4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Pengaruh Aplikasi Vitazyme Dosis Rendah terhadap Tinggi Caisim
Hasil analisis ragam tinggi caisim menunjukkan bahwa aplikasi Vitazyme dosis rendah tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi caisim (Tabel Lampiran 1, 2 dan 3). Rataan tinggi caisim disajikan dalam Tabel 10.
Tabel 10. Pengaruh Aplikasi Vitazyme Dosis Rendah terhadap Tinggi Caisim
No Perlakuan Tinggi Tanaman
1 MST 2 MST 3 MST …..cm….. 1 100% NPK 8,38 20,23 28,60 2 100% NPK + Vitazyme 8,14 17,82 26,35 3 75 % NPK 8,75 17,27 26,65 4 75 % NPK + Vitazyme 8,02 19,23 26,10 5 50 % NPK 7,20 17,08 27,00 6 50 % NPK + Vitazyme 8,12 19,07 26,50 Koefesien Keragaman 11,9 21,9 16,9
MST = minggu setelah tanam
Pada Tabel 10 terlihat tinggi tanaman aplikasi Vitazyme dosis rendah relatif sama pada setiap pengukuran.
4.1.2 Pengaruh Aplikasi Vitazyme Dosis Rendah terhadap Bobot Basah Bagian Atas dan Akar Caisim
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa aplikasi Vitazyme dosis rendah tidak berpengaruh terhadap bobot basah bagian atas dan akar caisim (Tabel Lampiran 4). Rataan bobot basah bagian atas dan akar caisim disajikan dalam Tabel 11. Berdasarkan Tabel 11 terlihat bahwa pengaruh perlakuan 1 s/d 5 cenderung menurunkan bobot basah bagian atas, tetapi pada perlakuan 50% NPK + Vitazyme meningkatkan bobot basah bagian atas caisim dibandingkan dengan perlakuan 50% NPK, sedangkan untuk akar aplikasi Vitazyme meningkatkan bobot akar pada pemupukan 50% NPK dan 75% NPK, namun pada pemupukan 100% NPK justru menurunkan bobot akar.
Tabel 11. Pengaruh Aplikasi Vitazyme Dosis Rendah terhadap Bobot Basah Bagian Atas dan Akar Caisim
No Perlakuan Bobot Bagian Atas Bobot Akar
…..gram/pot….. 1 100% NPK 144,80 137,60 2 100% NPK + Vitazyme 127,60 123,80 3 75 % NPK 120,00 88,00 4 75 % NPK + Vitazyme 109,40 114,40 5 50 % NPK 69,20 53,20 6 50 % NPK + Vitazyme 91,40 126,20 Koefesien Keragaman 50 49
4.1.3 Pengaruh Aplikasi Vitazyme terhadap Tinggi Padi
Hasil pengukuran yang dilakukan pada 10 rumpun tanaman contoh pada 90 hari setelah tanam menunjukkan bahwa aplikasi Vitazyme dosis standar pada padi varietas Mamberamo meningkatkan tinggi tanaman. Pengaruh aplikasi Vitazyme dosis standar terhadap tinggi tanaman padi disajikan dalam Tabel 12.
Tabel 12. Pengaruh Aplikasi Vitazyme Dosis Standar terhadap Tinggi Padi Varietas Mamberamo
Parameter Kontrol Vitazyme Peningkatan (%)
……cm…..
Tinggi Tanaman 90,7 101,3 11,7 Standar Deviasi 4,00 7,57
Berdasarkan Tabel 12 diketahui bahwa aplikasi Vitazyme dosis standar pada tanaman padi Varietas Mamberamo memberikan peningkatkan terhadap tinggi tanaman sebesar 11,7%.
4.1.4 Pengaruh Aplikasi Vitazyme terhadap Jumlah Anakan dan Anakan Produktif Padi per Rumpun
Hasil pengukuran yang dilakukan pada 10 rumpun tanaman contoh setiap petak sawah pada saat panen menunjukkan bahwa aplikasi Vitazyme dosis standar pada padi varietas Mamberamo meningkatkan jumlah anakan dan anakan produktif. Pengaruh aplikasi Vitazyme dosis standar terhadap jumlah anakan dan anakan produktif padi disajikan dalam Tabel 13. Berdasarkan Tabel 13 terlihat bahwa jumlah anakan dan anakan produktif padi perlakuan Vitazyme memiliki jumlah yang lebih besar. Peningkatan jumlah anakan dan anakan produktif per
rumpun aplikasi Vitazyme dibandingkan dengan kontrol sebesar 23,2% dan 29,7%.
Tabel 13. Pengaruh Aplikasi Vitazyme Dosis Standar terhadap Jumlah Anakan dan Anakan Produktif Padi per Rumpun Varietas Mamberamo
Parameter Kontrol SD* Vitazyme SD* Peningkatan (%) Anakan 17,7 2,79 21,8 2,20 23,2 Anakan Produktif 15,5 2,64 20,1 2,77 29,7
*Standar Deviasi
4.1.5 Pengaruh Aplikasi Vitazyme terhadap Produksi Gabah Kering Panen
Hasil pengukuran pada tiga titik dilapangan menunjukkan bahwa aplikasi Vitazyme dosis standar pada padi varietas Mamberamo meningkatkan produksi gabah kering panen (GKP). Peningkatan produksi GKP disajikan dalamTabel 14.
Tabel 14. Pengaruh Aplikasi Vitazyme Dosis Standar terhadap Produksi GKP Padi Varietas Mamberamo, Ukuran Ubinan 2 M x 2 M Parameter Kontrol Vitazyme Peningkatan (%)
……kg…..
Produksi (ha) 6.933 8.937 29 Stadar Deviasi 908 262
Tabel 14 menunjukkan bahwa produksi GKP perlakuan Vitazyme pada semua titik pengukuran lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol. Peningkatan bobot GKP pada perlakuan Vitazyme adalah 29% jika dibandingkan dengan kontrol.
4.2 Pembahasan
Aplikasi Vitazyme dosis rendah berdasarkan uji statistik tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan bobot basah tanaman bagian atas dan akar caisim. Meskipun demikian aplikasi Vitazyme dosis rendah pada perlakuan 50% NPK+Vitazyme meningkatkan bobot basah tanaman bagian atas sebesar 32% jika dibandingkan dengan perlakuan 50% NPK. Aplikasi Vitazyme dosis rendah juga meningkatkan bobot basah akar pada perlakuan 50% NPK + Vitazyme dan 75% NPK + Vitazyme sebesar 137% dan 29% jika dibandingkan dengan perlakuan 50% NPK dan 75% NPK. Sementara itu pada perlakuan pemupukan 100% NPK
bobot basah tanaman bagian atas dan akar caisim perlakuan Vitazyme justru lebih rendah daripada kontrol sebesar 13% dan 11%. Pada perlakuan pemupukan 75% NPK bobot basah tanaman bagian atas perlakuan 75% NPK + Vitazyme juga lebih rendah sebesar 19% dibandingkan dengan perlakuan 75% NPK. Hal ini menunjukan bahwa aplikasi Vitazyme dosis rendah berperan efektif dalam meningkatkan bobot basah akar dan tanaman bagian atas pada dosis pemupukan NPK yang lebih rendah (50% NPK). Menurut Vital Earth Resources (2011b) Vitazyme mengurangi penggunaan pupuk terutama nitrogen dan untuk menggunakan Vitazyme sebaiknya pemupukan nitrogen dikurangi 50-80%.
Hasil penelitian ini berbeda dengan Sugianta dan Amilia (2011) yang menguji Vitazyme pada tanaman pakcoy dan hasilnya meningkatkan pertumbuhan dan produksi secara nyata berdasarkan uji statistik. Salah satu faktor yang diduga menyebabkan perbedaan hasil adalah karena dosis yang digunakan dalam penelitian ini terlalu rendah. Jumlah total Vitazyme yang diberikan pada penelitian ini adalah 2,1 liter/ha, sedangkan Sugianta dan Amilia (2011) sebesar 7,5 liter/ha. Tambahan pula pada aplikasi kedua yakni ketika tanaman berumur 1 minggu setelah tanam, dosis yang digunakan sebesar 0,1 liter/ha.
Pemberian dosis terendah pada caisim dilakukan ketika tanaman sedang tumbuh dengan cepat. Menurut Salisburi dan Ross (1995b) terdapat tiga fase pertumbuhan utama yang mudah dikenali yaitu logaritmik (pertumbuhan cepat), linier (pertumbuhan konstan) dan penuaan (pertumbuhan melambat dan berhenti). Pemberian dosis Vitazyme rendah membuat Vitazyme tidak bekerja secara optimal, karena Vitazyme mengandung berbagai macam zat pengatur tumbuh. Menurut Franklin et al. (1991) dalam Turaini (2009) zat pengatur tumbuh efektif pada jumlah tertentu, konsentrasi terlalu tinggi dapat menghambat pertumbuhan, sedangkan konsentrasi rendah tidak efektif.
Berdasarkan Tabel 11 diketahui bahwa bobot basah bagian atas dan akar caisim perlakuan 50% NPK lebih rendah dari perlakuan 75% NPK dan 100% NPK, maka diduga dosis 50% NPK belum mencukupi kebutuhan hara untuk produksi tanaman caisim, sedangkan diketahui bahwa peranan unsur nitrogen, fosfor dan kalium sangat penting bagi tanaman. Menurut Girindra (1990) salah satu peranan nitrogen yaitu sebagai pembentuk protein dari enzim yang
mengkatalis reaksi-reaksi respirasi. Menurut Supardi (1983) dengan nitrogen sebagai kekecualian, tidak ada unsur lain yang sekritikal fosfor bagi pertumbuhan
tanaman. Kalium menjadi unsur ketiga yang sangat dibutuhkan tanaman. Menurut
Girindra (1990) kalium bekerja sebagai katalisator dan tidak dapat digantikan oleh yang lain pada reaksi pengubahan asam fosfoenol piruvat menjadi asam piruvat oleh enzim piruvat kinase pada respirasi fase anaerobik. Selain itu kalium juga berperan dalam membantu pengaturan menutup dan membukanya stomata sehingga tanaman menjadi lebih adaptif.
Sementara itu pada penelitian aplikasi Vitazyme dosis standar pada padi varietas Mamberamo menunjukkan peningkatan tinggi, jumlah anakan dan malai per rumpun serta bobot gabah kering panen masing-masing sebesar 11,7%, 23,2%, 29,7% dan 29%. Hal ini menunjukkan bahwa aplikasi Vitazyme dosis standar efektif meningkatkan pertumbuhan dan produksi padi. Pertumbuhan yang menjadi lebih baik dengan pemberian Vitazyme diakibatkan oleh peran Vitazyme dalam metabolisme tanaman yang berakibat pada peningkatan pertumbuhan dan produksi. Vital Earth Resources (2011a) merilis bahwa Vitazyme mengandung gibrelin, sedangkan menurut Salisbury dan Ross (1995a) diantara hormon tumbuhan yang dikenal, gibrelin mempunyai kemampuan khusus memacu pertumbuhan tumbuhan. Gibrelin biasanya lebih banyak mendorong pemanjangan batang sebagian besar tumbuhan dikotil dan monokotil.
Peningkatan produksi padi diduga diakibatkan oleh berfungsinya pemicu metabolisme yang ada dalam Vitazyme. Beberapa pemicu metabolisme yang terdapat dalam Vitazyme adalah triakontanol, brassinosteroid dan kinetin. Menurut Nonomura dan Benson (1992) dalam Budiastuti (2000) triakontanol dapat meningkatkan fiksasi CO2 sehingga laju fotosintesis juga meningkat. Hasil penelitian Nonomura dan Benson tersebut menyatakan bahwa terjadi penekanan terhadap laju fotorespirasi. Penekanan yang efektif terhadap laju fotorespirasi ini akan berpengaruh langsung terhadap peningkatan laju fotosintesis, mengatur keseimbangan antara fotosintesis dan fotorespirasi serta meningkatkan mobilitas fotosintat. Menurut Salisburry dan Ross (1995a) brasinosteroid memberikan beberapa efek pada pertumbuhan dan bekerja dengan cara meningkatkan kepekaan terhadap auksin.