• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Makalah Dan Psikologi Pendidikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tugas Makalah Dan Psikologi Pendidikan"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang membahas mengenai “Pengaruh Lingkungan Pendidikan Madrasah Terhadap Psikologi Remaja di MA Al-Washliyah 12 Perbaungan.”. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas akhir semester mata pelajaran sosiologi. Penulis memberikan suatu pemahaman yang berguna untuk pembaca. Serta mengembangkan minat untuk mempelajarinya.

Harapan penulis semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi siswa/i MA Al-Washliyah 12 Perbaungan, yang mudah-mudahan berkenan Di hati ibu selaku guru pembimbing mata pelajaran sosiologi. Penulis menyadadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna maka dari itu penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dan kekurangan dalam pembuatan makalah ini.

(2)
(3)

PENGESAHAN

Perbaungan, 12 Desember 2016 Hal : Paper NUR KHOLIDA

Lamp :

-Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan hormat,

Setelah membaca, meneliti dan memberikan saran-saran perbaikan terhadap paper Nur kholida yang berjudul “Pengaruh Lingkungan Pendidikan Madrasah Terhadap Psikologi Remaja di MA Al-Washliyah 12 Perbaungan.”, maka kami berpendapat bahwa paper ini sudah dapat diterima untuk disahkan dalam pemenuhan tugas bidang study sosiologi / Madrasah Aliyah Al-Washliyah 12 Perbaungan.

Demikianlah kami sampaikan, semoga paper ini dapat bermanfaat bagi peserta didik lainnya, agama, nusa dan bangsa serta atas kerjasama yang baik dengan ucapan terimakasih.

Wassalam

Mengetahui Guru

pembimbing

(4)
(5)
(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... PENGESAHAN... ABSTRAK... DAFTAR ISI... BAB I

- PENDAHULUAN... 1.1.Latar Belakang...

1.2. Penegasan Istilah... 1.3 Rumusan Masalah... 1.4 Tujuan dan Manfaat Masalah... BAB II

- LANDASAN TEORITIS... 2.1 Pengertian psikologi pendidikan... 2.2 Ruang lingkup psikologi pendidikan... 2.3 Sejarah perkembangan psikologi pendidikan... 2.4 Aliran-aliran psikologi pendidikan... 2.5 Metode metode psikologi pendidikan... 2.6 Hubungan psikologi pendidikan dengan konseling pendidikan BAB III

(7)

3.3 Sumber data... 3.4 Teknik Pengambilan sampel... 3.5 Metode Penelitian Dan Analisis Data... 3.6 Alat Pengumpulan Data... BAB IV

-PEMBAHASAN ANALISIS DATA... 4.1 Persentase Pertanyaan... 4.2 Tabulasi Data X (Bebas)...

4.3 Tabulasi Data Y (Terikat)... 4.4 Tabulasi Data Variabel (X,Y)... 4.5 Koefsien Korelasi... 4.6 Sistematika Pembahasan... 4.7 Quisioner... BAB V

-PENUTUP... 5.1 Kesimpulan... 5.2 Kritik dan Saran... DAFTAR PUSTAKA...

BAB I

(8)

1.1. Latar belakang

Psikologi pendidikan adalah studi yang sistematis terhadap proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan. Sedangkan pendidikan adalah proses pertumbuhan yang berlangsung melalui tindakan-tindakan belajar. Adanya kaitan yang sangat kuat antara psikologi pendidikan dengan tindakan belajar.Karena itu, tidak mengherankan apabila beberapa ahli psikologi pendidikan menyebutkan bahwa lapangan utama studi psikologi pendidikan adalah soal belajar. Dengan kata lain, psikologi pendidikan memusatkan perhatian pada persoalan-persoalan yang berkenaan dengan proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan belajar.

Untuk memperjelas pertimbangan-pertimbangan psikologi pendidikan yang melibatkan peserta didik ,berikut ini diketengahkan uraian tentang pengertian epsikologi pendidikan dan ruang lingkup pskikologi pendidikan,perkembangan psikologi pendidikan,aliran-aliran psikologi pendidikan,metode-metode psikologi pendidikan dan hubungan psikologi pendidikan dengan bimbingan konseling.

1.2. Penegasan Istilah

Pengaruh lingkungan sekolah terhadap psikologi remaja dalam pendidikan, dapat diuraikan beberapa istilah yang ada di

dalamnya sebagai berikut:

Pengaruh : Daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang.

(9)

Psikologi : Ilmu yang berkaitan dengan proses mental baik normal maupun abnormal dan pengaruhnya pada perilaku, ilmu pengetahuan tentang gejala dan kegiatan jiwa.

Pendidikan : Suatu proses, suatu aktivitas, dan suatu

rangsang yang diarahkan kepada memprodusir perubahan-perubahan tingkah laku dari seseorang yang diinginkan sesuai dengan tujuan-tujuan yang diinginkan.

Remaja : Mulai dewasa sudah sampai umur sekitar 13-18 tahun.

1.3. Rumusan Masalah

a) Apa defnisi dari psikologi pendidikan?

b) Bagaimana sejarah perkembangan psikologi pendidikan? c) Apa saja aliran-aliran psikologi pendidikan?

d) Apa saja metode-metode psikologi pendidikan ? e) Bagaimana hubungan psikologi pendidikan dengan bimbingan konseling ?

1.4. Tujuan dan Manfaat

Penulisan makalah ini memiliki tujuan : a) defnisi psikologi pendidikan

b) Memahami sejarah perkembangan psikologi pendidikan c) Memahami aliran-aliran psikologi pendidikan

d) Memahami metode-metode psikologi pendidikan e) Memahami hubungan psikologi pendidikan dengan bimbingan konseling

Penulisan makalah ini memiliki manfaat :

(10)

b) Untuk Penerapan Prinsip-prinsip Belajar Mengajar

BAB II

LANDASAN TEORITIS 2.1 Pengertian Psikologi Pendidikan

Psikologi pendidikan merupakan bagian dari psikologi yaitu psikologi yang menghubungkan tingkah laku individu dan pendidikan .psikologi pendidikan selain mempelajari tingkah laku individu yang khusus terdapat pada situasi pendidikan,psikologi ini juga mempelajari segi-segi perbedaan individual dalam bertingkahlaku dalam situasi pendidikan serta berupaya untuk mencari cara untuk mengatasi perbedaan-perbedaan tersebut sehingga psikologi ini dapat diterapkan secara efektifdalam bidang pendidikan .

Menurut Lesrer D Crow and alice crow Psykologi is the sciense of psychology concern with the learning experience of on individual thorought his live . Dengan demikian psikologi pendidikan dapat didefnisikan sebagai psikologi yang menerapakan dan mengembangkan prinisp-prinsip ,teori teori dan teknik-tehnik yang berkaitan dengan pelaksanaan belajar mengajar yang memadai sehingga guru dapat membantu dan mengarahkan perkembangan murid-muridnya kearah sasaran yang tepat dan yang maksimal.

2.2. Ruang Lingkup psikologi pendidikan

(11)

b) Belajar, jenis dan prosesnya termasuk prinsip-prinsip dan faktor yang mempengaruhi efesiennya

c) Mengajar dan prisip-prinsipnya serta kondisi dan situasinya yang dapat mendatangkan efesiensi dan efektiftas belajar dalam rangaka mengembangkan potensi-potensi anak didik secara

maksimal.

2.3 Sejarah Singkat Perkembangan Psikologi Pendidikan Sebelum lahir sebagai ilmu yang berdiri sendiri, psikologi sangat kental dipengaruhi oleh flsafat dan ilmu pengetahuan alam.Psikologi pada saat dipengaruhi oleh flsafat, seperti Rane Descartes memandang manusia sebagai mempunyai dua unsur yang tidak dapat dipisahkan, yaitu “jiwa dan raga”.Hubungan antara jiwa dan raga saling mempengaruhi sebab adanya kelenjar pinealis yang terdapat dalam otak.Namun, pada saat psikologi berada di bawah pengaruhi ilmu pengetahuan alam, psikologi diterangkan secara kausal, dan psikologi dihubungkan dengan fsiologi.

Psikologi mulai menampakkan perkembangan dan kemajuan yang agak pesat ketika awal abad XIX.Pada waktu itu, banyak ahli yang aktif melakukan penelitian dibidang fsika, fsiologi dan kimia yang dihubungkan dengan reaksi-reaksi manusia pada kondisi tertentu.Perkembangan psikologi yang modern ketika itu sangat erat kaitannya dengan eksperimen-eksperimen yang berhubungan dengan pengalaman-pengalaman inderawi (sensasi).

(12)

karena itu, beliau mendefenisikan psikologi sebagai “ilmu yang mempelajari tentang pengalaman sadar” (the scienceof conscious experience).

Wundt dalam eksperimennya menyelidiki tiga masalah utama yang menjadi pusat perhatiannya, yaitu :

1) Proses kesadaran serta unsur-unsur yang membentuknya, 2) Cara unsur-unsur itu saling berhubungan dan,

3) Menentukan hokum atau aturan dari hubungan unsur – unsur tersebut (Nana Sudjana, 1991).

(13)

dan daya-daya jiwa. Adapun Frobel Menyatakan bahwa tujuan pendidikan adalah terwujudnya kepribadian melalui perkembangan sendiri, akativitas dan kerja sama social dengan semboyan “belajar sambil bekerja”. Herbart bahkan telah menyusun pola rangkaian cara menyampaikan bahan pelajaran, berturut-turut: persiapan, penyajian, asosiasi, generalisasi dan aplikasi. Tentu saja sifat dan luasnya usaha yang mereka hasilkan dan sumbangkan sesuai dengan zamannya, yaitu bahwa psikologi sebenarnya pada zaman itu belum berdiri sebagai ilmu pengetahuan yang otonom.

(14)

antara para ahli yang mengambil bagian dalam revisi-revisi itu misalnya : Stern, Terman, Merril dan sebaagainya.

Perlu juga diketahui, bahwa laboratorium ciptaan Wundt di Leipzig juga tidak hanya melakukan aktivitas penelitian yang bersifat “psikologi umum”, melainkan juga memegang peranan dalam psikologi pendidikan.Banyak orang Amerika yang belajar di Leipzig kepada Wundt.Akibatnya setelah mereka mengembangkan psikologi itu di negaranya, termasuk psikologi pendidikan.Terkenallah psikologi pendidikan di Amerika misalnya Charles H. Judd, E.L. Thorndike, B.F. Skinner dan sebagainya.Orang-orang ini sangat besar pengaruhnya terhadap pendidikan di Amerika Serikat. Terutama E.L. Thorndike, sehingga ia dipandang sebagai Bapak Psikologi Pendidikan di Amerika Serikat. Menurut seorang pakar psikiatri dan psikologi Amerika Serikat yang bernama Perry London, yang telah meneliti tentang penggunaan jasa psikologi di Amerika Serikat, yang menggunakan jasa psikologi bagi lapangan-lapangan tertentu adalah : 25% merupakan para pendidik, 25% ahli psikologi klinis dan konsultan, 16% merupakan para peneliti psikologi sendiri, sedang yang 34% tersebar pada lapangan atau pakar yang lain. 2.4. Aliran-Aliran psikologi pendidikan

a. Nativisme

(15)

dengan bakat yang dibawa tidak akan berguna bagi perkembangan anak itu sendiri.

Pandangan itu tidak menyimpang dari kenyataan. Misalnya, anak mirip orangtuanya secara fsik dan akan mewarisi sifat dan bakat orangtua, yang artinya pengakuan tentang adanya daya asli yang telah terbentuk sejak manusia lahir ke dunia, yaitu daya-daya psikologis dan fsiologis yang bersifat herediter, serta kemampuan dasar lainnya yang kapasitasnya berbeda dalam diri tiap manusia. Ada yang tumbuh dan berkembang sampai pada titik maksimal kemampuannya, dan ada pula yang hanya sampai pada titik tertentu. Misalnya, seorang anak yang berasal dari orangtua yang ahli seni musik, akan berkembang menjadi seniman musik yang mungkin melebihi kemampuan orangtuanya, mungkin juga hanya sampai pada setengah kemampuan orangtuanya.

2. Naturalisme

Naturalisme mempunyai pandangan bahwa setiap anak yang lahir di dunia mempunyai pembawaan baik, namun pembawaan tersebut akan menjadi rusak karena pengaruh lingkungan, sehingga aliran Naturalisme sering disebut Negativisme.

Naturalisme memiliki tiga prinsip tentang proses pembelajaran (M. Arifn dan Aminuddin R., 1992: 9), yaitu:

(16)

dan sugesti dari pendidik.Tanggung jawab belajar terletak pada diri anak didik sendiri.

c. Program pendidikan di sekolah harus disesuaikan dengan minat dan bakat dengan menyediakan lingkungan belajar yang berorientasi kepada pola belajar anak didik. Anak didik secara bebas diberi kesempatan untuk menciptakan lingkungan belajarnya sendiri sesuai dengan minat dan perhatiannya. Dengan demikian, aliran Naturalisme menitikberatkan pada strategi pembelajaran yang bersifat paedosentris; artinya, faktor kemampuan individu anak didik menjadi pusat kegiatan proses belajar-mengajar secara mandiri.

3. Empirisisme

Anak yang lahir ke dunia seperti kertas putih yang bersih. Kertas putih akan mempunyai corak dan tulisan yang digores oleh lingkungan. Faktor bawaan dari orangtua (faktor keturunan) tidak dipentingkan.Pengalaman diperoleh anak melalui hubungan dengan lingkungan (sosial, alam, dan budaya).Pengaruh empiris yang diperoleh dari lingkungan berpengaruh besar terhadap perkembangan anak. Menurut aliran ini, pendidik sebagai faktor luar memegang peranan sangat penting, sebab pendidik menyediakan lingkungan pendidikan bagi anak, dan anak akan menerima pendidikan sebagai pengalaman. Pengalaman tersebut akan membentuk tingkah laku, sikap, serta watak anak sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan.

(17)

4. Interaksionisme

Manusia lahir di dunia ini telah memiliki bakat baik dan buruk, sedangkan perkembangan manusia selanjutnya akan dipengaruhi oleh lingkungan. Jadi, faktor pembawaan dan lingkungan sama-sama berperan penting. Manusia yang mempunyai pembawaan baik dan didukung oleh lingkungan pendidikan yang baik akan menjadi semakin baik. Sedangkan bakat yang dibawa sejak lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa dukungan lingkungan yang sesuai bagi perkembangan bakat itu sendiri. Sebaliknya, lingkungan yang baik tidak dapat menghasilkan perkembangan anak secara optimal jika tidak didukung oleh bakat baik yang dibawa anak.Dengan demikian, menganggap bahwa mendidik sangat bergantung dan sangat perlu pada faktor pembawaan atau bakat dan lingkungan.

5. Mengapa manusia perlu dididik.

Menurut John Locke (1632-1704) mengajarkan bahwa

perkembangan pribadi ditentukan oleh faktor-faktor lingkungan, terutama pendidikan.yang berkesimpulan bahwa tiap individu lahir sebagai kertas putih, dan lingkungan itulah yang “menulisi” kertas putih itu. Maka Manusia perlu dididik karena manusia ditentukan oleh lingkungannya yang mempengaruhi manusia itu sendiri, sejak ia lahir sampai ke liang lahat. Maka lingkungan akan sangat berpengaruh terhadap proses pendidikan anak.

6. Mengapa pendidik harus berwibawa.

Sudah seharusnya setiap orang mengakui bahwa dirinya

adalah seorang guru/pendidik, yang harus memiliki jiwa pendidik yang mendarah daging.Artinya, nilai-nilai pendidikan tidak

(18)

pembelajaran atau mendidik peserta didik yang dapat

mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya.Pendidik sering dianggap sebagai sosok yang memiliki kepribadian ideal.Oleh karena itu, pribadi pendidik sering dianggap sebagai model atau panutan (yang harus digugu dan ditiru).Di antaranya kepribadian pendidik yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa,

menjadi teladan bagi peserta didik, berakhlak mulia, dan bersikap demokratis dan terbuka terhadap pembaruan dan kritik.

7. Mengapa keluarga disebut lingkungan yang pertama dan utama.

Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama dialamai oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati, keluarga/orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik. Disinilah proses pendidikan berawal, keluarga/orang tua adalah guru pertama dan utama bagi anak. Orang tua adalah guru

agama, bahasa dan sosial pertama bagi anak, kenapa demikian? Karena orang tua adalah orang yang pertama kali mengajarkan anak berbahasa dengan mengajari anak mengucapkan kata ayah, ibu, nenek, kakek dan anggota keluarga lainnya.Orang tua atau keluarga adalah orang yang pertama mengajarkan anak bersosial dengan lingkungan sekitarnya dan mampu mengarahkan,

membimbing dan mengembangkan potensi anak secara

maksimal pada tahun-tahun pertama kelahiran anak dimana anak belum disentuh oleh lingkungan lain, dalam artian anak masih suci.

8. Siapakah sebenarnya yang harus bertanggung jawab terhadap pendidikan anak dikeluarga.

(19)

keluarga yang berfungsi Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak, Menjamin kehidupan emosional anak, Menanamkan dasar pendidikan moral, Memberikan dasar pendidikan sosial-agama dan budaya, memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik.

2.5 Metode-metode psikologi pendidikan a. Metode Experimental

Istilah eksperimen (percobaan) dalam psikologi, dapat diartikan sebagai suatu pengamatan secara teliti terhadap gejala-gejala jiwa yang kita timbulkan dengan sengaja.Hal ini dimaksudkan untuk menguji hipotesa pembuat eksperimen tentang reaksi-reaksi individu atau kelompok dalam situasi tertentu atau di bawah kondisi tertentu.Jadi, tujuan metode eksperimen adalah untuk mengetahui sifat-sifat umum dalam gejala

kejiwaan.Misalnya mengenai pikiran, perasaan, kemauan, ingatan, dan lain sebagainya. (Shalahuddin,1990:23)

Kelebihan metode eksperimen adalah dapat melakukan pengontrolan secara ketat terhadap faktor-faktor/variabel-variabel yang diperkirakan dapat “mencemari dan mengotori” hasil penelitian. Metode ini menggunakan suatu prosedur

(20)

Adanya langkah-langkah sistematik seperti langkah-langkah penelitian ilmiah:

• Ada masalah (problem)

• Kumpulan konsep/teori yang sesuai problem • Alternatif jawaban/hipotesis

• Di uji secara empiris sesuai dengan data lapangan

• kesimpulan dan generalisasi. (Prabowo & Puspitasari dalam Gunadarma,2002:12)

Menurut Robert E. Slavin dalam buku Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik, metode eksperimen dibagi menjadi dua, yaitu

metode eksperimen laboratorium dan eksperimen lapangan yang diacak (Slavin,2008:21)

b. Metode Questionare

Metode ini adalah suatu rangkaian pertanyaan yang

berhubungan dengan topik-topik psikologis, sosial, pendidikan, dan lain sebagainya yang ditunjukkan atau diberikan kepada suatu kelompok individu, dengan objek untuk memperoleh data dengan memperhatikan masalah-masalah tertentu yang kadang-kadang juga dipakai untuk tujuan-tujuan diagnostik atau untuk menilai ciri-ciri kepribadian.

Adapun keistimewaan metode ini antara lain adalah: • Tidak terlalu memakan biaya.

(21)

Adapun kelemahannya antara lain terletak pada kebenara jawaban yang kadang-kadang menyangsikan.

(Shalahuddin,1990:25) c. Metode Klinis

Menurut James Drawer dalam kamus “The Penguin Dictionary of Psychology”, istilah “clinic” dapat diartikan sebagai tempat

diagnosa dan pengobatan berbagai gangguan, fsik,

perkembangan atau kelakuan.Dengan demikian metode klinis ialah jenis metode dalam psikologi yang berusaha menyelidiki sejumlah individu yang memiliki kelainan-kelainan secara teliti dan intensif serta dalam batas waktu yang lama.

(Shalahuddin,1990:25)

Ada beberapa macam cara dalam metode klinis yang digunakan untuk menyelesaikan masalah:

• Studi kasus klinis: digunakan untuk menyelesaikan masalah disamping kesukaran belajar, gangguan emosional, juga untuk masalah kenakalan remaja.

• Studi kasus perkembangan: digunakan untuk mengetahui bagaimana jalannya perkembangan dari satu aspek ke aspek tertentu. Contohnya bagaimana perkembangan anak umur 6-9 tahun sehingga kita dapat menentukan metode pengajaran

matematika yang tidak menimbulkan terlalu banyak kecemasan. • Cara longitudinal: Penelitian ini dilakukan secara terus

menerus dalam janga waktu tertentu pada subjek yang sama, pada contoh di atas kita mengamati anak tersebut dalam jangka waktu 3 tahun (6-9 tahun).

• Cara cross sectional: Penelitian ini dilakukan dengan cara memakai sampel-sampel yang mengawakili usia anak yang ingin diteliti (misal pada contoh di atas, kita menggunakan sekelompok anak usia 6;00 untuk mengetahui emosi anak usia 6;00,

(22)

6;06, sekelompok anak usia 7;00 untuk mengetahui emosi anak usia 7;00, dan seterusnya sampai akhirnya kita ambil sampel dari sekelompok anak usia 9;00 untuk mengetahui emosi anak usia 9;00. Dari kelompok-kelompok tersebut dapat diambil kesimpulan perkembangan emosi setiap tingkat usia dapat disimpulkan

perkembangan emosi anak usia 6;00 sampai 9;00. Prabowo & Puspitasari dalam Gunadarma,2002:10)

d. Metode Case Study

Metode case study atau study kasus adalah suatu catatan tentang pengalaman seseorang, penyakit yang pernah diderita, pendidikan, lingkungan, perawatan dan pada umumnya juga semua fakta yang relevan untuk masalah-masalah tertentu yang tersangkut dalam suatu kasus medis atau klinik.

Metode ini dapat berhasil dengan baik apabila observasi dan pencatatan-pencatatan data-datanya dilakukan dengan sebaik-baiknya.Adapun yang di observasi dan dicatat adalah data tingkah lakunya bukan interpretasi dari kelakuan tersebut. (Shalahuddin,1990:26)

e. Metode Introspeksi

Merupakan metode penelitian dengan cara melakukan

pengamatan ke dalam diri sendiri yaitu dengan melihat keadaan mental pada waktu tertentu. Metode ini dipakai dan

dikembangkan dalam disiplin psikologi oleh kelompok

strukturaklisme (Wilhem Wundt).Mereka mendefnisikan psikologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang pengalaman-pengalaman sadar individu. Menurut mereka introspeksi dapat dipakai untuk mengetahui proses mental yang sedang berlangsung pada diri seseorang, sebagaimana pikiran, perasaan, motif-motif yang ada pada dirinya pada waktu tertentu. Disini individu mengamati

proses mental, menganalisis, dan kemudian melaporkan perasaan yang ada dalam dirinya. (Prabowo & Puspitasari dalam

(23)

2.6 Hubungan Psikologi Pendidikan Dengan Bimbingan Konseling

Hubungan bimbingan dan konseling dengan pendidikan dan pembelajaran

Dalam proses pembelajaran siswa setiap guru mempunyai keinginan agar semua siswanya dapat memperoleh hasil belajar yang baik dan memuaskan. harapan tersebut seringkali kandas dan tidak terwujut, karena banyak siswa tidak seperti yang diharapkan. maka sering mengalami berbagai macam kesulitan dalam belajr. untuk mengatasi masalah kesulitan belajar maka bimbingan dan konseling dapat memberikan layanan dalam bimbingan belajar, bimbingan sosial, dan bimbingan dalam mengatasi masalah-masalah pribadi.

Bimbingan belajar

Bimbingan ini di maksudkan untuk mengatasi masalah-masalah yang berhubungan dengan kegiatan belajar baik di sekolah maupun diluar sekolah. bimbingan ini antara lain meliputi :

1. cara belajar, baik secara kelompok maupun individual

2. cara bagaimana merencanakan waktu dan kegiatan belajar 3. efesiensi dalam menggunakan buku-buku pelajaran

4. cara mengatasi kesulitan-kesuitan yang berkaitan dengan mata pelajaran tertentu

5. cara, proses dan prosedur tentang mengikuti pelajaran Bimbingan sosial

(24)

dan mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan masalah sosial, sehingga terciptalah suasana belajar mengajar yang kondusif.

(25)

BAB III

A. JENIS-JENIS DAN LOKASI PENELITIAN

Kuantitatif yang berasal dari kualitatif dengan menggunakan teknik ini, data dapat diubah menjadi angka yang dapat mewakili setiap pendapat responden.

B. OBJEK PENELITIAN ATAU POPULASI

Populasi untuk penelitian ini adalah remaja di lingkungan sekolah. Akan tetapi, mengingat heterogen-nya dari populasi 50 orang akan di ambil sampel dari 30 orang remaja di lingkungan sekolah.

C. SUMBER DATA

Dari semua penelitian, sumber data yang diperoleh untuk menyelesaikan tugas penelitian (tugas akhir semester) sosiologi adalah:

- Lingkungan sekolah

- Buku Psikologi Pendidikan

(26)

BAB V PENUTUP

KESIMPULAN

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa psikologi pendidikan merupakan psikologi pendidikan yang berkaitan dengan tujuan dan peraktek di sekolah yang menyebutkan bahwa lapangan utama studi psikologi pendidikan adalah soal belajar. Dengan kata lain, psikologi pendidikan memusatkan perhatian pada persoalan-persoalan yang berkenaan dengan proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

Hambatan adalah segala faktor dari luar yang dapat menghambat kemajuan perusahaan Yang termasuk dalam hambatan adalah :.. Threat (

bibit pensdduhai/pdeend, dun seleksi bibil. Sul ini, p€nulaE kulu lal te lmme inatrg dilalarkan pada. set teeald kesmbi bm'mnr

Lembar penilaian observer memuat isi yang sama dengan lembar peer dan self. assessment (lampiran A.5,

PENGEMBANGAN DUAL CONDITIONED LEARNING MODEL-UTILIZING MULTIMODE TEACHING (DCLM-UMT) UNTUK MENGOPTIMALKAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA DASAR CALON GURU Universitas Pendidikan Indonesia

Therefore, we can conclude that reallotmet activities through comparing areas, reshaping into a rectangle could support students understanding of the concept of

KELOMPOK KERJA 10 BIRO LAYANAN PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH PROVINSI PAPUA TAHUN ANGGARAN 2017 Sehubungan dengan evaluasi penawaran Paket Pekerjaan Pemeliharaan Jalan Duber

Fast food atau makanan cepat saji menjadi makanan yang digemari saat ini, yang kemudian mendorong industri makanan cepat saji begitu cepat tersebar luas di berbagai kota di

Transplantasi adalah pemindahan organ tubuh dari orang sehat atau dari mayat yang organ tubuhnya mempunyai daya hidup dan sehat kepada tubuh orang lain yang memiliki organ tubuh