• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELOLAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SMA NEGERI 1 SUKODONO Pengelolaan Kompetensi Profesional Guru Di SMA Negeri 1 Sukodono Kabupaten Sragen.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGELOLAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SMA NEGERI 1 SUKODONO Pengelolaan Kompetensi Profesional Guru Di SMA Negeri 1 Sukodono Kabupaten Sragen."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PENGELOLAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU

DI SMA NEGERI 1 SUKODONO

KABUPATEN SRAGEN

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Kepada

Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Gelar Magister Pendidikan

Oleh :

DIDIK DEWANTI

NIM : Q 100100167

PROGRAM PASCASARJANA

(2)
(3)

PENGELOLAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SMA NEGERI 1 SUKODONO

KABUPATEN SRAGEN

Oleh: Didik Dewanti1 , Abdul Ngalim2, Samino3

Mahasiswa UMS Surakarta1, Staf Pengajar UMS Surakarta 2, Staf Pengajar UMS Surakarta 3

ABSTRACT

Didik Dewanti. Q. 100 100 167. Management of Teacher Professional Competence in SMA Negeri 1 Sukodono Sragen. Thesis. Education Management. Graduate Program. Muhammadiyah University of Surakarta. 2012.

The purpose of this study, there are two objectives (1) Describe the characteristics of teacher professional competency development program conducted by the school in SMA Negeri 1 Sukodono Sragen. (2) Describe the characteristics of teachers in professional development activities of teachers at SMAN 1 Sukodono Sragen.

This type of research is a qualitative research design with ethnographic research. Investigator shot in SMA Negeri 1 Sukodono Sragen. Techniques of data collection is done by observation, in-depth interviews, and observation. Analysis of data using the method of ethnographic analysis.

The results of this study were (1) Teacher professional development activities carried out internally in the form of workshops conducted continuously and sustainably. Teacher professional development programs are implemented in an activity teachers in developing curriculum and syllabus to RPP and other learning tools, and done every year continuously. In improving teachers' understanding of the principals of the standard material sent some teachers to attend training facilitated by the government, and impose deservikasi program is the use of methods and media of different learning during classroom teaching. (2) Teachers in professional development activities in SMA Negeri 1 Sukodono Sragen, is still limited to the increase in the basic skills of teaching and curriculum development. To develop professional teachers, all active teachers to follow district MGMP subjects in accordance with the schedule set, and reported results MGMP to principals, teachers in the implementation of learning attempt to do modivikasi the standard material and using a variety of learning methods, with remained concerned with student activity in learning.

Keywords : program, efforts, activities of teachers

Pendahuluan

(4)

dalam menjaga kode etik dan pengembangan profesi masing-masing. Orientasi mutu, profesionalisme dan menjunjung tinggi profesi harus mampu menjadi etos kerja guru. Untuk itu maka, kode etik profesi guru harus pula ditegakkan oleh anggotanya dan organisasi profesi guru harus pula dikembangkan kearah memiliki otoritas yang tinggi agar dapat mengawal profesi guru tersebut (Karsidi, 2006: 5).

Beberapa faktor pendukung dalam mengimplementasikan sepuluh kompetensi profesional, sebagai berikut: (1) Kualitas dan mutu Sumber Daya Manusia yang baik; kaitannya dengan guru, (2) Semangat dan antusiasme untuk melanjutkan pendidikan kepada jenjang yang lebih tinggi, (3) Sarana dan prasarana yang cukup memadai. Namun disamping faktor pendukung tersebut ada hambatan yang dirasakan oleh guru-guru, yakni: keterbatasan dana baik dari pihak MAN Malang 1 sendiri maupun dari pihak dinas terkait yakni Departemen Agama, serta keterbatasan laboran, pustakawan, dan ketenagaan di TU MAN Malang 1. Adapun upaya yang dilakukan oleh pihak MAN Malang 1, dalam meningkatkan kualitas profesionalisme guru kaitannya dengan kompetensi profesional sebagai berikut: (1) Program Penyetaraan Ijazah, yang didanai oleh pihak DMAP (Development of Madrasah Aliyah Project), (2) Mengikuti berbagai pelatihan, seminar dan workshop kaitannya dalam peningkatan kualitas profesionalisme guru, (3) Adanya sistem kontrol dan penilaian yang baik dari kepala madrasah, serta (4) Kualitas pendidikan yang cukup tinggi (mulai jenjang S1, S2, hingga jenjang S3).

(5)

akan dikaji pengelolaan Kompetensi Profesional Guru di SMA Negeri 1 Sukodono Kabupaten Sragen.

Berdasarkan uraian latar belakang penelitian di atas, maka fokus penelitian ini adalah Bagaimana ciri ciri pengelolaan kompetensi profesional guru di SMA Negeri 1 Sukodono Kabupaten Sragen? Fokus penelitian ini dibagi dalam tiga subfokus meliputi: (1) Bagaimana Ciri-ciri program pengembangan kompetensi profesional guru yang dilakukan oleh sekolah di SMA Negeri 1 Sukodono Sragen? (2) Bagaimana Cri-ciri upaya kepala sekolah dalam pengembangan profesional guru di SMA Negeri 1 Sukodono Sragen?(3) Bagaimana Ciri-ciri kegiatan guru dalam pengembangan profesional guru di SMA Negeri 1 Sukodono Sragen?

Downey (2006). Hasil penelitian ini membahas tentang kompetensi global yang dimiliki oleh ahli teknik yang ditunjuk sebagai pengajar praktikum. Dengan adanya berbagai kompetensi yang dimiliki oleh seorang ahli teknik maka ia akan bekerja lebih efektif dan mempunyai budaya kerja yang baik. Dengan kompetensi yang dimiliki ia mampu membantu peserta didik dalam mencapai kompetensi yang telah ditentukan.

(6)

berdasarkan strategi HRD, memungkinkan karyawan mempunyai motivasi kerja yang tinggi.

Sitch (2005). Hasil penelitian menyatakan bahwa ketidakpuasan tenaga kerja digambarkan dalam sistem pendidikan Ontario pada dekade ini yang merupakan akibat dari konflik antara meningkatnya profesionalisme guru dan menurunya otonomi lokal dalam pendidikan. Guru melakukan penelitian yang berkaitan dengan keseluruhan aktifitas kerja lebih mendalam. Dengan melakukan penelitian guru mempunyai peluang harapan profesional yang lebih tinggi. Para guru ahli merasakan frustasi dengan adanya pembatasan pada kegiatan penelitian, selain itu infleksibilitas kurikulum dan tes yang dilakukan oleh pemerintah pusat kurang dapat diterima oleh guru. Jika harapan untuk pengembangan profesi melalui penelitian tidak dibatasi, kemungkinan profesional yang tinggi bisa dicapai dan pengajaran profesional dapat dipertahankan. Untuk itu harapan para guru adalah adanya fleksibilitas yang tinggi dan hasil penelitian sebagai masukan dalam pendidikan akan menjadi harapan bagi guru dan administrator lokal untuk mengembangkan profesionalnya.

(7)

pembelajaran yang diampu, mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.

Lee (2007). Hasil penelitian menyatakan bahwa para ahli mengembangkan model pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan profesional para guru tentang matematika yang berisi pengetahuan dan menggali mereka untuk inovatif dan menciptakan instruksional. Paper ini memaparkan tentang tujuan program, desain program, evaluasi yang berbarti pengukuran tingkat efektivitas program dan hasil program. 4 komponen dari program yang aktif adalah sistem dukungan, kerjasama pengetahuan, penerapan ruang kelas dan aplikasi, dan membangun komunitas profesional. Hasil dari program berdasarkan pada laporan intruktor proyek, partisipan, dan evaluator proyek; perubahan kepercayaan partisipan tentang pengajar matematika dan pencapaian instruksional; dan usaha partisipan untuk mengadaptasi strategi baru dalam pembelajaran mereka dan menciptakan ruang kelas utama murid.

Berdasarkan fokus penelitian tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan ciri-ciri pengembangan kompetensi profesional guru yang dilakukan oleh sekolah di SMA Negeri 1 Sukodono Sragen? (2) mendeskripsikan ciri-ciri kegiatan guru dalam pengembangan profesional guru di SMA Negeri 1 Sukodono Sragen?

(8)

terhadap warga sekolah khususnya dalam hal pengelolaan kompetensi profesional guru.

Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan pendekatan naturalistik untuk mencari dan menemukan pengertian atau pemahaman tentang fenomena dalam suatu latar yang berkonteks khusus. Dalam penelitian etnografi peneliti menyajikan satu gambaran rinci mengenai satu kelompok budaya. Etnografer juga meletakkan kelompok di dalam seetingnya, mengekspor tema-tema atau isu-isu yang berkembang pada seluruh waktu ketika kelompok berinteraksi, dan potret rinci tentang kehidupan kelompok mereka (Alsa, 2007: 54). Sehubungan dengan penelitian yang dilaksanakan adalah tentang pengelolaan kompetensi profesional guru, maka penelitian ini dilakukan selama 3 bulan di SMA Negeri 1 Sukodono Kabupaten Sragen.

Data dalam penelitian etnografi adalah halaman-halaman dari bahan-bahan (materi) perian atau deskripsi yang dikumpulkan selama proses bekerja di lapangan. Data itu, berupa catatan lapangan (fieldnotes), transkripsi wawancara, artikel surat kabar, data kantor, tulisan-tulisan subjek berupa memoranda, dan sebagainya (Mantja, 2007: 106).

Sumber data dalam penelitian ini berasal dari peristiwa atau aktivitas, dimana peristiwa atau aktivitas yang diamati dalam penelitian ini berupa, pengelolaan kompetensi profesional guru di SMA Negeri 1 Sukodono Sragen. Arsip dan dokumen, berupa catatan-catatan tertulis yang berupa struktur organisasi, ketenaga kerjaan, dan aktivitas lainnya di SMA Negeri 1 Sukodono Sragen.

(9)

kebijakan kepala sekolah terkait dengan pengelolaan guru, (2) Sugeng Raharjo (guru), dipilihnya orang tersebut karena merupakan orang yang dianggap netral atau tidak memihak dan juga tidak menentang kebijakan kepala sekolah terhadap pengelolaan guru, (3) Sukarno (guru) dipilihnya orang tersebut karena merupakan orang yang banyak menentang kepala sekolah terkait dengan pengelolaan kompetensi profesional guru di SMA Negeri 1 Sukodono Kabupaten Sragen dan tahu banyak tentang yang diteliti.

Teknik pengumpulan data dengan menggunakan observasi, dalam penelitian ini dilakukan melalui pengamatan terhadap program pengembangan kompetensi profesional guru, upaya kepala sekolah dalam pengembangan profesional guru, dan ciri kegiatan guru dalam pengembangan profesional guru yang dilakukan oleh sekolah di SMA Negeri 1 Sukodono Sragen. Wawancara mendalam yang dilakukan untuk memperoleh informasi atau bahan-bahan (data) yang sangat rinci, kaya, dan padat yang hasil akhirnya digunakan untuk analisis kualitatif. Dokumentasi meliputi data sekunder, karena data primer adalah data yang diperoleh langsung dari tangan pertama, yaitu subjek penelitian, partisipan atau informan.

Miles dan Huberman (2007: 101) Model analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis data tertata dalam situs untuk diskripsi. Data yang diperoleh di lapangan akan diolah dengan cara mengumpulkan semua data yang ada. Data yang ada dikelompokkan, diseleksi, dan selanjutnya dianalisa dengan menggunakan metode kualitataif artinya mengelompokkan dan menyeleksi data yang diperoleh dari penelitian berdasarkan kualitas kebenarannya, kemudian menggambarkan dan menyimpulkan hasilnya, digunakan untuk memecahkan Permasalahan pokok penelitian, kemudian diuraikan dalam bentuk bahasa diskriptif prosesnya berlangsung dalam bentuk siklus.

(10)

dengan cara triangulasi. Triangulasi dalam pegujian keabsahan data disini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber, berbagai cara, dan berbagai waktu.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Ciri-Ciri Pengembangan Kompetensi Profesional Guru Yang Dilakukan oleh Sekolah di SMA Negeri 1 Sukodono Sragen

Pengembangan profesional guru yang dilakukan oleh kepala sekolah pada dasarnya adalah upaya untuk mengembangkan kompetensi yang dimiliki oleh guru. Kompetensi merupakan perpaduan antara pengetahuan, kemampuan, dan penerapan kedua hal dalam melaksanakan tugas di lapangan kerja. Kompetensi mengacu kepada perilaku yang dapat diamati, yang diperlukan untuk menuntaskan kegiatan sehari-hari dengan berhasil. Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, dan nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kompetensi pada dasarnya adalah daya cakap, daya rasa, dan daya tindak seseorang yang siap diaktualisaiskan ketika menghadapi tantangan kehidupannya, baik pada masa kini maupun masa akan datang (Majid, 2011: 6).

(11)

Dari urian di atas jelaslah bahwa upaya kepala sekolah dalam pengembangan profesional guru merupakan tindakan yang disengaja dengan tujuan agar guru memiliki kemampuan dalam melaksanakan tugas. Dengan demikian hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Patterson (2008), yang menyimpulkan bahwa: Guru yang profesional memiliki kemampuan cukup baik untuk mengelola kelas, sarana dan prasarana. Pengelolaan sarana dan prasarana sebagai alat bantu mengajar merupakan tanggung jawab guru sejak direncanakan dan pengelolaannya, dan memiliki kemampuan untuk mengembangkan materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu; menguasai standar kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu, mengembangkan materi pembelajaran yang diampu, mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.

Persamaan hasil penelitian ini, dengan penelitian Patterson (2008), sama-sama berkesimpulan bahwa semakin tinggi guru memiliki kompetensi, maka semakin baik guru dalam mengelola kelas dan mengelola sarana prasarana yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pembelajaran. Namun dalam penelitian ini kompetensi yang diteliti memfokuskan pada kompetensi profesionalisme guru.

Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan peserta didik kepala sekolah melakukan pendekatan secara personal dengan guru dan melakukan supervisi, Kepala sekolah menggencarkan penyusunan silabus berkarakter untuk digunakan pada tahun ajaran berikutnya, dan Kepala sekolah memotivasi guru untuk membuat sebuah penelitan tindakan kelas yang akan difasilitasi oleh sekolah.

(12)

kepada guru untuk melakukan penelitian, dan mengambangan materi pembelajaran yang diampu, maka kemungkinan guru dapat kehilangan kesempatan untuk memberikan masukan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan.

Dari uraian di atas, menunjukkan bahwa hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Sitch (2005), yang menyimpulkan bahwa dengan melakukan penelitian guru mempunyai peluang harapan profesional yang lebih tinggi. Para guru ahli merasakan frustasi dengan adanya pembatasan pada kegiatan penelitian, selain itu infleksibilitas kurikulum dan tes yang dilakukan oleh pemerintah pusat kurang dapat diterima oleh guru. Jika harapan untuk pengembangan profesi melalui penelitian tidak dibatasi, kemungkinan profesional yang tinggi bisa dicapai dan pengajaran profesional dapat dipertahankan. Untuk itu harapan para guru adalah adanya fleksibilitas yang tinggi dan hasil penelitian sebagai masukan dalam pendidikan akan menjadi harapan bagi guru dan administrator lokal untuk mengembangkan profesionalnya.

Persamaan hasil penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Sitch (2005), sama-sama berkesimpulan bahwa semakin banyak peluang yang diberikan kepada guru untuk melakukan penelitian, maka semakin tinggi kompetensi profesional yang dimiliki oleh guru. Dengan kata lain peningkatan profesionalisme guru dapat ditunjang dengan kegiatan penelitian. Namun dalam penelitian Sitch (2005), terfokus pada dampak adanya pembatasan kegiatan penelitian, sedangkan dalam penelitian ini terfokus pada upaya kepala sekolah dalam mengembangkan profesionalisme guru.

2. Ciri-Ciri Kegiatan Guru Dalam Pengembangan Profesional Guru di SMA Negeri 1 Sukodono Sragen

(13)

dalam pengembangan profesi, baik dalam kegiatan MGMP, KKG dan lainnya yang meliputi; (a) mengikuti kegiatan seminar, penataran, lokakarya baik sebagai peserta atau pembicara baik pada tingkat regional, nasional atau internasional dan (b) menulis buku pelajaran atau bahan ajar, (2) aktivitas guru dalam tugas keguruan lain; (a) yang berkenaan dengan dengan administrasi bidang studi, (b) bimbingan belajar kesulitan siswa dalam bidang studi dan (c) kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler.

Berbagai kegiatan tersebut dapat dilakukan oleh guru untuk mengembangkan profesinya, namun guru SMA Negeri 1 Sukodono Sragen berdasarkan data yang diperoleh, guru masih kurang dalam melakukan kegiatan penelitian dan menulis buku. Guru baru melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan langsung dengan ketrampilan dasar mengajar, dan pengembangan kurikulum. Walaupun pencapaian ketrampilan dasar yang baik pada setiap guru akan memungkinkan proses pembelajaran diselenggarakan secara baik pula. Dengan proses pembelajaran yang berlangsung secara baik dan berkualitas akan memungkinkan tercapainya proses tersebut dengan keluaran siswa mencapai hasil yang juga berkualitas. Namun tentunya guru tidak boleh mengabaikan kegiatan lainnya yang memungkinkan guru dapat mengembangkan profesionalnya.

(14)

melakukan inovasi dalam menciptakan program pembelajaran. Dengan demikian hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Lee (2007), yang menyimpulkan bahwa para ahli mengembangkan model pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan profesional para guru tentang matematika yang berisi pengetahuan dan menggali mereka untuk inovatif dan menciptakan instruksional.

Persamaan hasil penelitian ini dengan penelitian Lee (2007), sama-sama berkesimpulan bahwa semakin banyak guru mengembangkan dan menggunakan model pembelajaran, maka kompetensi profesional guru semaki meningkat. Namun dalam penelitian Lee (2007), terfokus pada guru matematika.

Simpulan dan Saran

(15)

mampu memanfaatkannya, dan dalam hal penelitian ternyata belum seluruh guru dapat memahami dan melakukan penelitian tindakan kelas.

Untuk meningkatkan profesional lguru Kepala sekolah melatih guru untuk membuat memahami standar isi dengan cara memberi kesempatan guru untuk mengikuti workshop dan menerapkan ilmu yang didapat di sekolah, dan mengikutsertakan guru dalam kegiatan MGMP mata pelajaran setiap satu bulan sekali dalam upaya meningkatkan kemampuan guru mengembangkan KTSP. Dalam meningkatkan pemahaman guru terhadap materi standar kepala sekolah mengirimkan beberapa guru untuk mengikuti pelatihan yang difasilitasi oleh pemerintah, dan memberlakukan deservikasi program yang merupakan penggunaan metode dan media pembelajaran yang berbeda saat melakukan pengajaran di kelas. Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan peserta didik kepala sekolah melakukan pendekatan secara personal dengan guru dan melakukan supervisi, dan memberikan motivasi guru untuk membuat sebuah penelitan tindakan kelas yang akan difasilitasi oleh sekolah, serta memberikan keleluasaan kepada guru untuk mengukuti program-program peningkatan profesionalime guru baik yang dilakukan secara internal maupun eksternal.

(16)

mementingkan keaktifan siswa dalam belajar. Namun dalam hal penelitian baru sebagian guru yang dapat melakukan penelitian tindakan kelas.

Penelitian ini menyarankan bagi Kepala Sekolah, untuk meningkatkan profesional guru sebaiknya program pengembangan profesional guru dijadwalkan dalam program kegiatan tahunan kepala sekolah, dan melakukan pembinaan secara berkelanjutan. Bagi Guru, Sebaiknya guru berupaya untuk meningkatkan kemampuan tidak hanya sebatas pada kemampuan dasar mengajar dan pengembangan kurikulum, misalnya melakukan kegiatan penelitian, dan menyusun bahan ajar. Bagi Peneliti Berikutnya, sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut, terkait dengan pengelolaan kompetensi profesional guru dengan fokus penelitian yang lain.

Daftar Pustaka

Alsa, Asmadi. 2007. Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif serta Kombinasinya dalam penelitian Psikologi.Yogjakarta: Pustaka Pelajar.

Downey, Gary Lee; Juan C. Lucena; Barbara M. Moskal; Rosamond Parkhurst; Thomas Bigley; Chris Hays; Brent K. Jesiek; Liam Kelly; Jonson Miller; Sharon Ruff; Jane L. Lehr; dan Amy Nichols-Belo. 2006. The Glo ally Competent Engineer: Working Effectively With People Who Define Pro le Differe tly . Journal of Engineering Education.

Gangani, Noordeen; Gary N McLean; Richard A Braden. 2006. A Co pete y

Based Hu a Resour e Develop e t “trategy . Performance

Improvement Quarterly, Academic Research Library. Vol. 19, No. 1: pg. 127.

Karsidi, Ravik, 2006. Profesionalisme Guru Dan Peningkatan Mutu Pendidikan Di

Era Otonomi Daerah. Tersedia: www.uns.ac.id, diakses tanggal 12

November 2011.

Lee Hea-Jin. 2007. Developing an Effective Professional Development Model to Enhance Teachers' Conceptual Understanding and Pedagogical Strategies in Mathematics”. The Journal of Educational Thought. Vol. 41, Iss. 2; pg. 125.

Mantja, W. 2007. Etnografi Desain Penelitian Kualitatif dan Manajemen

(17)

Miles, Matthew B. and A. Michael Huberman. 2007. Qualitative Data Analysis (terjemahan). Jakarta: UI Press.

Paterson, Kurtis G. 2008. “tude t Per eptio s of I ter et Based Lear i g Tools in Environmental Engineering Educatio . Journal of Engineering

Education, Academic Research Library. Vol. 88, No. 3: pg. 295.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan sumber-sumber pustaka di atas, untuk mengetahui aktivitas anti bakteri dan bagaimana gambaran darah ayam akibat pemberian ekstrak etanol daun dan buah

Dari penjelasan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam implementasinya, permainan bahasa dengan menggunakan kartu berantai (domino) dalam

Skripsi ini dapat diselesaikan hasil kerja keras, ketekunan, dan ketelitian, serta dorongan semangat dan bantuan dari semua pihak baik secara materiil maupun secara moril

Komunikasi merupakan cara terbaik bagi komunikator (da’i) untuk dapat menyampaikan pesan-pesan dakwah kepada mad’u (komunikan), sehingga pesan dakwah yang mengajak kepada

Dari hasil analisis yang diperoleh bahwa peran keluarga dalam bimbingan pengembangan perilaku adaptif dapat membuat anak mampu melakukan kegiatan sehari – hari

Some examples related to the territorial variation of language within the advertising campaign strategy can be seen on figure 2 and figure 3 below: Figure 3: SimPATI Telkomsel

Tata ruang keraton Yogyakarta merupakan perwujudan ekspresi pikiran dan perasaan Sultan Hamengku Buwana I yang mencoba menyelaraskan- kan jagad mikro dengan jagad

Transparansi dalam hal pelaksana APBDes Desa Mintin Kecamatan Kahayan Hilir Kabupaten Pulang Pisau telah mengeluarkan sebuah peraturan desa No 4 Tahun 2015 tentang anggaran