Universitas Kristen Maranatha
マ
テ
カ
ゴン
集団意識
分析
文学人類学
プロ
通
フ ン フ ウ タ
0542027
マ
タク
教大学
文学部日本文学科
バン
ン
Universitas Kristen Maranatha
マ
テ
カ
ゴン
集団意識
分析
文学人類学
プロ
テ
通
序論
日本 近代的 先進国 あ 国際化時代 叫 中 日本 中
え え 文化 採 入 い 昔 深 根付い 自己 文化 以前 守
っ い あ
社会生活 常 い 日本人 集団 役割 重要視 い あ 本
論文 日本人 っ 集団 いう 何 あ 之 秩序 逸脱 者
い いう 分析 分析 当 っ マ テ
カ ゴン 使い 文学人類学 以っ
本論
周知 う 以前 日本 農業国 あっ 農業 あ 国民 大部分
農業 携わ 農民 古 い あ 仕業 当 農民 相互扶助 いう
概念大事 あ 相互扶助 農家間 家族的 関係 生
あ 之 課俗 関係 基 社会生活 教え 儒教 中国 入っ
Universitas Kristen Maranatha あ
現在 集団意識 会社 昔 あ 程度異 っ 出来 っ
い あ 集団 関係 守 い あ
以 マ テ カ ゴン 主人 朝田竜
太炉 焦点 絞っ 彼 集団 い い 行動 取っ い 之 そ 結果
彼 い ふ 集団意識 見 マ 朝 竜太
炉 個人主義者 あ 先輩 後輩 関係 無視 人間 描 い 以
彼 集団意識年 序列 反 行動 例 挙 そ そ 彼 い
結果 記
朝田竜太炉 許可 手術 権限 引 継 シ ン そ 行動 彼
同僚 嫌わ 村 分 せ あ
藤秋医師 朝田竜太炉 過去 朝 竜太炉 談話 彼 司
指示 従わ い そ 彼 日本 医学界 村 分
以前 シ ン 比べ 朝田竜太炉 個人主義 重要視 集団意識
重 う 彼 主導 バ タ テ 藤秋医師 存
Universitas Kristen Maranatha
結論
日本 社会 い 集団意識 社会生活 営 い 重要 あ
集団 いう秩序 場合 そ 人 社会 排斥
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN………... i
KATA PENGANTAR………. …… ii
DAFTAR ISI……… iv
BAB I : PENDAHULUAN………. 1
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH………... 1
1.2 PEMBATASAN MASALAH………... 5
1.3 TUJUAN PENULISAN………... 6
1.4 METODE PENELITIAN (PENDEKATAN ANTROPHOLOGI SASTRA)……….………… 6
1.5 ORGANISASI PENULISAN……….. 8
BAB II : KESADARAN BERKELOMPOK MASYARAKAT JEPANG……… …… 10
2.1 ASAL 集団意識 ゅ う い (KESADARAN BERKELOMPOK) DALAM MASYARAKAT JEPANG……….. 10
2.2 PENTINGNYA 集団意識 ゅ う い (KESADARAN BERKELOMPOK)…… 12
Universitas Kristen Maranatha
BAB III : KAJIAN MASALAH BERDASARKAN SERIAL TEAM MEDICAL DRAGON 25
3.1 TINDAKAN ASADA RYUUTARO YANG MENENTANG PERINTAH
ATASAN………... 25
3.2 TINDAKAN ASADA RYUUTARO YANG INDIVIDUALISTIS…….. 38
3.3 PERUBAHAN YANG TERJADI DALAM DIRI ASADA RYUUTARO 52
BAB IV : KESIMPULAN……….……… 56
SINOPSIS
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
TEAM MEDICAL DRAGON 1
EPISODE 1
Diawal cerita dikisahkan bahwa Asada Ryuutaro yang bekerja sebagai dokter di
Northern University of Japan ikut serta dalam MSAP, yaitu tim pengobatan darurat untuk
korban perang, atas perintah dari rumah sakit tersebut. Namun setengah tahun kemudian saat
Northern University of Japan mengundurkan diri dari MSAP dan memerintahkan Asada
untuk kembali ke Jepang, Asada menolaknya dan tetap tinggal memberi bantuan di MSAP
hingga empat tahun. Namun sekembalinya ia ke Jepang, ternyata ia telah dikucilkan dari
masyarakat kedokteran Jepang sehingga tidak satu rumah sakit pun yang mau menerima
dirinya karena penentangannya tersebut.
Hingga akhirnya Dr. Katou Aki, seoran asisten profesor dari Meishin University
Hospital datang mencarinya. Dr. Katou pernah menyaksikan kehebatan Asada Ryuutaro
dalam melakukan operasi saat ia membantu MSAP. Hal ini membuat Dr. Katou tertarik utuk
memanfaatkan kehebatan tersebut untuk penulisan thesisnya mengenai operasi Batista. Dr.
Katou lalu membujuk Asada Ryuutaro untuk membantunya. Pada awalnya Asada
menolaknya, namun mendengar bahwa riset yang dilakukan Dr. Katou adalah mengenai
operasi Batista yang diketahui Asada Ryuutaro sebagai salah satu jenis operasi tersulit, Asada
Ryuutaro lalu memutuskan akan meninjau terlebih dahulu keadaan di Meishin University
Hospital.
Dalam peninjauannya di Meishin University Hospital Asada Ryuutaro melihat
seorang dokter praktek bernama Ijyuuin yang sedang menjalankan pelatihannya. Ia pun
melihat seorang dokter di Meishin University Hospital, bernama Dr. Fujiyoshi yang menahan
pentransferan seorang pasien ke Bagian Bedah karena dirasanya kondisi pasien belum sampai
kondisi harus menjalani pembedahan. Di saat lain Asada Ryuutaro pun bertemu dengan
seorang dokter anaesthesiologi dari Bagian Gawat Darurat yang sedang mabuk di rumah sakit,
Asada Ryuutaro tertarik pada dokter bernama Arase ini setetah Dr. Arase menebak berat
tubuhnya dengan jitu, yang membuktikan kemampuan Dr. Arase sebagai ahli anaesthesiologi.
Asada Ryuutaro pun berkesempatan menyaksikan proses operasi yang dijalankan oleh Dr.
Kitahara. Melihat bahwa Dr. Kitahara tidak dapat menyelamatkan nyawa pasiennya, Asada
lalu turun keruang operasi dan mengambil alih operasi tersebut. Tindakan Asada ini tentu
saja membuat Dr. Kitahara merasa marah karena Asada telah melanggar batas otoritasny
menjadi atasannya, namun Dr. Katou yang membutuhkan tenaga Asada Ryuutaro
menawarkan jasa atas operasi tersebut atas nama Dr. Kitahara dengan syarat Dr. Kitahara
tidak mengatakan apa-apa lagi mengenai hal ini.
Namun demikian Dr. Katou pun mengajukan tegurannya kepada Asada Ryuutaro, hal
mana yang membuat Asada Ryuutaro tidak senang dan memutuskan tidak membantu Dr.
Katou, sehingga akhirnya Miki, seorang suster operasi yang selalu mengikuti Asada Ryuutaro
yang juga menderita sakit paru-paru kolapse di depan matanya. Miki bersikeras tidak akan
menerima pemgobatan selain dari Asada Ryuutaro, keadaan ini yang membuat Asada
Ryuutaro kembali menjalani profesi sebagai seorang dokter, namun Asada Ryuutaro meminta
kepada Dr. Katou agar ia diijinkan memilih sendiri anggota tim-nya, hal mana yang
dikabulkan Dr. Katou. Dan Asada Ryuutaro lalu meminta Miki menjadi anggota pertama
tim-nya setelah kesehatantim-nya pulih.
EPISODE 2
Saat Asada Ryuutaro telah bergabung dengan Meishin Uniersity Hospital, ia terlibat
suatu operasi usus buntu dengan Dr. Ijyuuin. Namun Asada Ryuutaro yang ditujuk
untuk menjadi dokter kepala operasi malah tidak mau menjalankan operasi melainkan
menyuruh Dr. Ijyuuin yang merupakan seorang dokter magang untuk mengambil alih
operasi tersebut. Awalnya Dr. Ijyuuin tidak mau melakukannya namun setelah
mendapat desakan dari para suster operasi yang mengatakan bahwa operasi ini hanya
sebuah operasi kecil, Dr. Ijyuuin terpaksa menjalankan operasi ini. Dalam prosesnya
Dr. Ijyuuin menjadi panik saat ia tidak dapat menemukan lokasi usus buntu yang
dicarinya. Ini membuat Asada Ryuutaro lalu memberikan petunjuk kepada Dr.
Ijyuuin. Dr. Ijyuuin yang marah kepada Asada Ryuutaro, akhirnya tidak dapat
berbuat apa-apa setelah Asada Ryuutaro mengatakan bahwa seorang dokter bedah di
luar negeri dalam setahun melakukan 100 kali operasi sehingga para dokter itu
menjadi sangat ahli.
Setelah itu Asada Ryuutaro bertemu seorang pasien kanker yang ditangani oleh Dr.
Shirizawa di Meishin University Hospital dengan terapi obat-obatan terbaru. Pasien tersebut,
yang ternyata akrab dengan Dr. Ijyuuin telah berada dalam stadium 4 yang merupakan
tingkatan paling parah dalam penyakit kanker. Melihat keadaan pasien yang menderita
Dr Shirazawa dan memintanya menghentikan penggunaan obat-obatan yang memiliki efek
samping tersebut. Dr. Shirazawa lalu mengadukan Asada Ryuutaro kepada Prof. Noguchi
yang tentu saja menjadi marah kepada Asada Ryuutaro. Namun Asada yang mendapat
teguran agar sebagai seorang anggota kelompok ia dapat mematuhi aturan kelompok,
menjawab bawha sebelum menjadi anggota kelompok ia adalah seorang dokter.
Setalah itu ia lalu memberitahukan keadaan pasien kanker tersebut kepada keluarga
pasien diluar tahunya Dr. Shirizawa untuk mengusulkan agar pasien tersebut diberhentikan
dari terapi obat yang sedang dilakukannya dan dibawa pulang kerumah agar dapat menjalani
sisa hidupnya dengan tenang. Kelancangan yang dilakukan Asada Ryuutaro ini tentu saja
membuat banyak pihak merasa tidak senang padanya, terutama Dr. Shirizawa. Namun
kejadian ini juga mengajarkan kepada Dr. Ijyuin makna seorang dokter.
Suatu hari Meishin University Hospital Bagian Emergency Room diminta untuk
menangani seorang pasien gawat darurat yang merupakan orang asing. Dikarenakan orang
asing dianggap tidak memiliki asuransi maka sesuai kebijakan di Meishin University Hospital,
para dokter dibagian ER menolak untuk melakukan perawatan dan meminta ambulance yang
membawa pasien tersebut mencari rumah sakit lain. Disaat ambulance tersebut akan
meninggalkan Meishin University Hospital, Asada lalu muncul dan menghadang ambulance
tersebut serta memaksa menurunkan pasien tersebut untuk diberi pertolongan. Hal ini tentu
saja memicu ketidak-senangan para dokter di bagian ER, walaupun sebaliknya para suster
mendukung tindakan Asada ini. Akan tetapi ketika hal ini di bawa kedalam rapat profesor,
Asada Ryuutaro akhirnya mendapat hukuman untuk membantu di ER.
EPISODE 3
Ketika Asada sedang menonton proses suatu operasi, ia melihat dokter kepala operasi
yang menangani operasi tersebut menderita suatu trauma dalam melakukan operasi sehingga
dokter kepala operasi tersebut tidak dapat melakukan operasi dengan baik, dan bahkan lari
meninggalkan operasi yang sedang dijalankannya. Menyadari bahayanya situasi pasien
tersebut lalu Asada turun ke meja operasi dan mengambil alih operasi tersebut.
Suatu ketikaAsada Ryuutaro melihat Dr. Fujiyoshi sedang berlutu mengantarkan
kepergian jenasah salah seorang pasiennya yang telah mengalami kematian saat sedang
menjalankan operasi. Dr. Fujiyoshi merasa bahwa ia-lah yang telah mengantarkan pasien
tersebut menuju kematian dengan menyetujui operasi yang dijalankan pasien tersebut. Dr.
tidak menghargai nyawa pasiennya dan para dokter seperti itu tidak pantas disebut dokter.
Asada Ryuutaro yang merasa tertarik kepada Dr. Fujiyoshi lalu meminta Miki yang juga
telah bekerja di Meishin University Hospital untuk memeriksa latar belakang Dr. Fujiyoshi.
Hal ini membuat Asada Ryuutaro mengetahui panyakit yang diderti Dr. Fujiyoshi dan
putrinya.
Saat Dr. Fujiyoshi mendengar bahwa putrinya yang juga di rawat di Meishin
University Hospital diajukan untuk menjalankan operasi di bawah pimpinan Asada Ryuutaro,
Dr. Fujiyoshi lalu memutuskan untuk memindahkan putrinya ke rumah sakit lain karena
menurut pemeriksaannya putrinya tersebut tidak memerlukan operasi. Di saat yang sama
Asada Ryuutaro pun meminta agar Dr. Ijyuuin masuk menjadi tim-ya, hal mana yang
sesungguhnya tidak disetujui oleh Dr. Katou dan Dr. Ijyuuin sendiri.
Ketika Asada mengantarkan Dr. Fujiyoshi yang akan memindahkan putrinya ke
rumah sakit lain, Dr. Fujiyoshi l mengalami serangan jantung di tengah jalan. Asada
Ryuutaro lalu mengambil tindakan penyelamatan setelah menyuruh Dr Ijuuin memanggil
ambulane, Asada Ryuutaro lalu meminta alat bantu pesanan seorang pasien lain yang berada
dibawah tanggung jawab Dr. Ijyuuin untuk digunakan menyelamatkan Dr. Fujiyoshi. Dr.
Ijuuin yang merasa bahwa tindakan Asada Ryuutaro ini tidak boleh dilakukan lalu menentang
keinginan Asada Ryuutaro ini, namun Asada Ryuutaro lalu melakukan tindakan keras untuk
merebut alat tersebut dari tangan Dr. Ijyuuin sehingga Dr. Fujiyoshi dapat terselamatkan.
Setelah Dr. Fujiyoshi pulih, ia mendengar tindakan yang dilakukan oleh Asada
Ryuutaro ini untuk menyelamatkannya. Kejadian in membuat Dr. Fujiyoshi rela melepaskan
putrinya untuk menjalani operasi di bawah pimpinan Asada Ryuutaro. Akan tetapi setelah
Asad ryuutaro melihat hasil pemeriksaan itu, Asada Ryuutaro menyatakan bahwa putri Dr.
Fujiyoshi tersebut memang tidak memerlukan operasi. Perkataan Asada Ryuutaro ini
membuat Dr. Fujiyoshi meminta untuk disertakan dalam tim operasi Batista Asada Ryuutaro.
EPISODE 4
Suatu saat, ketika sedang berjalan Dr. Ijyuuin menemukan seorang anak
perempuan yang mendapat luka di kepalanya. Dr. Ijyuuin lalu membawa anak itu
secepatnya ke Meishin University Hospital untuk mendapat perawatan. Akan tetapi
saat akan menjahit luka di kepala anak tersebut, Dr. Ijyuuin dihentikan oleh Asada
rambuta anak trsebut sehingga luka di kepala anak tersebut tidak akan menimbulkan
bekas. Disini Dr. Ijyuuin mendapat pelajaran dari Miki yang menjelaskan tindakan
Asada ryuutao itu. Miki mengatakan kepada Dr. Ijyuuin yang merasa heran kenapa
dirinya yang tidak mampu apa-apanya dipilih Asada Ryuutaro untuk menjadi anggota
tim-nya, bahwa Dr. Ijyuuin dipilih karena ia adalah seorang penakut, karena dengan
perasaan takutnya itu ia akan berusaha lebih baik lagi untuk kepentingan pasiennya.
Saat Asada Ryuutaro sedang bertugas di ER sebagai hukumannya yang telah
merugikan perusahaan dengan menerima pasien orang asing, ia mendapatkan adanya
kelainan pada beberapa pasien yang berada dibawah tanggung jawab Dr. Oki. Setelah
melakukan pemeriksaan Asada Ryuutaro menemukan bahwa para pasien tersebut
merupakan pasien yang ditanamkan alat bantu jantung oleh Dr. Oki, namun alat bantu
jantung tersebut merupakan produk cacat. Akhirnya Asada memutuskan untuk
mengganti semua alat bantu jantung tersebut dengan merek lain yang lebih bagus.
Tindakan yang ingin dilakukan Asada ini mendapat tentangan dari Dr. Oki dan
Profesor Noguchi, karena alat bantu jantung yang cacat tersebut adalah alat bantu
jantung resmi Meishin University Hospital. Walaupun demikian Asada tetap tidak
menyerah sehingga Profesor Noguchi tambah tidak menyukainya seperti halnya
beberapa dokter lain yang ikut bertanggung jawab terhadap pasien-pasien tersebut.
Namun Asada Ryuutaro tidak perduli akan hal itu. Saat Dr. Oki akan melakukan
operasi penggantian alat pacu jantung itu, Asada Ryuutaro lalu menghentikannya.
Ketika Dr. Oki member teguran keras kepada Asada Ryuutaro, ia malah merebut alat
pacu jantung itu dan menginjak hancur alat tersebut.
EPISODE 5
Di awal episode ini diceritakan bahwa ada dua orang pasien untuk operasi
Batista. Salah satunya adalah mantan perawat di Meishin university Hospital
memerlukan perawatan berupa operasi sesegera mungkin. Akan tetapi Dr Katou
menolak untuk melakukannya karena resiko operasi yang sangat tinggi. Sekalipun
pasien tersebut merupakan orang yang paling banyak membantunya ketika Dr. Katou
pertama kali bergabung di Meishin University hospital. Dr. Katou lalu melempar
tersebut yang awalnya dicalonkan sebagai pasien untuk operasi Batista pun lalu
disembunyikan Dr. Katou. Sehingga Asada Ryuutaro hanya mendapat satu laporan
kesehatan saja.
Sementara itu keberadaan Dr. ijyuuin di tim operasi Batista dipertanyakan
oleh Prof. Noguchi, namun setelah Dr. Katou membujuknya Prof. Noguchi
menyetujui setelah memberi Dr. Ijuuin ujian untuk membantu Dr. Katou melakukan
sebuah operasi.
Pada akhirnya Asada Ryuutaro mendengar tentang pasien kedua ini, dan ia
mendatangi Dr. Katou untuk meminta laporan kesehatan pasien ini. Awalnya Dr,
Katou menolak untuk memberikannya sehingga terjadi pertengkaran dengan Asada
Ryuutaro. Namun saat telah bertemu dengan pasien tersebut Dr. Katou berubah
pikiran dan menyerahkan laporan kesehatan tersebut kepada Asada Ryuutaro. Dan
Asada Ryuutaro memutuskan untuk melakukan operasi ini.
EPISODE 6
Di episode ini tim operasi yang dipimpin oleh Asada Ryuutaro pertama kali
melakukan operasi Batista. Operasi ini menarik perhatian para dokter sehingga
banyak di antara mereka yang menonton operasi ini. Setelah mengalami beberapa
kesulitan operasi Batista yang dipimpin tim Asada Ryuutaro telah berhasil, namun
operasi tidak selesai sampai disitu saja. Setelah operasi Batista, Asada Ryuutaro
menemukan adanya bagian jantung yang terhambat sehingga kekurangan oksigen.
Saat itu karena kekurangan tenaga, Asada sebagai kepala operasi lalu memerintahkan
Miki yang merupakan suster pembantu operasi untuk melakukan operasi
pengambilan pipa darah. Sebenarnya suster operasi tidak diijinkan untuk melakukan
operasi, dank arena tindakan Asada Ryuutaro ini seluruh tim yang terlibat dalam
operasi tersebut akan mengalami penyelidikan dan mungkin pemecatan. Lebih dari
itu Meishin University Hospital pun mungkin akan menderita kesulitan. Walaupun
anggota tim yang lainnya tidak setuju untuk membiarkan seorang suster melakukan
operasi bahkan para dokter dan professor yang menyaksikan operasi tersebut pun
Ryuutaro memohon agar Miki diijinkan untuk mengambil pembuluh darah tersebut,
Dr. Katou setuju untuk membiarkannya. Opersi pun berhasil dengan sukses.
Akan tetapi setelahnya, para anggota yang membantu tim Asada Ryuutaro
meninggalkannya seorang demi seorang, hingga akhirnya hanya tersisa Asada
Ryuutaro, Miki, Dr. Katou, dan Dr. Ijyuuin. Dr. Katou Aki pun langsung menghadap
Prof. Noguchi untuk menghindarkan anggota tim Asada Ryuutaro, dengan berbagai
bujukan akhirnya Prof. Noguchi memaafkan mereka. Miki pun mendapat teguran dari
kepala suster di Meishin University Hospital, namun sebagai seorang pribadi kepala
suster itu menyatakan kagum dan bangga kepada Miki.
Akan tetapi ternyata keberhasilan tim Asada Ryuutaro ini telah didahului oleh
Dr. Kirishima Gunji dari Northen Japan University Hospital, yang merupakan
saingan Asada Ryuutao dan juga kekasih dari Dr. Katou, juga merukan kakak tiri dari
Miki.
EPISODE 7
Di episode ini diceritakan sekilas masa lalu Asada Ryuutaro dan Miki di
Northen Japan University Hospital bersama Dr. Kirishima Gunji. Tentang masalah
antara Miki dan kakak tirinya itu, juga tentang masalah Asada Ryuutaro dengan Dr.
Kirishima. Juga diceritakan sekilas antar hubungan Dr. Katou dan Dr. Kirishima.
Pada episode ini juga diketahui sekilas mengenai masa lalu Dr. Arase yang
kelam. Dimana dulunya Dr. Arase merupakan seorang dokter yang menggunakan
pasien sebagai bahan percobaannya mengenai obat-obatan. Namun setelah
mengetahui masa lalu Dr. Arase, minat asada Ryuutaro untuk meminta Dr. Arase
bergabung dengan tim-nya tetap tidak berubah. Saat Asada Ryuutaro menemui Dr.
Arase untuk memintanya bergabung, Dr. Arase lalu bertanya kepada Asada Ryuutaro
berapa ia akan dibayar untuk membantu operasi Asada Ryuutaro. Sebuah pertnyaan
yang dijawab Asada Ryuutaro dengan pernyataan bahwa seorang ahli anaesthesiologi
terbaik pasti ingin melakukan operasi bersama dengan ahli bedah terbaik.
Di episode ini dimulai proses pemilihan profesor. Juga diceritakan lebih jauh
mengenai masa lalu Dr. Arase.
Diceritakan Dr. Ijyuuin menemukan Dr. Arase sedang mabuk di lobby rumah
sakit, sehingga Dr. Ijyuuin akhirnya mengantarkan Dr. Arase kesebuah bar kenalan
Dr. Arase. Saat sedang berada di bar itu, Dr. ijuuin akhirnya dapat memahami Dr.
Arase melalui cerita dari pemilik bar tersebut dan Kaori. Tapi saat Kaori yang
merupakan pelayan bar tersebut pergi untuk membeli beberapa barang, ia tertembak
di dua tempat oleh perampok yang sedang merampok di tempat itu. Dr. Arase dan Dr.
Ijyuuin yang kebetulan mengetahuinya langsung melakukan pertolongan pertama
untuk menghentikan pendarahan. Dan lantas meminta ambulance untuk membawa
Kaori ke Meishin University Hospital dengan harapan Asada saat itu sedang bertugas
di ER. Saat itu memang Asada sedang bertugas di ER, sehingga dapat melakukan
operasi secepatnya. Namun saat melihat luka tembaknya berada di dua tempat, Asada
merasa tidak akan mampu menolong pasien tersebut. Maka oleh itu Asada meminta
bantuan Prof. Kitou, yang merupakan kepala bagian ER, yang ia ketahui sangat
berpengalaman untuk menangani luka tembak. Namun keadaan Kaori tetap dalam
kondisi kritis sampai pada akhirnya Dr. Arase memutuskan untuk membantu, hal ini
menarik seluruh kemampuan Asada Ryuutaro dalam melakukan operasi. Dan Kaori
pun selamat. Dr. Arase lalu memutuskan untuk bergabung dengan tim Asada
Ryuutaro.
EPISODE 9
Di episode ini diceritakan bahwa Dr. Katou digeser dari pencalonan professor
dan posisinya digantikan oleh Dr. Kirishima. Dan dikarenakan oleh sebab ini tim
Batista yang dipimpin Asada terancam akan dibubarkan. Dalam keadaan ini operasi
Batista kedua dilakukan dengan hasil sukses tanpa hambatan apapun. Menghadapi
ancaman pambubaran tim Batista ini, Dr. Katou telah mengatur tempat bagi setiap
dokter yang bergabung dalam tim ini termasuk Asada Ryuutaro sendiri agar dapat
tetap bekerja di Meishin University Hospital sehingga yang akan dipindahtugaskan
Miki tidak meyetujuinya. Apalagi setelah mendengar Asada Ryuutaro menyatakan
bahwa tim Batista-nya tidak akan menjadi tim tanpa kehadiran Dr. Katou.
Demi Dr. Katou, Asada Ryuutaro lalu menemui Prof. Kitou dan memintanya
mencalonkan Dr. Katou menjadi professor. Sayangnya Prof. Kitou menolaknya.
Sementara itu Dr. Kirishima yang telah menyaksikan kemampuan Dr. Ijyuuin,
melakukan pendekatan untuk menariknya ke tim Batistanya sendiri.
Di dalam rapat professor, Prof. Kitou secara tidak terduga justru mengajukan
agar pemilihan yang biasanya hanya diikuti para professor saja, menjadi diikuti
semua golongan staf yang tergabung dalam Mishin University Hospital. Selain itu
Prof. Kitou juga mencalonkan Dr. Katou seperti yang diminta oleh Asada Ryuutaro.
Di tengah kesibukan pemilihan professor ini, pasien Batista ketiga ditemukan.
Ia adalah seorang bayi berusia 9 bulan, yang posisi organnya semua terbalik dan
kelainan pada jantungnya. Pasien ini merupakan pasien buangan dari Northen
University Hospital, yang awalnya berada di bawah perawatan Dr. Kirishima.
EPISODE 10
Diceritakan bahwa Dr. ijyuuin memutuskan untuk bergabung dengan Dr.
Kirishima. Dan di saat yang bersamaan Asada Ryuutaro pun menyatakan kepada Prof.
Noguchi bahwa ia menyerah terhadap pasien ini. Dan di lain pihak kedua orang tua
dari pasien terus mendesak untuk dilakukan operasi sesegera mungkin untuk anak
mereka. Walaupun Asada Ryuutaro menyatakan menyerah terhadap operasi ini
namun anggota tim yang lainnya tetap melakukan persiapan untuk menghadapi
operasi ini operasi.
Melihat perkembangan keadaan Asada Ryuutaro dan Dr. Katou lalu menemui
orang tua pasien dan menyatakan bahwa operasi tidak mungkin dilakukan dan pasien
akan dipindahkan ke rumah sakit lain, hal ini membuat ibu dari pasien menjadi sangat
marah dan mencerca mereka berdua.
Akan tetapi ternyata saat pemindahan pasien diadakan bersamaan waktunya
dengan dimulainya rapta professor. Dan dengan mengambil kesempatan ini, dengan
seluruh anggota tim Batista Asada Ryuutaro. Kejadian ini menggegerkan seluruh
Meishin University Hospital.
EPISODE 11
Di episode ini operasi Batista ketiga dilaksanakan .Saat operasi sedang
dilaksanakan ternyatakan ditemukan kelainan lain pada tubuh pasien, yaitu bahwa
pasien tidak dapat menerima tranfusi darah. Ditemukannya kondisi ini membuat tim
Batista kebingungan dan akhirnya Asada Ryuutaro memutuskan untuk melakukan
beberapa operasi pendahuluan. Di saat bersamaan Dr Kirishima mengalami
kecelakaan sehingga harus menjalani operasi, Dr. Kitahara yang memimpin operasi
Dr. Kirishima terkejut saat mengetahui siapa pasiennya. Dan ketika ia merasa tidak
dapat menyelamatkan Dr. Kirishima, ia lalu menerobos ruang operasi Batista
dilaksanakan dan meminta Asada Ryuutaro untuk melakukan operasi penyelamatan
bagi Dr. Kirishima. Mendengar itu Asada Ryuutaro lalu menyatakan kesanggupan Dr.
Ijyuuin untuk melakukan operasi sementar pada pasien mereka dan pergi melakukan
operasi untuik Dr. Kirishima. Pada akhirnya Dr. Kirishima dan bayi tersebut tertolong.
Akhirnya tim Batista Asada Ryuutaro mendapat pujian dan kekaguman dari seluruh
staf rumah sakit. Dr. Katou pun dipilh menjadi Profesor Bagain Bedah Jantung
menggantikan Prof. Noguchi yang dipindah tugaskan.
Di akhir cerita, Asada memutuskan untuk meninggalkan tim-nya dan pergi
memperdalam pengetahuannya. Sementara Dr. Kirishima memutuskan pergi ke
TEAM MEDICAL DRAGON 2
EPISODE 1
Diawal cerita, dikisahkan tentang seorang Profesor Bagian Bedah Meishin University
Hospital, Profesor Egami , sedang menjalankan operasi, namun karena keadaan pasien
berubah ia menjadi panic. Dalam kepanikan itu asisten oprerasi Dr. Ijyuuin, yang mantan
team operasi Asada Ryuutaro lantas langsung mengambil alih operasi tersebut. Hal ini
membuat Profesor kehilangan muka dan akhirnya memindah-tugaskan Dr. Ijyuuin ke rumah
sakit lain yang berada didaerah terpencil.
Lalu diceritakan bahwa setiap anggota tim Batista yang pernah dipimpin Asada
Ryuutaro mendapat pemberitahuan u ntuk berkumpul di Mishin University Hopital. Dan
beberapa waktu setelah itu Meishi University Hospital digemparkan oleh kabar kembalinya
Prof. Noguchi sebagai manajemen tertinggi di Meishin University Hospital.
Dilain bagian seorang wartawan majalah kesehatan, Kataoka Kazumi, mendapat
kecelakaan lalu lintas yang menyebabkannya harus menjalani operasi. Namun para dokter
bedah di Meishin saat itu tidak mampu untuk menyelamatkannya. Disaat yang kritis tersebut
muncul Asada Ryuutaro yang langsung mengambil alih operasi. Asada Ryuutaro yang
melihat gawatnya situasi dan merasa bahwa anggota medis yang berada disana kurang
berpengalaman lalu meminta dipanggilkan Dr. Arase. Sehingga pasien itu akhirnya dapat
terselamatkan. Tapi hal ini menyebabkan kemarahan Profesor Egami yang menjadi kepala
Bagian Bedah sehingga mengadukannya kepada Prof. Noguchi. Namun Prof. noguchi seara
mengejutkan memaafkan tindakan Asada Ryuutaro ini.
Setelah kedatangan Asada Ryutaro ke Meishin University Hospital, Prof. Noguchi
mengumumkan operasi ‘Live Action’, dimana kepala operasinya adalah Asada Ryuutaro. Lalu Dr. Fujiyoshi pun datang kembali ke Meishin University Hospital dengan membawa
pasien untuk Asada Ryuutaro. Pasien ini merupakan seorang wanita yang telah mengandung
tua yang mengalami pembengkakan jantung.
Saat menangani pasien operasi yang sedang mengandung tersebut, Asada ingin
menyelamatkan kedua ibu dan calon anak tersebut, namun ia tidak mendapat ijin untuk
melakukan operasi tersebut karena operasi tersebut mempertaruhkan nama baik Meishin
University Hospital. Setelah membicarakannya dengan Profesor Noguchi, Asada akhirnya
diberi ijin untuk menjalankan operasi pasien mengandung itu. Namun Prof. Noguchi tetap
tidak mengijinkannya. Sampai akhirnya Kataoka Kazumi yang merasa berhutang budi pada
Asada Ryuutaro turut membantu membujuk Prof. Noguchi. Akan tetapi Prof. Noguchi juga
menetapkan bahwa operasi tersebut tidak boleh dijalankan di Meishin Iniversity Hospital.
Ketika operasi ‘Live Action’ ini dilangsungkan pada pertengahan operasi Asada Ryuutaro menyatakan pergantian dokter, dan ternyata yang menggantikannya adalah Dr. Kirishima.
Kejadian ini tentu saja mengejutkan seluruh peserta ‘Life Action’ ini. Sementara itu Asada
Ryuutaro lalu pergi untuk menjalankan operasi wanita hamil itu. Namun Asada Ryuutaro
yang tidak paham mengenai proses penanganan kelahiran, lalu meminta bantuan Prof. Kitou
yang juga hadir dalam ‘Live Action’ sebagai MC. Sehingga kedua ibu dan anak tersebut
dapat terselamatkan.
EPISODE 2
Di episode ini diketahui bahwa Kataoka Kazumi selain merupakan wartawan kesehatan juga
merupakan pemilik Rumah Sakit Houkuyou, yang menjalin kerjasama dengan Meishin
University Hospital.
Suatu saat ada seorang tua yang diduga pengklaim,yaitu orang yang mengira dirinya
mengidap suatu penyakit namun sebenarnya tidak, datang memeriksakan diri ke Meishin.
Tetapi kedatangan orang tua tersebut ke Meishin malah mendapat pengusiran dan bukannya
pemeriksaan. Peristiwa itu terlihat oleh Dr. Fujiyoshi yang lalu membawa orang tua tersebut
menjalani pemeriksaan. Setelah diperiksa ternyata orang tua tersebut bukanlah pengklaim
namun seorang pasien. Mengetahui team Asada Ryuutaro menerima orang tua tersebut
sebagai pasiennya, Profesor Noguchi merasa marah dan mengultimatum Asada untuk lepas
tangan dari pasien tersebut. Tentu saja Asada menolak dan tetap melakukan perawatan.
Tindakan Asada Ryuutaro ini akhirnya membuat team Asada dipisahkan. Dan Asada
Ryuutaro, Dr. Fujiyoshi, dan Dr. Ijyuuin dipindahkan kerumah sakit Houkuyou, sebuah
rumah sakit yang diputuskan akan menjadi tempat perawatan bagi pasien-pasien buangan dari
Meishin University Hospital.
EPISODE 3
Di episode ini diceritakan kehidupan Asada Ryuutaro di Rumah Sakit Houkuyou.
Mengenai keanehan para dokternya, seperti Dr. Todama Seiji ahli bedah saluran
anaesthesiologi yang selalu menentang kepala operasi, Dr. Matsudaira Kotaro ahli
bedah gastreonterologi yang pemabuk yang pernah menimbulkan masalah besar
sehingga tidak pernah lagi memegang pisau operasi, Dr. Nomura Hiroto staf
co-medical yang anti-sosial sehingga tidak prnah tergabung dalam tim operasi mana pun.
Di episode ini juga pasien yang diduga pengklaim itu menjalani operasi di Rumah
Sakit Houkuyou, namun Asada Ryuutaro harus memulai operasi ini tanpa
mendapatkan bantuan dari para dokter lainnya. Saat para dokter lain berdatangan,
Asada Ryuutaro mulai menyadari keahlian masing-masing dokter dalam bidangnya
masing-masing. Dan akhirnya diketahui bahwa pasien itu merupakan pasien Prof. Noguchi
yang telah mengalami malpraktek oleh Prof. Noguhi.
EPISODE 4
Di episode ini Asada Ryuutaro mendapat pasien seorang siswa SMU yang menderita radang
usus buntu yang diantar temannya datang ke Rumah Sakit Houkuyou. Menyaksikan
kesungguhan para dokter di RS Houkuyou membuat teman dari pasien gadis SMU tersebut
memutuskan untuk memeriksakan diri disitu. Penyakit gadis ini pertama kali diketahui Dr.
Kodaka dari denyut jantungnya yang ternyata menderita Marfan syndrome. Dr. Kodaka lalu
memberitahukan masalah ini kepada Asada Ryuutaro yang memutuskan bahwa perlu bagi
gadis ini untuk menjalani operasi.
Namun ayah dari gadis ini yang ternyata seorang anggota kongres menganjurkannya untuk
dirawat di Meishin University Hospital. Akan tetapi gadis ini yang telah mempercayai Asada
Ryuutaro bersikeras untuk menjalankan operasi dibawah pimpinan Asada Ryuutaro. Apalagi
setelah melihat kebingungan para staf medis di Meishin University Hospital terhadap
penyakit yang dideritanya. Bahkan gadis ini melarikan diri dari Meishin University Hopital
ke RS Houkuyou.
Di episode ini juga diungkapkan masa lalu Dr. Nomura yang pernah dikambing-hitamkan
seorang dokter bedah yang melakukan kesalahan operasi.
EPISODE 5
Diceritakan bahwa operasi untuk gadis tersebut akan dilaksanakan akan tetapi
terdapat masalah dalam penyediaan darah, sehingga Dr. Ijyuuin harus pergi mencari
Dr. Kodaka bersedia memberikan tenaganya dalam operasi kali ini. Walaupun sulit
operasi ini akhirnya berhasil.
EPISODE 6
Di episode ini diceritakan mengenai ketidak puasan Dr. Toyama yang tidak diikutsertakan
dalam operasi sebelumnya kepada Asada ryuutaro. Suatu ketika ada pasien ER yang meminta
penanganan operasi Asada, namun saat itu Asada sedang menjalankan operasi. Kebetulan Dr.
Toyama mendengar permohonan tersebut, lalu dia tanpa sepengetahuan Asada mengambil
alih pasien tersebut dengan mengatakan bahwa Asada-lah yang akan melakukan operasi,
tentu saja itu tidak benar yang akan menjalankan operasi sebenarnya adalah Dr. Toyama.
Memang akhirnya operasi tersebut berhasil dan Asada pun tidak mempermasalahkannya,
akan tetapi setelah beberapa lama operasi terjadi, dalam tubuh pasien yang dioperasi Dr.
Toyama mendapat kelainan karena kesalahan operasi. Setelah mendapat pukulan ini Dr.
Toyama mengalami perubahan menjadi lebih dapat menghargai orang lain dan bergabung
dengan tim operasinya. Apalagi dalam operasi perbaikan yang dilakukannya ditengah
kegelapan karena matinya listrik, ia mendapat bantuan dari seluruh rekan kerjanya yang
menyorotkan lampu senter sehingga operasi tetap dapat dilaksanakan dengan sukses
sekalipun ditengah kegelapan. Setelah kejadian ini Dr. Toyama merasa menyesal atas
tindakan-tindakannya dan meminta Asada Ryuutaro untuk memasukkannya ke dalam tim.
EPISODE 7
Kali ini diceritakan mengenai Dr. Matsudaira yang dipanggil sebagai dokter super
oleh seorang anak perempuan. Di episode inilah masa lalu Dr. Matsudaira terungkap.
Ternyata pada awalnya ia adalah seorang staf medis di Seinan University Hospital dan
dikenal sebagai salah seorang staf dari tim pertama yang berhasil melakukan pencangkokkan
hati. Seorang ahli pencernaan. Namun setelah keberhasilannya dalam operasi pencangkokkan
hati tersebut. Dr. Matsudaira berubah menjadi lebih mementingkan penelitiannya daripada
pasien, sehingga akhirnya setelah mendapat masalah dalam penelitiannya, ia memalsukan
hasil penelitiannya tersebut. Hal mana yang sangat disesalinya.
Kali ini pasien yang harus dirawat adalah bekas pasien Dr. Matsudaira dalam operasi
pencangkokkan hati yang pernah dijalankannya tersebut. Dan operasi yang harus dijalankan
adalah operasi hati yang menjadi keahlian Dr. Matsudaira. Dalam operasi kali ini
dokter-dokter di RS Houkuyou mendapat bantuan Dr. Arase dan operasi dilakukan bergantian oleh
Matsudaira kembali terkenang pada saat-saat dimana ia masih merupakan dokter yang hebat
dan ingatan ini memulihkan semangatnya sebagai seorang dokter. Dr. Matsudaira pun
akhirnya membuang seluruh minumannya dan berhenti bermabuk-mabukan.
EPISODE 8
Dalam episode kali ini diceritakan mengenai Dr. Kodaka. Pasien yang datang ke RS
Houkuyou kali ini adalah putra dari Dr. Kodaka.
Diceritakan bahwa Dr. Kodaka pada awalnya adalah seorang dokter yang sangat
memperhatikan keadaan pasiennya. Hingga pada suatu saat dikarenakan kesibukan di tempat
ia bekerja, ketika anaknya tersebut yang baru berusia 4 tahun mengalami serangan asma
terlambat mendapat pertolongan yang mengakibatkan kelumpuhan. Karena kejadian itu ia
lalu diceraikan dan tidak pernah dapat bertemu dengan putranya lagi. Dr. Kodaka yang
merasa bersalah lalu tidak pernah mengikuti operasi lagi.
Sekarang di saat putranya mendapat tumor, mantan suaminya tidak mengijinkannya untuk
mengikuti operasi. Bahkan putranya yang menjalani perawatan pun tidak mau melihatnya.
Sekalipun begitu, saat putranya tresebut menjalani operasi ia bersikeras memasuki ruang
operasi dan membantu proses operasi demi agar putranya tersebut bisa mendapatkan
perawatan terbaik.
Setelah operasi ini, mantan suami Dr. Kodaka lalu mengijinkan Dr. Kodaka untuk bertemu
dengan putranya.
EPISODE 9
Kali ini Asada Ryuutaro dihadapkan pada pencangkokkan jantung dan pendonoran hati untuk
anak berusia 9 tahun. Namun yang menjadi kendala adalah bahwa RS Houkuyou tidak
memiliki peralatan yang memadai untuk melakukan pencangkokkan ini, ditambah pula untuk
melakukan pencankokkan jantung harus ada jantung yang sesuai. Sementara itu Prof.
Noguchi pun diduga menderita suatu penyakit. Dan Dr. Ijyuuin pun dihadapkan pada
masalah kepercayaan diri dalam menjalankan operasi.
Menyadari keadaannya, Prof. Noguchi memutuskan untuk melakukan pemeriksaan di Rumah
Sakit Houkuyou, dan mempercayakan hidupnya kepada Asada Ryuutaro. Mendengar kabar
ini para dokter di RS houkuyou mengatakan keberatannya untuk merawat Prof. Noguchi,
akan tetapi Asada Ryuutaro yang sangat memandang tinggi nyawa manusia itu menyetujui
untuk merawat Prof. Noguchi. Akhirnya diadakan pertukaran syarat, bahwa setelah Prof.
Meishin University hospital untuk melakukan pencangkokkan jantung.Akan tetapi setelah
sembuh, Prof. Noguchi justru berniat untuk melanggar kesepakatan ini.
EPISODE 10
Di episode ini seluruh tim Asada Ryuutaro berkumpul untuk mempersiapkan operasi
pencangkokkan jantung dan pendonoran hati tersebut. Mereka terus melakukan persiapan
hingga saat untuk operasi tiba. Asada ryuutaro memulai operasinya dengan pembedahan
untuk persiapan pencangkokkan sambil menantikan kedatangan Dr. Ijyuuin dengan jantung
yang akan dicangkokkan. Dan di saat bersamaan juga Prof. Kitou melakukan operasi serupa.
Akan tetapi pasien Prof. Kitou ternyata tidak dapat menerima jantung yang akan
dicangkokkan padanya, sehingga jantung tersebut diberikan pada pasien Asada Ryuutaro.
Namun saat itu pasien Asada Ryuutaro sedang menjalani operasi hati, sehingga tidak dapat
dilakukan operasi pencangkokkan sesegera mungkin. Sehingga Asada Ryuutaro memutuskan
untuk melakukan operasi ganda yang sangat beresiko. Sedemikian beresikonya sehingga Prof.
Noguchi tidak mungkin akan meluluskan operasi ini. Dalam saat demikian Kataoka Kazumi
dan Dr. Kitahara, akhirnya bersedia membantu mengalihkan perhatian Prof. Noguchi agar
tidak memiliki waktu untuk membaca laporan mengenai rencana operasi Asada Ryuutaro ini.
EPISODE 11
Ini merupakan episode terakhir. Dalam episode ini menceritakan mengenai proses operasi
pencangkokkan jantung dan pendonoran hati yang dilakukan tim Asada Ryuutaro. Di saat
yang mendesak mobikl yang digunakan Dr. Ijyuuin untuk membawa jantung yang akan
dicangkokkan mengalami kecelakaan sehingga Dr. Ijyuuin harus membawa jantung tersebut
dengan berlari menembus hutan. Walaupun mendapat beberapa masalah, namun akhirnya
operasi ini berjalan sukses.
Sementara itu ternyata operasi pencangkokkan yang dijalankan Prof. Kitou pun telah berhasil
berkat jantung buatan yang dibawakan Dr. Kirishima dari Amerika.
Dan di waktu bersamaan, masa lalu Prof. Noguchi yang penuh masalah pun terungkap,
sehingga ia kehilangan kedudukkannya. Kataoka Kazumi lalu mengambil alih posisi Prof.
Noguchi dan merencanakan perombakan yang lebih baik lagi denga berpusat di Meishin
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jepang merupakan sebuah negara yang telah kita kenal baik melalui berbagai
hasil produksinya. Siapa yang tidak mengetahui tentang Honda, Suzuki, Toshiba dan
lain sebagainya yang merupakan perusahaan-perusahaan besar dari Jepang. Siapa
yang tidak pernah membaca manga ataupun menonton anime dari Jepang. Karena itu
sesungguhnya Jepang bukanlah sebuah negara yang asing lagi bagi kita.
Saat ini Jepang merupakan negara maju satu-satunya di Asia, dengan
sendirinya perekonomian dan perindustrian Jepang masih lebih maju daripada
negara-negara Asia lainnya. Namun Jepang pun merupakan salah satu negara-negara dan bangsa
yang memiliki tradisi leluhur yang sangat kental. Dalam kehidupan masyarakatnya
tradisi warisan dari leluhur mereka tidak pernah hilang dari dalam diri setiap
individunya. Sebut saja 武士道
ぶ しど う
(bushido: semangat samurai) dan 集団意識
し ゅ う だ ん い し き
(shuudang ishiki: kesadaran berkelompok) mereka. Hingga saat ini masyarakat
Jepang tetap memelihara warisan leluhur mereka tersebut, walaupun memang saat ini
perwujudannya tidak sama betul seperti jaman dahulu. Contohnya 武士道, saat ini
orang-orang Jepang tetap memegang teguh semangat ini namun bukan lagi sebagai
2 Universitas Kristen Maranatha menyerah dan kesungguhan hati dalam melakukan suatu hal. Oleh karena itu Jepang
dapat dikatakan sebagai sebuah negara maju dengan kebudayaan kuno yang kuat.
Merupakan hal yang menarik untuk mengetahui bahwa di tengah kemajuan
ekonomi masyarakat Jepang terdapat suatu kehidupan tradisional yang mendukung
tercapainya kemajuan tersebut. Kehidupan atau kebudayaan tradisional itu disebut
集団意識. 集団意識 ini dipercaya berakar dari budaya menanam padi di sawah pada
masa lalu yang harus dikerjakan secara bergotong royong dengan berdasar sistem
kerjasama kelompok dan rasa kekeluargaan. Di tengah gotong royang tersebut
terdapat keteraturan kerja dalam mengolah sawah sehingga suasana ini terbawa
ketengah komunitas sehari-hari. Akhirnya jiwa berkelompok ini diperkokoh dengan
masuknya ajaran Confusius dari China yang berdasarkan sisitem kekeluargaan.
集団意識 ini dapat dikatakan merupakan kehidupan orang Jepang itu sendiri karena
selain terdapat dalam kehidupan kerja masyarakat Jepang, 集団意識 juga dapat
ditemukan hampir dalam setiap segi kehidupan mereka. Dalam sekolah, dalam
pergaulan, dalam dunia maya sekalipun mereka hidup dengan berkelompok. Dan
kehidupan berkelompok tersebut dirasakan jauh lebih penting daripada kehidupan
pribadi mereka. Demi kepentingan kelompoknya orang Jepang rela melakukan apa
pun walaupun terkadang hal itu mungkin bertentangan dengan kepentingan pribadi
mereka sendiri. Saat orang Jepang memasuki sebuah kelompok, ia akan berusaha
menyumbangkan yang terbaik bagi kelompoknya tersebut. Prestasi individu dalam
3 Universitas Kristen Maranatha kelompoknya. Oleh sebab itu orang Jepang sangat bangga dengan kelompoknya. Saat
mereka telah mempunyai kelompok, mereka lebih menekankan nama kelompok
mereka daripada nama pribadi. Seperti seorang karyawan yang sebut saja bernama
Takada Ryutaro yang bekerja diperusahaan A, dalam mengenalkan dirinya ia akan
menyebutkan A no Takada Ryutaro (Takada Ryutaro dari perusahaan A). Dalam cara
mengenalkan diri seperti ini, kita dapat memahami betapa bangganya orang Jepang
dengan kelompok tempatnya berada. Mereka sangat bangga dapat masuk kedalam
suatu kelompok dan mereka ingin orang lain mengetahui bahwa dirinya telah
bergabung dengan kelompok tersebut. Dengan demikian dapat kita ketahui bahwa
bagi masyarakat Jepang kehidupan berkelompok tersebut sangat penting dan besar
artinya bagi mereka.
Dengan adanya pandangan akan kehidupan berkelompok yang demikian dan
kecendrungan berkelompok dalam setiap segi kehidupan masyarakat Jepang yang
seperti itu, masyarakat Jepang pada umumnya tidak dapat menerima sikap
individualisme yang mencolok seperti yang terdapat dalam kebudayaan Barat. Lalu
bagaimana jika dalam kehidupan berkelompok tersebut terdapat seseorang yang tidak
dapat berbaur dengan kelompoknya tersebut? Bagaimana orang-orang Jepang lainnya
dalam kelompok tersebut menyikapi orang Jepang yang berbeda ini? Dapatkah
mereka tetap bekerja sama? Ataukah mereka pada akhirnya akan memisahkan diri?
Hal ini merupakan sesuatu yang menarik untuk dibahas dan diketahui karena
4 Universitas Kristen Maranatha juga didalam kebudayaan masyarakat Jepang yang kehidupan berkelompoknya sangat
dominan pasti juga terdapat segelintir orang yang tidak dapat berkelompok. Dan
bagaimana yang segelintir ini dapat bertahan di tengah kedominanan tersebut?
Perbedaan yang dimiliki segelintir masyarakat Jepang seperti yang telah
diuraikan di atas dapat ditemukan dalam serial drama berjudul Team Medical
Dragon produksi Fuji TV Japan pada tahun 2003 yang disutradarai oleh Tetsuya
Nomura. Serial ini menceritakan tentang seorang dokter bernama Asada Ryuutaro
dengan berbagai perangainya yang individualis. Dalam serial ini dikisahkan bahwa
Asada Ryuutaro merupakan seorang dokter jenius yang karena perilakunya yang
tidak menaati perintah atasan menyebabkan ia dikucilkan dari masyarakat kedokteran
Jepang. Hal ini membuat ia tidak dapat diterima bekerja di satu rumah sakit pun.
Hingga pada suatu hari datang Dr. Katou Aki, seorang asisten profesor dari Meishin
University Hospital, yang mengajak Asada bergabung di Meishin untuk membantu
penelitian Dr. Katou tentang operasi yang disebut BATISTA 1. Walaupun pada
awalnya Asada menolak, namun setelah beberapa kejadian akhirnya ia menerima
tawaran tersebut. Setelah bergabung dalam regu penelitian BATISTA di Meishin
University Hospital, Asada tetap tidak berubah dengan perangainya yang individualis
tersebut. Ia tidak pernah mempedulikan apa yang telah ditetapkan oleh Profesor
Noguchi sebagai standar dalam operasional di Meishin University Hospital. Ia tidak
terlalu memperdulikan nasib anggota dalam tim operasinya jika ia melakukan
1BATISTA merupakan suatu operasi jantung dengan membuang bagian jantung yang terinfeksi
5 Universitas Kristen Maranatha kesalahan dalam operasi. Asada Ryuutaro tidak peduli akan aturan maupun
orang-orang di sekitarnya, ia hanya peduli pada apa yang dicapainya.
Keadaan tokoh Asada Ryuutaro ini tepat seperti keadaan segelintir orang yang
tidak dapat berbaur dalam kelompok seperti telah dibahas sebelumnya. Oleh karena
itu maka skripsi ini akan penulis susun dengan berfokus kepada tokoh Asada
Ryuutaro dalam serial drama Team Medical Dragon tersebut. Dan dengan mengacu
pada serial drama Team Medical Dragon ini penulis akan membahas dan mencari
jawaban akan pertanyaan-pertanyaan seputar sikap individualisme di tengah
masyarakat Jepang yang memiliki kesadaran berkelompok yang demikian kuatnya,
seperti telah dipaparkan diatas.
1.2 Pembatasan Masalah
Dalam skripsi ini penulis akan melakukan pembahasan mengenai kuatnya
budaya berkelompok dalam dunia kerja masyarakat Jepang. Yang akan menjadi
pembahasan adalah tentang pengaruh 集団意識 dalam kehidupan kerja masyarakat
Jepang, tanggapan masyarakat Jepang dalam menghadapi orang yang individualistis
di tengah dunia kerjanya, serta bagaimana seseorang yang individualistis dapat
diterima di dunia kerja yang berlandaskan 集団意識 .
Dalam melakukan pembahasan ini penulis menggunakan serial drama
6 Universitas Kristen Maranatha 2003 oleh Tetsuya Nomura sebagai data analisis, dan analisis akan berfokus kepada
tokoh utama yang bernama Asada Ryuutaro.
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini adalah untuk memahami bagaimana seseorang harus
mempunyai 集団意識 dalam dunia kerja di Jepang berdasarkan serial drama Team
Medical Dragon.
1.4 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah
Metode Penelitian Deskriptif.
Secara harafiah, metode deskripsi merupakan metode penelitian untuk
membuat gambaran mengenai suatu situasi atau kejadian. Telah banyak ahli yang
mencoba memaparkan dan menjelasan mengenai pengertian metode deskriptif ini,
antara lain adalah Moh. Nazir, Ph.D (1983) yang berpendapat bahwa metode
deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu
objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun mengenai suatu peristiwa
pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah membuat gambaran atau
lukisan secara sistematis, meneliti dengan cermat berdasarkan kenyataan mengenai
7 Universitas Kristen Maranatha Sedangkan Whitney (1960) dalam Metode Penelitian Sastra yang disusun
Prof. Drs. M. Atar Semi berpendapat bahwa metode deskriptif adalah pencarian fakta
dengan memberikan suatu tafsiran yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari
masalah-masalah yang terdapat dalam masyarakat, serta tatacara yang berlaku dalam
masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk mengenai hubungan,
kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang
berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.
Prof. Drs. M. Atar Semi (1990) berpendapat bahwa penelitian deskriptif
adalah data yang terurai dalam bentuk kata-kata atau gambar-gambar, bukan dalam
bentuk angka-angka. Data yang digunakan pada umumnya adalah data yang berupa
pencatatan, foto-foto, rekaman, dokumen, dan catatan-catatan resmi.
Menurut Sukmadinata (2006), penelitian deskriptif adalah suatu bentuk
penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik
fenomena alamiah maupun buatan manusia. Fenomena itu dapat berupa bentuk,
aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara
fenomena yang satu dengan yang lainnya.
Jadi dapat dikatakan bahwa metode penelitian deskriptif adalah suatu bentuk
metode yang digunakan untuk menafsirkan dan menggambarkan suatu fenomena atau
peristiwa yang terjadi di tengah masyarakat atau sekelompok manusia dan
menguraikan fakta-fakta mengenai fenomena atau peristiwa tersebut dalam bentuk
8 Universitas Kristen Maranatha Dalam melaksanakan penelitian deskriptif ini terdapat beberapa langkah yang
akan dilakukan, antara lain:
1. Menentukan tema yang dilanjutkan dengan menetapkan judul. Tema yang
diambil harus memiliki nilai untuk dibahas, sehingga dapat bermanfaat bagi
pembaca. Judul yang dipakai harus dapat menggambarkan inti dari tema.
2. Mengumpulkan data dan menentukan teori yang akan digunakan. Data
diambil dari berbagai buku referensi, website, maupun literature lainnya yang
terkait dengan tema.
3. Memilah-milah data yang diambil dari sumber data. Langkah ini dilakukan
agar penulis memiliki pegangan yang kuat dalam menulis laporan, tanpa
menggunakan data yang tidak terkait.
4. Menulis laporan dan menyimpulkan.
5. Melaporkan dalam presentasi.
Teknik pengumpulan data akan dilakukan dengan mempelajari, mendalami
dan mengutip berbagai teori dan konsep dari berbagai literature seperti koran,
majalah, buku-buku, skripsi dan thesis, serta dari literature-literatur lainnya selama
literature tersebut memiliki kaitan dengan topik penulisan atau dengan permasalahan
yang akan dibahas dalam penulisan.
1.5 Organisasi Penulisan
9 Universitas Kristen Maranatha Dalam bab I akan dibabarkan mengenai latar belakang penulisan, pembatasan
masalah, tujuan penulisan, serta metode penelitian yang akan digunakan. Dalam latar
belakang masalah akan dijelaskan sekilas tentang pentingnya 集団意識 di tengah
kehidupan masyarakat Jepang dan sekilas mengenai serial drama Team Medical
Dragon. Sedangkan untuk pembatasan masalah akan dibahas mengenai berbagai
masalah yang akan di kaji dalam penulisan ini. Dan dalam tujuan penulisan akan
dijelaskan alasan penulis melakukan penulisan ini. Dalam metode penelitian akan
diberikan penjelasan mengenai metode penelitian yang akan digunakan penulis dalam
menyelesaikan penulisan ini. Kemudian dalam bab II penulis akan mengkaji berbagai
hal mengenai kesadaran berkelompok masyarakat Jepang. Di bagian ini penulis akan
menjelaskan mengenai kesadaran kelompok masyarakat Jepang atau 集団意識 dari
asal mula timbulnya kesadaran ini sampai berbagai teori mengenai 集団意識.
Selanjutnya dalam bab III akan akan dibahas berbagai adegan-adegan yang terkait
dengan permasalahan 集団意識, yaitu adegan-adegan saat Asada Ryuutao menentang
atasan dan aturan, bersikap individualistis, serta adegan-adegan yang menunjukan
perubahan dalam diri Asada Ryuutaro. Dan dalam BAB IV penulis akan menuliskan
semua hasil yang telah diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan sehingga
berbagai pertanyaan yang timbul dalam latar belakang penulisan akan terjawab.
Penelitian ini disusun dengan cara demikian dengan tujuan agar pembaca
56 Universitas Kristen Maranatha
BAB IV
KESIMPULAN
Kesadaran berkelompok atau 集団意識 merupakan kebudayaan bangsa
Jepang yang telah diwariskan secara turun-temurun tanpa kehilangan tempatnya
dalam kehidupan modern saat ini. Dari jaman dahulu hingga saat ini orang Jepang
selalu mengikatkan dirinya dalam suatu kelompok. Baik dalam bekerja, sekolah,
bermain dan sebagainya, mereka selalu membentuk suatu kelompok di mana mereka
bisa membaur dengan anggota masyarakat lainnya.
Saat orang Jepang bergabung dalam suatu kelompok, maka ia akan membela
kelompok tersebut dengan sepenuh jiwanya. Ia akan merasa bangga dengan
mengetahui bahwa ia telah bergabung dalam kelompok tersebut dan menjadikannya
sebagai identitas diri. Dalam menjalani kehidupan berkelompok ini orang Jepang
memandang tinggi senioritas. Mereka akan mematuhi pendapat orang-orang yang
menjadi senior mereka. Bagi mereka seorang senior dalam suatu kelompok maka
akan tetap menjadi senior dalam segala hal. Oleh karena itu, saat mereka memiliki
pandangan yang berbeda dengan seniornya, mereka tidak mengungkapkannya secara
berterang dan terbuka. Mereka akan menempuh jalan yang berputar-putar secara
sedemikian rupa sehingga tidak menyinggung perasaan seniornya.
Dalam skripsi ini penulis telah menganalisis teori ini dengan melakukan
57 Universitas Kristen Maranatha
tokoh utamanya Asada Ryuutaro. Pengamatan ini dilakukan dengan
mempertimbangkan akan penerimaan orang Jepang terhadap sikap individualistis
yang sangat berbeda dengan kebudayaan berkelompok mereka. Mengenai tanggapan
mereka terhadap sikap seperti ini dan dapat tidaknya sikap individualistis seperti ini
di terima ditengah kebudayaan Jepang yang masyarakatnya cendrung berkelompok.
Dari hasil analisis seperti yang telah diuraikan dalam bab III, penulis
berkesimpulan bahwa masyarakat Jepang sebagai masyarakat yang tertutup sangat
tidak terbiasa dengan adanya sikap atau pun tindakan yang tidak sesuai dengan
kebiasaan dan kebudayaan yang berlaku dalam masyarakat mereka. Mereka tidak
dapat menerima tindakan-tindakan yang individualistis dan menanggapi sikap seperti
ini dengan takut. Saat seseorang melakukan tindakan yang individualistis, mereka
akan merasa takut untuk mendekat dan bahkan akan menjauhi orang tersebut. Hal ini
membuat seorang yang individualistis tidak dapat di terima di tengah lingkungan
masyarakat Jepang.
Keadaan seperti ini membuat orang yang berada di tengah mereka mau tidak
mau harus menyesuaikan diri dengan mereka. Seseorang yang individualistis tidak
akan dapat bertahan untuk tetap berada lingkungan mereka dengan mempertahankan
sikap individualistisnya tersebut terus menerus. Mereka pada akhirnya akan
terpengaruh suasana berkelompok yang ada dalam setiap segi kehidupan masyarakat
Jepang. Sehingga biar bagaimana pun sikap orang Jepang pada awalnya, pada
58 Universitas Kristen Maranatha tetap harus mengabdikan dirinya bagi kelompok tempat ia bergabung. Karena
masyarakat dan lingkungan disekitarnya hanya dapat menerima seseorang yang dapat
berbaur di tengah kehidupan berkelompok.
Sedemikian kuatnya rasa kesadaran untuk berkelompok hidup dalam
pemikiran orang Jepang membuat tidak adanya kesempatan bagi orang-orang bergaya
barat yang individualistis untuk berbaur di antara mereka. Hal ini menimbulkan suatu
tekanan dan pengaruh yang kuat bagi orang-orang bersifat individualistis yang hidup
di tengah masyarakat Jepang. Kuatnya kesadaran berkelompok dalam pemikiran
orang Jepang memberi pengaruh dan ajakan pada orang-orang individualistis yang
ada di antara mereka untuk ikut memiliki kesadaran ini. Keadaan ini ibarat satu tetes
cat putih yang diteteskan ke dalam bak berisi cat hitam, pada akhirnya setelah diaduk
cat dalam bak tersebut tetap berwarna hitam. Demikian juga halnya dengan pengaruh
masyarakat ini. Satu orang yang berbeda sendiri pada akhirnya akan terpengaruh dan
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Website:
http://www.gayajapan.blogspot.com
http://www.andyku.wordpress.com/2008/04/17/10-resep-sukses-bangsa-jepang/
http://www.yuzuv17.blogspot.com/2008/12/analisis-dinamika-kelompok-pada.html
http://www.akbartrisa.blog.friendster
Universitas Kristen Maranatha
Referensi:
March, Robert M.1995.Bekerja Untuk Perusahaan Jepang.Jakarta:Megapoin
Nakane,Chie.1970.Japan Society.London:University of California Press,Ltd
Nazir, Moh.1988.Metode Penelitian.Jakarta:Ghalia Indonesia
Ratna, Nyoman Kutna.2004.Teori, Metode, dan Teknik Penelitian
Sastra.Yogyakarta:Pustaka Pelajar
Semi, M. Atar.1993.Metodologi Penelitian Sastra.Bandung:Erlangga