vi ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah, pertama, untuk mengetahui bentuk Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan perusahaan, dan kedua adalah untuk secara empiris menguji besarnya pengaruh pengungkapan CSR terhadap agresivitas pajak perusahaan. Pengungkapan CSR sebagai variabel independen diukur menggunakan Indeks Pengungkapan CSR, sedangkan agresivitas pajak sebagai variabel dependen diukur menggunakan Tarif Pajak Efektif (Effective Tax Rate). Sampel yang digunakan adalah laporan tahunan, laporan keuangan, dan laporan keberlanjutan perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2014. Sampel diambil dengan cara purposive sampling dan pengujian dilakukan dengan metode regresi linier sederhana. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa bentuk CSR yang dilakukan perusahaan mencakup kategori ekonomi, lingkungan, dan sosial. Lalu, hasil dari regresi menunjukkan bahwa pengaruh pengungkapan CSR berbanding terbalik dengan agresivitas pajak, dimana semakin tinggi tingkat pengungkapan CSR suatu perusahaan, maka semakin rendah agresivitas pajaknya.
ABSTRACT
The aim of this research is, first, to find what kind of Corporate Social Responsibility (CSR) which is done by corporations, and second is to empirically examine the association between CSR disclosure and corporate tax aggressiveness. CSR disclosure as the independent variable is measured by CSR Disclosure Index, while tax aggressiveness as the dependent variable is measured by Effective Tax Rate (ETR). Based on a sample of annual report, financial statement and sustainability report from publicly listed mining corporations at Bursa Efek Indonesia (BEI) for the 2011-2014 financial year. Samples are selected by using purposive sampling method and the hypothesis is examined by using simple linear regression analysis. The result shows that CSR which is done by corporations included in categories, such as economic, environmental and social. Then, the regression result shows that the CSR disclosure has a negative impact on tax aggressiveness, which means, the higher the level of CSR disclosure of a corporation, the lower is the level of tax aggressiveness.
viii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PENGESAHAN... ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR... iii
KATA PENGANTAR... iv
ABSTRAK... vi
ABSTRACT... vii
DAFTAR ISI... viii
DAFTAR GAMBAR... x
DAFTAR TABEL... xi
DAFTAR LAMPIRAN... xii
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1Latar Belakang... 1
1.2Identifikasi Masalah... 6
1.3Tujuan Penelitian... 6
1.4Manfaat Penelitian... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS... 8
2.1 Kajian Pustaka... 8
2.1.1 Corporate Social Responsibility (CSR)... 8
2.1.1.1 Pengertian CSR... 8
2.1.1.2 CSR dan Pembangunan Nasional... 10
2.1.1.3 CSR dalam Perusahaan... 12
2.1.1.4 Pengungkapan CSR... 13
2.1.1.5 Pro dan Kontra terhadap CSR... 15
2.1.2 Pajak... 16
2.1.2.1 Definis Pajak... 16
2.1.2.2 Pajak dan CSR... 17
2.1.3 Manajemen Pajak... 22
2.1.3.1 Perencanaan Pajak... 23
2.1.4 Agresivitas Pajak... 26
2.1.4.1 Agresivitas Pajak dan CSR... 27
2.2 Rerangka Pemikiran... 28
2.3 Pengembangan Hipotesis... 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 30
3.1 Objek Penelitian... 30
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian... 31
3.3 Definisi Operasional Variabel... 32
3.4 Teknik Pengumpulan Data... 34
3.4.1 Jenis dan Sumber Data... 34
3.4.2 Metode Pengumpulan Data... 35
3.5.1 Uji Normalitas... 35
3.5.2 Uji Asumsi Klasik... 36
3.5.2.1 Uji Heterokedastisitas... 36
3.5.2.2 Uji Multikolinearitas... 36
3.5.2.3 Uji Autokorelasi... 37
3.5.3 Uji Hipotesis... 37
3.5.3.1 Uji Regresi Sederhana... 37
3.5.3.2 Uji Koefisien Determinasi (R2)... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 39
4.1 Penerapan CSR di Perusahaan... 39
4.2 Pengaruh Pengungkapan CSR terhadap Agresivitas Pajak... 49
4.2.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif... 51
4.2.2 Pengujian Normalitas... 52
4.2.2.1 Pengujian Outliers... 53
4.2.3 Pengujian Asumsi Klasik... 54
4.2.3.1 Pengujian Heteroskedastisitas... 54
4.2.3.2 Pengujian Multikolinearitas... 55
4.2.3.3 Pengujian Autokorelasi... 56
4.2.4 Pengujian Hipotesis Statistik... 56
4.2.4.1 Pengujian Koefisien Determinasi... 58
4.2.4.2 Uji Regresi Linier Sederhana... 58
4.2.5 Pembahasan Hasil Olah Data... 59
BAB V PENUTUP... 61
5.1 Simpulan... 61
5.2 Saran... 61
DAFTAR PUSTAKA... 63
LAMPIRAN... 65
x
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel... 34
Tabel 4.1 Perusahaan Sampel... 49
Tabel 4.2 CSR Disclosure Index (CSRDI) Perusahaan Sampel... 50
Tabel 4.3 Nilai Effective Tax Rate (ETR) Perusahaan Sampel... 50
Tabel 4.4 Uji Statistik Deskriptif... 51
Tabel 4.5 Uji Kolmogorov-Smirnov... 52
Tabel 4.6 Uji Kolmogorov-Smirnov (Setelah Uji Outliers)... 52
Tabel 4.7 Uji Multikolieritas... 55
Tabel 4.8 Uji Autokorelasi... 56
Tabel 4.9 Uji Hipotesis Statistik... 57
Tabel 4.10 Uji Koefisien Determinasi... 58
xii
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran A Global Reporting Initiative (GRI) Sustainability
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konsep tentang tanggung jawab sosial perusahaan lahir dan makin berkembang
menjadi isu penting dalam menjamin kelangsungan hidup dunia usaha sejak
dicetuskannya konsep social responsibility yang merupakan kelanjutan konsep
economic dan environmental sustainability pada pertemuan di Yohannesberg pada
tahun 2002. Tidak dapat dipungkiri, perusahaan tidak akan bisa berkembang tanpa
memperhatikan situasi dan kondisi lingkungan sosial dimana perusahaan berada.
Dihadapkan pada kenyataan ini, pelaksanaan tanggung jawab sosial menjadi suatu
keharusan untuk mendukung kegiatan bisnis yang dilakukan. (Yustiani dan
Anatan, 2010)
Pelaksanaan tanggung jawab sosial harus menjadi suatu bagian dalam
peran bisnis dan termasuk dalam kebijakan bisnis perusahaan, sehingga dunia
bisnis bukan hanya merupakan suatu organisasi yang berorientasi pada
pencapaian laba maksimal tetapi juga menjadi suatu organisasi pembelajaran,
dimana setiap individu yang terlibat di dalamnya memiliki kesadaran sosial dan
rasa memiliki tidak hanya pada lingkungan organisasi saja melainkan juga pada
lingkungan sosial dimana perusahaan berada. (Anatan, dalam Yustiani dan Anatan
2010)
Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan masalah penting yang
memperoleh perhatian khusus dengan melalui pembentukan regulasi yang
B A B I P E N D A H U L U A N | 2
terbatas di Indonesia yaitu Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang
penanaman modal, dan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang perseroan
terbatas. Lahirnya kedua Undang ini dilatarbelakangi oleh
Undang-Undang Dasar 1945 yang menetapkan bahwa perekonomian nasional dan
kesejahteraan sosial harus diatur oleh negara. Motivasi lain berkaitan dengan
keinginan pemerintah untuk mencegah dan mengurangi terjadinya kerusakan
lingkungan yang mungkin terjadi akibat kegiatan operasional perusahaan yang
tidak memperhatikan lingkungan hidup dan masyarakat disekitar perusahaan
beroperasi. (Yustiani dan Anatan, 2010)
Agoes (2009) menyatakan bahwa munculnya isu pemanasan global,
penipisan lapisan ozon, kerusakan hutan, kerusakan lokasi di sekitar areal
pertambangan, pencemaran air akibat limbah beracun, pencemaran udara,
pencemaran air laut akibat tumpahan minyak dari kapal tangki penyangkut
minyak yang bocor, dan sebagainya merupakan akibat negatif dari munculnya
aktivitas bisnis yang hanya berorientasi pada keuntungan semata tanpa
memedulikan dampak negatif yang merugikan masyarakat dan bumi ini.
Munculnya konsep Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan respons
atas tindakan perusahan yang telah merugikan masyarakat dan bumi yang kita
huni ini.
Pada konferensi tentang pemanasan global yang dihadiri oleh hampir
semua negara di dunia pada akhir tahun 2007 di Bali, semua negara menyadari
dan sepakat bahwa pemanasan global yang terjadi dewasa ini disebabkan oleh
kelalaian umat manusia pada umumnya dan masyarakat bisnis pada khususnya
B A B I P E N D A H U L U A N | 3
Terbatas di Indonesia – yang dalam salah satu pasalnya (Pasal 74) mewajibkan
perusahaan untuk menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungan – telah
menimbulkan kontroversi perdebatan pro dan kontra. Ini menunjukkan bahwa
para pelaku bisnis – khususnya di Indonesia – belum banyak yang mendukung
program CSR. Ketersendatan pelaksanaan CSR ini tidak saja terjadi di Indonesia,
tetapi juga hampir di semua negara termasuk di negara-negara maju. Hal ini tidak
mengherankan karena bila membicarakan program CSR, berarti membawa
konsekuensi biaya yang harus dipikul dalam menanggulangi kerusakan
lingkungan. (Agoes, 2009)
Adanya banyak kasus lingkungan, adanya peraturan yang mewajibkan
perseroan melaksanakan CSR, diterbitkannya ISO 26000 menjadikan CSR
sebagai salah satu hal penting yang diperhatikan semua pihak dan sudah banyak
diterapkan sebagai bagian dari aktivitas perusahaan. (Hidayati dan Murni, 2009)
Sayekti et al. (2007) menyatakan bahwa untuk bisa mempertahankan
kelangsungan hidupnya, perusahaan mengupayakan sejenis legitimasi atau
pengakuan baik dari investor, kreditor, konsumen, pemerintah, maupun
masyarakat sekitar. Untuk memperoleh legitimasi dari investor, perusahaan
senantiasa meningkatkan return saham bagi para investor. Untuk memperoleh
legitimasi dari kreditor, perusahaan meningkatkan kemampuannya
mengembalikan hutang. Untuk memperoleh legitimasi dari konsumen, perusahaan
senantiasa meningkatkan mutu produk dan layanan. Untuk mendapatkan
legitimasi dari pemerintah, perusahaan mematuhi segala peraturan
perundang-undangan yang ditetapkan oleh pemerintah. Dan untuk memperoleh legitimasi
B A B I P E N D A H U L U A N | 4
Dengan menerapkan CSR, diharapkan perusahaan akan memperoleh legitimasi
sosial dan memaksimalkan kekuatan keuangannya dalam jangka panjang. (dalam
Hidayati dan Murni 2009)
Terlihat bahwa di Indonesia saat ini kesadaran akan perlunya menjaga
lingkungan sudah mulai berkembang. Hal ini ditunjukkan dengan adanya
peraturan Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Pasal 74 Tahun 2007 yang
diberlakukan pada 16 Agustus 2007. Undang-Undang ini mengatur tentang
perusahaan yang melakukan kegiatan usaha di bidang dan/atau berkaitan dengan
sumber daya alam wajib melakukan tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Laporan keuangan tahunan merupakan salah satu media yang biasa digunakan
dalam mengungkapkan informasi sosial dan lingkungan perusahaan. (Yaparto
dkk., 2013)
Williams (2007) dalam jurnal Carolina dan Eddy (2013) menyatakan
bahwa membayar pajak merupakan salah satu bentuk kegiatan CSR. Karena
sesuai dengan definisi dan fungsi pajak yaitu pajak yang dipungut digunakan
untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pajak
digunakan untuk membangun infrastruktur dan lain sebagainya. Kemudian,
tanggung jawab perusahaan kepada salah satu external stakeholders adalah
pemerintah (governance), sehingga pembayaran pajak merupakan bentuk CSR
kepada pemerintah (Christensen and Murphy, 2004; Carolina et al., 2011).
Sehingga dengan munculnya kewajiban untuk melaksanakan CSR menjadi beban
tambahan bagi perusahaan, dimana perusahaan menganggap bahwa dirinya telah
melaksanakan CSR dalam bentuk pembayaran pajak, dan sekarang mereka
B A B I P E N D A H U L U A N | 5
Dalam konteks yang lebih luas dan bisa dikatakan penting, Richardson dan
Lanis (2011) menyatakan bahwa CSR berpotensi mempengaruhi agresivitas pajak
dalam hal bagaimana sebuah perusahaan mengarahkan sistem dan prosesnya bagi
kesejahteraan masyarakat sebagai suatu kesatuan.
Pajak merupakan faktor pendorong dalam banyak pengambilan keputusan
perusahaan. Tindakan manajerial yang semata-mata dirancang untuk
meminimalkan pajak perusahaan melalui kegiatan agresif pajak menjadi hal yang
umum dilakukan perusahaan di seluruh dunia. Namun, agresivitas pajak
perusahaan dapat menghasilkan biaya dan keuntungan yang signifikan. Dari
perspektif sosial, pembayaran pajak penghasilan perusahaan (badan) dapat
memastikan pembiayaan bagi fasilitas publik. Dengan demikian, kebijakan
mengenai agresivitas pajak perusahaan mungkin dapat memiliki dampak negatif
bagi masyarakat. (Richardson dan Lanis, 2011)
Selain itu, ketika sebuah perusahan dianggap sebagai agresif pajak karena
membentuk pengaturan yang secara dominan bertujuan menghindari pajak, maka
umumnya hal tersebut tidak dianggap sebagai pembayaran yang “adil” atas pajak
penghasilan badan kepada pemerintah untuk menjamin pembiayaan fasilitas
publik. Hal ini dapat menyebabkan kerugian yang tidak dapat ditanggulangi bagi
masyarakat secara keseluruhan. Sebagai hasil, agresivitas pajak dapat dianggap
tidak bertanggungjawab secara sosial. (Richardson dan Lanis, 2011)
Berdasarkan fenomena yang telah diajabarkan di atas maka tujuan
penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pengungkapan Corporate Social
B A B I P E N D A H U L U A N | 6
dengan sampel perusahaan yang termasuk sektor pertambangan dan terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2011-2014.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah yang dapat diambil
adalah:
1. Bagaimana bentuk penerapan Corporate Social Responsibility (CSR)
pada perusahaan yang termasuk dalam sektor pertambangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2014?
2. Seberapa besar pengaruh pengungkapan CSR terhadap agresivitas pajak
perusahaan dalam upaya penghematan pajak pada perusahaan yang
termasuk sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) tahun 2011-2014?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apa saja bentuk CSR yang dilakukan dan diterapkan
perusahaan yang termasuk dalam sektor pertambangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2014.
2. Untuk menguji dan menganalisis besarnya pengaruh pengungkapan
CSR terhadap agresivitas pajak perusahaan dalam upaya penghematan
pajak pada perusahaan yang termasuk sektor pertambangan dan
B A B I P E N D A H U L U A N | 7
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
- Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan menambah pengertian dan pengetahuan
akan pengaruh pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)
yang dilakukan perusahaan terhadap agresivitas pajak.
- Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menyadarkan perusahaan tentang
pentingnya tanggung jawab sosial perusahaan dan dampaknya secara
luas, baik terhadap pajak, kinerja, dan sebagai penunjang keberlanjutan
perusahaan.
- Direktorat Jenderal Pajak
Hasil penelitian ini memberikan wawasan mengenai adanya risiko
agresivitas pajak yang dilakukan perusahaan sehingga dapat
61 BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan peneliti, maka dapat
disimpulkan:
1. CSR yang dilakukan perusahaan-perusahaan sektor pertambangan
yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014 mencakup kategori ekonomi,
lingkungan, dan sosial. Hal ini menunjukkan sudah adanya kesadaran
dari perusahaan akan pentingnya kepedulian terhadap lingkungan
sekitar dalam berbagai aspek untuk keberlanjutan perusahaan.
2.a. Semakin tinggi tingkat pengungkapan CSR, maka tingkat agresivitas
pajak perusahaan akan semakin kecil.
b. Pengungkapan CSR hanya berkontribusi sebesar 11.4% dalam
menentukan agresivitas pajak perusahaan, sedangkan sisanya
dipengaruhi faktor lain.
5.2 Saran
Saran yang diberikan peneliti adalah:
1. Bagi investor, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan
nilai CSR Disclosure Index, tidak selalu disertai adanya peningkatan
agresivitas pajak perusahaan. Hal ini menandakan bahwa
perusahaan-perusahaan yang melakukan CSR dengan baik, juga merupakan
B A B V P E N U T U P | 62
Sehingga, pengungkapan CSR yang baik oleh perusahaan dapat
menjadi salah satu pertimbangan yang perlu dilihat bagi para investor
yang mau menanamkan modalnya.
2. Bagi perusahaan, hal ini menggambarkan bahwa besaran nilai CSR
Disclosure Index yang dimiliki oleh perusahaan belum tentu
menggambarkan bahwa perusahaan tersebut agresif pajak. Sehingga,
CSR yang dilakukan dengan baik dan pengungkapan yang lengkap
dalam laporan akan memberikan kesan positif mengenai perusahaan
sendiri.
3. Bagi peneliti lain, peneliti menyarankan untuk dapat mencari dan
menggunakan berbagai alternatif indikator lain selain CSR Disclosure
Index untuk menggambarkan pengaruh yang dapat mendorong atau
63
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, S., dan Ardana, I.C. (2011). Etika Bisnis dan Profesi – Edisi Revisi: Tantangan Membangun Manusia Seutuhnya. Jakarta: Salemba Empat.
Agoes, S., dan Trisnawati, E. (2009). Akuntansi Perpajakan. Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Balakrishnan, K., Blouin, J., dan Guay, W. (2011). Does Tax Aggressiveness Reduce Financial Reporting Transparency?. Wharton School, University of Pennsylvania
Cannon, T. (2012). Corporate Responsibility: Governance, compliance and ethics in a sustainable environment. Second Edition. Pearson Education Limited.
Carolina, V., dan Eddy, E.P.S. (2013). Analisis Kebijakan Deductible Expense for CSR Expenditure dalam UU PPh No. 36 Tahun 2008 dan Implikasinya Terhadap CSR Disclosure Perusahaan Tambang yang Terdaftar di BEI. Prosiding Seminar Nasional Apmmi II: Regional Competitiveness, Creative Economy And Entrepreneurship.
Carolina, V., Martusa, R., dan Meythi. (2011). Undang-Undang Perpajakan: Solusi Pelaksanaan Corporate Social Responsibility di Indonesia. Prosiding Seminar Nasional: Problematika Hukum dalam Implementasi Bisnis dan Investasi (Perspektif Multidisipliner).
Erly Suandy, E. (2011). Perencanaan Pajak. Edisi Kelima. Jakarta: Salemba Empat.
Fitriandi, P., Aryanto, Y., dan Priyono, A.P. (2011). Kompilasi Undang-Undang Perpajakan Terlengkap. Jakarta: Salemba Empat.
Ghozali, I. (2011). Aplikasi analisis multivariate dengan program IBM SPSS 19. Edisi Lima. Semarang: Universitas Diponegoro.
Hidayati, N.N., dan Murni, S. (2009). Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Earnings Response Coefficient pada Perusahaan High Profile. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 11, No. 1, hal. 1-18.
Hlaing, K.P. (2012). Organizational Architecture of Multinationals and Tax Aggressiveness. Canada: University of Waterloo.
64
Murni, S. (2014). Perpajakan: Teori dan Kasus. Edisi Kedelapan, Buku Satu. Jakarta: Salemba Empat.
Pohan, C.A. (2013). Manajemen Perpajakan: Strategi Perencanaan Pajak dan Bisnis. Edisi Revisi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Richardson, G., dan Lanis, R. (2011). Corporate Social Responsibility and Tax Aggressiveness. AAA Conference.
Rudito, B., dan Famiola, M. (2013). CSR (Corporate Social Responsibility). Bandung: Rekayasa Sains.
Sari, D.K., dan Martani, D. (2010). Ownership Characteristics, Sorporate Governance, and Tax Aggressiveness. Faculty of Economics Universitas Indonesia: The 3rd Accounting & The 2nd Doctoral Colloquium. Bali.
Sembiring, E.R. (2005). Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial: Studi Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) VIII Solo.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Cetakan Keduabelas. Bandung: Alfabeta.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 40 Tahun 2007.
Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan No. 16 Tahun 2009.
Widarjono, A. (2009). Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya. Edisi Ketiga. Yogyakarta: EKONISIA.
Wild, John J., Subramanyam, K.R., dan Halsey, Robert F. (2005). Financial Statement Analysis. Edisi Kedelapan, Buku Satu. Jakarta: Salemba Empat.
www.globalreporting.org diakses bulan September 2015.
www.global-csr.com diakses tanggal 14 November 2015.
Yaparto, M., Frisko K., D., dan Eriandani, R. (2013). Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Pada Sektor Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Periode 2010-2011. Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, Vol. 2, No. 1.