46
MAKALAH
PARALEL
PARALEL A
ISBN :978-602-73159-8
PENGEMBANGAN DAN VALIDASI TES PILIHAN GANDA
BERBASIS PENALARAN UNTUK MENGUKUR PENGUASAAN
MATERI KESETIMBANGAN KIMIA
Farhan Baehaki
1*, Nahadi
2, dan Harry Firman
21Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia
2Departemen Pendidikan Kimia, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Pendidikan Indonesia
Jl. Dr. Setiabudhi No. 229, Bandung, Jawa Barat, Indonesia 40154
1Magister School, Education University of Indonesia
2Chemistry Education Department, Faculty of Mathematic and Sains, Education University of
Indonesia
Dr. Seriabudi Street No. 229, Bandung, West Java, Indonesia 40154
*Untuk korespondensi: Email: farhanbaehaki71@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan butir soal pilihan ganda berbasis penalaran yang dapat digunakan untuk melengkapi cakupan jenjang kognitif tingkat tinggi (Taksonomi Bloom revisi) pada naskah soal Ujian Nasional, khususnya pada materi kesetimbangan kimia. Soal pilihan ganda berbasis penalaran merupakan salah satu tipe soal yang menuntut kemampuan berfikir tingkat tinggi karena memerlukan lebih dari satu pendekatan untuk dapat memberikan jawaban. Soal pilihan ganda yang dikembangkan didasarkan pada 8 kriteria bernalar dari Framework TIMSS 2015. Metode penelitian yang digunakan adalah pengembangan dan validasi yang terdiri dari 3 tahap, yaitu (1) kajian literatur dan pengembangan; (2) perbaikan; dan (3) uji validitas. Pada tahap kajian literatur dan pengembangan dilakukan kajian kurikulum 2013 dan indikator penalaran untuk memperoleh indikator pencapaian sebagai dasar dalam pengembangan butir soal. Pada tahap perbaikan dilakukan penilaian konten butir soal oleh 7 orang pakar dan penilaian keterbacaan soal oleh 6 orang siswa. Dan pada tahap uji validitas dilakukan ujicoba soal terhadap 127 siswa SMA kelas 11 jurusan IPA. Data yang diperoleh pada penelitian ini menunjukkan bahwa tes pilihan ganda berbasis penalaran secara keseluruhan memiliki validitas yang tinggi, baik dari aspek teoritis maupun empiris. Hasil analisis data juga menunjukkan bahwa tes ini memiliki reliabilitas yang sangat tinggi dengan nilai Alpha Cronbach 0,952. Selain itu, daya pembeda butir soal termasuk ke dalam kategori baik dan tingkat kesukarannya adalah sulit. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa secara umum tes pilihan ganda berbasis penalaran yang dikembangkan dapat digunakan untuk mengukur penguasaan materi dan kemampuan bernalar siswa.
Kata kunci: Tes Pilihan Ganda, Penalaran, Pengembangan dan Validasi, Kesetimbangan Kimia
ABSTRACT
47
SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA IX (SN-KPK IX)
ISBN: 978-602-73159-8
chemical equilibrium. Multiple-choice test items-based reasoning is one type of questions that require higher level thinking abilities because it requires more than one approach to be able to provide the answer. Multiple-choice test items are developed based on eight criterias of the reasoning from TIMSS Framework 2015. The method used is the development and validation consisted of three steps are (1) literature review and development; (2) repair; and (3) validity. At the step of the literature review and development, conducted a study on the Kurikulum 2013 and indicators of reasoning to derive indicators of achievement as a basis for development items. At the repair step, an assessment of the content items by 7 experts and legibility items by 10 students. At the step of the validity, trials conducted on items to 127 high school students in grade 11 science majors. The data showed that the multiple-choice test items-based reasoning as a whole have a high validity, both from theoretical and empirical aspects. The analysis of the data showed that reliability is also very high with a Cronbach Alpha value of 0.952. Moreover, distinguishing items included in the category of the good and the difficulty level is difficult. Based on these results it can be concluded that in general the multiple-choice test items- based reasoning were developed can be used to measure mastery of the subject of chemical equilibrium and students' reasoning ability.
Key words: Multiple-Choice Test, Reasoning, Development and Validation, Chemical Equilibrium
PENDAHULUAN
Ujian Nasional (UN) merupakan
kegiatan pengukuran kompetensi tertentu
yang dicapai peserta didik dalam rangka
menilai pencapaian Standar Nasional
Pendidikan yang dilaksanakan secara
nasional [1]. Sebagai sarana penilaian skala
nasional, sudah semestinya pengukuran di
dalam UN dapat mencakup seluruh jenjang
kognitif (C1 – C6). Akan tetapi, faktanya
soal-soal di dalam UN masih berada pada
kategori Low-Order Cognitive Skills (LOCS),
bahkan untuk kategori C5 (evaluasi) dan C6
(sintesis) tidak ada sama sekali [2,3].
Untuk menyempurnakan cakupan
pengukuran jenjang kognitif pada UN, maka
diperlukan soal-soal yang dapat mengukur
kemampuan kognitif level tinggi, salah
satunya adalah soal berbasis penalaran.
Penalaran merupakan proses berfikir yang
mencakup tiga jenjang teratas dalam
Taksonomi Bloom, yaitu C4 (analisis), C5
(evaluasi), dan C6 (sintesis) [4]. Soal
bernalar memiliki karakteristik yang berbeda
karena membutuhkan lebih dari satu
pendekatan untuk memberikan jawaban.
Siswa dituntut untuk mampu mengevaluasi
permasalahan secara teoritis berdasarkan
data atau bukti. Dengan kemampuan
bernalar, siswa dapat mengontrol variabel,
hubungan sebab akibat, dan kemungkinan
lain untuk mengeksplorasi pengetahuan dan
memecahkan masalah [5,6]
Soal-soal dengan karakteristik
bernalar sudah dikembangkan oleh Trends
in International Mathematics and Science
Study (TIMSS) dan Cambridge International
Examinations (CIE). Bahkan, TIMSS telah
menyusun delapan indikator bernalar yang
disajikan dalam Framework TIMSS 2015,
yaitu 1) analisis (mengidentifikasi
unsur-unsur dari masalah ilmiah dan
menggunakan informasi yang relevan,
konsep, hubungan, dan pola data untuk
menjawab pertanyaan dan memecahkan
masalah); 2) sintesis (menjawab pertanyaan
yang memerlukan pertimbangan dari
sejumlah faktor yang berbeda atau konsep
terkait); 3) merumuskan
48
Baehaki, Pengembangan dan Validasi Tes ... ISBN: 978-602-73159-8pertanyaan yang dapat dijawab dengan
melakukan penyelidikan dan
memprediksikan hasil penyelidikan melalui
informasi yang diberikan, merumuskan
asumsi yang dapat diuji berdasarkan
pemahaman konseptual dan pengetahuan
dari pengalaman, pengamatan, atau hasil
analisis informasi ilmiah, dan menggunakan
bukti dan pemahaman konseptual untuk
membuat prediksi tentang efek perubahan
kondisi biologis atau fisik; 4) merancang
penyelidikan (merancang percobaan tepat
untuk menjawab pertanyaan ilmiah atau
menguji hipotesis, dan menjelaskan atau
mengenali karakteristik percobaan yang
dirancang dengan baik dalam hal variabel
yang diukur dan dikontrol dan hubungan
sebab akibatnya); 5) evaluasi (mengevaluasi
penjelasan alternatif, menimbang kelebihan
dan kekurangan untuk membuat keputusan
tentang proses dan bahan alternatif, dan
mengevaluasi hasil penyelidikan
sehubungan dengan kecukupan data untuk
mendukung kesimpulan); 6) menarik
kesimpulan (membuat kesimpulan yang
valid atas dasar pengamatan, bukti, dan
pemahaman konsep sains dan menarik
kesimpulan yang tepat yang membahas
pertanyaan atau hipotesis, dan
menunjukkan pemahaman terhadap sebab
dan akibatnya); 7) generalisasi (membuat
kesimpulan umum dari hasil percobaan,
menerapkan kesimpulan pada situasi yang
baru); dan 8) justifikasi (menggunakan bukti
dan pemahaman sains untuk mendukung
penjelasan, solusi dari suatu masalah, dan
kesimpulan dari suatu penyelidikan) [7].
Kesetimbangan kimia merupakan
salah satu materi yang memiliki konsep
yang cukup sulit dipahami karena
melibatkan ranah abstrak [8]. Pembelajaran
terhadap siswa lebih menekankan untuk
menghafal tanpa memahami konsep yang
benar. Padahal aplikasi dari konsep
kesetimbangan kimia dapat dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Penggalian
pemahaman konsep lebih mendalam pada
siswa dapat dilakukan dengan
menggunakan instrumen penilaian yang
sesuai, salah satunya soal berbasis
penalaran.
Pilihan ganda merupakan format tes
yang banyak digunakan dalam proses
penilaian, termasuk UN. Hal ini karena tes
pilihan ganda memiliki tingkat objektivitas
yang tinggi, memberikan kemudahan bagi
siswa dalam memberikan jawaban, efektif
dan efisien dalam proses penilaian, mudah
dalam memberikan skor dengan rubrik yang
sederhana, dapat disusun untuk mengukur
kemampuan dari setiap jenjang kognitif, dan
tersedia pengolahan data secara statistik
yang lengkap [9,10,11,12,13].
Penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan tes pilihan ganda yang
dapat menggali pemahaman materi
kesetimbangan kimia secara mendalam dan
mengukur keterampilan kognitif tingkat tinggi
(C4–C5) sehingga dapat direkomendasikan
untuk melengkapi cakupan penilaian kognitif
UN. Berdasarkan tujuan tersebut, maka
pertanyaan penelitian ini adalah 1)
Bagaimanakah validitas butir soal pilihan
ganda berbasis penalaran yang
dikembangkan untuk mengukur penguasaan
materi kesetimbangan kimia?; dan 2)
49
SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA IX (SN-KPK IX)
ISBN: 978-602-73159-8
ganda berbasis penalaran yang
dikembangkan?”.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan
pada penelitian ini adalah Pengembangan
dan Validasi (Development & Validation).
Secara umum, ada tiga tahap yang
dilakukan, yaitu 1) kajian literatur dan
pengembangan (mengkaji kurikulum 2013,
indikator penalaran Framework TIMSS
2015,
Gambar 1. Butir soal pilhan ganda berbasis penalaran
materi kesetimbangan kimia, dan
mengembangkan butir soal pilihan ganda
berbasis penalaran); 2) perbaikan (uji
validitas konten dan keterbacaan soal); dan
3) uji validitas (uji coba lapangan) [14, 15].
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kajian literatur dan pengembangan.
Setelah mengkaji indikator-indikator dalam
kurikulum 2013 tentang materi
kesetimbangan kimia dan kriteria bernalar
pada Framework TIMSS 2015 diperoleh
sebanyak 25 indikator pencapaian berbasis
penalaran. Dari 25 indikator pencapaian
tersebut, sebanyak 42 butir soal pilihan
ganda berbasis penalaran berhasil
dikembangkan. Salah satunya dapat dilihat
pada Gambar 1. Gambar 1 merupakan
rancangan soal berbasis penalaran yang
menuntut siswa untuk melakukan analisis
masalah yang diberikan.
Perbaikan. Dua hal yang dilakukan
pada tahap ini adalah uji validasi isi dan uji
keterbacaan butir soal. Uji validasi isi
melibatkan tujuh orang pakar. Ketujuh pakar
tersebut memberikan penilaian tentang
kesesuaian konten soal dengan indikator
dan konsep terkait. Selain itu, para pakar
juga memberikan saran perbaikan pada
butir soal yang dikembangkan. Hasil uji
validasi isi tersebut selanjutnya dianalisis
dengan menggunakan Content Validity
50
Baehaki, Pengembangan dan Validasi Tes ... ISBN: 978-602-73159-8Gambar 2 Grafik Hasil Analisis Content Validity Ratio (CVR) Pada Soal Berbasis Penalaran
dari Lawshe. Nilai CVRkritis untuk
koresponden sebanyak 7 orang dengan
taraf signifikan 0,05 (one-tailed test) adalah
0,622 [16,17]. Data hasil analisis tersebut
disajikan pada Gambar 2.
Gambar 2 menunjukkan adanya tiga
butir soal yang memiliki nilai CVR di bawah
nilai CVRkritis yaitu soal nomor 2, 24, dan 37.
Dengan demikian, tiga butir soal tersebut
dapat dibuang karena tidak memenuhi
kriteria valid pada aspek kesesuaian dengan
indikator pencapaian dan konsep terkait.
Sedangkan untuk 39 butir soal lainnya tetap
dipertahankan dengan melakukan beberapa
perbaikan berdasarkan masukan dari para
pakar.
Uji keterbacaan soal dilakukan
terhadap 6 orang siswa. Hasil dari uji
keterbacaan soal ini digunakan untuk
melakukan perbaikan lebih lanjut pada butir
soal tentang kejelasan kalimat dan istilah
yang digunakan pada setiap butir soal.
Uji validitas. Pada tahap ini, sebanyak
127 siswa SMA kelas 11 jurusan IPA
diminta untuk mengerjakan soal berbasis
penalaran yang telah dikembangakan. Data
hasil uji coba dapat dilihat pada Gambar 3.
Data pada Gambar 3 menunjukkan bahwa
terdapat 22 butir soal yang memiliki nilai
validitas >0,60 sehingga termasuk dalam
kategori validitas tinggi dan 17 butir soal
yang memiliki nilai validitas 0,40–0,60
sehingga masuk dalam kategori cukup [18].
Tinggi atau rendahnya nilai validitas tersebut
menunjukkan kemampuan suatu soal dalam
mengukur taraf penguasaan konsep kimia
yang telah diajarkan [19].
Uji validitas konkuren dilakukan untuk
memperoleh data yang lebih akurat tentang
validitas butir soal yang dikembangkan.
Analisis data dilakukan berdasarkan hasil
ujicoba lapangan butir soal berbasis
penalaran terhadap hasil ujicoba pada soal
UN dan CIE. Hasil analisis disajikan pada
51
SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA IX (SN-KPK IX)
ISBN: 978-602-73159-8
Gambar 3 Grafik Hasil Analisis Validitas Butir Soal Berdasarkan Hasil Ujicoba Lapangan
Tabel 1 Hasil Analisis Korelasi Soal
Berbasis Penalaran dengan Soal
Cambridge International
Examinations (CIE) dan Ujian
Nasional (UN)
Data
Correlation With Standarized Test
CIE UN
Pearson Correlation 0.781 0.716
N 127 127
Data pada Tabel 1 menunjukkan
bahwa nilai korelasi antara soal berbasis
penalaran dengan soal CIE dan UN adalah
0,781 dan 0,716. Nilai korelasi pada rentang
0,71–0,90 termasuk dalam kategori kuat
atau tinggi [20]. Semakin kuat korelasi maka
tingkat validitas dari soal berbasis penalaran
yang dikembangkan semakin tinggi
validitasnya.
Reliabilitas berhubungan dengan
ketetapan hasil tes sehingga dapat
dikatakan suatu tes memiliki reliabilitas yang
tingga jika dapat memberikan informasi
yang relatif sama pada subjek dan kondisi
yang sama [9, 19]. Nilai reliabilitas dari soal
yang dikembangkan diperoleh melalui data
hasil uji coba. Tinggi atau rendahnya
reliabilitas soal ditentukan oleh nilai Alpha
Cronbach yang diperoleh. Berdasarkan hasil
analisis pada 39 butir soal yang
dikembangkan dengan jumlah responden
sebanyak 127 siswa, diperoleh nilai Alpha
Cronbach sebesar 0,952. Ketika nilai Alpha
Cronbach semakin mendekati 1, maka soal
tersebut juga memiliki reliabilitas yang
semakin baik. Berdasarkan
pengklasifikasian reliabilitas yang dilakukan
oleh George and Mallery, nilai Alpha
Cronbach >0,90 termasuk dalam kategori
reliabilitas sangat tinggi [21], maka data
tersebut menunjukkan bahwa soal berbasis
penalaran yang dikembangkan memiliki
reliabilitas yang sangat tinggi.
Analisis daya pembeda dilakukan
untuk dapat mengetahui kemampuan soal
dalam membedakan level pemahaman
siswa terhadap materi yang telah diajarkan
[22, 23, 24]. Data hasil analisis daya Tinggi
52
Baehaki, Pengembangan dan Validasi Tes ... ISBN: 978-602-73159-8pembeda disajikan pada Gambar 4. Gambar
4 menunjukkan bahwa terdapat 23 butir soal
termasuk dalam kategori soal dengan daya
pembeda yang sangat baik (indeks daya
Gambar 4 Grafik Hasil Analisis Daya Pembeda Butir Soal Berbasis Penalaran
Gambar 5 Grafik Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal Berbasis Penalaran
pembeda berada pada rentang 0,71 – 1),
sedangkan 16 butir soal lainnya termasuk
dalam kategori soal dengan daya pembeda
yang baik (indeks daya pembedanya berada
pada rentang 0,41 – 0,70) [9].
Indeks kesukaran butir soal
berhubungan dengan peluang dari siswa
untuk menjawab soal dengan benar atau
salah sehingga dapat menunjukkan tingkat
kesulitan soal [22, 23]. Data hasil analisis
tingkat kesukaran soal disajikan pada
Gambar 5. Analisis tingkat kesukaran
dilakukan untuk melihat mudah atau
tidaknya soal berbasis penalaran yang telah Sul
it Se
da
ng Sangat baik
53
SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA IX (SN-KPK IX)
ISBN: 978-602-73159-8
dikembangkan. Hasil analisis data
menunjukkan bahwa dari 39 butir soal yang
dikembangkan, terdapat 9 butir soal (23%)
yang memiliki tingkat kesulitan yang sukar
(indeks kesukaran 0,1 – 0,3) dan 30 butir
soal (77%) memiliki tingkat kesulitan yang
sedang (indeks kesukaran 0,31 – 0,7) [9].
Tentu saja hasil ini diluar ekspektasi karena
seharusnya soal-soal berbasis penalaran ini
lebih cenderung memiliki karakteristik sukar
karena melibatkan lebih dari satu
pendekatan untuk memberikan jawaban.
Analisis lebih lanjut perlu dilakukan
pada data tingkat kesukaran soal yang
dikembangkan sehingga dapat diperoleh
penjelasan dari ketidaksesuaian tersebut.
Analisis pertama dimulai dengan melihat
nilai rata-rata yang peroleh oleh siswa saat
ujicoba. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa
untuk soal berbasis penalaran adalah 4,11.
Nilai rata-rata ini terbilang rendah untuk
soal-soal yang sebagian besar masuk ke
dalam kriteria tingkat kesulitan yang sedang.
Sehingga perlu dianalisis kembali indeks
kesukaran dari tiap butir soal. Analisis
indeks kesukaran ini dilakukan untuk melihat
kecenderungan kriteria tingkat kesukaran
soal. Analisis difokuskan pada indeks
kesukaran antara 0,30 – 0,40 karena pada
rentang angka tersebut karakteristik soal
dapat dikatakan lebih cenderung dengan
karakteristik sukar. Hasil analisis nilai tingkat
kesukaran tersebut menunjukkan bahwa
sebagian soal (15 butir soal) dari 30 butir
soal yang termasuk ke dalam kriteria
sedang memiliki nilai tingkat kesukaran
≤0,40. Sehingga kriteria dari 15 butir soal tersebut lebih cenderung mendekati kriteria
sukar. Dari hasil analisis ini dapat dikatakan
bahwa nilai rata-rata siswa yang rendah
disebabkan karena pada dasarnya soal-soal
kesetimbangan kimia berbasis penalaran
yang dikembangkan sebagian besar
memiliki tingkat kesukaran yang cenderung
sukar atau sulit.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
diperoleh dapat dikatakan bahwa secara
keseluruhan soal pilihan ganda berbasis
penalaran pada materi kesetimbangan kimia
yang dikembangkan memiliki validitas yang
tinggi. Selain itu, soal tersebut juga memiliki
tingkat reliabilitas tinggi dengan daya
pembeda yang baik dan tingkat kesulitan
yang cenderung sukar. Secara umum, soal
pilihan ganda berbasis penalaran yang
dikembangkan dapat digunakan untuk
mengukur pemahaman materi
kesetimbangan kimia secara lebih
mendalam.
UCAPAN TERIMA KASIH
Saya ucapkan terima kasih kepada
Dr. Nahadi, M.Pd., M.Si. dan Dr. Harry
Firman, M.Pd. di Departemen Pendidikan
Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia
selaku pembimbing, serta semua pihak yang
telah membantu baik yang terlibat secara
langsung maupun tidak langsung dalam
proses menyelesaikan penelitian.
DAFTAR RUJUKAN
[1] Kemdikbud, Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2013 Tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik Dari Satuan Pendidikan dan
54
Baehaki, Pengembangan dan Validasi Tes ... Berdasarkan Taksonomi Bloom Dua Dimensi (Skripsi), Universitas Pendidikan Indonesia, 2013.[4] Brookhart, S. M., How To Assess Higher-Order Thinking Skills In Your Classroom. Alexandria, Virginia, 2010, p. 5.
[5] Bhat, M. A., 2014, International Journal of Education Studies, 1, 2, 47–52. PIRLS International Study Center, 2015.
[8] Karpudewan, M., et al., 2015, International Journal of Environmental and Science Education, 10, 6, 845– International Journal of Innovation in Science and Mathematics Education, 20, 3, 1–18.
[13] Towns, M. H., 2014, J. Chem. Educ., 91, 9, 1426–1431.
[14] Aydin, U. and Ubuz, B., 2014, International Journal of Science and Mathematics Education, 13, 6, 1279 –
1303.
[15] Sahin, M., Caliskan, S., and Dilek, U., 2015, International Journal of Environmental & Science Education, 10, 2, 183–200. Evaluation in Counseling and Development, 45, 3,197–210.
[18] Guilford, J. P, Fundamental Statistics in Psychology and Education. Mc Graw-Hill Book Co. Inc., New York, 1956, p. Kuantitatif Dan Kualitatif. Graha Ilmu, Yogyakarta, 2006, 149 – 154.
[21] Gliem, J. A. & Gliem, R. R., 2003, Calculating, Interpreting, and Reporting
Cronbach’s Alpha Reliability Coefficient
for Likert-Type Scales. Midwest Research to Practice Conference in Adult, Continuing, and Community Education, Ohio State University, Columbus, 82 – 88.
[22] Kulkarni, V., & Tambade, P., 2013, European Journal Of Physics Education, 4, 2, 9–16.
[23] Adeleke, A. A., & Joshua, E. O., 2015, Journal of Education and Practice, 6, 7, 28–43.
55
SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA IX (SN-KPK IX)
ISBN: 978-602-73159-8
TANYA JAWAB
PEMAKALAH : Farhan Baehaki
PENANYA : Murwani Dewi
PERTANYAAN : Bukankah jika soal pilihan
ganda akan ada kemungkinan bagi
siswa untuk menerka jawaban
bagaimana mengantisipasi
kecurangannya juga? Bagaimana
cara pengambilan sampel untuk
mengontrol supaya bisa terukur
sesuai yang diinginkan? Apakah
bisa diaplikasikan ke SMK?
JAWABAN : Dikondisikan agar tidak
terjadi kecurangan dengan
mengatur posisi tepat duduk dan
sebagainya. Mengkondisikan
pengambilan data dimana siswa
tidak boleh tau jika mereka sedang
mengerjakan soal untuk penelitian
sehingga akan diperoleh data yang
cenderung akurat karena validitas
soal dipengaruhi ketetapan butir
soal untuk mengukur penguasaan
materi siswa yang rendah dan tinggi.
Bisa diaplikasikan untuk siswa SMK
namun harus tetap ada penyesuaian
materi karena materi untuk SMA dan
SMK gak berbeda pula dalam