• Tidak ada hasil yang ditemukan

MORFOLOGI DASAR LAUT DASAR LAUT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MORFOLOGI DASAR LAUT DASAR LAUT"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

OSEANOGRAFI GEOLOGI MORFOLOGI DASAR LAUT

Disusun Oleh: Fanny Vera Yohana Nababan

26020213140071 Oseanografi B

Dosen Pengampu: Ir. Hariyadi, MT 19560515 199103 1 002

PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI JURUSAN ILMU KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

(2)

Morfologi Dasar Laut

Secara umum, morfologi dasar laut terdiri atas: Continental Shelf, Continental Slope, Continental Rise, Dataran Abisal (Abissal Plain), Submarine Canyon (Ngarai Bawah Laut), Gunung Laut (Sea Mount), Laut (Basin), Palung Laut (Trech), Mid Ocean Ridge (MOR), dan Guyot.

1. Continental Shelf

Paparan benua (continental shelf) merupakan kelanjutan wilayah benua (kontinen). Kedalamannya ±200 m. Sebagian besar paparan terbentuk selama periode glasial dan berupa permukaan daratan , tetapi sekarang relatif terendam dangkal di bawah laut dikenal sebagai rak laut dan teluk-teluk.

Terdiri dari lereng curam suatu dataran yang diikuti oleh kenaikan secara mendatar dari dataran itu. Lebar rata-rata Paparan Benua adalah sekitar 80 km (50 mil). Kedalaman Paparan Benua juga bervariasi, tetapi umumnya terbatas pada air dangkal dari 150 m (490 kaki). Kemiringannya biasanya cukup rendah, pada urutan 0,5 °.

Landas continental terbesar adalah Paparan Siberia di Samudra Arktik yang membentang hingga 1500 kilometer (930 mil) lebarnya. Contoh lain dari Paparan Benua adalah Dangkalan Sunda antara Kalimantan, Jawa, dan Sumatera yang berkedalaman ± 40 – 45 meter

Gambar 2. Continental Shelf

2. Continental Slope

(3)

200 meter. Lebar dari lereng ini mencapai 100 km. Lereng benua ini merupakan jalan bagi sedimen untuk tertransportasi menuju ke continental rise dan lantai samudera. Lereng benua secara relatif merupakan bagian yang terjal dari tepi landasan benua. Beberapa lereng benua terbentuk oleh aktivitas tektonik seperti faulting dan folding dimana disertai dengan erosi yang luas.

Gambar 3. Continental Slope

3. Continental Rise

Continental Rise adalah dasar laut dengan sudut kemiringan landai sekitar 0.1% dan merupakan bagian batas benua yang sesungguhnya yang langsung berbatasan dengan dasar samudera. Continental rise memiliki lebar hingga ratusan kilometer dari dasar slope hingga ke dataran abisal. Relief continental rise umumnya kurang dari 20 m kecuali di sekitar gunung laut.

Continental rise tersusun dari sedimen yang diturunkan dari benua dan batas yang bersebelahan. Arus membawa sedimenmenuruni slope dan menumpuk di dasarnya. Lebar continental rise dapat hanya beberapa kilometer hingga ratusan kilometer.

(4)

4. Dataran Abisal (Abissal Plain)

Dataran abisal merupakan bagian dari paparan benua. Dataran abisal merupakan kenampakan topografi yang sangat datar, dan kemungkinan kawasan ini merupakan tempat yang paling datar pada permukaan bumi. Topografi yang datar ini kadang-kadang di selingi dengan puncak-puncak gunung bawah laut yang tertimbun.

Dataran abisal tersusun oleh akumulasi sedimen yang sangat tebal. Kenampakan sedimen pada daerah ini menunjukkan bahwa dataran ini dibentuk oleh endapan sedimen yang telah megalami pengangkutan sangat jauh oleh arus turbid. Endapan turbid ini berselingan dengan material sedimen yang berukuran lempung yang terus menerus terendapkan pada tempat ini.

Dataran abyssal didefinisikan sebagai dataran yang memiliki gradien kurang dari 1:1000, yang berfungsi untuk membedakannya dari kenaikan kontinental (continental rise) yang berdekatan. Dataran ini pada dasarnya lingkungan yang paling luas dan datar di permukaan bumi. Kedalaman air di atas dataran abyssal berkisar dari sekitar 3000 hingga 6000 m. Kedalaman tersebut bisa bervariasi, dan kemiringan yang dimiliki bertahap sampai ratusan kilometer.

Samudera Atlantik memiliki dataran abisal yang lebih luas daripada samudera Pacifik karena samudera Atlantik mempunyai palung laut jauh lebih sedikit dibandingkan yang dijumpai pada samudera Pasifik. Dataran abyssal yang besar dan luas terjadi di masing-masing dari tiga cekungan laut besar dan juga hadir dalam mediterraneans besar seperti Teluk Meksiko dan Laut Mediterania. Dataran abisal yang dijumpai di pantai Argentina mempunyai perbedaan tinggi kurang dari 3 meter pada jarak lebih dari 1300 kilometer.

(5)

5. Submarine Canyon (Ngarai Bawah Laut)

Submarine canyon berbentuk seperti lembah yang memotong lereng benua (continental slope) dan membentang pada bagian landasan benua (continental shelf) dan continental rise. Lembah dari submarine canyon biasanya berbentuk V, dengan sisi lembah curam. Jalur dari lembah submarine canyon mungkin bisa lurus atau mungkin juga berliku-liku. Submarine canyon adalah jalur utama dari sedimen untuk dibawa atau mengalami transportasi dari benua ke lingkungan laut dalam.

Submarine Canyon atau lembah submarine memiliki pemotongan kedalaman yang besar. Submarine canyon biasanya didefinisikan sebagai ngarai bawah laut. meskipun survey hidrografi banyak negara mempublikasikan bagian dari continental slope menunjukan cekungan yang mendalam dan umumnya disebut sebagai submarine canyon

Gradien dari lantai ngarai ini cukup terjal, pada lembah pendek berkisar 60 m/km dan pada lembah yang panjang berkisar 10-15 m/km. Meskipun terlihat tidak terlalu curam, namun kemiringan yang dimiliki lembah ini adalah 5 sampai 30 kali gradien lereng benua (continental slope). Submarine canyon biasanya terdapat 2 km dibawah permukaan laut. Ekstensi lembah relatif lurus, menebang sekitar 200 meter ke landas kontinen, dan melebar dari sekitar tiga kilometer di garis pantai sekitar 15 mil ke arah laut yang akhir.

Permukaan landasan benua, lereng, dan laut dalam semua beralur oleh lembah-lembah bawah laut dengan lebar bervariasi, kedalaman, dan panjang, agak seperti lembah benua.

(6)

Contoh Submarine canyon adalah Congo Canyon, sungai ngarai terbesar yang membentang dari sungai Congo, yang mempunyai panjang 800 km dan mempunyai kedalaman 1200 m, Amazon Canyon, yang membentang dari sungai Amazon, Hudson Canyon yang membentang dari sungai Hudson dan Zhemcug Canyon, submarine canyon terbesar yang ada di Laut bering.

Gambar 7. Gambar Hudson channel dan Hudson Canyon (Kuenen, 1950)

Canyon yang terdapat di laut Amerika bagian timur, profil mendatar dari California Canyon dapat digambarkan sebagai berikut

(7)

6. Punggung Laut (Ridge)

Punggung laut atau punggung bukit lautan, adalah bentukan di dasar laut yang mirip tanggul raksasa. Panjangnya bisa ribuan kilometer. Punggung laut dibatasi oleh laut dalam di kanan kirinya. Punggung laut yang berlereng curam disebut ridge, sedangkan yang berlereng landai disebut rise.

Ridge terjadi ketika sebagian besar pegunungan laut bergerak atau bergeser dan mendorong sisa lempeng tektonik jauh dari pegunungan-pegunungan tersebut. Kebanyakan arah pergerakannya menuju ke zona subduksi.

Proses lainnya adalah dengan apa yang seering disebut dengan conveyor mantel. Gejala ini menunjukan bagian atas mantel yang terlalu fleksibel untuk menghasilkan gesekan dan memungkinkan untuk menarik lempeng tektonik ke arah yang tertentu. Selain itu, proses upwelling mantel yang menyebabkan magma berpeluang membentuk tonjolan dibawah laut menyebabkan adanya diskontinuitas seismic sekitar 400km (250 mil)

Contoh : Pegunungan di samudra Atlantik, yaitu pegunungan Atlantik Utara dari kepulauan Azora sampai ke Sint Paul.

7. Gunung Laut (Sea Mount)

Gunung bawah laut (seamount) merupakan puncak-puncak gunung yang muncul pada dasar samudera dengan ketinggian sampai beberapa ratus meter di atas topografi sekitarnya. Puncak kerucut yang terjal ini telah banyak dijumpai pada semua samudera di dunia ini. Jika pertumbuhan gunug api tersebut cukup cepat, maka gunung api tersebut akan membentuk suatu pulau. Setelah gunungtersebut tumbuh sebagai pulau, gunung tersebut akan mengalami proses erosi oleg aliran air perukaan dan kerja ombak sehingga ketinggiannya menurun sampai mendekati muka air laut.

Gunung laut adalah bagian yang berdiri sendiri, dan kakinya mulai dari dasar laut. Puncak gunung dapat muncul ke permukaan air. gunung ini menjulang tinggi mencapai permukaan laut atau tidak namun akarnya ada di dasar laut.

(8)

penunjaman disebelah kanan. Semakin jauh dari zona pemekaran, material mantel yang cair dan panas kehilangan suhunya sehingga membentuk seamount atau gunung laut yang seringkali berupa gundukan yang tidak lagi berupa gunung api yang aktif. Ketika mendekati zona penunjaman bagian atas dari kerak samodra ini akan bergesekan dengan kerak benua. Gesekan ini menimbulkan panas dan sering menyebabkan batuan pembentuk kerak samodra ini meleleh. Batuan yang meleleh dan cair ini akan keluar membentuk gunung api seperti rentetan Gunung Api sepanjang bagiam barat Sumatra, hingga bagian selatan Jawa. Termasuk Gunung Merapi, Semeru dan gunung api yang lain yang masih aktif.

Contohnya Gunung Krakatau di Selat Sunda. Gunung laut ini di dunia ada lebih dari 30. 000 gunung laut yang ada dibawah samodra. Namun kebanyakan gunung laut ini berupa gunung api yang sudah mati atau sudah tidak aktif lagi.

Contoh dari gunung berapi yang kembali aktif adalah gunung St. Helena dan menampilkan teras pulau diluar lereng yang telah ada sebelumnya. Sebagian besar pulau vulkanik terdapat di maluku yang akhir-akhir ini kembali aktif. Morfologi ini dapat mengurangi dampak erosi akibat terjadinya gelombang dan badai yang terjadi di laut.

Beberapa aktifitas gunung berapi yang mempengaruhi slope meliputi: viskositas lava, ukuran dan bentuk dari ejectamenta dan tipe erupsi yang cenderung membentuk lereng yang menurun di bagian atas dan bawah air.

Gambaran dari Ternate (1715 m) dan Maitara (357 m) dua pulau vulkanik bagian timur Halmahera, Maluku. Dilihat dari selatan.

(9)

Gambar 10. Gambar Gunung Paluweh (875m) Yang Sangat Tererosi, Pulau Vulkanik Aktif, Maluku, Dilihat Dari Timur Laut (Kuenen, 1950)

Hampir setengah dari seamounts dunia ditemukan di Samudra Pasifik, dan sisanya terdistribusikan sebagian besar melintasi lautan Atlantik dan India. Secara keseluruhan ada juga yang signifikan terdapat dalam distribusi disekitar belahan bumi selatan.

8. Lubuk Laut (Basin)

Lubuk laut atau basin/bekken adalah cekungan di dasar laut berbentuk bulat atau lonjong (oval). Basin terjadi akibat pemerosotan dasar laut. Dasar laut yang bentuknya cekung seperti lembah dasar laut.

9. Palung Laut (Trech)

Palung sempit dan tidak terlalu curam disebut trench, sedangkan jika lebih lebar dan curam disebut trog. Palung adalah dasar laut sangat dalam dan berdinding curam, yang semakin ke dasar semakin menyempit. Kedalaman palung bisa mencapai ± 7. 000 – 11. 000 meter.

Aktivitas gunung api juga berhubungan dengan proses pembentukan palung laut. Pada laut yang terbuka, palung laut membentuk alur yang sejajar dengan deretan pulau-pulau gunung api (volcanic island arcs). Sedangkan deretan gunung api kemungkinan dijumpai sejajar dengan palung laut yang berdekatan dengan daratan.

(10)

kembali. Proses ini disebut juga proses pergerakan lempeng secara konvergen. Pergerakan secara konevergen terjadi apabila dua lempeng tektonik tertelan (consumed) ke arah kerak bumi, yang mengakibatkan keduanya bergerak saling menumpu satu sama lain (one slip beneath another).

Wilayah dimana suatu lempeng samudra terdorong ke bawah lempeng benua atau lempeng samudra lain disebut dengan zona tunjaman (subduction zones). Di zona tunjaman inilah sering terjadi gempa. Pematang gunung-api (volcanic ridges) dan parit samudra (oceanic trenches) juga terbentuk di wilayah ini.

Palung-laut dalam merupakan alur atau parit yang panjang dan relatif sempit yang menggambarkan bagian terdalam dari lautan. Beberapa diantaranya di bagian barat Samudera Pasifik, palung laut ini mempunyai kedalaman lebih dari 10.000 meter di bawah muka air laut

10. Mid Ocean Ridge (MOR)

MOR adalah rantai gugusan gunungapi di bawah laut dimana kerak bumi baru terbentuk dari leleran magma dan aktivitas gunung berapi. MOR juga berasosiasi dengan daerah divergensi lempeng tektonik yang membentuk celah di dasar laut (rift). Kebalikan dari MOR adalah zona subduksi lempeng (Subduction Zone).

MOR dijumpai pada semua samudera dan merupakan 20% dari permukaan bumi. Topogarfi ini merupakan rangkaian pegunungan yang memanjang sampai sekitar 65. 000 kilometer. MOR tesusun oleh lapisan-lapisan batuan beku basaltic yang belum mengalami deformasi. MOR memiliki kenampakan topografi dengan lebar antara 500 sampai 5000 kilometer. Topografi cenderung kasar, terutama dekat daerah pusat. Puncak dari MOR ditandai oleh adanya celah (rift) dan dibatasi oleh pematang yang memanjang sampai ratusan kilometer. Sumbu dari pematag ditandai oleh gempabumi yang terus menerus dan dicirikan oleh aliran panas yang sangat tinggi dari kerak bumi.

(11)

bergerak saling memberai (break apart). Ketika sebuah lempeng tektonik pecah, lapisan litosfer menipis dan terbelah, membentuk batas divergen. Pada lempeng samudra, proses ini menyebabkan pemekaran dasar laut (seafloor spreading). Sedangkan pada lempeng benua, proses ini menyebabkan terbentuknya lembah retakan (rift valley) akibat adanya celah antara kedua lempeng yang saling menjauh tersebut. Pematang Tengah-Atlantik (Mid-Atlantic Ridge) adalah salah satu contoh divergensi yang paling terkenal, membujur dari utara ke selatan di sepanjang Samudra Atlantik, membatasi Benua Eropa dan Afrika dengan Benua Amerika .

11. Guyot

Guyot disebut dengan tablemount merupakan sebuah gunung bawah laut yang terisolasi dengan rata-rata tinggi lebih dari 200 m (660 kaki) di bawah permukaan laut. Puncak guyot berbentuk datar dan diameternya dapat mencapai 10 km (6 mil). Guyot merupakan bekas dari sebuah gunung api.

Guyot menunjukan bukti bahwa telah terjadinya penurunan permukaan yang bertahap mulai dari pegunungan karang (reef), karang atol dan akhirnya menjadi sebuah gunung yang yang terendam di dalam. Hal ini terjadi disebabkan oleh erosi, ombak, angin dan proses atmosfer. Kelerengan tercuram dari guyots adalah sekitar 20 derajat. Faktor lain yang menyebabkan terjadinya guyot adalah pergerakan bawah air yang dihasilkan oleh punggung samudera, seperti mid ocean ridge (MOR). Secara bertahap MOR menyebar dari waktu ke waktu karena terdorong lava cair dibawah permukaan bumi dan hali ini akan menyebabkan terciptanya suatu dataran baru.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Cruise Report SO200-2. , 2009. Subduction Zone Segmentation and Controls on Earthquake Rupture: The 2004 and 2005 Sumatera Earthquakes. National Oceanography Centre, Southampton University, UK.

Hamilton, W. , 1979. Tectonics of the Indonesian Region. US Government Printing Office, Washington DC.

Kuenen, Ph, h. 1950. Marine Geology. John Willey & sons. Inc. New York Chapman & hall, Limited, London.

Lubis S, Hutagaol P. J. , and Salahuddin M, 2007. Tectonic Setting in the Vicinity of Subduction Zone off West Sumatera and South Java. Proceeding APRU/AEARU Research Symposium 2007, Jakarta.

Stewart, R.H. 2006. Introduction to Physical Oceanography. Department of Oceanography Texas A&M University.

Gambar

Gambar 2. Continental Shelf
Gambar 3. Continental Slope
Gambar 5. Abbysal Plain
Gambar 6. Submarine canyon
+4

Referensi

Dokumen terkait