FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Posyandu oleh Ibu Balita Diwilayah
Kerja Puskesmas Johan Pahlawan Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat
Oleh : Dwi Maulidar
Saya adalah mahasiswi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan. Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan. Tujuan penelitian ini untuk melihat gambaran Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Posyandu oleh Ibu Balita Diwilayah Kerja Puskesmas Johan Pahlawan Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat
Saya berharap jawaban yang diberikan sesuai dengan pendapat sendiri tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Saya menjamin kerahasiaan pendapat dan identitas saudara. Informasi yang saya peroleh hanya akan dipergunakan untuk pengembangan ilmu keperawatan dan tidak akan dipergunakan untuk maksud-maksud lain.
Partisipasi saudara dalam penelitian ini bersifat bebas untuk ikut menjadi peserta penelitian atau menolak, tanpa ada sanksi apapun. Jika saudara bersedia menjadi peserta penelitian ini, silakan saudara menandatangani kolom dibawah ini.
Tanda Tangan :
Tanggal :
KUESIONER PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN POSYANDU OLEH BALITA DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS JOHAN PAHALAWAN KECAMATAN JOHAN PAHLAWAN KABUPATEN ACEH
BARAT I. Identitas Responden
Petunjuk Pengisian :
a. Menjawab setiap pernyataan yang tersedia dengan memberikan tanda checklist (√ ) pada tempat yang tersedia.
b. Semua pernyataan harus dijawab.
c. Tiap satu pernyataan ini diisi dengan satu jawaban.
d. Bila ada yang kurang dimengerti dapat ditanyakan pada peneliti.
1. No. Responden :
2. Alamat :
3. Umur :……….tahun
4. Pendidikan :
SD SMP SMA
Perguruan tinggi 5. Pekerjaan :
Bekerja Tidak Bekerja 6. Penghasilan :
500.000-1.000.000 >1.000.000
7. Jumlah Anggota keluarga : II. Kuesioner Pemanfaatan Posyandu
Petunjuk pengisian :
Bacalah pernyataan ini dengan baik, kemudian berilah tanda checklist (√) pada jawaban
yang sesuai dengan pilihan anda
No Pernyataan Ya Tidak
Pengetahuan
1. Posyandu merupakan tempat yang paling mudah untuk mendapatkan pengobatan
2. Penyelenggaraan posyandu dilakukan dengan pola lima meja
3. Posyandu memberikan pelayanan sesuai dengan jadwal buka posyandu yang telah ditetapkan
4. Pelayanan kesehatan posyandu meliputi pelayanan kesehatan KIA, KB, imunisasi dan pengobatan
5. Tujuan posyandu adalah untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak
6. Posyandu dapat mengamati perkembangan dan pertumbuhan anak-anak balita.
7. Sasaran posyandu adalah balita, ibu hamil, ibu menyusui dan PUS (Pasangan Usia Subur)
Sikap
8. Bila sibuk, apakah Ibu akan tetap menyempatkan membawa balita ke posyandu
10. Bila balita sedang sakit, Ibu tetap melakukan kunjungan ke posyandu.
11. Ibu mendukung kegiatan posyandu karena dapat meningkatkan kesehatan balita.
12. Ibu mengikuti penyuluhan yang diadakan oleh posyandu secara rutin
Kepercayaan
13. Pemeriksaan yang ada di posyandu penting dilakukan untuk menjaga kesehatan balita
14. Ibu meyakini posyandu dapat memberikan manfaat bagi kesehatan balita
15. Ibu mempercayai posyandu untuk memeriksakan kesehatan balita
Persepsi
16. Pemeriksaan ke posyandu tidak akan mengganggu pekerjaan ibu
17. Menurut ibu, keberadaan posyandu bermanfaat bagi kesehatan balita
18. Sarana kesehatan yang digunakan di posyandu sudah lengkap dan sesuai dengan jenis kegiatan
19. Petugas kesehatan mampu memberikan pelayanan kesehatan yang baik
20. Ibu merasa puas dengan pelayanan posyandu
Nilai-Nilai
21. Ibu beranggapan balita akan sakit setelah diimunisasi di posyandu
23. Di dalam keluarga Ibu, berkunjung ke posyandu sangat penting dilakukan setiap bulannya.
24. Ibu mengikuti posyandu untuk melakukan pemeriksaan kesehatan balita
UJI RELIABILITAS
Responden P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 X X2
1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 17 289
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 19 361
3 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 11 121
4 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 16 256
5 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 21 441
6 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 21 441
7 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 23 529
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 24 576
9 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22 484
10 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 22 484
11 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 22 484
12 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 21 441
13 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 18 324
14 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 18 324
15 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 19 361
16 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 18 324
17 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 20 400
18 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 16 256
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 625
Np 19 13 20 19 14 20 19 12 9 11 20 13 19 19 17 11 20 12 17 16 8 11 18 20 19 396 8050
p 0,95 0,65 1 0,95 0,7 1 0,95 0,6 0,45 0,55 1 0,65 0,95 0,95 0,85 0,55 1 0,6 0,85 0,8 0,4 0,55 0,9 1 0,95
q 0,05 0,35 0 0,05 0,3 0 0,05 0,4 0,55 0,45 0 0,35 0,05 0,05 0,15 0,45 0 0,4 0,15 0,2 0,6 0,45 0,1 0 0,05
pq 0,0475 0,227
5 0 0,0475 0,21 0 0,0475 0,24 0,2475 0,2475 0 0,2275 0,0475 0,0475 0,1275 0,2475 0 0,24 0,12
Rumus Varians
Vt
=
=
=
=
Rumus KR-20
r
=
(
r
=
(
r
=
( )
(
)
CURRICULUM VITAE
Nama
: Dwi Maulidar
Tempat/Tanggal Lahir
: Latong, 25 November 1988
Agama
: Islam
Alamat
: Jln. Kiblat, Lr. Damai, Desa Gampa
Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh
Barat.
Pendidikan
:
1.
TK Muhammadiyah Jeuram Tahun 1993-1994
2.
MIN Drien Rampak Meulaboh Tahun 1994-2000
3.
SLTP Negeri 3 Meulaboh Tahun 2000-2003
4.
SMA Negeri 2 Meulaboh Tahun 2003-2006
5.
Poltekkes NAD Keperawatan Meulaboh Tahun 2006-2009
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, A. 1996. Menjaga Mutu Pelayanan kesehatan, Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.
Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta.
Azwar, Saifuddin. 2003. Reliabilitas dan Validitas, Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Depkes. 1994. Posyandu, Jakarta.
. 1997. Buku Kader Posyandu, Jakarta : Depkes . 2006. Modul Pelatihan Revitasi Posyandu, Jakarta.
. 2008. Tentang Pedoman Teknis Pengorganisasian Dinas Kesehatan
Daerah. Jakarta.
Damanik, D.M. Henny. 2008. Persepsi Masyarakat Tentang Pelayanan Perawatan
Kesehatan Mayarakat dan Pengaruhnya terhadap Pemanfaatan Puskesmas Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan.
Danandjaja, A. 1985. 0TPola Sistem Nilai Para Manajer di Indonesia0T. Jakarta :
Disertasi Psikologi F. Psikologi UI
Effendi, N. 1998. Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jakarta : EGC.
Eka Sari. 2007. Keperawatan Komunitas : Upaya Memandirikan Masyarakat untuk
Hidup Sehat, Jakarta : Trans Info Media.
Gizikesmas. 2007. Posyandu. http//gizikesmas.mutiply.com/Journal/item/4/posy andu, diakses tanggal 07 April 2011.
Hidayat, 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis, Jakarta : Salemba Medika.
Jerald Greenberg. Managing Behavior in Organization. 5P
th
P
Edition. (New Jersey: Pearson Education, Inc., 2010), p. 195-196.
Kresno, 2008. Laporan Penelitian Study Pemanfaatan Posyandu di Kel.Cipinang
Muara Kec.Jatinegara Kodya Jakarta Timur, http//cariebookgratis.com.
Diakses tanggal 17 Maret 2011.
Muninjaya. 2004. Manajemen Kesehatan, Jakarta : EGC.
Mubarak, Iqbal Wahit. 2005. Ilmu Keperawatan Komunitas 1, Jakarta : Sagung Seto.
Nasution, Aman. 1997. Administrasi Kesehatan Masyarakat, Medan : USU Press. Notoadmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta.
. 2001. Peran Pelayanan Kesehatan Swasta dalam Menghadapi
Masa Krisis, Jakarta : Suara Pembaruan Daily.
Nursalam. 2009. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan
Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan, Jakarta :
Salemba Medika.
Pamungka s, Lia. (2008). Hubungan Antara Faktor Pengetahuan, Sikap dan
Kepercayaan Dengan Perilaku Ibu Berkunjung ke Posyandu di Kelurahan Grabag Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang.
http://eprints.undip.ac.id/9281/1/artikel.pdf, diunduh tanggal 19 Januari. Robbins, Stephen P, (2008). Perilaku Organisasi 2 (ed 12). Jakarta : Salemba Empat. Stephen P. Robbins and Thimoty A. Judge. Organization Behavior. (New Jersey:
Perason Education, Inc., 2009), p. 458
Slameto, 2003. Belajar dan faktor2 yang mempengaruhinya. Jakarta:Rineka Cipta Sunaryo, 2004. Psikologi untuk keperawatan. EGC:Jakarta.
Syafrudin, 2009. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Masyarakat untuk Mahasiswa
Kebidanan, Jakarta : Trans Info Media.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa,2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ke-3. Jakarta: Balai Pustaka.
Walgito, 2004. Pengantar psikologi umum. Yogyakarta:Andi Yogyakarta
Widiaastuti, I Gusti Agung Ayu Mas dan Kristiani. Pemanfaatan Pelayanan
BAB 3
KERANGKA KONSEP PENELITIAN
1. Kerangka Kerja Penelitian
Berbagai pandangan telah diungkapkan para ahli tentang Posyandu dan pada prinsipnya hampir sama dimana menitikberatkan pada peran serta masyarakat dalam usaha meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Ekasari (2007) menjelaskan Posyandu adalah wahana pemberdayaan masyarakat, yang dibentuk dan dikelola oleh masyarakat, dengan bimbingan dari petugas Puskesmas, lintas sektor dan lembaga terkait lainnya untuk menyelenggarakan lima program prioritas secara terpadu pada satu tempat dan pada waktu yang sama guna meningkatkan kemampuan masyarakat agar hidup sehat. Hal ini juga dicanangkan oleh pemerintah untuk mengaktifkan Posyandu secara nasional sebagai upaya optimalisasi pemanfaatan Posyandu oleh ibu-ibu balita.
Skema 1 : Kerangka kerja penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan Posyandu oleh ibu balita diwilayah kerja Puskesmas kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.
Dalam pelaksanaan pemanfaatan pelayanan kesehatan khususnya Posyandu dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor sehingga dapat dilihat atau disimpulkan bahwa, perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, persepsi dan nilai-nilai yang belaku dalam masyarakat tersebut.
3. Definisi Operasional
3.1. Pemanfaatan Posyandu oleh Ibu Balita adalah penilaian Ibu yang memiliki balita terhadap tindakannya memanfaatkan dan mengikuti kegiatan Posyandu secara rutin setiap bulan untuk memantau kesehatan balitanya.
3.2. Pengetahuan adalah penilaian Ibu balita terhadap segala sesuatu yang diketahuinya berkaitan dengan pelayanan dan kegiatan yang tersedia di Posyandu dan pemanfaatan Posyandu.
Ibu Balita diwilayah kerja Puskesmas Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan
Posyandu oleh Ibu Balita : 1. Pengetahuan
2. Sikap
3.3. Sikap adalah penilaian ibu balita terhadap tindakan dan responsnya dalam mengikuti dan memanfaatkan kegiatan di Posyandu.
3.4. Kepercayaan adalah penilaian ibu balita terhadap pengalamannya dalam mengikuti kegiatan di Posyandu serta keyakinannya bahwa pelayanan Posyandu untuk meningkatkan kesehatan.
3.5. Persepsi adalah penilaian ibu balita tentang pendapat atau cara berpikirnya terhadap kegiatan Posyandu, petugas kesehatan, serta sarana dan prasarana Posyandu.
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
1. Desain Penelitian
Desain penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif yang bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan Posyandu oleh ibu balita diwilayah kerja Puskesmas Johan Pahlawan Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.
2. Populasi dan Sampel 2.1. Populasi
Populasi penelitian adalah seluruh ibu-ibu yang mempunyai balita yang pernah mendapatkan pelayanan di 22 Posyandu yang berada di wilayah kerja Puskesmas Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat.
2.2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang akan diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Dalam penelitian ini, jumlah sampel sebanyak 40 orang dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
total sampling, yaitu penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel ( Hidayat, 2007).
3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Posyandu Aneuk Lon Sayang dan Posyandu Al-Hijrah di Desa Blang Beurandang, di wilayah kerja Puskesmas Johan Pahlawan Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat. Pemilihan tempat ini didasarkan pada alasan: Posyandu Aneuk Lon Sayang dan Posyandu Al-Hijrah Blang Beurandang, merupakan Posyandu yang paling aktif dalam kegiatan Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Johan Pahlawan, daerah tersebut juga sangat dikenal oleh peneliti, dan belum ada yang melakukan penelitian yang sama di tempat tersebut. Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret 2011.
4. Pertimbangan Etik
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti telah menjelaskan kepada responden tentang manfaat penelitian ini. Kemudian, partisipasi responden dalam penelitian dihindarkan dari keadaan yang tidak menguntungkan. Peneliti pun telah meyakinkan partisipasi responden bahwa peneliti terikat oleh etika penelitian. Sebab itu, peneliti tidak mempergunakan informasi yang diberikan oleh responden dalam hal-hal yang dapat merugikan responden dalam bentuk apa-pun, kecuali untuk kepentingan penelitian ini sendiri.
persetujuan (Informed consent). Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembar data (kuesioner) yang diisi oleh responden. Lembar tersebut diberi nomor kode tertentu. Peneliti menjamin kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden. Peneliti hanya melaporkan kelompok data tertentu saja sebagai hasil penelitian. Selama proses pengambilan data, tidak timbul tekanan psikologis pada responden yang diteliti, sehingga tidak timbul efek yang merugikan responden, sesuai dengan pendapat Hidayat (2007).
5. Instrumen Penelitian
Informasi responden dan data penelitian diperoleh dengan instrumen penelitian berupa kuesioner yang disusun sendiri oleh peneliti dengan berpedoman pada kerangka konsep dan tinjauan pustaka.
Kuesioner tersebut dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama kuesioner berupa data demografi responden yang meliputi alamat, umur, pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan jumlah anggota kelurga yang terdiri dari dari 7 pertanyaan. Bagian ini tidak diteliti, hanya untuk mengetahui karakteristik dari responden.
menggunakan dua kemungkinan pilihan jawaban yaitu “Ya” dan “Tidak” (Nursalam, 2009).
Pertanyaan yang digunakan dalam kuesioner ini bersifat positif. Bila pertanyaan dengan jawaban ya maka nilainya 1 dan jawaban tidak maka nilainya 0 (Ya=1 dan Tidak=0).
6. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Validatas adalah suatu pengukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen dalam mengumpulkan data (Nursalam, 2009). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang teliti secara tepat (Arikunto, 2002). Uji Validitas dilakukan dengan metode validitas isi, yaitu mensyaratkan bahwa instrumen dibuat mengacu pada isi yang dilakukan dengan meminta orang yang ahli. Uji validitas dalam penelitian ini tidak dilakukan atau divalidasi oleh ahli dibidangnya karena keterbatasan waktu penelitian. Akan tetapi, validasi dilakukan dalam konteks Posyandu di bawah supervisi dosen pembimbing.
dilakukan dengan formula K-R 20. Setelah pengumpulan data terhadap 20 reponden di Posyandu wilayah kerja Puskesmas Johan Pahlawan, Aceh Barat diperoleh hasil 0,717. Menurut Sugiono (2006), sebuah instrumen dikatakan
reliabel apabila koefisien reliabilitasnya di atas 0,60.
7. Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data, peneliti melakukan tahapan kegiatan sebagai berikut: pertama, peneliti mengajukan surat permohonan izin melakukan penelitian pada institusi pendidikan (Fakultas Keperawatan Sumatera Utara);
kedua, peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada Kepala
8. Analisis Data
Setelah semua data terkumpul, dilakukan analisis data melalui beberapa tahapan, antara lain, tahap pertama editing, yaitu mengecek nomor responden dan kelengkapannya serta memastikan semua jawaban telah diisi sesuai petunjuk. Tahap yang kedua coding, yaitu memberi kode atau angka tertentu pada kuisioner untuk mempermudah waktu melakukan tabulasi dan analisis. Tahap yang ketiga
processing , yaitu memasukkan data dari kuisioner ke dalam program computer.
Tahap keempat adalah cleanig, yaitu mengecek kembali data yang telah di-entry untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak.
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini dipaparkan hasil penelitian dan pembahasan setelah dilakukan analisis data faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan Posyandu oleh ibu balita di wilayah kerja Puskesmas Johan Pahlawan Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat.
1. Hasil Penelitian
Dalam bab ini dideskripsikan tentang karakteristik responden dan gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan Posyandu oleh ibu balita di wilayah kerja Puskesmas Johan Pahlawan Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat.
Tabel di bawah ini menunjukkan bahwa mayoritas ibu-ibu yang aktif mengikuti kegiatan Posyandu berusia 25-29 tahun (38%), kebanyakan berpendidikan SMA (45%), mayoritas tidak bekerja (75%), mayoritas berpenghasilan Rp 500.000-Rp1.000.000 (73%), dan memiliki jumlah anggota keluarga 4 orang (32%).
Tabel 2 di bawah ini menunjukkan bahwa seluruh responden (100%) menyatakan Posyandu sebagai tempat paling mudah mendapatkan pengobatan, pelaksanaannya sesuai jadwal yang telah ditetapkan, dan Posyandu dapat mengamati perkembangan dan pertumbuhan anak balita. Mayoritas responden (98%) menyatakan pelayanan kesehatan Posyandu meliputi KIA, KB, Imunisasi dan pengobatan.
Tabel 2. Distribusi frekuensi dan persentase responden berdasarkan pengetahuan ibu balita terhadap pemanfaatan Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat (n=40)
No Pertanyaan 1 Posyandu tempat tempat paling mudah
mendapatkan pengobatan 40 (100) 0 (0 )
2 Posyandu dilaksanakan sesuai jadwal yang telah
ditetapkan 40 (100) 0 (0)
3 Posyandu dapat mengamati perkembangan dan
pertumbuhan anak balita 40 (100) 0 (0)
4 Pelayanan kesehatan Posyandu meliputi KIA, KB,
imunisasi dan pengobatan 39 (98) 1 (2)
5 Tujuan Posyandu adalah untuk mempercepat
penurunan angka kematian ibu dan anak 38 (95) 2 (5) 6 Sasaran Posyandu adalah balita, ibu hamil, ibu
menyusui dan PUS (pasangan usia subur) 34 (85) 6 (15) 7 Penyelenggaraan Posyandu dilakukan dengan pola
Tabel 3 menunjukkan (100%) ibu balita bersikap bahwa walaupun ibu merasa balitanya sehat tetap datang ke Posyandu, mendukung kegiatan Posyandu karena dapat meningkatkan kesehatan, dan mengikuti penyuluhan yang diadakan oleh Posyandu secara rutin.
Tabel 3. Distribusi frekuensi dan persentase responden berdasarkan sikap ibu balita terhadap pemanfaatan Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat (n=40)
No Pertanyaan 8 Walaupun merasa balitanya sehat, Ibu tetap datang
ke Posyandu 40 (100) 0 (0)
9 Ibu mendukung kegiatan Posyandu karena dapat
meningkatkan kesehatan 40 (100) 0 (0)
10 Ibu mengikuti penyuluhan yang diadakan oleh
Posyandu secara rutin 40 (100) 0 (0)
11 Bila sibuk, apakah ibu akan tetap menyempatkan
membawa balita ke Posyandu 39 (98) 1 (2)
12 Bila balita sedang sakit, Ibu tetap melakukan
kunjungan ke Posyandu 37 (93) 3 (7)
Tabel 4. Distribusi frekuensi dan persentase responden berdasarkan kepercayaan ibu balita terhadap pemanfaatan Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat (n=40)
No Pertanyaan
Frekuensi Ya
n (%)
Tidak n (%) 13 Pemeriksaan yang ada di Posyandu penting
dilakukan untuk menjaga kesehatan balita 40 (100) 0 (0 ) 14 Ibu meyakini Posyandu dapat memberikan
manfaat bagi kesehatan balita 40 (100) 0 (0 ) 15 Ibu mempercayai Posyandu untuk memeriksakan
kesehatan balita. 39 (98) 1 (2)
Tabel 5. Distribusi frekuensi dan persentase responden berdasarkan persepsi ibu balita terhadap pemanfaatan Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat (n=40)
No Pertanyaan
Frekuensi Ya
n (%)
Tidak n (%) 16 Menurut ibu, keberadaan Posyandu
bermanfaat bagi kesehatan balita 40 (100) 0 (0) 17 Sarana kesehatan mampu memberikan
pelayanan kesehatan yang baik 40 (100) 0 (0) 18 Ibu merasa puas dengan pelayanan Posyandu 39 (98) 1(2) 19 Pemeriksaan ke Posyandu tidak akan
mengganggu pekerjaan Ibu 38 (95) 2 (5)
20 Sarana kesehatan yang digunakan di Posyandu sudah lengkap dan sesuai dengan jenis kegiatan
37 (93) 3 (7)
Tabel 6. Distribusi frekuensi dan persentase responden berdasarkan nilai-nilai ibu balita terhadap pemanfaatan Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat (n=40)
No Pertanyaan
Frekuensi Ya
n(%)
Tidak n(%) 21 Di dalam keluarga Ibu berkunjung ke Posyandu
sangat penting dilakukan setiap bulannya 40 (100) 0 (0) 22 Ibu meyakini bahwa Posyandu dapat memberikan
solusi kesehatan balita 40 (100) 0 ( 0)
23 Ibu mengikuti Posyandu untuk melakukan
pemeriksaan kesehatan balita 38 (95) 2 (5) 24 Menurut Ibu, Posyandu mempengaruhi kesehatan
dan pertumbuhkembangan balita 4 (10) 36(90) 25 Ibu beranggapan balita akan sakit setelah
2. Pembahasan
Data hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum ibu-bu balita memiliki pengetahuan tentang Posyandu. Hal itu terlihat dari hasil kuesioner penelitian, pengetahuan ibu balita tentang Posyandu, menunjukkan lebih dari 85% responden mengetahui manfaat Posyandu. Dari hasil penelitian tersebut hanya pertanyaan tentang penyelenggaraan Posyandu dilakukan dengan pola lima meja saja yang memberikan respon bahwa mereka tidak tahu hal tersebut. Begitu juga tentang sasaran Posyandu, hanya 15% responden menyatakan tidak tahu jika sasaran Posyandu itu adalah balita, ibu hamil, ibu menyusui, dan pasangan usia subur. Dengan demikian, penelitian ini menyimpulkan bahwa ibu balita memiliki pengetahuan tentang Posyandu. Artinya, Posyandu bukan lagi hal yang asing bagi ibu-ibu yang memiliki balita. Hal ini disebabkan keberadaan dan aktifitas Posyandu yang ada di lingkungan cukup aktif dan juga sosialisasi yang sangat gencar oleh kader-kader Posyandu. Hasil penelitian ini sekaligus menguatkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pamungkas (2008) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu balita dengan perilaku kunjungan ibu ke Posyandu di Jawa Tengah.
Posyandu akan memberikan dampak positif bagi ibu-ibu tersebut dalam memanfaatkan Posyandu.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa seluruh ibu balita bersikap tetap selalu datang ke Posyandu walaupun ibu merasa balitanya sehat, dan mereka menyatakan mendukung kegiatan Posyandu karena dapat meningkatkan kesehatan balita. Selain itu, seluruh ibu-ibu balita menyampaikan bahwa mereka mengikut i penyuluhan yang diadakan oleh Posyandu secara rutin. Dengan demikian, ibu-ibu balita cenderung bersikap untuk memanfaatkan Posyandu. Hal ini juga di sampaikan dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh Pamungkas (2008) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sikap ibu balita dengan perilaku kunjungan ibu ke Posyandu di Jawa Tengah.
manfaat bagi kesehatan balita. Namun, ada 2 % ibu-ibu yang menjadi responden yang menyatakan tidak mempercayai Posyandu untuk memeriksa kesehatan balita. Angka 2% ini tidak dapat menunjukkan kasus secara umum sebab angka ini sangat kecil. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pamungkas (2008) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kepercayaan ibu balita dengan perilaku kunjungan ibu ke Posyandu di Jawa Tengah.
Sebagaimana dikatakan oleh Robbins (2008), bahwa kepercayaan adalah suatu sejarah, proses dependen yang didasarkan pada contoh-contoh pengalaman yang relevan namun terbatas. Dikaitkan dengan data penelitian, kepercayaan ibu-ibu terhadap Posyandu bisa dipastikan tidak serta-merta timbul, tetapi dibangun oleh sebuah sejarah panjang keterlibatan atau partisipasi ibu-ibu tersebut di dalam kegiatan Posyandu.
terhadap pelayanan di Posyandu, jumlah mereka sekitar 2% saja. Meskipun angka ini cukup kecil, tampaknya para kader Posyandu harus juga lebih meningkatkan pelayanan agar dapat mencapai angka 100%.
Sebagaimana pendapat Slameto (2003), persepsi merupakan proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia, melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya melalui indera penglihat, pendengar, peraba, dan penciuman. Berkaitan dengan hasil penelitian, persepsi ibu-ibu balita tentang Posyandu dibentuk pula oleh lingkungan dan pengalaman ibu-ibu tersebut. Sebab itu, perlu diperhatikan pernyataan ibu-ibu yang mengatakan bahwa sarana di Posyandu belum lengkap dan pelayanan Posyandu belum memuaskan. Persepsi ibu-ibu balita sehubungan dengan sarana yang dimiliki oleh Posyandu mungkin harus diperhatikan. Hal ini ditunjukkan pula dari hasil penelitian Widiastuti dan Kristiani (2006) yang menunjukkan adanya pengaruh persepsi ibu balita tentang dukungan sarana terhadap pemanfaatan Posyandu.
sebaliknya, yaitu tidak percaya Posyandu berpengaruh terhadap kesehatan dan tumbuhkembang balita. Akan tetapi, seluruh ibu-ibu menyatakan bahwa penting untuk melakukan kunjungan ke Posyandu sebulan sekali. Bahkan, pernyataan itu dikaitkan dengan keluarga mereka. Artinya, bisa jadi mereka akan menganjurkan anggota mereka yang menjadi ibu balita untuk datang rutin ke Posyandu. Hal itu tampaknya berkaitan dengan anggapan mereka bahwa mengikuti Posyandu dapat memberikan solusi kesehatan balita, 100% responden menyatakan hal ini. Begitu pun, mereka (sebanyak 95%) menganggap bahwa mengikuti Posyandu adalah untuk melakukan pemeriksaan kesehatan balita.
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpukan hal-hal sebagai berikut.
Pertama, umumnya ibu-ibu balita yang dijadikan responden memiliki pengetahuan
tentang Posyandu, terbukti 85% responden menyatakan mengetahui manfaat posyndu. Kedua, seluruh ibu balita (100%) bersikap tetap datang ke Posyandu walaupun ibu merasa balitanya sehat. Hal ini menunjukkan ibu-ibu balita balita bersikap memanfaatkan posyandu setiap bulannya. Ketiga, ibu-ibu balita memiliki kepercayaan terhadap Posyandu terlihat dari keseluruhan responden (100%), mereka meyakini pemeriksaan yang ada di Posyandu penting dilakukan untuk menjaga kesehatan balita dan Posyandu dapat memberikan manfaat bagi kesehatan balita.
Keempat, masih ada ibu balita memiliki persepsi belum puas terhadap sarana
2. Saran
2.1. Pelayanan Keperawatan
Dari hasil penelitian yang dilakukan disarankan pada pelayanan keperawatan dan kader-kader Posyandu agar mempertahankan atau meningkatkan lagi pelayanan yang mereka berikan kepada ibu-ibu balita agar mencapai kepuasan yang lebih bagus. Dengan demikian, kunjungan ibu-ibu balita ke Posyandu tetap ramai setiap dilaksanakan kegiatan Posyandu sehingga Ibu-ibu balita benar-benar dapat memanfaatkan pelayanan Posyandu setiap bulannya.
2.2. Profesi Keperawatan
Dari hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan dan menambah wawasan keilmuan dalam pemanfaatan Posyandu oleh Ibu-ibu balita, peningkatan layanan yang semakin baik akan membuat kepercayaan Ibu-ibu terhadap Posyandu akan semakin meningkat sehingga Posyandu akan menjadi ujung tombak kesehatan masyarakat. Sebab itu, para kader harus terus dilatih dan bekerja keras menghidupkan kegiatan-kegiatan di Posyandu
2.3. Penelitian Selanjutnya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. Sistem Pelayanan Kesehatan 1.1. Defenisi
Kata pelayanan diturunkan dari kata kerja melayani yang bermakna ‘membantu menyiapkan (mengurus) apa-apa yang diperlukan seseorang’(KBBI,2000). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2000), kata
pelayanan didefinisikan sebagai ‘perihal atau cara melayani’. Senada dengan
pengertian itu, Soetanto (dalam Mubarok, 2005) mengatakan bahwa pelayanan merupakan kegiatan dinamis berupa membantu menyiapkan, menyediakan, memproses, dan membantu keperluan orang lain.
Kata kesehatan didefinisikan oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia sebagai ‘keadaan (hal) sehat’. Kata sehat sendiri bermakna ‘baik seluruh badan serta bagian-bagiannya (bebas dari sakit)’. Secara harfiah, pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai ‘perihal atau cara melayani seseorang yang berhubungan dengan keadaan (hal) sehat’ orang tersebut. Sebagai sebuah sistem, Lovey dan Loomba (dalam Mubarak, 2005) mengatakan bahwa sistem pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok ataupun masyarakat.
bagian penting dalam pelayanan kesehatan, diharapkan juga pelayanan secara berkualitas dapat diberikan para perawat.
1.2.Bentuk Pelayanan Kesehatan
Ada lima bentuk pelayanan kesehatan sebagaimana dikatakan Notoadmodjo (2001). Kelima bentuk pelayanan kesehatan itu meliputi sistem pelayanan pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas), sistem pelayanan terpadu, pos obat desa (POD), Poliklinik desa (Polindes), dan perbaikan sanitasi lingkungan.
1.3. Sistem Pelayanan Terpadu
Sistem merupakan suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu sama lain dan mempunyai suatu tujuan jelas. Komponen suatu sistem terdiri dari input, proses, output, effeck, outcome dan mekanisme umpan balik. Hubungan antara komponen-komponen sistem ini berlangsung secara aktif dalam suatu tatanan lingkungan (Muninjaya, 2004).
Input adalah sumber daya atau masukan yang dikonsumsi oleh suatu system.
Sumber daya suatu system adalah man, money, material, method, minute, dan
market, disingkat dengan 6M. Di dalam system Posyandu yang menjadi sumber
Money adalah dana yang dapat digali dari swadaya masyarakat dan yang
disubsidi oleh pemerintah. Material adalah tersedianya sarana yang dibutuhkan seperti vaksin, jarum suntik, kartu menuju sehat (KMS), alat timbang, obat-obatan, oralit, alat keluarga berencana (KB) dan sebagainya. Method adalah teknik pelaksanaan kegiatan diantaranya cara penyimpanan vaksin, cara mencampur oralit, cara mencatat dan melaporkan data, cara memberikan penyuluhan dan sebagainya. Minute adalah waktu yang disediakan untuk suatu kegiatan yandu yang biasanya dilaksanakan sekali dalam sebulan, dan market adalah masyarakat dan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti lokasi kegiatan yandu, transport, sistem kepercayaan masyarakat dibidang kesehatan dan sebagainya (Muninjaya, 2004).
Proses yaitu semua kegiatan sistem. Melalui proses akan diubah input menjadi output. Proses dari sistem pelayanan terpadu adalah semua kegiatan pelayanan terpadu mulai dari persiapan bahan, tempat dan kelompok penduduk sasaran yang dilakukan oleh staf Puskesmas dan kader (Muninjaya, 2004).
PUS dan ibu hamil yang tidak membawa balita setelah didaftar lansung menuju meja empat (Depkes, 1997).
Kegiatan di meja tiga adalah pencacatan. Catat hasil penimbangan berat badan balita di KMS dengan cara menarik garis putus-putus tegak sesuai dengan bulan penimbangan dan garis putus-putus datar sesuai dengan hasil penimbangan dan kilogram. Pertemuan pada kedua garis-garis putus tersebut ditandai dengan menulis titik (Depkes, 1997).
Kegiatan di meja empat adalah penyuluhan mengenai KB, imunisasi, diare, perbaikan gizi, pentingnya air susu ibu (ASI), dan pentingnya vitamin A dan zat besi. Kemudian pemberian makanan tambahan misalnya pemberian bubur kacang hijau, pemberian vitamin A, oralit dan tablet zat besi (Depkes, 1997).
Kegiatan di meja lima adalah pemberian imunisasi diantaranya BCG, Campak, DPT, Hepatitis B, dan Polio. Selanjutnya pemeriksaan kehamilan, pelayanan KB, pemeriksaan kesehatan dan pengobatan. Untuk meja satu sampai meja empat dilaksanakan oleh kader kesehatan, tetapi untuk meja lima dilaksanakan oleh petugas kesehatan di antaranya; dokter, bidan, perawat, juru imunisasi dan sebagainya.
Output yaitu hasil langsung (keluaran) suatu sistem, yang menjadi output
dalam sistem pelayanan terpadu adalah produk program yandu. Dalam hal ini yang dimaksud dengan produk adalah cakupan kelima program yandu untuk masing-masing kelompok penduduk sasaran. Cakupan program yandu terdiri dari jumlah anak yang ditimbang, jumlah bayi dan ibu hamil yang imunisasi, jumlah pasangan usia subur (PUS) yang diberikan pelayanan KB (Muninjaya, 2004).
Effeck yaitu hasil tidak langsung yang pertama dari proses suatu sistem.
1.4. Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan
Pemanfaatan adalah penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan yang disediakan baik dalam bentuk rawat jalan, rawat inap, kunjungan rumah oleh petugas/tenaga kesehatan ataupun bentuk kegiatan lain dari pemanfaatan pelayanan kesehatan tersebut. Untuk melihat sejauh mana pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh masyarakat diperlukan evaluasi yang cermat agar dapat ditelaah dan dicari jalan keluar yang sesuai sehingga diharapkan pemanfaatan pelayanan kesehatan akan lebih baik pada masa yang akan datang (Azwar, 1999 dalam skripsi Damanik, 2008).
Menurut Azwar (1996), suatu pelayanan kesehatan harus memiliki berbagai persyaratan pokok. Syarat pokok yang dimaksud adalah persyaratan pokok yang dapat memberi pengaruh kepada masyarakat dalam menentukan pilihannya terhadap penggunaan jasa pelayanan kesehatan, antara lain :
(1) Ketersediaan dan Kesinambungan Pelayanan
Syarat pokok pelayanan kesehatan yang baik adalah pelayanan kesehatan tersebut harus tersedia di masyarakat serta bersifat berkesinambungan. Artinya semua jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat tidak sulit ditemukan. Serta keberadaannya dalam masyrakat adalah pada setiap saat yang dibutuhkan. (2) Dapat Diterima dan Wajar
(3) Mudah Dicapai
Syarat pokok ketiga adalah mudah dicapai oleh masyarakat. Pengertian ketercapaian yang dimaksud disini terutama dari sudut lokasi. Bila fasilitas ini mudah dijangkau dengan menggunakan alat-alat transportasi yang tersedia maka fasilitas ini akan banyak dipergunakan.
(4) Mudah Dijangkau
Syarat pokok keempat adalah mudah dijangkau oleh masyarakat. Pengertian keterjangkauan yang dimaksud di sini terutama sedikit biaya, untuk dapat mewujudkannya harus dapat diupayakan biaya pelayanan kesehatan tersebut sesuai dengan kode etik serta standar yang telah ditetapkan.
(5) Bermutu
Syarat pokok kelima pelayanan kesehatan yang baik adalah yang bermutu yaitu yang menunjukkan pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, yang di satu pihak dapat memuaskan pemakai jasa pelayanan dan di pihak lain tata cara penyelenggaraan sesuai dengan kode etik serta standar yang telah ditetapkan.
2. POSYANDU (Pos Pelayanan Terpadu)
tumbuh kembang anak, dengan alih teknologi dari pemerintah. Dengan demikian masyarakat tidak selalu bergantung pada pemerintah, dan suatu saat nanti akan mandiri. Kemudian, masyarakat akan membawa dampak kemandirian keluarga, ibu dan individu (Syafrudin, 2009).
2.1. Defenisi Posyandu
Kegiatan di Posyandu merupakan kegiatan nyata yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, kader-kader kesehatan yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari Puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar. Karena, Posyandu adalah forum yang menjembatani ahli teknologi dan ahli kelola untuk upaya-upaya kesehatan yang profesional kepada masyarakat agar dapat hidup sehat (Ekasari, 2007).
Selain ikut berperan dalam peningkatan kesehatan, masyarakat juga dapat melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan aktivitas Posyandu. Hal ini sesuai dengan wacana yang dikembangkan pemerintah yaitu model pembangunan partisipasi dimana pentingnya pemberdayaan masyarakat (Soetedjo, 2005).
Menurut Effendi (1998) kehadiran Posyandu merupakan salah satu bentuk penerapan dalam pemberian asuhan keperawatan kesehatan masyarakat yang mengutamakan upaya promotif dan preventif dengan tidak melupakan upaya kuratif dan rehabilitatif.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Posyandu adalah merupakan wahana pemberdayaan masyarakat, yang dibentuk dan dikelola oleh masyarakat, dengan bimbingan dari petugas Puskesmas, lintas sektor dan lembaga terkait lainnya untuk menyelenggarakan lima program prioritas secara terpadu pada satu tempat dan pada waktu yang sama guna meningkatkan kemampuan masyarakat agar dapat hidup sehat (Ekasari, 2007).
2.2. Tujuan Penyelenggaraan Posyandu
kemampuan masyarakat untuk melaksanakan kegiatan lainnya yang menunjang, sesuai dengan kebutuhan.
Untuk mencapai tujuan di atas tentunya sangat tergantung pada upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan sejauh mana peran serta masyarakat dalam pelaksanaan program Posyandu. Salah satu upaya pemerintah untuk mencapai tujuan Posyandu adalah revitalisasi Posyandu. Hakekat dilaksanakannya revitalisasi Posyandu adalah sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dasar dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat (Soedirdja, 2001).
Posyandu sebaiknya berada di tempat yang mudah didatangi masyarakat dan tempatnya ditentukan sendiri oleh masyarakat. Dengan demikian, kegiatan Posyandu dapat dilaksanakan di pos pelayanan yang sudah ada, di rumah penduduk, balai desa, tempat pertemuan RW/RT atau di tempat khusus yang dibangun oleh masyarakat. Sasaran utama penyelengaraan Posyandu adalah bayi/balita, ibu hamil/ibu menyusui, dan Wanita Usia Subur (WUS) atau Pasangan Usia Subur (PUS) (Ekasari, 2007).
anemia dan terhadap PUS agar menjadi peserta KB lestari, diikuti dengan pemberian kondom, pil ulangan atau tablet busa. Selanjutnya yang terakhir meja (5) pelayanan teknis kesehatan, meliputi : pelayanan KIA, KB, Imunisasi dan Pengobatan (Ekasari, 2007).
2.3. Program dan Sasaran Posyandu
Program Posyandu yang (1) adalah KIA. Indikator yang strategis untuk mewakili kegiatan pokok KIA adalah pemeriksaan ibu hamil dan cakupan TT2, mengamati perkembangan dan pertumbuhan anak-anak balita, memberikan nasehat tentang makanan, mencegah timbulnya masalah gizi karena kekurangan protein dan kalori dan memperkenalkan jenis makanan tambahan, memberikan pelayanan KB kepada PUS, merujuk ibu-ibu atau anak-anak yang memerlukan pengobatan, mengadakan latihan untuk dukun bersalin. Kemudian (2) adalah KB. Mengadakan penyuluhan KB, baik di Puskesmas maupun pada saat mengadakan kunjungan rumah, Posyandu, pertemuan dengan kelompok-kelompok masyarakat di dusun (PKK, dasa wisma, dsb). Termasuk dalam kegiatan untuk PUS, menyediakan alat-alat kontrasepsi, mengadakan kursus Keluarga Berencana untuk para dukun bersalin. Dukun diharapkan bisa dan bersedia menjadi motivator KB untuk ibu-ibu yang mencari pertolongan pelayanan dukun.
Tetanus, Difteri, Batuk rejan (pertusis), Polio Nyelitis, Campak dan Hepatitis B, pemberantasan vektor dilakukan dengan penyemprotan menggunakan insektisida,
Fogging dan abatisasi untuk DHF, Oiling, Drynage, genangan air, dan perbaikan
sistem pembuangan sampah untuk pemberantasan malaria. Dan (4) Upaya Peningkatan Gizi yaitu untuk memantau pertumbuhan anak melalui penimbangan anak secara rutin setiap bulan, di Puskesmas atau di Pos timbangan/Posyandu. Melakukan pemeriksaan HB dan BB ibu hamil secara rutin, mengembangkan kegiatan perbaikan gizi, bekerja sama dengan masyarakat setempat, sektor agama, pertanian, peternakan dan penerangan yang ada ditingkat kecamatan, masyarakat, pembagian Vitamin A untuk bayi 2x setahun, tablet besi untuk ibu hamil bersifat suplemen dan pemberian obat cacing untuk anak yang kurang gizi karena gangguan parasit cacing (Syafrudin, 2009).
Sasaran Posyandu adalah (1) Ibu Hamil, (2) Ibu Menyusui, (3) Pasangan Usia Subur (PUS) dan (4) Balita.
memanfaatkan pelayanan kesehatan. Komponen ini terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan dan nilai-nilai.
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan melalui panca indra yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt
behavior) (Notoadmodjo, 2003).
Notoadmodjo (2003) mendefinisikan sikap sebagai kesiapan seseorang untuk bertindak tertentu pada situasi tertentu, dalam sikap positif. Kecendrungan tindakan adalah mendekati, menyenangi dan mengharapkan objek tertentu, sedangkan dalam sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci dan tidak sama dengan menyukai objek tertentu. Sebagai makhluk individual manusia mempunyai dorongan atau mood untuk mengadakan hubungan dengan dirinya sendiri, sedangkan sebagai makhluk sosial manusia mempunyai dorongan untuk mengadakan hubungan dengan orang lain, manusia mempunyai dorongan sosial. Dengan adanya dorongan atau motif sosial pada manusia, maka manusia akan mencari orang lain untuk mengadakan hubungan atau untuk mengadakan interaksi (Walgito, 2003).
bukti-bukti yang ada, yaitu merujuk pada lima dimensi: (1) Integritas, yaitu merujuk pada kejujuran dan kebenaran, (2) Kompetensi meliputi pengetahuan serta keahlian teknis dan antar personal, (3) Konsistensi berkaitan dengan keandalan, prediktabilitas, dan penilaian yang baik pada diri seseorang dalam menangani sesuatu, (4) Kesetiaan yaitu kesediaan untuk melindungi dan menyelamatkan orang lain, dan (5) Keterbukaan yaitu keyakinan untuk mengatakan kepada seseorang tentang kebenaran yang sesungguhnya (Robbins, 2008).
Menurut Stephen P. Robbins dan Timothi A. Judge (2009), kepercayaan dimaknai sebagai “a positive expectation that another will not through words,
action, or dicisions act opportuniscally”. Dalam pendapat tersebut terlihat bahwa
kepercayaan merupakan suatu harapan positif bahwa yang lain tidak akan mengambil kesempatan melalui kata-kata, tindakan atau keputusan. Jerald Greenberg (2010) berpendapat bahwa kepercayaan “are referring to a person’s
degree of confidence in the words and actions of another.” Jadi, menurut
Greenberg, kepercayaan mengacu kepada derajat kepercayaan diri seseorang terhadap kata-kata atau tindakan orang lain. Dalam kaitan tersebut, tampak bahwa kepercayaan punya hubungan interpersonal. Sebab itu, menurut Jerald Greenberg terdapat dua jenis kepercayaan, yaitu calculus based trust dan identification based
trust.
(Komaruddin, 2000). Persepsi adalah proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap rangsang yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang merupakan aktivitas yang terintegrasi dalam diri individu (Bimo,2001 dalam Sunaryo, 2004).
Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya melalui indera penglihat, pendengar, peraba, perasa, dan pencium (Slameto, 2003). Menurut Neufeldt (1996) persepsi adalah pemahaman, pengetahuan, dan lain-lain, yang diperoleh dengan merasakan atau mengobservasi ide, konsep, kesan, dan lain-lain.
Persepsi bersifat individual, karena persepsi merupakan aktivitas yang terintegrasi dalam individu, maka apa yang ada dalam diri individu akan ikut aktif dalam persepsi. Berdasarkan hal tersebut, maka persepsi dapat dikemukakan karena perasaan dan kemampuan berpikir. Pengalaman individu tidak sama, maka dalam mempersepsi suatu struktur, hasil persepsi mungkin dapat berbeda satu dengan yang lain karena sifatnya sangat subjektif (Roger, 1965 dikutip dari Walgito 2004)
dalam Rokeach, 1973). “Lebih diiginkan” ini memiliki pengaruh lebih besar dalam mengarahkan tingkah laku, dan dengan demikian maka nilai menjadi tersusun berdasarkan derajat kepentingannya. Jadi, nilai memiliki kecendrungan untuk menetap, walaupun masih mungkin berubah oleh hal-hal tertentu. salah satunya adalah bila terjadi perubahan sistem nilai budaya di mana individu tersebut menetap (Danandjaja, 1985).
Kemudian (2) Faktor enabling (pendukung) seseorang untuk menggunakan layanan kesehatan, dimana biaya dan jarak pelayanan kesehatan dengan rumah berpengaruh terhadap perilaku pengguna atau pemanfaatan pelayanan kesehatan. Hal ini terwujud dalam lingkungan fisik dan tersedia atau tidak tersedianya fasilitas atau sarana kesehatan. Dan (3) Faktor reinforcing (pendorong) yang hal ini terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.
2.5.Kader Posyandu
Kader Posyandu mempunyai tugas yang cukup banyak. Tugas-tugas kader dalam rangka menyelenggarakan Posyandu dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu sebagai berikut:
(1) Tugas kader pada saat persiapan hari buka Posyandu yaitu menyiapkan alat penimbangan bayi, kartu menuju sehat, alat peraga serta alat-alat dan obat-obatan yang dibutuhkan dalam kegiatan pelayanan Posyandu.
(2) Tugas kader pada hari buka Posyandu disebut juga dengan tugas pelayanan pada lima meja yaitu meja (1) mendaftar bayi atau balita dengan menuliskan nama balita pada KMS, kemudian mendaftar ibu hamil dengan menuliskan nama ibu hamil pada formulir atau register ibu hamil. Meja (2) menimbang bayi atau balita kemudian mencatat hasilnya pada kertas. Meja (3) memindahkan hasil penimbangan bayi atau balita dari kertas ke dalam KMS. Meja (4) menjelaskan data KMS kepada ibu balita, membarikan penyuluhan kepada setiap ibu dengan mengacu pada data KMS dan meja (5) merupakan kegiatan pelayanan sektor yang dilakukan oleh petugas kesehatan.
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan wahana pemberdayaan masyarakat, yang dibentuk dan dikelola oleh masyarakat, dengan bimbingan dari petugas Puskesmas, lintas sektor, dan lembaga terkait lainnya untuk menyelenggarakan lima program prioritas secara terpadu pada satu tempat yang sama guna meningkatkan kemampuan masyarakat agar hidup sehat (Ekasari, 2007). Meskipun Posyandu bersumber daya masyarakat, pemerintah tetap ikut andil terutama dalam hal penyediaan bantuan teknis dan kebijakan.
Melalui Posyandu, diharapkan terjadinya peningkatan status gizi anak dan teridentifikasinya dengan cepat kasus kurang gizi pada anak dan kasus lain-lain di beberapa provinsi di Indonesia (Kresno, 2008). Pada saat ini pemerintah sudah mempersiapkan langkah dan strategi untuk mengembalikan fungsi dan kinerja Posyandu agar layanan kesehatan dasar masyarakat tercapai.
menyembuhkan anak sakit dan orang tua sendiri kurang mendapatkan informasi yang cukup tentang Posyandu.
Selama satu dekade terakhir terjadi penurunan cakupan kedatangan ibu yang membawa balitanya ke Posyandu. Data yang paling kuat diperoleh dari temuan Indonesia Family Life Survey (IFLS) di mana terjadi penurunan sebesar 12% terhadap penggunaan Posyandu baik oleh balita laki-laki maupun oleh balita perempuan tahun 2000. Selain cakupan, kualitas layanan dari Posyandu itu sendiri juga menurun yang dengan indikasi adanya 14% penurunan cakupan pemantauan pertumbuhan dari tahun 1997-2000, serta rendahnya kepemilikan KMS hanya sebesar 24% pada kurun waktu yang sama (Marks, 2003 dalam Gizikesmas, 2007).
Dari data IFLS diketahui bahwa pada saat terjadi penurunan cakupan Posyandu, pemanfaatan terhadap layanan kesehatan pribadi atau swasta meningkat dengan cakupan signifikan. Penggunaan bidan praktek meningkat sebesar 100%. Angka ini mengindikasikan kecendrungan masyarakat untuk mendapatkan layanan kesehatan hanya saat mereka merasa membutuhkan, utamanya saat mereka sakit, bukan untuk mendapatkan layanan pemantauan kesehatan gizi seperti yang diberikan di Posyandu. Keadaan ini dimungkinkan karena pergeseran kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan, sehingga Posyandu ditinggalkan, dan masyarakat beralih ke layanan kesehatan pribadi ataupun swasta (Gizikesmas, 2007).
Menuju Sehat (KMS) sebanyak 2.915 balita ( 71,2%), yang mendapatkan penimbangan sebanyak 682 balita ( 16,7%) balita dan terdapat 4 orang balita Bawah Garis Merah (BGM). Belum diketahui faktor apa saja yang dapat mempengaruhi pemanfaatan Posyandu di wilayah Puskesman Johan Pahlawan oleh ibu-ibu balita di wilayah tersebut.
Faktor-faktor yang diduga berpengaruh pada pemanfaatan pelayanan Posyandu adalah seperti tempat tinggal, jadwal kegiatan Posyandu, ibu bekerja, sikap, dan persepsi ibu tentang Posyandu, serta pelayanan oleh petugas Posyandu. Penelitian Anderson (1974), misalnya, mengungkapkan bahwa pemanfaatan pelayanan Posyandu oleh ibu-ibu balita bisa dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti waktu, pekerjaan, tempat tinggal dan persepsi-persepsi masyarakat.
2. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan penelitian ini adalah faktor-faktor apa sajakah yang dapat mempengaruhi pemanfaatan Posyandu oleh ibu-ibu balita di wilayah kerja Puskesmas Johan Pahlawan, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat.
3. Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap pemanfaatan Posyandu oleh ibu-ibu balita di wilayah kerja Puskesmas Johan Pahlawan, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat.
4. Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini dapat memberikan deskripsi secara mendalam dan menyeluruh tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan Posyandu oleh ibu balita di wilayah kerja Puskesmas Johan Pahlawan, Kecamatanan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat.
Sehubungan dengan itu, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat secara teoritis dan praktis, sebagai berikut :
4.1 Bagi Penelitian
4.2 Bagi Instansi Pelayanan Kesehatan dan Keperawatan
Dapat dijadikan sebagai bahan masukan berkenaan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan Posyandu oleh ibu balita, serta partisipasi kunjungan ibu balita ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Johan Pahlawan, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat.
4.3 Bagi Instansi Pendidikan
Judul : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Posyandu oleh Ibu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Johan Pahlawan, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat
Nama : Dwi Maulidar
Nim : 101121049
Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep) Tahun Akademik : 2011/2012
Abstrak
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dibentuk dan dikelola oleh masyarakat, dengan bimbingan dari petugas puskesmas, lintas sektor, dan lembaga terkait lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan Posyandu oleh ibu balita di wilayah kerja Puskesmas Johan Pahlawan, Aceh Barat. Desain penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif dengan jumlah sampel 40 orang dan teknik pengambilan sampel adalah total sampling. Dari 22 Posyandu dipilih dua Posyandu. Hasil penelitian menunjukkan 22,5% responden tidak tahu pola penyelenggaraan posyandu dengan pola lima meja, 15% responden menyatakan tidak tahu jika sasaran Posyandu itu adalah balita, ibu hamil, ibu menyusui, dan pasangan usia subur. Ibu balita bersikap tetap datang ke posyandu walaupun merasa balitanya sehat (100%), menyatakan mengikuti penyuluhan yang diadakan oleh posyandu secara rutin (100%), para ibu tetap menyempatkan membawa balita ke posyandu, mendukung kegiatan posyandu dengan alasan posyandu dapat meningkatkan kesehatan balita (90%), sekitar 95% ibu-ibu memiliki persepsi bahwa pemeriksaan ke posyandu tidak mengganggu pekerjaannya, 100% ibu-ibu meyakini bahwa keberadaan posyandu bermanfaat bagi kesehatan balita, semua responden menyatakan bahwa mengikuti posyandu dapat memberikan solusi kesehatan balita (100%). Penelitian ini merekomendasikan penelitian selanjutnya agar mengkaji faktor pendukung dan pendorong pada teori Green, serta menggunakan instrumen penelitian yang lebih tepat, seperti kuesioner berbentuk Skala Likert.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PEMANFAATAN POSYANDU OLEH IBU BALITA DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS JOHAN PAHLAWAN
KECAMATAN JOHAN PAHLAWAN
KABUPATEN ACEH BARAT
DWI MAULIDAR
SKRIPSI
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PRAKATA
Segala puji kehadirat Allah swt atas segala rahmat dan hidayahnya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan penulisan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Sarjana (S1) Keperawatan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara tahun 2011 dengan judul Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Posyandu oleh Ibu Balita Diwilayah Kerja Puskesmas Johan Pahlawan Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.
maupun duka, serta teman-teman S1 Keperawatan program Ekstensi pagi Fakultas Keperawatan USU angkatan 2010/2011 yang telah memberikan dukungan kepada peneliti dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Peneliti menyadari, bahwa penyusunan skripsi ini masih memerlukan masukan dan penyempurnaan agar lebih baik. Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terkait, khususnya dalam pengembangan praktek keperawatan komunitas, di masa kini dan masa yang akan datang.
Medan, 27 Januari 2012
DAFTAR ISI
Daftar Tabel ... viii
Abstrak ... ix
1.2. Bentuk Pelayanan Kesehatan ... 7
1.3. Sistem Pelayanan Terpadu... 7
1.4. Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan ... 10
2. Posyandu ... 12
2.1. Defenisi Posyandu ... 13
2.2. Tujuan Penyelenggaraan Posyandu... 14
2.3. Program dan Sasaran Posyandu ... 16
2.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Posyandu ... 17
2.5. Kader Posyandu ... 21
Bab 3. Kerangka Konsep Penelitian ... 23
2.2. Sampel ... 26
3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27
4. Pertimbangan Etik ... 27
5. Instrumen Penelitian ... 28
6. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 29
7. Pengumpulan Data ... 30
8. Analisa Data ... 30
Bab 5. Hasil dan Pembahasan ... 32
1. Hasil Penelitian... 32
2. Pembahasan ... 40
Bab 6. Kesimpulan dan Saran ... 45
1. Kesimpulan ... 45
2. Saran ... 46 Daftar Pustaka
Lampiran – Lampiran 1. Inform Consent 2. Instrumen Penelitian 3. Master Tabel Penelitian 4. Hasil Uji Reliabilitas
5. Surat Izin Penelitian dari Fakultas Keperawatan USU 6. Surat izin penelitian dari Puskesmas Johan Pahlawan 7. Surat telah menyelesaikan penelitian
8. Jadwal Kegiatan Skripsi 9. Rincian Dana
DAFTAR SKEMA
Halaman Skema 1. Kerangka kerja penelitiantentang faktor-faktor yang
mempengaruhi pemanfaatan posyandu oleh Ibu balita di wilayah kerja Puskesmas Johan pahlawan Kecamatan
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1. Distribusi frekuensi dan persentase responden berdasarkan
karakteristik responden di wilayah kerja Puskesmas Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat (n=40) ... 32 Tabel 2. Distribusi frekuensi dan persentase responden berdasarkan
Pengetahuan Ibu balita terhadap pemanfaatan posyandu di wilayah Kerja Puskesmas Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat ... 34 Tabel 3. Distribusi frekuensi dan persentase responden berdasarkan sikap
Sikap Ibu balita terhadap pemanfaatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Johan pahlawan Kabupaten Aceh Barat ... 35 Tabel 4. Distribusi frekuensi dan persentase responden berdasarkan
Kepercayaan Ibu balita terhadap pemanfaatan posyandu di wilayah Kerja Puskesmas Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat ... 36 Tabel 5. Distribusi frekuensi dan persentase responden berdasarkan persepsi
Ibu balita terhadap pemanfaatan posyandu di wilayah kerja
Puskesmas Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat ... 37 Tabel 6. Distribusi frekuensi dan persentase responden berdasarkan nilai-
nilai Ibu balita terhadap pemanfaatan posyandu di wilayah kerja
Judul : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Posyandu oleh Ibu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Johan Pahlawan, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat
Nama : Dwi Maulidar
Nim : 101121049
Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep) Tahun Akademik : 2011/2012
Abstrak
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dibentuk dan dikelola oleh masyarakat, dengan bimbingan dari petugas puskesmas, lintas sektor, dan lembaga terkait lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan Posyandu oleh ibu balita di wilayah kerja Puskesmas Johan Pahlawan, Aceh Barat. Desain penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif dengan jumlah sampel 40 orang dan teknik pengambilan sampel adalah total sampling. Dari 22 Posyandu dipilih dua Posyandu. Hasil penelitian menunjukkan 22,5% responden tidak tahu pola penyelenggaraan posyandu dengan pola lima meja, 15% responden menyatakan tidak tahu jika sasaran Posyandu itu adalah balita, ibu hamil, ibu menyusui, dan pasangan usia subur. Ibu balita bersikap tetap datang ke posyandu walaupun merasa balitanya sehat (100%), menyatakan mengikuti penyuluhan yang diadakan oleh posyandu secara rutin (100%), para ibu tetap menyempatkan membawa balita ke posyandu, mendukung kegiatan posyandu dengan alasan posyandu dapat meningkatkan kesehatan balita (90%), sekitar 95% ibu-ibu memiliki persepsi bahwa pemeriksaan ke posyandu tidak mengganggu pekerjaannya, 100% ibu-ibu meyakini bahwa keberadaan posyandu bermanfaat bagi kesehatan balita, semua responden menyatakan bahwa mengikuti posyandu dapat memberikan solusi kesehatan balita (100%). Penelitian ini merekomendasikan penelitian selanjutnya agar mengkaji faktor pendukung dan pendorong pada teori Green, serta menggunakan instrumen penelitian yang lebih tepat, seperti kuesioner berbentuk Skala Likert.