• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL. pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL. pdf"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL

TAHUN AKADEMIK 2012/2013

MATA UJIAN :

PRAKTEK PEKERJAAN SOSIAL DENGAN INDIVIDU DAN KELUARGA

DOSEN : Drs. BINSAR SIREGAR, M.Psi

NAMA

: YEREMIAS WUTUN

NPM

:

PROGRAM PASCASARJANA

SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK (STISIP)

▸ Baca selengkapnya: laporan ujian akhir semester ganjil smk

(2)

1.

Masalah Imigran Internasional di Indonesia

a.Rumusan masalah Imigran Internasional di Indonesia.

Penulis membagi dua kelompok imigran Internasional di Indonesia khususnya dalam rangka meminta perlindungan Internasional (PBB_UNHCR).

a.1 Pencari suaka (asylum seeker) adalah seseorang yang dalam proses permintaan menjadi pengungsi (refugee). Seorang pencari suaka yang meminta perlindungan akan dievaluasi melalui prosedur penentuan status pengungsi, yang dimulai sejak tahap pendaftaran atau registrasi pencari suaka. Selanjutnya setelah registrasi, dilakukan interview terhadap pencari suaka tersebut dan akan melahirkan alasan – alasan yang melatarbelakangi keputusan apakah status pengungsi dapat diberikan atau ditolak. Pencari suaka selanjutnya diberikan satu buah

kesempatan untuk meminta banding atas permintaannya akan perlindungan internasional yang sebelumnya ditolak. Bila masih ditolak status refugeenya maka orang tersebut selanjutnya tidak mendapatkan perlindungan International sehingga menjadi tanggung jawab negara dimana dia tinggal dan dapat di deportasi kembali ke negara asalnya.

a.2 Pengungsi (refugee) sesuai konvensi PBB 1951 yaitu seseorang yang dikarenakan oleh ketakutan yang beralasan akan penganiayaan, yang disebabkan oleh alasan ras, agama, kebangsaan, keanggotaan kelompok sosial tertentu dan keanggotaan partai politik tertentu, berada diluar Negara kebangsaannya dan tidak menginginkan perlindungan dari Negara teresebut. Pengungsi tersebut tidak dapat dilindungi oleh negara asalnya karena mereka terpaksa meninggalkan negaranya. Karena itu, perlindungan dan bantuan kepada mereka menjadi tanggung jawab komunitas internasional. Bila seseorang sudah diterima atau statusnya sebagai pengungsi maka dia dapat di proses melalui bantuan UNHCR untuk mencari atau ditempatkan atau dimukimkan ke negara ketiga yang bersedia menerima mereka.

Rumusan masalah pencari suaka dan pengungsi yaitu :

Berdasarkan proses migrasi terdiri dari pramigrasi dan keberangkatan, transit dan pemukiman kembali (Drachman,1992)

Pramigrasi, situasi kehilangan dan trauma yang membekas dalam proses pengungsian

meninggalkan entitasnya. Transit ,pengalaman traumatik selama dalam perjalanan dan harus menunggu dalam waktu yang lama untuk melalui proses pemukiman kembali ke negara ketiga. Permukiman Kembali (resettlement) masalah adaptasi terhadap situasi lingkungan dan sistem sosial yang baru yaitu bahasa, pendidikan,kesehatan,pekerjaan, norma dan budaya serta hak dan kewajiban. Masalah lain yaitu keputusan imigran untuk kembali ke negara asalnya, berarti harus siap mengahadapi situasi keamanan dan keselamatan termasuk membangun kehidupan baru.

b.Faktor faktor yang menyebabkan :

(3)

- Perlakuan yang diskriminatif karena masalah SARA pandangan politik yang berbeda. dipenjara, kekerasan, perkosaan,ketakutan dan kematian dari anggota keluarga yang merupakan pengalaman traumatik.

c.Dampaknya :

- Secara fisik mengalami kecelakaan, kecacatan dan berbagai masalah kesehatan karena ketidakmampuan secara fisik menyesuaikan dengan cuaca, makanan, dan situasi fisik di lingkungan yang baru.

- Secara psikis, membawa sisa-sisa trauma (PTSD) atau pengalaman buruk yang sulit dihilangkan. Selain itu mengalami kebosanan, hilang kesabaran, kecemasan, frustasi, depresi dengan situasi yang tidak menentu dalam proses menunggu mendapat status refugee dan proses pemukiman di negara ketiga karena umumnya berlangsung lebih dari 2 tahun.

- Secara Sosial,budaya,politik dan hukum. Kehilangan hak-hak dan kewajibannya dari negara asalnya. Mengalami hambatan komunikasi, akses kepada sumber

ekonomi,pendidikan,kesehatan,beribadah, maupun hak politik maupun kebebasan bergerak di wilayah transit (seperti Indonesia). Ketiadaan peran dan fungsi masing-masing anggota keluarga sehingga mengalami disfungsi sosial. Contoh orangtua tidak bisa bekerja, anak tidak dapat bersekolah.

- Ketakutan status refugeenya ditolak dan berakibat dikembalikan ke negara asalnya (pulang untuk reintegrasi) karena ancaman hukuman dan keselamatan.Juga kecemasan di daerah transit dan pemukiman negara ke tiga yang berhubungan dengan budaya; berhubungan dengan norma, tradisi, nilai, bahasa, seni ketrampilan dan relasi interpersonal dalam suatu masyarakat (Lum, 1999). etnisitas dan status minoritas (Lum,1999).Masalah lain yaitu etnisitas dan status minoritas yang berhubungan sengan fisik, budaya, agama,sejarah dan merasa kelompok tidak beruntung dan mendapatkan perlakuan tidak sama di masyarakat mereka tinggal. (Devore & Schlesinger, 1998).

d. Strategi Intervensi :

1. Membangun akses pelayanan kepada sumber-sumber seperti pendidikan (formal dan informal), pelayanan kesehatan (puskesmas dan rumah sakit), perlindungan keamanan

lingkungan,polisi dan imigrasi dan memfasilitasi fasilitas akomodasi dan pemenuhan kebutuhan dasar hidup.

2. Menyelenggarakan kegiatan sosial dan pendidikan ketrampilan hidup yang berhubungan dengan pengisian waktu luang secara rutin seperti olahraga, kegiatan keagamaan dan kemampuan migran beradaptasi dengan lingkungan sosial yang baru.

3. Pengembangan pusat informasi dan konseling bagi imigran yang memerlukan bantuan bersifat informasi dan menyelesaikan masalah-masalah bersifat individual dan keluarga.

(4)

kompeten secara budaya yang diadaptasikan khusus untuk pengungsi dan imigran (Greene,Watkins,McNutt & Lopez, 1998; Lum,1999; Sue, Arrendondo & McDavis, 1992).

2. Contoh kasus klien Imigran International

2.a. Identitas Klien

IOM ID : CGK---

Nama : ZN

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat Tanggal Lahir : Taheran, 6 september 1973

Kewarganegaraan : Iran

Agama : Islam

Pendidikan : SLTA

Status : Menikah

Suami : J (36 tahun)

Jumlah anak : 1 (perempuan) tinggal di Iran. Pekerjaan sebelumnya : Ibu Rt

Status UNHCR : Refugee

UN ID no : 186-10C...

No Hp : 08588812...

Masuk Indonesia : Jakarta, 1 November 2010 Klien dirujuk Imigrasi ke IOM Bogor : 9 Mei 2011

2.b Proses awal menemukan klien

Perjalanan klien datang dari Iran menuju Dubai (menggunakan angkutan darat). Tinggal beberapa hari di Dubai dengan membuat pasport palsu oleh penyelundup menuju Indonesia pada tanggal 13 Oktober 2010 langsung ke Jakarta. Klien tinggal selama 8 hari di Jakarta (ditampung oleh penyelundup) dan melanjutkan perjalanan ke Ujung Pandang menggunakan pesawat. Tinggal selama 2 hari di Ujung Pandang selanjutnya menggunakan kapal laut menuju Australia melewati Sumba namun kapalnya pecah-karam dan mereka ditangkap polisi lalu diserahkan ke Imigrasi dan selanjutnya di tahan di Rudenim Ujung Pandang. Tinggal selama 6 bulan di Rudenim Ujung Pandang dan pada tanggal 6 Mei 2011 di rujuk ke Imigrasi Bogor dan menjadi klien IOM Bogor. Klien ditempatkan di akomodasi hotel di wilayah Cisarua-Puncak.

Gambaran permasalahan sosial klien

1) Klien mengalami kekerasan dalam rumah tangga oleh suaminya yang pertama di Taheran

2) Klien mengalami trauma karena suaminya pertamanya bersama aparat pemerintah di Iran melakukan beberapa percobaan sehubungan dengan kandungannya tanpa persetujuannya.

(5)

juga menjadi korban yang dicari oleh pihak suami pertama dan pemerintah karena dianggap membawa lari dirinya. Keluarga J di Iran sering diinvestigasi sehingga tidak ada kontok dengan keluarganya.

4) Bila mengingat situasi anak perempuan yang ditinggalnya sudah berusia 13 tahun dia merasakan kesedihan, sementara keluarganya maupun anak perempuannya tersebut saat ditinggal berada di keluarga suaminya.

5) Secara seksual hubungan dengan suaminya saat ini mengalami gangguan, sulit berhubungan seksual bila mengingat situasinya dimana anak kandungannya digunakan untuk percobaan (diinjeksi untuk bayi tabung dari benih hewan). Dia juga mengalami keguguran 2 kali dan merasa tidak ada harapan untuk hamil lagi. 6) Secara psikologi sangat curiga, mudah marah, pendiam, mudah bersedih dan

menangis bila menceritakan masa lalunya, dan merasa tidak bergunan dan merasa tidak ada harapan dia bertemu dengan anaknya. Pada malam hari mengalami kesulitan tidur baik durasi tidur maupun kedalaman tidur (sering mimpi buruk dan sulit tidur kembali).

7) Secara sosial, tidak memiliki kawan, bahkan untuk berinteraksi dengan tetangganya dan sangat sensitif dengan suara bising yang ditimbulkan karena kegiatan memasak, anak bermain yang membuat dia juga dikucilkan tetangganya. Walaupun ada beberapa kegiatan sosial kelompok yang disediakan oleh IOM dia tidak ikut berpartisipasi.

8) Ketakutan klien untuk kembali ke Iran bahkan bertemu dengan sesama pengungsi Iran, ditakutkan informasi bocor sehingga suami atau orang suruhan suami pertama akan mendatangi mereka di Indonesia.

9) Hubungan secara emosional dengan suaminya (J), bila suami meninggalkannya terlalu lama di rumah sendirian dia akan mudah marah, curiga hingga tindakannya merusak semua perabotan rumah tangga (membanting dan menghancurkan).

10)Walaupun mereka sudah mendapat status refugee tetapi belum ada kepastian untuk penempatan pemukiman di negara ketiga (sudah 2 tahun menunggu di Indonesia) sehingga merasa bosan dan cemas akan masa depan yang belum jelas.

Upaya pemecahan masalah yang telah dilakukan klien.

1. Klien berupaya mengurangi kesedihannya dengan melakukan kegiatan bersifat spiritual. 2. Klien berupaya mendorong suaminya untuk mencari informasi tentang anak

perempuannya di Iran.

3. Dalam rangka kesiapan ketrampilan hidup seperti bahasa Inggris, klien berupaya belajar sendiri melalui komputer/internet dan komunikasi harian dengan suaminya.

4. Klien bersedia untuk melakukan konsultasi dan asesment tentang kondisi psikologisnya dengan Social Worker (SW), Psikolog maupun psikiater.

(6)

6. Klien berupaya untuk melakukan kegiatan di luar supaya dapat mengurangi kesedihan dengan mengikuti gym tetapi mengalami kesulitan dengan kemacetan puncak dan merasa dilecehkan orang lokal dalam angkutan.

7. Menyewa motor mengatasi kemacetan dan pelecehan tetapi suami tidak memiliki SIM. 8. Mengurangi komplain dengan tetangganya karena kebisingan dengan meminta bantuan

SW untuk memberikan pengertian kepada tetangganya supaya memahami situasinya. 9. Berupaya untuk meningkatkan kemampuan riasnya (salon) serta keinginan untuk

mengajarkannya kepada orang lain, tetapi belum tersalurkan.

10. Menyikbukkan diri dengan belajar mandiri, pekerjaan rumah tangga dan berharap dapat tidur dengan mudah dimalam hari.

11. Berusaha mempercayai suaminya saat ini bahwa suami mencintainya dan dengan segala kekurangannya dan tidak takut ditinggalkannya.

Kesimpulan pekerja sosial tentang pokok masalah dan potensi mengatasinya:

1. Klien sering bersedih karena rasa bersalah telah meninggalkan anak perempuannya di Iran.

2. Klien kesulitan untuk berinteraksi dengan lingkungan sosial karena kecurigaan, ketidak percayaan dan ketakutan dikejar bayang-bayang suami pertamanya.

3. Klien mengalami pengalaman traumatik karena tindak kekerasan dari suaminya dan aparat pemerintah di selama di Iran maupun selama perjalanannya yang gagal ke Australia.

4. Klien mengalami gangguan tidur baik secara durasi dan kedalaman tidur. 5. Klien terputus kontak dengan keluarga dan anaknya di Iran.

6. Klien sulit ditinggal sendirian oleh suami karena takut kepada semua orang disekitarnya. 7. Kekhawatiran tidak dapat mengandung dan melahirkan keturunan secara normal dan

akan mempengaruhi hubungan dengan suami (ketakutan ditinggalkan suaminya.

8. Klien mengkhawatirkan masa depan yaitu kewarganegaraan dan tidak pernah akan bertemu dengan anak perempuannya.

9. Klien memiliki motivasi atau keinginan yang kuat untuk menyelesaikan masalahnya. 10. Klien memiliki hubungan yang baik dan kepercayaankepada pekerja sosial dan team kerja

IOM khususnya bantuan konseling terapi psikolog dan psikiater untuk gangguan psikologis lebih lanjut juga kegiatan sosial lainnya.

11. Suaminya memahami dan mendukung klien untuk mencari bantuan pertolongan dan usaha-usaha penyelesaian masalah.

12. Klien memiliki kemampuan berbahasa Inggris dan ketrampilan tata rias.

3. Teori Praktik Pekerjaan Sosial yang sesuai dengan konteks kasus tersebut,

a. Teori Berfokus Solusi (TBS)

(7)

solusi-solusi dan kemajuan. TBS dimulai dengan asumsi-asumsi klien adalah orang yang berkompeten mengembangkan tujuan-tujuan dan strategi,klien adalah pakar dalam memaknai harapan-harapannya, tidak ada hubungan yang mutlak antara masalah dan solusi, klien harus melakukan sesuatu yang berbeda untuk memecahkan

asalah ya se diri, ha ya satu peru aha ke il ya g dii gi ka da kalau tidak agus , lakuka sesuatu ya g er eda . Beberapa pertanyaan yang berguna dalam dialog berfokus pada solusi yaitu; (1) Pertanyaan berfokus pada perumusan tujuan seperti siapa, dimana, apabila dan dimana, (2) Pertanyaan-pertanyaan menemukan pengecualiaan seperti siapa, apa, kapan, dimana, (3) Pertanyaan berskala, (4) Pertanyaan –pertanyaan menghadapi situasi dan, (5) Pertanyaan-pertanyaan apa yang lebih baik.

b. Teori Narasi (TN)

Pendekatan teori narasi sehubungan dengan kasus klien ini yaitu bagaimana membantu klien mendekonstruksi alur cerita yang dialami dan dirasakannya yang menyedihkan, menyakitkan selama di Iran dan selama perjalanan ke Australia dan terdampar di Indonesia. Dari cerita tersebut di munculkan suatu kekuatan bahwa dia mampu melewatinya bahkan tidak membuat dia menjadi gila dan kini sudah mendapat status refugee dan kemungkinan kedepan terbuka lebar mendapatkan kehidupan yang lebih baik, bahkan ada kemungkinan berjumpa lagi dengan anaknya. Dalam kasus ini pekerja sosial berkolaberasi dengan klien sebagai pakar dari dirinya sendiri untuk membentangkan alur ceritanya dan bersamanya mencari atau meluaskan realitas-realitas lain (hal-hal positif) atau merekonstruksi realitas-realitas baru melalui dialog (narasi). Konsep-konsep kunci terapi narasi :

1. Mengeksternalisasikan masalah, bagaimana cerita kasus ZN diatas dipisahkan dari dirinya.

2. Cerita-cerita yang penuh dengan masalahnya tersebut bukanlah satu-satunya kebenaran tentang dirinya tetapi klien didorong memperluas pandangannya tentang kemampuan dirinya yang lainnya.

3. Memetakan bidang masalah, masa lalu, sekarang dan masa depan. Merujuk pada pemetaan bisang masalah klien diharapkan melihat situasi masa kini dan akan datang sebagai realitas baru.

4. Hasil-hasil yang unik seperti kemampuannya sampai di Indonesia mendapat status refugee dan kemampuan adaptasi dalam kehidupan berbeda secara norma, nila, budaya, etnik, bahasa dan situasi fisik,sosial ekonomi selama di Indonesia (daerah transit).

5. Kemampuannya ini dapat menjadi contoh atau model yang dapat disebarluaskan dalam sesi-sesi khusus pada kleompok dukungan sesuai dengan permasalahannya (merasa dihargai/menumbuhkan self esteem).

(8)

Kegiatan ini disusun sesuai dengan tahapan perumusan masalah (seperti pada nomor 2 di atas), tujuan, perencanaan,pelaksanaan dan monitoring evaluasi serta terminasi disusun bersama dengan klien.

Semua tahapan tersebut didapat melalui tahapan sesi konseling.

Sesi I,

a Rumusan masalah, contoh pertanyaan perumusan apa yang menyebabkan anda selalu bersedih,apa yang sudah anda usahakan dan apakah usaha2 tersebut membantu mengurangi kesedihan anda? Beberapa masalah yang di inventarisir pada nomor 2 dapat dirubah dalam rumusan masalah sesuai kerangka pertanyaan tersebut.

b Perumusan tujuan, contoh pertanyaan sehubungan dengan kesedihan. Apa bila anda merasa lebih baik siapa orang yang akan diperhatikan pertama kali, apa yang dia lakukan, kapan, dan yang selanjutnya akan anda lakukan? Adakah saat-saat anda tidak bersedih, c. Pengecualian-pengecualian,, contoh pertanyaannya; adakah saat-saat anda tidak

bersedih, kapan dan bagaimana hal itu bisa terjadi?

d. Penskalaan, contoh pertanyaannya bagaimana skala kesedihan pra sesi, motivasi untuk pengembangan solusi dan kepercayaan dalam mengembangkan solusi tidak bersedih.

e. Mengahadapi sesuatu,contoh pertanyaannya saya kagum ...,bagaimana anda menghadapi kesedihan tersebut, dapatkan kesedihan tersebut semakin memburuk, siapakah yang dapat membantu?

Sesi II,

a. Apa yang lebih baik, pertanyaanya apakah sekarang sudah tidak bersedih lagi, bagaimana hal itu bisa terjadi, apa yang anda lakukan supaya hal tersebut terjadi,apakah hal tersebut baru bagi anda, tidak semua orang dapat melakukannya, lalu apa lagi yang lebih baik supaya tidak bersedih lagi?

b. Melakukan lagi, apa yang perlu dilakukan untuk...mengulang lagi?

c. Kalau tidak ada yang lebih baik, bagaimana anda menghadapi situasi kesedihan tersebut,bagaimana anda melakukannya, mungkinkah kesdihan anda akan semakin memburuk

d. Kemajuan skala, pertanyaan sehubungan dengancapaian tingkatan bergerak mengenai pnegskalaan kesediahan menaik atau menurun, mengapa berbeda.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Nick Coady, PhD, Peter Lehmann, PhD , LCSW, 2008,

Theoretical Perspectives for Direct

Social Work Practice,

New York

:

Springer Publishing Company, LLC

Sekretariat Negara, 2002,

Undang-undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan

Anak

, Jakarta : Sekretariat Negara

Soetarso, 1995,

Praktek Pekerjaan Sosial

, Bandung : Koperasi Mahasiswa STKS

Soetarso, 1999,

Metoda-metoda Penyembuhan Sosial dalam Praktek pekerjaan Sosial

,

Bandung : Koperasi Mahasiswa STKS

Yayasan YJP Jurnal Perempuan 55 Untuk Pencerahan dan Kesetaraan, 2007,

Anak Jalanan

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menjadi stasiun televisi Indonesia yang berbeda dengan peringkat nomor satu untuk berita, dengan menawarkan kualitas hiburan dan program lifestyle. Memberikan

Kecepatan rencana (V R ) pada suatu ruas jalan adalah kecepatan yang dipilih sebagai dasar perencanaan geometrik jalan yang memungkinkan kendaraan- kendaraan bergerak dengan

1.4.2 Kegunaan Praktis Hasil penelitian tentang modal intelektual, komitmen organisasional, kinerja pegawai, dan mutu layanan ini, diharapkan akan memberikan manfaat bagi

Bagi perbankan syariah di Indonesia dan Malaysia diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam Corporate Social Responsibility

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan pendekatan saintifik dengan model Project, Activity, Cooperative and Exercise (PACE) yang efektif untuk mengembangkan

Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara perubahan penggunaan lahan non industri ke industri dengan perubahan PDRB industri

Untuk penelitian selanjutnya mengenai penggunaan tepung temulawak ( Curcuma xanthorhiza L.) dan tepung kunyit ( Curcuma domestica. ) agar lebih bervariasi

Pengaruh pelatihan berpikir positif pada efikasi diri akademik mahasiswa studi eksperimen pada mahasiswa fakultas psikologi UNDIP Semarang.. Hubugan tingkat kecemasan