• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN ASUHAN KEPERAWA TAN KOMUNITAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN ASUHAN KEPERAWA TAN KOMUNITAS"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

GAMBARAN KONDISI KESEHATAN MASYARAKAT DUSUN WERDI TENGAH RW 05 dan RW 06 DESA WERDI KECAMATAN WONOKERTO KABUPATEN

PEKALONGAN

Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas Dosen Pengampu:

1. Sri Mumpuni Yuniasih, S.Kep., Ns., M.Kep 2. Muhammad khotibul Umam, S.kep., Ns., MNS

3. Rahajeng Win M, S.kep., Ns., MNS Oleh :

(2)

PENGESAHAN

Judul : Gambaran Kondisi Kesehatan Masyarakat di Dusun Werdi Tengah Rw 05 Dan Rw 06 Desa Werdi Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan

Disusun Oleh: Kelompok di Desa Werdi , Program Studi Keperawatan Fakultas Ilmu

Kesehatan Tahun Ajaran 2016-2017.

Pekalongan, 18 November 2017

Pembimbing Klinik Kepala Desa Werdi 2

Subagyo Ratono

Pembimbing Akademik

(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah pencurah kasih sayang tiada batas kepada yang dikehendaki-Nya. Allah telah mencurahkan rahmat-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Gambaran Kondisi Kesehatan Masyarakat di Dusun Werdi Tengah Desa Werdi 2 RT 09-11, RW 05 dan RT 12-14, RW 06 Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pemberi syafaat dan pembawa kabar gembira.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang bersangkutan dalam menyelesaikan penulisan makalah ini. Makalah ini penulis ajukan untuk memenuhi tugas yang ditetapkan oleh dosen Keperawatan Komunitas II PSIK Universitas Pekalongan. Penulis telah berusaha sangat maksimal untuk memberikan yang terbaik, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk menerima kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Dalam usaha menyelesaikan penulisan makalah ini tentu telah melibatkan banyak pihak secara langsung maupun tidak langsung dalam memberikan konstitusi yang positif demi terwujudnya sebuah karya yang baik. Semoga semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini mendapatkan sebaik-baik pahala dari Allah. Dengan segala keterbatasan yang dimiliki, penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan tambahan wawasan bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya sehingga diharapkan dapat dijadikan pedoman dan dapat dijadikan referensi.

Pekalongan, 18 November 2017

(4)

DAFTAR ISI

Table of Contents

LEMBAR PENGESAHAN...2

KATA PENGANTAR...2

DAFTAR ISI...4

LAMPIRAN... B. Tujuan...7

C. Waktu...8

D. Tempat Praktik...8

E. Strategi Pelaksanaan...8

BAB II...10

KAJIAN PUSTAKA...10

BAB III...12

ASUHAN KEPERAWATAN...12

A. Pengkajian Data...12

B. ANALISI DATA...18

C. PENENTUAN PRIORITAS MASALAH...18

D. PERENCANAAN KEPERAWATAN KOMUNITAS...18

E. PELAKSANAAN MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA ( MMD )...18

BAB IV PEMBAHASAN...18

BAB V PENUTUP...18

A. KESIMPULAN...18

(5)

Lampiran 1 Prioritas Masalah

Sampah Yang Dibakar a. Definisi

Menurut Swesty, 2007 proses pembakaran sampah adalah menggunakan insinerator dengan suhu kisarannya mendekati suhu pembakaran sampah terbuka dilapangan (100-700 0C).

b. Penyebab

Membakar sampah justru dapat menimbulkan masalah baru khususnya bagi kesehatan kita. Saat pembakaran sampah dalam tumpukan, tidak terjadi proses pembakaran yang baik. Pembakaran yang baik adalah dengan membutuhkan oksigen (O2) yang cukup. Berbeda saat membakar tumpukan sampah, mungkin bagian luar tumpukan cukup mendapatkan oksigen sehingga menghasilkan CO2,tapi di dalam tumpukan sampah akan kekurangan O2 sehingga yang di hasilkan adalah gas Karbon Monoksida (CO) yang merupakan gas yang berbahaya, karena dapat membunuh kita secara masal. Bila kita menghirup gas CO, hemoglobin darah yang seharusnya mengangkat dan mengedarkan oksigen keseluruh tubuh akan terganggu. Dengan itu tubuh kita akan mengalami kekurangan Oksigen, yang dapat berujung kematian.

c. Tanda dan Gejala

a. Dampak asap pembakaran sampah terhadap lingkungan dan kesehatan :

Disinyalir dapat menyebabkan kematian meski pada konsentrasi yang sangat rendah (1/1.000.000 gr), kerusakan sistem imun pada manusia, dapat menimbulkan penyakit chloracnem (tampak seperti jerawat yang sangat besar, merah, timbul dan banyak, kanker, dan pada ibu hamil dapat menimbulkan efek terhadap reproduksi atau perkembangan seperti keguguran, kemandulan dan bawaan saat lahir.

b. Dampak asap pembakaran terhadap pencemaran udara :

(6)

mencemari udara ini paling banyak berupa asap-asap yang di dalamnya mengandung banyak sekali penyakit dan juga hal merugikan lainnya.

2. obat bebas menurut permenkes RI nomor 949/Menkes/ Per/VI/2000 obat bebas merupakan obat yang ditandai dengan linkaran berwarna hijau dengan tepi lingkaran berwarna hitam. Obat bebas umumnya berupa suplemen vitamin dan mineral, obat gosok, beberapa analgetik-antipiretik, dan beberapa antasida obat golongan ini dapat dibeli bebas di apotik, toko obat, dan warung

Akibat mengkonsumsi obat bebas : 1. gangguan fungsi hati

2. gangguan ginjal 3. anafilatik

4.penyakit semakin parah 5. kebal obat

6. dosis yang tidak tepat 7. kecanduan

3. Lansia Yang Tidak Mengikuti Posbindu

a. Definisi

Posbindu adalah pusat bimbingan pelayanan kesehatan yang dikelolakan di selenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam rangka mencapai masyarakat yang sehat dan sejahtera (Depkes RI, (2002) dalam Handayani 2008).

(7)

b. Penyebab

1. Perubahan psikososial yang terjadi pada lansia erat kaitannya dengan perubahan fisik, lingkungan tempat tinggal dan hubungan sosial dengan masyarakat (Miller, 2002 dalam Stanley & Beare, 2007). Seperti menurunya aktifitas lansia tidak mau pergi ke posbindu.

2. Sebagian besar lansia mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotor. Fungsi kognitif meliputi proses belajar, persepsi, pemahaman, pengertian, perhatian dan lain-lain sehingga menyebabkan reaksi dan perilaku lansia menjadi makin lambat. Sementara fungsi psikomotorik (konatif) meliputi hal-hal yang berhubungan dengan dorongan kehendak seperti gerakan, tindakan, koordinasi, yang berakibat bahwa lansia menjadi kurang cekatan.

3. Kurang Pendekatan keluarga terhadap lansia yang harus dilakukan dalam melaksanakan program kesehatan adalah pendekatan kepada keluarga dan Pendekatan ini lebih memprioritaskan upaya menjaga dan memelihara kesehatan lansia.

4. Aktifitasnya sendiri tanpa bantuan dari orang lain atau keluarga, usia potensial adalah adalah lanjut usia yang masih mampu melakukan pekerjaan sendiri apapun keinginannya tidak bisa di paksakan.

5. Keluarga yang sibuk sama pekerjaannya sehingga waktu untuk lansia tidak ada untuk mengantar ke posbindu.

6. Lansia yang aktivitasnya menurun sehingga tidak mau ke posbindu lanjut usia yang masih mampu melakukan pekerjaan sendiri apapun keinginannya tidak bisa di paksakan.

c. Beberapa akibat lansia tidak mengikuti Pospindu

(8)
(9)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Masa globalisasi menuntut adanya perkembangan dan perubahan di segala bidang salah satu diantaranya adalah bidang kesehatan. Dengan berbagai inovasi yang dilakukan di bidang kesehatan, perubahan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, maka terjadi peningkatan usia harapan hidup warga Indonesia dan ini memberikan dampak tersendiri dalam upaya peningkatan derajat/status kesehatan penduduk.

Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai peningkatan derajat hidup sehat bagi setiap penduduk adalah merupakan hakekat pembangunan kesehatan yang termuat di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dengan tujuan agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Agar tujuan tersebut dapat tercapai secara optimal, diperlukan partisipasi aktif dari seluruh anggota masyarakat bersama petugas kesehatan. Hal ini sesuai dengan telah diberlakukannya UU No. 23 tahun 1992 yaitu pasal 5 yang menyatakan bahwa setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga dan lingkungan.

(10)

Keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas Pekalongan Angkatan 2015 melaksanakan Praktik Klinik Keperawatan Komunitas di Dusun Werdi Tengah RT 9-11 RW 05, dan RT 12-14 di RW 06 Desa Werdi, Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan dengan menggunakan 3 pendekatan, yaitu pendekatan keluarga, kelompok dan masyarakat, serta secara aktif dalam upaya peningkatan status kesehatannya.

Selain itu, selama proses belajar klinik di komunitas, mahasiswa mengidentifikasi populasi dengan resiko tinggi dan sumber yang tersedia untuk bekerjasama dengan komunitas dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi perubahan kemunitas dengan penerapan proses keperawatan komunitas dan pengorganisasian komunitas. Harapan yang ada, masyarakat akan mandiri dalam upaya meningkatkan status kesehatannya.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mampu mengaplikasikan konsep dan teori keperawatan komunitas yang telah diperoleh pada tahap akademik secara nyata dalam memberikan Asuhan Keperawatan Komunitas Dusun Werdi Tengah RW 05 RT 9-11 dan RW 06 RT 12-14, Desa Werdi kelurahan Werdi Tengah, Desa Werdi, Kecamatan Wonokerto, Kabupatn Pekalongan.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengumpulan data hasil pengkajian pada masyarakat di Dusun Werdi Tengah RW 05 RT 9-11 dan RW 06 RT 12-14, Desa Werdi kelurahan Werdi Tengah, Desa Werdi, Kecamatan Wonokerto, Kabupaten Pekalongan

b. Melakukan anilasa data hasil pengkajian pada masyarakat di Dusun Werdi Tengah RW 05 RT 9-11 dan RW 06 RT 12-14, Desa Werdi kelurahan Werdi Tengah, Desa Werdi, Kecamatan Wonokerto, Kabupaten Pekalongan

c. Menentukan diagnosa keperawatan hasil pengkajian pada masyarakat di Dusun Werdi Tengah RW 05 RT 9-11 dan RW 06 RT 12-14, Desa Werdi kelurahan Werdi Tengah, Desa Werdi, Kecamatan Wonokerto, Kabupatn Pekalongan

(11)

e. Menginformasikan perencanaan Asuhan Keperawatan Komunitas di Dusun Werdi Tengah RW 05 RT 9-11 dan RW 06 RT 12-14, Desa Werdi kelurahan Werdi Tengah, Desa Werdi, Kecamatan Wonokerto, Kabupatn Pekalongan

f. Menginformasikan pelaksanaan Asuhan Keperawatan Komunitas di Dusun Werdi Tengah RW 05 RT 9-11 dan RW 06 RT 12-14, Desa Werdi kelurahan Werdi Tengah, Desa Werdi, Kecamatan Wonokerto, Kabupaten Pekalongan.

C. Waktu

Pelaksanaan Praktik Keperawatan Komunitas di Dusun Werdi Tengah RW 05 RT 9-11 dan RW 06 RT 12-14, Desa Werdi kelurahan Werdi Tengah, Desa Werdi, Kecamatan Wonokerto, Kabupatn Pekalongan, dimulai pada tanggal 13 November 2017 – 2 Desember 2017.

D. Tempat Praktik

Praktik Keperawatan Komunitas di tempatkan didusun Werdi Tengah, Desa Werdi, Kec Wonokerto, Kab Pekalongan yang bertempat di RT 09-11 RW 05 dan RT 12-14 di RW 06.

E. Strategi Pelaksanaan

Dalam penelitian ini menggunakan metode pelaksanaan Cross-sectional. Cross-sectional adalah penelitian yang dilakukan pada satu waktu dan satu kali, tidak ada follow up, untuk mencari hubungan antara variabel independen ( faktor resiko) dengan variabel dependen (efek).

Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan dalam perawatan kesehatan masyarakat adalah :

1) Pendidikan kesehatan (Health Promotion)

Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sada, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan (Elisabeth,2007).

(12)

Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok masyarakat sebagai klien termasuk sub-sub sistem yang terdapat di dalamnya, yaitu :

Individu, keluarga, kelompok khusus, perawat spesialis komunitas dalam melakukan upaya peningkatan, perlindungan, dan pemulihan status kesehatan masyarakat dapat menggunakan alternatif model perorganisasian masyarakat yaitu : perencanaan sosial, aksi sosial atau pengembangan masyarakat. Berkaitan dengan pengembangan kesehatan masyarakat yang relevan, maka penulis mencoba mendekatkan pengorganisasian masyarakat dengan model perkembangan masyarakat (Community development,2007). 3) Kerja sama atau kemitraan (Partnership)

Kemitraan adalah hubungan atau kerjasama antara dua pihak atau lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan yang saling menguntungkan atau memberikan manfaat. Partisipasi klien/masyarakat dikonseptualisasikan sebagai peningkatan inisiatif diri terhadap segala kegiatan yang memiliki konstribusi pada peningkatan kesehatan dan kesejahteraan (Elisabeth,2007).

Kemitraan antara perawat komunitas dan pihak-pihak terkait dengan masyarakat digambarkan dalam bentuk garis hubung antara komponen-komponen yang ada. Hal ini memberikan pengertian perlunya upaya kolaborasi dalam mengkombinasikan keahlian masing-masing yang dibutuhkan untuk mengembangkan strategi peningkatan kesehatan (Elisabeth,2007).

4) Pemberdayaan (Empowerment)

Konsep konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi transformasi kepada masyaraka. Antara lain : adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri untuk membentuk pengetahuan baru (Elisabeth,2007)

(13)

Metode pengumpulan data di Desa Werdi RW 05 dan RW 06 menggunakan :

1. Wawancara

Pada tahap wawancara melibatkan:

 Masyarakat  Tokoh masyarakat  Kader

 Aparat kelurahan / desa 2. Observasi

Pada tahap observasi meliputi :

Norma Nilai Keyakinan Struktur kekuatan

Proses penyelesaian masalah Dinamika kelompok masyarakat Pola komunikasi

Situasi/ kondisi lingkungan wilayah 3. Kuisioner

Pengumpulan data menggunakan kuisioner yaitu dengan mengambil sample sebanyak 181 Kartu Keluarga dari 401 Kartu Keluarga.

(14)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Gambaran

Gambaran berasal dari kata dasar gambar. Gambaran adalah sebuah homonim karena arti-artinya memiliki ejaan dan pelafalan yang sama tetapi maknanya berbeda. Gambaran memiliki arti dalam kelas nomina atau kata benda sehingga gambaran dapat menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan.

B. Pengertian Komunitas

Komunitas (Community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan nilai ( valuase), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah melembaga, misalnya didalam kesehatan dikenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok anak balita, kelompok lansia, kelompok masyarakat dalam suatu wilayah desa binaan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam kelompok masyarakat ada masyarakat petani, masyarakat pedagang, masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan sebagainya, (Alimul, 2009).

C. Pengertian Keperawatan Komunitas

Keperawatan komunitas adalah suatu dalam keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat dengan menekankan kepada peningkatan peran serta masyarakat dalam melakukan upaya promotif dan preventif dengan tidak melupakan tindakan kuratif dan rehabilitatif sehingga di harapkan masyarakat mampu mengenal mengambil keputusan dalam memelihara kesehatannya ( Mubarak,2009 ).

(15)

kembangkan untuk menggambarkan batasan keperawatan kesehatan masyarakat sebagai sinttesis kesehatan masyarakat dan keperawatan. Model tersebut telah di ganti namanya menjadi model komunitas sebbagai mitra, untuk menekankan filosofi pelayanan kesehatan primer yang menjadi landasannya.

Proses Keperawatan Komunitas merupakan metode Asuhan Keperawatan yang bersifat alamiah, sistemati, dinamis, kontinui dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah-langkah seperti, Pengkajian, Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi Keperawatan. (Wahyudi, 2010)

D. Kondisi Kesehatan

Menurut WHO (1947), sehat dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang dapat meningkatkan konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle. 1994):

1) Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.

2) Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal. 3) Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.

Desa sehat adalah suatu upaya untuk menyehatkan kondisi pedesaan yang bersih, nyaman, aman dan sehat untuk dihuni warganya dengan mengoptimalkan potensi masyarakat , melalui pemberdayaan kelompok kerja masyarakat , difasilitasi oleh sektor terkait dan sinkron dengan perencanaan wilayah.

Kebijakan Dan Instrumen Fasilitasi Koordinasi Pedoman Pembangunan Perdesaan Sehat (PeraturanMenteri PDT No 1tahun 2013) adalah Kebijakan Serta Instrumen Fasilitasi Koordinasi Pelaksanaan Percepatan Pembangunan Kesehatan Nasional di Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar dan Pasca Konflik melalui pendekatan Pembangunan Berwawasan Kesehatan Berbasis Perdesaan. Dengan Fokus intervensi pada 5 determinan faktor kualitas kesehatan, Ketersediaan dan Berfungsinya :

(16)

d) Sanitasi e) Gizi.

E. Penyakit yang Sering Muncul di Komunitas 1) Alergi Kulit (radang kulit)

Gejala : kulit timbul bercak-bercak merah dan terasa gatal

Penyebab : kosmetik, detergen, sabun mandi, perhiasan imitasi, kain yang kasar, pakaian pelembab dan makanan tertentu

2) Amandel

Pembengkakan pada kelenjar limfe yang berada di dinding belakang tenggorokan Gejala : sakit pada daerah tenggorokan pada waktu menelan makanan, demam, menggigil, bengkak, dan timbul bengkak dan bercak merah pada kedua belah sisi di belakang tenggorokan

3) Anemia

Gejala : kulit, bibir, lidah, kuku dan kelopak dalam mata pucat, mudah lelah, lesu, pusing, mudah pingsan, sesak nafas terutama setelah berolahraga dan denyut jantung cepat

Penyebab: kurang zat besi dan vitamin B12, kehilangan darah sewaktu melahirkan dan faktor keturunan

4) Asam Urat

Merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan serangan mendadak dan berulang dari arkritis yang terasa sangat nyeri karena adanya endapan kristal monosodium urat yang terkumpul didalam sendi sebagai akibat tingginya kadar asam urat didalam darah (hiperurikemia)

Gejala : nyeri sendi secara mendadak, biasanya di malam hari kemerahan, bengkok pada sendi yang terkena asam urat

Penyebab : kadar asam urat dalam darah yang meningkat menyebabkan penumpukan kristal asam urat didalam sendi

5) Asma

(17)

peradangan. Penyempitan ini bersifat sementara.

Gejala : mengi (bunyi saat nafas), pilek/bersin-bersin, batuk disertai rasa gatal di tenggorokan, sesak nafas, berkeringat dan denyut nadi meningkat.

Penyebab: radang di tenggorokan akibat debu, bahan makanan yang menimbulkan iritasi seperti pedas, asam, manis, asin, dingin, bergetah dan panas, udara kotor, bulu dan kotoran dari hewan peliharaan (kucing, anjing, unggas, dll.)

6) Batuk

Reaksi otomatis tubuh dalam melindungi paru-paru akibat adanya benda asing selain udara yang masuk.

Gejala : tenggorokan sakit terasa gatal. Adanya dahak di saluran pernafasan Penyebab : penyempitan saluran pernafasan, produksi dahak yang berlebihan disaluran tenggorokan karena infeksi atau masuknya benda asing seperti debu, asap atau cairan makanan secara tidak sengaja.

7) Diare

Diare adalah peningkatan volume, keenceran atau frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali sehari

Gejala : frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali sehari, kotoran encer dan banyak air, sakit atau kejang perut disertai demam

Penyebab : alergi pada makanan, keracunan makanan atau minuman, infeksi pada usus, rasa cemas atau stress berlebihan.

8) Maag/Asam Lambung Tinggi/ Perut Sering Kembung

Dispensia (maag) adalah nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas atau dada, yang sering dirasakan sebagai adanya gas, perasaan penuh atau rasa sakit atau rasa terbakar di perut.

Gejala : rasa mual, melilit, keluar cairan asam, berat badan menurun

(18)

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN DATA

1. Delapan subsistem yang mempengaruhi komunitas (Betty Neuman) :

1). Perumahan: Status kepemilikan rumah RW 05 Dan RW 06 yaitu milik sendiri, menumpang dan menyewa rumah.

Tipe rumah didesa werdi yang permanen sebanyak , semi permanen , tidak permanen.

Masing-masing keadaan lantai masih tanah, papan , tegel, semen.

2). Pendidikan: status pendidikan di desa werdi kebanyakan masih tingkat SD dan SMP namun dalam hasil pngkajian ada juga yang SMA, SMK dan Perguruan Tinggi.

3). Keamanan dan keselamatan di lingkungan tempat tinggal: kondisi keamanan dan keselamatan di RW 05 dan RW 05 masih dalam lingkup aman, karena kondisi perumahan yang berdekatan menimbulkan interaksi sosial terjaga.

4). Politik dan kebijakan pemerintah terkait dengan kesehatan: pelayanan kesehatan di Desa werdi khususnya puskesmas dianggap belum memadahi dan kurang dalam pelayanan kesehatanya, sehingga masyarakat lebih memilih untuk pergi ke dokter, bidan desa dan ada juga yang mengonsumsi obat secara bebas.

5). Pelayanan kesehatan yang tersedia di Desa Werdi untuk melakukan deteksi dini gangguan atau merawat atau memantau apabila gangguan sudah terjadi yaitu puskesmas.

(19)

7). Ekonomi: tingkat ekonomidi masyarakat masih dibawah UMR, kebanyakan penghasilan yang didapat perbulan kurang dari 1 juta, sehingga belum mampu memenuhi kebutuhan dalam meningkatkan kesehatan seperti kebutuhan nutrisi dan fasilitas kesehatan.

8). Rekreasi: di desa werdi terdapat sarana rekreasi namun kebanyakan masyrakat tidak memanfaatkan sarana tersebut. Karena masyarakat lebih memilih melakukan aktivitas dirumah bersama keluarga saat waktu luang.

B. ANALISIS DATA

Setelah pengkajian proses pengumpulan data kami menggunakan SPSS 20 yang di prosentasikan dalam bentuk diagram seperti yang dicantumkan dibawah ini :

NO Data Masalah Penyebab

1 Ds:

- Kepala Desa mengatakan banyak sampah yang dikumpulkan dan dibakar di pekarangan rumah.

- Kepala Desa mengatakan banyak jendela rumah warga ditutup siang hari karena demi keamanan rumah.

- Beberapa warga mengatakan sampah di bakar dan tidak ada penutup sampah

Do :

-87,3% masyarakat membakar sampah di pekarangan rumahnya

-8,8% sampah ditimbun

-2,8% sampah dibuang sembarangan -1,1% sampah dibuang ke sungai -91,2% sampah dibiarkan terbuka

(20)

-52,5% pencahayaan remang-remang di siang hari

-28,2% pencahayaan gelap di siang hari 2. Ds :

- Kepala Desa mengatakan banyak warganya membeli obat bebas di warung, karena lebih murah dan mudah di jangkau.

- Lansia mengatakan tidak tahu bagaimana menjaga kesehatan dan cara menangani penyakit seperti : hipertensi, rematik, dan asam urat.

Do :

-4 Lansia mengalami Hipertensi -2 Lansia mengalami Asma -2 Lansia mengalami Rematik

(21)

LIHAT LAMPIRAN

C. PENENTUAN PRIORITAS MASALAH

No. Masalah kesehatan A B C D E F G H I J K L Total

1. resiko terjadi peningkata n kasus penyakit (saluran cerna, demam berdarah, ISPA, dll)

4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 43

2. resiko penurunan derajat kesehatan umum

4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 42

3. resiko penurunan derajat kesehatan lansia

(22)

Keterangan:

Skoring:

5 : Sangat tinggi 4 : Tinggi

3 : Cukup 2 : Rendah

1 : Sangat rendah

A : Sesuai dengan perawat komunitas

B : Jumlah yang beresiko C : Besarnya resiko D : Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan E: Minat masyarakat

F:Kemungkinan untuk diatasi

G : Sesuai dengan program pemerintah

(23)

E. Pelaksanaan Musyawarah Masyarakat Desa ( MMD )

1. Susunan Acara Musyawarah Masyarakat Desa ( MMD ) Di Dusun Werdi Tengah Desa Werdi 2017

NO. JAM MATERI PENANGGUNG

JAWAB 1 Pembukaan oleh Kepala Desa Werdi

2 Sambutan dari Pembimbing Klinik

3 Sambutan Pembimbing Akademik

4 Penyajian Materi Kelurahan Siaga 4 Penyajian hasil Survei Mawas

Diri(SMD)

Kader ibu Hariya

5 Perumusan dan penentuan prioritas Masalah

Bidan Siaga

6 Menggali dan memecahkan masalah kesehatan

Kapus dan Bidan Siaga 7 Penyusunan Rencana Kegiatan Bidan siaga

8 Penyimpulan hasil MMD Kepala Kelurahan

Tamalanrea

2. Tahap Perencanaan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) a. Pengertian MMD

MMD adalah pertemuan perwakilan warga desa untuk membahas hasil Survei Mawas Diri (SMD) dan merencanakan penanggulangan masalah kesehatan yang diperoleh dari hasil SMD (Wrihatnolo, 2007).

3. Tujuan MMD

(24)

a. Masyarakat bersepakat untuk menanggulangi masalah kesehatan melalui pelaksanaan desa siaga dan poskesdes.

b. Masyarakat menyusun rencana kerja untuk menanggulangi masalah kesehatan, melaksanakan desa siaga dan poskesdes.

4. Peserta MMD

MMD harus dihadiri oleh pemuka masyarakat desa, petugas Puskesmas, dan sektor terkait di tingkat desa dan kecamatan (seksi-seksi pemerintahan dan pembangunan, BKKBN, Pertanian, Agama, dan lain-lain).

5. Tempat dan waktu pelaksanaan MMD

MMD dilaksanakan di Balai Desa atau tempat pertemuan lain yang ada di desa, MMD dilaksanakan segera setelah SMD dilaksanakan.

6. Cara pelaksanaan

a. Pembukaan dilakukan oleh Kepala Desa dengan menguraikan tujuan MMD dan menghimbau seluruh peserta agar aktif mengemukakan pendapat dan pengalaman sehingga membantu pemecahan masalah yang dihadapi bersama.

b. Perkenalan peserta yang dipimpin oleh kader untuk menimbulkan suasana keakraban. c. Penyajian hasil survei oleh kader selaku tim pelaksana MMD.

d. Perumusan dan penentuan prioritas masalah kesehatan atas dasar pengenalan masalah kesehatan dan hasil SMD dilanjutkan dengan rekomendasi teknis dari petugas kesehatan di desa / bidan di desa.

e. Menggali dan menemu-kenali potensi yang ada di masyarakat untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

f. Penyusunan rencana kerja penanggulangan masalah kesehatan yang dipimpin oleh kepala desa.

(25)

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Identifikasi Masalah dan Analisis Kesehatan

Hasil pengkajian RW 05 RW 06 Dusun Werdi Tengah, Desa Werdi, Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan dengan pengambilan sampel sebanyak 181 KK dari 401 KK dengan teknik pengambilan quesioner dan musyawarah masyarkat desa. Identifikasi masalah kesehatan yaitu : beberapa masalah di RW 05 dan RW 06 dusun Werdi Tengah, Desa Werdi, Kecamatan Wonokerto, Kabupaten Pekalongan, berdasarkan hasil pengumpulan data yang didapatkan lansia yang ada di RW 05 RW 06 berdasarkan hasil servey dan pengumpulan data warga di RW 05 dan RW 06 dalam pengolahan sampahnya masih banyak yang dibakar dan jendela dirumah kebanyakan masih ditutup, berdasarkan hasil pengumpulan data lansia di RW 05 dan RW 06 masih banyak yang tidak mengikuti posbindu, berdasarkan pengumpulan data yang didapat di RW 05 dan RW 06 masih banyak masyarakat yang masih mengkonsumsi obat bebas sebelum berobat ke puskesmas.

Masalah kondisi kesehatan di RW 05 RW 06 Dusun Werdi Tengah, Desa Werdi, Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan memang merupakan karakteristik masalah kesehatan yang banyak dijumpai pada masyarakat, kurangnya pengetahuan masyarakat dan belum adanya kesadaran mereka yang menyebabkan masalah ini selalu ada. Jenis penyakit terbanyak adalah hipertensi dan beberapa penyakit penyerta lainnya.

B. Diagnosa Keperawatan

(26)

nyamuk. Tumpukan sampah tersebut dibakar didekat rumah sehingga menimbulkan polusi udara disekitar lingkungan rumah.

Selain itu masalah kesehatan yang lainnya adalah disebabkan oleh tidak adanya jendela tiap kamar dan tidak dibuka jendela tiap rumah sehingga tidak adanya udara yang masuk yang dapat menyebabkan lingkungan lembab dan menimbulkan resiko gangguan system pernafasan.

Masalah Keperawatan resiko penurunan derajat kesehatan umum : Penggunaan obat bebas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat. Mengenai faktor prinsip obat yang benar antara lain adalah dosis obat yang tepat, memperhatikan waktu minum obat yang tepat dan lainya serta memperhatikan resiko alergi terhadap obat.

Masalah keperawatan resiko penurunan derajat kesehatan lansia : berdasarkan data, posbindu yang diadakan dirutinan setiap bulan kurang efektif karena kurangnya partisipasi lansia dalam kegiatan dengan demikian tingkat kesehatan lansia semakin menurun disebabkan kesehatan lansia tidak dalam monitoring. (Selengkapnya dalam lampiran 1)

C.

(27)

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan di RW 05 dan RW 06 Dusun Werdi Tengah, Desa Werdi, Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan menunjukan bahwa terdapat beberapa masalah yaitu dalam pengolahan sampahnya masih banyak yang dibakar dan masih banyak masyarakat yang menutup jendela, masih banyak lansia yang tidak mengikuti posbindu, dan masih banyak masyarakat yang mengkonsumsi obat secara bebas.

Komunitas (Community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan nilai ( valuase), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah melembaga, misalnya didalam kesehatan dikenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok anak balita, kelompok lansia, kelompok masyarakat dalam suatu wilayah desa binaan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam kelompok masyarakat ada masyarakat petani, masyarakat pedagang, masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan sebagainya, (Alimul, 2009).

Keperawatan komunitas adalah suatu dalam keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat dengan menekankan kepada peningkatan peran serta masyarakat dalam melakukan upaya promotif dan preventif dengan tidak melupakan tindakan kuratif dan rehabilitatif sehingga di harapkan masyarakat mampu mengenal mengambil keputusan dalam memelihara kesehatannya ( Mubarak,2009 ).

Tahapan proses keperawatan komunitas yaitu 1) pengkajian yang terdiri dari wawancara, observasi, kuisioner, 2) menentukan prioritas masalah 3) pelaksanaan MMD.

B. SARAN

Berdasarkan hasil pembahasan yang diperoleh maka dapat diberikan saran sebagai berikut:

(28)

Masyarakat diharapkan mempunyai motivasi menjaga pola hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat juga diharapkan berpartisipasi dalam meningkatkan taraf kesehatan termasuk menjaga lingkungan

2. Bagi Pemerintah

Perlu kerja sama yang baik antara pemerintah dan masyarakat desa werdi untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan di masyarakat

3. Bagi Puskesmas Wonokerto 2

Diharapkan fasilitas yang ada di puskesmas memenuhi kriteria yang diharapkan masyarakat. Dan pelayanan yang diberikan lebih ditingkatkan karena berdasarkan survey yang dilakukan banyak pernyataan dari masyarakat yang mengeluh dalam pelayanan tenaga kesehatan yang ada di puskesmas.

4. Bagi Mahasiswa

Mahasiswa dapat menerapkan konsep keperawatan komunitas untuk meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat, sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat RW 05 dan RW 06 Dusun Werdi Tengah, Desa Werdi, Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan.

5. Bagi Institusi Pendidikan

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Alfitri. 2011. Comunity Development. Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka pelajar. Alimul H., Aziz. 2009. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika.

Anderson, Elizabeth T. 2007. Buku Ajar Keperawatan Komunitas: Teori Dan Praktek. Jakarta: EGC.

Edelman dan Mandle. 1994. WHO.

Mubarak, W, I & Chayatin, N. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan Teori. Jakarta: Salemba Medika.

1. Rahayu. (2012). Pemberdayaan posyandu untuk menanggulangi terjadinya gizi

buruk. www.slideshere.net diakses tanggal 02 Mei 2015.

2. Handayani, Eka. 2008. Hubungan Antara Pengetahuan Lansia Tentang Posbindu Dengan Motivasi Pada Lansia Berkunjung Ke Posbindu Di Wilayah RW 03 Kelurahan Utama Kecamatan Cimahi Selatan. Skripsi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia. Sumber : http://Lontar.ui.ac.id. Diakses Tanggal 3 April 2013.

3. Rahayu, Y.,P., 2012. Posbindu Lansia. Sumber

:http://duniapintardancemerlang.blogspot.com. Diakses Tanggal 3 April 2013.

Referensi

Dokumen terkait

Analisis data keefektifan perangkat pembelaja- ran dilakukan dengan melakukan uji ketuntasan individual maupun klasikal, uji pengaruh untuk mengetahui pengaruh variabel

Jika suatu percobaan dapat menghasilkan N macam hasil yang berkemungkinan sama, dan jika tepat sebanyak n dari hasil berkaitan dengan kejadian A, maka peluang kejadian A adalah. (

Seperti halnya dengan kation, untuk mendapatkan era- pan P pada komplek organo-kation, seluruh campuran diinkubasi selama enam hari dan setiap hari dikocok dua

Selanjutnya pada pasal 25 ayat (9) diatur bahwa pajak yang telah dibayar sendiri dalam tahun berjalan oleh Wajib Pajak orang pribadi pengusaha tertentu merupakan

DPRD juga memunyai tugas, meminta laporan keterangan pertanggungjawaban Walikota dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah kota, memberikan persetujuan terhadap

Pada feminisme eksistensialis, Persik sebagai sosok yang menolak bahwa perempuan adalah makhluk yang tidak lengkap, dan tidak cukup kiranya perempuan dijadikan

Kebiasaan mereka menggunakan alat teknologi digital adalah cirri khusus masyarakat era digital yang harus dijawab oleh pendidikan untuk menyediakan materi

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Jati (2014) menunjukkan bahwa kepemilikan institusional tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penghindaran pajak,