• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT BAHAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT BAHAYA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT, BAHAYA

NARKOBA, DAN BAHAYA MEROKOK

A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan salah satu strategi yang dicanangkan oleh Departemen Kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan Millenium 2015 melalui rumusan visi dan misi Indonesia Sehat, sebagaimana yang dicita-citakan oleh seluruh masyarakat Indonesia dalam menyongsong Milenium Development Goals (MDGs) yang memiliki semboyan "Health is not everything, but without health everythingis nothing". Setiap individu mempunyai hak untuk hidup sehat, kondisi yang sehat hanya dapat dicapai dengan kemauan dan keinginan yang tinggi untuk sehat serta merubah prilaku tidak sehat menjadi prilaku hidup sehat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan perilaku yang dipraktekkan oleh setiap individu dengan kesadaran sendiri untuk meningkatkan kesehatannya dan berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan yang sehat.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat harus diterapkan dalam setiap sisi kehidupan manusia kapan saja dan dimana saja termasuk di dalam lingkungan kampus dan tempat tinggal karena perilaku merupakan sikap dan tindakan yang akan membentuk kebiasaan sehingga melekat dalam diri seseorang. Perilaku merupakan respon individu terhadap stimulasi baik yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat.

(2)

PHBS merupakan salah satu pilar utama dalam Indonesia Sehat dan merupakan salah satu strategi untuk mengurangi beban negara dan masyarakat terhadap pembiayaan kesehatan. Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. (UU Kesehatan RI No. 23 tahun 1992).

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi sumber daya manusia, serta memiliki kontribusi yang besar untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan (Simons-Morton et al., 1995). Perubahan-perubahan perilaku kesehatan dalam diri seseorang dapat diketahui melalui persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui panca indera. Dalam aspek biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme atau mahluk hidup yang bersangkutan. Dasar orang berperilaku dipengaruhi oleh Nilai, Sikap dan Pendidikan/Pengetahuan (Notoatmodjo, 2005).

Membudayakan hidup sehat tidaklah sulit yang penting harus ada kesadaran, keinginan dan kemauan untuk memulainya. Setiap mahasiswa dapat menerapkan prinsip untuk hidup bersih serta menjadikan perilaku sehat menjadi kebiasaan. Jika kebiasan yang baik telah ditanamkan sejak dini maka tidaklah sulit melakukannya, karena sesuatu yang dilakukan sebagai kebiasaan sangat mudah untuk dikerjakan. Tanamkan prinsip bahwa kesehatan merupakan suatu "kebutuhan", sehingga kita akan termotivasi untuk mencapainya dan melakukannya. Berikut beberapa cara melakukan hidup sehat dan bersih di lingkungan kita:

a) Menggunakan air bersih

Berbagai penyakit dapat diakibatkan oleh penggunaan air yang tidak bersih. Jika kondisi air yang digunakan tidak jernih, keruh atau berbau sebaiknya air yang digunakan diolah terlebih dahulu agar menjadi air bersih dengan menggunakan saringan sederhana.

b) Mencuci tangan dengan air dan sabun.

(3)

c) Menggunakan jamban yang bersih.

Kotoran manusia merupakan sumber penyebaran penyakit yang sangat kompleks antara lain tipus, disentri, kolera, berbagai macam penyakit cacing, schisosomiasis dan sebagainya. Secara langsung kotoran ini dapat mengkontaminasi makanan, minuman, sumber air, tanah dan sebagainya.

d) Makan buah dan sayur setiap hari.

Sayur dan buah merupakan sumber gizi yang lengkap dan sehat serta mudah didapatkan. Dengan mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari kebutuhan gizi dapat terpenuhi.

e) Melakukan aktifitas fisik setiap hari.

Aktifitas fisik, gerak badan atau melakukan pekerjaan di rumah akan meningkatkan kekuatan otot dan menyehatkan badan.

f) Tidak merokok di lingkungan kampus.

Rokok berbahaya tidak saja bagi perokok tetapi juga terhadap orang–orang disekelilingnya, untuk itu hindarilah untuk merokok di dalam lingkungan kampus. Karena banyak sekali efek negatif yang ditimbulkan oleh rokok, antara lain terjangkit penyakit kanker paru-paru, kanker mulut, penyakit jantung, batuk kronis, kelainan kehamilan, katarak, kerusakan gigi, dan efek ketagihan serta ketergantungan terhadap rokok. Di dalam sebatang rokok terkandung 4.000 bahan kimia dan 43 senyawa yang terbukti menyebabkan kanker. Bahan utama rokok terdiri dari nikotin, tar dan CO.

g) Tidak asal mengkonsumsi jajanan di kantin kampus

(4)

h) Membuang sampah pada tempatnya

Sampah akan menjadi tempat berkembang biak serangga dan tikus, menjadi sumber polusi dan pencemaran terhadap tanah, air dan udara.Sampah menjadi media perkembangan kuman-kuman penyakit yang dapat membahayakan kesehatan.

i) Olah raga yang teratur dan terukur.

Manfaat olah raga yang teratur antara lain berat badan terkendali, otot lebih lentur dan tulang lebih kuat, bentuk tubuh lebih ideal dan proporsional, daya tahan tubuh terhadap penyakit lebih baik dan menghindarkan diri dari penyakit jantung, osteoporosis, diabetes, stroke dan hipertensi.

j) Menjauhi narkoba dan minuman alkohol

Pengaruh alkohol terhadap tubuh bervariasi, tergantung pada beberapa faktor yaitu jenis dan jumlah alkohol yang dikonsumsi, usia, berat badan, dan jenis kelamin. Selain itu makanan yang ada di dalam lambung serta pengalaman seseorang minum minuman beralkohol. Walaupun pengaruh terhadap individu berbeda-beda, terdapat hubungan antara konsentrasi alkohol di dalam darah (Blood Alkohol Concentration – BAC) dan efeknya. Euphoria ringan dan stimulasi terhadap perilaku lebih aktif seiring dengan meningkatnya konsentrasi alkohol di dalam darah. Sayangnya orang banyak beranggapan bahwa penampilan mereka menjadi lebih baik dan mereka mengabaikan efek buruknya.

k) Hindari Pergaulan Bebas (HIV dan AIDS)

Pergaulan bebas dikalangan remaja akhir-akhir ini sangatlah memprihatinkan. Banyak remaja yang harus menikah dini dikarenakan mereka telah hamil di luar nikah, semakin hari pengidap HIV/AIDS semakin bertambah, pecandu narkoba semakin merajalela. Pengidap HIV/AIDS semakin hari semakin meningkat, seks bebas dan penggunaan narkoba merupakan salah satu faktor peningkatan penularan HIV/AIDS.

(5)

Virus HIV ini merusak kekebalan tubuh, sedikit demi sedikit virus ini merusak sel limfosit tubuh, beberapa tahun awal (5-7 tahun) penderita HIV positif ini tidak menunjukkan gejala-gejala apapun, namun setelah sistem kekebalan tubuh smakin melemah (5-7 tahun) maka tubuh tidak dapat lagi melawan penyakit-penyakit yang masuk sehingga akan dengan mudah diserang oleh berbagai penyakit, belum ada obat yang bisa mengobati penyakit ini, obat antiretroviral hanya digunakan untuk untuk mencegah berkembangnya penyakit dengan menghentikan reproduksi HIV/AIDS dalam tubuh.

A. Bahaya Narkoba

Narkoba merupakan singkatan dari (Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif lainnya). Terminologi narkoba familiar digunakan oleh aparat penegak hukum seperti polisi (termasuk didalamnya Badan Narkotika Nasional), jaksa, hakim dan petugas Pemasyarakatan. Selain narkoba, sebutan lain yang menunjuk pada ketiga zat tersebut adalah Napza yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. Istilah napza biasanya lebih banyak dipakai oleh para praktisi kesehatan dan rehabilitasi. Akan tetapi pada intinya pemaknaan dari kedua istilah tersebut tetap merujuk pada tiga jenis zat yang sama.

Menurut UU No.22 Tahun 1997 tentang Narkotika disebutkan pengertian dari:

Narkotika adalah “zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan”.

Psikotropika adalahzat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku”.

Bahan adiktif lainnya adalahzat atau bahan lain bukan narkotika dan psikotropika yang berpengaruh pada kerja otak dan dapat menimbulkan ketergantungan

(6)

yang memiliki manfaat besar di bidang kedokteran dan untuk kepentingan pengembangan pengetahuan.

Menurut UU No.22 Tahun 1997 dan UU No.5 Tahun 1997, narkotika dan psikotropika yang termasuk dalam Golongan I merupakan jenis zat yang dikategorikan illegal. Akibat dari status illegalnya tersebut siapapun yang memiliki, memproduksi, menggunakan, mendistribusikan atau mengedarkan narkotika dan psikotropika Golongan I dapat dikenakan pidana sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

Banyak hal yang dapat menyebabkan seseorang mengkonsumsi narkoba yang semuanya berhubungan dengan keadaan individu (motivasi individual) yang mengenai aspek fisik, emosional, mental-intelektual dan interpersonal seperti untuk membantu kegiatan ibadah: ganja, tanaman psikoaktif, pada beberapa agama, untuk menggali jati diri khususnya bagi para remaja yang rasa ingin tahunya masih tinggi, untuk merubah perasaan diri, untuk mengatasi penyakit diri seperti frustasi, untuk melarikan diri dari rasa bosan & putus asa, narkoba sebagai pelarian dari rasa sakitnya, untuk membantu diri & meningkatkan interaksi sosial, untuk meningkatkan pengalaman sensoris & kesenangan diri, dan lain-lain.

Di samping adanya motivasi individu yang menimbulkan suatu tindakan penyalahgunaan zat, masih ada faktor lain yang mempunyai hubungan erat dengan kondisi penyalahgunaan zat yaitu faktor sosiokultural (lingkungan) antara lain:

 Perpecahan unit keluarga misalnya perceraian, keluarga yang berpindah-pindah, orang tua

yang tidak ada/jarang di rumah dan sebagainya

 Pengaruh media massa misalnya iklan mengenai obat-obatan dan zat.

 Perubahan teknologi yang cepat.

 Kaburnya nilai-nilai dan sistem agama serta mencairnya standar moral.

 Meningkatnya waktu menganggur.

 Ketidakseimbangan keadaan ekonomi misalnya kemiskinan, perbedaan ekonomi etno

rasial, kemewahan yang membosankan dan sebagainya.  Menjadi manusia untuk orang lain.

(7)

1. Dampak Fisik:

 Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang, halusinasi, gangguan

kesadaran, kerusakan syaraf tepi.

 Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti: infeksi akut otot

jantung, gangguan peredaran darah.

 Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi, eksim

 Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi pernapasan,kesukaran

bernafas, pengerasan jaringan paru-paru.

 Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh meningkat,

pengecilan hati dan sulit tidur.

 Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan padaendokrin, seperti:

penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron), serta gangguan fungsi seksual.

 Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain perubahan

periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak haid).

 Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik secara

bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV yang hingga saat ini belum ada obatnya.

 Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi Over Dosis yaitu konsumsi

narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya sehingga kondisi over dosis bisa menyebabkan kematian.

2. Dampak Psikis:

 Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah

 Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga

Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal  Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan

 Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri.

3. Dampak Sosial:

 Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan

Merepotkan dan menjadi beban keluarga

 Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram

(8)

(suggest). Gejala fisik dan psikologis ini juga berkaitan dengan gejala sosial seperti dorongan untuk membohongi orang tua, mencuri, pemarah, manipulatif, dll.

Dampak-dampak inilah yang menandakan betapa bahayanya narkoba bagi masyarakat khususnya bagi generasi muda. Narkoba dapat menghancurkan masa depan generasi muda yang merupakan generasi penerus bangsa, narkoba tidak hanya berdampak pada fisik pemakai akan tetap psikis dan sosialnya yang akan menghancurkan apapun yang ada disekitarnya jika tak diobati. Narkoba dapat memunculkan banyak masalah selain kesehatan seperti kriminalitas (KDRT, pencurian, pembunuhan, dan lain-lain), hancurnya hubungan keluarga, dan sebagainya.

B. Bahaya Merokok

Kata “rokok” memang sudah tidak asing lagi didengar. Masyarakat mengenal rokok bisa dengan sangat cepat. Hal ini disebabkan adanya berbagai media mulai dari surat kabar, televisi, radio, baliho – baliho yang terpampang megah di jalan besar sampai pada internet pun yang secara besar – besaran telah mempromosikan barang yang sesungguhnya memberikan dampak buruk bagi tubuh dan kesehatan. Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm ( bervariasi tergantung negara ) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun – daun tembakau yang telah dicacah dan dibakar pada salah satu ujungnya, kemudian dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain. Pandangan ini tentunya sudah menjelaskan secara keseluruhan karakteristik dari sebuah rokok pada umumnya.

(9)

Ada beberapa alasan mengapa orang itu merokok. Menurut Armstrong (1991: 25) : Beberapa alasan mengapa orang dewasa itu merokok adalah karena mereka benar – benar menikmatinya sewaktu merokok, mereka menjadi ketagihan terhadap rokok sehingga tanpa adanya rokok hidupnya terasa hampa, mereka menjadi terbiasa untuk menghisap rokok agar dapat merasa santai, merokok telah menjadi suatu kebiasaan dan merokok merupakan penopang bermasyarakat. Namun, penjabaran yang diberikan Armstrong ini pada umumnya bukanlah alasan orang untuk mulai merokok. Beberapa orang merasa terangsang jika merokok, namun ada pula yang merokok karena ingin tenang dan merasa terbebas dari rasa takut dan gelisah. Ada pula merokok karena ingin lebih akrab dengan teman – teman yang mengharuskan merokok dalam suatu kelompok.

Merokok sudah merupakan hal yang biasa kita jumpai . Kebiasaan ini sudah begitu luas dilakukan baik dalam lingkungan berpendidikan tinggi maupun berpendidikan rendah. Merokok sudah menjadi masalah yang kompleks yang menyangkut aspek psikologis dan gejala sosial. Merokok memang mengganggu kesehatan. Kenyataan ini tidak dapat kita pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti akibat buruk dari merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kebiasaan merokok tidak hanya merugikan si perokok, tetapi juga bagi orang di sekitarnya.

Asap rokok merupakan polutan bagi manusia dan lingkungan sekitarnya. Tidak hanya bagi kesehatan, merokok juga menimbulkan akibat buruk di bidang ekonomi. Di negara industri maju, kini terdapat kecenderungan untuk berhenti merokok, sedangkan di negara berkembang, khususnya Indonesia justru cenderung timbul peningkatan kebiasaan merokok.

Asap rokok yang dihirup seorang perokok mengandung komponen gas dan partikel. Komponen gas terdiri dari karbon monoksida, karbon dioksida, hidrogen sianida, amoniak, oksida dari nitrogen dan senyawa hidrokarbon. Adapun komponen partikel terdiri dari tar, nikotin, benzopiren, fenol, dan kadmium

(10)

Asap yang dihembuskan para perokok dapat dibagi atas asap utama (main stream smoke) dan asap samping (side stream smoke). Asap utama merupakan asap tembakau yang dihirup langsung oleh perokok, sedangkan asap samping merupakan asap tembakau yang disebarkan ke udara bebas, yang akan dihirup oleh orang lain atau perokok pasif.

Telah ditemukan 4.000 jenis bahan kimia dalam rokok, dengan 40 jenis di antaranya bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), di mana bahan racun ini lebih banyak didapatkan pada asap samping, misalnya karbon monoksida (CO) 5 kali lipat lebih banyak ditemukan pada asap samping daripada asap utama, benzopiren 3 kali, dan amoniak 50 kali. Bahan-bahan ini dapat bertahan sampai beberapa jam lamanya dalam ruang setelah rokok berhenti.

Asap rokok yang baru mati di asbak mengandung 3 kali lipat bahan pemicu kanker di udara dan 50 kali mengandung bahan pengiritasi mata dan pernapasan. Seseorang yang mencoba merokok biasanya akan ketagihan karena rokok bersifat candu. Dari pendapat ini kita tahu bahwa asap rokok mengandung komponen-komponen dan zat-zat yang berbahaya bagi tubuh. Banyaknya komponen tersebut tergantung pada tipe tembakau, temperatur pembakaran, panjang rokok, porositas kertas pembungkus, bumbu rokok serta ada tidaknya filter. Partikel dalam asap rokok dapat menyebabkan kanker (bersifat karsinogenik). Nikotin, karbon monoksida, dan bahan-bahan lain dalam asap rokok terbukti merusak endotel (dinding dalam pembuluh darah), dan mempermudah timbulnya penggumpalan darah.

Rokok merupakan faktor risiko untuk sekurang – kurangnya 25 jenis penyakit, diantaranya adalah kanker pundi kencing, kanker perut, kanker usus dan rahim, kanker mulut, kanker esophagus, kanker tekak, kanker pancreas, kanker payudara, kanker paru, penyakit saluran pernapasan kronik, strok, osteoporosis, jantung, kemandulan, putus haid awal, melahirkan bayi yang cacat, keguguran bayi, bronchitis, batuk, penyakit ulser peptic, emfisima, otot lemah, penyakit mulut, dan kerusakan mata. Diantaranya akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Penyakit Kanker Paru

(11)

Pada jaringan paru-paru, terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli. Akibat perubahan anatomi saluran napas, pada perokok akan timbul perubahan pada fungsi paru-paru dengan segala macam gejala klinisnya. Hal ini menjadi dasar utama terjadinya penyakit obstruksi paru menahun (PPOM). Dikatakan merokok merupakan penyebab utama timbulnya PPOM, termasuk emfisema paru-paru, bronkitis kronis, dan asma.

Terdapat pula hubungan erat antara kebiasaan merokok, terutama rokok, dengan timbulnya kanker paru. Partikel asap rokok, seperti benzopiren, dibenzopiren, dan uretan, dikenal sebagai bahan karsinogen. Tar juga berhubungan dengan risiko terjadinya kanker. Dibandingkan dengan bukan perokok, kemungkinan timbul kanker paru pada perokok mencapai 10-30 kali lebih sering (Armstrong et al., 1991)

b. Penyakit Jantung Koroner

Banyak orang mengira bahwa kanker paru merupakan bahaya terbesar akibat merokok. Sesungguhnya, penyakit jantung koronerlah yang jauh lebih berbahaya. banyak penelitian telah membuktikan adanya hubungan merokok dengan penyakit jantung koroner (PJK). Dari 11 juta kematian per tahun di negara industri maju, WHO melaporkan lebih dari setengah (6 juta) disebabkan gangguan sirkulasi darah, di mana 2,5 juta adalah penyakit jantung koroner dan 1,5 juta adalah stroke. Survei Depkes RI tahun 1986 dan 1992, mendapatkan peningkatan kematian akibat penyakit jantung dari 9,7 persen (peringkat ketiga) menjadi 16 persen (peringkat pertama). Dengan demikian, merokok menjadi faktor utama penyebab penyakit jantung koroner tersebut. Bukan hanya menyebabkan penyakit jantung koroner, merokok juga berakibat buruk bagi pembuluh darah otak dan perifer sebagaimana akibat yang dihasilkan karbon monoksida.

Akibat penggumpalan (trombosis) dan pengapuran (aterosklerosis) dinding pembuluh darah, merokok jelas akan merusak pembuluh darah perifer. Pembuluh darah yang melibatkan pembuluh darah arteri dan vena di tungkai bawah atau tangan sering ditemukan pada dewasa muda perokok berat, sering akan berakhir dengan amputasi.

c. Penyakit Stroke

(12)

rata-rata dalam 8 bulan, sedangkan pada kelompok bukan perokok timbul setelah 14,5 bulan. Penurunan kekebalan tubuh pada perokok menjadi pencetus lebih mudahnya terkena AIDS sehingga berhenti merokok penting sekali dalam langkah pertahanan melawan AIDS.

d. Penyakit Mulut

Merokok terutama dapat menimbulkan penyakit kardiovaskuler dan kanker, baik kanker paru-paru, oesophagus, laryng, dan rongga mulut. Kanker di dalam rongga mulut biasanya dimulai dengan adanya iritasi dari produk-produk rokok yang dibakar dan dhiisap. Iritasi ini menimbulkan lesi putih yang tidak sakit. Memang terdapat keterkaitan yang erat antara merokok dengan kesehatan mulut karena aktivitas merokok dimulai di mulut.

Merokok juga dapat menimbulkan kelainan-kelainan rongga mulut misalnya pada lidah, gusi, mukosa mulut, gigi dan langit-langit yang berupa stomatitis nikotina dan infeksi jamur.

e. Dampak Bagi Perokok Pasif

Sekarang ini kebanyakan perokok tahu bahwa merokok dapat menyebabkan beberapa penyakit berbahaya. Namun mereka biasanya masa bodoh terhadap hal itu dan menganggap bahwa merokok adalah urusan pribadi mereka, tetapi sebenarnya merokok bukan urusan pribadi. Asap rokok tidak hanya berpengaruh kepada perokok aktif, tetapi juga mengotori udara sekitar.

Orang – orang yang bukan perokok, tetapi ikut menghirup udara yang tercemar asap rokok dinamakan perokok pasif ('passive smoking'). Perlu diketahui bahwa asap yang dihasilkan dan rokok yang mengepul ke udara luar ditambah dengn asap yang dihembuskan oleh perokok mengandung zat kimia yang lebih tinggi daripada yang dihisap oleh perokok sendiri yang labil. Mereka yang peka sebagai perokok pasif terutama adalah bayi dan anak – anak.

Risiko yang akan diterima perokok pasif antara lain dapat mengalami kanker paru dan penyakit jantung, masalah pernapasan termasuk radang paru dan bronchitis, sakit atau pedih mata, bersin, batuk – batuk, dan sakit kepala.

(13)

Penyakit-penyakit yang timbul akibat merokok selain mempengaruhi kesehatan, juga akan mempengaruhi penyediaan tenaga kerja, terutama tenaga terampil atau tenaga eksekutif. Dengan kematian mendadak atau kelumpuhan yang timbul jelas menimbulkan kerugian besar bagi perusahaan. Penurunan produktivitas tenaga kerja menimbulkan penurunan pendapatan perusahaan, juga beban ekonomi yang tidak sedikit bagi individu dan keluarga. Dari sudut ekonomi kesehatan, dampak penyakit yang timbul akibat merokok jelas akan menambah biaya yang dikeluarkan, baik bagi individu, keluarga, perusahaan, bahkan negara.

Daftar Pustaka

1. Armstrong, Sue. 1991. Pengaruh Rokok Terhadap Kesehatan . Jakarta : Arcan

2. Mandagi, Jeanne. 1996. Masalah Narkotika dan Zat Adiktif Lainnya serta Penanggulangannya. Jakarta : Bina Darma Pemuda Printing

3. Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. PT.Rhineka Cipta : Jakarta. 4. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. 2011. (Online),

(http://www.perdhaki.org/content/perilaku-hidup-bersih-dan-sehat, diakses pada 15 April 2016).

5. Pradana, A. 2012. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. (Online), (http://info-kesehatan-kita.blogspot.com/2012/01/perilaku-hidup-bersih-dan-sehat-phbs.html, diakses pada 15 April 2016).

(14)

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 4 menunjukkan waktu saat dicapainya tegangan leleh baja (Fy 250 MPa) selama durasi 2 jam pembakaran. Baja dengan tebal fireproofing 20 mm mengalami tegangan leleh hanya

Nama pihak, tugas dan tanggung jawab masing- masing pihak tercantum pada Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam

Õpianalüütika on valdkond, mis leiab hariduses üha suuremat rakendust. See on üks võimalik viis laiendada haridusuuringute võimalusi, sest selle abil saab pikema aja

Terakhir, hasil koefisien determinasi R 2 dalam penelitian ini menyatakan bahwa kontribusi Negara Asal Produk (Country of Origin), Persepsi Kualitas dan Merek

Kelemahan uji banding berdasarkan pasangan perlakuan adalah dalam besar resiko jenis I yang sebenarnya, untuk pembandingan 2 perlakuan maka nilai α = ε , tetapi

Rektor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a mempunyai tugas memimpin dan mengelola penyelenggaraan pendidikan tinggi sesuai dengan ketentuan peraturan

Gambar 4.3 Diameter penghambatan ekstrak kulit buah naga merah dengan waktu maserasi menggunakan pelarut 80-20 (etanol-etil asetat) dan suhu maserasi 26°C terhadap

Yaitu untuk menjawab tantangan eks- ternal untuk bisa mengikuti perlombaan Musa- baqah Qiraatul Kutub (MQK). Sekali lagi, sebuah penelitian membuktikan bahwa tradisi