• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAYANAN BIMBINGAN PRIBADI TERHADAP PENIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAYANAN BIMBINGAN PRIBADI TERHADAP PENIN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

SMP NEGERI 1 BARRU

Pendahuluan

Perubahan masyarakat dunia dari era satu ke era lainnya ternyata juga menentukan kualitas-kualitas dari masyarakat itu sendiri. Dulu dunia masih tenggelam dalam era pertanian, masyarakat hanya mengandalkan kemampuan natural dari kondisi alam, mereka sangat bergantung pada alam. Kemudian manusia beralih ke era industrialisasi, era ini menjadikan manusia melakukan eksploitasi terhadap alam, sampai saat ini ketika manusia sudah memasuki era dunia maya dan globalisasi.

Hal ini juga berdampak pada anak didik di sekolah, proses sosial mereka hanya bertumpu pada sikap saling menguntungkan dan pencarian jati diri. Apabila dalam mereka menemukan kelompok yang dapat mengakomodasi keinginannya-walaupun salah-maka akan terjadi interaksi sosial dan kesetiaan kelompok, sehingga munculnya interaksi sosial yang akan membawa dampak negative pada dirinya dan sekitarnya.

Oleh karena itu, sekolah harus menyediakan sebuah layanan yang dapat memberikan pencerahan atau pemahaman pada anak didik sejauh mana mereka dapat memenuhi hasrat berteman atau berkelompok dengan mencari teman atau kelompok yang lebih banyak memberikan dampak yang positif dan berguna bagi kehidupan pribadi mereka. Dan bimbingan itu adalah bimbingan pribadi yang menjadi tanggung jawab guru bimbingan dan konseling.

Bimbingan pribadi merupakan upaya untuk membantu individu dalam menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mantap dam mandiri serta sehat jasmani dan rohani. Bimbingan pribadi berarti upaya untuk membantu individu dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi konflik-konflik dalam diri dalam upaya mengatur dirinya sendiri di bidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian waktu luang, penyaluran nafsu seksual dan sebagainya, serta upaya membantu individu dalam membina hubungan sosial di berbagai lingkungan (pergaulan sosial).

Dengan membangun kualitas hubungan sosial yang baik, maka pribadi juga akan merasakan dampaknya, dengan menjalin relasi pertemanan yang mempertimbangan banyak hal akan membawa peserta didik pada membangun relasi dalam kontak sosial yang saling menguntungkan dan membawa manfaata bagi peserta didik dan orang lain.

Masalah ini menjadi menarik dibahas, karena dampak relasi pertemanan tidak berdampak sementara, tetapi pemilihan teman yang tepat akan terbawa sampai menuju proses kedewasaan, temann yang baik akan membuat seseorang manjadi baik, dan sebaliknya menemukan teman yang buruk akan berimbas pada orang-orang disekelilingnya termasuk orang itu sendiri, sehingga carilah teman dengan pertimbangan sosial yang baik.

Berdasarkan masalah tersebut di atas, maka penulis akan berusaha mendalami persoalan ini dengan membuat judul karya tulis ilmiah dengan judul Pengaruh layanan bimbingan pribadi terhadap peningkatan kemampuan menjalin relasi pertemanan siswa SMP Negeri 1 Barru.

Layanan Bimbingan Pribadi 1. Pengertian bimbingan

(2)

mendefinisikan “Bimbingan sebagai pemberian bantuan kepada seseorang atau kepada sekelompok orang dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana dan dalam mengadakan penyesuaian diri terhadap tuntutan hidup.”

Selanjutnya menurut Sunaryo Kartadinata yang dikutip Syamsu Yusuf, LN dan A. Juntika Nurihsan, (2010: 6) menyatakan bahwa: “Bimbingan adalah proses membantu individu untuk mencapai perkembangan optimal” Pengertian bimbingan menurut Tohirin dalam buku Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi) (2010 : 20), bahwa “Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada individu agar individu yang dibimbing mencapai kemandirian dengan menggunakan berbagai bahan, melalui interaksi, dan pemberian nasihat serta gagasan dalam suasana usaha berdasarkan norma-norma yang berlaku.”

Berdasarkan definisi-definisi bimbingan yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan yaitu :

a. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada individu secara kontinyu dan sistematis,

b. Bertujuan untuk membantu proses pengembangan potensi diri melalui pola-pola sosial yang dilakukannya sehari-hari di lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Pola-pola sosial yang dimaksudkan adalah pola-pola dimana individu tersebut dapat melakukan penyesuaian diri dengan lingkungannya.

2. Bimbingan pribadi

Bimbingan pribadi merupakan upaya untuk membantu individu dalam menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mantap dan mandiri serta sehat jasmani dan rohani.

Menurut Yusuf S dalam buku Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja (2007: 53) bahwa: Bimbingan pribadi berarti upaya untuk membantu individu dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi konflik-konflik dalam diri dalam upaya mengatur dirinya sendiri di bidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian waktu luang, penyaluran nafsu seksual dan sebagainya, serta upaya membantu individu dalam membina hubungan sosial di berbagai lingkungan (pergaulan sosial)

Pada dasarnya bimbingan tidak hanya berfungsi untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi individu (kuratif), melainkan memiliki fungsi lain yaitu sebagai upaya pencegahan (preventif) dan pengembangan (developmental), dengan program bimbingan dan konseling secara tepat, maka layanan-layanannya harus diintegrasikan ke dalam program-program yang berorientasi pengembangan, yang membantu para siswa mengembangkan dan mempraktikkan kompetensi-kompetensinya.

Bimbingan pribadi juga sebagai upaya pengembangan kemampuan peserta didik untuk menghadapi dan mengatasi masalah-masalah pribadi dengan cara menciptakan lingkungan interaksi pendidikan yang kondusif, mengembangkan sistem pemahaman diri dan sikap-sikap positif, serta dengan mengembangkan kemampuan pribadi.

Berdasarkan berbagai pengertian yang telah dikemukakan, dapat dirumuskan bimbingan pribadi merupakan upaya layanan yang diberikan kepada siswa agar mampu mengatasi permasalahan-permasalahan yang dialaminya, yang bersifat pribadi, sehingga mampu membina hubungan sosial yang harmonis di lingkungannya.

Bimbingan pribadi diberikan dengan cara menciptakan lingkungan yang kondusif, interaksi pendidikan yang akrab, mengembangkan sistem pemahaman diri, dan sikap-sikap yang positif, serta kemampuan-kemampuan pribadi sosial yang tepat.

3. Tujuan bimbingan pribadi

(3)

1. Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, sekolah, tempat kerja, maupun masyarakat pada umumnya.

2. Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.

3. Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang menyenangkan dan tidak menyenangkan, serta mampu meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya.

4. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan, baik fisik maupun psikis.

5. Memiliki sifat positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain. 6. Memiliki kemampuan melakukan pilihan secara sehat.

7. Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain, tidak melecehkan martabat atau harga dirinya.

8. Memiliki rasa tanggung jawab yang diwujudkan dalam bentuk komitmen, terhadap tugas dan kewajibannya.

9. Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang diwujudkan dalam bentuk persahabatan, persaudaraan atau silaturahmi dengan sesama manusia. 10. Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat internal

(dalam diri sendiri) maupun orang lain.

11. Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif. Relasi Pertemanan

Manusia sebagai makhluk pribadi juga sebagai mahkluk sosial, dalam melakukan tindakan dalam kehidupannya, memang manusia melakukan hal-hal yang sifatnya pribadi akan tetapi banyak hal yang selalu terkait dengan kepentingan sosial. Salah satu kepentingan sosial itu adalah relasi pertemanan. Semua manusia membutuhkan teman. Bimo Walgito dalam buku Psikologi Sosial (2003:26) menyebutkan bahwa “Manusia memiliki dorongan untuk berhubungan dengan orang lain karena hal itu merupakan sifat alami ketika manusia sudah berada di tengah lingkungan sekitarnya.”

Menurut Sunarto dalam buku Perkembangan Peserta Didik (2008:126) dijelaskan bahwa “Hubungan sosial dalam soal berteman atau berhubungan dengan orang lain telah dirasakan anak sejak berumur enam tahun, di saat itu anak telah mampu mengenal manusia lain, terutama ibu dan anggota keluarganya.” Dengan demikian relasi hubungan sosial dalam berteman telah dipahami oleh anak sejak dalam masa perkembangannya.

Menurut Buhrmester yang dikutip oleh Tri Dayakisni dalam buku Psikologi Sosial (2006:173) mengatakan bahwa: Kemampuan komunikasi interpersonal memang ada pada diri manusia yang dibetnya sebagai lima aspek kompetensi interpersonal :

1. Kemampuan berinisiatif, yaitu kemampuan untuk memulai suatu bentuk interaksi dan hubungan dengan orang lain.

2. Kemampuan untuk bersikap terbuka adalah kemampuan untuk terbuka kepada orang lain, menyampaikan info yang bersifat pribadi mengenai dirinya dan memberikan perhatian kepada orang lain sebagai suatu bentuk penghargaan yang akan memperluas kesempatan untuk terjadinya sharing.

3. Kemampuan untuk bersikap asertif yaitu kemampuan untuk mempertahankan hak-hak pribadi secara tegas, mengemukakan gagasan, perasaan dan keyakinan secara langsung, jujur, jelas dan dengan cara yang sesuai.

(4)

5. Kemampuan dalam mengatasi konflik interpersonal adalah upaya agar konflik yang muncul tidak semakin memanas.

Pertemanan atau persahabatan merupakan bagian dari komunikasi interpersonal yang menekankan hubungan atau relasi antara satu individu dengan individu lain, yang dilandasi oleh kasih sayang, pada akhirnya melahirkan kesetiaan, dan pengorbanan.

Pertemanan yang baik adalah ketika teman/sahabat dapat mengantar seseorang menuju orientasi kehidupan yang baik dan bermartabat. Pertemanan apabila dikelola dengan baik akan melahirkan individu yang memiliki karakter gotong royong dan selalu berkeinginan saling membantudan empati terhadap sesamanya.

Mencari teman yang baik tidak sulit, karena dalam kunci utamanya adalah kita sendiri dulu yang harus baik, dengan menjadi orang baik, maka teman yang akan datang adalah mereka yang baik-baik juga, begitupula sebaliknya. Mencari teman tidak perlu memandang ras, kasta, serta ekonomi, siapapun dapat menjadi teman akan tetapi tetap dengan syarat adalah teman yang berperilaku baik dan santun.

Dalam menjacari teman, perilaku seseorang terkadang menjadi ukuran, bahwa ia dalah teman yang baik atau teman yang buruk. Menurut Jalaluddin Rakhmat dalam buku Psikologi Komunikasi (2008: 84) bahwa “Ada beberapa petunjuk yang digunakan orang dalam menilai seseorang pantas untuk menjadi teman; yaitu petunjuk proksemik berdasarkan jarak, kinesik berdasarkan perilaku tubuh, petunjuk wajah, dan paralinguistik atau cara berbicara.”

Lokasi penelitian adalah SMP Negeri 1 Barru yang beralamat di Jalan Jenderal Sudirman Kecamatan Barru Kabupaten Barru. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa SMP Negeri 1 Barru kecuali pada kelas IX, hal ini karena siswa kelas IX pada saat penelitian berlangsung sedang mempersiapkan diri untuk ujian nasional. Dengan demikian, data populasi SMP Negeri 1 Barru 697 orang siswa.

Untuk menentukan besarnya sampel yang diambil dari populasi, maka penulis berpatokan pada penentuan yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto dalan buku Prosedur Penelitian (2002: 120) bahwa “Apabila subjek penelitian lebih dari 100 orang maka dapat ditarik sampel antara 10% sampai dengan 25% atau lebih, sesuai dengan ketentuan yang dirumuskan dalam proposal penelitian.” Berdasarkan hal tersebut maka dengan mempertimbangkan banyaknya populasi dan keterbatasan waktu penelitian, maka peneliti mengambil sampel 10% dari jumlah populasi, sehingga 697 x 10% = 69,7 pembulatan menjadi 70 orang siswa.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menggunakan pengumpulan triangulasi data yaitu dokumentasi, wawancara, dan angket. Ketiga cara ini akan dijabarkan sebagai berikut:Observasi adalah aktivitas yang dilakukan terhadap suatu proses atau objek dengan maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya, atau untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kunjungan dan diskusi dengan guru bimbingan dan konseling, serta seluruh staf pengajar di sekolah objek penelitian.

Angket adalah suatu daftar pernyataan yang dibagikan kepada seluruh responden yang menjadi sampel penelitian. Angket adalah suatu teknik memperoleh data dengan cara menggunakan sejumlah pertanyaan tertulis yang disampaikan kepada responden yang akan diperoleh datanya. Pada penelitian ini angket akan disebar pada siswa dengan ketentuan sebagai berikut: Jumlah angket adalah 15 butir pertanyaan. Skala yang digunakan adalah skala likert dengan pernyataan setiap item instrumen ini memiliki gradasi dari tertinggi (sangat positif) sampai pada terendah ( sangat negatif ).

(5)

- S : setuju bobot nilainya 4 - RG : ragu-ragu bobot nilainya 3 - TS : tidak setuju bobot nilainya 2 - STS : sangat tidak setuju bobot nilainya 1

Dokumentasi. Dokumentasi menurut Riduwan (2007 : 70) bahwa “Teknik pengumpulan data yang ditujukan subjek penelitian.” Dokumen yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah dokumen dari sekolah tempat penelitian berupa data-data siswa dan data administrasi lainnya. Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah analisis data kuantitatif. Analisis kuantitatif dimaksudkan untuk menganalisis data berdasarkan jawaban-jawaban para responden melalui kuesioner tertutup.

Menurut Agus Irianto dalam buku Statistik Konsep Dasar dan Aplikasinya (2006:158) bahwa rumus regresi liner sederhana adalah sebagai berikut :

ŷ = a + bx keterangan :

ŷ = Subjek variabel terikat yang diproyeksikan x = variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu a = Nilai konstanta harga y jika x = 0

b = Nilai arah sebagai penentu ramalan yang menunjukkan nilai peningkatan atau nilai penurunan variabel y.

Hasil Penelitian

Pada hasil penelitian ini akan dikemukakan data-data penelitian yang telah didapatkan berdasarkan edaran angket pada 70 siswa sampel. Data akan dianalisis dengan menggunakan regresi sedehana adapun pemeriksaan keberartian regresi dilakukan melalui pengujian hipotesis nol, bahwa koefisien regresi sama dengan nol (tidak berarti) melawan hipotesis tandingan bahwa koefisien arah regresi tidak sama dengan nol.

Dari data tersebut maka diketahui nilai-nilai sebagai berikut: a) Jumlah n = 70

1. Menghitung rumus b dengan rumus

1. Menghitung rumus a dengan rumus

(6)

23, 25

a

2. Menghitung persamaan regresi sederhana

ˆ 23,25 0,18

y

x

Menentukan uji statistika yang sesuai. Uji statistika yang digunakan adalah uji F. Untuk menentukan nilai uji F dapat mengikuti langkah-langkah berikut:

3. Menghitung jumlah kuadrat regresi (JK reg (a)) dengan rumus:

JK

reg(a)

=

(

Y

)

4. Menghitung jumlah kuadrat regresi b|a (JK reg b|a), dengan rumus:

JK

reg(b/a)

=

b

.

(

XY

X

n

.

Y

)

5. Menghitung jumlah kuadrat residu (JK res) dengan rumus: JKres=

Y2−JKRe g(b/a)JKRe g(a)

6. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJK reg (a)) dengan rumus:

( ) 57028.62857

reg a RJK

7. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJK reg (a)) dengan rumus:

( / ) 110.5895151

reg b a RJK

8. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJK res) dengan rumus:

3637.039056

9. Mengitung Fhitung, dengan rumus:

110,59

Hipotesis dalam penelitian ini adalah “Ada pengaruh layanan bimbingan pribadi terhadap peningkatan kemampuan menjalin relasi pertemanan siswa SMP Negeri 1 Barru.” untuk menguji hipotesis ini, maka hipotesis dekriptif ini akan diubah menjadi hipotesis statistik dengan ketentuan sebagai berikut:

(7)

Ho = adalah hipotesis nihil, pengujian statistik hanya menguji hipotesis nihil (Ho) Karena hipotesis nihil merupakan pernyataan tentang parameter yang bertentangan dengan keyakinan peneliti, apabila dari pengujian diperoleh keputusan yang mendukung atau setuju dengan Ho maka dapat dikatakan Ho diterima.

1. Pada penelitian ini yang menjadi hipotesis statistik adalah: Ha = Ada pengaruh layanan bimbingan pribadi terhadap peningkatan kemampuan

menjalin relasi pertemanan siswa SMP Negeri 1 Barru.

Ho = Tidak ada pengaruh layanan bimbingan pribadi terhadap peningkatan kemampuan menjalin relasi pertemanan siswa SMP Negeri 1 Barru.

Jika Fhitung ≥ Ftabel, maka tolak Ho artinya signifikan dan

Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka terima Ho artinya tidak signifikan

dengan taraf signifikansi (α) = 0,05

Menentukan nilai kritis (α) atau nilai tabel F pada derajat bebas dbreg b/a = 1 dan dbres = n – 2.

Mencari nilai Ftabel menggunakan Tabel F dengan rumus:

Ftabel = F((1-α) (db Reg [b/a]), (db Res))

= F((1-00,5)(1,70-2)) = F((0,95) (1,68))

Ketentuan angka 1 = pembilang dan angka 68 adalah penyebut (lihat lampiran nilai Ftabel)

Ftabel = 3,99 dan diketahui Fhitung = 2,06

Jadi Fhitung < dari Ftabel, maka terima Ho artinya tidak signifikan

Hal berarti bahwa hipotesis dalam penelitian ini ditolak karena hipotesis nihil diterima. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh layanan bimbingan pribadi terhadap peningkatan kemampuan menjalin relasi pertemanan siswa SMP Negeri 1 Barru.

Pembahasan Hasil Penelitian

Bimbingan pribadi merupakan upaya untuk membantu individu dalam menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mantap dan mandiri serta sehat jasmani dan rohani.

Bimbingan pribadi berarti upaya untuk membantu individu dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi konflik-konflik dalam diri dalam upaya mengatur dirinya sendiri di bidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian waktu luang, penyaluran nafsu seksual dan sebagainya, serta upaya membantu individu dalam membina hubungan sosial di berbagai lingkungan (pergaulan sosial).

Pada dasarnya bimbingan tidak hanya berfungsi untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi individu (kuratif), melainkan memiliki fungsi lain yaitu sebagai upaya pencegahan (preventif) dan pengembangan (developmental), dengan program bimbingan dan konseling secara tepat, maka layanan-layanannya harus diintegrasikan ke dalam program-program yang berorientasi pengembangan, yang membantu para siswa mengembangkan dan mempraktikkan kompetensi-kompetensinya.

Dalam pengamatan penulis di SMP Negeri 1 Barru, rata-rata siswa dalam menjalin relasi pertemanan dilakukan karena:

a. Kedekatan, proses ini melibatkan kedekatan emosional, karena keluarga, orang tua saling mengenal, atau karena satu kampung/tempat tinggal.

b. Kelompok, proses ini melibatkan kelompok, baik kecil maupun besar, misalkan siswa karena sering dikelompokkan dalam tugas-tugas sekolah atau mereka memiliki tempat kumpul setelah pulang sekolah.

c. Kepentingan, kepentingan yang dimaksud adalah kepentingan dalam hal saling membantu dalam belajar, atau meminjamkan sesuatu pada teman lainnya.

(8)

secara alamiah, sehingga proses bimbingan pribadi yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas-kualitas relasi pertemanan siswa.

Penelitian ini juga membuktikan hal tersebut, hal ini dapat diketahui dari uji f pada kedua variabel atau hasil regresi, dari uji Ftabel = 3,99 dan Fhitung = 2,06, sementara

berdasarkan kaidah uji f yaitu jika Fhitung ≥ Ftabel, maka tolak Ho artinya signifikan dan Jika

Fhitung ≤ Ftabel, maka terima Ho artinya tidak signifikan. Penelitian ini pada uji mendapatkan

Fhitung < dari Ftabel, maka terima Ho artinya tidak signifikan.

Hal berarti bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima karena hipotesis nihil ditolak. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh layanan bimbingan pribadi terhadap peningkatan kemampuan menjalin relasi pertemanan siswa SMP Negeri 1 Barru.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh layanan bimbingan pribadi terhadap peningkatan kemampuan menjalin relasi pertemanan siswa SMP Negeri 1 Barru. Hal ini dapat diketahui dari uji f pada kedua variabel atau hasil regresi, dari uji Ftabel = 3,99 dan Fhitung = 2,06, sementara berdasarkan

kaidah uji f yaitu jika Fhitung ≥ Ftabel, maka tolak Ho artinya signifikan dan Jika Fhitung ≤ Ftabel,

maka terima Ho artinya tidak signifikan. Penelitian ini pada uji mendapatkan Fhitung < dari

Ftabel, maka terima Ho artinya tidak signifikan.

KEPUSTAKAAN

Agus Irianto, 2006. Statistik Konsep Dasar dan Aplikasinya. Kencana. Jakarta. Bimo Walgito, 2003. Psikologi Sosial. Andi. Yogyakarta.

Fenti Hikmawati, 2011. Bimbingan Konseling. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Jalaluddin Rakhmat, 2008. Psikologi Komunikasi. Remaja Rosdakarya. Bandung. Prayitno, 2005. Layanan Bimbingan Pribadi. Alfabeta. Jakarta.

Riduwan, 2007. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru Karyawan dan Peneliti Pemula. Alfabeta. Bandung.

S. Margono, 2005. Metodologi Peneliti Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta. Sunarto, 2008. Perkembangan Peserta Didik. Rineka Cipta. Jakarta.

Sugiyono, 2007. Metode Penelitian dan Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kaulitatif dan R & D). Alfabeta. Bandung.

Suharsimi Arikunto, 2002. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta.

Syamsu Yusuf, LN dan A. Juntika Nurihsan, 2010. Landasan Bimbingan dan Konseling. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Tri Dayakisni, 2006. Psikologi Sosial. Penerbitan UMM. Malang.

Tohirin, 2010. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

menggunakan nilai t hitung yang dibandingkan dengan t tabel, pengujian hipotesis juga dapat ditunjukkan melalui tingkat signifikansi dari nilai rata – rata produktivitas

Metode yang digunakan untuk mengetahui komposisi material yaitu dengan metode analisis X-Ray Fluorescence (XRF) yang dimiliki Laboratorium Kimia Analitik Pusat Teknologi

Prinsip kerjanya adalah pada waktu pedal rem ditekan dan menunjukkan putaran yang diinginkan maka katup bahan bakar ditutup sehingga pemakaian bahan bakar dihitung

Dengan berkembangnya situs-situs yang telah menggunakan animasi web untuk memperindah situsnya dengan tujuan untuk menarik para perhatian pengunjung situs agar tidak jenuh bila

Persentase nyeri pinggang pada paramedis di 3 rumah sakit di Jakarta yang pertama kali terjadi di tempat kerja dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan di luar tempat kerja, dan

From a broader perspective, transformation process is believed by all parties might support SME business on coffee processed product to solve NTBs problem. This part also

Dalam pemotongan, hal yang harus diperhatikan adalah pada gambar pandangan diarsir, sedang bagian yang dipotong atau penampang potongan diarsir menggunakan..

Sehubungan dengan Evaluasi Penawaran, Kami POKJA-IV Kantor Layanan Pengadaan Barang / Jasa mengundang Saudara untuk dapat menghadiri Ferifikasi dan Klarifikasi terhadap Perusahaan