• Tidak ada hasil yang ditemukan

Langkah langkah dan Prinsip dalam penyus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Langkah langkah dan Prinsip dalam penyus"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Langkah-langkah dan Prinsip dalam penyusunan Kompetensi Dasar dan Indikator dicapai oleh siswa untuk menunjukkan bahwa siswa telah menguasai standar kompetensi yang telah ditetapkan, oleh karena itulah maka kompetensi dasar merupakan penjabaran dari standar kompetensi.[1] Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi.

Menurut Depag indikator adalah wujud dari kompetensi dasar yang lebih spesifik. Sedangkan menurut E Mulyasa indikator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar yang menunjukkan tanda-tanda perbuatan dan respon yang dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik. Indicator juga dikembangkan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan potensi daerah dan peserta didik dan juga dirumuskan dalam rapat kerja operasional yang dapat diukur dan diobservasi sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam penyusunan alat penilaian. Jadi indikator adalah merupakan kompetensi dasar secara spesifisik yang dapat dijadikan untuk menilai ketercapaian hasil pembelajaran dan juga dijadikan tolak ukur sejauh mana penguasaan siswa terhadap suatu pokok bahasan atau mata pelajaran tertentu. Adapun dalam mengkaji Kompetensi dasar mata pelajaran sebagaimana yang tercantum pada standar isi dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

 Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/ atau tingkat kesulitan materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada distandar isi.

 Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran.  Pada dasarnya rumusan kompetensi dasar itu ada yang operasional maupun yang tidak

(2)

dan juga pengetahuan yang tidak bisa digunakan untuk rumusan kompetensi dasar. Sehinggah langkah-langkah untuk menyusun kompetensi dasar adalah sebagai berikut:  Menjabarkan Kompetensi yang dimaksud, dengan bertanya : “kemampuan apa saja yang

harus dimiliki siswa agar standar kompetensi dapat dicapai?” jawaban dari pertanyaan tersebut kemudian didaftar baik yang menyangkut pengetahuan, sikap dan keterampilan.  Tulislah rumusan Kompetensi Dasarnya.

Langkah-langkah penyusunan Indikator

Sebelum melakukan penyusunan indicator, maka harus diperhatikan terlebih dahulu komponen komponen sebagai berikut :[2]

 Indikator merupakan penjabaran dari KD yang menunjukkan tanda-tanda, perbuatan atau respon yang dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik.

 Rumusan indicator menggunakan kerja operasional yang terukur atau dapat diobservasi  Indikator digunakan sebagai bahan dasar untuk menyusun alat penilaian.

Kata-kata Operasional yang Dijabarkan Dalam Membuat Indikator: Kognitif Meliputi:

1) Knowledge (pengetahuan) yaitu, menyebutkan, menuliskan, menyatakan, mengurutkan, mengidentifikasi, mendefinisikan, mencocokkan, memberi nama, memberi leber, dan melukiskan.

2) Comprehension (pemahaman) yaitu, menerjemahkan, mengubah, menggeneralisasikan, menguraikan, menuliskan kembali, merangkum, membedakan, mempertahankan, menyimpulkan, mengemukakan pendapat, dan menjelaskan.

3) Application (penerapan) yaitu, mengoperasikan, menghasilkan, mengatasi, mengubah, menggunakan, menunjukkan, mempersiapkan, dan menghitung. Analysisi (analisis) yaitu, menguraikan, membagi-bagi, memilih dan membedakan.

4) Syntnesis (sintesisi) yaitu, merancang, merumuskan, mengorganisasikan, menerapkan, memadukan, dan merencanakan.

5) Evaluation (evaluasi) yaitu, mengkritisi, menafsirkan dan memberikan evaluasi.

Efektif meliputi:

(3)

2) Responding (menanggapi) yaitu, konfirmasi, menjawab, membaca, membantu, melaksanakan, melaporkan, dan menampilkan.

3) Valuing (penanaman nilai) yaitu, menginisiasi, mengundang, melibatkan, mengusulkan, dan melakukan.

4) Organization (pengorganisasian) yaitu, menverivikasi, menyusun, menyatukan, menghubungkan dan mempengaruhi.

5) Characterization (karakterisasi) yaitu menggunakan nilai-nilai sebagai pandangan hidup, mempertahankan nilai-nilai yang sudah diyakini.

Psikomotorik atau gerak jiwa meliputi:

1) Observing (pengamatan) yaitu mengamati proses, memperhatikan pada tahap-tahap sebuah perbuatan, memberi perhatian pada sebuah artikulasi.

2) Initation (peniruan) yaitu melatih, mengubah, membongkar sebuah struktur, membangun kembali struktur dan menggunakan sebuah model.

3) Practicing (pembiasaan) yaitu membiasakan perilaku yang sudah dibentuknya, mengontrol kebiasaan agar tetap konsisten.

4) Adapting (penyesuaian) yaitu menyesuaikan model, mengembangkan model, dan menerapkan model. [3]

Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam merumuskan KD diantaranya antara lain:

 Meluas, artinya peserta didik memperoleh kesempatan yang luas untuk mengembangkan pengalaman tentang pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai yang berkaitan pada saat pembelajaran berlangsung.

 Seimbang, artinya dimana setiap peserta Kompetensi perlu dapat dicapai melalui alokasi waktu yang cukup untuk pembelajaran yang efektif.

 Relevan, maksudnya adalah dimana setiap Kompetensi terkait dengan penyiapan peserta didik untuk meningkatkan mutu kehidupan melalui kesempatan pengalaman.

 Perbedaan, merupakan upaya pelayanan individual dimana peserta didik perlu memahami apa yang perlu untuk dipelajari, bagaimana berfikir, bagaimana berbuat untuk mengembangkan Kompetensi serta kebutuhan individu masing-masing. (yulaewati 2004:20)[4]

(4)

 Rumusan tujuan yang dibuat harus berpusat pada siswa, mengacu kepada perubahan tingkah laku subjek pembelajaran yaitu siswa sebagai peserta didik.

 Rumusan KD harus mencerminkan tingkah laku operasional yaitu tingkah laku yang dapat diamati dan diukur yang dirumuskan dengan menggunakan kata-kata operadional.

 Rumusan KD harus berisikan makna dari pokok bahasan atau materi pokok yang akan diajarkan pada saat kegiatan belajar mengajar ).[5]

Pengembangkan indikator memerlukan informasi karakteristik peserta didik yang unik dan beragam. Peserta didik memiliki keragaman dalam intelegensi dan gaya belajar, oleh karena itu indikator selayaknya mampu mengakomodir keragaman tersebut. Peserta didik dengan karakteristik unik visual-verbal atau psiko-kinestetik selayaknya diakomodir dengan penilaian yang sesuai sehingga kompetensi siswa dan dapat terukur secara proporsional. Karakteristik sekolah dan daerah juga menjadi acuan dalam pengembangan indikator karena target pencapaian sekolah tidak sama. Sekolah kategori tertentu yang melebihi standar minimal dapat mengembangkan indikator lebih tinggi. termasuk sekolah bertaraf internasional dapat mengembangkan indikator dari SK dan KD.

Dengan mengkaji tuntutan kompetensi sesuai rujukan standar nasional yang digunakan. Sekolah dengan keunggulan tertentu juga menjadi pertimbangan dalam mengembangkan indikator. Dalam merumuskan indikator pembelajaran perlu diperhatikan beberapa ketentuan sebagai berikut:

1. Setiap KD dikembangkan sekurang-kurangnya menjadi dua indikator.

2. Keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang dalam kata kerja yang digunakan dalam SK dan KD.

3. Indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal KD dan dapat dikembangkan melebihi kompetensi minimal sesuai dengan potensi dan kebutuhan peserta didik.

4. Indikator yang dikembangkan harus menggambarkan hirarki kompetensi.

5. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua aspek, yaitu tingkat kompetensi dan materi pembelajaran.

(5)
(6)

DAFTAR PUSTAKA

Harjanto. 2010. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Majid, Abdul. 2012. Perencanaan Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Mulyasa. 2010. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sanjaya, Wina. 2008. kurikulum dan pembelajaran. Jakarta : kencana prenada media group. Suryosubroto.1998. Tata Laksana Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta.

[1] Ibid., , hlm. 171

[2] Suryosubroto, Tata Laksana Kurikulum, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), 31

[3] Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), hal 143.

[4] Hamzah B. Uno. 2010, Perencanaan Pembelajaran.( Jakarta: Bumi Aksara). 37 [5]Ibid.,58

Referensi

Dokumen terkait

Ja'far Sodiq Drs.. Mujib

4.5.2 Melalui lembar kerja siswa, peserta didik mampu menyelesaikan masalah kontekstual barisan dan deret aritmatikad. D.MATERI PEMBELAJARAN

Menyajikan hasil penyusunan kertas kerja secara lisan maupun tulisan Dengan disajikan akun jurnal penyesuaian Peserta didik dapat menganalisis kertas kerja Dengan

contoh teroris, komunis, dan penggunaan istilah sehari-hari misalkan “Junk” dan “crippled”. 8) Penggunaan istilah yang dipinjam dari bahasa lain, misalkan

Pengembangan game maze berbasis media interaktif sesuai tema untuk anak usia 5-6 tahun di TK IT Izzudin Palembang telah dilakukan dengan tujuan untuk menghasilkan game

ditemukan pada lima stasiun pengamatan di kabupaten Lamongan ...58 Tabel 4.4 Frekuensi Perjumpaan Jenis Lichenes Pada Masing-Masing Stasiun Pengamatan di Kabupaten Lamongan ...60

Pada sistem Smart i Classyang dibangun berbasis web yang dapat memberikan informasi mengenai kondisi kelas.Selain i itu sistem ii ini juga akan menampilkan i

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan, maka diperoleh kesimpulan bahwa melalui media balok huruf yang diberi penyangga memudahkan anak untuk mencoba