KEMACETAN LALU LINTAS DI JALAN KENJERAN DAN JALAN KAPASAN
SURABAYA
ABSTRAK
Kemacetan merupakan permasalahan yang sering kali terjadi di wilayah perkotaan.
Volume arus lalu lintas sudah hampir mendekati atau melebihi kapasitas jalan akan
menimbulkan suatu kemacetan sehingga perjalanan sudah tidak nyaman lagi. Banyak
hal yang bisa menjadi penyebab kemacetan lalu lintas tersebut, untuk itu diperlukan
adanya penelitian – penelitian tentang kemacetan lalu lintas, dengan harapan dapat
menghasilkan solusi yang terbaik.
Sebagai salah satu contohnya adalah sepanjang Jalan Kenjeran ke arah selatan hingga
Jalan Kapasan, dimana sepanjang jalan tersebut merupakan wilayah pertokoan,
perkantoran, pergudangan dan pendidikan. Terutama pada jam - jam sibuk sekitar pukul
7.30 – 9.30 WIB dan 16.00 – 18.30 WIB. Pada Jalan Kenjeran dan Jalan Kapasan
terdapat beberapa jenis alih gerak kurang lebih 4 crossing, 1 merging dan 1 diverging.
Titik – titik kemacetan utama terletak di sekitar :
SMK Muhammadiyah
Pasar Kapasan
Crossing Jl. Kenjeran – Jl. Kapasan – Jl. Simokerto – Jl. Kapasari
Merging Jl. Kenjeran – Jl. Donorejo
Tempat Pemakaman Umum dan Tempat Pembuangan Akhir Rangkah
rawan kriminal bagi pengguna jalan, polusi, emosi, cemas , marah dan bahkan bisa
menimbulkan konflik. Kerugian waktu juga dialami oleh pengendara karena harus
menunggu kemacetan. Sedangkan untuk penyeberang jalan pun merasakan dampaknya
karena penggunaan tombol penyeberangan yang kurang efektif. Walaupun berbunyi
selayaknya fungsinya namun kondisi macet menyebabkan banyak kendaraan yang tetap
diam di posisinya termasuk di zebra cross. Sehingga penyeberang jalan mengalami
kesulitan bahkan hingga bunyi tombol penyeberangan berhenti penyeberang jalan
belum sampai ke tempat yang dituju.
Faktor – faktor penyebab kemacetan di Jalan Kenjeran diantaranya :
Banyaknya keluar masuk kendaraan di wilayah pertokoan.
Banyaknya kendaraan yang berhenti / parkir sembarangan.
Tidak mentaati peraturan lalu lintas, seperti melawan arus, melewati batas / garis
ketika di lampu merah dan pengendara yang ugal – ugalan.
Adanya pedagang – pedagang kaki lima yang menyebabkan terpotongnya
kapasitas jalan.
Penyeberangan jalan bukan pada tempatnya.
Banyaknya truk truk besar / kendaraan berat melintas.
Adanya anak – anak sekolah yang ramai ketika jam masuk dan pulang sekolah.
Berdasarkan penelitian, kondisi tingkat pelayanan yang buruk di sebagian besar titik.
Tentunya diperlukan beberapa rekomendasi demi mengatasi masalah tersebut.
Rekomendasi yang dapat diberikan adalah perlu adanya penertiban angkutan umum
samping, pembangunan jembatan penyeberangan di beberapa titik serta perlunya
dibangun jalur baru dengan ditambah solusi dari analisis alih gerak (manuver) yang bisa
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemacetan merupakan permasalahan yang sering kali terjadi di wilayah
perkotaan. Volume arus lalu lintas sudah hampir mendekati atau melebihi
kapasitas jalan akan menimbulkan suatu kemacetan sehingga perjalanan sudah
tidak nyaman lagi. Banyak hal yang bisa menjadi penyebab kemacetan lalu
lintas tersebut, untuk itu diperlukan adanya penelitian – penelitian tentang
kemacetan lalu lintas, dengan harapan dapat memberikan solusi yang terbaik. Sebagai salah satu contohnya adalah sepanjang Jalan Kenjeran ke arah
selatan hingga Jalan Kapasan, dimana sepanjang jalan tersebut merupakan
wilayah pertokoan, perkantoran, pergudangan dan pendidikan. Terutama pada
jam – jam sibuk sekitar pukul 7.30 – 9.30 WIB dan 16.00 – 18.30 wib. Pada
Jalan Kenjeran dan Jalan Kapasan terdapat beberapa alih gerak crossing,
merging dan diverging.
1.2 Perumusan Masalah
1. Apa penyebab kemacetan di Jalan Kenjeran Surabaya ? 2. Di titik mana sajakah terjadi kemacetan ?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui penyebab terjadinya kemacetan di Jalan Kenjeran. 2. Mengetahui di titik mana sajakah terjadi kemacetan.
3. Mengetahui dampa dari kemacetan
4. Mengetahui dan menerapkan solusi agar dapat mengurangi kemacetan.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelititan ini diharapkan dapat digunakan untuk beberapa
kepentingan, yaitu :
1. Hasil penelitian dapat menjadi input dan dasar pertimbangan bagi
pemerintah untuk menentukan kebijakan yang tepat dalam upaya
mengurangi kemacetan lalu lintas di Jalan Kenjeran Surabaya.
2. Sebagai bahan pembanding bagi pembaca yang tertarik untuk meneliti hal
yang sama bagi penelitian selanjutnya.
1.5 Lingkup Bahasan
Penelitian ini mempunyai ruang lingkup dan batasan masalah sebagai berikut :
1. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada lokasi studi yaitu pada Jalan
Kenjeran dan Jalan Kapasan.
2. Kinerja jalan yang dibahas pada kemampuan dari suatu ruas jalan dalam
melayani arus lalu lintas (pergerakan) yang terjadi pada jalan tersebut.
Gambar 1.1 Lokasi Jl. Kenjeran & Jl. Kapasan (Sumber : Google Maps)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Studi – Studi Terdahulu
2.1.1 Jurnal Analisis Kemacetan Lalu Lintas di Suatu Wilayah (Studi Kasus di Jalan Lenteng Agung) yang ditulis oleh Deden Firmansyah dan A.R. Indra Tjahjani.
yang terjadi adalah aktivitas pejalan kaki / penyebrang jalan, perilaku angkutan kota, banyaknya kendaraan dan persimpangan jalan. kondisi fasilitas Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) dan zebracross yang dilengkapi rambu peringatan pejalan kaki sudah tidak baik dan tidak terawat. Selain itu partisipasi dan kesadaran masyarakat sekitar maupun pengguna jalan masih kurang dalam menaati peraturan lalu lintas yang berlaku.
2.1.2 Jurnal Kemacetan di Jalan Veteran yang berdampak pada Pendidikan dan Kesehatan yang ditulis oleh Moch Hafi Wardana.
Jurnal ini berisi tentang Jalan veteran Malang yang mengalami kemacetan diakibatkan aktivitas pergerakan yang menumpuk pada sektor pendidikan. Beberapa penyebab diantaranya angkot yang berhenti untuk menunggu penumpang, mobil yang melebihi kapasitas jalan dan pedagang kaki lima di Jl. Veteran. Solusi yang ditawarkan yaitu pelebaran jalan, perbaikan jalan, memperbaiki rambu-rambu lalu lintas dan memperbaiki traffic light yang rusak.
2.1.3 Skripsi Analisis Tingkat Kemacetan Lalu Lintas dengan Memanfaatkan Citra Sateit Ikonos dan Sistem Informasi Geografis di Ruas Jl. Ahmad Yani, Jl. Slamet Riyadi dan Jl. Oerip Simoharjo Kota Surakarta yang ditulis oleh Hendy Setya Pratama.
Jurnal ini berisi tentang tingkat kemacetan yang terjadi pada ruas jalan Ahmad Yani, jalan Slamet Riyadi dan jalan Oerip Sumoharjo memiliki tiga kelas tingkat kemacetan. Persamaan yang digunakan dalam penentuan nilai tingkat pelayanan ruas jalan menggunakan persamaan tingkat pelayanan ruas jalan yang mengacu kepada Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997.
2.2 Dasar Teori
menggunakan ekivalensi mobil penumpang (smp). Kendaraan ringan (LV) (termasuk mobil penumpang, minibus, pik-up, truk kecil dan jeep). Kendaraan herat (HV) (termasuk truk dan bus) Sepeda motor (MC). Pengaruh kendaraan tak bermotor dimasukkan sebagai kejadian terpisah dalam faktor penyesuaian hambatan samping. Ekivalensi mobil penumpang (emp) untuk masing-masing tipe kendaraan tergantung pada tipe jalan dan arus lalu-lintas total yang dinyatakan dalam kend/jam.
Pada saat terjadinya kemacetan, nilai derajat kejenuhan pada ruas jalan akan ditinjau dimana kemacetan akan terjadi bila nilai derajat kejenuhan mencapai lebih dari 0,5. Derajat Kejenuhan atau DS adalah rasio arus lalu lintas (smp/jam) terhadap kapasitas (smp/jam) pada bagian jalan tertentu. Derajat kejenuhan didefinisikan sebagai rasio arus terhadap kapasitas, digunakan sebagai faktor kunci dalam penentuan perilaku lalu-lintas pada suatu simpang dan juga segmen jalan. Nilai derajat kejenuhan menunjukkan apakah segmen jalan akan mempunyai masalah kapasitas atau tidak. Derajat kejenuhan dihitung dengan menggunakan arus dan kapasitas yang dinyatakan dalam smp/jam. Derajat kejenuhan ditetapkan sebagai :
DS = Qsmp/C
Dimana :
Qsmp = Arus total (smp/jam), Qsmp = Qkend × Fsmp
Fsmp = Faktor smp, Fsmp = (LV% + HV% × empHV + MC% × empMC)/100
C = Kapasitas
Kapasitas atau C (smp/jam) ialah arus lalu-lintas (stabil) maksimum yang dapat dipertahankan pada kondisi tertentu (geometri, distribusi arah dan komposisi lalu-lintas, faktor lingkungan). Lebar jalur efektif atau WCE (m) adalah lebar rata – rata yang tersedia untuk pergerakan lalu lintas setelah pengurangan akibat parker tepi jalan, atau penghalang sementara lain yang menutup jalur lalu lintas. Lebar bahu efektif WSe Lebar bahu (m) yang sesungguhnya tersedia untuk digunakan, setelah pengurangan akibat penghalang seperti pohon, kios sisi jalan dan sebagainya.
Tipe Jalan menentukan jumlah lajur dana rah pada segmen jalan : 2 lajur 1 arah (2/1)
4 lajur 2 arah tebagi (4/2 UD) 6 lajur 2 arah tebagi (6/2 UD)
Jumlah lajur ditentukan dari marka lajur atau lebar jalur efektif (WCE) untuk segmen jalan.
Ukuran kota dalah jumlah penduduk di dalam kota (Juta). Lima kelas ukuran kota ditentukan dalam tabel 2.2.2.
Tabel 2.2.2 Kelas ukuran kota
Ukuran kota aktivitas samping segmen jalan, seperti pejalan kaki (bobot=0,5) kendaraan umum/kendaraan lain berhenti (bobot=1,0), kendaraan masuk/keluar sisi jalan (bobot=0,7) dan kendaraan lambat (bobot=0,4).
BAB III
METODOLOGI
3.2 Jenis data yang dikumpulkan
mempertahankan tingkat kecepatan atau derajat kejenuhan tertentu.
3.3 Cara Pengumpulan data
Data yang diperoleh adalah data :
o Studi Pustaka (Data Skunder)
o Survey (Data Primer)
3.4 Analisis Kapasitas dan Operasional Jalan
Dalam perencanaan dan analisis operasional (untuk meningkatkan) ruas jalan luar kota yang sudah ada, tujuannya sering untuk membuat perbaikan kecil terhadap geometri jalan di dalam mempertahankan perilaku lalu-lintas yang diinginkan. Digambarkan dengan hubungan antara kecepatan kendaraan ringan rata-rata (km/jam) dan arus lalu-lintas total (kedua arah) jalan luar kota pada alinyemen datar, bukit, dan gunung dengan hambatan samping rendah atau tinggi.
Hasilnya menunjukkan rentang perilaku lalu-lintas masing-masing tipe jalan dan dapat digunakan sebagai sasaran perancangan atau alternatif anggapan, misalnya dalam analisa perencanaan dan operasional untuk meningkatkan ruas jalan yang sudah ada. Dalam hal seperti ini, perlu diperhatikan untuk tidak melewati derajat kejenuhan 0,75 pada jam puncak.
DAFTAR PUSTAKA
Firmansyah, Deden; Tjahjani, A.R. Indra. 2012. Analisis Kemacetan Lalu Lintas di Suatu Wilayah (Studi Kasus di Jalan Lenteng Agung).
Pratama, Hendy Setya. 2014. Analisis Tingkat Kemacetan Lalu Lintas dengan Memanfaatkan Citra Sateit Ikonos dan Sistem Informasi Geografis di Ruas Jl. Ahmad Yani, Jl. Slamet Riyadi dan Jl. Oerip Simoharjo Kota Surakarta.