• Tidak ada hasil yang ditemukan

284425312 Kunci Jawaban Pr Bahasa Indonesia 11b 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "284425312 Kunci Jawaban Pr Bahasa Indonesia 11b 2013"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Bab I Mengkaji Nilai Kehidupan

Melalui Cerpen

A. Jawaban:

1. Tokoh yang terdapat dalam kutipan cerpen ”Arloji Sumiani”.

Tokoh dalam kutipan cerpen yaitu tokoh Saya, Sumiani, Pak Gunawan, dan Maya.

2. Watak atau sifat tokoh dalam cerpen ”Arloji Sumiani”.

a. Tokoh Saya memiliki sifat mudah berteman, suka memberi oleh-oleh dan hadiah, tulus, memikirkan kebutuhan istri, jujur kepada istri, gugup, pembenci, dan tidak peduli.

b. Tokoh Sumiani memiliki sifat mudah iba, ramah, dan murah senyum kepada orang lain.

c. Tokoh Pak Gunawan memiliki sifat curiga, enerjik, wawasannya luas, dan mem-punyai naluri berita yang hebat.

d. Tokoh Maya memiliki sifat tidak mau menerima barang harganya murah, cemburu terhadap Sumiani, pemarah karena suaminya tidak jujur, suka me-nyindir suami, panik, tidak mudah percaya. 3. Metode penokohan yang digunakan dalam

cerpen.

Kutipan cerpen ”Arloji Sumiani” meng-gunakan metode dramatik. Metode penokohan kutipan cerpen ”Arloji Sumiani” dapat dibukti-kan dengan penggambaran melalui jalan pikiran tokoh, percakapan yang dilakukan oleh tokoh itu sendiri, dan percakapan yang dilaku-kan oleh tokoh lain.

a. Contoh kutipan penokohan Saya yang memiliki sifat mudah berteman, suka memberi oleh-oleh dan hadiah, tulus, memikirkan kebutuhan istri, jujur kepada istri, gugup, pembenci, dan tidak peduli

1) Sifat mudah berteman . . . .

Di depan ruangan sayap kanan gedung Monumen Pers saya lihat Sumiani duduk sendiri di atas pot bunga lebar segi empat dari beton. Saya menghampirinya.

”Solo itu bagus ya?”

Ia memandang saya dan ter-senyum.

”Ah, lebih bagus Bali.” ”Sudah pernah ke Bali?” ”Pinginnya sih sering, tapi tak pernah kesampaian.”

”Solo–Denpasar kan dekat. Semalam naik bus sampai.”

”Kalau sudah di Bali cari siapa? Bisa nyasar.”

”Ada saya kan? Saya siap jadi guide.”

Tapi sebelum saya menjadi guide-nya, Sumiani beberapa kali mengantar saya keliling Kota Solo. Saya biasanya dua-tiga hari molor di Solo usai raker agar bisa jalan-jalan bersama Sumiani.

. . . .

2) Sifat suka memberi oleh-oleh dan hadiah

. . . .

Setiap saya ke Solo saya selalu membawa oleh-oleh kerajinan Bali. Yang paling disukainya adalah kipas cendana yang bertuliskan namanya. Suatu kali saya menghadiahkan sebuah jam tangan yang kami beli ketika kami menyusuri Jalan Slamet Riyadi di jantung Kota Solo.

. . . . 3) Sifat tulus

. . . .

(3)

lewat pos paket. Ia meminta agar saya tidak tersinggung oleh pe-ngembalian itu. ”Suami saya selalu curiga pada jam pemberianmu,” tulisnya. ”Sudah saya katakan berkali-kali bahwa jam ini saya beli sendiri, tapi ia tak percaya, dan meminta saya agar membuangnya saja. Saya merasa kasihan karena engkau memberinya dengan tulus, dan saya menerimanya dengan riang. Saya kembalikan kepadamu karena saya tak tahu harus saya apakan barang berharga itu.”

. . . .

4) Sifat yang selalu memikirkan ke-butuhan istri

. . . .

Tapi istri saya Maya sekarang lagi butuh sebuah jam tangan. Arlojinya sudah tidak bisa dipakai lagi karena rusak dan terlalu sering mati. Sebagai guru sekolah dasar tak mungkin ia hidup tanpa jam tangan. . . . .

Karena kami harus mencicil rumah BTN, saya khawatir tidak bisa memenuhi permintaannya. Tetapi istri saya harus memakai jam. Maka ada niat untuk memberikan arloji simpan-an di kampung itu.

. . . .

5) Sifat jujur kepada istri . . . .

Namun bagaimana harus men-jelaskannya? Tampaknya sudah saatnya arloji itu menampakkan diri dalam kehidupan keluarga saya. Itu artinya, saya harus berterus terang.

. . . .

Akhirnya saya ceritakan asal usul jam itu waktu dua anak kami sedang tidur lelap. Saya menarik napas panjang ketika kisah itu rampung saya lontarkan.

. . . . 6) Sifat gugup

. . . .

”Jadi perempuan itu bukan pacarmu? Siapa namanya?”

Lidah saya tiba-tiba kelu. Saya seperti tersedak oleh pertanyaan-nya. Saya gagu.

”Siapa namanya?”

”Sumiani,” jawabku pelan sekali.

”Siapa?” ”Sumiani.”

Saya tertunduk. Tatapan Maya pasti tajam sekali menghujam batok kepala saya.

”Sumiani isterinya Pak Gunawan?” Saya mengangguk. Maya kembali terkekeh. ”Tak kusangka kamu punya kisah begitu romantis di Solo.”

. . . . 7) Sifat pembenci

. . . .

Lama-lama saya membenci arloji itu. Dulu nyaris saya anggap ia benda sakral. Sekarang di mata saya ia benar-benar barang jahanam.

. . . .

8) Sifat tidak peduli . . . .

Besok pagi Maya pasti panik menjerit-jerit bingung mencari arloji itu. Ia akan mengacak-acak seluruh sudut rumah. Saya akan tidak peduli. Saya bisa saja menenangkannya dengan mengatakan mungkin jam itu terlepas dan jatuh di jalan. Ia pasti tidak percaya. Namun, pada akhirnya ia akan menerima kenyataan itu sehingga ia mau memakai jam tangan yang harganya murah, tak usah ratusan ribu. Masalah besok akan saya hadapi kemudian.

. . . .

b. Contoh kutipan penokohan Sumiani yang memiliki sifat kasihan, ramah, dan mudah tersenyum kepada orang lain sebagai berikut.

1) Sifat mudah iba . . . .

(4)

Saya kembalikan kepadamu karena saya tak tahu harus saya apakan barang berharga itu.”

. . . .

2) Sifat ramah dan mudah tersenyum kepada orang lain

. . . .

Ia menatap saya sesaat dengan pandangan gamang, lalu tersenyum manis sekali. Tapi saya pikir senyum itu juga ia berikan untuk rekan-rekan lain, yang antre di belakang saya untuk menjabat tangannya dan mengucapkan selamat datang.

. . . .

c. Contoh kutipan penokohan Pak Gunawan memiliki sifat curiga, enerjik, wawasan-nya luas, dan mempuwawasan-nyai naluri berita yang hebat sebagai berikut.

1) Sifat curiga . . . .

Saya tak hadir ketika hari pernikahannya. Tapi saya kaget karena kemudian arloji itu ia kirim lewat pos paket. Ia meminta agar saya tidak tersinggung oleh pe-ngembalian itu. ”Suami saya selalu curiga pada jam pemberianmu,” tulisnya. ”Sudah saya katakan berkali-kali bahwa jam ini saya beli sendiri, tapi ia tak percaya, dan meminta saya agar membuangnya saja. Saya merasa kasihan karena engkau memberinya dengan tulus, dan saya menerimanya dengan riang. Saya kembalikan kepadamu karena saya tak tahu harus saya apakan barang berharga itu.”

. . . .

2) Sifat enerjik, wawasannya luas, dan mempunyai naluri berita yang hebat

. . . .

Sejak setahun lalu Pak Gunawan menjadi pemimpin redaksi di tempat saya bekerja. Ia didatangkan khusus dari Jakarta, dipercaya oleh mana-jemen baru untuk mengembangkan koran kami yang kembang kempis kendati usianya sampai sekarang sudah dua belas tahun. Tampaknya ia berhasil. Ia enerjik, wawasannya luas, dan punya naluri berita yang hebat. Saya mengaguminya. Kawan-kawan menjadi akur, penuh daya

vitalitas hidup, bersemangat untuk bekerja sama. Berkat Pak Gunawan kami menjadi tim redaktur dan reporter yang sangat kompak.

. . . .

d. Contoh kutipan penokohan Maya memiliki sifat tidak mau menerima barang dengan harga murah, cemburu terhadap Sumiani, pemarah karena suaminya tidak jujur, menyindir suami, panik, tidak mudah percaya, dan menerima kenyataan sebagai berikut.

1) Sifat tidak mau menerima barang dengan harga murah

. . . .

Membelikannya yang baru saya mampu, tetapi Maya tidak mau jam yang harganya murah. Ia selalu meminta yang harganya di atas seratus lima puluh ribu. Itu sama artinya dengan tiga minggu gaji saya.

. . . .

2) Sifat cemburu terhadap Sumiani, pemarah karena suaminya tidak jujur, dan menyindir suami.

. . . .

”Mengapa baru sekarang kamu ceritakan?”

”Karena kuanggap itu tak penting.” ”Kau pikir ini hal sepele?” ”Bukan. Soalnya ia bukan perempuan istimewa dalam hidupku.” ”Kau anggap wanita yang kau beri hadiah jam sebagus ini dan menyimpannya sepanjang tahun setelah kita kawin kau anggap biasa?”

Maya terkekeh-kekeh. Saya dengar aneh sekali tawanya.

”Kita sudah sepakat kan? Aku tak akan menceritakan kawan-kawan wanitaku, yang bukan pacarku, yang kukenal sebelum kita kawin.”

”Jadi perempuan itu bukan pacarmu? Siapa namanya?”

Lidah saya tiba-tiba kelu. Saya seperti tersedak oleh pertanyaan-nya. Saya gagu.

”Siapa namanya?”

”Sumiani,” jawab saya pelan sekali.

(5)

Saya tertunduk. Tatapan Maya pasti tajam sekali menghujam batok kepala saya.

”Sumiani istrinya Pak Gunawan?” Saya mengangguk. Maya kem-bali terkekeh. ”Tak kusangka kamu punya kisah begitu romantis di Solo.”

. . . .

4. Latar yang digunakan dalam kutipan cerpen ”Arloji Sumiani” sebagai berikut.

a. Latar waktu dalam kutipan cerpen ”Arloji Sumiani” yaitu saat tahun delapan puluhan, malam hari, dan suatu kali.

. . . .

Di tahun delapan puluhan, sekali setahun, saya pasti ke Solo. Tentu saya bertemu Sumiani, karyawan di Monumen Pers, yang selalu sibuk mengurus peserta Rapat Kerja Koran Masuk Desa. Saya selalu menjadi salah seorang pesertanya, mewakili penerbit tempat saya bekerja.

. . . .

Tugasnya membagikan makalah. Kadang-kadang ia ikut mengatur snack dan mempersiapkan makan malam.

”Peserta dari Bali, ya?” tanyanya ketika menyerahkan piring pada saat saya antre makan malam.

. . . .

Suatu kali saya menghadiahkan sebuah jam tangan yang saya beli ketika kami menyusuri Jalan Slamet Riyadi di jantung Kota Solo. Ia menerimanya dengan girang. Tapi kemudian ia menjadi sangat bersedih. Ia mengaku mungkin ini pertemuan terakhir karena tiga bulan lagi ia akan kawin.

. . . .

Pulang tugas malam, diam-diam saya mengambil arloji itu. Maya sudah tidur lelap. Saya keluar rumah menuju kali di seberang jalan. Ada sampah kering menumpuk di sana. Saya sulut sampah itu dan api pun berkobar. Ke dalam kobaran itu saya lempar arloji yang menyiksa dan menusuk-nusuk perasaan. Memang nasibnya harus begitu, setelah lama disimpan dan dihormati, ia harus dibinasakan justru di saat sangat dibutuhkan.

. . . .

b. Latar tempat dalam kutipan cerpen ”Arloji Sumiani” yaitu ruangan di Monumen Pers, depan ruangan sayap kanan gedung

Monumen Pers, di Jalan Slamet Riyadi (Solo), di kampung (belakang lemari), di kantor, di kali seberang jalan, dan di kamar.

. . . .

Lelah duduk seharian, saya meninggal-kan ruangan ketika sidang membahas kemungkinan proyek kerjasama Koran Masuk Desa dengan program Jaksa Masuk Desa. Saya pura-pura ke toilet.

Di depan ruangan sayap kanan gedung Monumen Pers saya lihat Sumiani duduk sendiri di atas pot bunga lebar segi empat dari beton. Saya menghampirinya.

. . . .

Suatu kali saya menghadiahkan sebuah jam tangan yang saya beli ketika kami menyusuri Jalan Slamet Riyadi di jantung Kota Solo.

. . . .

Arloji itu saya simpan di kampung, di bagian belakang almari. Setiap pulang saya sempatkan melihatnya sejenak.

. . . .

Ketika pertama kali datang ada perkenalan di kantor. Pak Gunawan membawa serta keluarganya. Ada acara jabat tangan. Tentu akhirnya saya menjabat tangan Sumiani, istri pemred kami, nyonya atasan saya. Sempat saya lirik pergelangan tangannya. Di sana melingkar arloji berkilat bagus sekali.

. . . .

Di kantor kalau saya melihat Pak Gunawan, selalu terbayang jam tangan itu. Lalu, segera melesat kencang bayangan Sumiani dan Maya. Di rumah atau di kantor, saya akhirnya tidak bisa merasa tenang.

. . . .

Pulang tugas malam, diam-diam saya mengambil arloji itu. Maya sudah tidur lelap. Saya keluar rumah menuju kali di seberang jalan. Ada sampah kering menumpuk di sana. Saya sulut sampah itu, dan api pun berkobar.

. . . .

c. Latar suasana dalam kutipan cerpen ”Arloji Sumiani” sebagai berikut.

(6)

Contoh: . . . .

Saya tidak terlalu terpukul oleh berita itu, karena saya sadar hubung-an kami tak terlampaui istimewa. Ia bukan pacar saya. Memang saya merasa kehilangan dia, karena hari-hari saya di Solo tak lagi sesemarak dulu-dulu. Gedung Monumen Pers itu akan menjadi dingin setiap saya ikut Raker Koran Masuk Desa.

. . . .

2) Suasana bimbang ketika tokoh saya bimbang tentang keterusterangan-nya kepada Maya.

Contoh: . . . .

Dada saya berdesir. Saya senang karena Maya menyukai arloji itu. Tetapi apakah dia akan menerima keterusterangan saya?

. . . .

3) Suasana tersiksa dan tidak bisa tenang ketika tokoh saya teringat Sumiani dan Pak Gunawan saat arloji itu dipakai istrinya.

Contoh: . . . .

Tapi begitu ia memutuskan untuk memakainya, saya justru sangat tersiksa. Setiap pagi, jika ia hendak berangkat mengajar dan saya melihat arloji itu di pergelangan tangannya, saya pasti teringat Sumiani. Lalu secepat kilat muncul bayangan Pak Gunawan. Saya tidak bisa tenang.

. . . .

4) Suasana girang dan sedih ketika Sumiani mendapat hadiah jam tangan.

Contoh: . . . .

Suatu kali saya menghadiahkan sebuah jam tangan yang saya beli ketika kami menyusuri Jalan Slamet Riyadi di jantung Kota Solo. Ia menerimanya dengan girang. Tapi kemudian ia menjadi sangat ber-sedih. Ia mengaku mungkin ini pertemuan kami yang terakhir karena tiga bulan lagi ia akan kawin.

. . . .

5) Suasana kaget ketika arloji dikirim lewat pos paket.

Contoh: . . . .

Saya tidak hadir ketika hari pernikahannya. Tetapi saya kaget karena kemudian arloji itu ia kirim lewat pos paket. Ia meminta agar saya tidak tersinggung oleh pe-ngembalian itu.

. . . .

6) Suasana khawatir ketika tidak bisa memenuhi permintaan Maya yang meminta jam tangan mahal. Contoh:

. . . .

Karena kami harus mencicil rumah BTN, saya khawatir tidak bisa memenuhi permintaannya. Tetapi istri saya harus memakai jam. Maka ada niat untuk memberikan arloji simpan-an di kampung itu.

. . . .

7) Suasana kecewa, marah, tegang, dan gugup ketika tokoh saya men-ceritakan asal-usul jam tangan itu. Contoh:

. . . .

”Mengapa baru sekarang kamu ceritakan?”

”Karena kuanggap itu tak penting.” ”Kau pikir ini hal sepele?” ”Bukan. Soalnya ia bukan perempuan istimewa dalam hidupku.” ”Kau anggap wanita yang kau beri hadiah jam sebagus ini dan menyimpannya sepanjang tahun setelah kita kawin kau anggap biasa?”

Maya terkekeh-kekeh. Saya dengar aneh sekali tawanya.

”Kita sudah sepakat kan? Aku tak akan menceritakan kawan-kawan wanitaku, yang bukan pacarku, yang kukenal sebelum kita kawin.”

”Jadi perempuan itu bukan pacarmu? Siapa namanya?”

Lidah saya tiba-tiba kelu. Saya seperti tersedak oleh pertanyaan-nya. Saya gagu.

”Siapa namanya?”

”Sumiani,” jawab saya pelan sekali.

(7)

Saya tertunduk. Tatapan Maya pasti tajam sekali menghujam batok kepala saya.

”Sumiani istrinya Pak Gunawan?” Saya mengangguk. Maya kem-bali terkekeh. ”Tak kusangka kamu punya kisah begitu romantis di Solo.” . . . .

5. Alur

Alur yang digunakan dalam kutipan cerpen ”Arloji Sumiani” yaitu alur maju atau progresif. Alur maju adalah alur yang menceritakan peristiwa-peristiwa dalam cerita secara kronologis. Cerita diawali dengan tahap pengenalan atau pengantar, pemunculan masalah, dan diakhiri tahap penyelesaian.

Urutan peristiwa dalam kutipan cerpen ”Arloji Sumiani” sebagai berikut.

a. Tahap pengenalan masalah ditunjukkan dengan peristiwa perkenalan dan ke-akraban tokoh Saya dan Sumiani pada tahun delapan puluhan di Kota Solo saat Rapat Kerja Koran Masuk Desa.

Perhatikan kutipan berikut! . . . .

Di tahun delapan puluhan, sekali setahun, saya pasti ke Solo. Tentu saya bertemu Sumiani, karyawan di Monumen Pers, yang selalu sibuk mengurus peserta rapat kerja Koran Masuk Desa. Saya selalu menjadi salah seorang pesertanya, mewakili penerbit tempat saya bekerja.

Banyak orang mengatakan profil Sumiani khas gadis Solo. Tapi saya tertarik karena wajahnya lancip dan tubuhnya agak jangkung. Jari-jarinya panjang, matanya seperti mata kijang.

Tugasnya membagikan makalah. Kadang-kadang ia ikut mengatur snack dan mempersiapkan makan malam.

”Peserta dari Bali, ya?” tanyanya ketika menyerahkan piring pada saya saat antre makan malam.

”Kok tahu?”

”Dari formulir pendaftaran. Ada fotonya kan?”

”Ooo . . . .” . . . .

Di depan ruangan sayap kanan gedung Monumen Pers saya lihat Sumiani duduk sendiri di atas pot bunga lebar segi empat dari beton. Saya menghampirinya.

”Solo itu bagus, ya?”

Ia memandang saya dan tersenyum. ”Ah, lebih bagus Bali.”

”Sudah pernah ke Bali?”

”Pinginnya sih sering, tapi tak pernah kesampaian.”

”Solo–Denpasar kan dekat. Semalam naik bus sampai.”

”Kalau sudah di Bali cari siapa? Bisa nyasar.”

”Ada saya kan? Saya siap jadi guide.”

Tapi sebelum saya menjadi guide-nya, Sumiani beberapa kali mengantar saya keliling Kota Solo. Saya biasanya dua-tiga hari molor di Solo usai raker agar bisa jalan-jalan bersama Sumiani.

. . . .

b. Tahap pemunculan masalah ditunjukkan dengan peristiwa saat tokoh Saya menghadiahkan sebuah jam tangan kepada Sumiani, tetapi Sumiani justru merasa bersedih. Pemunculan masalah juga terlihat ketika Sumiani mengirimkan kembali jam tangan itu kepada tokoh Saya melalui pos.

Perhatikan kutipan berikut! . . . .

Suatu kali saya menghadiahkan sebuah jam tangan yang saya beli ketika kami menyusuri Jalan Slamet Riyadi di jantung Kota Solo. Ia menerimanya dengan girang. Tapi kemudian ia menjadi sangat bersedih. Ia mengaku mungkin ini pertemuan kami yang terakhir karena tiga bulan lagi ia akan kawin.

Saya tak terlalu terpukul oleh berita itu, karena saya sadar selama ini hubungan kami tak terlampau istimewa. Ia bukan pacar saya. Memang saya merasa kehilangan dia, karena hari-hari saya di Kota Solo tak lagi sesemarak dulu-dulu. Gedung Monumen Pers itu akan menjadi dingin setiap saya ikut raker Koran Masuk Desa.

(8)

dengan tulus, dan saya menerimanya dengan riang. Saya kembalikan kepada-mu karena saya tak tahu harus saya apakan barang berharga itu.”

. . . .

c. Tahap pemuncakan masalah ditunjukkan dengan peristiwa saat tokoh Maya membutuhkan jam tangan karena arloji-nya sudah tidak bisa dipakai. Pemuncak-an masalah tampak ketika tokoh Saya memberikan arloji simpanannya itu kepada Maya. Pemuncakan masalah sangat tampak ketika Maya mengetahui semua cerita tentang arloji tersebut. Perhatikan kutipan berikut!

Tapi istri saya Maya sekarang lagi butuh sebuah jam tangan. Arlojinya sudah tak bisa dipakai lagi karena rusak dan terlalu sering mati. Sebagai guru sekolah dasar tak mungkin ia hidup tanpa jam tangan.

. . . . Tapi istri saya harus memakai jam. Maka timbul niat untuk memberikan arloji simpanan di kampung itu. Namun bagaimana harus menjelaskannya? Tampaknya sudah saatnya arloji itu menampakkan diri dalam kehidupan keluarga saya. Itu artinya saya harus berterus terang.

”Darimana kau dapat arloji bagus begini?” tanya Maya ketika arloji itu saya serahkan.

Dada saya berdesir. Saya senang karena Maya menyukai arloji itu. Tapi apakah ia akan bisa menerima keterus-terangan saya?

Akhirnya saya ceritakan asal-usul jam itu waktu dan dua anak kami sudah tidur lelap. Saya menarik napas panjang ketika kisah itu rampung saya lontarkan.

. . . .

d. Tahap penurunan masalah ditunjukkan dengan peristiwa saat Pak Gunawan menjadi pemimpin redaksi tempat tokoh Saya bekerja. Saat ada acara perkenalan keluarga Pak Gunawan dan keluarganya di kantor. Di saat itu pula tokoh Saya bertemu dengan Sumiani. Saat Maya memakai arloji itu tokoh Saya semakin tersiksa. Tokoh Saya merasa tidak tenang karena selalu terbayang Sumiani, Pak Gunawan, dan Maya.

Perhatikan kutipan berikut! . . . .

Ketika pertama kali datang ada perkenalan di kantor. Pak Gunawan membawa serta keluarganya. Ada acara jabat tangan. Tentu akhirnya saya menjabat tangan Sumiani, istri pemred kami, nyonya atasan saya. Sempat saya lirik pergelangan tangannya. Di sana melingkar arloji berkilat bagus sekali.

. . . .

”Tak apa,” kata Maya. ”Aku akan memakainya. Ini jam bagus kok, sayang kalau ditelantarkan atau dibuang. Sekalian biar aku seluwes gadis Solo. Siapa tahu kelak bisa jadi istri pemred.” Ia memandangiku tajam, melingkar-kan arloji di tangannya, dan mengamati-nya berkali-kali. ”Bagus, bagus,” desismengamati-nya. Tapi begitu ia memutuskan untuk memakainya, saya justru sangat tersiksa. Setiap pagi, jika ia hendak berangkat mengajar dan saya melihat arloji itu di pergelangan tangannya, saya pasti teringat Sumiani. Lalu secepat kilat muncul bayangan Pak Gunawan. Saya tak bisa tenang.

Di kantor, kalau saya melihat Pak Gunawan, selalu terbayang jam tangan itu. Lalu, segera melesat kencang bayangan Sumiani dan Maya. Di rumah atau di kantor, saya akhirnya tak pernah merasa tenang. Saya senantiasa gelisah bekerja. Saya tak bisa konsentrasi. Apa pun yang saya kerjakan selalu saja terbayang arloji itu, disusul wajah Maya, Pak Gunawan, dan Sumiani. Mereka pusing-pusing di kepala saya.

. . . .

e. Tahap penyelesaian masalah ditunjukkan dengan peristiwa tokoh Saya benar-benar membenci arloji itu dan akhirnya me-lempar arloji itu ke kobaran api yang disulutnya dari tumpukan sampah. Perhatikan kutipan berikut!

. . . .

Lama-lama saya membenci arloji itu. Dulu nyaris saya anggap ia benda sakral. Sekarang di mata saya ia benar-benar barang jahanam.

(9)

seberang jalan. Ada sampah kering menumpuk di sana. Saya sulut sampah itu, dan api pun berkobar. Ke dalam kobaran api itu saya lempar arloji yang menyiksa dan menusuk-nusuk perasaan. Memang nasibnya harus begitu, setelah lama disimpan dan dihormati, ia harus dibinasakan justru di saat sangat dibutuhkan.

B. Jawaban:

Nilai-nilai yang terdapat dalam kutipan cerpen ”Arloji Sumiani” sebagai berikut.

1. Nilai kehidupan, yaitu sikap tulus saat memberikan sesuatu kepada orang lain. Nilai kehidupan tersebut digambarkan saat tokoh Saya memberikan hadiah jam tangan kepada Sumiani.

2. Nilai kehidupan, yaitu sikap menghargai barang pemberian. Nilai kehidupan tersebut digambarkan ketika Sumiani mengembalikan jam tangan tersebut karena menghargai ketika jam tangan itu diberikan kepadanya dengan tulus. Sikap menghargai barang juga digambar-kan ketika tokoh Saya menyimpan dan merawat arloji itu dengan baik.

3. Nilai sosial ekonomi digambarkan oleh keadaan tokoh Saya. Tokoh Saya tidak mampu memberikan jam tangan mahal untuk istrinya. Harga jam tangan itu sama dengan upah tiga minggu kerja.

4. Nilai kehidupan peduli kepada istri ketika tokoh Saya memberikan arloji itu kepada istrinya. Sikap tersebut digambarkan ketika tokoh Saya mengetahui istrinya tidak memiliki jam tangan dan akhirnya memberikan jam tersebut kepadanya.

5. Nilai budaya berjabat tangan. Sikap tersebut tampak ketika ada acara perkenalan di kantor. Peristiwa tersebut mengandung nilai budaya yakni berjabat tangan.

A. Jawaban:

Pokok-pokok hasil penelitian tersebut sebagai berikut.

1. Topik yang diteliti:

Pembelajaran menulis cerpen siswa kelas X di SMA 1 Srengat, Kabupaten Blitar.

2. Orang yang meneliti: Desiana Eka Mufida. 3. Waktu penelitian dilakukan:

Tidak dijelaskan.

4. Tempat penelitian dilakukan: SMA 1 Srengat, Kabupaten Blitar. 5. Penyebab penelitian tersebut dilakukan:

Dalam pembelajaran sastra, cerita pendek merupakan karya sastra paling diminati siswa dibandingkan sastra lain karena bentuknya ringkas dan mudah dipahami. Di samping itu, melalui pengalaman menulis cerpen, siswa dapat mengekspresikan pengalaman emosi-onal, intelektual, estetik, dan imajinatifnya secara bebas. Salah satu Kompetensi Dasar yang diajarkan dalam pembelajaran menulis sastra di kelas X adalah menulis cerpen. Pembelajaran menulis cerpen adalah proses yang dilakukan guru untuk membelajarkan siswa agar memperoleh pengetahuan tentang menulis cerpen.

6. Proses penelitian:

Tidak dijelaskan dalam kutipan penelitian. 7. Hasil penelitian yang dilakukan sebagai

berikut.

a. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rumusan perencanaan tujuan pembelajar-an menulis cerpen didasarkpembelajar-an pada Kurikulum 2004.

b. Rencana pembelajaran yang disusun guru terdiri atas kompetensi dasar, hasil belajar, pemilihan materi dan media, perencanaan prosedur pembelajaran, dan penilaian.

c. Hasil belajar yang dirumuskan guru sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) dan tujuan yang disusun guru sesuai dengan hasil belajar.

d. Materi dan media yang dirumuskan guru sesuai dengan tujuan pembelajaran, bermanfaat, dan menarik minat siswa. e. Prosedur pembelajaran meliputi kegiatan

pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

f. Rencana pada kegiatan pendahuluan terfokus pada tujuan pembelajaran. Kegiatan inti yang disusun guru meliputi siswa menentukan topik cerpen, siswa menulis kerangka cerpen, dan siswa menulis cerpen.

g. Rencana kegiatan penutup yang dirumuskan guru yaitu menyimpulkan dan memberikan penekanan materi penting terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.

(10)

i. Pelaksanaan pembelajaran menulis cerpen terdiri atas kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. j. Kegiatan pembelajaran dalam kegiatan

pendahuluan yaitu pemfokusan tujuan pembelajaran, tanya jawab, dan pe-modelan.

k. Pemfokusan tujuan dilakukan untuk mengarahkan pembelajaran, tanya jawab bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa tentang cerpen, dan pemberian model bertujuan merangsang minat siswa dalam pembelajaran menulis cerpen. l. Tahapan yang dilakukan guru pada

kegiatan inti yaitu diskusi dan kelompok belajar, membuat kerangka cerpen, presentasi, dan menulis cerpen.

m. Kegiatan penutup meliputi kesimpulan terhadap pembelajaran yang telah berlangsung dan tentang kesan siswa. n. Penilaian pembelajaran meliputi penilaian

hasil dan penilaian proses.

o. Penilaian proses pembelajaran meliputi catatan partisipasi, motivasi, keseriusan, dan inisiatif siswa, perkembangan siswa dalam menguasai pembelajaran menulis cerpen. Penilaian hasil yang dilakukan oleh guru adalah hasil menulis cerpen. B. Contoh jawaban:

Menulis cerpen merupakan salah satu kompetensi dasar yang diajarkan dalam pem-belajaran menulis sastra kelas X. Melalui pengalaman menulis cerpen, siswa dapat mengekspresikan pengalaman emosional, intelektual, estetik, dan imajinatifnya secara bebas. Penelitian tentang pembelajaran menulis cerpen diadakan di kelas X SMA 1 Srengat, Kabupaten Blitar menggunakan Kurikulum 2004.

Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan perencanaan pembelajaran menulis cerpen, mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran menulis cerpen, dan mendeskripsikan penilaian pembelajaran menulis cerpen. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah data rencana pembelajaran menulis cerpen, data prosedur pembelajaran menulis cerpen, dan data penilaian pembelajaran menulis cerpen. Sumber data berupa data dokumenter dan data empiris.

Hasil penelitian menunjukkan rencana pembelajaran yang disusun guru terdiri atas kompetensi dasar, hasil belajar, pemilihan materi dan media, perencanaan prosedur pembelajaran, dan penilaian. Hasil belajar yang dirumuskan guru

sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) dan tujuan yang disusun guru sesuai dengan hasil belajar. Prosedur pembelajaran meliputi kegiatan pen-dahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Perencanaan penilaian terdiri atas penilaian hasil dan penilaian proses.

Kegiatan pembelajaran dalam kegiatan pendahuluan yaitu pemfokusan tujuan pembelajar-an, tanya jawab, dan pemodelan. Pemfokusan tujuan dilakukan untuk mengarahkan pembelajar-an, tanya jawab bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa tentang cerpen, dan pemberian model bertujuan merangsang minat siswa dalam pembelajaran menulis cerpen.

Penilaian pembelajaran meliputi penilaian hasil dan penilaian proses. Penilaian proses pembelajar-an meliputi catatpembelajar-an partisipasi, motivasi, keserius-an, dan inisiatif siswa, perkembangan siswa dalam menguasai pembelajaran menulis cerpen. Penilaian hasil yang dilakukan oleh guru adalah hasil menulis cerpen.

C. Jawaban:

Diserahkan kepada siswa. Catatan untuk Guru:

Guru dapat menilai penampilan siswa berdasarkan aspek-aspek berikut.

1. Keberanian siswa mempresentasikan hasil penelitian.

2. Ketenangan siswa dalam mempresentasikan hasil penelitian.

3. Keruntutan hasil penelitian yang dipresentasi-kan siswa.

4. Kejelasan bahasa yang digunakan siswa untuk mempresentasikan hasil penelitian.

A. 1. Jawaban:

Sastra tumbuh dari sesuatu bersifat religius. 2. Jawaban:

Religius dan agama sangat erat berkaitan, berdampingan, bahkan dapat melebur dalam satu kesatuan, tetapi sebenarnya keduanya menyaran pada makna berbeda.

3. Jawaban:

Agama lebih menunjukkan kelembagaan kebaktian kepada Tuhan dan hukum-hukum resmi.

4. Jawaban:

(11)

5. Jawaban:

Seorang religius adalah orang yang mencoba memahami dan menghayati hidup dan kehidupan ini lebih dari sekadar lahiriah saja. 6. Jawaban:

Moral religius menjunjung tinggi sifat-sifat manusiawi, hati nurani yang dalam, harkat dan martabat, serta kebebasan pribadi yang dimiliki oleh manusia.

7. Jawaban:

Tindakan manusia memaksakan kehendak, apalagi dari pihak yang lebih berkuasa, apa pun wujud kehendak itu. Kehendak yang dipaksakan itu yang jelas tidak sejalan dengan kehendak pihak yang dipaksa, menghilangkan kebebasan pribadi, menurunkan harkat kemanusiaan.

8. Jawaban:

Unsur agama dalam karya-karya A. A. Navis antara lain cerpen ”Robohnya Surau Kami”, ”Datangnya dan Perginya”, dan Kemarau. 9. Jawaban:

Cerpen ”Robohnya Surau Kami” menceritakan kehidupan seorang penunggu surau yang hanya beribadah melulu dan melupakan urusan dunia, yang akhirnya tokoh itu bunuh diri.

10. Jawaban:

Cerpen ”Robohnya Surau Kami” menyampai-kan pesan keagamaan, bahwa kehidupan dunia akhirat harus sama-sama dijalani secara seimbang. Orang boleh saja, dan seharusnya demikian, beribadah secara sungguh-sungguh dan selalu ingat kepada Tuhan, tetapi selama masih di dunia ia tidak akan dapat menghindar dari kehidupan duniawi.

Catatan untuk Guru:

Jika siswa mampu menjawab dengan benar 70% pertanyaan, berarti siswa sudah mampu membaca cepat dengan baik. Jika siswa belum mampu menjawab dengan benar 70% pertanyaan, berarti siswa belum mampu membaca cepat bacaan.

B. Contoh jawaban:

1. Sastra tumbuh dari sesuatu yang bersifat religius.

2. Religius dan agama sangat erat berkaitan, berdampingan, bahkan dapat melebur dalam satu kesatuan, tetapi sebenarnya keduanya menyaran pada makna berbeda.

3. Agama lebih menunjukkan kelembagaan kebaktian kepada Tuhan dan hukum-hukum resmi.

4. Religiositas melihat aspek di lubuk hati, riak getaran nurani pribadi, dan totalitas ke-dalaman pribadi manusia. Religius bersifat mengatasi, lebih dalam, dan lebih luas dari agama yang tampak, formal, atau resmi. 5. Seorang religius adalah orang yang mencoba

memahami dan menghayati hidup dan kehidupan ini lebih dari sekadar yang lahiriah saja.

6. Moral religius menjunjung tinggi sifat-sifat manusiawi, hati nurani yang dalam, harkat dan martabat, serta kebebasan pribadi yang dimiliki oleh manusia.

7. Tindakan tidak manusiawi merupakan tindakan yang memaksakan kehendak, apalagi dari pihak yang lebih berkuasa, apa pun wujud kehendak itu. Kehendak yang dipaksakan itu yang jelas tidak sejalan dengan kehendak pihak yang dipaksa, menghilangkan kebebasan pribadi, menurunkan harkat kemanusiaan.

8. Unsur agama dalam karya-karya A. A. Navis antara lain cerpen ”Robohnya Surau Kami”, ”Datangnya dan Perginya”, dan Kemarau. 9. Cerpen cerpen ”Robohnya Surau Kami”,

”Datangnya dan Perginya”, dan Kemarau menceritakan kehidupan seorang penunggu surau yang hanya beribadah melulu, melupa-kan urusan dunia dan pada akhirnya ia bunuh diri.

10. Cerpen cerpen ”Robohnya Surau Kami”, ”Datangnya dan Perginya”, dan Kemarau menyampaikan pesan keagamaan, bahwa kehidupan dunia akhirat harus sama-sama dijalani secara seimbang. Orang boleh saja, dan seharusnya demikian, beribadah secara sungguh-sungguh dan selalu ingat kepada Tuhan, tetapi selama masih di dunia ia tidak akan dapat menghindar dari kehidupan duniawi.

A. Jawaban:

Gagasan utama paragraf ke-1:

Putu Wijaya adalah seorang pengarang cerpen Indonesia paling produktif.

Gagasan utama paragraf ke-2:

Alasan hampir semua cerpen Putu Wijaya menarik untuk dibaca.

Gagasan utama paragraf ke-3:

(12)

Gagasan utama paragraf ke-4:

Gaya penulisan cerpen Putu Wijaya merupakan visi dari Putu Wijaya.

Gagasan utama paragraf ke-5:

Gaya penulisan Putu Wijaya yang khas dapat digunakan pembaca berat Putu dalam mengetahui cerpen karangannya.

B. Jawaban:

Putu Wijaya adalah seorang pengarang cerpen Indonesia paling produktif. Cerpen-cerpennya merajai penerbitan cerpen di media massa selama lebih kurang tiga puluh tahun ini. Salah satu ciri khasnya adalah memberi judul cerpen dengan sangat pendek, bahkan ada yang terdiri atas satu suku kata saja. Ia juga menulis naskah drama dan film. Hampir semua cerpen Putu Wijaya menarik untuk dibaca. Kalimat-kalimatnya pendek-pendek dan lugas. Tokoh-tokoh yang muncul dalam cerpen-cerpen Putu Wijaya pada umumnya amat beragam. Gaya penulisan cerpen Putu Wijaya dimunculkan pada awal halaman kumpulan cerpen Gres. Gaya penulisan tersebut merupakan visi Putu Wijaya. Gaya bahasa cerpen Putu lincah, mengalir dan nakal, dialog-dialognya hidup, dan adakalanya sangat kocak. Gaya penulisan Putu Wijaya sangat khas, baik dalam novel-novelnya, naskah-naskah sandiwaranya, maupun dalam cerpen-cerpen Putu yang tersebar di mana-mana serta dalam kumpulan berbentuk buku, seperti Gres, Bom, dan Es. Catatan untuk Guru:

Jawaban siswa dapat berbeda-beda. Guru dapat menilai ringkasan siswa berdasarkan unsur-unsur berikut.

1. Kesesuaian isi ringkasan dan isi kutipan buku. 2. Kesesuaian urutan isi ringkasan dengan isi

kutipan buku.

3. Keruntutan kalimat yang digunakan siswa dalam ringkasan.

A. Jawaban:

1. Di dalam novel atau cerpen dapat dijumpai berbagai watak manusia yang menjadi tokoh cerita serta peristiwa-peristiwa yang selama ini belum pernah kita alami.

2. Informasi-informasi yang mengasyikkan itu dapat pula menimbulkan keinginan untuk selalu dekat dengan bahan bacaan.

3. Hal itu didapat dari pengalaman sering membaca.

4. Kebiasaan membaca itu sebaiknya dimulai sejak usia dini, ketika imajinasi mulai berkembang pesat.

5. Pembaca jenis ini tidak hanya menempatkan dirinya sebagai penikmat, tetapi sekaligus menjadi kritikus.

6. Hal ini diiringi dengan kemampuan merenung-kan hakikat dari suatu fenomena.

B. Contoh jawaban:

Bagi pembaca, tidak menjadi persoalan apakah cerpen yang dibacanya itu berkategori remaja atau bukan, cerpen serius atau populer, yang menjadi ukurannya adalah enak dibaca. Kedengarannya memang sangat subjektif, tetapi faktor-faktor yang menyebabkan sebuah cerpen enak dibaca tidaklah sederhana. Faktor-faktor itu antara lain disebabkan alur cerita yang menarik, penokohannya, gaya bahasanya yang memikat dan mudah dicerna, pilihan kata (diksi) yang tepat, serta teknik penceritaannya.

Dikutip dari: Haris Effendi Thahar, Kiat Menulis Cerita Pendek, Bandung, Angkasa, 2008

Catatan untuk Guru:

Paragraf yang dibuat siswa dapat berbeda-beda, tetapi harus menggunakan salah satu frasa nominal yang mengandung kata ini, itu, tersebut, atau tadi. Paragraf yang ditulis siswa harus runtut.

A. Pilihan Ganda 1. Jawaban: e

Latar waktu dalam kutipan cerpen dimunculkan secara eksplisit. Latar waktu dapat diketahui dari kegiatan yang dilakukan tokoh. Latar waktu dalam kutipan tersebut adalah pagi hari. Latar waktu tersebut dibuktikan dengan kegiatan pada pagi hari saat Keenan menarik tangan tokoh utama dan menggiringnya menuju sandal capit yang terparkir di teras depan. Kegiatan yang dilakukan selanjut-nya adalah jalan kaki.

2. Jawaban: c

Latar tempat dapat diketahui berdasarkan kegiatan yang dilakukan tokoh. Dari kelima pilihan jawaban hanya pilihan jawaban c yang menunjukkan latar tempat. Pilihan jawaban a, b, d, dan e tidak menunjukkan latar tempat. Latar tempat tersebut dimunculkan secara eksplisit, yaitu di jalan menurun dan curam, berbatu-batu besar, dan banyak dahan berduri di pinggir kanan-kiri. 3. Jawaban: a

(13)

menyatakan, ”Langit yang berawan, angin yang bertiup kencang, dan meski matahari bersinar cukup terang dan terlihat angkasa biru di balik timbunan awan, saya tidak bisa mengatakan bahwa ini pagi yang cerah.”

4. Jawaban: a

Tema atau gagasan pokok yang mendasari kutipan cerpen tersebut adalah ketakutan seorang wanita. Kutipan cerpen tersebut menggambarkan ketakut-an seorketakut-ang wketakut-anita bernama Salira ketika diikuti seorang pria di sampingnya. Ketakutan itu mem-buat ia tidak tahu arah tujuan, hanya menyusuri trotoar.

5. Jawaban: e

Nilai moral merupakan nilai kehidupan berkaitan dengan perbuatan baik dan buruk yang dilakukan manusia. Nilai moral yang tergambar dalam kutipan cerpen adalah gunakan cara yang sopan untuk menyapa orang. Tokoh pria dalam cerpen tersebut tidak sopan ketika menyapa Salira. Pria tersebut telah mengikuti Salira dan membuatnya takut. 6. Jawaban: c

Nilai budaya adalah nilai kehidupan yang berkaitan dengan aspek budaya suatu daerah dalam suatu karya sastra. Nilai budaya yang tergambar dalam kutipan cerpen terlihat pada kalimat Desa itu bernaung jauh dari keramaian Kota Ponorogo, yang moncer oleh seni reog. Desa yang masih kental menjunjung tradisi animisme dan dinamisme. Nilai budaya tampak pada seni reog, tradisi animisme, dan dinamisme.

7. Jawaban: c

Tokoh Sumirah dalam kutipan cerpen tersebut digambarkan sangat gundah. Sumirah merasa gundah dengan keadaan Desa Watu Itheng. Desa yang bernaung jauh dari keramaian Kota Ponorogo, yang moncer oleh seni reog. Desa yang masih asing tersentuh oleh pembangunan dan masih kental menjunjung tradisi animisme dan dinamis-me. Desa yang seakan terlupakan oleh kemegahan dan kemajuan zaman.

8. Jawaban: e

Latar merupakan keterangan tempat, waktu, atau suasana yang terdapat dalam cerpen. Latar tempat yang terdapat dalam kutipan cerpen yaitu di beranda rumah, kamar, ruang tengah, dan ruang tamu. Peristiwa dalam cerpen tersebut terjadi di rumah tokoh Ayah. Jadi, jawaban yang tepat adalah pilihan jawaban e.

9. Jawaban: a

Kutipan cerpen tersebut menggambarkan pe-ngenalan masalah yang dialami tokoh Ayah. Perilaku tokoh Ayah menjadi berbeda setelah

istrinya meninggal dunia. Jadi, peristiwa dalam cerpen tersebut termasuk dalam tahapan alur pengenalan masalah.

10. Jawaban: a

Alur yang digunakan dalam kutipan cerpen tersebut adalah alur progresif atau maju. Kutipan cerpen tersebut menceritakan kejadian atau peristiwa secara kronologis. Peristiwa-peristiwa yang dialami tokoh dalam cerita terjadi ketika akhir-akhir ini tokoh Ayah sering berada di rumah.

11. Jawaban: e

Pernyataan yang sesuai dengan hasil penelitian adalah pernyataan dalam pilihan jawaban e. Pilihan jawaban e sesuai dengan kalimat kelima pada paragraf pertama yang terdapat dalam bacaan. Pernyataan dalam pilihan jawaban a, b, c, dan d tidak sesuai dengan kutipan hasil penelitian. 12. Jawaban: c

Presentasi hasil penelitian yang sesuai dengan isi kutipan adalah pilihan jawaban c karena pilihan jawaban c memiliki isi dan susunan sama dengan kutipan hasil penelitian yang disajikan pada soal. Pilihan jawaban a, b, d, dan e tidak sesuai dengan isi kutipan hasil penelitian.

13. Jawaban: c

Masalah yang dibahas dalam kutipan hasil penelitian berkaitan dengan objek penelitian. Kutipan hasil penelitian tersebut membahas masalah perbedaan cerpen ”Robohnya Surau Kami” karya A.A. Navis dengan cerpen ”Langit Makin Mendung” karya Kipanjikusmin.

14. Jawaban: e

Pilihan jawaban e tidak memiliki informasi yang sama dengan kutipan hasil penelitian. Cerpen banyak ”Langit Makin Mendung” seharusnya karya Kipanjikusmin. Cerpen tersebut berhadapan dengan hukum. Pilihan jawaban a, b, c, dan d memuat informasi yang sesuai dengan kutipan hasil penelitian.

15. Jawaban: e

(14)

16. Jawaban: e

Pernyataan yang sesuai dengan isi kutipan penelitian adalah pernyataan dalam pilihan jawaban e. Pernyataan dalam pilihan jawaban e sesuai dengan kalimat Nilai-nilai pendidikan di atas sangat relevan dengan ajaran-ajaran agama Islam yang tertuang dalam Alquran dan al-Hadist sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pernyataan dalam pilihan jawaban a, b, c, dan d tidak dibahas dalam kutipan penelitian.

17. Jawaban: d

Gagasan utama mencerminkan isi paragraf. Paragraf tersebut membahas nilai-nilai pendidikan akhlak dalam dalam cerpen K.H.A. Mustofa Bisri yang sangat relevan dengan ajaran-ajaran agama Islam. Jadi, gagasan utama paragraf adalah pilihan jawaban d.

18. Jawaban: c

Penyampaian hasil penelitian harus secara runtut dan jelas. Kutipan hasil penelitian tersebut dapat disampaikan seperti dalam pilihan jawaban c. Sementara itu, pilihan jawaban a, b, d, dan e disampaikan tidak runtut atau kronologis. 19. Jawaban: a

Gagasan utama bacaan merupakan gagasan atau ide pokok yang mendasari sebuah paragraf. Gagasan utama bacaan mencerminkan isi bacaan. Gagasan utama pada bacaan soal terdapat dalam kalimat 1) karena kalimat tersebut merupakan inti paragraf.

20. Jawaban: c

Bacaan tersebut membahas menulis cerpen berdasarkan pengalaman yang pernah dialami. Pengalaman tersebut dapat berupa pengalaman pribadi dan pengalaman orang lain. Informasi yang sesuai dengan bacaan adalah pilihan jawaban c. Sementara itu, pilihan jawaban a, b, d, dan e informasi yang disampaikan tidak sesuai dengan isi bacaan.

21. Jawaban: e

Pertanyaan yang jawabannya terdapat dalam kutipan bacaan adalah pertanyaan dalam pilihan jawaban e. Jawaban dari pertanyaan dalam pilihan jawaban e terdapat dalam bacaan. Pengalaman yang membanggakan, menyenangkan, menyedih-kan, bahkan juga pengalaman memalukan dapat digunakan siswa untuk membuat cerpen. Jawaban pertanyaan dalam pilihan jawaban a, b, c, dan d tidak sesuai dengan isi kutipan bacaan.

22. Jawaban: a

Gagasan utama mencerminkan isi buku tersebut. Gagasan utama kutipan buku tersebut adalah

atau dialog. Pilhan jawaban b, c, d, dan e bukan gagasan utama kutipan buku tersebut.

23. Jawaban: d

Ringkasan kutipan buku yang sesuai adalah pilihan jawaban d karena memiliki isi dan urutan sama dengan kutipan buku. Pilihan jawaban a, b, c, dan e tidak sesuai dengan syarat ringkasan karena urutan dan isi tidak sesuai dengan kutipan buku. 24. Jawaban: d

Pernyataan yang sesuai dengan isi kutipan buku tersebut adalah pilihan jawaban d. Pilihan jawaban a, b, c, dan e tidak sesuai dengan isi kutipan buku tersebut.

25. Jawaban: b

Ringkasan yang sesuai dengan kutipan buku adalah ringkasan dalam pilihan jawaban b karena sesuai dan runtut dengan isi buku. Pilihan jawaban a, c, d, dan e tidak runtut dan tidak menjelaskan keseluruhan isi buku.

B. Uraian 1. Jawaban:

a. Tokoh: Laki-laki tua. b. Penokohan:

Tokoh laki-laki tua mempunyai sifat yang saleh. Sifat saleh dibuktikan dengan perbuatan tokoh Laki-laki tua saat mengingat Tuhan. Contoh perbuatan tersebut tampak saat akan melaksanakan ibadah salat Jumat, tokoh Laki-laki tua tetap ingin dalam keadaan suci di hadapan Tuhan. Sifat saleh juga dibuktikan ketika tokoh Laki-laki tua berangkat ke masjid untuk menyampaikan khotbah dan menjadi imam. Saat melintasi pasar, tokoh Laki-laki tua berpikir tentang orang-orang di pasar tersebut yang tidak beristirahat sebentar untuk melaksanakan salat Jumat.

c. Latar yang terdapat dalam kutipan cerpen tersebut sebagai berikut.

1) Latar tempat yaitu di rumah Laki-laki tua dan pasar.

Bukti kutipan latar tempat di rumah sebagai berikut.

(15)

2) Latar waktu yaitu hari Jumat pada siang hari.

Bukti kutipan latar waktu sebagai berikut. Hari itu Jumat siang. Matahari bergetar-getar di atas atap rumahnya. Teranglah, sudah waktunya ke masjid.

. . . .

Tidak sempatkah mereka merenungkan sebentar hubungan dengan Sang Pencipta? Hanya sedikit ia meminta: tidak lebih sejam pada hari Jumat siang macam itu. 3) Latar suasana yang tergambar dalam kutipan cerpen yaitu haru. Suasana haru berarti suasana kasihan dan iba karena mendengar atau melihat sesuatu. Suasana haru tampak saat tokoh Laki-laki tua melihat orang-orang yang bekerja di pasar tidak beristirahat untuk menunai-kan salat Jumat. Tokoh Laki-laki tua merasa iba dengan orang-orang di pasar yang tidak mau mendekatkan diri dengan Tuhan.

d. Alur yang digunakan dalam kutipan cerpen tersebut yaitu alur maju. Cerita berawal saat tokoh Laki-laki tua bersiap diri untuk menunaikan salat Jumat, berangkat ke masjid dengan menyusuri jalan tengah pasar hingga tokoh Laki-laki tua terharu melihat orang-orang di pasar yang tidak melaksanakan ibadah salat Jumat.

2. Jawaban:

Nilai kehidupan yang terkandung dalam kutipan cerpen tersebut yaitu nilai religi. Nilai religi merupakan ajaran kehidupan berkaitan dengan hubungan manusia dengan Tuhan. Nilai religi dalam kutipan cerpen tersebut tampak di setiap perilaku tokoh Laki-laki tua.

3. Jawaban:

Pokok-pokok kutipan hasil penelitian tersebut sebagai berikut.

a. Pembelajaran menulis cerpen di sekolah termasuk salah satu dari kompetensi pembelajaran menulis sastra yang tercantum dalam standar isi.

b. Standar isi pembelajaran menulis cerpen tidak hanya menuntut siswa memahami, tetapi siswa juga dituntut untuk memproduksi karya sastra.

c. Dalam pembelajaran ini, guru dituntut untuk menguasai dan mengajarkan pengetahuan tentang sastra terutama cerpen sebagai dasar dalam kegiatan menulis cerpen.

d. Pembelajaran menulis cerpen merupakan salah satu pembelajaran yang memerlukan

perhatian khusus baik dari guru mata pelajaran maupun dari pihak-pihak terkait dalam penyusunan kurikulum pembelajaran. e. Pada kenyataannya pembelajaran menulis

cerpen belum mendapatkan perhatian secara maksimal karena guru biasanya lebih mem-fokuskan kegiatan pembelajaran menulis cerpen pada teori sastra sehingga keterampil-an menulis cerpen tidak seperti yketerampil-ang diharapkketerampil-an. f. Rumusan masalah yang akan diteliti yaitu bagaimana upaya meningkatkan keterampilan menulis cerpen dengan teknik mind mapping pada siswa kelas X, SMA Negeri 1 Kretek, Bantul, Yogyakarta?

g. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatkan keterampilan menulis cerpen pada siswa kelas X, SMA Negeri 1 Kretek, Bantul, Yogyakarta melalui teknik mind mapping.

4. Jawaban:

Gagasan pokok paragraf ke-1:

Perkembangan pesat terhadap apresiasi sastra Islami saat ini dapat dilihat beberapa ke-cenderungan yang ada. Keke-cenderungan pertama semakin beragamnya bentuk karya sastra Islam yang hadir saat ini dan semakin beragamnya tema-tema dan alur cerita yang digarap.

Gagasan pokok paragraf ke-2:

Kecenderungan kedua yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan sastra Islami Indonesia terkini adalah pertumbuhan pasar yang begitu pesat dan menggembirakan.

Gagasan pokok paragraf ke-3:

Kecenderungan lainnya adalah pertumbuhan pasar yang begitu pesat diikuti dengan makin banyaknya industri penerbitan yang menggarap buku-buku sastra.

Gagasan pokok paragraf ke-4:

Maraknya penerbitan buku sastra khususnya kumpulan cerpen dan novel, tidak terlepas dari peran jaringan dan komunitas penulis yang menamakan diri Forum Lingkar Pena (FLP). 5. Jawaban:

(16)

Bab II Pengaruh Tayangan Televisi

A. Jawaban:

Dalam makalah tersebut terdapat dua pokok isi yang dijelaskan. Pertama, tayangan televisi memberikan dampak positif dan negatif kepada anak. Kedua, efek negatif tayangan televisi dapat dihindari dengan peran aktif orang tua dalam mendidik anaknya.

B. Jawaban:

Dewasa ini tayangan televisi semakin beragam. Berbagai jenis tayangan tersebut bagai dua sisi mata uang bagi penonton anak-anak. Tayangan tersebut dapat memberikan dampak positif berupa melatih kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Namun, di sisi lain tayangan tersebut juga memberikan dampak negatif. Tayangan berisi kekerasan dapat memengaruhi perkembangan mental anak sehingga anak akan mempraktikkannya dalam kehidupan nyata.

Untuk menghindari dampak negatif tayangan televisi pada anak, orang tua harus berperan aktif. Orang tua harus mempraktikkan kebiasaan anaknya dalam menonton televisi. Komunikasi aktif antara orang tua dan anak pun penting dilakukan. Komunikasi tersebut akan membangun hubungan harmonis antara orang tua dan anak. Dengan demikian, anak akan terhindar dari perkembangan mental tidak baik.

C. Jawaban:

Diserahkan kepada siswa. D. Contoh jawaban:

Rangkuman yang dibuat Eki cukup baik. Eki menyajikan rangkumannya dengan bahasa lugas dan mudah dipahami. Namun, kadang-kadang Eki masih menggunakan kosakata tidak baku. Selain itu, rangkuman tersebut belum mewakili isi makalah. Beberapa isi pokok makalah tersebut tidak ditulis Eki dalam rangkumannya. Meskipun demikian, rangkuman buatan Eki telah disajikan secara sistematis dan padat.

A. 1. – 2. –

3. Jawaban:

Diserahkan kepada setiap kelompok. B. Jawaban:

Diserahkan kepada setiap kelompok. C. 1. –

2. Jawaban:

Tanggapan dapat berupa kritik atau saran. Contoh kritik:

Pemeran tokoh Rusli bersuara terlalu lembut sehingga kurang menggambarkan karakter tokoh Rusli yang tegas. Sementara itu, pemeranan tokoh lain sudah cukup baik. Contoh saran:

Sebaiknya setiap pemeran menghayati kembali karakter tokohnya. Tekanan ucapan setiap kata sangat penting karena dapat menggambarkan sifat atau karakter tokoh.

A. 1. –

2. Jawaban: a. Fakta:

1) Di Indonesia, stasiun televisi pertama yang juga milik Pemerintah adalah TVRI.

2) TVRI didirikan pada 24 Agustus 1962.

3) KPI berdiri pada tahun 2002 ber-dasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran.

b. Opini:

1) Dewasa ini banyak tayangan yang diprotes oleh masyarakat karena dianggap tidak mendidik bahkan mengandung sara.

2) KPI dianggap belum melaksanakan tugasnya secara maksimal. 3) KPI belum mampu menindak tegas

stasiun-stasiun televisi yang me-langgar peraturan.

(17)

3. Contoh jawaban:

Menyoal Tayangan Televisi

Televisi ditemukan setelah Joseph Henry dan Michael Faraday pada tahun 1831 menemukan gelombang elektromagnetik. Sejak penemuan gelombang elektromagnetik itu, teknologi komunikasi terus berkembang dengan adanya penemuan-penemuan baru.

Televisi merupakan salah satu hasil temuan yang berpengaruh bagi manusia. Dewasa ini televisi merupakan salah satu teknologi komunikasi yang dimanfaatkan oleh banyak warga masyarakat untuk berbagai ke-pentingan. Televisi dapat dijadikan sarana hiburan, pendidikan, atau berbagi informasi.

Meskipun demikian, kemunculan berbagai stasiun televisi swasta beberapa tahun bela-kangan mendatangkan efek baru. Banyak program acara dinilai masyarakat tidak mendidik. Stasiun-stasiun televisi tersebut hanya mengejar kepentingan bisnis dibanding-kan serius membangun bangsa dengan tayangan bermanfaat.

Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) merupakan pihak yang bertanggung jawab atas permasalahan ini. KPI didirikan pada tahun 2002 berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran. Namun, sejauh ini KPI dianggap belum mampu menjalankan tugas-nya secara maksimal karena batugas-nyak pe-langgaran yang tidak ditindak tegas.

Keberadaan tayangan-tayangan tidak mendidik tersebut dapat berdampak buruk terhadap perkembangan mental generasi muda, khususnya anak-anak. Keterpengaruh-an Keterpengaruh-anak-Keterpengaruh-anak terhadap tayKeterpengaruh-angKeterpengaruh-an televisi tidak mendidik akan merugikan bangsa dan negara pada masa akan datang. Contoh tayangan tidak mendidik tersebut adalah tayangan kekerasan yang sering terdapat dalam film, bahkan program komedi.

B. Jawaban:

Diserahkan kepada siswa.

A. 1. Jawaban:

Jumlah peserta rapat ada 40 orang. 2. Jawaban:

Dalam notula tersebut tertulis judul notula, keterangan penyelenggaraan rapat (tempat, tanggal dan waktu penyelenggaraan, pe-mimpin rapat, peserta rapat, dan acara rapat), proses pelaksanaan rapat (pembukaan, pemaparan masalah, pendapat-pendapat, dan penutup), serta tanda tangan ketua rapat dan notulis.

3. Jawaban:

Dalam notula tersebut disampaikan proses dan hasil rapat bapak-bapak RT 01 yang dipimpin oleh Ketua RT 01. Berdasarkan isi notula, rapat tersebut menghasilkan ke-sepakatan tentang berbagai peraturan terkait keamanan dan kenyamanan warga RT 01. 4. Jawaban:

Orang yang bertanda tangan dalam notula tersebut adalah Bapak Puja Prana Sakti selaku Ketua RT 01 dan Irawandi selaku notulis.

5. Jawaban:

Notula tersebut ditulis pada 4 September 2013. B. 1. Jawaban:

Kedua notula tersebut memiliki bagian-bagian sama. Bagian yang sama tersebut meliputi judul notula, tempat, tanggal dan waktu penyelenggaraan, pemimpin rapat, peserta rapat, acara rapat, proses pelaksanaan rapat (pembukaan, pemaparan masalah, pendapat-pendapat, dan penutup), dan nama sekaligus tanda tangan ketua rapat serta notulis. Kedua notula tersebut juga memiliki perbedaan. Perbedaan tersebut terdapat pada pola penulisan notula. Dengan kata lain, kedua notula tersebut disajikan secara berbeda. 2. Jawaban:

(18)

C. Contoh jawaban:

Rapat Pembentukan Susunan Panitia Pelaksanaan Seminar

”Membangun Bangsa Melalui Tayangan Bermutu” dan Penetapan Jadwal Kerja

Tempat : Aula SMA Berjasa Tanggal : 23 September 2013 Waktu : Pukul 14.00–17.00 Pemimpin rapat : Ketua OSIS Acara rapat : 1. Pembukaan

2. Pengarahan Kepala Sekolah

3. Pembentukan susunan panitia pelaksana ”Membangun Bangsa Melalui Tayangan Bermutu” dan penetapan jadwal kerja

4. Doa 5. Penutup

Peserta rapat : Kepala SMA Berjasa Jumlah : 15 orang

Agenda rapat : I. Pembukaan

Rapat dibuka pada pukul 14.00 WIB. II. Hasil Rapat

A. Rapat dipimpin dan dibuka oleh Ketua OSIS SMA Berjasa pada pukul 14.00. Ketua OSIS mengharapkan susunan panitia ”Membangun Bangsa Melalui Tayangan Bermutu” yang akan dibentuk melibatkan wakil-wakil kelas X dan XI, dengan tujuan untuk mengembangkan pengalaman berorganisasi dan memudahkan pengomunikasian program. Kelas XII tidak dilibatkan dalam kepanitiaan karena tengah mengikuti persiapan ujian akhir nasional.

B. Kepala SMA Berjasa mengarahkan agar seluruh panitia dapat bekerja sama. Panitia menyusun perincian atau panduan setiap seksi. Setiap seksi melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya. Jika ada kesulitan, Kepala SMA Berjasa menyarankan agar segera memberi tahu ketua. C. Susunan Panitia dan Jadwal Kerja

1. Susunan Kepanitiaan yang Terbentuk Ketua Panitia : Endah Nur Ningsih Wakil Ketua : Boy Johar

Sekretaris : Mahmud Idrus Bendahara : Yolanda Seksi-seksi (koordinator)

a. Pengetikan dan penggandaan makalah : Emi Susilowati b. Penerima tamu : Gugun

c. Konsumsi : Itania Maharani Catatan: setiap koordinator dipersilakan memilih anggota 3–5 orang. 2. Jadwal Kerja

a. Persiapan tiap-tiap seksi tanggal 4–6 November 2013.

b. Rapat akhir panitia tanggal 14 November 2013, pukul 14.00–15.00 WIB. c. Pengecekan persiapan tiap-tiap seksi tanggal 23 April 2013, pukul 15.00 WIB. d. Pelaksanaan kegiatan tanggal 26 November 2013, pukul 10.00 WIB sampai selesai. e. Doa dipimpin oleh Adam Muhaimin.

Rapat diakhiri pada pukul 17.00 WIB dan ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh Ahmad Wahyudi.

Karang Kaji, 23 September 2013

Diketahui oleh, Notulis,

Kepala SMA Berjasa

(19)

A. Contoh jawaban:

1. Suatu keadilan harus ditegakkan.

2. Mengasihi dan menyayangi orang lain merupakan suatu kebahagiaan.

3. Seorang ketua harus bersikap tegas. 4. Seorang penulis memiliki daya imajinasi

tinggi.

5. Suatu kesempatan harus dimanfaatkan secara maksimal.

B. Contoh jawaban:

Seorang penulis memiliki daya imajinasi tinggi. Imajinasi tersebut digunakan untuk mengolah kata-kata. Dengan imajinasi tinggi, kata-kata yang ditulis akan memiliki kekuatan tertentu untuk me-mengaruhi pikiran pembaca.

A. Pilihan Ganda 1. Jawaban: b

Paragraf tersebut menjelaskan bahwa penggunaan bahasa dalam tayangan televisi memengaruhi penggunaan bahasa dalam masyarakat. Pengaruh-pengaruh tersebut disiarkan melalui berbagai tayangan sehari-hari. Jadi, isi pokok paragraf tersebut terdapat dalam pilihan jawaban b.

2. Jawaban: a

Dalam suatu makalah, paragraf tersebut terdapat di bagian latar belakang. Latar belakang menjelas-kan alasan-alasan pelaksanaan suatu penelitian. Bagian rumusan masalah menjelaskan beberapa pokok permasalahan berdasarkan latar belakang. Bagian tujuan penelitian menjelaskan tujuan yang ingin dicapai dalam suatu penelitian. Bagian pembahasan merupakan bagian analisis terhadap permasalahan yang disampaikan pada bagian rumusan masalah. Sementara itu, kesimpulan merupakan penjelasan tentang temuan-temuan yang diperoleh dari hasil analisis terhadap objek suatu penelitian. Berdasarkan isi pokoknya, paragraf tersebut paling tepat berada dalam bagian latar belakang.

3. Jawaban: e

Bagian makalah tersebut terdapat di bagian simpulan. Simpulan merupakan bagian paling akhir dalam makalah. Simpulan memuat pokok-pokok temuan yang diperoleh dari penelitian tersebut. Dalam penulisan simpulan, penulis makalah harus mempunyai cara berpikir tepat. Kemampuan

tersebut diperlukan untuk menghindari kesalahan dalam menyimpulkan hasil penelitian. Oleh karena itu, jawaban yang tepat adalah pilihan jawaban e. 4. Jawaban: c

Dalam paragraf tersebut dijelaskan bahwa orang tua memiliki peran penting agar anaknya tidak terkena dampak negatif tayangan berita di televisi. Oleh karena itu, orang tua berkewajiban mem-bimbing anak mereka agar tidak terjerumus ke arah tidak baik akibat menonton tayangan televisi. Jadi, jawaban yang tepat adalah pilihan jawaban c. 5. Jawaban: b

Paragraf tersebut menjelaskan dampak buruk menonton televisi bagi anak. Salah satu dampak buruk tersebut adalah anak berisiko menderita obesitas. Penyakit tersebut disebabkan kebiasaan anak memakan camilan tidak sehat ketika menonton televisi. Risiko tersebut bertambah besar jika anak tidak berolahraga secara teratur. Jadi, jawaban yang tepat adalah pilihan jawaban b. 6. Jawaban: b

Paragraf tersebut menjelaskan salah satu dampak buruk menonton televisi bagi anak. Dalam paragraf tersebut dijelaskan bahwa salah satu dampak yang ditimbulkan dari kebiasaan anak tersebut adalah anak akan berisiko menderita obesitas. Paragraf tersebut merupakan bagian dari rangkaian penjelasan tentang dampak buruk menonton televisi bagi anak. Bagian tersebut paling tepat berada di bagian pembahasan. Jadi, jawaban yang tepat adalah pilihan jawaban b.

7. Jawaban: d

Berdasarkan dialog drama tersebut, Linuk berwatak sabar dan pasrah. Linuk berusaha sabar terhadap kejadian yang dialaminya. Ia juga pasrah ketika dipaksa untuk pergi dari desanya. Jadi, jawaban yang tepat adalah pilihan jawaban d.

8. Jawaban: d

Linuk berwatak sabar dan pasrah terhadap kejadian yang dialaminya. Watak tersebut tampak dalam perkataannya yang ditunjukkan dalam nomor 4). Linuk mengatakan bahwa ia tidak seperti yang dituduhkan orang-orang. Selain itu, ia juga mengatakan bahwa ia bersedia pergi meninggalkan desa tersebut dengan lapang dada meskipun ia sesungguhnya tidak bersalah. Jadi, jawaban yang tepat adalah pilihan jawaban d.

9. Jawaban: e

(20)

kapan pun. Dalam dialog tersebut, Herman digambarkan dalam keadaan marah besar. Jadi, jawaban yang tepat adalah pilihan jawaban e. 10. Jawaban: a

Dalam dialog drama tersebut, digambarkan bahwa Kustopo dan Linggar sedang mencuri di sebuah rumah. Di rumah baru saja diadakan pesta. Kedua tokoh tersebut mencuri di rumah tersebut dengan memantrai orang-orang yang berada di dalamnya agar mereka tertidur. Selain karena mantra itu, orang-orang di dalam rumah juga tertidur karena mabuk berat. Akibatnya, mereka tertidur sangat pulas. Bahkan, mereka sama sekali tidak me-nyadari kehadiran Kustopo dan Linggar meskipun keduanya bercakap-cakap. Jadi, jawaban yang tepat adalah pilihan jawaban a.

11. Jawaban: a

Dalam dialog drama tersebut, Kustopo berperan sebagai pencuri. Sebagai seorang pencuri, kostum yang tepat adalah kaos dan celana panjang hitam serta penutup muka. Jadi, jawaban yang tepat adalah pilihan jawaban a.

12. Jawaban: c

Tema paling tepat berdasarkan kutipan drama tersebut adalah mencuri untuk disumbangkan. Dalam dialog drama tersebut, Linggar sempat mengingatkan Kustopo bahwa barang hasil curian mereka akan disumbangkan semua. Mereka tidak akan menerima sepeser pun dari hasil curian itu. Dalam adegan tersebut tersirat bahwa keduanya rela mengorbankan diri demi membantu sesama meskipun cara yang mereka pilih adalah dengan mencuri. Mereka mengetahui bahwa risikonya sangat besar. Jika ketahuan, mereka bisa saja dihakimi massa. Jadi, jawaban yang tepat adalah pilihan jawaban c.

13. Jawaban: c

Berdasarkan drama tersebut, Linggar sangat berhati-hati meskipun orang-orang di rumah tersebut telah tertidur pulas akibat mantra dan minum minuman keras terlalu banyak. Linggar tetap melangkah dengan hati-hati agar tidak menyentuh tubuh orang-orang yang sedang tertidur. Ia juga memperingatkan Kustopo agar memperkecil volume suaranya. Jadi, jawaban yang tepat adalah pilihan jawaban c.

14. Jawaban: a

Berdasarkan drama tersebut, ekspresi tokoh Alex diperankan dengan serius. Tokoh Alex berusaha meyakinkan tokoh Arina bahwa mereka dapat

menikah meskipun tanpa restu dari orang tua tokoh Arina. Tokoh Alex juga meyakinkan tokoh Arina bahwa suatu saat kedua orang tuanya pasti akan luluh ketika melihat anak-anak mereka yang lucu. Jadi, jawaban yang tepat adalah pilihan jawaban a. 15. Jawaban: d

Dalam dialog drama tersebut, tokoh Arina berwatak teguh pendirian. Ia berusaha bertahan dengan keputusannya meskipun dirayu oleh tokoh Alex. Tokoh Alex berusaha membujuk tokoh Arina dengan segala cara, tetapi tokoh Arina menolaknya dengan alasan berat meninggalkan orang tua. Tokoh Arina tidak mau mengecewakan orang tuanya meskipun ia juga sangat mencintai tokoh Alex. Jadi, jawaban yang tepat adalah pilihan jawaban d. 16. Jawaban: d

Dalam dialog drama tersebut, tokoh Arina berwatak teguh pendirian. Watak tersebut dapat dibuktikan dalam bagian 7), yaitu Tidak, Alex. Aku tak ingin durhaka kepada mereka. Selain itu, bagian lain yang juga menunjukkan watak tersebut adalah bagian 9), yaitu Aku sudah membuat keputusan, Alex. Aku tak akan ikut denganmu sekarang. Lebih baik aku mati daripada harus meninggalkan kedua orang tuaku dengan cara seperti ini. Jadi, jawaban yang tepat adalah pilihan jawaban d.

17. Jawaban: a

Dalam dialog drama tersebut dijelaskan bahwa Cakil dan BIG berperang. Berdasarkan keterangan dalam kutipan tersebut, kedua tokoh tersebut sedang berada di suatu tempat terbuka, bukan di dalam ruangan gelap atau sempit. Jawaban paling tepat adalah pilihan jawaban a.

18. Jawaban: b

Berdasarkan drama tersebut, watak BIG adalah tidak mudah percaya. BIG tidak percaya bahwa Cakil adalah seorang raksasa karena tidak menakutkan. Sikap tersebut mengakibatkan peperangan antara Cakil dan BIG. Jadi, jawaban yang tepat adalah pilihan jawaban b.

19. Jawaban: d

(21)

20. Jawaban: a

Dalam paragraf tersebut tersebut dijelaskan bahwa tayangan televisi memengaruhi gaya hidup anak. Akibatnya, anak akan terobsesi terhadap gaya hidup masyarakat kelas atas. Permasalahan muncul jika anak tersebut berasal dari keluarga menengah ke bawah. Orang tua pun tidak dapat memenuhi obsesi berlebihan sang anak. Jadi, pilihan jawaban yang tepat adalah a.

21. Jawaban: a

Kalimat fakta merupakan kalimat berisi peristiwa nyata. Peristiwa tersebut benar-benar terjadi, bukan khayalan atau rekaan. Sementara itu, pendapat-pendapat tentang peristiwa yang terjadi disebut opini. Dalam paragraf tersebut, kalimat fakta terdapat pada kalimat pertama. Sementara itu, kalimat kedua, ketiga, keempat, dan kelima menunjukkan opini yang dikembangkan dari fakta kalimat pertama. Jadi, pilihan jawaban yang tepat adalah a.

22. Jawaban: d

Berdasarkan paragraf tersebut, penulis berpihak kepada masyarakat. Penulis berpendapat bahwa stasiun-stasiun televisi seharusnya tidak mem-berikan tontonan yang merugikan masyarakat, misalnya tayangan tidak bermutu. Jika keadaan ini dibiarkan, kepribadian generasi muda bangsa ini akan dirusak oleh tayangan-tayangan tidak bermutu tersebut. Jadi, pilihan jawaban yang tepat adalah d.

23. Jawaban: e

Dalam diskusi tersebut, peserta diskusi menang-gapi penjelasan narasumber yang mengatakan bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu Tinggi. Peserta diskusi menanyakan alasan pemilihan tersebut. Peserta diskusi beranggapan bahwa bahasa Jawa merupakan bahasa suku mayoritas di Indonesia. Ia menanyakan alasan bahasa nasional Indonesia bukan bahasa Jawa. Jadi, jawaban yang tepat adalah pilihan jawaban e. 24. Jawaban: c

Dalam suatu diskusi, narasumber harus pandai menggunakan kosakatanya saat menanggapi berbagai pertanyaan peserta diskusi. Narasumber sebisa mungkin menjawab semua pertanyaan yang diajukan. Namun, narasumber sebaiknya juga menjawab dengan bahasa yang santun sehingga terkesan tidak merendahkan peserta diskusi yang bertanya. Dalam beberapa pilihan jawaban tersebut, pilihan c merupakan jawaban yang tepat.

25. Jawaban: d

Berdasarkan beberapa pilihan jawaban, pilihan jawaban d merupakan jawaban yang tepat. Dalam diskusi tersebut dinyatakan narasumber bahwa pemilihan bahasa nasional bukan berdasarkan jumlah anggota suatu suku bangsa. Pemilihan dilakukan berdasarkan ketersebaran bahasa. Bahasa Melayu merupakan bahasa yang digunakan di berbagai kawasan di Indonesia sejak dahulu. B. Uraian

1. Jawaban:

Isi pokok paragraf tersebut terdapat dalam kalimat Gotong royong merupakan tradisi yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu sehingga harus terus dilestarikan. Kalimat tersebut terdapat pada kalimat pertama dalam kutipan makalah tersebut. Kalimat tersebut merupakan kalimat utama. Sementara itu, kalimat berikutnya merupakan kalimat penjelas. 2. Jawaban:

a. Letnan berwatak tegar karena ia tetap tenang ketika nyawanya sedang terancam.

b. Kapten berwatak pengkhianat karena me-nyatakan bahwa ia telah mengkhianati Mayor. c. Kopral berwatak sopan karena ia menyatakan penyesalan diri telah menyandera tokoh Letnan.

3. Jawaban:

Letnan berseragam seper ti seorang letnan sungguhan. Kapten berseragam seperti seorang kapten sungguhan dengan berbagai atribut di seragamnya. Sebagaimana keduanya, Mayor juga berseragam dengan berbagai atribut seragam seorang mayor. Sementara itu, latar percakapan tersebut terjadi di sebuah ruang interogasi. Di ruang itu hanya ada tiga buah kursi dan sebuah meja. 4. Jawaban:

a. Fakta:

1) UU Guru Nomor 14 Tahun 2005 menegas-kan guru sebagai profesi pendidik. 2) Menurut data Kemdikbud, guru yang layak

mengajar di SD hanya sekitar 27 persen, di SMP sekitar 58 persen, di SMA sekitar 65 persen, dan di SMK sekitar 56 persen. b. Opini:

1) Guru dan dosen yang diangkat sebagai profesi berhak mendapatkan hak-hak sekaligus kewajiban profesional. 2) Kemerosotan mutu praksis dan hasil

(22)

3) Selain kualitas guru, jumlah guru—kecuali guru SD yang konon cukup, tetapi tidak merata—menjadi faktor masalah kronis profesi keguruan di Indonesia.

5. Jawaban:

SMA Ikhlas Jalan Soekarno, Jakarta

Notula Rapat A. Pelaksanaan rapat

Hari, tanggal : Selasa,

17 September 2013

Pukul : 15.00 WIB

Tempat : Ruang kelas XI A Pimpinan Rapat : Ketua OSIS SMA

Ikhlas

Acara : Pembahasan lomba

”Majalah Dinding Antarkelas”

B. Hasil Rumusan Rapat

1. Program ”Lomba Majalah Dinding Antar-kelas” berfungsi untuk meningkatkan kreativitas dan kerja sama antarsiswa SMA Ikhlas.

2. Tim mading setiap kelas dibimbing langsung oleh wali kelas masing-masing. Jakarta, 17 September 2013

Roy Imam Arif

Bab III Jagalah Lingkungan Kita!

A. Jawaban:

Pokok-pokok isi diskusi sebagai berikut.

1. Menjaga kebersihan lingkungan sangatlah berguna untuk kita semua karena dapat menciptakan kehidupan yang aman, sejuk, dan sehat.

2. Manfaat menjaga kebersihan lingkungan, antara lain terhindar dari penyakit yang disebabkan lingkungan tidak sehat.

3. Kita harus menyadari akan pentingnya kebersihan lingkungan mulai dari rumah kita sendiri.

4. Dampak buruk jika kita tidak menjaga kebersihan lingkungan adalah polusi sampah. 5. Polusi sampah mengakibatkan dampak buruk terhadap kesehatan, seperti terjangkitnya penyakit kolera, tifus, disentri, dan meningkat-nya pemeningkat-nyakit demam berdarah.

6. Pembuangan sampah-sampah ke sungai dapat menyebabkan pencemaran terhadap air sungai.

7. Menjaga kebersihan lingkungan dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.

a. Dimulai dari diri sendiri dengan cara mem-beri contoh kepada masyarakat bagai-mana menjaga kebersihan lingkungan. b. Selalu melibatkan tokoh masyarakat

yang berpengaruh untuk memberikan pengarahan kepada masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.

c. Menyertakan para pemuda untuk ikut aktif menjaga kebersihan lingkungan. d. Memperbanyak tempat sampah di sekitar

lingkungan Anda.

e. Mempekerjakan petugas kebersihan lingkungan dengan memberi imbalan sesuai setiap bulan.

f. Mensosialisasikan kepada masyarakat agar terbiasa memilah sampah rumah tangga menjadi sampah organik dan nonorganik.

g. Mempelajari teknologi pembuatan kompos dari sampah organik agar dapat dimanfaatkan kembali untuk pupuk. h. Kreatif membuat souvenir atau kerajinan

tangan dengan memanfaatkan sampah. i. Mengatur jadwal untuk kegiatan kerja

bakti membersihkan lingkungan. B. Contoh jawaban:

(23)

Catatan untuk Guru:

Jawaban diserahkan kepada siswa.

A. Jawaban:

Aspek-aspek menarik yang dimiliki Nur Sutan Iskandar sebagai berikut.

1. Nur Sutan Iskandar sangat tertarik pada permasalahan adat dan kaum muda, khusus-nya yang mekhusus-nyangkut perkawinan.

2. Nur Sutan Iskandar pernah menjadi guru di beberapa tempat seperti desa di Sungai Batang, Muara Bakti (Palembang), dan Padang.

3. Nur Sutan Iskandar pindah ke Jakarta dan bekerja di Balai Pustaka sebagai korektor redaksi Melayu dan akhirnya diangkat sebagai redaktur di Balai Pustaka.

4. Kariernya di Balai Pustaka berkembang sehingga menjadi hoofdredacteur.

5. Nur Sutan Iskandar pernah menjabat pengurus Budi Utomo, bendahara Partai Indonesia Raya (Parindra), anggota pengurus Partai Nasional Indonesia (PNI), serta terpilih menjadi anggota konstituante.

6. Nur Sutan Iskandar telah menulis banyak karya sastra. Nur Sutan Iskandar juga menerjemahkan beberapa karya sastra asing. 7. H.B. Jassin menyatakan bahwa Nur Sutan Iskandar sebagai tokoh penting generasi 1920-an.

8. Nur Sutan Iskandar juga orang yang berjasa dan bersemangat dalam perkembangan bahasa dan cita-cita kebangsaan.

9. A. Teeuw, dalam Pokok dan Tokoh, menempat-kan Nur Sutan Ismenempat-kandar sebagai pengarang penting sebelum perang.

10. Nur Sutan Iskandar pada umumnya mem-punyai pengaruh besar atas seluruh hasil kesastraan Balai Pustaka.

11. Nur Sutan Iskandar adalah orang yang kuat fantasinya.

12. Nur Sutan Iskandar tidak akan berhenti menceritakan sesuatu sebelum orang lain jemu membacanya.

B. Jawaban:

Diserahkan kepada siswa.

C. Jawaban:

1. Nur Sutan Iskandar pernah menjadi guru meskipun pada waktu masuk ujian guru bantu, beliau tidak berhasil.

2. Nur Sutan Iskandar telah mampu menulis banyak karya sastra dan menerjemahkan beberapa karya sastra asing.

3. Nur Sutan Iskandar sangat berjasa dan bersemangat dalam perkembangan bahasa dan cita-cita kebangsaan.

4. Nur Sutan Iskandar adalah orang yang kuat fantasinya.

5. Nur Sutan Iskandar tidak akan berhenti menceritakan sesuatu sebelum orang lain jemu membacanya.

A. Jawaban:

Pokok-pokok masalah yang dibicarakan dalam karya ilmiah sebagai berikut.

1. Pengenalan pemanasan global. 2. Penyebab pemanasan global.

3. Pengaruh pemanasan global terhadap lingkungan.

4. Ancaman pemanasan global terhadap kehidupan.

5. Pengendalian pemanasan global. B. Contoh tanggapan:

Karya tulis ilmiah tersebut sudah menggunakan bahasa dan ejaan tepat. Tanda baca dan kalimat yang digunakan juga sudah efektif.

C. Contoh jawaban:

Kebersihan pangkal kesehatan. Kata-kata ini sudah tidak asing lagi bagi kita. Lingkungan sekolah sering mengalami permasalahan kebersihan. Masalah ini disebabkan oleh para siswa yang membuang sampah sembarangan. Motivasi penulis mengangkat tema ini karena kesadaran para siswa untuk membuang sampah pada tempat sampah atau tong sampah yang telah disediakan sangat kurang.

Referensi

Dokumen terkait