PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan salah satu tanaman andalan perkebunan Indonesia. Buah sawit dibagian sabut (daging buah atau mesocarp) menghasilkan minyak sawit kasar (crude palm oil atau CPO) sebanyak
20 – 24 %.Sementara itu, bagian inti sawit menghasilkan minyak inti sawit (palm kernel oil atau PKO) 3 – 4 %.(Sunarko, 2007). Permintaan minyak kelapa sawit
sebagai minyak nabati terus meningkat di seluruh dunia. Meningkatnya konsumsi global ini telah mengakibatkan terjadinya ekspansi atau perluasan lahan secara terus menerus (Voge dan Adams, 2014). Eksportir utama minyak sawit adalah Indonesia dan Malaysia yang masing-masing mengekspor 15,7 dan 15,1 juta ton. (World Growth,2011).
Produktivitas tanaman kelapa sawit juga bergantung pada komposisi umur tanaman. Semakin luas komposisi umur tanaman remaja dan tanaman tua, semakin rendah produktivitas per hektarnya. Komposisi umur tanaman ini berubah setiap tahunnya sehingga berpengaruh terhadap pencapaian produktivitas per hektar per tahunnya. Produksi TBS yang dihasilkan akan terus bertambah seiring bertambahnya umur dan akan mencapai produksi yang optimal dan maksimal pada saat tanaman berumur 9–14 tahun, dan setelah itu produksi TBS yang dihasilkan akan mulai menurun. Umumnya, tanaman kelapa sawit akan optimal menghasilkan TBS hingga berumur 25–26 tahun. Sehingga dapat dikatakan bahwa faktor terbesar yang mempengaruhi fluktuasi TBS yang dihasilkan tanaman kelapa sawit adalah umur tanaman. ( Risza 2009)
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas tanaman kelapa sawit, yaitu iklim, bentuk wilayah, kondisi tanah, bahan tanam, dan teknik budidaya (Pusat Penelitian Kelapa Sawit, 2006). Selanjutnya Risza (2009) menambahkan bahwa umur tanaman, jumlah populasi tanaman per hektar, sistem pengawetan tanah, sistem penyerbukan, sistem koordinasi panen-angkut-olah, sistem pengamanan produksi, serta sistem premi panen juga berpengaruh terhadap produktivitas kelapa sawit.
Penyebaran produksi setiap bulan dalam setahun sangat dipengaruhi oleh curah hujan pada tahun-tahun sebelumnya. Faktor iklim yang mempengaruhi fluktuasi produksi adalah sebagai berikut: 1) Dua puluh empat bulan setelah kemarau panjang (bulan kering) bunga jantan lebih banyak daripada bunga betina; 2) Sebelas bulan setelah bulan kering, bunga-bunga berguguran atau abortus; dan 3) Enam bulan setelah bulan kering, buah abortus. (Sunarko 2007).
Kondisi musim penghujan dan umur tanaman merupakan beberapa penyebab utama terjadinya fluktuasi yang berpengaruh terhadap penyebaran produksi kelapa sawit. Pemahaman terhadap pengaruh unsur cuaca dan umur tanaman terhadap pertumbuhan dan produksi tandan kelapa sawit sangat diperlukan sebagai dasar untuk memprediksi dan evaluasi terhadap produktivitas TBS kelapa sawit. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan di kebun Bah Jambi PT Perkebunan Nusantara IV, curah hujan dan hari hujan berpengaruh nyata pada tanaman yang berumur 16 tahun sementara curah hujan dan hari hujan tidak berpengaruh nyata pada tanaman yang berumur 8 dan 19 tahun (Barus 2015). Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pengaruh curah hujan dan hari hujan serta hubungan korelasi keduanya terhadap produksi
kelapa sawit pada tanaman berumur 7, 10 dan 13 tahun di Kebun Huta Padang PT Perkebunan Nusantara III.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh curah hujan dan hari hujan serta hubungan korelasi keduanya terhadap produksi kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) pada tanaman berumur 7, 10 dan 13 tahun di PTPN III KebunHuta Padang Kabupaten Asahan.
Hipotesis Penelitian
Ada pengaruh curah hujan dan hari hujan serta hubungan korelasi keduanya terhadap produksi kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) pada tanaman berumur 7, 10 dan 13 tahun di PTPN III Unit Huta Padang Kabupaten Asahan. Kegunaan Penelitian
− Sebagai bahan informasi kepada perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III
Kebun Huta Padang tentang pengaruh curah hujan dan hari hujan terhadap produksi tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.)
− Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjanadi Program Studi
Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.