• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS K3 KESEHATAN KESEHATAN KERJA DI JA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TUGAS K3 KESEHATAN KESEHATAN KERJA DI JA"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS K3

(KESEHATAN KESEHATAN KERJA) DI JALAN RAYA (LALU LINTAS)

DISUSUN OLEH

LINGGA KUSUMA WARDANI 1013143033

FAKULTAS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM PASCASARJANA

(2)

BAB I

LATAR BELAKANG MASALAH A. Latar Belakang

(3)

pengemudi pada saat mengendarai kendaraan, terutama kendaraan umum, kurang pengetahuan tentang tata cara mengemudi yang baik, tingginya jumlah dan fatalitas kecelakaan lalu lintas, banyaknya pelanggaran lalu lintas, buruknya pelayanan kepada penumpang, kemacetan, dll. Keselamatan lalu lintas jalan merupakan prioritas utama dalam kebijakan.Transportasi Darat saat ini, hal tersebut sebagai upaya menekan kecelakaan lalu lintas jalan yang masih memprihatinkan.

B. Tujuan penulisan

1. Mengetahui dan mengidentifikasi jenis kecelakaaan lalu lintas jalan raya 2. Mengidentifikasi jumlah kecelakaan yang terjadi di Indonesia

(4)

BAB II STUDI PUSTAKA

A. Definisi Kecelakaan Lalu Lintas

Yang dimaksud dengan kecelakaan lalu lintas berdasarkan ketentuan yang ditetapkan dalam pasal 93 Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 1993 ayat 1 adalah:

“Suatu peristiwa dijalan yang tidak disangka-sangka dan tidak disengaja melibatkan

kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan lainnyamengakibatkan korban manusia atau

kerugian harta benda”

Korban kecelakaan lalu lintas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disebutkan dalam Pasal 93 ayat (2), antara lain;

a. Korban mati b. Korban luka berat c. Korban luka ringan

Korban mati (Fatality), sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) adalah korban yang pasti mati sebagai akibat kecelakaan lalu lintas dalam jangka waktu paling lama 30 hari setelah kecelakaan tersebut. (ayat 3) Korban luka berat (Serious Injury), sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) adalah korban yang karena luka-lukanya menderita cacat tetap atau harus dirawat dalam jangka waktu 30 hari sejak terjadi kecelakaan. (ayat 4). Korban luka ringan

(Light Injury), sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) adalah korban yang tidak masuk dalam

pengertian diatas, (ayat 3) dan (ayat 4).Secara teknis kecelakaan lalu lintas didefinisikan sebagai sutau kejadian yang disebabkan oleh banyak faktor yang tidak sengaja terjadi

(Random Multy Factor Event). Dalam pengertian secara sederhana, bahwa suatu kecelakaan

(5)

waktu tertentu bertepatan terjadi. Hal ini berarti memang sulit meramalkan secara pasti dimana dan kapan suatu kecelakaan akan terjadi. Sebagai pengelola jalan tol di Indonesia PT Jasa Marga memiliki definisi yang berbeda tentang korban kecelakaan, yaitu:

a. Luka ringan adalah keadaaan korban mengalami luka-luka yang tidak membahayakan jiwa dan atau tidak memerlukan pertolongan atau perawatan lebih lanjut dirumah sakit, terdiri dari:

• Luka kecil dengan pendarahan sedikit dan penderita sadar. • Luka bakar dengan luas kurang dari 15 %.

• Keseleo dari anggota badan yang ringan tanpa komplikasi.

• Penderita-penderita diatas semuanya dalam keadaan sadar tidak pingsan atau muntah-muntah.

b. Luka berat adalah korban mengalami luka-luka yang dapat

membahayakan jiwanya dan memerlukan pertolongan atau perawatan lebih lanjut dengan segera dirumah sakit, terdiri dari:

• Luka yang menyebabkan keadaan penderita menurun, biasanya luka yang mengenai kepala atau batang kepala.

• Luka bakar yang luasnya meliputi 25 % dengan luka baru.

• Patah tulang anggota badan dengan komplikasi disertai rasa nyeri yang hebat dan pendarahan hebat.

• Pendarahan hebat kurang lebih 500 cc.

(6)
(7)

2007 49.553 16 955 20 181 46 827 103 289

2008 59.164 20 188 23 440 55 731 131 207

2009 62.960 19 979 23 469 62 936 136 285

2010 66.468 19 873 26 196 63 809 158 259

(8)

Sumber : Kantor Kepolisiian Republik Indonesia *) sejak 1999 tidak termasuk Timor-Timur

BAB III PEMBAHASAN

A. Perhitungan Besaran Biaya Kecelakaan Lalu Lintas Dengan Menggunakan Metoda The Gross Output (Human Capital)

1. Ruang lingkup

Pedoman ini menetapkan prosedur untuk melakukan perhitungan besaran biaya kecelakaan lalu lintas pada ruas jalan kota dan jalan antar kota berdasarkan metode the gross output atau

human capital. Pedoman ini menguraikan formula yang dipergunakan dalam perhitungan,

(9)

faktor-faktor penting yang digunakan dalam formula penghitungan biaya, berikut contoh penggunaannya.

2. Acuan normatif

Pedoman ini disusun dengan merujuk dan memperhatikan acuan normatif berikut :

a) Undang-undang Republik Indonesia No 14 Tahun l992, tentang Lalu lintas dan angkutan jalan

b) Undang-undang Republik Indonesia No 38 Tahun 2004, tentang Jalan

c) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 43 Tahun l993, tentang Prasarana dan lalu lintas jalan

3. Istilah dan definisi

Istilah dan definisi yang digunakan dalam pedoman ini sebagai berikut :

a. biaya kecelakaan lalu lintas

b. biaya yang ditimbulkan akibat terjadinya suatu kecelakaan lalu lintas, biaya tersebut meliputi : biaya perawatan korban, biaya kerugian harta benda, biaya penanganan kecelakaan lalu lintas, dan biaya kerugian produktivitas sorban

c. besaran biaya kecelakaan lalu lintas (BBKE)

biaya kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan oleh kecelakaan lalu lintas yang terjadi

pada suatu ruas jalan, persimpangan atau suatu wilayah per tahun.

d. Besaran biaya korban kecelakaan lalu lintas (BBKO)

biaya korban kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan oleh kecelakaan lalu lintas yang terjadi pada suatu ruas jalan, persimpangan, atau suatu wilayah per tahun

(10)

jumlah kecelakaan lalu lintas dengan kelas kecelakaan tertentu yang terjadi pada suatu ruas jalan, persimpangan atau suatu wilayah per tahun

g. Jumlah korban kecelakaan lalu lintas (JKOj)

jumlah korban mati, luka berat atau luka yang diakibatkan oleh kecelakaan lalu lintas yang terjadi pada suatu ruas jalan, persimpangan atau suatu wilayah per tahun

B. Kecelakaan lalu lintas

Merupakan suatu peristiwa dijalan yang tidak disangka-sangka dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan lainnya, mengakibatkan korban manusia atau kerugian harta benda (PP No 43 Th. l993, Pasal 93)

C. Kecelakaan fatal suatu peristiwa dijalan yang tidak disangka-sangka dan tidak

F. Kecelakaan dengan kerugian harta benda suatu peristiwa dijalan yang tidak disangka-sangka dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan lainnya, mengakibatkan kerugian harta benda

G. Korban mati korban yang dipastikan mati sebagai akibat kecelakaan lalu lintas dalam jangka waktu paling lama 30 hari setelah kecelakaan tersebut

(PP No 43 Th l993,Pasal 93)

H. korban luka berat korban yang karena luka-lukanya menderita cacat tetap atau harus dirawat dalam jangka waktu lebih dari 30 hari sejak terjadi kecelakaan

(11)

I. korban luka ringan korban yang tidak termasuk dalam katagori korban mati dan korban luka berat (PP No 43 Th l993, Pasal 93)

4. Ketentuan-ketentuan Ketentuan umum

1) Pendekatan yang dipakai untuk menentukan biaya satuan pada pedoman ini adalah The

gross output (Human capital) approach, metode ini menghitung biaya kecelakaan lalu

lintas dalam 2 kategori yaitu :

a. biaya-biaya yang diakibatkan atas hilangnya sumber daya pada saat kecelakaan terjadi b. biaya-biaya yang diakibatkan atas hilangnya produktivitas pada masa yang akan datang 2) Kecelakaan lalu lintas diklasifikasikan dalam 4 kelas, yaitu:

a. kecelakaan fatal b. kecelakaan berat c. kecelakaan ringan

d. kecelakaan dengan kerugian harta benda

3) Korban kecelakaan lalu lintas dikategorikan sebagai :

a. korban mati b. korban luka berat c. korban luka ringan

4) Tahun dasar perhitungan biaya-biaya yang digunakan pada pedoman ini adalah tahun 2003 (T0)

(12)

6) Perhitungan biaya kecelakaan pada suatu ruas jalan, persimpangan atau wilayah dilakukan berdasarkan klasifikasi kecelakaan, sedangkan perhitungan biaya korban kecelakaan pada suatu ruas jalan, persimpangan atau suatu wilayah dilakukan berdasarkan kategori korban kecelakaan

A. Ketentuan teknis

Jumlah kecelakaan lalu lintas jalan (JKEi) dan korban (JKOj) Perolehan data jumlah kecelakaan lalu lintas untuk setiap kelas kecelakaan disuatu ruas jalan, persimpangan atau suatu wilayah per tahun didapat dari kepolisian setempat.

Perolehan data jumlah korban kecelakaan lalu lintas untuk setiap kategori korban disuaturuas jalan, persimpangan, atau suatu wilayah per tahun didapat dari kepolisian setempat.

a. Biaya satuan korban kecelakaan dan biaya satuan kecelakaan lalu lintas

Biaya satuan korban kecelakaan lalu lintas (BSKOj) Biaya satuan korban kecelakaan lalu lintas (BSKOj) adalah biaya yang diperlukan untuk perawatan korban kecelakaan lalu lintas untuk setiap tingkat kategori korban, sedangkan T0 adalah tahun dasar perhitungan biaya, yaitu tahun 2003. Besar biaya satuan korban kecelakaan lalu lintas pada tahun 2003, BSKOj(T0), dapat diambil dari Tabel 1.

Tabel 1 Biaya satuan korban kecelakaan lalu lintas BSKOj (T0)

N o

Katagori korban

(13)

1 Korban mati

b. Biaya satuan kecelakaan lalu lintas (BSKEi)

Biaya satuan kecelakaan lalu lintas (BSKEi) adalah biaya kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan oleh suatu kejadian kecelakaan lalu lintas untuk setiap kelas kecelakaan lalu lintas. Biaya satuan kecelakaan lalu lintas pada tahun dasar 2003 BSKEi (T0) untuk jalan antar kota dapat diambil dari Tabel 2, sedangkan BSKEi (T0) untuk jalan kota dapat diambil dari Tabel 3.

Tabel 2 Biaya satuan kecelakaan lalu lintas di jalan antar kota BSKEi (T0)

N

Tabel 3 Biaya satuan kecelakaan lalu lintas di jalan kota BSKEi (T0)

(14)

2 Berat

c. Estimasi biaya satuan korban dan biaya satuan kecelakaan lalu lintas

Biaya satuan korban kecelakaan Lalu Lintas untuk tahun tertentu (Tn) dapat dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut :

BSKOj

(

Tn

)

=BSKO

(

T0

)

×(1+g)t

... (1)

dengan pengertian :

BSKOj (Tn) = biaya satuan korban kecelakaan lalu lintas pada Tahun n untuk setiap kategori korban, dalam rupiah/korban

BSKOj (T0) =biaya satuan korban kecelakaan lalu lintas pada Tahun 2003 untuk setiap kategori korban, dalam rupiah/korban, lihat Tabel 1

g = tingkat inflasi biaya satuan kecelakaan, dalam % (nilai default g =11%)

Tn= tahun perhitungan biaya korban

T0 = tahun dasar perhitungan biaya korban (Tahun 2003)

t = selisih tahun perhitungan (Tn – T0)

j= kategori korban

(15)

BSKEi

(

Tn

)

=BSKE

(

T0

)

×(1+g)t

... (2)

dengan pengertian :

BSKEi (Tn) = biaya satuan kecelakaan lalu lintas pada Tahun n untuk setiap kelas kecelakaan, dalam rupiah/kecelakaan

BSKEi (T0) = biaya satuan kecelakaan lalu lintas pada Tahun 2003 untuk setiap kelas kecelakaan, dalam rupiah/kecelakaan, lihat Tabel 2 atau Tabel 3, g = tingkat inflasi biaya satuan kecelakaan, dalam % (nilai default g = 11%)

Tn = tahun perhitungan biaya kecelakaan

T0 = tahun dasar perhitungan biaya kecelakaan (Tahun 2003)

t = Selisih tahun perhitungan (Tn – T0)

i = kelas kecelakaan

c. Besaran biaya korban kecelakaan lalu lintas (BBKO)

(16)

BBKO = besaran biaya korban kecelakaan lalu lintas disuatu ruas jalan atau persimpangan atau wilayah, dalam rupiah/tahun.

JKOj = Jumlah korban kecelakaan lalu lintas untuk setiap kategori korban, dalam korban/tahun.

BSKOj (Tn) = Biaya satuan korban kecelakaan lalu lintas pada tahun n untuk setiap kategori korban, dalam rupiah/korban

j = kategori korban

d. Besaran biaya kecelakaan lalu lintas (BBKE)

Besaran biaya kecelakaan lalu lintas dihitung pada tahun n dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

BBKE = besaran biaya kecelakaan lalu lintas pada tahun n disuatu ruas jalan atau persimpangan atau wilayah, dalam rupiah/tahun.

JKEi = jumlah kecelakaan lalu lintas untuk setiap kelas kecelakaan, dalam kecelakaan/tahun.

(17)

i = kelas kecelakaan lalu lintas

e. Cara pengerjaan

Untuk menghitung besaran biaya kecelakaan lalu-lintas dan biaya korban kecelakaan secara garis besar digunakan dalam bagan alir berikut

(18)

f. Persiapan

Persiapan yang dilakukan meliputi :

a. tentukan lokasi kecelakaan yang akan dihitung biaya kecelakaannya (ruas jalan, persimpangan atau wilayah)

b. tentukan tahun perhitungan (Tn)

c. tentukan selisih tahun perhitungan (t) dengan menggunakan rumus no. 5

t

=

T

n

T

0

...(5)

dengan pengertian :

t = Selisih tahun perhitungan

Tn = Tahun perhitungan

To = Tahun awal (2003)

d. kumpulkan data kecelakaan lalu lintas dan korban dari kepolisian setempat

g. Analisis perhitungan

Perhitungan besaran biaya korban kecelakaan pada tahun n, BBKOj (Tn)

a. Kompilasi data korban kecelakaan menurut kategori korban mati, luka berat, dan luka ringan

b. Hitung biaya satuan korban pada tahun ke n untuk masing-masing kategori korban dengan menggunakan rumus 1 dan tabel 1

c. Hitung besaran biaya korban dengan menggunakan rumus 3

(19)

a. Kompilasi data menurut klasifikasi jumlah kecelakaan fatal, luka berat, luka ringan dan kerugian harta benda

b. Hitung biaya satuan kecelakaan pada tahun ke n untuk masing-masing klasifikasi jumlah kecelakaan dengan menggunakan rumus 2, tabel 2 dan atau tabel 3

c. Hitung besaran biaya kecelakaan lalu lintas dengan menggunakan rumus 4

LAMPIRAN-A

Informatif

Metode the Gross Output (Human Capital)

Metode perhitungan satuan biaya kecelakaan lalu lintas dengan pendekatan, The Gross

Output atau Human Capital, terdiri dari dua biaya utama yaitu :

a. biaya yang dihitung karena adanya kerugian langsung (direct cost)

b. biaya yang dihitung sebagai kerugian atau hilangnya pendapatan korban kecelakaan lalu lintas (indirect cost)

Kerugian langsung terdiri dari 3 komponen biaya, yaitu :

a. biaya perbaikan dan penggantian kerusakan kendaraan dan atau materi b. biaya perlakuan rumah sakit untuk perawatan korban

c. biaya penanganan dan administrasi kecelakaan

(20)

Biaya perawatan korban dapat diperoleh melalui informasi yang ada di rekaman medis rumah sakit. Untuk mengetahui kategori korban harus dicatat juga lama perawatan korban dirumah sakit. Disamping itu diperlukan juga informasi tentang lama waktu istirahat yang diperlukan sejak di rawat sampai dengan dapat melakukan aktifitas atau bekerja kembali untuk menghitung waktu produktif yang hilang.

Biaya penanganan dan administrasi kecelakaan dapat diperoleh melalui wawancara atau pengumpulan data di kepolisian setempat. Biaya ini antara lain meliputi :

a. biaya penanganan di tempat kejadian perkara (TKP) b. biaya pengolahan TKP

c. biaya penyidikan perkara, dan

d. biaya penelitian sebab kecelakaan lalu lintas

(21)
(22)

A. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Masalah transportasi khususnya di Indonesia masih sangat kompleks dan hasus ada penanganan yang lebih.

2. Jalan perkotaan adalah jalan yang terdapat perkembangan secara permanen dan

menerus di sepanjang atau hampir seluruh jalan, minimum pada satu sisi jalan, baik berupa perkembangan lahan atau bukan yang termasuk dalam kelompok jalan perkotaan adalah jalan yang berada didekat pusat perkotaan dengan jumlah penduduk lebih dari 100.000 jiwa.

3. Keuntungan dari metode the Gross Output (Human Capital) :

a. Biaya perbaikan dan penggantian kerusakan kendaraan dan atau materi dapat diperoleh melalui survai tentang biaya perbaikan kendaraan akibat kecelakaan lalu lintas di tempat perbaikan kendaraan (bengkel)

b. Biaya perawatan korban dapat diperoleh melalui informasi yang ada di rekaman medis rumah sakit

(23)

B. Saran

Dari hasil pembahasan di atas dapat diambil saran :

1. Walaupun banyak kendala dalam masalah transportasi yang terus meningkat dari tahun ke tahun tetapi kita sebagai masyarakat pkan oleh pemeridan pemerintah seharusnya sadar akan keterpurukan ini dan mau membangun sana dan prasaraana transportasi yaang layak.

2. Agar masyarakat dalam hal ini pengemudi agar selalu mematuhi peraturan lalu lintas yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, dengan demikian angka kecelakaan di jalan raya semakin menurun.

DAFTAR PUSTAKA

, Badan Litbang PU Departemen Pekerjaan Umum (Pd. T-02-2005-B).

Tan Lie Ing, ST., MT., Dosen Tetap, Jurusan Teknik Sipil Universitas Kristen

Maranatha. Indra Rachman Efendi, ST., Alumnus Jurusan Teknik Sipil Universitas Kristen Maranatha. “Evaluasi Kinerja Jalan Jendral Ahmad Yani Depan Pasar Kosambi Bandung”

(24)

Gambar

Tabel 3 Biaya satuan kecelakaan lalu lintas di jalan kota BSKEi (T0)
Gambar 1. Bagan Alir Perhitungan Biaya Kecelakaan Lalu lintas dan Biaya Korban

Referensi

Dokumen terkait

Hasan Sadikin Bandung termasuk dalam kategori baik Hal ini dilihat berdasarkan tanggapan responden terhadap variabel-variabel yang diteliti seperti reability, assurance,

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni dan Juli 2013, lokasi di Estuaria Sungai Musi, Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan (Gambar 1).. Identifikasi

Bagi para peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk melakukan penelitian pada bidang yang ada kaitannya dengan strategi koping yang dilakukan

Hasil perancangan unit reaktor biogas diterapkan di Kelompok Tani Waluya desa Sidamulya kabupaten Ciamis yang sebelumnya belum pernah dilakukan, sehingga reaktor biogas

Akreditasi adalah proses evaluasi dan penilaian mutu institusi atau program studi yang dilakukan oleh suatu tim pakar sejawat (tim asesor) berdasarkan

Dengan memvariasi lama sintering pada pemanasan sampel berdampak pada jumlan ion Ni 2+ yang terdoping makin meningkat, didapatkan hasil bahwa semakin lama sintering,

Daerah Proyek transmigrasi Angkata Darat II Hanura terletak di Kecamatan Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, sebelumnya merupakan bagian dari

Berdasarkan jurnal yang menjadi acuan dari penelitian ini yaitu dari Ya-Hui Wang dan Cing-Fen Tsai (2012) dikatakan bahwa citra merek memiliki pengaruh yang