• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN DAN VALIDASI TES PILIHAN GA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGEMBANGAN DAN VALIDASI TES PILIHAN GA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

46

MAKALAH

PARALEL

PARALEL A

ISBN :978-602-73159-8

PENGEMBANGAN DAN VALIDASI TES PILIHAN GANDA

BERBASIS PENALARAN UNTUK MENGUKUR PENGUASAAN

MATERI KESETIMBANGAN KIMIA

Farhan Baehaki

1*

, Nahadi

2

, dan Harry Firman

2

1Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia

2Departemen Pendidikan Kimia, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Pendidikan Indonesia

Jl. Dr. Setiabudhi No. 229, Bandung, Jawa Barat, Indonesia 40154

1Magister School, Education University of Indonesia

2Chemistry Education Department, Faculty of Mathematic and Sains, Education University of

Indonesia

Dr. Seriabudi Street No. 229, Bandung, West Java, Indonesia 40154

*Untuk korespondensi: Email: farhanbaehaki71@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan butir soal pilihan ganda berbasis penalaran yang dapat digunakan untuk melengkapi cakupan jenjang kognitif tingkat tinggi (Taksonomi Bloom revisi) pada naskah soal Ujian Nasional, khususnya pada materi kesetimbangan kimia. Soal pilihan ganda berbasis penalaran merupakan salah satu tipe soal yang menuntut kemampuan berfikir tingkat tinggi karena memerlukan lebih dari satu pendekatan untuk dapat memberikan jawaban. Soal pilihan ganda yang dikembangkan didasarkan pada 8 kriteria bernalar dari Framework TIMSS 2015. Metode penelitian yang digunakan adalah pengembangan dan validasi yang terdiri dari 3 tahap, yaitu (1) kajian literatur dan pengembangan; (2) perbaikan; dan (3) uji validitas. Pada tahap kajian literatur dan pengembangan dilakukan kajian kurikulum 2013 dan indikator penalaran untuk memperoleh indikator pencapaian sebagai dasar dalam pengembangan butir soal. Pada tahap perbaikan dilakukan penilaian konten butir soal oleh 7 orang pakar dan penilaian keterbacaan soal oleh 6 orang siswa. Dan pada tahap uji validitas dilakukan ujicoba soal terhadap 127 siswa SMA kelas 11 jurusan IPA. Data yang diperoleh pada penelitian ini menunjukkan bahwa tes pilihan ganda berbasis penalaran secara keseluruhan memiliki validitas yang tinggi, baik dari aspek teoritis maupun empiris. Hasil analisis data juga menunjukkan bahwa tes ini memiliki reliabilitas yang sangat tinggi dengan nilai Alpha Cronbach 0,952. Selain itu, daya pembeda butir soal termasuk ke dalam kategori baik dan tingkat kesukarannya adalah sulit. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa secara umum tes pilihan ganda berbasis penalaran yang dikembangkan dapat digunakan untuk mengukur penguasaan materi dan kemampuan bernalar siswa.

Kata kunci: Tes Pilihan Ganda, Penalaran, Pengembangan dan Validasi, Kesetimbangan Kimia

ABSTRACT

(2)

47

SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA IX (SN-KPK IX)

ISBN: 978-602-73159-8

chemical equilibrium. Multiple-choice test items-based reasoning is one type of questions that require higher level thinking abilities because it requires more than one approach to be able to provide the answer. Multiple-choice test items are developed based on eight criterias of the reasoning from TIMSS Framework 2015. The method used is the development and validation consisted of three steps are (1) literature review and development; (2) repair; and (3) validity. At the step of the literature review and development, conducted a study on the Kurikulum 2013 and indicators of reasoning to derive indicators of achievement as a basis for development items. At the repair step, an assessment of the content items by 7 experts and legibility items by 10 students. At the step of the validity, trials conducted on items to 127 high school students in grade 11 science majors. The data showed that the multiple-choice test items-based reasoning as a whole have a high validity, both from theoretical and empirical aspects. The analysis of the data showed that reliability is also very high with a Cronbach Alpha value of 0.952. Moreover, distinguishing items included in the category of the good and the difficulty level is difficult. Based on these results it can be concluded that in general the multiple-choice test items- based reasoning were developed can be used to measure mastery of the subject of chemical equilibrium and students' reasoning ability.

Key words: Multiple-Choice Test, Reasoning, Development and Validation, Chemical Equilibrium

PENDAHULUAN

Ujian Nasional (UN) merupakan

kegiatan pengukuran kompetensi tertentu

yang dicapai peserta didik dalam rangka

menilai pencapaian Standar Nasional

Pendidikan yang dilaksanakan secara

nasional [1]. Sebagai sarana penilaian skala

nasional, sudah semestinya pengukuran di

dalam UN dapat mencakup seluruh jenjang

kognitif (C1 – C6). Akan tetapi, faktanya

soal-soal di dalam UN masih berada pada

kategori Low-Order Cognitive Skills (LOCS),

bahkan untuk kategori C5 (evaluasi) dan C6

(sintesis) tidak ada sama sekali [2,3].

Untuk menyempurnakan cakupan

pengukuran jenjang kognitif pada UN, maka

diperlukan soal-soal yang dapat mengukur

kemampuan kognitif level tinggi, salah

satunya adalah soal berbasis penalaran.

Penalaran merupakan proses berfikir yang

mencakup tiga jenjang teratas dalam

Taksonomi Bloom, yaitu C4 (analisis), C5

(evaluasi), dan C6 (sintesis) [4]. Soal

bernalar memiliki karakteristik yang berbeda

karena membutuhkan lebih dari satu

pendekatan untuk memberikan jawaban.

Siswa dituntut untuk mampu mengevaluasi

permasalahan secara teoritis berdasarkan

data atau bukti. Dengan kemampuan

bernalar, siswa dapat mengontrol variabel,

hubungan sebab akibat, dan kemungkinan

lain untuk mengeksplorasi pengetahuan dan

memecahkan masalah [5,6]

Soal-soal dengan karakteristik

bernalar sudah dikembangkan oleh Trends

in International Mathematics and Science

Study (TIMSS) dan Cambridge International

Examinations (CIE). Bahkan, TIMSS telah

menyusun delapan indikator bernalar yang

disajikan dalam Framework TIMSS 2015,

yaitu 1) analisis (mengidentifikasi

unsur-unsur dari masalah ilmiah dan

menggunakan informasi yang relevan,

konsep, hubungan, dan pola data untuk

menjawab pertanyaan dan memecahkan

masalah); 2) sintesis (menjawab pertanyaan

yang memerlukan pertimbangan dari

sejumlah faktor yang berbeda atau konsep

terkait); 3) merumuskan

(3)

48

Baehaki, Pengembangan dan Validasi Tes ... ISBN: 978-602-73159-8

pertanyaan yang dapat dijawab dengan

melakukan penyelidikan dan

memprediksikan hasil penyelidikan melalui

informasi yang diberikan, merumuskan

asumsi yang dapat diuji berdasarkan

pemahaman konseptual dan pengetahuan

dari pengalaman, pengamatan, atau hasil

analisis informasi ilmiah, dan menggunakan

bukti dan pemahaman konseptual untuk

membuat prediksi tentang efek perubahan

kondisi biologis atau fisik; 4) merancang

penyelidikan (merancang percobaan tepat

untuk menjawab pertanyaan ilmiah atau

menguji hipotesis, dan menjelaskan atau

mengenali karakteristik percobaan yang

dirancang dengan baik dalam hal variabel

yang diukur dan dikontrol dan hubungan

sebab akibatnya); 5) evaluasi (mengevaluasi

penjelasan alternatif, menimbang kelebihan

dan kekurangan untuk membuat keputusan

tentang proses dan bahan alternatif, dan

mengevaluasi hasil penyelidikan

sehubungan dengan kecukupan data untuk

mendukung kesimpulan); 6) menarik

kesimpulan (membuat kesimpulan yang

valid atas dasar pengamatan, bukti, dan

pemahaman konsep sains dan menarik

kesimpulan yang tepat yang membahas

pertanyaan atau hipotesis, dan

menunjukkan pemahaman terhadap sebab

dan akibatnya); 7) generalisasi (membuat

kesimpulan umum dari hasil percobaan,

menerapkan kesimpulan pada situasi yang

baru); dan 8) justifikasi (menggunakan bukti

dan pemahaman sains untuk mendukung

penjelasan, solusi dari suatu masalah, dan

kesimpulan dari suatu penyelidikan) [7].

Kesetimbangan kimia merupakan

salah satu materi yang memiliki konsep

yang cukup sulit dipahami karena

melibatkan ranah abstrak [8]. Pembelajaran

terhadap siswa lebih menekankan untuk

menghafal tanpa memahami konsep yang

benar. Padahal aplikasi dari konsep

kesetimbangan kimia dapat dijumpai dalam

kehidupan sehari-hari. Penggalian

pemahaman konsep lebih mendalam pada

siswa dapat dilakukan dengan

menggunakan instrumen penilaian yang

sesuai, salah satunya soal berbasis

penalaran.

Pilihan ganda merupakan format tes

yang banyak digunakan dalam proses

penilaian, termasuk UN. Hal ini karena tes

pilihan ganda memiliki tingkat objektivitas

yang tinggi, memberikan kemudahan bagi

siswa dalam memberikan jawaban, efektif

dan efisien dalam proses penilaian, mudah

dalam memberikan skor dengan rubrik yang

sederhana, dapat disusun untuk mengukur

kemampuan dari setiap jenjang kognitif, dan

tersedia pengolahan data secara statistik

yang lengkap [9,10,11,12,13].

Penelitian ini bertujuan untuk

mengembangkan tes pilihan ganda yang

dapat menggali pemahaman materi

kesetimbangan kimia secara mendalam dan

mengukur keterampilan kognitif tingkat tinggi

(C4–C5) sehingga dapat direkomendasikan

untuk melengkapi cakupan penilaian kognitif

UN. Berdasarkan tujuan tersebut, maka

pertanyaan penelitian ini adalah 1)

Bagaimanakah validitas butir soal pilihan

ganda berbasis penalaran yang

dikembangkan untuk mengukur penguasaan

materi kesetimbangan kimia?; dan 2)

(4)

49

SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA IX (SN-KPK IX)

ISBN: 978-602-73159-8

ganda berbasis penalaran yang

dikembangkan?”.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan

pada penelitian ini adalah Pengembangan

dan Validasi (Development & Validation).

Secara umum, ada tiga tahap yang

dilakukan, yaitu 1) kajian literatur dan

pengembangan (mengkaji kurikulum 2013,

indikator penalaran Framework TIMSS

2015,

Gambar 1. Butir soal pilhan ganda berbasis penalaran

materi kesetimbangan kimia, dan

mengembangkan butir soal pilihan ganda

berbasis penalaran); 2) perbaikan (uji

validitas konten dan keterbacaan soal); dan

3) uji validitas (uji coba lapangan) [14, 15].

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kajian literatur dan pengembangan.

Setelah mengkaji indikator-indikator dalam

kurikulum 2013 tentang materi

kesetimbangan kimia dan kriteria bernalar

pada Framework TIMSS 2015 diperoleh

sebanyak 25 indikator pencapaian berbasis

penalaran. Dari 25 indikator pencapaian

tersebut, sebanyak 42 butir soal pilihan

ganda berbasis penalaran berhasil

dikembangkan. Salah satunya dapat dilihat

pada Gambar 1. Gambar 1 merupakan

rancangan soal berbasis penalaran yang

menuntut siswa untuk melakukan analisis

masalah yang diberikan.

Perbaikan. Dua hal yang dilakukan

pada tahap ini adalah uji validasi isi dan uji

keterbacaan butir soal. Uji validasi isi

melibatkan tujuh orang pakar. Ketujuh pakar

tersebut memberikan penilaian tentang

kesesuaian konten soal dengan indikator

dan konsep terkait. Selain itu, para pakar

juga memberikan saran perbaikan pada

butir soal yang dikembangkan. Hasil uji

validasi isi tersebut selanjutnya dianalisis

dengan menggunakan Content Validity

(5)

50

Baehaki, Pengembangan dan Validasi Tes ... ISBN: 978-602-73159-8

Gambar 2 Grafik Hasil Analisis Content Validity Ratio (CVR) Pada Soal Berbasis Penalaran

dari Lawshe. Nilai CVRkritis untuk

koresponden sebanyak 7 orang dengan

taraf signifikan 0,05 (one-tailed test) adalah

0,622 [16,17]. Data hasil analisis tersebut

disajikan pada Gambar 2.

Gambar 2 menunjukkan adanya tiga

butir soal yang memiliki nilai CVR di bawah

nilai CVRkritis yaitu soal nomor 2, 24, dan 37.

Dengan demikian, tiga butir soal tersebut

dapat dibuang karena tidak memenuhi

kriteria valid pada aspek kesesuaian dengan

indikator pencapaian dan konsep terkait.

Sedangkan untuk 39 butir soal lainnya tetap

dipertahankan dengan melakukan beberapa

perbaikan berdasarkan masukan dari para

pakar.

Uji keterbacaan soal dilakukan

terhadap 6 orang siswa. Hasil dari uji

keterbacaan soal ini digunakan untuk

melakukan perbaikan lebih lanjut pada butir

soal tentang kejelasan kalimat dan istilah

yang digunakan pada setiap butir soal.

Uji validitas. Pada tahap ini, sebanyak

127 siswa SMA kelas 11 jurusan IPA

diminta untuk mengerjakan soal berbasis

penalaran yang telah dikembangakan. Data

hasil uji coba dapat dilihat pada Gambar 3.

Data pada Gambar 3 menunjukkan bahwa

terdapat 22 butir soal yang memiliki nilai

validitas >0,60 sehingga termasuk dalam

kategori validitas tinggi dan 17 butir soal

yang memiliki nilai validitas 0,40–0,60

sehingga masuk dalam kategori cukup [18].

Tinggi atau rendahnya nilai validitas tersebut

menunjukkan kemampuan suatu soal dalam

mengukur taraf penguasaan konsep kimia

yang telah diajarkan [19].

Uji validitas konkuren dilakukan untuk

memperoleh data yang lebih akurat tentang

validitas butir soal yang dikembangkan.

Analisis data dilakukan berdasarkan hasil

ujicoba lapangan butir soal berbasis

penalaran terhadap hasil ujicoba pada soal

UN dan CIE. Hasil analisis disajikan pada

(6)

51

SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA IX (SN-KPK IX)

ISBN: 978-602-73159-8

Gambar 3 Grafik Hasil Analisis Validitas Butir Soal Berdasarkan Hasil Ujicoba Lapangan

Tabel 1 Hasil Analisis Korelasi Soal

Berbasis Penalaran dengan Soal

Cambridge International

Examinations (CIE) dan Ujian

Nasional (UN)

Data

Correlation With Standarized Test

CIE UN

Pearson Correlation 0.781 0.716

N 127 127

Data pada Tabel 1 menunjukkan

bahwa nilai korelasi antara soal berbasis

penalaran dengan soal CIE dan UN adalah

0,781 dan 0,716. Nilai korelasi pada rentang

0,71–0,90 termasuk dalam kategori kuat

atau tinggi [20]. Semakin kuat korelasi maka

tingkat validitas dari soal berbasis penalaran

yang dikembangkan semakin tinggi

validitasnya.

Reliabilitas berhubungan dengan

ketetapan hasil tes sehingga dapat

dikatakan suatu tes memiliki reliabilitas yang

tingga jika dapat memberikan informasi

yang relatif sama pada subjek dan kondisi

yang sama [9, 19]. Nilai reliabilitas dari soal

yang dikembangkan diperoleh melalui data

hasil uji coba. Tinggi atau rendahnya

reliabilitas soal ditentukan oleh nilai Alpha

Cronbach yang diperoleh. Berdasarkan hasil

analisis pada 39 butir soal yang

dikembangkan dengan jumlah responden

sebanyak 127 siswa, diperoleh nilai Alpha

Cronbach sebesar 0,952. Ketika nilai Alpha

Cronbach semakin mendekati 1, maka soal

tersebut juga memiliki reliabilitas yang

semakin baik. Berdasarkan

pengklasifikasian reliabilitas yang dilakukan

oleh George and Mallery, nilai Alpha

Cronbach >0,90 termasuk dalam kategori

reliabilitas sangat tinggi [21], maka data

tersebut menunjukkan bahwa soal berbasis

penalaran yang dikembangkan memiliki

reliabilitas yang sangat tinggi.

Analisis daya pembeda dilakukan

untuk dapat mengetahui kemampuan soal

dalam membedakan level pemahaman

siswa terhadap materi yang telah diajarkan

[22, 23, 24]. Data hasil analisis daya Tinggi

(7)

52

Baehaki, Pengembangan dan Validasi Tes ... ISBN: 978-602-73159-8

pembeda disajikan pada Gambar 4. Gambar

4 menunjukkan bahwa terdapat 23 butir soal

termasuk dalam kategori soal dengan daya

pembeda yang sangat baik (indeks daya

Gambar 4 Grafik Hasil Analisis Daya Pembeda Butir Soal Berbasis Penalaran

Gambar 5 Grafik Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal Berbasis Penalaran

pembeda berada pada rentang 0,71 – 1),

sedangkan 16 butir soal lainnya termasuk

dalam kategori soal dengan daya pembeda

yang baik (indeks daya pembedanya berada

pada rentang 0,41 – 0,70) [9].

Indeks kesukaran butir soal

berhubungan dengan peluang dari siswa

untuk menjawab soal dengan benar atau

salah sehingga dapat menunjukkan tingkat

kesulitan soal [22, 23]. Data hasil analisis

tingkat kesukaran soal disajikan pada

Gambar 5. Analisis tingkat kesukaran

dilakukan untuk melihat mudah atau

tidaknya soal berbasis penalaran yang telah Sul

it Se

da

ng Sangat baik

(8)

53

SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA IX (SN-KPK IX)

ISBN: 978-602-73159-8

dikembangkan. Hasil analisis data

menunjukkan bahwa dari 39 butir soal yang

dikembangkan, terdapat 9 butir soal (23%)

yang memiliki tingkat kesulitan yang sukar

(indeks kesukaran 0,1 – 0,3) dan 30 butir

soal (77%) memiliki tingkat kesulitan yang

sedang (indeks kesukaran 0,31 – 0,7) [9].

Tentu saja hasil ini diluar ekspektasi karena

seharusnya soal-soal berbasis penalaran ini

lebih cenderung memiliki karakteristik sukar

karena melibatkan lebih dari satu

pendekatan untuk memberikan jawaban.

Analisis lebih lanjut perlu dilakukan

pada data tingkat kesukaran soal yang

dikembangkan sehingga dapat diperoleh

penjelasan dari ketidaksesuaian tersebut.

Analisis pertama dimulai dengan melihat

nilai rata-rata yang peroleh oleh siswa saat

ujicoba. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa

untuk soal berbasis penalaran adalah 4,11.

Nilai rata-rata ini terbilang rendah untuk

soal-soal yang sebagian besar masuk ke

dalam kriteria tingkat kesulitan yang sedang.

Sehingga perlu dianalisis kembali indeks

kesukaran dari tiap butir soal. Analisis

indeks kesukaran ini dilakukan untuk melihat

kecenderungan kriteria tingkat kesukaran

soal. Analisis difokuskan pada indeks

kesukaran antara 0,30 – 0,40 karena pada

rentang angka tersebut karakteristik soal

dapat dikatakan lebih cenderung dengan

karakteristik sukar. Hasil analisis nilai tingkat

kesukaran tersebut menunjukkan bahwa

sebagian soal (15 butir soal) dari 30 butir

soal yang termasuk ke dalam kriteria

sedang memiliki nilai tingkat kesukaran

≤0,40. Sehingga kriteria dari 15 butir soal tersebut lebih cenderung mendekati kriteria

sukar. Dari hasil analisis ini dapat dikatakan

bahwa nilai rata-rata siswa yang rendah

disebabkan karena pada dasarnya soal-soal

kesetimbangan kimia berbasis penalaran

yang dikembangkan sebagian besar

memiliki tingkat kesukaran yang cenderung

sukar atau sulit.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang

diperoleh dapat dikatakan bahwa secara

keseluruhan soal pilihan ganda berbasis

penalaran pada materi kesetimbangan kimia

yang dikembangkan memiliki validitas yang

tinggi. Selain itu, soal tersebut juga memiliki

tingkat reliabilitas tinggi dengan daya

pembeda yang baik dan tingkat kesulitan

yang cenderung sukar. Secara umum, soal

pilihan ganda berbasis penalaran yang

dikembangkan dapat digunakan untuk

mengukur pemahaman materi

kesetimbangan kimia secara lebih

mendalam.

UCAPAN TERIMA KASIH

Saya ucapkan terima kasih kepada

Dr. Nahadi, M.Pd., M.Si. dan Dr. Harry

Firman, M.Pd. di Departemen Pendidikan

Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia

selaku pembimbing, serta semua pihak yang

telah membantu baik yang terlibat secara

langsung maupun tidak langsung dalam

proses menyelesaikan penelitian.

DAFTAR RUJUKAN

[1] Kemdikbud, Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2013 Tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik Dari Satuan Pendidikan dan

(9)

54

Baehaki, Pengembangan dan Validasi Tes ... Berdasarkan Taksonomi Bloom Dua Dimensi (Skripsi), Universitas Pendidikan Indonesia, 2013.

[4] Brookhart, S. M., How To Assess Higher-Order Thinking Skills In Your Classroom. Alexandria, Virginia, 2010, p. 5.

[5] Bhat, M. A., 2014, International Journal of Education Studies, 1, 2, 47–52. PIRLS International Study Center, 2015.

[8] Karpudewan, M., et al., 2015, International Journal of Environmental and Science Education, 10, 6, 845– International Journal of Innovation in Science and Mathematics Education, 20, 3, 1–18.

[13] Towns, M. H., 2014, J. Chem. Educ., 91, 9, 1426–1431.

[14] Aydin, U. and Ubuz, B., 2014, International Journal of Science and Mathematics Education, 13, 6, 1279 –

1303.

[15] Sahin, M., Caliskan, S., and Dilek, U., 2015, International Journal of Environmental & Science Education, 10, 2, 183–200. Evaluation in Counseling and Development, 45, 3,197–210.

[18] Guilford, J. P, Fundamental Statistics in Psychology and Education. Mc Graw-Hill Book Co. Inc., New York, 1956, p. Kuantitatif Dan Kualitatif. Graha Ilmu, Yogyakarta, 2006, 149 – 154.

[21] Gliem, J. A. & Gliem, R. R., 2003, Calculating, Interpreting, and Reporting

Cronbach’s Alpha Reliability Coefficient

for Likert-Type Scales. Midwest Research to Practice Conference in Adult, Continuing, and Community Education, Ohio State University, Columbus, 82 – 88.

[22] Kulkarni, V., & Tambade, P., 2013, European Journal Of Physics Education, 4, 2, 9–16.

[23] Adeleke, A. A., & Joshua, E. O., 2015, Journal of Education and Practice, 6, 7, 28–43.

(10)

55

SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA IX (SN-KPK IX)

ISBN: 978-602-73159-8

TANYA JAWAB

PEMAKALAH : Farhan Baehaki

PENANYA : Murwani Dewi

PERTANYAAN : Bukankah jika soal pilihan

ganda akan ada kemungkinan bagi

siswa untuk menerka jawaban

bagaimana mengantisipasi

kecurangannya juga? Bagaimana

cara pengambilan sampel untuk

mengontrol supaya bisa terukur

sesuai yang diinginkan? Apakah

bisa diaplikasikan ke SMK?

JAWABAN : Dikondisikan agar tidak

terjadi kecurangan dengan

mengatur posisi tepat duduk dan

sebagainya. Mengkondisikan

pengambilan data dimana siswa

tidak boleh tau jika mereka sedang

mengerjakan soal untuk penelitian

sehingga akan diperoleh data yang

cenderung akurat karena validitas

soal dipengaruhi ketetapan butir

soal untuk mengukur penguasaan

materi siswa yang rendah dan tinggi.

Bisa diaplikasikan untuk siswa SMK

namun harus tetap ada penyesuaian

materi karena materi untuk SMA dan

SMK gak berbeda pula dalam

Gambar

Gambar 1. Butir soal pilhan ganda berbasis penalaran
Gambar 2 Grafik Hasil Analisis Content Validity Ratio (CVR) Pada Soal Berbasis Penalaran
Tabel 1
Gambar 5 Grafik Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal Berbasis Penalaran

Referensi

Dokumen terkait

a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi organisasi-organisasi HIV/AIDS agar lebih memperhatikan kesejahteraan sosial maupun psikologis pada

Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran

Dengan ketentuan membawa semua berkas / dokumen asli atau salinan yang telah. dilegalisir oleh pejabat yang berwenang sebagaimana yang telah dicantumkan

Dari hasil Evaluasi Administrasi, Teknis, Harga dan Kualifikasi setelah dilakukan Klarifikasi dan Negosiasi Teknis dan Harga serta Pembuktian Kualifikasi, maka Panitia

• diisi oleh guru dalam kalimat positif tentang apa yang menonjol terkait dengan kempuan anak dalam tiap muatan mata pelajaran, dan usaha- usaha apa yang perlu dikembangkan

Data mengenai prestasi belajar siswa pada tes yang kedua (postest) yakni setelah mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan media papan koordinat kartesius.

[r]

antara temperatur T, tekanan P dan volume V sejumlah n mol gas dengan terlihat. Persamaan di atas disebut dengan persamaan keadaan gas ideal atau.. lebih sederhana persamaan