• Tidak ada hasil yang ditemukan

Psikologi Pendidikan dalam pembelajaran sastra (6)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Psikologi Pendidikan dalam pembelajaran sastra (6)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebagaimana telah disinggung perkembangan dan pertumbuhan psikofisik, banyak hal-hal yang seharusnya dibahas. Penting bagi kita dalam tahap awal pertumbuhan dan perkembangan psikofisik itu sendiri.

Sebagian ahli menganggap perkembangan sebagai proses yang berbeda dari pertumbuhan. Begitu juga sebaliknya. Perkembangan pada prinsipnya merupakan urutan perubahan jasmani dan rohani atau juga disebut dengan psikofisik menuju ke arah yang lebih maju dan sempurna.

Terdapat berbagai persoalan penting dalam perkembangan dan pertumbuhan psikofisik, yaitu: pengertian perkembangan dan pertumbuhan psikofisik, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan psikofisik, hukum dan tugas-tugas perkembangan, karakhteristik perkembangan dan pertumbuhan psikofisik dalam masing-masing periode, beberapa problem perkembangan dalam proses pembelajaran siswa, solusi bagi problem perkembangan dalam proses pembelajaran siswa.

B.

Rumusan Masalah

1. Apa pengertian perkembangan dan pertumbuhan psikofisik?

2. Apa sajakah faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan psikofisik?

3. Apa hukum dan tugas-tugas perkembangan?

4. Bagaimanakah karakhteristik perkembangan dan pertumbuhan psikofisik dalam masing-masing periode?

5. Apa sajakah problem perkembangan dalam proses pembelajaran siswa? 6. Apa solusi bagi problem perkembangan dalam proses pembelajaran

siswa?

C.

TujuanPenulisan

1. Untuk mengetahui dan menjelaskan pengertian perkembangan dan pertumbuhan psikofisik.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan psikofisik.

(2)

4. Untuk mengetahui karakhteristik perkembangan dan pertumbuhan psikofisik dalam masing-masing periode.

5. Untuk mengetahui dan mengidentifikasi problem perkembangan dalam proses pembelajaran siswa.

(3)

II. PEMBAHASAN

A. PengertianPerkembangan dan Pertumbuhan Psikofisik

Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan “kuantitatif” yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis. Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat, dalam perjalanan waktu tertentu. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah) yang herediter dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan.

Hasil pertumbuhan antara lain berwujud bertambahnya ukuran-ukuran kuantitatif badan anak, seperti tinggi, berat, dan kekuatannya. Begitu pula pertumbuhan akan mencakup perubahan yang makin sempurna tentang sistem jaringan saraf dan perubahan-perubahan struktur jaringan lainnya. Dengan demikian, pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses perubahan dan proses pematangan fisik.Perkembangan ada kesamaan dengan pertumbuhan, di antara para psikolog ada yang tidak membedakan antara istilah perkembangan dan pertembuhan, namun ada yang lebih setuju akan istilah pertumbuhan.

Tumbuh adalah berbeda dengan berkembang. Pribadi yang bertumbuh mengandung arti yang berbeda dengan pribadi yang berkembang. Oleh Karena itu, dibedakan antara pertumbuhan dan perkembangan. Dalam pribadi manusia, baik yang jasmaniah maupun yang rohaniah, terdapat dua bagian yang berbeda sebagai kondisi yang menjadikan pribadi manusia berubah menuju kearah kesempurnaan. Adapun dua bagian kondisional pribadi manusia itu meliputi:

1. Bagian material yang kuantitatif.

(4)

Kenyataan itu yang melahirkan perbedaan konsep antara pertumbuhan dan perkembangan.1

B. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Perkembangan dan Pertumbuhan Psikofisik

Secara garis besar perkembangan psikofisik individu itu akan ditentukan oleh dua faktor, yaitu:2

1. Faktor Pembawaan (Endogen)

Faktor endogen ialah faktor yang dibaawa individu sejak dalam kandungan hingga kelahiran. Jadi, faktor endogen adalah faktor pembawaan.3

2. Faktor Keadaan Sekitar atau Lingkungan Sekitar (Eksogen)

Faktor eksogen ialah faktor yang datang dari luar diri individu, merupakan pengalaman-pengalaman, alam sekitar, pendidikan, dan sebagainya yaitu yang sering disebut dengan pengertian milieu.

Pengaruh pendidikan dan pengaruh lingkungan sekitar itu sebenarnya terdapat perbedaan. Pada umumnya pengaruh lingkungan bersifat pasif dalam arti bahwa lingkungan tidak memberikan suatu paksaan kepada individu. Lingkungan memberikan kemungkinan-kemungkinan atau kesempatan-kesempatan kepada individu. Bagaimana individu mengambil manfaat dari kesempatan yang diberikan oleh lingkungan itu tergantung kepada individu yang bersangkutan. Tidak demikian halnya dengan pendidikan. Pendidikan dijalankan dengan penuh kesadaran dan dengan secara sistematis untuk mengembangkan potensi-potensi ataupun bakat-bakat yang ada pada individu sesuai dengan cita-cita atau tujuan pendidikan. Dengan demikian pendidikan bersifat aktif, penuh tanggung jawab dan ingin mengarahkan perkembangan individu ke suatu tujuan tertentu.

1Haryu Islamuddin,Psikologi Pendidikan ,(Yogyakarta: PUSTAKA BELAJAR) 2012, 27-33

2Penulis

(5)

Sekalipun pengaruh lingkungan tidak bersifat memaksa, namun dapat tidak dipungkiri bahwa peranan lingkungan cukup besar dalam perkembangan individu.4

C. Hukum dan Tugas-Tugas Perkembangan

1. Hukum Perkembangan

Perkembangan fisik dan mental disamping dipengrauhi oleh faktor-faktor tersbut diatas, juga perkembangan itu berlangsung menurut hukum-hukum tertentu.

Adapun hukum-hukum perkembangan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Hukum Konvergensi

Hukum Konvergensi ini menekankan kepada pengaruh gabungan antara pembawaaan dan lingkungan.

2. Hukum Mempertahankan dan Mengembangkan Diri.

3. Hukum Masa Peka.

4. Hukum Kesatuan Organis

Yang dimaksud dengan hukum kesatuan organis disini adalah bahwa berkembangnya fungsi fisik maupun mental psikologis pada diri manusia itu tidk berkembang lepas satu sama lainnya tetapi merupakan suatu kesatuan.

5. Hukum Tempo Perkembangan

Hukum tempo ialah bahwa tiap anak mempunyai tempo kecepatan dalam perkembangannya sendiri-sendiri.

6. Hukum Irama Perkembangan.5 2. Tugas-Tugas Perkembangan

Menurut Havighurst, tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan individu pada fase-fase atau periode kehidupan tertentu, dan apabila berhasil mencapainya mereka akan berbahagia, tetapi

4Ibid, 54-55

(6)

sebaliknya apabila mereka gagal akan kecewa dan dicela orang tua atau masyarakat dan perkembangan selanjutnya juga akan mengalami kesulitan.

Adapun yang menjadi sumber dari pada tugas-tugas perkembangan tersebut menurut Havighurst adalah: Kematangan pisik, tuntutan masyarakat atau budaya dan nilai-nilai dan aspirasi individu. Pembagian tugas-tugas perkembangan untuk masing-masing fase dari sejak masa bayi sampai usia lanjut dikemukakan oleh Havighurst sebagai berikut:

a. Masa bayi dan anak-anak

Belajar berjalan,belajar makan makanan padat, belajar berbicara, belajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh, mencapai stabilitas fisiologik, membentuk pengertian sederhana tentang realitas fisik dan sosial, belajar kontak perasaan dengan orang tua, keluarga, dan orang lain, belajar mengetahui mana yang benar dan yang salah serta mengembangkan kata hati.

b. Masa anak sekolah

Belajar ketangkasan fisik untuk bermain, pembentukan sikap yang sehat terhadap diri sendiri sebagai organism yang sedang tumbuh, belajar bergaul yang bersahabat dengan anak-anak sebaya, belajar peranan jenis kelamin, mengembangkan dasar-dasar kecakapan membaca, menulis, dan berhitung, mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan guna keperluan kehidupan sehari-hari, mengembangkan kata hati moralitas dan skala nilai-nilai, belajar membebaskan ketergantungan diri, mengembangkan sikap sehat terhadap kelompok dan lembga-lembaga.

c. Masa remaja

(7)

sosial, mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya, belajar bergaul dengan kelompok anak-anak wanita dan anak-anak laki-laki, perkembangan skala nilai, secara sadar mengembangkan gambaran dunia yang lebih adekwat, persiapan mandiri secara ekonomi, pemilihan dan latihan jabatan, mempersiapkan perkawinan dan keluarga.

d. Masa dewasa awal

Mulai bekerja, memilih pasangan hidup, belajar hidup dengan suami/istri, mulai membentuk keluarga, mengasuh anak, mengelola dan mengemudikan rumah tangga, menerima dan mengambil tanggung jawab warga negara, menemukan kelompok sosial yang menyenangkan.

e. Masa usia madya atau masa dewasa madya

Menerima dan menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik dan fisiologis, menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup sebagai individu, membantu anak-anak remaja belajar menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan berbahagia, mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karir pekerjaan, mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang yang dewasa, mencapai tanggung jawab sosial dan warga negara secara penuh.6

D. Perkembangan dan Pertumbuhan Psikofisik dalam Masing-Masing Periode

Pendapat para Ahli mengenai periodisasi yang bermacam-macam di atas dapat digolongkan dalam tiga bagian, yaitu:

a. Periodisasi yang berdasar biologis. b. Periodisasi yang berdasar psikologis. c. Periodisasi yang berdasar didaktis.

(8)

Pembagian masa-masa perkembangan sekarang ini seperti yang dikemukakan oleh Harvey A. Tilker, PhD dalam “Developmental Psycology to day”(1975) dan Elizabeth B. Hurlock dalam “Developmental Psycology”(1980) tampak sudah lengkap mencakup sepanjang hidup manusia sesuai dengan hakikat perkembangan manusia yang berlangsung sejak konsepsi sampai mati dengan pembagian periodisasinya sebagai berikut:

1) Masa Sebelum lahir (Prenatal Period)

Masa ini berlangsung sejak terjadinya konsepsi atau pertemuan sel bapak-ibu sampai lahir kira-kira 9 bulan 10 hari atau 280 hari. Masa sebelu lahir ini terbagi dalam 3 priode; yaitu:

a) Periode telur/zygote. b) Periode Embrio. c) Periode Janin (fetus). 2) Masa Bayi

Masa bayi baru Lahir (New Born) ini dimulai dari sejak bayi lahir sampai bayi berumur kira-kira 10 atau 15 hari.Sedangkan Masa Bayi setelah lahir (Babyhood) Masa ini dimulai dari umur 2 minggu sampai umur 2 tahun.

3) Masa Kanak-kanak.

(9)

4) Masa Puber (Puberty).

Masa Puber merupakan periode yang tumpang tindih Karena mencakup tahun-tahun akhir masa kanak-kanak dan tahun-tahun awal masa remaja. Yaitu umur11 atau 12 sampai umur 15 atau 16Kriteria yang sering digunakan untuk menentukan permulaan masa puber adalah haid yang pertama kali pada anak perempuan dan basah malam pada anak laki-laki.

Ada empat perubahan tubuh yang utama pada masa puber, yaitu: a. Perubahan besarnya tubuh.

b. Perubahan proporsi tubuh.

c. Pertumbuhan ciri-ciri seks primer. d. Perubahan pada ciri-ciri seks sekunder.

5) Masadewasa (Early Adulthood).

Masa dewasa adalah periode yang paling penting dalam masa khidupan, masa ini dibagi dalam 3 periode yaitu: Masa dewasa awal dari umur 21 sampai umur 40. Masa dewasa pertengahan, dari umur 40 sampai umur 60. dan masa akhir atau usia lanjut, dari umur 60 sampai mati.

6) Masa Usia Lanjut ( Later Adulthood).

Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa ini dimulai dri umur enam puluh tahun sampai mati, yang di tandai dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang semakin menurun.

E. Problem Perkembangan dalam Proses Pembelajaran Siswa

(10)

membolos, dan bentuk perilaku lainnya seperti diam saja ketika ditanya oleh guru dan nilainya sangat rendah.7

1. Mengenali Indikator, Karakhteristik dan Gejala-Gejala Siswa Yang Mengalami Kesulitan Belajar.

Mengenali siswa yang mengalami kesulitan belajar merupakan kegiatan yang sangat sulit dan rumit. Kesulitan belajar sulit diidentifikasi secara pasti dengan kasat mata karena meliputi banyak jenisnya, banyak kemungkinan faktor penyebabnya, banyak jenis gejala, serta kemungkinan penanganannya.8

Menurut Sumadi Suryabrata, menjelasakan bahwa peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dapat diketahui dari kriteria atau indikator-indikator terjadinya kesulitan belajar pada siswa.

a. Grade level, yaitu apabila siswa tidak naik kelas sampai dua kali secara berturut-turut pada satu kelas yang sama.

b. Age level, yaitu terjadi apabila umur siswa tidak sesuai dengan tingkat kelas siswa pada umumnya.

c. Intellegence level, yaitu terjadi pada siswa yang under achiever, artinya secara potensi siswa yang bersangkutan baik, namun dalam kenyataannya Hasil belajarnya selalu berada di bawah potensi yang seharusnya dapat dicapai.

d. General level, yaitu terjadi pada siswa secara umum dapat menguasai hampir seluruh mata pelajaran dengan nilai yang baik, namun terdapat kelemahan pada salah satu atau lebih mata pelajaran dengan nilai yang sangat rendah jauh di bawah batas lulus.9

7Mohammad Irham dan Novan Ardy Wiyani, Psikologi Pendidikan: Teori dan Aplikasi dalam Proses Pembelajaran, (Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA), 2014, 260-261

8Ibid, 261

(11)

Mohammad Surya mengemukakan bahwa siswa yang memiliki hambatan belajar akan diketahui dari beberapa ciri dan karakhteristik yang ditunjukkan siswa tersebut. Beberapa ciri tersebut antara lain:

a) Hasil belajar siswa yang rendah.

b) Hasil yang dicapai tidak sesuai dengan usaha yang dilakukan siswa. c) Lambat dalam melakukan dan menyelesaikan tugas-tugas dan kegiatan

belajar.

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono berpendapat siswa yang mengalami kesulitan belajar akan menunjukkan gejala-gejala, sebagai berikut:

a. Menunjukkan prestasi belajar yang rendah atau berada di bawah rata-rata yang dicapai siswa lain dalam satu kealasnya.

b. Hasil belajar atau prestasi belajar yang diperoleh tidak seimbang dengan usaha yang dilakukannya.

c. Siswa lambat dalam melakukan tugas-tugas belajar.

d. Siswa menunjukkan sikap yang tidak atau kurang wajar selama proses pembelajaran.

e. Menunjukkan perilaku menyimpang. f. Emosional.

2. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kesulitan Belajar Siswa

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono menjelaskan faktor-faktor pemyebab kesulitan dalam dua golongan atau dua kelompok.

a) Faktor intern

Faktor-faktor intern yang menjadi penyebab kesulitan belajar pada siswa, yaitu faktor fisiologis dan faktor psikologis siswa.

(12)

Factor fisiologis yang dapat menyebabkan munculnya kesulitan belajar pada siswa seperti kondisi siswa yang sedang sakit, adanya keemahan atau cacat tubuh, dan sebagainya.

2) Faktor psikologis

Faktor psikologis siswa yang dapat menyebabkan kesulitan belajar meliputi tingkat intelegensia pada umumnya rendah, bakat terhadap mata peljaran yang rendah, minat belajar yang kurang, motivasi yang rendah, kondisi kesehatan yang kurang baik, serta tipe khusus siswa dalam belajar.

b) Faktor ekstern

Faktor ekstern yang menjadi faktor kesulitan belajar pada siswa terdiri dari faktor-faktor yang bersifat sosial dan non-sosial. 1) Faktor-faktor non-sosial

Faktor non-sosial yang dapat menyebabkan kesulitan belajar pada siswa dapat berupa peralatan belajar atau media belajar yang kurang baik atau bahkan kurang lengkap, kondisi ruang belajar yang kuran layak, kurikulu yang sangat sulit dijabarkan oleh oleh guru dan dikuasai oleh siswa , waktu pelaksanaan proses pembelajaran yang kurang disiplin.

2) Faktor-faktor sosial

Faktor-faktor sosial yang juga dapat menyebabkan munculnya permasalahan belajar pada siswa seperti faktor keluarga, sekolah, teman bermain, lingkungan masyarakat.

Faktor sosial lainnya yang dapat menyebabkan kesulitan pada siswa adalah faktor dai guru. Kondisi guru yang dapat menjadi penyebab kesulitan belajar pada siswa, sebagai berikut.

(13)

2) Pola hubungan guru dengan murid yang kurang baik, seperti suka marah, tidk pernah senyum, sombong, tidak pandai menerangkan, pelit, dan sebagaiya.

3) Guru menuntut dan menerapkan standar keberhasilan yang terlalu tinggi di atas kemampuan siswa secara umum.10

3. Strategi Mengenali Kesulitan Belajar Pada Siswa a. Teknik non-tes

1) Teknik observasi. 2) Teknik angket. 3) Teknik sosiometri. b. Teknik tes

1) Tes hasil belajar. 2) Tes psikologis.

F. Solusi bagi Problem Perkembangan dalam Proses Pembelajaran Siswa

Pemecahan masalah terhadap anak yang kesulitan belajar cukup bervariasi, namun, sebelum melakukan hal itu, seorang guru sangat diharapkan untuk terlebih dahulu melakukan tiga langkah di bawah ini.

1. Analisis diagnostik

Data dan informasi yang diperoleh guru melalui diagnostik kesulitan belajar, perlu dianalisis sedemikian rupa, sehingga jenis kesulitan kesulitan khusus yang dialami siswa yang berprestasi rendah dapat diketahui secara pasti.

2. Menentukan kecakapan bidang bermasalah

Adapun bidang-bidang kecakapan bermasalah dapat dikategorikan menjadi tiga macam, yaitu:

a) Bidang kecakapan barmasalah yang dapat ditangani oleh guru sendiri.

(14)

b) Bidang kecakapan barmasalah yang dapat ditangani oleh guru dengan bantuan orang tua.

c) Bidang kecakapan barmasalah yang tidak dapat ditangani oleh guru maupun orang tua.

Bidang kecakapan yang tidak dapat ditangani atau terlalu sulit untuk ditanagani baik oleh guru maupun orang tua adalah bersumber dari kasus tunagrahita (lemah mental) dan kecanduan narkotika. Oleh karena itu, para siswa yang mengalami masalah kesulitan belajar yang berat tersebut tidak hanya memerlukan pendidikan khusus, tetapi juga memerlukan perawatan khusus.

3. Menyusun program perbaikan

Dalam hal penyusunan program pengajaran perbaikan (remedial teaching), maka guru terlebih dahulu menetapkan hal-hal berikut :

a) Tujuan pengajaran remedial. b) Materi pengajaran remedial. c) Metode pengajaran remedial. d) Alokasi waktu pengajaran remedial.

e) Evaluasi kemajuan siswa setelah mengikuti pengajaran remedial. 4. Melaksanakan program perbaikan

Pada prinsipnya, pengajaran remedial itu lebih cepat dilaksanakan tentu saja lebih baik. Namun, hal yang perlu dipertimbangkan oleh guru pembimbing adalah kemungkinan digunakannya ruang bimbingan danpenyuluhan yang tersedia di sekolah dalam rangka memberdayakan ruang tersebut.11

(15)

III. PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengertian Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat, dalam perjalanan waktu tertentu. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah). Perkembangan ada kesamaan dengan pertumbuhan, di antara para psikolog ada yang tidak membedakan antara istilah perkembangan dan pertembuhan, namun ada yang lebih setuju akan istilah pertumbuhan.

Secara garis besar perkembangan psikofisik individu itu akan ditentukan oleh dua faktor

3. Faktor Pembawaan (Endogen).

4. Faktor Keadaan Sekitar atau Lingkungan Sekitar (Eksogen). Hukum-hukum perkembangan itu dipaparkan sebagai berikut:

1) Hukum Konvergensi

2) HukumMempertahankan dan Mengembangkan Diri.

3) Hukum Masa Peka.

4) Hukum Kesatuan Organis

5) Hukum Tempo Perkembangan

6) Hukum Irama Perkembangan

Tugas-tugas yang harus diselesaikan individu pada fase-fase atau periode kehidupan tertentu, dan apabila berhasil mencapainya mereka akan berbahagia, tetapi sebaliknya apabila mereka gagal akan kecewa. Adapun yang menjadi sumber dari pada tugas-tugas perkembangan tersebut menurut Havighurst adalah: Kematangan pisik, tuntutan masyarakat atau budaya dan nilai-nilai dan aspirasi individu. Pembagian tugas-tugas perkembangan untuk masing-masing fase dari sejak masa bayi sampai usia lanjut.

(16)

d. Periodisasi yang berdasar biologis. e. Periodisasi yang berdasar psikologis. f. Periodisasi yang berdasar didaktis.

Mengenali siswa yang mengalami kesulitan belajar merupakan kegiatan yang sangat sulit dan rumit. Kesulitan belajar sulit diidentifikasi secara pasti dengan kasat mata karena meliputi banyak jenisnya, banyak kemungkinan faktor penyebabnya, banyak jenis gejala, serta kemungkinan penanganannya.hambatan belajar akan diketahui dari beberapa ciri dan karakhteristik yang ditunjukkan siswa tersebut. Beberapa ciri tersebut antara lain:

d) Hasil belajar siswa yang rendah.

e) Hasil yang dicapai tidak sesuai dengan usaha yang dilakukan siswa. f) Lambat dalam melakukan dan menyelesaikan tugas-tugas dan kegiatan

belajar.

Pemecahan masalah terhadap anak yang kesulitan belajar cukup bervariasi, namun, sebelum melakukan hal itu, seorang guru sangat diharapkan untuk terlebih dahulu melakukan tiga langkah di bawah ini.

a. Analisis diagnostik.

b. Menentukan kecakapan bidang bermasalah. c. Menyusun program perbaikan.

d. Melaksanakan program perbaikan.

B. Saran

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Irham, mohammad dan Novan Ardy Wiyani. 2014. Psikologi Pendidikan: Teori dan Aplikasi dalam Proses Pembelajaran. AR-RUZZ MEDIA: Yogyakarta.

Islamuddin, Haryu.2012. Psikologi Pendidikan. PUSTAKA BELAJAR:Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

l{oms Pqkqt Pongodosn K.glatqn Jonl.

 Guru utama yang mengajar dari jarak jauh dengan melalui media (modul), siaran radio, TV, slide, kit, dll.  Guru utama yang mengajar dari jarak jauh dengan melalui media

Diduga terjadi korelasi yang tinggi antara karakteristik-karakteristik tenaga kerja, sehingga analisis hubungan antara karakteristik tenaga kerja terhadap produksi tanaman

[r]

Lilin : dinding sel dari jamur, dan tumbuhan tingkat tinggi, tetapi tidak ditemukan pada kebanyakan bakteri, kecuali pada. mycobacteria, nocardiae

PENGEMBANGAN DUAL CONDITIONED LEARNING MODEL-UTILIZING MULTIMODE TEACHING (DCLM-UMT) UNTUK MENGOPTIMALKAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA DASAR CALON GURU Universitas Pendidikan Indonesia

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan. ©

Rancangan implikasi penelitian ini yaitu menyebarkan questioner kepada pelanggan hypermart member dan non member , akan didapatkan gambaran mengenai variabel Brand Trust dan