• Tidak ada hasil yang ditemukan

The Effectiveness of Vitazyme Usage on the Growth and Production of Caisim (Brassica juncea) and Rice (Oryza sativa L.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "The Effectiveness of Vitazyme Usage on the Growth and Production of Caisim (Brassica juncea) and Rice (Oryza sativa L.)"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN VITAZYME PADA

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI CAISIM (Brassica juncea)

DAN PADI (Oryza sativa L.)

MUHAMAD MAJID

A14070047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA LAHAN

DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN

FAKULTAS PERTANIAN

ISTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

RINGKASAN

MUHAMAD MAJID. Efektivitas Penggunaan Vitazyme pada Pertumbuhan dan

Produksi Caisim (Brassica juncea) dan Padi (Oryza sativa L.). Dibimbing oleh

ISWANDI ANAS dan SRI DJUNIWATI

Vitazyme merupakan larutan alami yang memberikan stimulus biologis terhadap mikroba di perakaran, meningkatkan laju fotosintesis dan menekan fotorespirasi. Penelitian di Indonesia dan beberapa negara seperti USA, Australia dan Filipina pada berbagai jenis tanaman seperti caisim dan pakcoy dengan menggunakan dosis standar memberikan peningkatan hasil yang menguntungkan. Meskipun demikian, upaya memasyarakatkan Vitazyme di Indonesia akan menemui beberapa kendala diantaranya harga Vitazyme yang relatif mahal ditengah daya beli petani yang cenderung rendah. Berdasarkan fenomena ini diperlukan upaya yang dapat memudahkan pengenalan Vitazyme ke masyarakat, dimana salah satunya adalah dengan mengurangi dosis penggunaan Vitazyme. Dengan demikian diharapkan diperoleh dosis yang relatif rendah dan sesuai dengan kemampuan petani.

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektivitas aplikasi Vitazyme dosis rendah terhadap pertumbuhan dan produksi caisim (Brassica juncea) dan dosis standar terhadap pertumbuhan dan produksi padi (Oryza sativa L.).

Penelitian caisim dilaksanakan di rumah kaca di Baranangsiang Bogor dan Laboratorium Bioteknologi Tanah Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian IPB, sedangkan penelitian padi dilakukan di Kebun Percobaan Muara Bogor Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Penelitian caisim menggunakan rancangan acak lengkap dengan enam perlakuan dan lima ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah 100% NPK, 100% NPK + Vitazyme, 75% NPK, 75% NPK + Vitazyme, 50% NPK, dan 50% NPK + Vitazyme. Parameter yang diamati adalah tinggi, bobot basah bagian atas dan akar tanaman. Penelitian padi dilakukan pada sawah seluas 2000 m2 yang terbagi atas dua petak seluas 1000 m2. Petak pertama adalah kontrol sedangkan petak kedua adalah perlakuan Vitazyme. Parameter yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah anakan dan anakan produktif per rumpun, dan produksi gabah kering panen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi Vitazyme dosis rendah (2,1 liter/ha), dimana dosis standarnya adalah 7,5 liter/ha pada caisim tidak nyata meningkatkan tinggi caisim, tetapi meningkatkan bobot basah bagian atas dan akar caisim pada dosis pemupukan 50% NPK serta akar caisim pada perlakuan 75% NPK, namun tidak meningkatkan bobot bagian atas pada pemupukan 75% NPK dan 100% NPK. Dengan demikian Vitazyme tidak efektif pada dosis pemupukan NPK tinggi, tetapi efektif pada dosis pemupukan NPK rendah. Hasil penelitian padi menunjukkan bahwa aplikasi Vitazyme dosis standar (1 liter/ha/aplikasi) pada 7 dan 50 hari setelah tanam, meningkatkan pertumbuhan (tinggi tanaman 11,7%; jumlah anakan per rumpun 23,2%; jumlah anakan produktif per rumpun 29,7%) dan meningkatkan produksi padi (gabah kering panen 29,0%).

(3)

SUMMARY

MUHAMAD MAJID. The Effectiveness of Vitazyme Usage on the Growth and

Production of Caisim (Brassica juncea) and Rice (Oryza sativa L.). Supervised by

ISWANDI ANAS and SRI DJUNIWATI

Vitazyme is a natural solution that gives the biological stimulus to microbes in the roots, increases the rate of photosynthesis and suppresses photorespiration. The studies in Indonesia and some countries such as the USA, Australia and the Philippines on various types of plants such as caisim and pakcoy have showed that the use of standard dosage results in an increased favorable yield. However, the effort to promote Vitazyme in Indonesia will meet some obstacles such as the relatively expensive price amid the purchasing power of farmers tending to be low. For this reason, it is necessary to facilitate the introduction of Vitazyme to the community, for example by reducing the dosage of Vitazyme in application. It is expected that a relatively low dosage can obtained and suit to the capacity of farmers.

The objective of this study was to determine the effectiveness of Vitazyme application with low dosage on the growth and production of caisim (Brassica juncea) and standard dosage on the growth and production of rice (Oryza sativa

L.). The experiment with Caisim was carried out in the greenhouse in Baranangsiang Bogor and Soil Biotechnology Laboratory at the Department of Soil Science and Land Resources, Faculty of Agriculture, IPB, while the rice experiment was conducted at the Experimental Farm of Muara Bogor, Main Institute of Rice Research. The study of caisim used a complete random design of six treatments and five replications. The treatments used were 100% NPK, 100% NPK + Vitazyme, 75% NPK, 75%NPK + Vitazyme, 50% NPK and 50% NPK + Vitazyme. The measured parameters were height, wet weight of upper part and plant roots. The rice experiment was on a rice field of 2000 m2, divided into two plots of 1000 m2. The first was the control plot, while the second was treated with Vitazyme. The parameters that were observed were plant height, number of young plants and productive of young plants per cluster, and the production of dry unhusked grain.

The study results showed that the application of Vitazyme with low dosage (2.1 liters / ha), which is the standard dosage of 7.5 liters / ha on caisim did not significantly doesn't increase the height of caisim, but increased the weight of the wet upper part and roots at the dosage of 50% NPK and caisim root treated with 75% NPK, but did not increase the weight of the upper part when treated with 75% and 100% NPK. Thus Vitazyme was not effective at the high dosage of NPK fertilizer, but effective at a low dosage. The results of the study on rice showed that the application of Vitazyme with the standard dosage (1 liter/ha/application) after 7 and 50 days after planting increased growth (plant height of 11.7%, number of young plants per cluster 23.2%; number of productive young plants per cluster 29.7%) and increased the rice production (29.0% dry unhusked rice).

(4)

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN VITAZYME PADA

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI CAISIM (Brassica juncea)

DAN PADI (Oryza sativa L.)

MUHAMAD MAJID

A14070047

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada

Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA LAHAN

DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN

FAKULTAS PERTANIAN

ISTITUT PERTANIAN BOGOR

(5)

Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Vitazyme pada Pertumbuhan dan Produksi Caisim (Brassica juncea) dan Padi (Oryza sativa L.)

Nama : Muhamad Majid

NIM : A14070047

Disetujui :

Pembimbing I

Prof. Dr. Ir. Iswandi Anas, M.Sc. NIP. 19500509 197703 1 001

Pembimbing II

Dr. Ir. Sri Djuniwati, M.Sc. NIP.19530626 198103 2 004

Mengetahui,

Ketua Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan

Dr. Ir. Syaiful Anwar, M.Sc. NIP. 19621113 198703 1 003

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur hanya kepada Allah SWT atas segala berkat dan rahmatNya penulis dapat meyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi yang berjudul “Efektivitas Penggunaan Vitazyme pada Pertumbuhan dan Produksi Caisim (Brassica juncea) dan Padi (Oryza sativa L.) ini merupakan hasil penelitian sebagai salah satu syarat kelulusan menjadi Sarjana Pertanian di Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih yang sangat tulus kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Iswandi Anas, M.Sc. selaku dosen pembimbing pertama sekaligus penyandang dana dalam penelitian ini yang telah memberikan bimbingan, arahan, nasehat, dan kemudahan dalam melakukan penelitian hingga skripsi ini.

2. Dr. Ir. Sri Djuniwati, M.Sc. selaku dosen pembimbing kedua yang telah memberikan bimbingan, arahan dan nasehat dalam penyelesaian skripsi ini. 3. Dr. Dra. Rahayu Widyastuti, M.Sc. selaku dosen penguji skripsi yang telah

memberikan masukan dan arahan demi perbaikan skripsi ini.

4. Ir. Endang Suhartati selaku Kepala Kebun Percobaan Muara Bogor Balai Besar Penelitian Tanaman Padi yang telah menyediakan lahan sebagai tempat penelitian.

5. Bapak Ajat dan Abah yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini. 6. Christabel Aurellia Avissa P T Rachman yang telah membatu dan

bekerjasama dalam pelaksanaan penelitian ini dari awal sampai akhir.

Akhir kata penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bogor, Desember 2012

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Provinsi Jambi pada tanggal 30 September 1988 dari orangtua bernama Suki dan Suriati. Penulis merupakan putra ke empat dari tujuh bersaudara.

Tahun 2007 penulis lulus dari SMA Negeri 2 Kabupaten Tebo Provinsi Jambi dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada mayor Manajemen Sumberdaya Lahan, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian.

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... ..viii

DAFTAR TABEL ... ..x

DAFTAR GAMBAR ... xii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan Penelitian ... 2

1.3 Hipotesis Penelitian ... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 3

2.1 Vitazyme ... 3

2.2 Caisim ... 7

2.3 Padi ... 8

III. BAHAN DAN METODE ... 9

3.1 Penelitian Caisim ... 9

3.1.1 Tempat dan Waktu ... 9

3.1.2 Bahan dan Alat ... 9

3.1.3 Pengambilan Bahan Tanah ... 9

3.1.4 Rancangan Percobaan ... 10

3.2 Penelitian Padi ... 13

3.2.1 Tempat dan Waktu ... 13

3.2.2 Bahan dan Alat ... 13

3.2.3 Rancangan Percobaan ... 13

3.2.4 Pengolahan Tanah, Aplikasi Vitazyme dan Perawatan Padi ... 14

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 17

4.1 Hasil Penelitian ... 17

(9)

4.1.2 Pengaruh Aplikasi Vitazyme Dosis Rendah terhadap Bobot Basah

Bagian Atas dan Akar Caisim ... 17

4.1.3 Pengaruh Aplikasi Vitazyme terhadap Tinggi Padi ... 18

4.1.4 Pengaruh Aplikasi Vitazyme terhadap Jumlah Anakan dan Anakan Produktif Padi per Rumpun ... 18

4.1.5 Pengaruh Aplikasi Vitazyme terhadap Produksi Gabah Kering Panen 19 4.2 Pembahasan ... 19

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 22

5.1 Kesimpulan ... 22

5.2 Saran ... 22

DAFTAR PUSTAKA ... 23

(10)

DAFTAR TABEL

Teks

Nomor Halaman

1. Komposisi Bahan Aktif dalam Vitazyme ... 3

2. Pengaruh Aplikasi Vitazyme terhadap Tinggi dan Produksi Caisim ... 4

3. Pengaruh Aplikasi Vitazyme terhadap Produktivitas Caisim ... 5

4. Pengaruh Aplikasi Vitazyme terhadap Produksi Padi ... 5

5. Pengaruh Aplikasi Vitazyme terhadap Produksi Jagung ... 6

6. Pengaruh Aplikasi Vitazyme terhadap Produksi Gandum ... 6

7. Komposisi Hara dalam Vitazyme. ... 9

8. Karakteristik Bahan Tanah Latosol Cihideng yang Digunakan untuk Penelitian Caisim ... 10

9. Takaran Pupuk N, P dan K yang Diteliti dalam Penelitian Caisim ... 10

10. Pengaruh Aplikasi Vitazyme Dosis Rendah terhadap Tinggi Caisim ... 17

11. Pengaruh Aplikasi Vitazyme Dosis Rendah terhadap Bobot Basah Bagian Atas dan Akar Caisim ... 18

12. Pengaruh Aplikasi Vitazyme Dosis Standar terhadap Tinggi Padi Varietas Mamberamo ... 18

13. Pengaruh Aplikasi Vitazyme Dosis Standar terhadap Jumlah Anakan dan Anakan Produktif Padi per Rumpun Varietas Mamberamo ... 19

14. Pengaruh Aplikasi Vitazyme Dosis Standar terhadap Produksi GKP Padi Varietas Mamberamo, Ukuran Ubinan 2 M x 2 M ... 19

Lampiran 1. Analisis Ragam Tinggi Caisim pada 1 MST ... 26

2. Analisis Ragam Tinggi Caisim pada 2 MST ... 26

3. Analisis Ragam Tinggi Caisim pada 3 MST ... 26

4. Analisis Ragam Bobot Basah Bagian Atas Caisim ... 26

5. Analisis Ragam Bobot Basah Akar Caisim ... 26

6. Kandungan Hara Pupuk Urea, SP-36 dan KCl pada Penelitian Caisim. ... 27

7. Syarat Mutu Pupuk Urea SNI 02-2801-2010 ... 27

(11)
(12)

DAFTAR GAMBAR

Teks

Nomor Halaman

1. Diagram Alir Aplikasi Vitazyme pada Caisim di Rumah Kaca ... 12 2. Denah Penelitian Aplikasi Vitazyme Pada Padi di Kebun Percobaan Muara

Bogor Balai Besar Penelitian Tanaman Padi... Error! Bookmark not defined.

3. Penyiangan Tanaman Padi dengan Cara Manual ... Error! Bookmark not defined.

4. Diagram Alir Aplikasi Vitazyme pada Padi di Kebun Percobaan Muara Bogor Balai Besar Penelitian Tanaman Padi ... 15

Lampiran

1. Tanaman Caisim ketika Berumur Tiga Minggu Setelah Tanam... 29 2. Pengaruh Aplikasi Vitazyme Dosis Rendah terhadap Perakaran Caisim

Perlakuan Pemupukan 50% NPK, Menggunakan Vitazyme (kanan), Tanpa Vitazyme (kiri) ... 29 3. Pengaruh Aplikasi Vitazyme Dosis Rendah terhadap Pertumbuhan Bagian

Atas Caisim pada Perlakuan Pemupukan 75 % NPK, Menggunakan Vitazyme (kanan) Tanpa Vitazyme (kiri) ... 30 4. Pengaruh Aplikasi Vitazyme Dosis Rendah terhadap Pertumbuhan Bagian

Atas Caisim pada Perlakuan Pemupukan 100 % NPK, Menggunakan

Vitazyme (kanan) Tanpa Vitazyme (kiri) ... 30 5. Pengaruh Aplikasi Vitazyme Terhadap Jumlah Malai Padi Varietas

Mamberamo, Menggunakan Vitazyme (kanan) Tanpa Vitazyme (kiri) ... 31 6. Pengaruh Aplikasi Vitazyme terhadap Jumlah Ubinan Tanaman Padi Varietas

Mamberamo, Menggunakan Vitazyme (kanan) Tanpa Vitazyme (kiri) ... 31 7. Pengambilan Ubinan di Sawah dengan Ukuran 2 M x 2 M... 32 8. Perontokan Padi pada Pengambilan Data Ubinan... 32 9. Tanaman Padi Tanpa Aplikasi Vitazyme (Kontrol) pada 90 Hari Setelah

(13)

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pencapaian keberhasilan pertanian tidak terlepas dari peranan tanah dan pupuk. Peranan pupuk dalam pertanian minimal 30% dan bahkan dapat mencapai 50% pada tanah yang tidak subur (Soekarto, 2007). Peranan pupuk yang sangat penting ini membuat pemerintah berupaya untuk memproteksi petani kecil dengan cara memberikan subsidi pupuk kepada mereka. Berdasarkan Permentan No.06 tahun 2011, diketahui bahwa subsidi pupuk diberikan kepada petani tanaman pangan dan hortikultura dengan luas lahan maksimal 2 hektar.

Alokasi anggaran untuk subsidi pupuk terus mengalami peningkatan. Selama tahun 2003 subsidi pupuk tercatat Rp 900 milyar, dan pada tahun 2009 meningkat menjadi lebih dari Rp 16 trilyun atau meningkat 18 kali lipat. Apabila kecenderungan ini terus terjadi, maka diperkirakan lima tahun kedepan anggaran subsidi pupuk akan menembus angka Rp 20 trilyun (Kementan, 2010).

Dampak dari pemberian subsidi tersebut telah mendorong penggunaan pupuk buatan secara nasional yang cukup pesat, dari 0,63 juta ton tahun 1975 menjadi 5,69 juta ton tahun 2003 (Rusastra et al., 2005). Seiring dengan itu, penggunaan pupuk Urea oleh petani sudah mencapai 200-500 kg/ha, banyak yang telah melampaui rekomendasi, walaupun penggunaan pupuk lainnya (terutama K) masih dibawah rekomendasi. Hal ini telah menyebabkan inefisiensi penggunaan pupuk sehingga secara nasional sudah ada gejala levelling off produksi walaupun penggunaan pupuk terus meningkat. Kondisi tersebut disertai pula dengan penurunan kualitas fisik, kimia dan biologi tanah karena menurunnya keseimbangan antara penggunaan pupuk anorganik dan pupuk organik (Kementan, 2010). Penurunan kualitas tanah ini harus diperbaiki agar usaha pertanian dapat berjalan dengan baik dan berkelanjutan.

(14)

caisim, jagung, dan kedelai dengan menggunakan dosis sesuai anjuran menunjukan peningkatan hasil yang nyata, menguntungkan dan mendukung konsep pertanian berkelanjutan (Vital Earth Resources, 2011a). Penelitian Vitazyme di Indonesia sendiri telah dilakukan pada beberapa jenis tanaman dimana salah satunya adalah pakcoy (Brassica chinensis). Penelitian tersebut dilakukan Sugianta dan Amilia (2011) dengan dosis 2,5 liter/ha/aplikasi dengan 3 kali aplikasi dan hasilnya menunjukkan bahwa aplikasi Vitazyme memberikan peningkatan produksi yang nyata dan menguntungkan secara ekonomi.

Meskipun sebenarnya pemberian Vitazyme sesuai dosis anjuran (standar) memberikan keuntungan, namun upaya memasyarakatkan Vitazyme memiliki tantangan yaitu harga Vitazyme yang relatif mahal ditengah-tengah daya beli petani yang cenderung rendah dan kebutuhan Vitazyme yang tinggi, terutama pada tanaman genus Brassica. Berdasarkan fenomena ini diperlukan upaya yang dapat memudahkan pengenalan Vitazyme ke masyarakat, dimana salah satunya adalah dengan mengurangi dosis penggunaan Vitazyme atau pada dosis yang rendah untuk tanaman genus Brassica. Namun demikian pada tanaman padi penggunaan dosis standar relatif sesuai dengan kemampuan petani, dimana dosis standar untuk padi adalah 2 liter/ha untuk aplikasi pada benih dan tanaman pada saat 7 dan 50 hari setelah tanam.

1.2 Tujuan Penelitian

Mengetahui efektivitas aplikasi Vitazyme dosis rendah terhadap pertumbuhan dan produksi caisim (Brassica juncea) dan dosis standar terhadap pertumbuhan dan produksi padi (Oryza sativa L.).

1.3 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian ini adalah :

1. Aplikasi Vitazyme dosis rendah efektif meningkatkan pertumbuhan dan produksi caisim (Brassica juncea).

(15)

II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Vitazyme

Vitazyme adalah cairan biostimulan alami yang terdiri dari aktivator biologis tertentu yang dibuat melalui proses fermentasi. Vitazyme juga berisi agen aktif seperti vitamin, enzim, triakontanol dan lainnya yang berfungsi sebagai stimulator pertumbuhan (Vital Earth Resources, 2011a). Komposisi bahan aktif dalam Vitazyme disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Komposisi Bahan Aktif dalam Vitazyme (Vital Earth Resources, 2011a)

Parameter Kandungan mg/l

Brassinosteroids 22

1-triocontanol 330

Kinetin 1000

Giberellic acid 130

Indolacetic acid 1000

Biotin 0,0013

Folic acid 0,015

Niacin 0,169

Panthothenic acid 0,286

Vitamin B1 (thiamin) 4,466 Vitamin B2 (riboflavin) 0,172

Vitamin B6 2,64

Vitamin B12 (cobalamine) 0,0033

Vitazyme merupakan terobosan besar untuk meningkatkan hasil, keuntungan, tanaman sehat serta mewujudkan pertanian yang berkelanjutan. Pendekatan kimia standar telah memacu Revolusi Hijau pada abad ke-20, tetapi memiliki potensi toksisitas sehingga menciptakan masalah bagi petani, konsumen dan lingkungan. Vitazyme membantu meringankan tantangan lingkungan dan produksi sekaligus meningkatkan keuntungan (Syltie, 2003).

(16)

bergantung pada spesies, bagian tumbuhan, fase perkembangan, konsentrasi hormon, interaksi antar hormon yang diketahui, dan berbagai faktor lingkungan. Perlu diketahui pula bahwa hormon tumbuhan yang terdapat dalam jumlah mikromolar atau submikromolar itu bersifat aktif dan khas serta dapat dipastikan harus ada tiga bagian utama pada sistem respon. Pertama, hormon harus ada dalam jumlah cukup di sel yang tepat. Kedua hormon harus dikenal dan diikat erat oleh setiap kelompok sel yang tanggap terhadap hormon (sel sasaran).

Vitazyme memungkinkan tanaman untuk lebih mengekspresikan potensi genetik dengan mengurangi tekanan yang menekan ekspresi. Vitazyme harus digunakan dalam konteks sistem pengelolaan tanaman lengkap, tidak hanya menggunakan Vitazyme saja. Vitazyme akan mengoptimalkan program yang ada dengan memungkinkan tanaman untuk tumbuh lebih baik, sehingga meningkatkan produktivitas (Syltie, 2003).

Menurut Sugianta dan Amilia (2011) dosis Vitazyme yang dianjurkan untuk tanaman genus Brassica adalah 2,5 liter/ha/aplikasi dengan 3 kali aplikasi yaitu pada 2, 3 dan 4 minggu setelah tanam secara foliar spray, sehingga jumlah total vitazyme yang diaplikasikan adalah 7,5 liter/ha. Menurut Torres (2010) aplikasi Vitazyme untuk caisim dilakukan sebanyak 3 kali dengan dosis 1 liter/ha untuk setiap aplikasi dan dosis pemupukan yang digunakan adalah 300 kg urea; 60 kg SP-36; dan 50 kg KCl. Penelitian di Filipina memberikan kesimpulan bahwa aplikasi Vitazyme nyata meningkatkan tinggi dan produksi caisim. Pengaruh Vitazyme terhadap pertumbuhan dan produksi caisim di Filipina disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Pengaruh Aplikasi Vitazyme terhadap Tinggi dan Produksi Caisim (Torres, 2010)

No Perlakuan Tinggi Tanaman (cm) Bobot (ton/ha) 1 Kontrol 7,93 c 3,07 e

2 100% N 14,43 c 8,16 c

3 50 % N 10,70 d 6,68 d

4 Hanya Vitazyme 10,93 d 7,00 d

5 Vitazyme + 50% N 16,87 b 10,80 b

6 Vitazyme + 100 % N 19,67 a 11,95 a

(17)

Penelitian Vitazyme pada caisim di beberapa negara lainnya juga menunjukkan bahwa aplikasi Vitazyme nyata meningkatkan pertumbuhan dan produksi caisim, sebagaimana disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Pengaruh Aplikasi Vitazyme terhadap Produktivitas Caisim Lokasi

Penelitian

Perlakuan Pemupukan dan Dosis yang Digunakan

Peningkatan Hasil (%)

Literatur

Perth Australia

Pertanian organik, 1% larutan Vitazyme pada saat tanam dan 1 liter/ha pada 14

hari setelah tanam

52 David, 2009

Labrodares Parcel 48 Mexico

Kontrol dengan pemupukan 100% N dan Vitazyme dengan pemupukan 60% N,

tiga kali aplikasi Vitazyme dengan dosis 1 liter/ha

23 Gonzales, 2004

Winsboro Texas

Hidroponik, dengan aplikasi Vitazyme 1% setiap minggu

37 Blucker, 2003

Selain nyata meningkatkan pertumbuhan dan produksi pada caisim, Vitazyme juga nyata meningkatkan produktivitas padi. Beberapa hasil penelitian pengaruh aplikasi Vitazyme pada padi disajikan dalam Tabel 4.

Tabel 4. Pengaruh Aplikasi Vitazyme terhadap Produksi Padi Tempat

Penelitian

Perlakuan Pemupukan dan Vitazyme yang Digunakan

Peningkatan Hasil (%) Literatur Dak Nong Province Vietnam Pemupukan standar dengan total Vitazyme yang digunakan 2,5 liter

19 Muu, 2011

Xinhou Jinshi Hunan

China

Pemupukan standar dengan tiga kali aplikasi yaitu perendaman benih pada 5% Vitazyme dan 1

liter/ha pada aplikasi kedua dan ketiga

14 Ahongyan, 2009

Aung Pu Village (Delta Sungai

Mekong) Vietnam

Pengurangan dosis 30% N 27% P, dan 12% K, dengan 3 kali aplikasi

Vitazyme yaitu 1 liter/ha/aplikasi

(18)

Selain meningkatkan produktivitas padi, Vitazyme juga terbukti meningkatkan produksi tanaman Graminae lainnya seperti jagung dan gandum. Berdasarkan penelitian di beberapa negara menunjukkan bahwa aplikasi Vitazyme meningkatkan produktivitas kedua tanaman tersebut secara signifikan sebagaimana disajikan dalam Tabel 5 dan 6.

Tabel 5. Pengaruh Aplikasi Vitazyme terhadap Produksi Jagung Lokasi

Penelitian

Perlakuan Pemupukan dan Dosis yang Digunakan

Peningkatan Hasil (%) Literatur Dak Nong Province Vietnam

Pemupukan standar dengan penyemprotan 5% larutan Vitazyme pada benih dan penyemprotan dengan dosis 1 liter/ha pada 35 hari setelah

tanam

13 Duc, 2011

Hebron Indiana USA

Pemupukan standar dengan sekali aplikasi Vitazyme dengan dosis 1 liter/ha pada

saat tanaman berumur 2 minggu setelah tanam

17 Nichols, 2008

Havana Cuba

Tidak dilakukan pemupukan dan hanya dilakukan aplikasi

Vitazyme

93 Marrero dan Acosta, 2006

Tabel 6. Pengaruh Aplikasi Vitazyme terhadap Produksi Gandum Lokasi

Penelitian

Perlakuan Pemupukan dan Dosis yang Digunakan

Peningkatan Hasil (%)

Literatur

Perth Australia

Pemupukan standar dengan aplikasi Vitazyme pada benih dengan dosis 1 liter Vitazyme untuk 1 ton benih

dan penyemprotan dan tanaman dengan dosis 0,5

liter/ha

12 David, 2010

Oran Missouri USA

Pemupukan standar dengan sekali aplikasi Vitazyme dan dosis yang digunakan adalah

1,5 liter/ha

33 Temples, 2009

Nairobi Kenya

Pemupukan standar dengan sekali aplikasi Vitazyme dan dosis yang digunakan adalah

1 liter/ha

(19)

2.2 Caisim

Caisim (Brassica juncea) merupakan tanaman semusim, berbatang pendek hingga hampir tidak terlihat. Daun caisim berbentuk bulat panjang serta berbulu halus dan tajam, urat daun utama lebar dan berwarna putih. Daun caisim ketika masak bersifat lunak, sedangkan yang mentah rasanya agak pedas. Pola pertumbuhan daun mirip tanaman kubis, daun yang muncul terlebih dahulu menutup daun yang tumbuh kemudian hingga membentuk krop bulat panjang (Sunarjono, 2004). Caisim termasuk ke dalam family Cruciferae yang mempunyai akar tunggang dengan banyak akar samping yang dangkal. Bunganya mirip petsai, tetapi rangkaian tandan lebih pendek. Ukuran kuntum bunga lebih kecil dengan warna kuning pucat. Bijinya berukuran kecil dan berwarna hitam kecokelatan. Biji terdapat dalam kedua sisi dinding sekat polong yang gemuk (Supriati dan Herlina, 2011)

Caisim dapat tumbuh dengan baik di tempat yang berudara panas maupun berudara dingin sehingga dapat diusahakan di dataran tinggi maupun dataran rendah namun akan lebih baik jika ditanam di dataran tinggi. Daerah penanaman yang cocok adalah pada ketinggian 5-1200 mdpl, namun biasanya caisim dibudidayakan di daerah dengan ketinggian 100-300 mdpl. Tanaman ini tergolong tahan terhadap air hujan sehingga dapat ditanam sepanjang tahun. Selama pertumbuhannya tanaman ini memerlukan hawa yang sejuk maka akan lebih cepat tumbuh apabila ditanam dalam suasana lembab. Tanaman ini juga tidak cocok pada air yang menggenang, sehingga tanaman ini cocok bila ditanam di akhir musim penghujan. Caisim sangat cocok ditanam pada tanah gembur yang bertekstur lempung dan banyak mengandung humus, subur, serta pembuangan airnya baik. Derajat kemasaman optimum untuk pertumbuhan caisim berkisar antara 6-7 (Haryanto, 2003).

Hama yang banyak menyerang tanaman caisim diantaranya ulat yang memakan daun. Gejala terlihat pada bekas-bekas gigitan, berupa robekan tidak merata di daun caisim. Jenis hama ini antara lain Crocidolomia binotalis dan

(20)

jauh lebih besar daripada serapan air oleh akar. Akibatnya pada pagi hari tanaman tampak segar, tetapi pada siang hari menjadi layu. Jika dicabut, akan tampak benjolan-benjolan besar di perakaran tanaman (Wahyudi, 2010).

2.3 Padi

Tanaman padi (Oryza sativa L.) termasuk golongan Graminae yang ditandai dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas. Padi termasuk sub family Bambusoidae, suku Oryzae, dan genus Oryza. Padi dapat dibedakan menjadi 3 sub spesies yaitu Indica, Japonica, dan Javanica (Siregar, 1981).

Batang padi tersusun dari rangkaian ruas-ruas dan antara ruas yang satu dengan ruas yang lainnya dipisahkan oleh satu buku. Ruas batang padi berongga dan berbentuk bulat dari atas ke bawah. Pada tiap buku, terdapat sehelai daun. Kuncup yang tumbuh di dalam ketiak daun menjadi batang-batang sekunder yang serupa dengan batang primer. Batang-batang sekunder ini akan meghasilkan batang-batang tersier dan seterusnya. Peristiwa ini disebut fase menganak. Anakan mulai terbentuk sejak 10 hari setelah tanam dan mencapai maksimum pada umur 50-60 hari setelah tanam (Prasetyo, 1996).

(21)

III.

BAHAN DAN METODE

3.1 Penelitian Caisim

3.1.1 Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca di Baranangsiang Bogor. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Pusat Penelitian Tanah Bogor. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei hingga Juni 2011, meliputi persiapan satu bulan dan penanaman satu bulan.

3.1.2 Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahan tanah Latosol Cihideng (Inceptisol), benih caisim varietas tosakan, Vitazyme (produksi Vital Earth Resources), air mineral, pupuk kandang, pupuk urea (46% N), SP-36 (35% P205) dan KCl (61% K2O). Komposisi hara Vitazyme disajikan dalam Tabel

7.

Tabel 7.Komposisi Hara dalam Vitazyme(Vital Earth Resources, 2011c). Unsur Hara Kandungan (ppm)

Zn 3000

Cu 3000

Mn 3000

Mo 20

3.1.3 Pengambilan Bahan Tanah

(22)

Tabel 8. Karakteristik Bahan Tanah Latosol Cihideng yang Digunakan untuk Penelitian Caisim

Jenis Analisis Metode Nilai Kriteria PPT (1983) a. pH H2O

pH Meter 5,0 Masam

b. pH KCl 4,1 Masam

C-organik (%) Walkley & Black 1,36 Rendah N-total (%) Kjeldahl 0,11 Rendah C/N ratio Perhitungan 12 Sedang P2O5 (ppm) Bray 1 3,14 Sangat Rendah

K2O (ppm) Morgan 97

Ca (me/100g) NH4.Ac 1N, pH 7,0 6,43 Sedang

Mg (me/100g) NH4.Ac 1N, pH 7,0 1,71 Sedang

K (me/100g) NH4.Ac 1N, pH 7,0 0,19 Rendah

KTK (me/100g) NH4.Ac 1N, pH 7,0 17,35 Sedang

KB (%) Perhitungan 49 Sedang

3.1.4 Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan faktor tunggal. Perlakuan yang digunakan terdiri dari 6 perlakuan dengan 5 ulangan. Perlakuan yang dilakukan yaitu 100% NPK, 100% NPK + Vitazyme, 75% NPK , 75% NPK + Vitazyme, 50% NPK, dan 50% NPK + Vitazyme. Jumlah pupuk setiap perlakuan dalam penelitian ini tertera pada Tabel 9.

Tabel 9. Takaran Pupuk N, P dan K yang Diteliti dalam Penelitian Caisim

Perlakuan Dosis Dosis

N P2O5 K2O Urea SP-36 KCl

…..ppm….. …..(gram/pot)…..

A1X0 200 100 100 0,866 0,562 0,644 A1X1 200 100 100 0,866 0,562 0,644 A2X0 150 75 75 0,650 0,422 0,325 A2X1 150 75 75 0,650 0,422 0,325 A3X0 100 50 50 0,433 0,281 0,162 A3X1 100 50 50 0,433 0,281 0,162

Keterangan:

A1 : dosis 100% pupuk NPK A2 : dosis 75% pupuk NPK A3 : dosis 50% pupuk NPK X0 : tanpa Vitazyme

X1 : dengan Vitazyme (1 liter/ha pada aplikasi I, 0,1 liter/ha pada aplikasi II, dan 1 liter/ha pada aplikasi III)

Analisis data dilakukan dengan Analysis of Variances (ANOVA), menggunakan uji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%. Adapun model matematika rancangan percobaan ini adalah:

(23)

Dimana:

Y ij = Nilai pengukuran/pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

Pi = pengaruh perlakuan ke i

Eij = Galat

3.1.5 Aplikasi Pupuk, Vitazyme dan Perawatan Tanaman

Bahan tanah yang dimasukan dalam pot sebanyak 2 kg bobot kering mutlak (BKM). Masing-masing pot diberi kode perlakuan kemudian diberi pupuk sesuai dengan perlakuan. Pupuk yang digunakan adalah Urea, SP-36 dan KCl. Semua pupuk diaplikasikan dengan menabur dan diaduk sampai rata pada tanah sebelum dimasukan kedalam pot. Pemberian pupuk kandang juga dilakukan pada saat yang sama dengan dosis 100 gram untuk setiap potnya.

Penanaman yang dilakukan dalam pot adalah penanaman bibit dengan 2 bibit untuk setiap pot. Pembibitan dilakukan di dalam tray dengan media pupuk kandang. Tujuan pembibitan ini adalah agar benih caisim yang digunakan dalam penelitian memiliki tinggi, perakaran, jumlah dan luas daun yang seragam pada saat ditanam. Pada pembibitan, bibit yang akan digunakan sebagai kontrol dan perlakuan Vitazyme mendapatkan perlakuan yang sama. Setelah bibit berumur 14 hari setelah sebar, bibit dipindahkan kedalam pot yang telah disediakan. Sebelum dipindahkan ke dalam pot, terlebih dahulu bibit caisim yang akan mendapatkan perlakuan Vitazyme dipisahkan dengan bibit yang akan dijadikan sebagai perlakuan kontrol, kemudian disemprot dengan larutan 1% Vitazyme sebanyak 1,25 ml untuk setiap bibit. Selanjutnya bibit dipindahkan pada tempat yang tidak mendapat sinar matahari langsung beberapa saat hingga Vitazyme yang membasahi bibit mengering. Selanjutnya setelah Vitazyme mengering tanaman dipindahkan dalam pot. Aplikasi Vitazyme dan penanaman dilakukan pada pagi hari yaitu dalam rentang waktu 07.00-09.00.

(24)

pada aplikasi kedua dan 400 liter/ha (399 liter air + 1 liter Vitazyme) pada aplikasi ketiga. Aplikasi pertama dilakukan pada saat tanaman dipindahkan dari tray ke pot. Aplikasi kedua dilakukan pada saat tanaman berumur 7 hari setelah tanam (HST) dan aplikasi ketiga dilakukan pada saat tanaman berumur 21 HST.

Dosis yang diberikan pada masing-masing aplikasi adalah 1% Vitazyme sebanyak 1,25 ml setiap tanaman atau setara dengan 1 liter Vitazyme dilarutkan dalam 99 liter air untuk satu hektar pada aplikasi pertama, 0,025% Vitazyme sebanyak 5 ml atau setara dengan 0,1 liter Vitazyme dilarutkan dalam 399,9 liter air untuk satu hektar pada aplikasi kedua, dan 0,25% Vitazyme sebanyak 5 ml untuk setiap tanaman atau setara dengan 1 liter Vitazyme dilarutkan dalam 399 liter air untuk satu hektar pada aplikasi ketiga. Cara aplikasi Vitazyme disajikan dalam Gambar 1.

Gambar 1. Diagram Alir Aplikasi Vitazyme pada Caisim di Rumah Kaca

Perawatan tanaman caisim dilakukan dengan cara melakukan penyiangan terhadap gulma dan penyiraman secara rutin. Penyiangan dilakukan setiap minggu

Keterangan : (1) Vitazyme dikocok terlebih dahulu sebelum digunakan; (2) pengambilan Vitazyme dengan pipet; (3) Vitazyme dimasukkan kedalam air; (4) pengadukan larutan Vitazyme; (5) penyemprotan Vitazyme ke bagian atas caisim; (6) penyiraman Vitazyme ke akar caisim

1

2

4

6

3

(25)

sedangkan penyiraman dilakukan 2 kali sehari dengan mempertahankan kadar air pada kapasitas lapang. Kadar air pada kapasitas lapang adalah 46% dengan bobot tanah 2,92 kg. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman setiap minggu. Pengamatan dimulai pada saat tanaman berumur 1 minggu setelah tanam (MST) hingga tanaman dipanen saat berumur 4 MST. Parameter yang diukur pada saat panen adalah bobot basah bagian atas dan bobot akar caisim.

3.2 Penelitian Padi

3.2.1 Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan milik Kebun Percobaan Muara Bogor Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Kota Bogor. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni hingga September 2011.

3.2.2 Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih padi varietas Mamberamo, pupuk SP-36, urea, NPK Phonska, insektisida Decis, dan Vitazyme. Pada penelitian ini tidak dilakukan analisis terhadap sifat tanah dan kandungan hara pupuk yang digunakan.

3.2.3 Rancangan Percobaan

Percobaan ini dilakukan pada dua petak sawah (petak 7 dan 8 Gambar 2) dengan luas setiap petak sawah 1.000 m2 dan merupakan percobaan dengan rancangan deskriptif yang tidak menggunakan ulangan.

Keterangan:

1 = Saluran Irigasi Primer 2 = Saluran Irigasi Sekunder 3 = Jalan Primer

4 = Jalan Sekunder 5 = Sawah Garapan Petani 6 = Sawah Garapan Petani 7 = Kontrol

8 = Perlakuan Vitazyme 9 = Sawah Garapan Petani

Arah Aliran Air Irigasi =

1

9

Gambar 2. Denah Penelitian Aplikasi Vitazyme Pada Padi di Kebun Percobaan Muara Bogor Balai Besar Penelitian Tanaman Padi

u

5 6 7 8

1 2

3

(26)

Petak 7 berada pada tempat yang lebih tinggi dari petak 8, sehingga petak 7 dijadikan sebagai kontrol (dipupuk NPK, SP-36 dan urea tanpa aplikasi Vitazyme) dan petak 8 dijadikan sebagai perlakuan aplikasi Vitazyme (dipupuk NPK, SP-36 dan urea dengan aplikasi Vitazyme). Dosis pupuk setiap petak dalam penelitian ini adalah 375 kg NPK Phonska/ha, 50 kg/ha urea, dan 125 kg/ha SP-36, sedangkan dosis Vitazyme yang digunakan adalah 2 liter/ha.

3.2.4 Pengolahan Tanah, Aplikasi Vitazyme dan Perawatan Padi

Persiapan lahan meliputi pengolahan tanah dan pelumpuran. Pengolahan tanah dilaksanakan 2 minggu sebelum penanaman. Pengolahan tanah dilakukan dengan menggunakan cangkul dan garpu. Sebelum dilakukan penyemaian, terlebih dahulu dilakukan perendaman benih selama satu malam dengan air, kemudian diperam selama dua hari hingga benih mulai berkecambah. Persemaian dilakukan di sekitar lahan pertanaman padi. Setelah padi disemai selama 24 hari dalam petakan persemaian, bibit padi ditanam pada petakan sawah perlakuan.

Pengendalian gulma dilakukan secara manual yaitu dengan mencabut gulma secara manual dengan menggunakan tangan (Gambar 3), sedangkan hama dan penyakit yang menyerang tanaman padi dibasmi dengan menggunakan pestisida dengan cara disemprot. Pestisida yang digunakan adalah insektisida decis. Pengaturan air selalu dijaga agar selalu tergenang secara kontinu. Pengeringan dilakukan ketika akan dilakukan aplikasi Vitazyme, pemupukan dan tanaman akan dipanen.

(27)

Aplikasi Vitazyme dilakukan pada 7 hari setelah tanam (HST) dan 50 HST. Dosis Vitazyme yang digunakan adalah 1 liter/ha/aplikasi dengan dilarutkan dalam 399 liter air, sehingga volume semprot yang digunakan adalah 400 liter/ha. Aplikasi dilakukan dengan menggunakan sprayer pada pagi hari sebelum pukul 10.00 WIB. Cara aplikasi Vitazyme pada tanaman padi disajikan dalam Gambar 4.

Gambar 4. Diagram Alir Aplikasi Vitazyme pada Padi di Kebun Percobaan Muara Bogor Balai Besar Penelitian Tanaman Padi

Panen padi dilakukan setelah tanaman berumur 120 hari dengan mengambil tiga titik ubinan dan 10 rumpun tanaman contoh untuk setiap petaknya. Pengambilan ubinan dilakukan untuk mengetahui produksi padi dan pengamatan tanaman contoh meliputi jumlah anakan dan malai per rumpun. Pengambilan tiga titik ubinan dilakukan dengan cara mengambil ubinan pada dua titik di bagian yang berdekatan dengan tepi petakan sawah dan satu titik pada bagian tengah petakan sawah, sedangkan pengambilan tanaman contoh dilakukan secara acak. Luas ubinan yang diambil adalah 2 m x 2 m dan perontokan padi langsung dilakukan di lapangan dengan cara manual yaitu dengan memukulkan

Keterangan: (1) Vitazyme dikocok terlebih dahulu sebelum digunakan; (2) pengambilan Vitazyme dengan pipet; (3) Vitazyme dimasukkan kedalam air lalu dilakukan pengadukan; (4) larutan Vitazyme yang sudah diencerkan dimasukkan kedalam sprayer; (5) penyemprotan Vitazyme ke tanaman padi

1

2

3

(28)
(29)

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Pengaruh Aplikasi Vitazyme Dosis Rendah terhadap Tinggi Caisim

Hasil analisis ragam tinggi caisim menunjukkan bahwa aplikasi Vitazyme dosis rendah tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi caisim (Tabel Lampiran 1, 2 dan 3). Rataan tinggi caisim disajikan dalam Tabel 10.

Tabel 10. Pengaruh Aplikasi Vitazyme Dosis Rendah terhadap Tinggi Caisim

No Perlakuan Tinggi Tanaman

1 MST 2 MST 3 MST

…..cm…..

1 100% NPK 8,38 20,23 28,60 2 100% NPK + Vitazyme 8,14 17,82 26,35 3 75 % NPK 8,75 17,27 26,65 4 75 % NPK + Vitazyme 8,02 19,23 26,10 5 50 % NPK 7,20 17,08 27,00 6 50 % NPK + Vitazyme 8,12 19,07 26,50 Koefesien Keragaman 11,9 21,9 16,9

MST = minggu setelah tanam

Pada Tabel 10 terlihat tinggi tanaman aplikasi Vitazyme dosis rendah relatif sama pada setiap pengukuran.

4.1.2 Pengaruh Aplikasi Vitazyme Dosis Rendah terhadap Bobot Basah

Bagian Atas dan Akar Caisim

(30)

Tabel 11. Pengaruh Aplikasi Vitazyme Dosis Rendah terhadap Bobot Basah Bagian Atas dan Akar Caisim

No Perlakuan Bobot Bagian Atas Bobot Akar

…..gram/pot…..

1 100% NPK 144,80 137,60 2 100% NPK + Vitazyme 127,60 123,80 3 75 % NPK 120,00 88,00 4 75 % NPK + Vitazyme 109,40 114,40 5 50 % NPK 69,20 53,20 6 50 % NPK + Vitazyme 91,40 126,20

Koefesien Keragaman 50 49

4.1.3 Pengaruh Aplikasi Vitazyme terhadap Tinggi Padi

Hasil pengukuran yang dilakukan pada 10 rumpun tanaman contoh pada 90 hari setelah tanam menunjukkan bahwa aplikasi Vitazyme dosis standar pada padi varietas Mamberamo meningkatkan tinggi tanaman. Pengaruh aplikasi Vitazyme dosis standar terhadap tinggi tanaman padi disajikan dalam Tabel 12.

Tabel 12. Pengaruh Aplikasi Vitazyme Dosis Standar terhadap Tinggi Padi Varietas Mamberamo

Parameter Kontrol Vitazyme Peningkatan (%)

……cm…..

Tinggi Tanaman 90,7 101,3 11,7 Standar Deviasi 4,00 7,57

Berdasarkan Tabel 12 diketahui bahwa aplikasi Vitazyme dosis standar pada tanaman padi Varietas Mamberamo memberikan peningkatkan terhadap tinggi tanaman sebesar 11,7%.

4.1.4 Pengaruh Aplikasi Vitazyme terhadap Jumlah Anakan dan Anakan

Produktif Padi per Rumpun

(31)

rumpun aplikasi Vitazyme dibandingkan dengan kontrol sebesar 23,2% dan 29,7%.

Tabel 13. Pengaruh Aplikasi Vitazyme Dosis Standar terhadap Jumlah Anakan dan Anakan Produktif Padi per Rumpun Varietas Mamberamo

Parameter Kontrol SD* Vitazyme SD* Peningkatan (%) Anakan 17,7 2,79 21,8 2,20 23,2 Anakan Produktif 15,5 2,64 20,1 2,77 29,7

*Standar Deviasi

4.1.5 Pengaruh Aplikasi Vitazyme terhadap Produksi Gabah Kering Panen

Hasil pengukuran pada tiga titik dilapangan menunjukkan bahwa aplikasi Vitazyme dosis standar pada padi varietas Mamberamo meningkatkan produksi gabah kering panen (GKP). Peningkatan produksi GKP disajikan dalamTabel 14.

Tabel 14. Pengaruh Aplikasi Vitazyme Dosis Standar terhadap Produksi GKP Padi Varietas Mamberamo, Ukuran Ubinan 2 M x 2 M Parameter Kontrol Vitazyme Peningkatan (%)

……kg…..

Produksi (ha) 6.933 8.937 29 Stadar Deviasi 908 262

Tabel 14 menunjukkan bahwa produksi GKP perlakuan Vitazyme pada semua titik pengukuran lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol. Peningkatan bobot GKP pada perlakuan Vitazyme adalah 29% jika dibandingkan dengan kontrol.

4.2 Pembahasan

(32)

bobot basah tanaman bagian atas dan akar caisim perlakuan Vitazyme justru lebih rendah daripada kontrol sebesar 13% dan 11%. Pada perlakuan pemupukan 75% NPK bobot basah tanaman bagian atas perlakuan 75% NPK + Vitazyme juga lebih rendah sebesar 19% dibandingkan dengan perlakuan 75% NPK. Hal ini menunjukan bahwa aplikasi Vitazyme dosis rendah berperan efektif dalam meningkatkan bobot basah akar dan tanaman bagian atas pada dosis pemupukan NPK yang lebih rendah (50% NPK). Menurut Vital Earth Resources (2011b) Vitazyme mengurangi penggunaan pupuk terutama nitrogen dan untuk menggunakan Vitazyme sebaiknya pemupukan nitrogen dikurangi 50-80%.

Hasil penelitian ini berbeda dengan Sugianta dan Amilia (2011) yang menguji Vitazyme pada tanaman pakcoy dan hasilnya meningkatkan pertumbuhan dan produksi secara nyata berdasarkan uji statistik. Salah satu faktor yang diduga menyebabkan perbedaan hasil adalah karena dosis yang digunakan dalam penelitian ini terlalu rendah. Jumlah total Vitazyme yang diberikan pada penelitian ini adalah 2,1 liter/ha, sedangkan Sugianta dan Amilia (2011) sebesar 7,5 liter/ha. Tambahan pula pada aplikasi kedua yakni ketika tanaman berumur 1 minggu setelah tanam, dosis yang digunakan sebesar 0,1 liter/ha.

Pemberian dosis terendah pada caisim dilakukan ketika tanaman sedang tumbuh dengan cepat. Menurut Salisburi dan Ross (1995b) terdapat tiga fase pertumbuhan utama yang mudah dikenali yaitu logaritmik (pertumbuhan cepat), linier (pertumbuhan konstan) dan penuaan (pertumbuhan melambat dan berhenti). Pemberian dosis Vitazyme rendah membuat Vitazyme tidak bekerja secara optimal, karena Vitazyme mengandung berbagai macam zat pengatur tumbuh. Menurut Franklin et al. (1991) dalam Turaini (2009) zat pengatur tumbuh efektif pada jumlah tertentu, konsentrasi terlalu tinggi dapat menghambat pertumbuhan, sedangkan konsentrasi rendah tidak efektif.

(33)

mengkatalis reaksi-reaksi respirasi. Menurut Supardi (1983) dengan nitrogen sebagai kekecualian, tidak ada unsur lain yang sekritikal fosfor bagi pertumbuhan

tanaman. Kalium menjadi unsur ketiga yang sangat dibutuhkan tanaman. Menurut

Girindra (1990) kalium bekerja sebagai katalisator dan tidak dapat digantikan oleh yang lain pada reaksi pengubahan asam fosfoenol piruvat menjadi asam piruvat oleh enzim piruvat kinase pada respirasi fase anaerobik. Selain itu kalium juga berperan dalam membantu pengaturan menutup dan membukanya stomata sehingga tanaman menjadi lebih adaptif.

Sementara itu pada penelitian aplikasi Vitazyme dosis standar pada padi varietas Mamberamo menunjukkan peningkatan tinggi, jumlah anakan dan malai per rumpun serta bobot gabah kering panen masing-masing sebesar 11,7%, 23,2%, 29,7% dan 29%. Hal ini menunjukkan bahwa aplikasi Vitazyme dosis standar efektif meningkatkan pertumbuhan dan produksi padi. Pertumbuhan yang menjadi lebih baik dengan pemberian Vitazyme diakibatkan oleh peran Vitazyme dalam metabolisme tanaman yang berakibat pada peningkatan pertumbuhan dan produksi. Vital Earth Resources (2011a) merilis bahwa Vitazyme mengandung gibrelin, sedangkan menurut Salisbury dan Ross (1995a) diantara hormon tumbuhan yang dikenal, gibrelin mempunyai kemampuan khusus memacu pertumbuhan tumbuhan. Gibrelin biasanya lebih banyak mendorong pemanjangan batang sebagian besar tumbuhan dikotil dan monokotil.

Peningkatan produksi padi diduga diakibatkan oleh berfungsinya pemicu metabolisme yang ada dalam Vitazyme. Beberapa pemicu metabolisme yang terdapat dalam Vitazyme adalah triakontanol, brassinosteroid dan kinetin. Menurut Nonomura dan Benson (1992) dalam Budiastuti (2000) triakontanol dapat meningkatkan fiksasi CO2 sehingga laju fotosintesis juga meningkat. Hasil

(34)

V.

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Aplikasi Vitazyme dosis rendah tidak mempengaruhi tinggi caisim, tetapi meningkatkan bobot basah bagian atas caisim pada pemupukan 50% NPK dan bobot basah akar caisim pada pemupukan 50% NPK dan 75% NPK, namun tidak meningkatkan bobot basah akar pada pemupukan 100% NPK dan bobot basah bagian atas caisim pada pemupukan 75% NPK dan 100% NPK. Dengan demikian Vitazyme tidak efektif pada dosis pemupukan NPK tinggi, tetapi efektif pada dosis pemupukan NPK rendah. Hasil penelitian padi menunjukkan bahwa aplikasi Vitazyme dosis standar (2 liter/ha) efektif meningkatkan pertumbuhan (tinggi tanaman 11,7%; jumlah anakan per rumpun 23,2%; jumlah anakan produktif per rumpun 29,7%) dan produksi padi (gabah kering panen 29,0%).

5.2 Saran

(35)

DAFTAR PUSTAKA

Ahongyan. 2009. Vitazyme on Rice. Texas: Vital Earth Resources.

Blucker W. 2003. Vitazyme on Lecttuce. Texas: Vital Earth Resources.

Budiastuti S. 2000. Penggunaan Triakontanol dan Jarak Tanam pada Tanaman Kacang Hijau (Phaseolus radiatus ). Agrosains 2: 59-63.

Dangfu N. 2008. Vitazyme on Rice. Texas: Vital Earth Resources.

David S. 2009. Vitazyme on Lecttuce. Texas: Vital Earth Resources.

David S. 2010. Vitazyme on Winter Wheat. Texas: Vital Earth Resources.

Duc V. 2011. Vitazyme on Corn. Texas: Vital Earth Resources.

Girindra A. 1990. Biokimia I. Jakarta: Gramedia.

Gonzales. 2004. Vitazyme on Lecttuce. Texas: Vital Earth Resources.

Haryanto E. 2003. Sawi dan Selada. Jakarta: Pustaka Setia.

[Kementan] Kementrian Pertanian. 2010. Kebijakan Subsidi Pupuk dan HPP Gabah Tahun 2010. Jakarta: Kementan RI.

[Kementan] Kementrian Pertanian. 2011. Peraturan Menteri Pertanian No. 06 Tentang Subsidi Pupuk Pemerintah. Jakarta: Kementan RI.

Makarim AK, Suhartatik E. 2007. Morfologi dan Fisiologi Tanaman Padi. Subang: Balai Besar Penelitian Tanaman Padi.

Marrero WG, Acosta JG. 2006. Vitazyme on Corn. Texas: Vital Earth Resources.

Muu T. 2011. Vitazyme on Rice. Texas: Vital Earth Resources.

Nazaruddin. 2003. Budidaya dan Pengaturan Panen Sayuran Dataran Rendah. Jakarta: Penebar Swadaya.

Nichols R. 2008. Vitazyme on Corn. Texas: Vital Earth Resources.

Prasetyo YT. 1996. Bertanam Padi Gogo TOT. Jakarta: Penebar Swadaya.

Rukmana R. 1994. Bertanam Petsai dan Sawi. Yogyakarta: Kanisius.

(36)

Salisbury FB, Ross CW. 1995a. Fisiologi Tumbuhan Jilid Tiga. Lukman DR, Sumarsono, Penerjemah; Bandung: Penerbit ITB. Terjemahan dari: Plant Physiology, 3th Edition.

Salisbury FB, Ross CW. 1995b. Fisiologi Tumbuhan Jilid Empat. Lukman DR, Sumarsono, Penerjemah; Bandung: Penerbit ITB. Terjemahan dari: Plant Physiology, 4th Edition.

Siregar H. 1981. Budidaya Tanaman Padi di Indonesia. Jakarta: Sastra Hudaya.

Stonewig R. 2008. Vitazyme on Winter Wheat. Texas: Vital Earth Resources.

Soekarto. 2007. Pemupukan pada Tanaman Perkebunan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Sugianta, Amilia Y. 2011. Pengujian Lapangan Efektivitas Pupuk Anorganik Mikro Cair Merk Vitazyme pada Tanaman Pakcoy. Bogor: Departemen Agronomi dan Hortikultura Faperta IPB.

Sunarjono H. 2004. Bertanam 30 Jenis Sayur. Jakarta: Penebar Swadaya.

Supardi G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Syltie PW. 2003. A Summary of Experiments Using Vitazyme Soil and Plant Biostimulant on Field, Orchard, and Greenhouse Crops. Texas:Vital Earth Resources.

Supriati Y, Herliana E. 2011. Bertanam 15 Sayuran Organik dalam Pot. Jakarta: Penebar Swadaya

Temples N. 2009. Vitazyme on Winter Wheat. Texas: Vital Earth Resources.

Turaini IK. 2009. Zat Pengatur Tumbuh dan Peranannya dalam Budidaya Tanaman. Bali: Universitas Tabanan.

Torres A. 2010. Vitazyme on Lecttuce. Texas: Vital Earth Resources.

[VER] Vital Earth Resources. 2011a. What is Vitazyme. http://www.vitalearth.com/?page_id=7 [diakses pada 25 Desember 2011].

[VER] Vital Earth Resources. 2011b. Nature of Vitazyme, How it Works, and the Appropriate Use of This Highly Effective Crop. Texas: VER.

[VER] Vital Earth Resources. 2011c. Material Safety Data Sheet (MSDS) Vitazyme as Mikronutrian Fertilizer. Texas: VER.

(37)
(38)
[image:38.595.104.511.28.823.2]

Tabel 1. Analisis Ragam Tinggi Caisim pada 1 MST Sumber Keragaman Jumlah Kuadrat Derajat Bebas Derajat Tengah

F-hitung P-Value

Model 9,44 9 1,04 1,12 0,396 Galat 18,82 20 0,94

Total 28,26 29

Tabel 2. Analisis Ragam Tinggi Caisim pada 2 MST Sumber Keragaman Jumlah Kuadrat Derajat Bebas Derajat Tengah

F-hitung P-Value

Model 69,26 9 7,69 0,47 0,878 Galat 328,47 20 16,42

Total 397,73 29

Tabel 3. Analisis Ragam Tinggi Caisim pada 3 MST Sumber Keragaman Jumlah Kuadrat Derajat Bebas Derajat Tengah

F-hitung P-Value

Model 91,02 9 10,11 0,49 0,864 Galat 413,31 20 20,66

Total 504,33 29

Tabel 4. Analisis Ragam Bobot Basah Bagian Atas Caisim Sumber Keragaman Jumlah Kuadrat Derajat Bebas Derajat Tengah

F-hitung P-Value

Model 28.454,20 9 3.161,58 1,03 0,451 Galat 61.403,00 20 3.070,15

Total 89.857,20 29

Tabel 5. Analisis Ragam Bobot Basah Akar Caisim Sumber Keragaman Jumlah Kuadrat Derajat Bebas Derajat Tengah

F-hitung P-Value

Model 26.152,13 9 2.905,79 1,04 0,443 Galat 55.824,66 20 2.791,23

(39)

Tabel 6. Kandungan Hara Urea, SP-36 dan KCl yang Digunakan dalam Penelitian Caisim

Jenis Pupuk

Kadar Hara Kadar Air N P205 K2O

……%...

Urea 46,17 Tidak dianalisis Tidak dianalisis 0,25 SP-36 Tidak dianalisis 35,58 Tidak dianalisis 3,79 KCl Tidak dianalisis Tidak dianalisis 61,52 2,25

Tabel 7. Syarat Mutu Pupuk Urea SNI 02-2801-2010

No. Uraian Satuan Persyaratan

Butiran Gelintiran 1. Kadar Nitrogen % Min. 46,0 Min. 46,0 2. Kadar Air % Maks. 0,5 Maks. 0,5 3. Kadar Biuret % Maks. 1,2 Maks. 1,5

4. Ukuran: -

a. 1,00-3,35 mm % Min. 90,0 - b. 2,00-4,75 mm % - Min. 90,0

Tabel 8. Syarat Mutu Pupuk Kalium Klorida (KCl) SNI 02-2805-2005 No. Jenis Uji Satuan Persyaratan

1. Kalium sebagai kalium oksida K2O % Min. 60,0

2. Kadar air % Maks. 1,0

Tabel 9. Syarat Mutu Pupuk SP-36 SNI 02-3769-2005

No. Jenis Uji Satuan Persyaratan 1. Kadar P2O5 total % Min 36,0

2. Kadar P2O5 larut dalam asam sitrat 2% % Min. 34,0

3. Kadar P2O5 larut dalam air % Min. 30,0

4. Kadar belerang (sebagai S) % Min. 5,0 5. Kadar asam bebas (sebagai H2PO4) % Maks. 6,0

[image:39.595.106.510.74.843.2]
(40)

Tabel 10. Kriteria Penilaian Sifat Kimia Tanah Berdasarkan PPT Tahun 1983

Sifat Tanah

Sangat

Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi C-Org (%) <1,00 1,00-2,00 2,01-3,00 3,01-5,00 >5,00 N-Total

(%) <0,10 0,11-0,20 0,21-0,50 0,51-0,75 >0,75 C/N <5 5-10 11-15 16-25 >25 P2O5 HCl

25% (mg/100g)

<10 10-20 21-40 41-60 >60

P2O5 Bray

I (ppm) <10 10-15 15-25 26-35 >35 P2O5

Olsen (ppm)

<10 10-25 26-45 45-60 >60

K2O HCl

25% (mg/100g)

<10 10-20 21-40 41-60 >60

KTK

(me/100g) <5 5-16 17-24 25-40 >40 Susunan Kation

K

(me/100g) <0,1 0,1-0,2 0,3-0,5 0,6-1,0 >1,0 Na

(me/100g) <0,1 0,1-0,3 0,4-0,7 0,8-1,0 >1,0 Mg

(me/100g) <0,4 0,4-1,0 1,1-2,0 2,1-8,0 >8,0 Ca

(me/100g) <2 2-5 6-10 11-20 >20 KB (%) <20 20-35 36-50 51-70 >70 Kejenuhan

Al (%) <10 10-20 21-30 31-60 >60 Kemasaman

pH H2O

Sangat

Masam Masam

Agak

Masam Netral

Agak

[image:40.595.105.515.114.665.2]
(41)
[image:41.595.131.475.104.300.2]

Gambar 1. Tanaman Caisim ketika Berumur Tiga Minggu Setelah Tanam

(42)

Gambar 3. Pengaruh Aplikasi Vitazyme Dosis Rendah terhadap Pertumbuhan Bagian Atas Caisim pada Perlakuan Pemupukan 75 % NPK, Menggunakan Vitazyme (kanan) Tanpa Vitazyme (kiri)

[image:42.595.102.484.71.819.2] [image:42.595.141.473.83.307.2]
(43)

Gambar 5. Pengaruh Aplikasi Vitazyme Terhadap Jumlah Malai Padi Varietas Mamberamo, Menggunakan Vitazyme (kanan) Tanpa Vitazyme (kiri)

[image:43.595.134.475.83.357.2]
(44)
[image:44.595.105.477.76.769.2] [image:44.595.135.475.84.355.2]

Gambar 7. Pengambilan Ubinan di Sawah dengan Ukuran 2 M x 2 M

(45)

Gambar 9. Tanaman Padi Tanpa Aplikasi Vitazyme (Kontrol) pada 90 Hari Setelah Tanam

[image:45.595.134.475.84.362.2]
(46)

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pencapaian keberhasilan pertanian tidak terlepas dari peranan tanah dan pupuk. Peranan pupuk dalam pertanian minimal 30% dan bahkan dapat mencapai 50% pada tanah yang tidak subur (Soekarto, 2007). Peranan pupuk yang sangat penting ini membuat pemerintah berupaya untuk memproteksi petani kecil dengan cara memberikan subsidi pupuk kepada mereka. Berdasarkan Permentan No.06 tahun 2011, diketahui bahwa subsidi pupuk diberikan kepada petani tanaman pangan dan hortikultura dengan luas lahan maksimal 2 hektar.

Alokasi anggaran untuk subsidi pupuk terus mengalami peningkatan. Selama tahun 2003 subsidi pupuk tercatat Rp 900 milyar, dan pada tahun 2009 meningkat menjadi lebih dari Rp 16 trilyun atau meningkat 18 kali lipat. Apabila kecenderungan ini terus terjadi, maka diperkirakan lima tahun kedepan anggaran subsidi pupuk akan menembus angka Rp 20 trilyun (Kementan, 2010).

Dampak dari pemberian subsidi tersebut telah mendorong penggunaan pupuk buatan secara nasional yang cukup pesat, dari 0,63 juta ton tahun 1975 menjadi 5,69 juta ton tahun 2003 (Rusastra et al., 2005). Seiring dengan itu, penggunaan pupuk Urea oleh petani sudah mencapai 200-500 kg/ha, banyak yang telah melampaui rekomendasi, walaupun penggunaan pupuk lainnya (terutama K) masih dibawah rekomendasi. Hal ini telah menyebabkan inefisiensi penggunaan pupuk sehingga secara nasional sudah ada gejala levelling off produksi walaupun penggunaan pupuk terus meningkat. Kondisi tersebut disertai pula dengan penurunan kualitas fisik, kimia dan biologi tanah karena menurunnya keseimbangan antara penggunaan pupuk anorganik dan pupuk organik (Kementan, 2010). Penurunan kualitas tanah ini harus diperbaiki agar usaha pertanian dapat berjalan dengan baik dan berkelanjutan.

(47)

caisim, jagung, dan kedelai dengan menggunakan dosis sesuai anjuran menunjukan peningkatan hasil yang nyata, menguntungkan dan mendukung konsep pertanian berkelanjutan (Vital Earth Resources, 2011a). Penelitian Vitazyme di Indonesia sendiri telah dilakukan pada beberapa jenis tanaman dimana salah satunya adalah pakcoy (Brassica chinensis). Penelitian tersebut dilakukan Sugianta dan Amilia (2011) dengan dosis 2,5 liter/ha/aplikasi dengan 3 kali aplikasi dan hasilnya menunjukkan bahwa aplikasi Vitazyme memberikan peningkatan produksi yang nyata dan menguntungkan secara ekonomi.

Meskipun sebenarnya pemberian Vitazyme sesuai dosis anjuran (standar) memberikan keuntungan, namun upaya memasyarakatkan Vitazyme memiliki tantangan yaitu harga Vitazyme yang relatif mahal ditengah-tengah daya beli petani yang cenderung rendah dan kebutuhan Vitazyme yang tinggi, terutama pada tanaman genus Brassica. Berdasarkan fenomena ini diperlukan upaya yang dapat memudahkan pengenalan Vitazyme ke masyarakat, dimana salah satunya adalah dengan mengurangi dosis penggunaan Vitazyme atau pada dosis yang rendah untuk tanaman genus Brassica. Namun demikian pada tanaman padi penggunaan dosis standar relatif sesuai dengan kemampuan petani, dimana dosis standar untuk padi adalah 2 liter/ha untuk aplikasi pada benih dan tanaman pada saat 7 dan 50 hari setelah tanam.

1.2 Tujuan Penelitian

Mengetahui efektivitas aplikasi Vitazyme dosis rendah terhadap pertumbuhan dan produksi caisim (Brassica juncea) dan dosis standar terhadap pertumbuhan dan produksi padi (Oryza sativa L.).

1.3 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian ini adalah :

1. Aplikasi Vitazyme dosis rendah efektif meningkatkan pertumbuhan dan produksi caisim (Brassica juncea).

(48)

II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Vitazyme

[image:48.595.129.509.295.497.2]

Vitazyme adalah cairan biostimulan alami yang terdiri dari aktivator biologis tertentu yang dibuat melalui proses fermentasi. Vitazyme juga berisi agen aktif seperti vitamin, enzim, triakontanol dan lainnya yang berfungsi sebagai stimulator pertumbuhan (Vital Earth Resources, 2011a). Komposisi bahan aktif dalam Vitazyme disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Komposisi Bahan Aktif dalam Vitazyme (Vital Earth Resources, 2011a)

Parameter Kandungan mg/l

Brassinosteroids 22

1-triocontanol 330

Kinetin 1000

Giberellic acid 130

Indolacetic acid 1000

Biotin 0,0013

Folic acid 0,015

Niacin 0,169

Panthothenic acid 0,286

Vitamin B1 (thiamin) 4,466 Vitamin B2 (riboflavin) 0,172

Vitamin B6 2,64

Vitamin B12 (cobalamine) 0,0033

Vitazyme merupakan terobosan besar untuk meningkatkan hasil, keuntungan, tanaman sehat serta mewujudkan pertanian yang berkelanjutan. Pendekatan kimia standar telah memacu Revolusi Hijau pada abad ke-20, tetapi memiliki potensi toksisitas sehingga menciptakan masalah bagi petani, konsumen dan lingkungan. Vitazyme membantu meringankan tantangan lingkungan dan produksi sekaligus meningkatkan keuntungan (Syltie, 2003).

(49)

bergantung pada spesies, bagian tumbuhan, fase perkembangan, konsentrasi hormon, interaksi antar hormon yang diketahui, dan berbagai faktor lingkungan. Perlu diketahui pula bahwa hormon tumbuhan yang terdapat dalam jumlah mikromolar atau submikromolar itu bersifat aktif dan khas serta dapat dipastikan harus ada tiga bagian utama pada sistem respon. Pertama, hormon harus ada dalam jumlah cukup di sel yang tepat. Kedua hormon harus dikenal dan diikat erat oleh setiap kelompok sel yang tanggap terhadap hormon (sel sasaran).

Vitazyme memungkinkan tanaman untuk lebih mengekspresikan potensi genetik dengan mengurangi tekanan yang menekan ekspresi. Vitazyme harus digunakan dalam konteks sistem pengelolaan tanaman lengkap, tidak hanya menggunakan Vitazyme saja. Vitazyme akan mengoptimalkan program yang ada dengan memungkinkan tanaman untuk tumbuh lebih baik, sehingga meningkatkan produktivitas (Syltie, 2003).

Menurut Sugianta dan Amilia (2011) dosis Vitazyme yang dianjurkan untuk tanaman genus Brassica adalah 2,5 liter/ha/aplikasi dengan 3 kali aplikasi yaitu pada 2, 3 dan 4 minggu setelah tanam secara foliar spray, sehingga jumlah total vitazyme yang diaplikasikan adalah 7,5 liter/ha. Menurut Torres (2010) aplikasi Vitazyme untuk caisim dilakukan sebanyak 3 kali dengan dosis 1 liter/ha untuk setiap aplikasi dan dosis pemupukan yang digunakan adalah 300 kg urea; 60 kg SP-36; dan 50 kg KCl. Penelitian di Filipina memberikan kesimpulan bahwa aplikasi Vitazyme nyata meningkatkan tinggi dan produksi caisim. Pengaruh Vitazyme terhadap pertumbuhan dan produksi caisim di Filipina disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Pengaruh Aplikasi Vitazyme terhadap Tinggi dan Produksi Caisim (Torres, 2010)

No Perlakuan Tinggi Tanaman (cm) Bobot (ton/ha) 1 Kontrol 7,93 c 3,07 e

2 100% N 14,43 c 8,16 c

3 50 % N 10,70 d 6,68 d

4 Hanya Vitazyme 10,93 d 7,00 d

5 Vitazyme + 50% N 16,87 b 10,80 b

6 Vitazyme + 100 % N 19,67 a 11,95 a

(50)
[image:50.595.97.510.139.793.2]

Penelitian Vitazyme pada caisim di beberapa negara lainnya juga menunjukkan bahwa aplikasi Vitazyme nyata meningkatkan pertumbuhan dan produksi caisim, sebagaimana disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Pengaruh Aplikasi Vitazyme terhadap Produktivitas Caisim Lokasi

Penelitian

Perlakuan Pemupukan dan Dosis yang Digunakan

Peningkatan Hasil (%)

Literatur

Perth Australia

Pertanian organik, 1% larutan Vitazyme pada saat tanam dan 1 liter/ha pada 14

hari setelah tanam

52 David, 2009

Labrodares Parcel 48 Mexico

Kontrol dengan pemupukan 100% N dan Vitazyme dengan pemupukan 60% N,

tiga kali aplikasi Vitazyme dengan dosis 1 liter/ha

23 Gonzales, 2004

Winsboro Texas

Hidroponik, dengan aplikasi Vitazyme 1% setiap minggu

37 Blucker, 2003

[image:50.595.105.517.171.371.2]

Selain nyata meningkatkan pertumbuhan dan produksi pada caisim, Vitazyme juga nyata meningkatkan produktivitas padi. Beberapa hasil penelitian pengaruh aplikasi Vitazyme pada padi disajikan dalam Tabel 4.

Tabel 4. Pengaruh Aplikasi Vitazyme terhadap Produksi Padi Tempat

Penelitian

Perlakuan Pemupukan dan Vitazyme yang Digunakan

Peningkatan Hasil (%) Literatur Dak Nong Province Vietnam Pemupukan standar dengan total Vitazyme yang digunakan 2,5 liter

19 Muu, 2011

Xinhou Jinshi Hunan

China

Pemupukan standar dengan tiga kali aplikasi yaitu perendaman benih pada 5% Vitazyme dan 1

liter/ha pada aplikasi kedua dan ketiga

14 Ahongyan, 2009

Aung Pu Village (Delta Sungai

Mekong) Vietnam

Pengurangan dosis 30% N 27% P, dan 12% K, dengan 3 kali aplikasi

Vitazyme yaitu 1 liter/ha/aplikasi

(51)
[image:51.595.93.508.203.784.2]

Selain meningkatkan produktivitas padi, Vitazyme juga terbukti meningkatkan produksi tanaman Graminae lainnya seperti jagung dan gandum. Berdasarkan penelitian di beberapa negara menunjukkan bahwa aplikasi Vitazyme meningkatkan produktivitas kedua tanaman tersebut secara signifikan sebagaimana disajikan dalam Tabel 5 dan 6.

Tabel 5. Pengaruh Aplikasi Vitazyme terhadap Produksi Jagung Lokasi

Penelitian

Perlakuan Pemupukan dan Dosis yang Digunakan

Peningkatan Hasil (%) Literatur Dak Nong Province Vietnam

Pemupukan standar dengan penyemprotan 5% larutan Vitazyme pada benih dan penyemprotan dengan dosis 1 liter/ha pada 35 hari setelah

tanam

13 Duc, 2011

Hebron Indiana USA

Pemupukan standar dengan sekali aplikasi Vitazyme dengan dosis 1 liter/ha pada

saat tanaman berumur 2 minggu setelah tanam

17 Nichols, 2008

Havana Cuba

Tidak dilakukan pemupukan dan hanya dilakukan aplikasi

Vitazyme

[image:51.595.111.510.219.459.2]

93 Marrero dan Acosta, 2006

Tabel 6. Pengaruh Aplikasi Vitazyme terhadap Produksi Gandum Lokasi

Penelitian

Perlakuan Pemupukan dan Dosis yang Digunakan

Peningkatan Hasil (%)

Literatur

Perth Australia

Pemupukan standar dengan aplikasi Vitazyme pada benih dengan dosis 1 liter Vitazyme untuk 1 ton benih

dan penyemprotan dan tanaman dengan dosis 0,5

liter/ha

12 David, 2010

Oran Missouri USA

Pemupukan standar dengan sekali aplikasi Vitazyme dan dosis yang digunakan adalah

1,5 liter/ha

33 Temples, 2009

Nairobi Kenya

Pemupukan standar dengan sekali aplikasi Vitazyme dan dosis yang digunakan adalah

1 liter/ha

(52)

2.2 Caisim

Caisim (Brassica juncea) merupakan tanaman semusim, berbatang pendek hingga hampir tidak terlihat. Daun caisim berbentuk bulat panjang serta berbulu halus dan tajam, urat daun utama lebar dan berwarna putih. Daun caisim ketika masak bersifat lunak, sedangkan yang mentah rasanya agak pedas. Pola pertumbuhan daun mirip tanaman kubis, daun yang muncul terlebih dahulu menutup daun yang tumbuh kemudian hingga membentuk krop bulat panjang (Sunarjono, 2004). Caisim termasuk ke dalam family Cruciferae yang mempunyai akar tunggang dengan banyak akar samping yang dangkal. Bunganya mirip petsai, tetapi rangkaian tandan lebih pendek. Ukuran kuntum bunga lebih kecil dengan warna kuning pucat. Bijinya berukuran kecil dan berwarna hitam kecokelatan. Biji terdapat dalam kedua sisi dinding sekat polong yang gemuk (Supriati dan Herlina, 2011)

Caisim dapat tumbuh dengan baik di tempat yang berudara panas maupun berudara dingin sehingga dapat diusahakan di dataran tinggi maupun dataran rendah namun akan lebih baik jika ditanam di dataran tinggi. Daerah penanaman yang cocok adalah pada ketinggian 5-1200 mdpl, namun biasanya caisim dibudidayakan di daerah dengan ketinggian 100-300 mdpl. Tanaman ini tergolong tahan terhadap air hujan sehingga dapat ditanam sepanjang tahun. Selama pertumbuhannya tanaman ini memerlukan hawa yang sejuk maka akan lebih cepat tumbuh apabila ditanam dalam suasana lembab. Tanaman ini juga tidak cocok pada air yang menggenang, sehingga tanaman ini cocok bila ditanam di akhir musim penghujan. Caisim sangat cocok ditanam pada tanah gembur yang bertekstur lempung dan banyak mengandung humus, subur, serta pembuangan airnya baik. Derajat kemasaman optimum untuk pertumbuhan caisim berkisar antara 6-7 (Haryanto, 2003).

Hama yang banyak menyerang tanaman caisim diantaranya ulat yang memakan daun. Gejala terlihat pada bekas-bekas gigitan, berupa robekan tidak merata di daun caisim. Jenis hama ini antara lain Crocidolomia binotalis dan

(53)

jauh lebih besar daripada serapan air oleh akar. Akibatnya pada pagi hari tanaman tampak segar, tetapi pada siang hari menjadi layu. Jika dicabut, akan tampak benjolan-benjolan besar di perakaran tanaman (Wahyudi, 2010).

2.3 Padi

Tanaman padi (Oryza sativa L.) termasuk golongan Graminae yang ditandai dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas. Padi termasuk sub family Bambusoidae, suku Oryzae, dan genus Oryza. Padi dapat dibedakan menjadi 3 sub spesies yaitu Indica, Japonica, dan Javanica (Siregar, 1981).

Batang padi tersusun dari rangkaian ruas-ruas dan antara ruas yang satu dengan ruas yang lainnya dipisahkan oleh satu buku. Ruas batang padi berongga dan berbentuk bulat dari

Gambar

Tabel 1.  Komposisi Bahan Aktif dalam Vitazyme (Vital Earth Resources,
Tabel 3.  Pengaruh Aplikasi Vitazyme terhadap Produktivitas Caisim
Tabel 8. Karakteristik Bahan Tanah Latosol Cihideng yang Digunakan untuk Penelitian Caisim
Gambar 1. Diagram Alir Aplikasi Vitazyme pada Caisim di Rumah Kaca
+7

Referensi

Dokumen terkait

Posisi strategis media menjadi salah satu faktor bagaimana media harus dikuasia oleh pemilik modal yang mempunyai kepentingan politik sehingga kapitalisasi media

Arsitektur jaringan backpropagation seperti terlihat pada Gambar 4, pada Jaringan Backpropagation terdiri dari 3 unit (neuron) pada lapisan input, yaitu X1, X2, dan X3 ;

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir tahun ini yang berjudul

Dalam makalah ini dilakukan pengkajian solidifikasi sludge (lumpur) aktif hasil proses oksidasi biokimia limbah radioaktif cair organik dari dekomisioning fasilitas

Pertanyaan Tingkat Kualitas Kerja Beri tanda silang pada pilihan jawaban anda.. Pekerjaan dikatakan bermutu apabila pekerjaan tersebut sesuai dengan apa yang dikehendaki

Adapun rumusan masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah: (1) Apakah hasil belajar siswa dapat meningkat melalui penerapan pendekatan PMR pada materi operasi hitung

Kendala yang berkaitan langsung dengan kinerja petugas PBB Kecamatan merupakan kendala yang timbul dari dalam diri petugas PBB kecamatan tersebut, karena kendala yang

Variabel hedonisme, materialisme, status sosial, nilai menyolok, nilai keunikan, persepsi harga, dan kualitas produk berpengaruh positif pada niat pembelian kembali