• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIKAP APARATUR SIPIL NEGARA TENTANG KEBI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SIKAP APARATUR SIPIL NEGARA TENTANG KEBI"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

SIKAP APARATUR SIPIL NEGARA TENTANG KEBIJAKAN

PENSIUN DINI DAN DAMPAK PSIKOLOGISNYA

(STUDI KOMPARASI DI PTU DAN PTKI SUMBAR)

Tim Peneliti :

H. Reza fahmi, MA

Prof. Dr. H. Syafruddin Nurdin, M.Pd. Prof. Dr. H. Asnawir

Try Ananda (Mahasiswa)

Penelitian Ini Diajukan Untuk Memperoleh Dana Bantuan Penelitian Tahun Akademik 2016

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

IMAM BONJOL

PADANG

(2)

a. Topik Penelitian : SIKAP APARATUR SIPIL NEGARA TENTANG KEBIJAKAN PENSIUN DINI DAN DAMPAK PSIKOLOGISNYA (STUDI KOMPARASI DI PTU DAN PTKI SUMBAR)

b. Latar Belakang

Pensiun merupakan tahapan akhir perkembangan yang akan dialami oleh setiap orang yang bekerja dimana pada masa tersebut seseorang akan mengalami perobahaan peran maupun pola hidup dari kondisi bekerja menjadi kondisi tidak bekerja yang akan membawa dampak bagi pensiunan itu sendiri dan keluarganya Para aparatur Sipil Negara (ASN) atau Pegawai Negeri Sipil (PNS) harus siap-siap menghadapi pensiun dini. Kebijakan ini diberlakukan bagi pegawai yang kompetensinya rendah dan tidak bisa dikembangkan lagi. "Dalam rangka penataan struktur organisasi kepegawaian, pemerintah akan mengambil kebijakan pensiun dini. Pensiun dini akan dikenakan secara nasional mulai tahun 2016, kepada pegawai yang kualitasnya rendah," tegas Deputi SDM Aparatur Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) Setiawan Wangsaatmaja, Minggu (16/11). Kemudian Untuk menilai mana PNS yang berkualitas super, menengah, biasa,dan rendah, akan diterbitkan Surat Edaran MenPAN-RB tentang kewajiban seluruh instansi baik pusat maupun daerah melakukan uji kompetensi pegawainya. Agar hasilnya objektif, menurut Setiawan, pemerintah akan memberlakukan format baku agar pejabat pembina kepegawaian (PPK) tidak membuat rekomendasi berdasarkan like and dislike1.

Dengan alasan tuntutan globalisasi2 serta pengurangan belanja pegawai, pemerintah

berencana melakukan rasionalisasi (pensiun dini) pegawai sejuta orang ditambah 560 ribu PNS yang masuk batas usia pensiun. Pemerintahan Jokowi-JK menargetkan, jumlah PNS di Indonesia pada 2019 mendatang menciut ke angka 3,5 juta dari 4,517 juta PNS yang ada. Argumentasi di atas didukung oleh pernyataan Ketua Komisi II DPR Rambe Kamarulzaman menyatakan 1http://www.menpan.go.id/ Diakses 12 April 2016.

2 Persoalan pensiun bukan hanya terjadi di Indonesia bahkan di Inggris fakta tersebut telah menjadi persoalan

(3)

mendukung kebijakan MenPAN-RB Yuddy Chrisnandi yang akan menerapkan rasionalisasi alias pemangkasan jumlah PNS3. Namun upaya pensiun dini itu harus diawali dengan road map yang

jelas. Mulai dari data data jumlah PNS dan kompetensinya. Termasuk juga data mengenai kinerja tenaga honorer atau sukarelawan. “Kalau ada road map, datanya jelas, silakan saja PNS yang kompetensinya rendah cepat saja dipensiunkan (pensiun dini, red),” terang Rambe Kamarulzaman4.

Fakta implementasi pensiun dini telah dijalankan oleh pemerintah propinsi Jawa Barat di mana “..Kamis tanggal 5 Agustus 2010 merupakan tonggak baru bagi Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Hari itu Pemprov Jabar mulai menerapkan kebijakan rasionalisasi pegawai negeri sipil (PNS) melalui program pensiun dini”. Sebanyak 53 PNS Pemprov Jabar menerima Surat Keputusan (SK) Gubernur Jabar tentang rasionalisasi sekaligus uang kompensasinya5. kebijakan

ini ditetapkan dengan Peraturan Gubernur (Pergub) Jabar No 81 Tahun 2009 yang diundangkan pada 2 Juli 2009, yang selanjutnya diubah menjadi Pergub Jabar No 100/2009 dengan menyisipkan Bab VA di antara Bab V dan Bab VI, yang menyebutkan pembiayaan program pensiun dini dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jabar.

Disisi lain terdapat Badan Usaha Milik Negara yang telah melaksanakan Program Pensiun Dini adalah PT. Telekomunikasi Indonesia (Telkon Indonesia), sejalan dikeluarkannya Keputusan Direktur Sumber Daya Manusia No. KR18/PS900/COP-B0010000/2006 yang mengacu pada UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenaga Kerjaan. Perusahaan memberikan penawaran kepada

3 Kendati demikian, sambung Rambe, upaya "PHK massal" PNS ini harus disertai dengan upaya meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang memumpuni. Artinya setelah PNS diramping, pegawai honorer yang belum diangkat jika berkompetensi dapat diangkat jadi PNS. Sebagaimana diketahui, MenPAN-RB Yuddy Chrisnandi berupaya merampingkan jumlah PNS di Indonesia. Tujuannya untuk menekan belanja pegawai, juga meningkatkan pelayanan publik. Pasalnya ada 42 persen PNS di Indonesia dengan kualifikasi pendidikan SMA ke bawah yang mereka datang ke kantor tapi tidak ada pekerjaan yang dilakukan. Hal itu sangat membebankan keuangan negara maupun daerah. http://www.menpan.go.id/ Diakses 12 April 2016.

4 www.jawapos.com 12 Maret 2016.

5 Dari pelaksanaan rasionalisasi tahun 2010 telah dilaksanakan kepada 53 orang PNS, anggarannya mencapai Rp 50

(4)

karyawan yang memenuhi persyaratan untuk mengajukan pensiun dini, sebagaimana dimaksud dalam Keputusan ini bersifat sukarela6.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat difahami bahwa pensiun dini merupakan bagian dari sebuah realita sosial yang telah dijalankan oleh Pemerintah Daerah dan BUMN di Indonesia. Bahkan sejak 2004-2007 telah terjadi penurnan jumlah karyawan yang signifikan di PT. Telkom Indonesia yakni dari 30.000 orang karyawan lebih menjadi 27.000 orang karyawan. Dengan demikian persoalan pensiun dini bukan merupakan wacana didalam masyarakat, namun telah diaplikasikan. Hanya saja kebijakan pemerintah pusat untuk mempesiundinikan Aparatur Sipil Negara secara nasional masih meruapakan persoalan hangat ditingkat nasional.

Bila ditelaah lebih lanjut golongan pensiun sendiri terbagi menjadi kelompok yang optimis dan kelompok yang pesimis7.Ada yang bahagia karena dapat menyelesaikan tugas dan

pengabdian dengan baik sehingga tidak memiliki rasa penyesalan setelah pensiun.Hal ini sejalan dengan Rosyid yang menyatakan bahwa, ‘...pensiun akan menghasilkan suatu keadaan yang membahagiakan. Setelah menjalankan tugas dan melakukan peran sesuai dengan tuntutan perusahaan, dan pengabdian kepada organisasi, maka tiba saatnya seseorang untuk memperoleh penghargaan yang tinggi atas jerih payah dan usahanya tersebut. Akan tetapi hal ini tidak dapat dipisahkan dari bagaimana pengalaman bekerja dan tingkat kepuasan kerja seseorang selama memainkan peran yang dipercayakan oleh perusahaan.Individu tersebut harus ikhlas melepaskan segala atribut dan kebanggan yang disandangnya selama melaksanakan tugas, dan bersiap memasuki masa kehidupan yang tanpa peran, kondisi yang demikian memungkinkan pula munculnya perasaan sayang untuk melepaskan jabatan yang telah digeluti”8.

Selanjutnya sebagian kecil individu menjalani masa pensiun dengan perasaan bahagia karena sebentar lagi akan terbebas dari kewajiban masuk kantor, namun bagi kebanyakan orang, masa pensiun akan dijalani dengan perasaan was-was dan khawatir terhadap masa depan. Hal ini 6 Angliza, B. 2010. Implementasi Program Kebijakan Pensiun Dini oleh PT. Telekomunikasi Indonesia. Tesis.

Jakanrta : Universitas Indonesia. www.ui.ac.id Diakses 10 April 2016.

7 Bentuk reaksi negatif yang muncul dalam menghadapi masa pensiun seperti susah tidur, malas bekerja, sering

pusing, atau muncul kecemasan bahkan berbagai penyakit dan tidak jarang pula individu merasa powerless dan muncul sindrom pasca kekuasaan yang lebih dikenal dengan post power syndrome (Helmi, 2000, h. 43). Post power syndrome banyak dialami oleh individu yang baru saja menjalani masa pension. Gejala ini umumnya terjadi pada orang-orang yang tadinya mempunyai kekuasaan atau mempunyai suatu jabatan di tempat kerja, sehingga ketika sudah tidak menjabat atau bekerja lagi, akan terlihat gejala-gejala emosi yang kurang stabil. Gejala-gejala itu biasanya bersifat negatif dan akan semakin memburuk jika individu merasakan adanya gangguan fisik (Elia, 2015).

8 Menurut Floyd, dkk menyatakan “...pensiun juga mengacu kepada transisi psikologis, suatu perubahan yang

(5)

menunjukkan bahwa tekanan yang sama, yaitu pensiun dapat menimbulkan respon yang berbeda yaitu kegembiraan melawan kekhawatiran9. Fakta di masyarakat menunjukkan bahwa individu

yang sudah berhenti bekerja akan mengalami kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan-kebutuhan fisik, psikologis, dan sosial. Hal ini disebabkan karena pensiun sering diartikan sebagai kehilangan kedudukan, jabatan, peran, kegiatan, status, dan harga diri10.

Penjelasan di atas memberikan pemahaman bahwa pensiun dini baik secara suka maupun tidak suka telah harus diterima oleh masyarakat. Sungguhpun demikian pensiun dini pada tahapan awal secara nasional diutamakan kepada ASN yang hanya berpendidikan Sekolah Menengah Atas ke bawah.

c. Rumusan Masalah

Berangkat dari latar belakang di atas diperoleh gambaran bahwa, telah dimplementasikannya Peraturan Pensiun Dini bagi Aparatur Sipil Negara (ASN/PNS) di beberapa daerah di tanah air, sejak tahun 2010. Selanjutnya Peraturan Pensiun Dini tersebut akan diterapkan secara nasional mulai pada tahun 2016. Hanya saja Aparatur Sipil Negara yang akan dipensiunkan dini baru sebatas pada pegawai yang memiliki pendidikan Sekolah Menangah Atas ke bawah. Apakah fakta di atas membawa polemik psikologis ditengah-tengah masyarakat?

d. Pertanyaan Penelitian

Secara spesifik pertanyaan penelitian ini adalah : Apakah Sikap Aparatur Sipil Negara dalam Menghadapi Program Pensiun Dini yang Diterapkan Sebagai Kebijakan Nasional Memberi Dampak Psikologis pada para Aparatur Sipil Negara (Dampak psikologis berupa; Depresi, Kecemasan atau Anxiety dan Stres)?

e. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah: (1) Memperoleh gambaran tentang sikap (kognitif, afektif dan psikomotorik) Aparatur Sipil Negara terhadap kebijakan pemerintah mengenai Program Pensiun Dini. (2) Mengidentifikasi kemungkinan munculnya berbagai ganguan

9 Helmi, A. F. (2011). Pengelolaan Stress Pra-Purna Bakti. Jurnal Psikologika : No. 9 (42-55). Yogyakarta

:Universitas Gadjah Mada

10 Kuncoro,J.,Sari,E.D.(2012).Kecemasan dalam Menghadapi Masa Pensiun Ditinjau dari Dukungan Sosial pada

(6)

psikologis (depresi, kecemasan atau stres) yang akan terjadi sebagai dampak psikologis dari kebijakan pensiun dini yang dilaksanakan pemerintah kepada para Aparatur Sipil Negara. (3) Mengkaji pengaruh sikap Aparatur Sipil Negara tentang pensiun dini terhadap ganguan psikologis yang dialaminya (4) Mengkaji perbedaan sikap Aparatur Sipil Negara tentang pensiun dini dan dampak psikologisnya.

f. Signifikansi

Penelitian ini berguna bagi pembuat kebijakan, khususnya Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Mengingat kebijakan pensiun dini juga melibatkan aparatur sipil negara yang berada di bawah kementerian tersebut. Di mana hal ini bisa mengantisipasi sikap negatif dari aparatur sipil negara terhadap kebijakan program Pensiun Dini yang memungkinkan terjadinya aktivitas yang anarkhis ditengah-tengah masyarakat terhadap kebijakan yang diambil pemerintah tadi. (2) Disamping itu melalui penelitian ini dapat dikaji secara komprehensif segala bentuk dampak psikologis yang mungkin timbul sebagai akibat dari Program Pensiun Dini. Di mana diantara ganguan psikologis yang mungkin muncul adalah deoresi, kecemasan dan stres. (3) Tentunya kajian ini akan sangat bermanfaat bagi masyarakat dalam mempersiapkan diri untuk timbulnya ganguan psikologis dari Program Pensiun Dini yang akan dilaksanakan secara nasional.

g. Studi Literatur

Memasuki masa pensiun11 merupakan salah satu peristiwa di kehidupan yang

membutuhkan adaptasi bagi siapa saja yang akan menjalankannya. Setiap individu yang akan memasuki masa pensiun perlu mempersiapkan dirinya agar mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya. Kesiapan seorang individu dalam menyesuaikan diri dengan masa pensiun tergantung dari kesiapan dari individu itu sendiri dan lingkungannya. Bagaimana dia mampu menyikapi berbagai tekanan yang muncul sebagai konsekuensi dari penyesuaian pada masa pensiun dan bagaimana dia mampu bertahan mengelola berbagai tekanan terhadap

11 Di Indonesia menurut Undang Undang Pemerintah Nomor 65 Tahun 2008, batas usia pensiun Pegawai Negeri

(7)

perubahan-perubahan yang kelak akan dihadapi untuk dapat menyesuaikan diri setelah memasuki masa pensiun.

Selanjutnya pensiun dini ini dimungkinkan sebagai antisipasi dampak dari penataaan manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) dalam pelaksanaan reformasi birokrasi. Beberapa penelitian yang dilakukan mengenai pensiun, antara lain : Penelitian yang dilakukan oleh Ganang Septian Pradono dan Santi Esterlita Purnamasari pada Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta yang berjudul “Hubungan antara Penyesuaian Diri dengan Kecemasan dalam Menghadapi Masa Pensiun pada Pegawai Negeri Sipil di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta”, menyatakan bahwa kecemasan menghadapi masa pensiun adalah suatu keadaan atau perasaan yang tidak menyenangkan dan bersifat subjektif yang dialami oleh individu yang akan memasuki masa berhenti bekerja. Sumbernya yang bersifat tidak jelas mengakibatkan individu merasa takut, tidak nyaman pikiran, dan menimbulkan perasaan bingung. Individu yang akan memasuki masa pensiun akan mengalami suatu pengalaman emosional subjektif, yaitu suatu keadaan tertentu yang dapat mencemaskan seseorang sementara orang lain belum tentu demikian.

Pengalaman emosional subjektif tersebut muncul dikarenakan adanya suatu keadaan yang dianggap mengancam keberadaan individu dan sumber yang mengancam itu bersifat tidak jelas sehingga individu merasa tidak tahu ataupun bingung dan takut untuk dapat menghadapi masa yang akan datang sehingga timbul adanya kecemasan. Individu yang akan memasuki masa pensiun tentunya akan menghadapi berbagai macam perubahan-perubahan dalam pola kehidupannya, seperti bertambahnya waktu luang, berkurangnya penghasilan, hilangnya status jabatan ketika masih bekerja, dan hilangnya fasilitas yang didapat ketika masih bekerja. Berubahnya pola kehidupan tentunya akan menimbulkan berbagai macam permasalahan. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara penyesuaian diri dengan kecemasan menghadapi masa pensiun. Hal tersebut membuktikan bahwa semakin tinggi penyesuaian diri seorang pegawai maka akan semakin rendah tingkat kecemasannya dalam menghadapi masa pensiun. Sebaliknya semakin rendah penyesuaian diri seorang pegawai maka semakin tinggi pula tingkat kecemasan yang dimilikinya dalam menghadapi masa pensiun.

(8)

masyarakat yang dapat mempengaruhi harga diri mereka. Pensiun akan menyebabkan seseorang kehilangan perannya dalam masyarakat yang selanjutnya mempengaruhi statusnya dan pada akhirnya bisa mempengaruhi konsep diri menjadi negatif. Akibat psikologis dari hal ini adalah nantinya akan mempengaruhi kesehatan mental seseorang dan juga proses penyesuaian dirinya.

Sedangkan akibat dari fisik adalah bisa menimbulkan gangguan penyakit yang dikenal dengan istilah retirement syndrome. Penyesuaian diri yang positif ditentukan oleh berbagai faktor antara lain kesehatan, sosial ekonomi, status, usia, jenis kelamin, dan pemahaman seseorang terhadap masa pensiun itu. Untuk itu intervensi yang dilakukan untuk mencegah proses penyesuaian diri yang kurang baik perlu dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor di atas. Penyesuaian diri yang positif akan memberikan dampak positif pula pada aspek psikologis seorang pensiunan. Ia akan melewatkan masa pensiun dengan rasa bahagia, bahkan bisa kembali aktif mencari pekerjaan lain.

Penelitian oleh Jati Setiowati yang berjudul “Stres dan Strategi Coping Stres menghadapi Pensiun” pada Fakultas Psikologi Universitas Atmajaya menunjukkan bahwa stressor yang muncul pada kedua subyek berada pada area masalah penyesuaian diri dalam aspek finansial dan sosial, serta psikologis. Gaya coping stres yang digunakan oleh kedua subyek berbeda berdasarkan area masalah. Pada area masalah finansial, kedua subyek menggunakan gaya coping problem-focused yang didominasi dengan strategi coping merencanakan pemecahan masalah (planful problem solving). Sedangkan untuk area masalah sosial, yaitu kehilangan relasi kerja,

gaya coping yang digunakan didominasi oleh emotion-focused coping, yaitu melepaskan diri (distancing).

Penelitian oleh Fendy Suhariadi untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara dukungan sosial dengan penyesuaian diri masa persiapan pensiun pada karyawan PT Pupuk Kaltim. Penelitian ini dilakukan pada saat sedang menjalani masa persiapan pensiun selama bulan Oktober 2012 sampai Maret 2013 sejumlah 44 orang. Alat pengumpul data berupa kuesioner

(9)

antara dukungan sosial dengan penyesuaian diri masa persiapan pensiun pada karyawan PT Pupuk Kaltim12.

Penelitian oleh Santi Setyaningsih dkk tentang “DUKUNGAN SOSIAL DAN TINGKAT KECEMASAN PADA KELOMPOK PEKERJA PNS YANG MENGHADAPI MASA PENSIUN“ mendapati adanya hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan tingkat kecemasan menghadapi masa pensiun. Dukungan sosial yang telah diberikan seharusnya ditingkatkan, tidak hanya bersumber dari dukungan informal tetapi juga dari dukungan formal yaitu pihak instansi agar kecemasan dalam menghadapi pensiun dapat dicegah atau dikurangi secara optimal13.

Berdasarkan beberapa penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa masa pensiun merupakan masa perubahan yang menuntut proses penyesuaian diri bagi karyawan yang akan memasuki masa pensiun. Proses penyesuaian diri dapat menimbulkan kecemasan karena karyawan tidak mengetahui apa yang akan terjadi pada saat memasuki masa pensiun. Selain menimbulkan kecemasan, penyesuaian diri yang kurang baik mempengaruhi konsep diri menjadi negatif karena pada saat memasuki masa pensiun karyawan akan kehilangan peran (role), identitas dalam masyarakat yang dapat mempengaruhi harga diri mereka. Kesulitan dalam penyesuaian diri menghadapi pensiun dapat menimbulkan tekanan (stres).

Hal yang membedakan penelitian ini berbanding beberapa penelitian terdahulu adalah : (1) Penelitian ini lebih komprehensif melihat persoalan ganguan psikologis (depresi, kecemasan dan stres) yang dimungkinkan timbul sebagai akibat Program Pensiun Dini. (2) Penelitian ini menggunakan skala DASS (Depression Anxiety Stress Scales) yakni; skala psikologi yang tidak saja mengukur satu atribut psikologi (kecemasan) akan tetapi juga menguji beberapa atribut psikologi lain (depresi dan stres). (3) Penelitian ini tidak saja menguji korelasi antara variabel penelitian, namun juga mengkaji pengaruh antar variabel yang satu terhadap variabel yang lain. Bahkan penelitian ini juga berusaha untuk membandingkan kemungkinan terjadinya gangguan psikologis antara Aparatur Sipil Negara yang bekerja di Perguruan Tinggi Umum (PTU); Universitas Andalas dan Universitas Negeri Padang. Manakala Perguruan Tinggi Ke-Islaman

12 Fendy Suhariadi. 2013. Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Penyesuaian Diri Masa Persiapan Pensiun Pada

Karyawan PT Pupuk Kaltim. Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi Vol. 02 No.1.

13 Santi Setyaningsih dkk. 2013. DUKUNGAN SOSIAL DAN TINGKAT KECEMASAN PADA KELOMPOK

(10)

yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah Institut Agama Islam Negeri Imam Bonjol Padang dan Institut Agama Islam Negeri Djamil Djambek di Bukittinggi). Sehingga cakupan penelitian ini lebih luas berbanding penelitian terdahulu.

h. Kerangka Teori

i. Hipotesis Penelitian

Terdapat tiga hipotesis didalam penelitian ini : (1) Adanya hubungan antara sikap Aparatur Sipil Negara dalam menghadapi Program Pendiun Dini dan dampak psikologis yang dialaminya (depresi, kecemasan dan stres)?. (2) Adanya pengaruh sikap Aparatur Sipil Negara dalam menghadapi Program Pendiun Dini terhadap kondisi psikologis ASN (depresi, kecemasan dan stres)? (3) Adanya perbedaan sikap Aparatur Sipil Negara dalam menghadapi Program Pendiun Dini dan dampak psikologis yang dialaminya (depresi, kecemasan dan stres) antara Aparatur Sipil Negara yang bekerja di Perguruan Tinggi Umum (PTU); Universitas Andalas dan Universitas Negeri Padang serta Perguruan Tinggi Ke-Islaman (PTKI); IAIN Imam Bonjol Padang dan IAIN Djamil Djambek Bukittinggi?

j. Metodologi Penelitian

Menemukan Ganguan Psikologis yang Timbul dan Mencari Solusi dari Ganguan Psikologis yang Dihadapi

Aparatur Sipil Negara Yang Terdampak Program Pensiun Dini Menemukan Ganguan Psikologis yang Timbul dan Mencari

Solusi dari Ganguan Psikologis yang Dihadapi

(11)

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 534 orang Aparatur Sipil Negara yang berpendidikan Sekolah menengah Atas ke bawah. Lokasi penelitian di empat perguruan tinggi yang ada di Sumatera Barat: Dua Perguruan Tinggi Umum (PTU); Universitas Andalas, Universitas Negeri Padang dan Dua Perguruan Tinggi Ke-islaman (PTKI); Institut Agama Islam Negeri Imam Bonjol Padang serta Institut Agama Islam Negeri Djamil Djambek, Bukittinggi. Pemlihan responden dengan menggunakan metode

stratified random sampiling, mengingat sampel dalam penelitian ini memiliki kerangka sampel yang berjenjang (Gol I, Gol II, Gol III dan Gol IV). Teknik pengumpulan data melalui; skala psikologi, observasi dan wawancara serta studi dokumentasi. Analisa data menggunakan Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 18 dengan teknik analisis statistik yang digunakan pearson correlation, regresi berganda dan ANOVA (Analysis of Variance).

k. Sumber Bacaan

Pengantar Psikologi.Klinis Sutardjo Wiramiharja ( 2005 )

Baron, R.A., & Byrne, D. (2000).Social psychology, 9thed. Boston: Allyn& Bacon.

Dinsi, V,.Setiati, E., &Yuliasari, E. (2006).Ketikapensiuntiba.Jakarta :Wijayata Media Utama. Elia.2015.Post Power Syndrome.http://www.sabda.org/Diakses 10 April 2016

Helmi, A. F. (2011). Pengelolaan Stress Pra-Purn Bakti.Psikologika : No. 9 (42-55). Yogyakarta :UniversitasGadjahMada.

Kuncoro,J.,Sari,E.D.(2012).Kecemasan dalam Menghadapi Masa Pensiun Ditinjau dari Dukungan Sosial pada PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. Jurnal Psikologi Proyeksi Vol.1, No. 1

Lestari,R.P.2012.Hubungan Antara Religiusitas dengan Tingkah Laku Koping Indigeneous. Jurnal IlmiahPsikologi: Vol. 6 No.1.

Rini, J. F. (2011). Pensiun Dan Pengaruhnya. http://www.e-psikologi.com Diakses 10 April 2016.

Rosyid,HaryantoF.(2015).PHK: Masihkah Mencemaskan? Buletin Psikologi Fakultas Psikologi UGM, Th IX no 2.

(12)

KabupatenSumenep. Skripsi. Malang : Fakultas Psikologi Unviersitas Islam Negri (UIN) Malang. www.uin-malang.ac.id. Diakses 14 April 2016.

Suara Pembaharuan, 6 Juni 2012.

l. Instrumen

Depression Anxiety Stress Scales (DASS)

DAS S Name: Date:

Please read each statement and circle a number 0, 1, 2 or 3 that indicates how much the statement applied to you

over the past week. There are no right or wrong answers. Do not spend too much time on any statement.

The rating scale is as follows:

0 Did not apply to me at all

1 Applied to me to some degree, or some of the time

2 Applied to me to a considerable degree, or a good part of time 3 Applied to me very much, or most of the time

1 I found myself getting upset by quite trivial things 0 1 2 3 2 I was aware of dryness of my mouth 0 1 2 3 3 I couldn't seem to experience any positive feeling at all 0 1 2 3 4 I experienced breathing difficulty (eg, excessively rapid breathing,

breathlessness in the absence of physical exertion) 0 1 2 3

5 I just couldn't seem to get going 0 1 2 3

6 I tended to over-react to situations 0 1 2 3 7 I had a feeling of shakiness (eg, legs going to give way) 0 1 2 3

8 I found it difficult to relax 0 1 2 3

9 I found myself in situations that made me so anxious I was most relieved when they ended

0 1 2 3

10 I felt that I had nothing to look forward to 0 1 2 3 11 I found myself getting upset rather easily 0 1 2 3 12 I felt that I was using a lot of nervous energy 0 1 2 3

13 I felt sad and depressed 0 1 2 3

14 I found myself getting impatient when I was delayed in any way (eg, elevators, traffic lights, being kept waiting)

(13)

15 I had a feeling of faintness 0 1 2 3 16 I felt that I had lost interest in just about everything 0 1 2 3 17 I felt I wasn't worth much as a person 0 1 2 3

18 I felt that I was rather touchy 0 1 2 3

19 I perspired noticeably (eg, hands sweaty) in the absence of high temperatures or physical exertion 25 I was aware of the action of my heart in the absence of physical

exertion (eg, sense of heart rate increase, heart missing a beat)

0 1 2 3

26 I felt down-hearted and blue 0 1 2 3

27 I found that I was very irritable 0 1 2 3

28 I felt I was close to panic 0 1 2 3

29 I found it hard to calm down after something upset me 0 1 2 3 30 I feared that I would be "thrown" by some trivial but

unfamiliar task

(14)

a fool of myself

41 I experienced trembling (eg, in the hands) 0 1 2 3 42 I found it difficult to work up the initiative to do things 0 1 2 3

(15)

n. Road Map Penelitian

Tabel 2: Jadwal Pelaksanaan Penelitian Kompetitif 2016

No. Uraian Kegiatan Bulan

4 5 6 7 8 9 10 11

1 Pembuatan

Proposal

a. Pengumpulan Bahan literatur b. Penelitian

Pendahuluan c. Pengetikan

Proposal

XX

XX

X

2 Pembuatan dan

Pengujian

Instrumen XXX

3. Pengumpulan Data:

Observasi, Kuesioner dan Dokumentasi

X XXXX XXX

4. Analisa Data X XXX

5. Penyusunan

Laporan Penelitian X XXX

(16)

Penelitian

NIP / NIDN : 19690829 200212 1 002 / 2029086901

Jenis Kelamin : Laki-laki

Golongan / Pangkat : IVa / Pembina

Alamat Rumah : Jl. Napak Tilas No. 10 Balai Gadang Koto Tangah Telp. / Faks : 081270251544 /082172215044 / 08887255820 (HP) / 0751-484088 (Rumah)

E-mail : rezafahmi92@yahoo.co.uk; rfahmi870@gmail.com H. Reza Fahmi. MA. adalah Dosen Psikologi Umum di Fakultas Ushuluddin, penulis buku Psikologi Umum, Psikologi Sosial dan Modifikasi Tingkah Laku serta Psikologi Industri dan Organisasi. Beliau terlibat dalam beberapa penelitian psikologi; Character Building and Peaceful Thinking of Students at Darussalam Islamic Boarding School, East Java (2013).

Prejudice and Rebelliance Behavior of Students at Darul Ma’rifat Modern Islamic Boarding School in East Java (2014). Empowering Madrasa Through Small and Medium Industry (Study at Gontor Darusslam Modern Islamic Boarding School in East Java) (2015).

======================

Alamat Kantor : Jl.Prof Mahmud Yunus Lubuk Lintah Padang-25153.

(17)

Trait Treatment Interaction Terhadap Peningkatan Kemampuan Bahasa Arab Mahasiswa di IAIN Imam Bonjol Padang (2014). Implementasi Model Pendidikan Surau Bagi Peningkatan Kemampuan Pemahaman Agama Peserta Didik di Sumatera Barat (2015).

===========================

Nama : Prof. Dr. H. Asnawir

NIP/NIK :

Jenis Kelamin : □ Laki-laki

Golongan / Pangkat : IVd / Pembina Utama Madya

Alamat Rumah : Jl. Bondo No. 10 Air Tawar Barat Padang Telp./Faks. : 0751-442166

Alamat e-mail : rfahmi870@gmail.com

Gambar

Tabel 2: Jadwal Pelaksanaan Penelitian Kompetitif 2016

Referensi

Dokumen terkait

Selama penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak sehingga pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat penulis mengucapkan

dari dalam lingkungan perguruan tinggi terhadap karya ilmiah mahasiswa dan/atau dosen/peneliti/tenaga kependidikan dari perguruan tinggi lain, karya dan/atau karya ilmiah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak berkesulitan belajar membaca menulis melaksanakan pembelajaran seperti dengan siswa reguler yang lain baik dari segi tujuan,

dalam rangkaian acara yang digelar hingga 12 Februari ini juga terdapat prosesi pengangkatan jabatan yang dilakukan langsung oleh Dirut Sumber Daya Manusia

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Tri Tunggal Maha Kudus, Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus karena atas berkat, hikmat dan anugerah-Nya, sehingga penulis dapat

Penanggungjawab mempunyai kewajiban sebagaimana tercantum dalam lampiran Rekomendasi Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kendal tentang Persetujuan Upaya Pengelolaan

Harga adalah jumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau

Menurut SCB di dalam kehidupan perpuisian Indonesia, semangat pembaharuan tercermin melalui upaya para penyair Angkatan Pujangga Baru yang melakukan perubahan terhadap