• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEJARAH PSIKOLOGI SOSIAL BESERTA RUANG L

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SEJARAH PSIKOLOGI SOSIAL BESERTA RUANG L"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

SEJARAH PSIKOLOGI SOSIAL BESERTA

RUANG LINGKUP DAN CABANGNYA

KELOMPOK IV

1. Arif Budiyanto

(17081321)

2. Dhimas Ary M

(17081299)

3. Dinda Noora A

(17081331)

4. Desi Anggraini

(17081265)

5. Ema Apriliani

(17081347)

6. Erlina Wardanisar P (17081293)

7. Ghea F. Agatha Dewi (17081312)

8. Kuffa Sukriyani

(17081326)

9. Nabila Khasnaaun N (17081310)

10.Rahmi Elizha M

(17081295)

11.Ristiyana Kurnia D

(17081337)

12.Rosa Rosmala

(17081261)

UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA

(2)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga karya tulis berjudul “Sejarah Psikologi Sosial Beserta Ruang Lingkup dan Cabangnya” ini dapat tersusun dengan baik dan lancar.

Tanpa bantuan dari semua pihak, karya tulis ini tidak akan terwujud. Dalam penulisan karya tulis ini, penulis mohon maaf jika masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis meminta kritik dan saran dari pembaca yang dapat membangun serta menyempurnakan karya tulis ilmiah ini.

Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

(3)

DAFTAR ISI

1. JUDUL……….………..1

2. KATA PENGANTAR……….…… 2

3. DAFTAR ISI………. 3

4. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH………...….4

B. IDENTIFIKASI MASALAH………...…...5

C. RUMUSAN MASALAH………...….5

D. TUJUAN PENELITIAN………...…..6

E. MANFAAT PENELITIAN………....….6

5. BAB II METODE PENELITIAN……….…7

6. BAB III PEMBAHASAN………..……8

7. BAB IV PENUTUP………...32

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan sehari-hari, hubungan diantara manusia tersebut ternyata tidak selamanya berjalan lancar. Adakalanya muncul kesalah pahaman, perselisihan, pertengkaran, permusuhan, bahkan peperangan. Lingkup kejadiannya tidak saja terjadi dalam skala yang kecil ditingkat keluarga dan lingkungan kelurahan tetapi juga bisa terjadi dalalm skala yang lebih besar ditingkat nasional dan internasional. Dalam kajian psikologi sosial hal ini terjadi karena tidak adanya kesamaan pandangan terhadap suatu pola perilaku pada suatu struktur kelompok sosial. Masing-masing pihak merespon rangsangan sosial yang diterimanya dari lingkungan sosial, sehingga memunculkan sikap memilih atau menghindari sesuatu.

Objek pembahasan dari Psikologi Sosial tidaklah berbeda dengan psikologi secara umumnya. Hal ini bisa dipahami karena Psikologi Sosial adalah salah satu cabang ilmu dari psikologi. Bila objek pembahasan psikologi adalah manusia dan kegiatannya, maka Psikologi Sosial adalah kegiatan-kegiatan sosialnya. Masalah yang dikupas dalam psikologi umum adalah gejala-gejala jiwa seperti perasaan, kemauan, dan berfikir yang terlepas dari alam sekitar.

Sebagaimana ilmu-ilmu sosial, objek pembahasan psikologi sosial adalah terpusat kepada kehidupan manusia. Manusia adalah salah satu ciptaan Tuhan yang memiliki kecerdasan, kesadaran, dan kemauan yanbg tinggi dibandingkan dengan makhluk-makhlukNya yang lain. Kelebihan inilah yang mendorong manusia mampu menguasai alam, menaklukkan makhluk yang lebih kuat, dan menciptakan segala sesuatu yang dapat menyempurnakan dirinya. Hal ini bisa tercapai karena dalam diri manusia terdapat potensi yang selalu mengalami proses perkembangan setelah individu tersebut berinteraksi dengan lingkungannya.

Masalah-masalah yang terjadi pada kalangan remaja menunjukkan bahwa betapa besarnya pengaruh lingkungan terhadap perilaku individu dalam kelompok sosial. Psikologi Sosial dalam hal ini membantu memberikan pemecahan persoalannya dengan upaya pendidikan keagamaan.

(5)

Penulis berharap semoga setelah membaca karya tulis ini pembaca mendapatkan wawasan yang lebih luas tentangSejarah Psikologi Sosial hingga membentuk cabang seperti saat ini.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah berjudul Sejarah Psikologi Sosial Beserta Ruang Lingkup dan Cabangnya dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Menguraikan penjelasan psikologi sosial 2. Menjelaskan sejarah psikologi sosial

3. Menjelaskan tahapan atau masa kelahiran psikologi sosial

4. Menjelaskan kedudukan psikologi sosial di antara ilmu sosial lainnya 5. Menjelaskan psikologi sosial menekan pada individu

6. Menguraikan definisi menurut para ahli 7. Menguraikan teori-teori psikologi sosial 8. Menguraikan metode-metode psikologi sosial 9. Menguraikan tujuan psikologi sosial

10. Menjelaskan implementasi psikologi sosial dalam kehidupan masyarakat 11. Menjelaskan pemecahan masalah sosial

12. Menjelaskan ruang lingkup psikologi sosial 13. Menjelaskan psikologi agama dan cabang-cabang 14. Menguraikan manfaat psikologi sosial

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengertian psikologi sosial?

2. Bagaimana sejarah psikologi sosial?

3. Bagaimana tahapan atau masa kelahiran psikologi sosial?

4. Bagaimana kedudukan psikologi sosial di antara ilmu social lainnya? 5. Bagaimana psikologi sosial menekan pada individu?

6. Bagaimana definisi menurut para ahli? 7. Bagaimana teori-teori psikologi sosial? 8. Bagaimana metode-metode psikologi sosial? 9. Bagaimana tujuan psikologi sosial?

(6)

11. Bagaimana pemecahan masalah sosial? 12. Bagaimana ruang lingkup psikologi sosial? 13. Bagaimana psikologi agama dan cabang-cabang? 14. Bagaimana manfaat psikologi sosial?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dalam penulisan karya tulis berjudul Sejarah Psikologi Sosial Beserta Ruang Lingkup dan Cabangnya yaitu :

1. Memenuhi salah satu tugas dari dosen di semester 1

2. Untuk mengetahui bagaimana penyelesaian masalah-masalah yang terjadi dilingkungan sekitar kita

3. Menjadikan kita sebagai manusia yang disiplin serta menjunjung tinggi nilai kesejahteraan hidup bersama

E. Manfaat Penelitian

Karya tulis berjudul Sejarah Psikologi Sosial Beserta Ruang Lingkup dan Cabangnya semoga dapat bermanfaat

a. Bagi mahasiswa : - menambah pengalaman - menambah wawasan

- menambah materi tambahan diluar kampus b. Bagi guru :

- memberi motivasi kepada mahasiswa - memberi dukungan kepada mahasiswa - memberi dorongan kepada mahasiswa c. Bagi pembaca :

(7)

BAB II

METODE PENELITIAN

Pada proses penelitian ini digunakan beberapa metode untuk memperoleh data atau fakta yang akan diperoleh dalam hasil penelitian dan pembahasan. Cara atau metode tersebut diantaranya adalah

1. Metode Internet atau Research

(8)

BAB III

PEMBAHASAN

1. Pengertian Psikologi Sosial

Psikologi sosial terdiri dari dua kata yaitu psikologi dan sosial. Psikologi diartikan sebuah bidang ilmu pengetahuan yang fokus terhadap perilaku dan fungsi mental manusia secara ilmiah. Kemudian, social merupakan segala perilaku yang berhubungan dengan hubungan antar individu. Jadi, pengertian psikologi sosial bisa diartikan juga merupakan ilmu yang mempelajari tentang pikiran, perasaan, perilaku dalam konteks sosial.

2. Sejarah Psikologi Sosial

Dalam sejarahnya yang masih pendek, perkembangan psikologi sosial dapat di uraikan melalui beberapa tahap yaitu masa dalam kandungan, masa bayi, masa kanak-kanak, masa dewasa, dan masa yang akan datang.

Gabriel tarde (1842-1904) ia adalah seorang sosiologi dan kriminologi prancis yang di anggap pula sebagai bapak psikologi sosial (social interaction) tarde berpendapat bahwa semua hubungan sosial selalu berkisar pada proses imitasi, bahkan semua pergaulan antar manusia hanyalah semata-mata berdasarkan atas proses imitasi itu

Kata imitasi berasal dari bahasa inggris to imitate yang berarti mencontoh, mengikuti suatu pola, istilah imitasi ini secara populer di artikan secara meniru. Menurut tarde masyarakat tidak lain dari pengelompokan manusia. Di mana individu mengimitasi individu yang lain dan sebaliknya. Pendapar tarde tersebut ternyata banyak mendapatkan kritikan seperti yang di kemukakan chorus, yang antara lain mengatakan bahwa teori tarde ternyata berat sebelah. Walaupun tarde tidak di terima secara mutlak namun olehnya telah di kemukakan suatu factor yang memegang peranan penting pergaulan sosial antara lain manusia.

(9)

Jadi seorang individu yang tergabung dalam massa itu akan bertingkah laku secar berlainan di banding dengan tingkah lakunya dalam kehidupan sehari-hari sebagai individu

Pendapat le bon ini juga menimbulkan banyak kritik terutama pandangannya terhadap massa. Jiwa massa dianggapnya banyak menimbulkan sifat-sifat negative padahal anggapan tersebut tidak selalu benar seutuhnya, sebab massa dapat membangun secara konstruktif serta dapat mendorong untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang positif

Emile durkheim (1858-1917) sebagai seorang tokoh sosiologi ia berpendapat bahwa:

- Gejala-gejala sosial yang terdapat dalam masyarakat tidak dapat di bahas oleh psikologi, melainkan hanya oleh sosiologi adapun alasannya ialah bahwa yang mendasari gejala-gejal sosial itu suatu ksadaran kolektif dan bukan kesadarn individual

- Masyarakat itu terdiri dari kelompok-kelompok manusia yang hidup secara kolektif dengan pengertian-pengertian dan tanggapan-tanggapam\n yang kolektif pula dan hanya dengan kehidupan kolektif itulah yang dapat menerangkan gejala-gejala sosial

- Bahwa pada manusia terdapat dua macam jiwa seperti yang di katakana oleh le bon yaitu jiwa kelompok (group mind) dan jiwa individu (individual mind)

Durkheim pun mendapat beragam kritikan yaitu berat sebelah artinya menitik beratkan pada peranan jiwa kolektif dan fantastis artinya pendapat mengenai jiwa kolektif hanya suatu lamunan, khayalan saja yang sukar di buktikan oleh kehidupan nyata.

Psikologi sosial modern mulai dikembangkan pada saat pergantian abad ke 19 menuju abad 20.

Tripplet (1898) memulai sebuah eksperimen perdana dalam bidang psikologi sosial dengan meneliti pengaruh kehadiran orang lain terhadap peningkatan performance seseorang dalam mengerjakan suatu tugas, topic yang di telitinya sering di sebut “fasilitas sosial” (social fasititation) yang sampai saat ini masih banyak di minati oleh para ahli psikologi sosial. Selain itu, buku yang berjudul Social Psychology diterbitkan pada tahun 1908 (McDougall, 1908; Ross, 1908).

(10)

Utara. Tentunya bukanlah hal yang mengejutkan bila penelitian-penelitian yang banyak dilakukan berbicara tentang sikap, kebangsaan, dan kelompok-kelompok etnis (Pancer, 1997).

3. Tahapan Atau Masa Kelahiran Psikologi Sosial

Selain itu perkembangan jurnal-jurnal psikologi sosial, juga dapat mencerminkan psikologi sosial itu sendiri, khususnya khususnya di amerika serikat dimana jurnal-jurnal itu di terbitkan

Masa prakelahiran. Psikologi di kokohkan sebagai ilmu yang berdiri sendiri dengan didirikannya laboratorium pertama di dunia di leipzing oleh wuntdt pada tahun 1879, bibit-bibit psikologi sosial mulai tumbuh. Yaitu ketika lazarus & steindhal pada tahun 1860 mempelajari bahasa, tradisi dan institusi masyarakat untuk menemukan jiwa ummat manusia (human mind).

Upaya lazarus masih sangat di pengaruhi oleh antropologi, kemudian di kembangkan oleh wundt pada tahun 1880 mulai mempelajari psikologi rakyat

Masa awal kelahiran psikologi sosial di tandai dengan lahirnya dua buah buku berjudul sama yaitu psikologi sosial pada tahun 1908 yang di tulis oleh dua ilmuwan dari disiplin ilmu yang berdeda, yaitu w. mcdougall (psikologi) dan ross adalah seorang sosiolog yang berpendapat bahwa perilaku sosial di sebabkan oleh imitasi atau sugesti. Serta juga tertarik mendalami topic-topik yang berhubungan psikologi massa dan perilaku kolekti. Kerja ross ini mengembangkan studi psikologi sosial dalam sosiologi. Sementara buku ke dua yang di tulis mc dougall menekankan pada sifat instink pada tingkah laku sosial sebagai focus pembahasan yang juga menjadi topic utama pada tahun-tahun awal kemunculan bidang psikologi sosial.

Masa perang dunia 1 & 2. di masa-masa perang dunia pertama dan berkuasanya nazi di jerman selama perang dunia ke dua. Perhatian psikoogi sosial berkembang ke arah studi tentang otoritarianisme (kekuasan), setelah perang dunia selesai perhatian psikologiu beralih ke proses individual dan psikologi sosial mulai mempelajari proses interaksi sosial

(11)

psikologi hokum , psikologi lingkungan kerja , psikologi kepolisian , dan psikologi lingkungan .

Masa yang akan datang perkembangan psikologi sosial masih akan berlanjut di masa-masa yang akan datang (pasca tahun 19990-an) . cirinya adalah penelitian kognisi dan penerapan psikologi sosial yan makin canggih , yang menggunakan perspektif cultural yang multidi-mensional (psikologi lintas budaya ) dan kemajemukan sosial .

Jurnal-jurnal psikologi sosial jurnal adalah media pertukaran informasi dan hasil-hasil penelitian ilmiah di bidang ilmu pengetahuan tertentu. Judul-judul jurnal menggambarkan isi jurnal itu dan karenanya dengan memperhatikan perkembangan dan perubahan judul-judul jurnal dari suatu ilmu pengetahuan kita dapat mengetahui perkembangan pemikiran para penelti dari bidang ilmu bersangkutan . dalam bidang psikologi sosial, sebagaimana yang tercatat dalam buku karangan Shaver (1997) , jurnal yang pertama di terbitkan pada tahun 1922 oleh Morton prince yang ketika itu berpendapat bawa psikologi tentang perilakuu menyimpang .ada kaitannya dengan prilaku sosial.

4. Kedudukan Psikologi Sosial di Antara Ilmu Sosial Lainnya

Kedudukan Psikologi Sosial di Antara Ilmu-ilmu Sosial Lainnya Manusia, dimanapun dia berada, tidak dapat dipisahkan dari lingkungan masyarakatnya. Oleh karena itu, sejak dahulu orang sudah menaruh minat yang besar pada tingkah laku manusia dalam

lingkungan sosialnya. Minat yang besar ini tidak hanya timbul dari diri pengamat-pengamat awam, tetapi juga dikalangan para sarjana dan cerdik cendekiawan.

Sekalipun demikian, psikologi sosial, sebagai ilmu khusus yang mempelajari tingkah laku manusia dalam lingkungan sosialnya, baru timbul kurang dari 100 tahun yang lalu. Sebelum itu gejala perilaku manusia dalam masyarakatnya dipelajari oleh antropologi dan sosiologi.

Antropologi mempelajari manusia sebagai suatu keseluruhan. Objek material antropologi adalah umat manusia dan objek formalnya adalah studi tentang produk-produk budaya umat manusia. Antropologi mencoba menerangkan hakikat perilaku manusia dengan menggali nilai-nilai yang terkandung dalam kebudayaan berbagai suku bangsa di dunia. Karena manusia tidak pernah bisa lepas dari pengaruh lingkungan budaya, maka antropologi penting sekali artinya untuk psikologi sosial.

(12)

tertentu dan sebagainya. Karena setiap manusia selalu terkait dengan lingkungan masyarakat tertentu, maka pengaruh sosiologi pun sangat besar dalam psikologi sosial.

Peranan antropologi dan sosiologi dalam psikologi sosial antara lain adalah untuk mengurangi atau setidaknya menjelaskan bias (penyimpangan) yang terdapat dalam hasil penelitian psikologi sosial sebagai akibat pengaruh kebudayaan atau kondisi masyarakat disekitar manusia yang sedang diteliti.

Sasaran penelitian psikologi sosial sendiri adalah tingkah laku manusia sebagai individu. Inilah yang membedakan psikologi sosial dari antropologi dan sosiologi yang mempelajari tingkah laku manusia sebagai bagian dari masyarakatnya.

Perbedaan objek material antara psikologi sosial dan antropologi serta sosiologi membawa implikasipun dalam bentuk perbedaan objek formal atau metedologi yang digunakan dalam ilmu-ilmu tersebut. Jika antropologi dan sosiologi mengutamakan cara pendekatan deskriptif dan umumnya tidak melakukan generalisasi, maka psikologi sosial biasanya menggunakan metode eksperimental, yaitu metode dimana suatu gejala diamati dalam kondisi yang dikontrol (faktor-faktor yang diperkirakan berpengaruh terhadap timbulnya gejala dikendalikan oleh peneliti). Berdasarkan pengamatan-pengamatan dalam kondisi yang terkontrol ini, peneliti biasanya membuat formula-formula (rumus-rumus, dalil-dalil, hukum-hukum, teori-teori) yang berlaku umum.

Serge moscovici seorang psikolog sosial perancis menyatakan bahwa psikologi sosial adalah jembatan diantara cabang-cabang pengetahuan sosial lainnya. Sebab psikologi sosial mengakui pentingnya memandang individu dalam suatu sistem sosial yang lebih luas dan karena itu menarik kedalamnya sosiologi, ilmu politik, antropologi, dan

ekonomi. Selain itu psikologi sosial memiliki perspektif luas dengan berusaha memahami relevansi dari proses internal dari aktivitas manusia terhadap perilaku sosial. Meskipun demikian, perlu dicatat bahwa ciri khas dari psikologi sosial adalah memfokuskan pada individu daripada kelompok atau unit.

Psikologi sosial lebih berpusat pada usaha memahami bagaimana seseorang bereaksi terhadap situasi sosial yang terjadi. Psikologi sosial mempelajari perasaan subyektif yang biasanya muncul dalam situasi sosial tertentu, dan bagaimana perasaan itu mempengaruhi perilaku.

Kesimpulan : “Pada dasarnya psikologi sosial sangat berhubungan dengan ilmu sosial lainnya, dimana psikologi sosial merupakan bagian dari semua cabang ilmu sosial

(13)

5. Psikologi Sosial Menekankan Pada individu

Setelah melalui perjalanan yang panjang, psikologi sosial mengalami stagnasi akibat berkembangnya (dan dominannya) paham kognitif di Amerika. Akibat dari berkembangnya paradigma ini, psikologi sosial seakan diseret dalam wilayah individual yang menginginkan segalanya berfokus pada individu itu sendiri. Walaupun dalam kajian intimate relationship, pendekatan-pendekatan yang selayaknya digunakan adalah pendekatan individual, yang berarti mengabaikan pendekatan kontekstual yang sebenarnya memiliki peranan yang tak kalah pentingnya dengan perspektif individual (Pancer, 1997).

Salah satu solusi yang sempat mengemuka sebagai penawar krisis yang pelik ini adalah “pendudukan” kembali hakikat psikologi sosial pada singgasananya, yang menghendaki penelitian lapangan dan pengembangan teori-teori berdasarkan isu-isu aktual, serta permasalahan sosial yang kerapkali terjadi dalam realitas. Namun nampaknya solusi ini terpaksa tidak diindahkan oleh para pengampunya karena mereka lebih senang berkutat pada eksperimen-eksperimen manipulatif mereka.

6. Definisi menurut para ahli

Menurut Gordon Allport (1985), psikologi social adalah ilmu pengetahuan yang berusaha memahami dan menjelaskan bagaimana pikiran, perasaan, dan tingkah laku seseorang dipengaruhi oleh kehadiran orang lain, baik secara:

- Secara nyata atau actual

- Dalam bayangan atau imajinasi

- Dalam kehadiran yang tidak langsung (implied)

Menurut David O Sears (1994), psikologi social adalah ilmu yang berusaha secara sistematis untuk memahami perilaku social, mengenai:

- Bagaimana kita mengamati orang lain dan situasi social

- Bagaimana orang lain bereaksi terhadap kita

- Bagaimana kita dipengaruhi oleh situasi social

Menurut Sherif & Musfer (1956), psikologi social adalah ilmu tentang pengalaman dan perilaku individu dalam kaitannya dengan situasi stimulus social. Dalam defenisi ini, stimulus social diartikan bukan hanya manusia, tetapi juga benda-benda dan hal-hal lain yang diberi makna social.

(14)

tidak menekankan stimulus eksternal maupun proses internal, melainkan mementingkan hubungan timbale balik antara keduanya. Stimulus diberi makna tertentu oleh manusia dan selanjutnya manusia bereaksi sesuai dengan makna yang diberikannya itu.

Menurut Baron & Byrne (2006), psikologi social adalah bidang ilmu yang mencari pemahaman tetnang asal mula dan penyebab terjadinya pikiran serta perilaku individu dalam situasi-situasi sosial. Defenisi ini menekankan pada pentingnya pemahaman terhadap asal mula dan penyebab terjadinya perilaku dan pikiran.

Sarlito Wirawan, setelah menyimpulkan beberapa defenisi psikologi sosial membedakan tiga wilayah studi psikologi sosial sebagai berikut:

- Studi tentang pengaruh sosial terhadap proses individu, misalnya studi tentang persepsi, motivasi, proses belajar, atribusi (sifat). Walaupun topik-topik ini bukan monopoli dari psikologi sosial, namun psikologi sosial tidak dapat menghindar dari studi tentang topik-topik ini.

- Studi tentang proses-proses individual bersama, seperti bahasa, sikap sosial dan sebagainya.

- Studi tentang interaksi kelompok, misalnya: kepemimpinan, komunikasi, hubungan kekuasaan, otoriter, konformitas (keselarasan), kerjasama, persaingan, peran dan sebagainya.

Lebih lanjut dia mendefenisikan psikologi sosial sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku individu sebagai fungsi dari rangsang-rangsang sosial (social psychology is the scientific study of individual behavior as a function of social stimuli; Shaw & Coztanzo).

7. Teori-teori Psikologi Sosial

(15)

- Teori Behavioristik

Perspektif teori behavioristik sangat meneknkan pada cara individu sebagai organisme membuat respons terhadap stimulus lingkungan melalui proses belajar. Dalam teori ini hubungan yang terjadi antara stimulus dan respon merupakan paradigma yang utama. Menurut John B. Watson, seorang tokoh pendiri aliran psikologi behavioristik bahwa status ilmiah ilmu psikologi manusia menjadi lebih terjamin apabila aktivitas-aktivitas ilmiahnya dilakukan oleh prosedur eksperimen seperti pada penelitian psikologi binatang.

Para kritikus perspektif behavioristik menyebut perspektif ini sebagai pendekatan “kotak hitam dalam psikologi”. Dalam hal ini stimulus masuk ke dalam “kotak hitam” hanya sekedar untuk mengeluarkan respons tertentu yang sudah dipastikan wujudnya. Para behavioristik tradisional memiliki pendapat bahwa proses psikologis internal.

- Teori Belajar Sosial

(16)

mengemukakan bahwa perilaku sosial individu dipelajari dengan melakukannya dan secara langsung mengalami konsekuensi-konsekuensi dari perilaku sosial itu. Selain itu, individu juga mempelajari perilaku baru melalui pengamatan terhadap perilaku orang lain (Observational Learnig).

- Teori Gestalt dan Kognitif

Para ahli psikologi gestalt dan kognitif memandang organisme sebagai agen yang aktif dalam menerima, memanfaatkan, memanipulasi, dan menstranformasi informasi yang diperolehnya. Dan mereka berpendapat bahwa manusia adalh organisme yang memiliki kemampuan berpikir, merencanakan, memecahkan masalah, dan membuat keputusan. Dalam perspektif gestalt dan kognitif, kognisi adalah istilah yang mengacu pada proses mental yang memiliki fungsi menstranformasikan semua masukan (input) sensorik ke dalam struktur yang bermakna. Para pakar psikologi gestalt dan kognitif memiliki keyakinan bahwa pikiran merupakan faktor utama terjadinya suatu perilaku dimana manusia sebagai makhluk yang mampu mengambil keputusan secara rasional berdasarkan pada pemrosesan informasi yang telah tersedia.

(17)

Pendiri teori lapangan (field theory) adalah Kurt Lewin (1890-1947). Pemikiran teori lapangan berbasis pada konsep lapangan atau ruang hidup (life space). Kurt Lewin mengemukakan bahwa segenap peristiwa perilaku, seperti bermimpi, berkeinginan atau bertindak, merupakan fungsi dari ruang hidupnya (Hergenhahn, 2000). Dalam formula yang lebih matematis, pemikiran beliau dapat dirumuskan ke dalam rumusan berikut: b (behavior / perilaku), p (person / oramg) dan e (enviroment / lingkungan). Dalam formula itu terkandung suatu pengertian bahwa perilaku manusia, termasuk perilaku sosialnya, merupakan hasil dari interaksi dari karakteristik kepribadian individu dan lingkungannya. Perilaku manusia merupakan hasil tidak terpishkan kedua unsur itu.

- Teori Pertukaran Sosial

(18)

- Interaksionisme Simbolik

Perspektif teori ini dalam psikologi sosial dan sosiologi banyak mendapat pengaruh dari pakar-pakar filsafat pragmatisme Anglo Saxon. Dua orang di antara pakar-pakar filsafat pragmatisme Anglo Saxon itu adalah William Jaames (1842-1910) dan John Dewey (1859-1952). Di dalam teori Interaksionisme Simbolik terdapat dua jenis aliran yaitu aliran Chicago dan Iowa. Aliran chicago lebih menekankan metode penelitian kualitatif dalam penelitian psikologi sosial dan sosiologi, sedangkan aliran Iowa lebih menekankan pada metode penelitian kuantitatif (Stephan & Stephan, 1990).

Terdapat tiga ciri utama perspektif teori interaksionisme simbolik (Zanden, 1984), yaitu:

1. Tindakan manusia terhadap sesuatu itu didasari oleh makna sesuatu itu bagi mereka.

2. Makna dari sesuatu itu merupakan hasil dari suatu interaksi sosial.

3. Makna itu terbentuk dan termodifikasi berdasar pada proses intrepretif yang dilakukan oleh individu dalam berinteraksi dengan orang lain.

Teori interaksionisme simbolik mengemukakan bahwa manusia bahwa manusia adalah entitas sosial yang hidup dalam suatu kelompok. Berdasarkan pada informasi yang diperoleh dari proses komunikasi sosial dan pewarisan nilai, maka individu-individu sebagai bagian dari suatu masyarakat mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial budayanya dalam upaya mencapai tujuan bersama.

- Etnometodologi

(19)

yang bersifat literer, etnometologi berarti prosedur yang digunakan orang dalam usaha membuat kehidupan sosial dan masyarakat menjadi lebih dapat dipahami dan memungkinkan untuk diteliti. Fokus utama etnometodologi adalah mengkaji aktivitas praktis hidup sehari-hari orang yang secara etnis hidup dalam wilayah geografis dan kebudayaan tertentu, termasuk perilaku sosial. Berbeda dari interaksi simbolik yang lebih mementingkan interaksi antarindividu, perspekti etnometodologi memiliki fokus pada metode yang menggambarkan cara individu mengkonstruksi interaksi dan citra hidup sosial yang mempengaruhi kehidupan sosial.

- Teori Peran

Peran adalah sekumpulan norma yang mengatur individu-individu yang brada daalam suatu posisi atau fungsi sosial tertentu memiliki keharusan untuk berperilaku tertentu (Myers, 2002). Teori peran (role theory) memberi penelaah terhadap perilaku sosial dengan penekanan pada konteks status, fungsi, dan posisi sosial yang terdapat dalam masyarakat. Perilaku sosial seseorang dalam sebuah kelompok merupakan hasil aktualisasi dari suatu peran tertentu.

Peran terdiri atas harapan-harapan yang melekat pada ciri-ciri perilaku tertentu yang seharusnya dilaksanakan oleh seseorang yang menduduki posisi atau status sosial tertentu di masyarakat. Posisi sosial yang menunjukkan peran tertentu misalnya peran guru, atasan, bawahan, presiden, dan orang tua.

8. Metode-metode Psikologi Sosial

Dalam psikologi sosial ada beberapa metode yang dilakukan secara empiris tidak seperti ketika psikologi sosial hanya dipikir dan direnungkan tanpa bukti dan fakt-fakta yang jelas, ada beberapa metode yang dikemukakan oleh beberapa ahli :

(20)

Wilhem Wundt adalah yang pertama memakai dam mendasarkan metode ini kedalam psikologi sosial secara ilmiah, dalam metode ini ada beberapa syarat yang diajukan oleh Wilhem:

- Kita harus dapat menetukan dengan tepat waktu terjadi gejala yang ingin kita selidiki

- Kita harus dapat mengikuti langsung gejala yang ingin kita selidiki dari mulanya sampai pada akhirnya, dan kita harus mengamati dengan perhatian yang khusus.

- Tiap-tiap observasi (pengamatan) harus dapat kita ulangi dalam keadaan-keadaan yang sama.

- Kita harus mengubah-ubah dengan sengaja syarat-syarat keadaan eksperimen. Maksud metode ini memanglah untuk menimbulkan dengan sengaja suatu gejala guna dapat menyelidiki berlangsungnya dengan persiapan yang cukup dan perhatian yang khusus.

b. Metode Survey

Dalam metode ini penyelidik mengumpulkan keterangan-keterangan seluas mungkin mengenai kelompok tertentu yang ingin dia selidiki, kebiasaan survey yang digunakan adalah dengan wawancara, observasi dan angket untuk mendapatkan keterangan.

c. Metode Diagnotik-Psikis

Dalam mengumpulkan beberapa keterangan biasanay penyelidik tidak melakuakan dengan biasa, kadang perlu dilakukan uji test-test psikolgi yang dapat menggambarkan segi-segi psikologi yang lebih dalam mendapat keterangan.

d. Metode Sosiometri

Morena adalah orang yang berjasa dalam metode ini karena dialah yang menemukannya, yang mana metode ini merupakan metode baru dalam ilmu sosial dan terfokus untuk meneliti “intra-group- relations” atau saling berhubungan antara anggota kelompok di dalam suatu kelompok.

9. Tujuan Psikologi Sosial

(21)

dijabarkan dalam tujuan kurikuler atau tujuan mata pelajaran. Tujuan kurikuler Psikologi Sosial yang harus dicapai sekurang-kurangnya meliputi lima tujuan berikut:

a. Membekali peserta didik dengan pengetahuan Psikologi Sosial sehingga tidak terpengaruh, tersugesti oleh situasi sosial yang selamanya tidak bernilai baik.

b. Membekali peserta didik dengan kemampuan mengidentifikasi, mengnalisa dan menyusun alternatif pemecahan masalah-masalah sosial secara tetap dan sisitematis mengenai proses kejiwaan yang berhubungan dengan kehidupan bersama.

c. Membekali peserta didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat sehingga memudahkan dalam melakukan pendekatan untuk mewujudkan perubahan dan pengrahan kepada tujuan dengan sebaik-baiknya.

d. Membekali peserta didik dengan kesadaran terhadap lingkungan sosial sehingga mampu merubah sifat dan sikap sosialnya.

e. Membekali peserta didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan dan keilmuan psikologi sosial sesuai dengan perkembangan kehidupan, perkembanagn masyarakat, perkembanagn ilmu, dan perkembangan teknologi.

Kelima tujuan di atas menjadi tanggung jawab yang harus dicapai dalam pelaksanaan kurikulum Psikologi Sosial di berbagai lembaga pendidikan. Tentu dengan keluasan, kedalaman, dan bobot yang sesuai dengan jenis dan jenjang pendidikan yang dilaksanakan.

10.Implementasi Psikologi Sosial dalam Kehidupan Masyarakat

Dalam setiap masalah atau kasus yang terjadi di masyarakat pada umumnya disebabakan adanya ketidakseimbangan perhatian atau pembinaan terhadap kedua aspek yang ada di dalam diri manusia, yakni aspek jasmani (raga) dan aspek rohani (jiwa). Keseimbanagn kedua aspek tersebut sangat berpengaruh terhadap setiap perilaku individu ketika menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam berinteraksi dengan masyarakatnya.

Terkait hal di atas dapat dicontohkan dalam kasus sebagai berikut: seorang remaja yang berusia 13 tahun yang sedang duduk di bangku SMA memiliki sifat introvert. Lingkungan yang keras dan minimnya pengetahuan tentang keagamaan telah membesarkannya menjadi orang yang mudah terpengaruh pada situasi dan kondisi di lingkungan sekitarnya.

(22)

pengaruh-pengaruh yang buruk dari lingkungan keluarga juga dengan mudah memasuki kehidupannya. Hampir tiap malam anak ini bergaul dengan teman di lingkungannya yang sering berjudi dan mabuk-mabnukan sehingga proses pendidikannya terganggu.

Studi pada kasus diatas memberikan ilustrasi bahwa betapa besarnya penagruh lingkungan terhadap perilaku individu dalam kelompok sosial. Psikologi Sosial dalam hal ini membantu memberikan pemecahan persoalannya denagn upaya pendidikan keagamaan. Perangsang sosial yang berupa pendidikan keagamaan dan lingkungan sosial yang penuh dengan kekeluargaan diharapkan mampu merubah perilaku individu menjadi lebih baik, sehingga secara bertahap persoalan mendasar dari pengaruh buruk lingkungan akan terkikis dan tergantikan denagn pengaruh yang baik dari pendidikan keagamaan.

11. Pemecahan Masalah Psikologi Sosial

Pemecahan Masalah Psikologi Sosial Melalui Pendekatan Interdisipliner, Pendekatan Multidispliner karena subsistem masalah sosial banyak jumlahnya, kita harus menggunakan disiplin ilmu sosial yang juga lebih dari satu. Dengan demikian, pada pendekatan ini kita gunakan disiplin ilmu sosial yang sesuai dengan jumlah subsistem masalah yang kita analisa dan kita kaji, disebut pendekatan interdisipliner. Mengingat pendekatan sistem yang sekaligus juga pendekatan interdisipliner yang menggunakan disiplin akademis yang jamak. Pendekatan ini dapat pula disebut sebagai pendekatan multidisipliner. Jadi, pendekatannya pada hakekatnya sama. Ditinjau dari hakekatnya,pendekatan tadi tidak asing bagi manusia, karena berdasarkan cara berfikir manusia yang multidimensional dalam mengevaluasi suatu gejala atau masalah.

12. Ruang Lingkup Psikologi Sosial

Berdasarkan pengertian psikologi sosial di atas, maka Shaw & Constanzo membagi ruang lingkup Psikologi Sosial dalam 3 wilayah studi, yaitu:

a. Studi tentang pengaruh sosial terhadap proses individu, misalnya: studi tentang persepsi, motivasi proses belajar, atribusi (sifat).

b. Studi tentang proses-proses individual bersama, seperti bahasa, sikap sosial, perilaku meniru (imitasi), dan lainnya.

c. Studi tentang interaksi kelompok, misalnya kepemimpinan, komunikasi hubungan kekuasaan, kerjasama, persaingan, dan konflik.

(23)

masalah pokok yang dipelajari adalah pengaruh sosial atau perangsang sosial. Hal ini terjadi karena pengaruh sosial inilah yang mempengaruhi tingkah laku individu. Berdasarkan inilah Psikologi Sosial membatasi diri dengan mempelajari dan menyelidiki tingkah laku individu dalam hubungannya dengan situasi perangsang sosial (Ahmadi, 2005)

Sebagaimana ilmu-ilmu yang lain, psikologi sosial bertujuan untuk mengerti suatu gejala atau fenomena. Dengan mengerti suatu fenomena, kita dapat membuat peramalan-peramalan tentang kapan akan terjadinya fenomena tersebut dan bagaimana hal itu akan terjadi. Selanjutnya, dengan pengertian dan kemampuan peramalan itu, kita dapat mengendalikan fenomena itu sampai batas-batas tertentu. Inilah sebetulnya tujuan dari ilmu, termasuk psikologi sosial.

13. Psikologi Agama dan Cabang-Cabangnya a. Psikologi Agama

Para ilmuwan (Barat) mengganggap filsafat sebagai induk dari segala ilmu.Sebab filsafat merupakakn tempat berpijak kegiatan keilmuwan.Dengan demikian psikologi termasuk ilmu cabang dari filsafat.Dalam kaitan ini, psikologi agama dan cabang psikologi lainnya tergolong disiplin ilmu ranting dari filsafat.

Psikologi secara umum mempelajari gejala-gejala kejiwaan manusia yang berkaitan dengan pikiran (cognisi), perasaan (emotion), dan kehendak (conasi).Dengan demikian ketiga gejala pokok tersebut dapat diamati melalui sikap dan perilaku manusia. Gejala jiwa yang melatarbelakangi aktivitas, sikap dan tingkah laku anak-anak berbeda dengan anak-anak remaja, serta juga terdapat perbedaan antara remaja dengan orang dewasa maupun dengan orang yang sudah lanjut usia. Kenyataan ini mendorong para ahli psikologi untuk mengembangkan cabang-cabang psikologi yang dapat digunakan untuk mempelajari gejala-gejala jiwa manusia pada tingkat usia tertentu. Dari sini timbullah ilmu-ilmu cabang psikologi seperti psikologi sepeerti psikologi anak, psikologi remaja, psikologi orang tua.

(24)

Pengertian Psikologi Agama

Thouless berpendapat bahwa sikologi agama adalah cabang dari psikologi yang bertujuan mengembangkan pemahaman terhadap perilaku keagamaan dengan mengaplikasikan prinsip-prinsip psikologi yang dipungut dari kajian terhadap perilaku bukan keagamaan.

Menurut Prof. Dr. Zakiah Daradjat, psikologi agama meneliti dan menelaah kehidupan beragama pada seseorang dan mempelajari berapa besar pengaruh keyakinan agama itu dalam sikap dan tingkah laku serta keadaan hidup pada umumnya. Disamping itu, psikologi agama juga mempelajari pertumbuhan dan perkembangan jiwa agama pada seseorang, serta faktor-faktor yang mempengaruhi keyakinan tersebut.

Psikologi agama dengan demikian merupakan cabang psikologi yang meneliti dan mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungan dengan pengaruh keyakinan terhadap agama yang dianutnya serta dalam kaitannya dengan perkembangan usia masing-masing. Upaya untuk mempelajari tingkah laku keagamaan tersebut dilakukan melalui pendekatan psikologi.

a. Psikologi Perkembangan

Psikologi perkembangan mempelajari perkembangan manusia mulai dari prenatal atau sebelum kelahiran hingga kematian. Terdapat tiga spesifikasi khusus dalam psikologi perkembangan yaitu psikologi anak, psikologi dewasa dan psikologi lanjut. Psikologi anak secara spesifik mempelajari perkembangan mulai dari prenatal hingga remaja.

Hal-hal yang dipelajari secara lebih terperinci pada psikologi anak antara lain dampak pada masa prenatal, perkembangan fisik, motorik dan persepsi, perkembangan bahasa dan inteligensi anak. Dan juga terdapat perkembangan emosi anak, perkembangan sosial, kognitif dan moral anak, perkembangan remaja serta proses biologis, perkembangan fisik, seksualitas remaja, moral, sosial dan kognitif remaja. Pada perkembangan anak, terutama dalam ranah remaja, juga dipelajari mengenai perkembangan dan identitas diri serta gender remaja.

(25)

membahas mengenai hubungan individu dengan lingkungannya, perkembangan inteligensi, kepribadian, kemampuan kognitif .

b. Psikologi Sosial

Psikologi sosial mempelajari tingkah laku manusia dalam kaitannya dengan lingkungan. Studi dalam psikologi sosial terdiri dari pengaruh sosial, proses bersama individu, serta interaksi kelompok. Dampak dan pengaruh sosial terhadap tingkah laku individu juga dipelajari dalam studi psikologi sosial. kemudian, psikologi sosial memiliki cakupan yang sangat luas dalam berbagai disiplin ilmu.

Bahkan, psikologi sosial juga diaplikasikan dalam industri dan berbagai disiplin. Sering kali orang tidak sadar telah menggunakan prinsip psikologi sosial dalam kehidupan sehari-hari, seperti mengendalikan kelompok dan bagaimana pendapat seseorang berpengaruh terhadap oranglain. Psikologi sosial juga membahas mengenai pengaruh budaya terhadap manusia.

c. Psikologi Kepribadian

Cabang psikologi yang ketiga adalah mengenai kepribadian. Psikologi kepribadian, sesuai dengan namanya mempelajari yaitu mengenai kepribadian manusia. Lebih jelasnya, psikologi kepribadian mempelajari tingkah laku manusia sesuai dengan lingkungannya. Psikologi kepribadian telah lama diuraikan oleh beberapa pakar namun kurang memiliki nilai ilmiah. Hal yang dipelajari mencakup astrologi, chirologi, grafologi, phisiognomi, phrenologi dan onychologi.

Psikologi kepribadian, kemudian berkembang dan teori mengenai kepribadian berbeda dari tiap ahli. Beberapa ahli yang populer mengenai teori yang digunakan dalam penyelidikan kepribadian antara lain teori kepribadian Ludwig Klages, Teori Psiko-analisa Sigmund Freud, teori Adler, teori Individu Allport, teori psikologi medan Kurt Lewin dan teori psikologi self Carl Rogers.

d. Psikologi Tipologi

(26)

Kemudian, berbagai tipologi selanjutnya muncul dengan berbagai dasar seperti tipologi berdasar konstitusi (tipologi mahzab italia, mahzab perancis, tipologi Kretschmer dan teori W.H. Sheldon), tipologi berdasarkan temperamen (tipologi kant, tipoloi J. Bahsen, teori E. Meumann, tipologi heymans dan teori kepribadian G. Ewald) dan tipologi berdasarkan nilai kebudayaan berdasarkan teori Edward Spranger.

e. Psikologi Psikopatologi

Psikologi psikopatologi merupakan cabang dari ilmu psikologi yang berfokus menyelidiki berbagai gangguan mental serta gejala abnormal lainnya. pendidikan. Psikologi pendidikan juga mempelajari mengenai sistem pendidikan dan pengaruhnya bagi individu. Proses individu belajar dan berkembang dan efektivitas intervensi pendidikan juga dibahas dalam psikologi pendidikan.

Psikologi pendidikan juga membahas mengenai sub kelompok anak tertentu seperti anak berbakat dan anak dengan kebutuhan khusus. Psikologi pendidikan mempelajari proses, faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia dimana psikologi pendidikan bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan efisiensi dalam dunia pendidikan.

g. Psikologi Perusahaan

Psikologi perusahaan cabang ilmu psikologi yang aplikasinya digunakan di perusahaan atau tempat kerja. Psikologi perusahaan meliputi hubungan antara karyawan, perilaku manajemen dan kinerja perusahaan yang dibahas dalam perspektif psikologi. Psikologi perusahaan seringkali dissebut juga sebagai psikologi industri dan organisasi.

h. Psikologi Industri dan Organisasi

(27)

industri biasanya digabung dengan psikologi organisasi. Kedua istilah ini tidak didefinisikan secara terpisah namun menjadi satu bagian di psikologi industri dan organisasi.

Psikologi industri dan organisasi didefinisikan sebagai salah satu cabang psikologi yang berfokus dalam tingkah laku individu dalam aturan kerja. Prinsip psikologi diterapkan dalam aturan perilaku kerja dan digunakan untuk mengubah perilaku jika diperlukan. Kemudian, Psikologi industri dan organisasi meliputi perilaku individu saat bekerja, perilaku yang nampak dan tidak nampak.

Dan juga, praktek dalam psikologi industri dan organisasi bukan hanya dimanfaatkan untuk individu, namun juga untuk organisasinya. Psikologi industri dan organisasi menangani beberapa hal antara lain hubungan antara individu dengan individu, masalah pribadi individu misalkan stres kerja, hubungan individu dengan kelompok dan hubungan individu dengan obyek misalkan alat atau fasilitas.

i. Psikologi Organisasi

Organisasi merupakan sekelompok orang yang memiliki tujuan bersama yang ingin dicapai. Tujuan ini biasanya tidak dapat dicapai oleh individu perorangan. Psikologi organisasi melihat tingkah laku dan hubungan individu dalam organisasinya terutama dalam dunia kerja.

Ada banyak prospek kerja psikologi organisasi seperti menjadi konsultan psikologi organisasi, bekerja sebagai bagian hrd perusahaan. Namun, pada umumnya perusahaan perusahaan menengah ke atas / besar yang membutuhkan bagian ini. Di samping itu psikologi organisasi ini juga tidak hanya diperusahaan, di pemerintahaan pun sebenarnya sangat di butuhkan.

j. Psikologi Kriminal

Psikologi kriminal berfokus untuk mempelajari masalah yang berhubungan dengan kejahatan. Psikologi kriminal lebih populer disebut sebagai psikologi forensik. Menurut Wrightsman, psikologi forensik merupakan salah satu bidang kajian psikologi yang bertujuan dalam membantu proses peradilan hukum.

(28)

peradilan. Psikologi forensik di Indonesia lebih banyak dikenal dalam pelayanan advesorial dalam proses investigasi dan peradilan. Pada prakteknya, psikolog forensik memiliki banyak peran mulai dari konsultan, mediator, konsultasi di persidangan, psikolog lembaga masyarakat dan peneliti kajian intervensi.

k. Psikologi Komunikasi dan Media

Psikologi komunikasi dan media merupakan salah satu cabang psikologi yang mempelajari mengenai proses penyampaian energi dari alat indera ke otak, proses menerima dan mengolah informasi dan bagaiman pengaruhnya dalam diri individu.

Psikologi komunikasi bertujuan untuk menghasilkan proses komunikasi yang efektif dimana komunikasi yang efektif penting dalam memunculkan pengertian, kesenangan, hubungan sosial, tindakan serta perubahan sikap. Prospek kerja psikologi komunikasi dan media ini umumnya banyak berhubungan dengan politikus dan public figure.

l. Psikologi Abnormal

Psikologi abnormal berfokus pada pemahaman terhadap konsep abnormalitas psikologi. Psikologi abnormal juga mempelajari klasifikasi dan kategori gangguan mental serta penyusunan diagnosa klinis. Perilaku individu dikatakan abnormal jika menyimpang dari standar perkembangan secara umum, menyimpang dan norma budaya individu terkait serta berbahaya bagi oranglain maupun bagi diri sendiri.

Pada umumnya banyak profesi yang dapat berhubungan dengan salah satu cabang ilmu psikologi ini, seperti psikiater dan profesi lainnya. Psikologi abnormal biasanya diperlukan untuk memahami dan mempelajari berbagai kelainan, terutama dari sisi psikologis individu. Termasuk beberapa diantaranya adalah sangat dibutuhkan di dunia penegakan hukum.

m. Psikologi Keluarga

(29)

Psikologi keluarga adalah suatu pemahaman terhadap interaksi ataupun pola sosial yang terjadi dalam ruang lingkup keluarga. Sedangkan, Keluarga merupakan suatu kelompok yang di dalamnya terdapat beberapa individu saling memiliki keterkaitan darah satu sama lain. Turun – temurun mulai dari dua, tiga, hingga lebih generasi. Jumlah individu dalam suatu keluarga sangat memberi pengaruh terhadap kualitas berinteraksi satu sama lain. baik antar pribadi, maupun kelompok.

n. Psikologi Konseling

Menurut Division of Counseling Psychology, konseling merupakan suatu proses dalam membantu individu mengatasi hambatan-hambatan perkembangan dirinya dan mencapai perkembangan kemampuan pribadi yang dimilikinya secara optimal, dimana proses ini dapat terjadi setiap waktu. Proses konseling melibatkan interaksi dua arah dari konselor dan klien. Konseling dengan kata lain merupakan proses interaksi untuk membantu individu yang mengalami masalah dengan pendekatan psikologi.

Pada mulanya, konseling hanya dipandang sebagai informasi atau saran, pencetusnya mayoritas berasal dari guru dan advokat sosial. Pada tahun 1900 hingga 1909, muncullah pemimpin dalam perkembangan konseling. Mereka adalah Jesse B Davis, Cliffor Beers dan Frank Parsons. Karya mereka secara khusus memberi pengaruh pada bidang psikiatri dan psikologi klinis. Kemudian, di Indonesia sendiri konseling mulai berkembang didunia pendidikan khususnya sekolah SMA. Namun, saat ini konseling telah banyak diaplikasikan di bidang lain seperti industri hingga keluarga.

o. Psikologi Klinis dan Kesehatan

Menurut American Psychological Association, psikologi klinis merupakan salah satu psikologi terapan. Tujuannya untuk menentukan kapasitas serta karakteristik tingkah laku individu. Kemudian, terdapat metode pengukuran seperti asesmen, analisa dan observasi. Pada umumnya ada beberapa dari profesi yang menekuni bidang ini bekerja atau membuka praktek di rumah sakit.

(30)

menggunakan tes sebagai bagian integral dari pemeriksaan klinis. Baca juga: Antropologi

Lalu ada pula studi ilmu psikologi lainnya, antara lain:

a. Psikologi Komparatif – Psikologi komparatif berfokus pada analisa mengenai perbandingan tingkah laku manusia dengan tingkah laku binatang.

b. Psikologi Differensial – Psikologi differensial berfokus mempelajari perbedaan bentuk tingkah laku dalam berbagai macam aspek.

c. Psikologi Pastoral – Psikologi pastoral berfokus dalam mempelajari cara pengikut suatu agama dan bagaimana pengikut meyakini ajaran agamanya. d. Psikologi Forensik – Psikologi forensik fokus terhadap kegiatan menyelidiki

kematian dan peristiwa kriminal lainnya.

e. Psikologi Cinta – Fokus terhadap bagaimana cinta bekerja pada makhluk hidup di dunia..

f. Psikologi Holistik – Mempelajari tentang manusia secara utuh.

g. Psikologi Eksperimen – Fokus terhadap berbagai percobaan di bidang psikologi.

h. Psikologi Kognitif – Fokus terhadap bagaimana seseorang merespon lingkungannya.

i. Psikologi Diagnostik – Fokus terhadap bagaimana karakter individu. Baik di lihat dari kelebihan dan kekurangannya.

j. Psikologi Remaja – Membahas semua tentang apa yang terjadi dengan remaja dari sisi psikologi.

k. Psikologi Anak – Fokus terhadap tumbuh kembang anak baik fisik maupun psikis.

l. Psikologi Faal – Mempelajari tentang cara kerja sistem syaraf dalam otak. m. Psikologi Keperawatan – Psikologi yang mempelajari tentang keilmuan

medis dari sisi kesehatan.

n. Psikologi Olahraga – Fokus tentang seluk beluk olahraga mulai dari psikologi atlit dan pelatih.

o. Psikologi Warna – Mempelajari tentang berbagai warna dan auranya.

p. Psikologi Sastra – Fokus tentang emosi baik sang penulis atau pembaca tertuang dalam kata – kata.

(31)

r. Psikologi Kepemimpinan – Fokus terhadap gaya perilaku kepemimpinan. s. Psikologi Lingkungan– Mempelajari bagaimana kognisi, afeksi, dan konasi

mempengaruhi lingkungan.

t. Psikologi Kerekayasaan – Fokus terhadap hubungan antar manusia dengan teknologi.

14. Manfaat Psikologi Sosial

a. Hadirnya keilmuan psikologi sosial ditujukan untuk memberikan manfaat terhadap perubahan perilaku manusia dalam kehidupan bersosial. Dan juga meningkatkan kualitas kehidupan bermasyarakat. Berikut ini adalah manfaat yang didapat dari mempelajari psikologi sosial dan menerapkannya dalam lingkungan bermasyarakat.

b. Memberikan gambaran kepada manusia tentang bagaimana menjalin hubungan yang ideal antar sesama manusia sebagai makhluk sosial.

c. Mencegah terjadinya konflik di antara kehidupan manusia yang disebabkan oleh ego dari setiap individu dalam hubungannya dengan masyarakat.

d. Memberikan solusi ketika konflik muncul di dalam kelompok masyarakat. Dengan psikologi sosial, manusia bisa memahami karakter suatu masyarakat sehingga mudah untuk menemukan solusi dari konflik yang tengah terjadi dalam masyarakat.

(32)

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan dalam karya tulis berjudul “Sejarah Psikologi Sosial Beserta Ruang Lingkup dan Cabangnya “ dapat disimpulkan sebagai berikut :

Psikologi sosial sebagai ilmu yang merupakan cabang ilmu pengetahuan psikologi pada umumnya. Ilmu tersebut menguraikan tentangkegiatan-kegiatan manusia dalam hubungannya dengan situasi-situasi sosial, seperti situasi kelompok, situasi massa dan sebagainya termasuk di dalamnya interaksi antara orang dan hasil kebudayanya. lmu tersebut menguraikan tentang kegiatan-kegiatan manusia dalam hubungannya dengan situasi-situasi sosial, seperti situasi kelompok, situasi massa dan sebagainya. Dalam kehidupan sehari-hari, hubungan diantara manusia tersebut ternyata tidak selamanya berjalan lancar. Adakalanya muncul kesalah pahaman, perselisihan, pertengkaran, permusuhan, bahkan peperangan. Disitulah Psikologi Sosial akan berperan dalam menghadapi permasalahn-permasalahan tersebut.

Sebagaimana ilmu-ilmu yang lain, psikologi sosial bertujuan untuk mengerti suatu gejala atau fenomena. Dengan mengerti suatu fenomena, kita dapat membuat peramalan-peramalan tentang kapan akan terjadinya fenomena tersebut dan bagaimana hal itu akan terjadi. Selanjutnya, dengan pengertian dan kemampuan peramalan itu, kita dapat mengendalikan fenomena itu sampai batas-batas tertentu. Inilah sebetulnya tujuan dari ilmu, termasuk psikologi sosial.

B. Saran

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, abu. 2007, psikologi sosial, Jakarta: rineka cipta

Dyakisni, tri & hudaniah. 2009, psikologi sosial, malang: umm press

Sarwono, sarlito wirawan. 2006, teori-teori psikologi sosial, Jakarta: rajawali pers Wirawan, Sarlito. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika

Wirawan, Sarlito. 2006. Teori-Teori Psikologi Sosial.Jakarta: Raja Grafindo Persada. Baron & Byrne.1994. Psikologi Sosial

Gerungan, W. A. 2010. Psikologi Sosial. Bandung (Edisi Revisi III): PT. Refika Aditama. Hanurawan, Fattah. 2010. Psikologi Sosial Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Referensi

Dokumen terkait

holoselulosa dan α -selulosa bagas oleh ketiga jamur dengan tiga media kultur awal yang berbeda. commit

(2010).Changing Model of Nursing Care from Individual Patient Allocation to Team Nursing in the Acute Inpatient Environment... Team Supervision in Multidisciplinary

Diduga terjadi korelasi yang tinggi antara karakteristik-karakteristik tenaga kerja, sehingga analisis hubungan antara karakteristik tenaga kerja terhadap produksi tanaman

bibit pensdduhai/pdeend, dun seleksi bibil. Sul ini, p€nulaE kulu lal te lmme inatrg dilalarkan pada. set teeald kesmbi bm'mnr

• Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) memiliki potensi biomassa dari limbah hasil pengolahan subsektor perkebunan, kehutanan, dan pertanian yang dapat diubah menjadi energi listrik

[r]

Therefore, we can conclude that reallotmet activities through comparing areas, reshaping into a rectangle could support students understanding of the concept of

Oleh karena perbuatan zina adalah termasuk dalam ranah hukum publik, maka dalam pemeriksaan perkara kebenaran yang dicari adalah kebenaran materiil, sehingga karena hal