukan pengukuran dan pengamatan pada saat

yang bersamaan (sekali waktu) dengan motivasi ibu dalam pemanfaatan posyandu

balita di wilayah kerja Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014 (Hidayat, 2010)

B.Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai balita yang

berumur 6 – 59 bulan dan bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Tegal Sari

Mandala III Medan. Dimana populasi ini diambil dari 15 unit posyandu yang ada di

Tegal Sari Mandala III yaitu lingkungan I 82 jiwa, lingkungan II 110 jiwa,

lingkungan III 72 jiwa, lingkungan IV 80 jiwa, lingkungan V 125 jiwa, lingkungan

VI 70 jiwa, lingkungan VII 82 jiwa, lingkungan VIII 102 jiwa, lingkungan IX 85

jiwa, lingkungan X 128 jiwa, lingkungan XI 130 jiwa, lingkungan XII 120 jiwa,

lingkungan XIII 172 jiwa, lingkungan XIV 103 jiwa , dan lingkungan XV 140 jiwa,

jadi jumlah populasi selurunya 1601 jiwa.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah ibu – ibu yang mempunyai balita berumur 6

– 59 bulan, bersedia menjadi responden, dan bertempat tinggal di wilayah kerja

Puskemas Tegal Sari Mandala III Medan. Sehubungan dengan keterbatasan waktu

(43)

Setelah dilakukan penelitian dan penyebaran kuesioner yang dimulai pada

bulan Februari - Mei peneliti hanya mendapat 64 orang responden. Oleh karena itu

peneliti menggunakan totally sampling dimana sampel yang digunakan adalah sampel yang di temukan pada saat penelitian berlangsung yaitu 64 responden.

C.Tempat Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Tegal Sari Mandal III yaitu, lingkungan V,

lingkungan IX, lingkungan X dan lingkungan XII dan lingkungan XIV yang terletak

di KecamatanTegal Sari Mandala III Medan Denai dan merupakan wilayah kerja

Puskesmas Tegal Sari. Adapun pertimbangan dalam penentuan lokasi penelitian ini

karena lokasi ini memiliki populasi yang diinginkan, tersedianya sumber sampel

yang diharapkan oleh peneliti, biaya dan tenaga serta belum ada penelitian sejenis

dengan judul motivasi ibu dalam pemanfaatan posyandu balita di wilayah kerja

Puskesmas Tegal Sari Medan.

D. Waktu Penelitian

Rangkaian pelaksanaan di mulai bulan Februari sampai dengan Mei tahun 2014.

Dalam kurun waktu tersebut di lakukan pengambilan dan pengolahan data.

E.Etika Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis meminta izin dari Ketua Pelaksana Program

Study D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU dan mengajukan izin ke

Dinas Kesehatan Kota Medan yang diteruskan ke Puskesmas Tegal Sari Medan

untuk mendapatkan persetujuan dalam melakukan penelitian.

(44)

yang akan dilakukan dan apabila responden menolak untuk diteliti maka tidak akan

dipaksakan. Setelah responden memahami maksud dan tujuan peneliti maka

responden diminta untuk menandatangani lembar persetujuan tersebut dan

dilanjutkan dengan pengisian kuesioner. Dalam lembar kuesioner tidak dituliskan

nama responden untuk merahasiakan identitas responden tersebut.

F. Alat Pengumpulan Data

Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang disusun oleh

peneliti sendiri yang berpegangan pada konsep – konsep dan teori dalam penelitian

ini. Kuesioner tersebut terdiri dari dua bagian yaitu kuesioner data demografi dan

kuesioner mengenai faktor – fator yang mempegaruhi motivasi ibu dalam

pemanfaatan posyandu balita.Kuesioner data demografi terdiri dari umur, suku ,

agama, pendidikan dan jumlah anak. Instrument yang kedua adalah kuesioner

tentang motivasi ibu sebanyak 30 pernyataan yang di bagi menjadi 2 kelompok

pernyantaan, dengan kelompok pernyataan pertama berisikan mengenai motivasi

internal sebanyak 15 pernyataan yaitu kebutuhan 5 pernyataan, harapan 5

pernyataan dan tindakan 5 pernyataan. Kelompok pernyataan kedua motivasi

eksternal sebanyak 15 pernyataan yaitu fasilita 5 pernyataan, lingkungan 5

pernyataan, dan harapan 5 pernyataan.

Penilaian variable dalam penelitian ini menggunakan pengukuran skala Likert

dimana bila pernyataan di jawab sangat setuju maka nilainya 4, setuju nilainya 3,

tidak setuju nilainya 2, sangat tidak setuju nilainya 1. Sebelum menentukan baik,

cukup, kurang pada motivasi internal dan motivasi eksternal responden dalam

pemanfaatan posyandu balita terlebih dahulu di tentukan panjang kelas. Nilai

(45)

nilai rendahnya 5. Hasil ukur untuk motivasi di kategorikan baik, cukup dan kurang

(Hidayat, 2007)

Untuk mendapatkan kiteria tersebut digunakan perhitungan sebagai berikut:

P = ������� �����

��������� �����

Keterangan

P = Panjang kelas interval

Rentang = nilai tertinggi – nilai terendah

Banyaknya kelas = Jumlah kategori

Menentukan skor terbesar = 5 X 4 = 20 dan skor terkecil 5 X 1 = 5

Menentukan nilai entang (R)

Rentang = skor terbesar – skor terkecil

= 20 – 5 = 15

Menentukan nilai panjang kelas (i) = P = �������

������ �����

=

15

3

= 5

1. Baik : apabila 13 - 18 jawaban benar

2. Cukup : apabila 7 - 12 jawaban benar

3. Kurang : apabila 1 – 6 jawaban benar

G.Uji Validitas dan Reabilitas 1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan suatu instrument

penelitian. Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mngukur apa yang

(46)

(Arikunto, 2007). Uji validitas dilakukan secara conten validity kepada orang yang dianggap ahli hal ini dilakukan oleh Ibu Febrina Oktavinola Kaban, SST, M.keb pada

tanggal yang sebelumnya sudah dikionsultasikan dengan dosen pembimbing dan skor

CVI nya adalah 0,79

2. Realibilitas

Realibilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat

dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti sejauh mana alat tersebut tetap

konsisten bila dilakukan beberapa kali pengukuran dengan menggunakan alat ukur

yang sama. (Notoatmodjo, 2005). Uji reabilitas ini diujikan bersamaan pada saat

dilakukan penyebaran kuesioner kepada reponden di puskesmas Tegal Sari Medan.

Skor korelasi dari uji reabilitas diperoleh nilai koefisien alpha crombak dan selanjutnya akan dinilai dengan menggunakan komputerisasi. Hasil penilai uji

reabilitasnya adalah 0.84

H. Prosedur Pengumpulan data

Pengumpulan data di lakukan dengan cara sebagai berikut yang pertama adalah

peneliti menyerahkan lembar kuesioner kepada calon responden dengan meminta

persetujuan (inform consent) ibu, apabila ibu setuju untuk menjadi responden maka responden akan menandatangani lembar persetujuan untuk menjadi responden.

Peneliti menjelaskan bagaiman cara mengisi jawaban dari kuesioner yang di

berikan. Agar pengumpulan data berjalan dengan cermat dan teliti, peneliti akan

mengawasi atau mendampingi responden pada saat pengisian kuesioner. Setelah

responden selesai menjawab kuesioner yang dibagikan selanjutnya peneliti

mengumpulkan kembali lembar kuesioner tersebut. Setelah kuesioner terkumpul

(47)

Pengolahan data dilakukan dengan cara komputerisasi. Menurut Hastono

(2007) ada empat tahapan dalam pengolahan data yang harus dilalui yaitu a) Editing memeriksa kelengkapan data yang sudah terkumpul, bila terdapat kesalahan atau

kekurangan dalam pengumpulan data akan diperbaiki dengan memeriksanya dan

melakukan pendataan ulang.b) Coding merupakan kegiatan merubah data berbetuk huruf atau memberi tanda atau kode tertentu pada data yang tercatat dalam kuesioner.

c) Processing adalah memperoses data agar data yang sudah di entry dapat di analisis, dilakukan dengan meng – entry data dari kuesioner ke paket program computer. d) Cleaning merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di entry apakah ada kesalahan atau tidak.

I. Analisa Data

Semua data terkumpul dilakukan analisa data kembali dengan memeriksa data

kuesioner apakah jawaban sudah lengkap atau benar (editing ). Kemudian data diberi kode (coding) untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data dan pengolahan data serta pengambilan kesimpulan data yang dimasukkan kedalam table.

Entry data dalam computer dan dilakukan dengan menggunakan teknik komputerisasi. Tahap terakhir dilakukan cleaning yakni memeriksa semua data yang telah dimasukkan kedalam program computer guna menghindari terjadinya

kesalahan.

Analisa data dalam penelitian ini adalah univariat dan bersifat deskriptif. Semua variabel dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan komputer untuk

menghitung frekuensi dan persentasenya. Dari pengolahan data deskriptif, data yang

bersifat kategori disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan presentase.

(48)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu peneliti hanya menguraikan

gambaran tentang motivasi ibu dalam pemanfaatan posyandu balita di Puskesmas

Tegal Sari Medan Tahun 2014 dimana setiap variable yang diteliti pada saat yang

bersamaan dengan menggunakan desain studi cross sectional, hasil penelitian ini hanya dapat menguraikan tentang kehadiran ibu yang datang ke posyandu saja,

sementara itu ibu yng tidak hadir pada saatposyandu berlangsung tidak dapat di

ketahui motivasinya dalam pemanfaatan posyandu balita. Dalam hal ini peneliti juga

mengalami kendala dalam mendapatkan sejumlah sampel penelitian yang

diharapakan menjadi subjek dikarenakan pada saat posyandu berlangsung ibu yang

datang ke posyandu tidak sesuai dengan prediksi jumlah atau lebih sedikit dari

jumlah yang diperkirakan pada saat posyandu berlangsung.

B. Hasil Penelitian

Hasil dari penelitian yang berjudul Motivasi Ibu Dalam Pemanfaatan Posyandu

Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014, kuesioner

diberikan kepada 64 orang responden yang mempunyai balita dan hasil tersebut

dapat dilihat pada tabel demografi yang meliputi karakteristik responden dan tabel

motivasi yang meliput i motivasi internal dan motivasi eksternal sebagai berikut

(49)

1. Data Demografi

Hasil penelitian terhadap 64 orang responden dapat dilihat hasil data demografi

yang meliputi karakteristik responden sebagai berikut yaitu mayoritas ibu yang

memanfaatkan posyandu balita di Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014 berada

pada pada umur < 30 tahun sebanyak 54 orang (85%) dan pada usia > 30 tahun

sebanyak 10 orang (15%) , sedangkan berdasarkan pendidikan ada pada tingkat

pendidikan SMA sebanyak 35 orang (54%), Perguruan Tinggi 14 orang (21%),

sementara itu mayoritas pekerjaan ibu ialah Ibu Rumah Tangga sebanyak 25 orang

(39%), wiraswasta 18 orang (28%) dan ibu yang memiliki anak dengan jumlah satu

orang maupun dua orang 42 orang (64%) dan minoritas pada ibu dengan jumlah

anak ≥ 3 yaitu 10 orang (17%). Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.1 sebagai beikut:

Tabel 5.1

Karakteristik Distribusi Frekuensi Responden Ibu balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014 n = 64

Karakteristik Frekuensi Persentase

(50)

2. Motivasi Internal

2.1 Faktor Kebutuhan

Distribusi frekuensi dan persentase motivasi ibu berdasarkan faktor harapan

dalam pemanfaatan posyandu balita di Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014

dapat di lihat pada tabel berikut:

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Responden Motivasi Ibu Dalam Pemanfaatan Posyandu Balita Berdasarkan Faktor Kebutuhan di Wilayah Kerja Puskesmas

Tegal Sari Medan Tahun 2014 n = 64

Dari penelitian yang dilakukan terhadap 64 responden dapat diperoleh hasil

dari faktor kebutuhan yaitu mayoritas responden menjawab setuju dimana ibu mau

datang keposyandu untuk mendapatkan informasi mengenai kesehatan balitanya

sebanyak 44 orang (68%) dan ibu datang keposyandu agar balitanya mendapatkan

vitamin A yang akan di berikan pada usia 6 bulan berjumlah 29 orang (45%).

Sedangkan pada jawaban minoritas setelah mendapatkan makanan tambahan dari

posyandu kenaikan berat badan dan tinggi badan balita sesuai dengan buku KMS

yang dimiliki oleh balita tersebut. No Pernyataan

1. Ibu ke posyandu untuk mendapatkan

imunisasi dasar lengkap sesuai jadwal.

37 (42)

27 (58)

0 0

22. Ibu ke posyandu untuk mendapatkan vitamin

A pada usia balita 6 bulan.

29

3. Di posyandu ibu mendapatkan makanan

tambahan seperti bubur susu.

8

55. Setelah mendapatkan PMT di posyandu BB

dan TB balita sesuai dengan KMS.

(51)

2. 2. Faktor Harapan

Distribusi frekuensi dan persentase motivasi ibu berdasarkan faktor harapan

dalam pemanfaatan posyandu balita di Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014

dapat di lihat pada tabel berikut:

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Responden Motivasi Ibu Dalam Pemanfaatan Posyandu Balita Berdasarkan Faktor Harapan di Wilayah Kerja Puskesmas

Tegal Sari Medan Tahun 2014 n = 64 6. Setelah mendapatkan imunisasi dasar

lengkap, balita tidak akan mudah terjangkit infeksi seperti Polio, TBC, Campak dan Hepatitis.

7. Setelah mendapatkan vitamin A, ibu berharap agar balitanya terhindar dari rabun senja maupun kebutaan.

39

8. Setelah mendapatkan makanan tambahan dari posyandu ibu berharap gizi balitanya dapat terpenuhi.

5

9. Informasi mengenai pertumbuhan dan perkembangan balita yang disampaikan oleh petugas kesehatan sesuai dengan harapan ibu.

9

10. Dengan bertambah berat badan balita sesuai usia balita, ibu berharap kesehatan balta sehat

Dari penelitian yang dilakukan terhadap 64 responden dapat diperoleh hasil

mengenai faktor harapan yaitu mayoritas responden menjawab setuju adalah

informasi mengenai pertumbuhan dan perkembangan balita yang disampaikan oleh

petugas kesehatan sesuai dengan harapan ibu berjumlah 43 (67%) orang dan balita

yang mendapatkan makanan tambahan dari posyandu ibu berharap gizi balitanya

(52)

2.3. Faktor Tindakan

Distribusi frekuensi dan persentase motivasi ibu berdasarkan faktor tindakan

dalam pemanfaatan posyandu balita di Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014

dapat di lihat pada tabel berikut:

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Responden Motivasi Ibu D alam Pemanfaatan Posyandu Balita Berdasarkan Faktor Tindakan di Wilayah Kerja Puskesmas

Tegal Sari Medan Tahun 2014 n = 64

11 Ibu membawa balitanya ke posyandu

sesuai jadwal kunjungan pada buku KMS balita

12 Ibu mau memberi makanan tambahan

dari posyandu kepada balitanya.

12

13 Meskipun pada bulan lalu balita damam

setelah di imunisasi ibu tetap datang ke posyandu pada bulan berikutnya.

21

14 Bila balita demam setelah di imunisasi

ibu mau memberi obat penurun panas dari posyandu menimbang berat badan balitanya.

11

Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 64 responden dapat diperoleh

hasil mengenai faktor tindakan yaitu mayoritas responden menjawab setuju adalah

bila jadwal imunisasi balita pada bulan berikutnya tidak ada, ibu tetap mau

membawa balitanya ke posyandu walaupun hanya untuk menimbang berat badan

balitanya, berjumlah 46 (71%) orang dan meskipun pada bulan lalu balita mengalami

demam setelah mendapatkan imunisasi ibu tetap mau datang ke posyandu pada bulan

(53)

mendapatkan imunisasi ibu mau memberi obat turun panas yang di berikan oleh

petugas kesehatan berjumlah 41 (64%) orang.

Dari ke tiga faktor motivasi diatas dapat di uraikan bahwa motivasi ibu dalam

pemanfaatan posyandu balita berdasarkan motivasi internal dikatagorikan baik dapat

di lihat pada tabel berikut:

Tabel 5. 5

Distribusi Frekuensi Responden Motivasi Internal Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014 n = 64

Uraian Baik

n (%)

Cukup n %)

Kurang n (%)

Kebutuhan 46 (72) 18 (28) 0

Harapan 58 (91) 6 (9) 0

Tindakan 58 (91) 6 (9) 0

Dari penelitian yang dilakukan terhadap 64 orang responden maka diperoleh

hasil bahwa motivasi internal ibu dalam pemanfaatan posyandu balita di Puskesmas

Tegal Sari Medan Tahun 2014 yang terdiri dari tiga faktor yaitu faktor kebutuhan,

harapan dan tindakan yaitu ibu yang termotivasi untuk membawa balitanya datang

keposyandu berdasarkan faktor kebutuhan dikategorikan baik sebanyak 46 (72%)

orang dan dikategorikan cukup sebanyak 18 orang (28%), sedangkan berdasarkan

faktor harapan dikategorikan baik sebanyak 58 (91%) orang dan dikategorikan cukup

sebanyak 6 orang (9%) dan berdasarkan faktor tindakan dikategorikan baik sebanyak

Gambar

Tabel 5.1
Tabel 5.2
Tabel 5.3
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Motivasi Ibu D alam Pemanfaatan Posyandu Balita
+6

Referensi

Dokumen terkait

Pemerintah berupaya meminimalisasi permasalahan kesehatan balita dengan mendirikan sarana pelayanan kesehatan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Pemanfaatan Posyandu oleh Ibu

Dwi Hartati, 2010, Efektivitas Simulasi Monopoli Penilaian Status Gizi Balita Posyandu untuk Meningkatkan Kemampuan Kader di Puskesmas I Tegal Selatan Kota Tegal Tahun 2009,

Kemampuan kader dalam penelitian ini menunjukkan tentang gambaran status gizi balita Posyandu di Puskesmas I Tegal Selatan yang diharapkan dengan tingginya pengetahuan dan

Untuk mengetahui hubungan Hubungan Pendidikan, Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita dengan Partisipasi Ibu dalam Membawa Balita ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas

Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan pengetahuan ibu balita dengan kunjungan ke posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Mokoau (ρ Value =0,000), terdapat

Untuk mengetahui apakah ada Pengaruh Sosio-Ekonomi, Pengetahuan, dan Sikap Ibu Terhadap Pemanfaatan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Martubung Kecamatan

Distribusi responden berdasarkan hubungan peran serta kader dengan kunjungan balita di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Pineleng menunjukkan bahwa kunjungan balita

Untuk mengetahui faktor-faktor yang paling berhubungan dengan pemanfaatan posyandu lansia di puskesmas Amplas tahun 2019...