• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Reaksi Logam Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Praktikum Reaksi Logam Indonesia"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

PERCOBAAN III REAKSI-REAKSI LOGAM

NAMA : RACHMA SURYA M

NIM : H311 12 267

KELOMPOK : 7

TANGGAL PERCOBAAN : 16 OKTOBER 2013

ASISTEN : JAMALUDIN NUR

LABORATORIUM KIMIA ANORGANIK JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN

(2)

BAB I lainnya. Hal ini dapat dilihat dari daya hantar dan sifat-sifat mekanik yang dimiliki oleh logam.

Logam biasanya cenderung untuk membentuk kation dengan menghilangkan elektronnya, kemudian dengan bereaksi oksigen di udara untuk membentuk oksida basa.

Untuk mengetahui sifat dari suatu logam dapat dilakukan dengan banyak cara, salah satunya adalah dengan cara mereaksikannya dengan pereaksi tertentu termasuk reaksi oksidasi reduksi. Logam umumnya bersifat sebagai reduktor karena logam mudah dioksidasi. Logam pada golongan utama dalam sistem periodik umumnya merupakan pereduksi kuat, sedangkan logam yang berada pada golongan transisi, memiliki sifat pereduksi yang relatif rendah dari golongan utama. Hal ini diengaruhi oleh letaknya dalam sistem periodik. Logam dengan jari-jari atom yang besar umumnya lebih reaktif, dan kemampuan untuk melepas elektron kulit terluarnya lebih besar.

(3)

dan mengakibatkan kerapatan antar inti atom dan elektron kulit terluar semakin lemah dan menyebabkan elekteron kulit terluar mudah lepas. Hal-hal diatas tersebutlah yang melatarbelakangi percobaan ini dilakukan.

1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan 1.2.1 Maksud Percobaan

Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui sifat oksidasi reduksi logam serta mengetahui sifat kereaktifan logam alkali dan alkali tanah.

1.2.2 Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini adalah :

1. Menentukan sifat reduksi oksidasi dari logam Fe, Zn, dan Cu terhadap iodin padat.

2. Menentukan kereaktifan logam alkali (natrium) dan alkali tanah (magnesium dan kalsium) terhadap air.

1.3 Prinsip Percobaan

Prinsip dari percobaan ini adalah :

1. Menentukan sifat reduksi oksidasi dari logam Fe, Zn, dan Cu dengan mencampurkan serbuk logam dan serbuk iodin dengan perbandingan tertentu kemudian menambahkan air setetes demi setetes

2. Menentukan kereaktifan logam alkali natrium terhadap air dengan meletakkan padatan Na diatas kertas saring yang mengapung diatas air dan menambahkan indikator PP.

(4)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dari sejarahnya istilah oksidasi diterapkan untuk proses-proses dimana oksigen diambil oleh suatu zat. Maka reduks dianggap sebagai proses dimana oksigen diambil oleh suatu zay. Kemudian penangkapan hidrogen juga disebut reduksi, sehingga kehilangan hidrogen harus disebut oksida (Svehla, 1990).

Menurut Svehla (1990), oksidasi dan reduksi dapat didefinisikan dengan cara berikut :

(i) Oksidasi adalah suatu proses yang mengakibatkan hilangnya satu elektron atau lebih dari dalam zat (atom, ion atau molekul). Bila suatu unsur dioksidasi, keadaan oksidasinya berubah ke arah yang lebih positif. Suatu zat pengoksidasi adalah zat yang memperoleh elektron, dan dalam proses itu zat ini direduksi. Definisi oksidasi ini sangat umum, karena itu berlaku juga untuk proses dalam zat padat, lelehan maupun gas.

(ii) Reduksi sebaliknya adalah suatu proses yang mengakibatkan diperolehnya satu elektron atau lebih oleh zat (atom, ion atau molekul). Bila suatu unsur direduksi, keadaan oksidasi berubah menjadi lebih negatif (kurang positif). Jadi suatu zat pereduksi adalah zat yang kehilangan elektron, dalam proses itu zat ini dioksidasi. Definisi reduksi ini juga sangat umum dan berlaku juga untuk proses zat padat, lelehan maupun gas.

(5)

logis untuk berbicara mengenai reaksi oksidassi-reduksi bila merujuk ke proses-proses yang melibatkan serah terima muatan.

Ion iodida mereduksi sejumlah zat, sementara ion ini sendiri dioksidasikan menjadi iod. Bilangan oksidasi iod berubah dari -1 menjadi 0. Ion iodida kebanyakan ditambahkan dalam bentuk kalium iodida. Logam seperti zink (Zn), besi (Fe) dan aluminium (Al) seringkali digunakan sebagai bahan pereduksi. Kerja mereka disebabkan oleh pembentukan ion, biasanya ion itu ada dalam keadaan oksidasi terendah (Svehla, 1990).

Logam besi merupakan logam yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari akan tetapi besi merupakan logam yang mudah teroksidasi dalam udara bebas dan mudah berkarat sehingga diperlukan pelapisan untuk menghambat proses pengkaratan. Logam Cu, Cr, Pb dan Zn adalah logam-logam yang telah dimanfaatkan secara luas sebagai logam pelapis atau pelindung logam besi dari korosi (Marwati dkk, 2009).

Seng adalah logam yang putih-kebiruan. Logamnya yang murni melarut lambat sekali dalam asam dan dalam alkali.logam ini cukup mudah ditempah dan liat pada 110-105oC. Zink melebur pada 410oC dan mendidih pada 906oC (Svehla, 1990).

(6)

Logam alkali terdiri dari unsur litium, natrium, kalium, rubidium, cesium, dan mungkin unsur yang hilang 87, semua yang menempati kelompok periodik pertama. Natrium dan kalium adalah unsur paling melimpah keenam dan ketujuh dari bumi dan tersebar luas di kedua litosfer dan hidrosfer. Logam alkali merupakan pembentuk batu secara umum, misalnya, dalam feldspar, yang bervariasi dalam komposisi dari albit, NaAlSi3O8, untuk orthoclase, KAlSi3, dan leucite,

KA1 dan batuan feldspatoid lainnya (Willard dan Diehl, 1943).

Logam alkali dibagi menjadi dua kelompok, lithium dan natrium sebagai kelompok pertama , dan kalium, rubidium, dan cesium sebagai kelompok yang lain. Hal ini dibahas dalam kaitannya untuk penentuan alkali logam dan karakteristik penting dari kelompok tersebut dan kaitannya dengan kimia analitik elemen ini akan ditemukan di sana (Willard dan Diehl, 1943).

Berdasarkan sifat logam alkali, dapat ditarik kesimpulan bahwa golongan logam alkali merupakan golongan dari logam yang aktif (paling aktif). Logam-logam tersebut menunjukkan energi ionisasi yang rendah, potensial elektrodanya besar dan negatif, dan sebagainya. Juga dapat disimpulkan bahwa pada umumnya keragaman sifat dalam golongan ini mudah diramalkan dari segi keberkalaan (Pettrucci, 1999).

Natrium dan senyawaannya sangat penting. Logamnya, sebagai aliasi Na-Pb, dipakai untuk membuat tetraalkil-Pb dan banyak kegunaan industri yang lain. Dengan air, Na bereaksi hebat gumpalan besar Na juga bereaksi dengan ledakan (Cotton dan Wilkinson, 1989).

(7)

berbeda, mereka sangat mirip dalam sifat dan reaksi, dan terpisah satu sama lain hanya dengan beberapa kendala. Semua unsur alkali tanah adalah basa kuat. Berilium dan magnesium adalah basa lemah (Willard dan Diehl, 1943).

Magnesium membentuk sekitar dua persen dari litosfer dan terbentuk secara alami sebagai berbagai turunan asam oksigen, mineral magnesit, MgCO3, dolomit, CaMg (CO3)2; epsomite, MgSO4-7H2O, spinel, Mg (AlO2)2; bedak, H2Mg3

(SiO3)4 dan sejumlah silikat lainnya dimana magnesium sebagai penyusun utama.

Logam magnesium, khususnya dengan aluminium diaplikasi secra luas di bidang logam ringan; garam magnesium dan senyawa banyak digunakan untuk berbagai tujuan industri (Willard dan Diehl, 1943).

Kalsium adalah elemen kelima yang paling melimpah di bumi dan terjadi umumnya dalam kombinasi dengan asam oksigen. Kalsium karbonat terbentuk sebagai batu gamping, marmer, calcitc, dan berbagai bentuk lainnya, kalsium sulfat terbantuk sebagai gipsum, CaSO4-2H2O, kalsium fluoride sebagai fluorspar, CaF2,

kalsium fosfat sebagai batu fosfat, Ca5F(PO4)3; semua mineral ini penting dalam

industri. Kalsium memainkan peran penting dalam hidup hewan dan tumbuhan dan memasuki menjadi berbagai bahan komersial (Willard dan Diehl, 1943).

Konsentrasi Ca dan Mg terhadap parameter kesadahan suatu perairan sangatlah penting. Salah satu cara pengukuran kesadahan air yang melibatkan kompleks dari Ca dan Mg adalah dengan menggunakan zat komogenik, misalnya asam alizarin violet-N atau khlorophosphonazo III. Logam alkali tanah memiliki kemampuan untuk menggantikan ion Cu dalam Cu–EDTA–PAR (Miró dkk, 2003).

(8)

Kecilnya jari-jari, ion logam IIA mempunyai rapatan muatan positif yang tinggi. Energi yang diperlukan untuk melepas dua elektron valensi dari atom logam alkali tanah sangat besar. Melepas satu elektron dapat dilakukan dengan energy yang jauh lebih kecil. Ion logam IIA, sulit direduksi menjadi logam bebas, karena harga potensial reduksinya besar dan negatif (Pettrucci, 1999).

(9)

BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Bahan Percobaan

Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah aquadest, serbuk logam (Fe, Zn dan Cu), serbuk iodin, logam Na, logam Mg, logam Ca, indikator PP, kertas saring, tissu, dan korek api.

3.2 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah neraca, cawan petri, tabung reaksi, sendok tandu, batang pengaduk, penjepit tabung, pinset, pengaduk, rak tabung, pipet tetes, pembakar spirtus, dan gelas piala 10 mL.

3.3Prosedur Percobaan

3.3.1 Daya Reduksi Logam Terhadap Iodin

Disiapkan 3 cawan petri yang masing-masing dimasukkan 0,1 gram serbuk Fe, Zn, dan Cu kemudian dicampurkan dengan 0,6 gram iodin padat. Campuran diaduk dengan batang pengaduk dalam keadaan kering hingga merata. Selanjutnya campuran ditambahkan air setetes demi setetes dengan menggunakan pipet tetes. Diamati perubahan yang terjadi.

3.3.2 Kereaktifan Logam Alkali-Alkali Tanah

(10)

perubahan yang terjadi. Ditambahkan beberapa tetes indikator PP kedalam kedua tabung. Diamati perubahan warna yang terjadi.

(11)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel

4.1.1 Daya Reduksi Logam Terhadap Iodin

(12)

2. Reaksi logam alkali tanah dengan air

Mg(s) + 2H2O(l) Mg(OH)2(aq) + H2(g)

Ca(s) + 2H2O(l) Ca(OH)2(aq) + H2(g)

3. Reaksi logam alkali dengan air

2Na(s) + 2H2O(l) 2NaOH(aq) + H2(g)

4.2 Pembahasan

(13)

yaitu -0,44 dimana nilai ini lebih tinggi disbanding nilai potensial elektroda logam Zn. Dan pada campuran logam Cu dan iodin tidak terbentuk uap ungu setelah penambahan air, hal ini karena nilai potensial elektroda logam Cu dalam deret volta lebih tinggi dibanding kedua logam lainnya yaitu +0,34. Sebelum penambahan air, tanda reaksi yanng terjadi tidak terlihat atau sangat sedikit karena dalam keadaan padat logam-logam tersebut bervalensi nol sehingga tidak memungkinkan terjadinya ikatan dengan senyawa lain. Namun adanya tanda-tanda reaksi yang terjadi dapat diakibatkan karena adanya uap air diudara yang mempengaruhi keadaan logam sehingga dapat bereaksi sedikit dengan iodin padat. Penambahan air dilakukan untuk mempercepat proses reaksi, pada perlakuan ini, air berfungsi sebagai katalis. Iodin merupakan oksidator kuat karena mudah mengalami reduksi dan mudah menarik elektron. Iodin berfungsi untuk mengoksidasi logam-logam untuk mengetahui daya reduksinya.

(14)

PP menyebabkan perubahan warna larutan menjadi pada Mg dan merah muda pada Ca yang menandakan terbentuk ion hidroksida yaitu Mg(OH)2 dan Ca(OH)2. Dari

pengamatan juga diperoleh bahwa saat pemanasan logam Ca lebih cepat bereaksi daripada Mg, hal ini dikarenakan dalam satu golongan jari-jari atom semakin bertambah sehingga lebih mudah melepaskan elektron.

Untuk percobaan kereaktifan logam alkali (Na) dengan air, dilakukan dengan mengisi cawan petri dengan air secukupnya lalu diatas cawan petri diapungkan kertas saring. Kemudian diambil sekeping logam Na yang direndam dalam minyak tanah lalu dikeringkan dan diletakkan di atas kertas saring yang diapungkan di atas cawan petri berisi air. Pada pengamatan diperoleh bahwa logam Na bereaksi hebat dengan air mengasilkan gas H2 yang seketika menimbulkan nyala

(15)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan percobaan kuat medan antara ligan air-amin yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. Urutan kereaktifan dan daya reduksi logam dengan iodin yaitu Zn> Fe> Cu. 2. Logam Ca lebih reaktif daripada logam Mg karena kereaktifan logam akan

bertambah seiring dengan bertambahnya jari-jari atom.

3. Logam Na bereaksi hebat dengan air menghasilkan nyala berwarna kuning.

5.2 Saran

5.2.1 Untuk Laboratorium

Diharapkan alat-alat dilaboratorium dapat ditambah agar praktikum dapat berjalan lebih cepat dan lancar serta praktikan dapat melaksanakan praktikum perorang agar praktikan keahlian dalam penggunaan alat-alat laboratorium lebih baik.

5.2.2 Untuk Percobaan

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Cotton, F.A. dan Wilkinson, G., 1989, Kimia Anorganik Dasar, UI-Press, Jakarta. Marwati, S., Padmaningrum, R.T., dan Marfuatun, 2009, Pemanfaatan Ion Logam

Berat Tembaga(II), Kromium(III), Timbal(II), Dan Seng(II) Dalam Limbah Cair Industri Electroplating Untuk Pelapisan Logam Besi, Jurnal Penelitian Saintek, 14(1), 17-40.

Miró, M., Estela, J. M., dan Cerdà, V., 2003, Application of flowing stream techniques to water analysis Part III. Metal ions: alkaline and alkaline-earth metals, elemental and harmful transition metals, and multielemental analysis, Talanta, (2004), 201-223.

Petrucci, R.H., 1999, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat, Erlangga, Jakarta.

Svehla, G, 1990, Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro Dan Semimikro Edisi Lima, Kalman Media Pustaka, Jakarta.

(17)

LEMBAR PENGESAHAN

Makassar, 16 Oktober 2013

Asisten, Praktikan,

(18)

LAMPIRAN

BAGAN KERJA

1. Daya reduksi logam atas iodin

 Dimasukkan ke dalam cawan petri yang bersih dan kering sebanyak 0,1 gram

 Dicampurkan dengan iodin padat sebanyak 0,6 gram  Diaduk dengan batang pengaduk sampai campuran merata  Ditambahkan air dengan menggunakan pipet tetes

 Diamati reaksi yang terjadi

Logam Fe Logam Zn Logam Cu

(19)

2. Kereaktifan logam alkali tanah dengan air

 Dimasukkan kedalam sebuah tabung reaksi  Ditambahkan 5 mL akuades

 Diamati yang terjadi pada tabung reaksi

 Tabung reaksi dipanaskan diatas nyala lampu spiritus sambil digoyang-goyang agar panas merata

 Diamati perubahan yang terjadi  Ditambahkan larutan indikator PP  Diamati warna larutan yang terbentuk

3. Kereaktifan logam alkali dengan air

 Dikeringkan dengan tissu

 Diletakkan diatas kertas saring yang diapungkan di atass cawan petri berisi

 Diamati reaksi yang terjadi  Ditambahkan larutan indikator PP  Diamati warna larutan yang terbentuk

Logam Mg Logam Ca

Hasil

Logam Na

(20)

PENGAMATAN

1. Daya Reduksi Logam Terhadap Iodin

Campuran Fe Dan Iodin Padat

Sebelum Penambahan Air Campuran Fe Dan Iodin Padat Setelah Penambahan Air

Campuran Zn Dan Iodin Padat Sebelum Penambahan Air

Campuran Zn Dan Iodin Padat Setelah Penambahan Air

Campuran Cu Dan Iodin Padat Sebelum Penambahan Air

Campuran Cu Dan Iodin Padat Setelah Penambahan Air

(21)

2. Reaksi Logam Alkali-Alkali Tanah Dengan Air

Campuran logam Ca dan air sebelum

pemanasan

Campuran logam Mg dan air sebelum

pemanasan

Campuran logam Ca dan air setelah

pemanasan

Campuran logam Mg dan air setelah

(22)

Campuran logam Ca dan air

setelah penambahan indikator

Campuran logam Mg dan air setelah penambahan indikator

Perbandingan Campuran logam dan air setelah penambahan

(23)

Setelah Na bereaksi dengan air dan setelah penambahan

Referensi

Dokumen terkait