• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Metode Pembelajaran Discovery Learning Berbantu Media Power Point untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas III SD Negeri Rowoboni abupaten Semarang Semester I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Metode Pembelajaran Discovery Learning Berbantu Media Power Point untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas III SD Negeri Rowoboni abupaten Semarang Semester I "

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Pelaksanaan Penelitian

Pada bagian ini akan membahas hasil penelitian yang telah dilakukan oleh

peneliti. Pembahasan hasil penelitian meliputi rencana tindakan, pelaksanaan

tindakan dan observasi dan tindakan, hasil tindakan, refleksi, analisis data,

penerapan metode pembelajaran discovery learning terhadap hasil belajar mata pelajaran IPA pada siswa Kelas III SD Negeri Rowoboni 01 Kabupaten Semarang

Semester I Tahun 2016/2017, dan pembahasan. Secara rinci diuraikan sebagai

berikut.

4.1.1. Pelaksanaan Siklus I

Bagian dalam deskripsi siklus I ini akan menguraikan mengenai tahap

perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, hasil tindakan dan refleksi.

Dalam kegiatan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan selama 3 pertemuan.

4.1.1.1. Rencana Tindakan

Rencana tindakan pada siklus I terdiri dari 3 perencanaan pertemuan

dengan rincian sebagai berikut:

1. Pertemuan Pertama

Setelah diperoleh data dari hasil observasi, maka dilakukan diskusi dengan

guru kelas III mengenai materi pembelajaran IPA yang akan disajikan dengan

pembelajaran discovery learning Berbantu Media PowerPoint. Guru menentukan Standar Kompetensi (SK), “I. Memahami ciri-ciri makhluk hidup dan

kubutuhannya”, dengan Kompetensi Dasar (KD), “1.1. Mengidentifikasi ciri-ciri

dan kebutuhan makhluk hidup”. Indikator yang dipakai pada pertemuan pertama

yakni: 1) Mengidentifikasi ciri- ciri makhluk hidup, 2) Mengidentifikasi

kebutuhan makhluk hidup.

Setelah menentukan SK, KD dan Indikator, disusun rencana pelakanaan

pembelajaran (RPP). Dalam penelitian ini juga disiapkan media presentasi

(2)

kebutuhan makhluk hidup. Selain itu langkah-langkah pembelajaran dirancang

disesuaikan dengan pembelajaran discovery learning.

Untuk mengetahui penerapannnya di kelas, yang dilakukan, yakni dengan

menyiapkan lembar observasi penerapan model pembelajaran discovery learning. Dengan adanya lembar observasi ini dapat diamati lebih jelas kesesuaian tindakan

yang dilakukan di kelas dengan langkah-langkah yang seharusnya dilakukan. Di

dalam lembar observasi terdapat dua kolom pelaksanaan yang harus diisi, yakni

“Ya”, jika tindakan yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar sesuai

dengan langkah pembelajaran yang sesuai dengan model, serta “Tidak”, jika

langkah tersebut tidak diterapkan atau diimplementasikan di dalam kelas

2. Pertemuan kedua

Rencana tindakan pada siklus I pertemuan kedua merupakan tindakan

lanjut dari pertemuan pertama. Pertemuan kedua masih membahas materi yang

sama, yakni mengidentifikasi ciri-ciri makhluk hidup dan kebutuhan makhluk

hidup.

3. Pertemuan ketiga

Rencana tindakan pada pertemuan ketiga merupakan tindak lanjut dari

pertemuan pertama dan kedua. Pertemuan ketiga digunakan sebagai tes evalauasi

untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap materi pada siklus I.

Disiapkan lembar soal tes yang berisi 20 soal pilihan ganda.

4.1.2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Tindakan Siklus I 4.1.2.1. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan selama 3 kali pertemuan

dengan alokasi waktu pada tiap pertemuan adalah 2x35 menit atau selama 2 jam

pelajaran. Adapun pelaksanaan tindakan pada siklus I dirinci sebagai berikut:

1. Pertemuan I

Pertemuan pertama siklus I dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 10

Maret 2017 pukul 07.00 – 09.10 dan terdiri dari 3 kegiatan pembelajaran, yaitu

kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Peneliti meminta bantuan

observer, yaitu Ibu Siti Masechah, S.Pd guru kelas III untuk mengamati kegiatan

(3)

PowerPoint pada pembelajaran IPA dengan Kompetensi Dasar (KD), “1.1. Mengidentifikasi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup”. Adapun

langkah-langkah pembelajaran pada siklus I pertemuan pertama adalah sebagai berikut:

a. Kegiatan Awal

Kegiatan awal dimulai setelah guru mempersiapkan perlengkapan dan

media yang digunakan selama proses pembelajaran, seperti: laptop, proyektor,

lembar kerja siswa, dan alat tulis, serta memeriksa kesiapan siswa. Setelah semua

siap mengikuti pelajaran, guru membuka pelajaran dengan melakukan doa

bersama, dan mengucapkan salam. Guru melakukan apersepsi dengan manfaat

mengetahui ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup menggunakan media

PowerPoint. b. Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti, guru membagi siswa menjadi 5 kelompok sesuai

dengan arahan guru, dan setelah itu guru membagikan lembar kerja siswa dan

lembar permasalahan. Setelah itu guru mengajak siswa di lingkungan sekolah

untuk mengidentifikasi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup (hewan dan

tumbuhan). Setelah itu siswa menuliskan hasil temuan, kemudian

menganalisisnya, dan mengelompokkan data sesuai dengan masalah. Langkah

selanjutnya, yaitu siswa memeriksa kembali hasil yang didapat, mencocokkan

hasilnya dengan hipotesis yang dibuat, mengkonsultasikan hasilnya dengan guru,

guru mengarahkan setiap siswa membagi temuannya kepada kelompok lainnya

untuk saling memberi masukan, dan terakhir masing-masing kelompok

mempresentasikan hasil di depan kelas.

c. Kegiatan Akhir

Pada kegiatan akhir guru dan siswa menyimpulkan tentang makhluk

hidup dan kehidupannya. Selanjutnya guru memberikan kisi-kisi tentang apa yang

akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.

2. Pertemuan II

Pertemuan kedua siklus I dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 11 Maret

2017 pukul pukul 07.00 – 09.10 dan terdiri dari 3 kegiatan pembelajaran, yaitu:

(4)

observer, yaitu Ibu Siti Masekhah, S.Pd guru kelas III untuk mengamati kegiatan

guru, dan siswa saat menerapkan discovery learning berbantu media PowerPoint

pada pembelajaran IPA dengan Kompetensi Dasar (KD), “1.1. Mengidentifikasi

ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup”. Adapun langkah-langkah pembelajaran

pada siklus I pertemuan kedua adalah sebagai berikut:

a. Kegiatan Awal

Kegiatan awal dimulai setelah guru mempersiapkan perlengkapan dan

media yang digunakan selama proses pembelajaran dan memeriksa kesiapan

siswa. Setelah semua siap mengikuti pelajaran, guru membuka pelajaran dengan

mengucapkan salam. Guru melakukan apersepsi dengan mengingatkan kembali

tentang manfaat mengetahui ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup yang telah

dipelajari sebelumnya. b. Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti, guru membagi siswa menjadi kelompok yang lebih

kecil, yaitu menjadi 7 kelompok sehingga jumlah siswa masing-masing kelompok

berkisar antara 4-5 orang. Setelah itu guru membagikan lembar kerja siswa dan

lembar permasalahan. Guru kembali mengajak siswa di lingkungan sekolah untuk

mencari sumber yang tepat tentang makhluk hidup dan proses kehidupannya

(hewan dan tumbuhan). Setelah itu siswa menuliskan hasil temuan, kemudian

menganalisisnya, dan mengelompokkan data sesuai dengan masalah. Langkah

selanjutnya, yaitu siswa memeriksa kembali hasil yang didapat, mencocokkan

hasilnya dengan hipotesis yang dibuat, mengkonsultasikan hasilnya dengan guru,

guru mengarahkan setiap siswa membagi temuannya kepada kelompok lainnya

untuk saling memberi masukan, dan terakhir masing-masing kelompok

mempresentasikan hasil di depan kelas.

c. Kegiatan Akhir

Pada kegiatan akhir guru dan siswa menyimpulkan tentang materi yang

diajarkan pada kedua pertemuan sebelumnya, tentang ciri-ciri dan kebutuhan

makhluk hidup. Selanjutnya guru menyampaikan pesan agar siswa mempelajari

materi yang telah disampaikan tersebut, agar pada pertemuan berikutnya, yaitu

pertemuan ketiga, siswa dapat mengerjakan soal-soal test yang diberikan oleh

(5)

3. Pertemuan III

Pertemuan ketiga merupakan tahap eveluasi dari pelaksanaan dari siklus I

yang dilaksanakan pada hari Senin, 13 Maret 2017 pukul pukul 07.00 – 09.10.

Evaluasi yang diberikah berupa tes pilihan ganda dan isian sebanyak 20 soal.

Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan ketiga, yakni diawali dengan memeriksa

kesiapan siswa dalam mengikuti evaluasi pembelajaran dan bertanya jawab

mengenai kegiatan pembelajaran sebelumnya, dan memberi semangat untuk

mengerjakan tes.

Sebelum membagikan membagikan soal evaluasi, guru menjelaskan pada

siswa tentang tata cara mengerjakan soal evaluasi dan peraturan selama siswa

mengerjakan soal. Dilanjutkan dengan pembagian lembar soal dan lembar jawab

oleh guru kepada masing-masing siswa. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara

individu dan guru mengawasi jalannya tes dari awal sampai akhir. Guru

mengumpulkan tes, menanyakan mengenai soal yang telah dikerjakan dan

menutup pelajaran dan memberikan refleksi.

4.1.2.2. Pelaksanaan Observasi Siklus I

Pelaksanaan observasi dilakukan hanya pada pertemuan pertama dan

pertemuan kedua. Hal ini dikarenakan pada pertemuan ketiga tidak ada proses

pembelajaran sesuai dengan lembar observasi yang mengacu pada

langkah-langkah penerapan pembelajaran discovery learning berbantu media PowerPoint.

Observasi siklus I meliputi observasi terhadap kegiatan guru dan kegiatan

siswa. Secara rinci hasil dari observasi terhadap kegiatan guru dan kegiatan siswa

dijelaskan sebagai berikut:

1. Observasi terhadap kegiatan Guru

Obsevasi terhadap kegiatan guru dalam penerapan metode discovery learning berbantu media PowerPoint dilakukan selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Hasil dari observasi terhadap kegiatan guru siklus I dalam

menerapkan pembelajaran sudah dengan baik. Hasil rekapitulasi observasi

kegiatan guru pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 7.

Hasil Keterlaksanaan Kegiatan Guru Dengan Penerapan Pembelajaran Menggunakan Metode Discovery learning Berbantu Media PowerPoint

(6)

No Aspek yang diamati Pertemuan I Pertemuan II

Pertemuan III Ya Tidak Ya Tidak

Pra Pembelajaran

1. Mempersiapkan perlengkapan dan peralatan pembelajaran yang digunakan selama proses

4. Memberikan motivasi kepada

siswa sebagai awal

pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran menggunakan media power lingkungan sekitar sekolah untuk mencari sumber yang tepat tentang makhluk hidup dan proses kehidupannya (hewan dan tumbuhan).

 

10. Guru meminta siswa

menuliskan hasil temuan, kemudian menganalisisnya, dan mengelompokkan data sesuai dengan lembar kerja siswa membagi temuannya kepada kelompok lainnya untuk saling memberi masukan.

 

13. Guru meminta masing-masing

kelompok untuk

mempresentasikan hasil di depan kelas.

 

Kegiatan Akhir

(7)

tentang materi yang diajarkan.

17. Guru mengakhiri pelajaran dengan doa dan salam.

 

Jumlah 16 1 17

Persentase (%) 94,12 5,88 100,00 0,00

Observasi kegiatan guru pada siklus I pertemuan I dalam menerapkan

pembelajaran menggunakan metode discovery learning berbantu media

PowerPoint menunjukkan bahwa guru dinilai masih belum 100% dalam melakukan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan sintak. Dalam hal ini

langkah-langkah pembelajaran yang diterapkan guru masih dinilai 94,12%.

Adapun salah satu hal yang belum dilakukan oleh guru, yaitu guru dinilai lalai

untuk mengingatkan siswa mempelajari materi yang diajarkan pada pertemuan

berikutnya. Namun demikian pada pertemuan II guru dinilai telah berhasil

melakukan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan sintak (100%).

Berdasarkan temuan hasil observasi tersebut maka dapat dikatakan bahwa

pada dasarnya secara keseluruhan guru telah mampu menerapkan

langkah-langkah pembelajaran secara baik, walaupun pada pertemuan I guru dinilai lalai

untuk mengingatkan siswa untuk mempelajari yang diajarkan pada pertemuan

berikutnya, namun pada pertemuan II guru telah melakukan perbaikan. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa terdapat peningkatkan aktivitas guru dalam

menerapkan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan sintak pada siklus I

pertemuan II.

2. Observasi terhadap kegiatan siswa

Selain melakukan observasi terhadap kegiatan guru dalam penerapan

pembelajaran menggunakan metode discovery learning berbantu media

PowerPoint, observer juga melakukan observasi terhadap aktivitas siswa. Hasil observasi terhadap kegiatan belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel

berikut ini :

Tabel 8.

(8)

Siklus I

No Aspek yang diamati Pertemuan I Petemuan II

Pertemuan III pertanyaan yang diberikan guru.

(9)

terhadap materi yang

Tabel 5 menunjukkan bahwa pada siklus I pertemuan I masih terdapat beberapa

hal yang dinilai kurang pada siswa saat penerapan metode discovery learning

berbantu media PowerPoint, seperti: siswa dinilai belum siap dalam menerima materi pelajaran, siswa dinilai kurang menanggapi dengan baik apersepsi dan

menjawab pertanyaan yang diberikan guru, siswa dinilai kurang menyimak tujuan

pembelajaran yang disampaikan oleh guru, siswa antar kelompok dinilai kurang

mampu memberikan masukan/saran pada kelompok lainnya, dan siswa dinilai

4.1.3. Hasil Tindakan Siklus I

Setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus I dengan

menerapkan pembelajaran discovery learning berbantu media PowerPoint pada mata pelajaran IPA, maka dilakukan evaluasi untuk mengetahui pencapaian hasil

belajar yang diperoleh dari masing-masing siswa, apakah sudah mencapai KKM

atau belum. KKM untuk mata pelajaran IPA, yaitu 65.

Hasil belajar IPA siklus I disajikan dalam tabel distribusi frekuensi pada

tabel 6. Perhitungan frekuensi distribusi dalam penelitian ini didasarkan pada

pendapat Sri Mulyono (2005), berikut penjelasan rumusnya:

Kelas Banyaknya

(10)

Keterangan:

Jarak : Nilai terbesar (80) - nilai terkecil (50)

Banyaknya Kelas : Banyaknya kelas yang digunakan dalam penelitian

ini adalah lima (Banyaknya kelas ditentukan

berdasarkan selera peneliti)

Tabel 9.

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Siklus I

Range f %

50-56 1 3,45

57-62 6 20,69

63-68 5 17,24

69-74 8 27,59

75-80 9 31,03

Total 29 100,00

Nilai Tertinggi 80

Nilai Terendah 50

Nilai Rata-rata 68,62

Berdasarkan tabel 6 maka dapat diketahui bahwa mayoritas siswa memiliki nilai

75-80, yaitu sebanyak 9 orang (31,03%), sedang minoritas siswa memiliki nilai

50-56, yaitu sebanyak 1 orang (3,45%). Sementara lainnya 6 orang (20,69%)

memiliki nilai 57-62, 5 orang (17,24%) memiliki nilai 63-68, dan 8 orang

(27,59%) siswa lainnya memiliki nilai 69-74. Selain itu dari tabel 17 juga

menjelaskan bahwa nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah sebesar 80, nilai

terendah sebesar 50, dan nilai rata-ratanya sebesar 68,62. Sebagai catatan,

distribusi frekuensi tersebut juga digunakan untuk distribusi frekuensi hasil

belajar pada siklus II. Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah peneliti dalam

melakukan perbandingan peningkatan atau penurunan dari hasil belajar siswa. Untuk mengetahui lebih jelasnya hasil belajar siswa siklus I pada tabel 5,

(11)

Gambar 3. Hasil Belajar Siswa Siklus I

Dari data mengenai hasil belajar siswa siklus I kemudian peneliti melakukan

analisis mengenai ketuntasan hasil belajar siswa siklus I yang tertera pada tabel

berikut ini:

Tabel 10.

Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I

Kategori f % Keterangan

Tuntas 22 75,86 ≥ 65

Belum Tuntas 7 24,14 <65

Total 29 100,00

Tabel 7 menunjukkan bahwa jumlah siswa yang tuntas belajar pada siklus I adalah

sebanyak 22 orang (75,86%), sedang siswa yang dinilai belum tuntas jumlahnya 7

orang (24,14). Berdasarkan ketuntasan hasil belajar IPA siswa tersebut dapat

(12)

Gambar 4. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus I

Gambar 4 terlihat bahwa terdapat 75,86% siswa yang tuntas, sedang 24,14%

siswa belum tuntas.

4.1.4. Refleksi

Hasil refleksi berguna untuk menentukan apakah tindakan yang telah

dilakukan sudah berhasil atau belum berdasarkan indikator kinerja yang telah

ditetapkan oleh peneliti. Selain itu, juga sebagai dasar untuk menyusun rencana

kegiatan pada siklus II.

Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan metode discovery learning

berbantu media PowerPoint pada siklus I masih terdapat kendala-kendala terutama pada pertemuan I, baik yang dihadapi guru dan siswa. Namun demikian

kendala utama banyak ditemukan pada siswa. Kendala-kendala tersebut, yaitu

1. Pada Guru

Pada siklus I pertemuan I guru lalai untuk menyampaikan pelajaran yang

perlu dipelajari siswa di rumah sebagai persiapan pada pertemuan berikutnya. 2. Pada Siswa

Siswa dinilai belum siap dalam menerima materi pelajaran, siswa dinilai

kurang menanggapi dengan baik apersepsi dan menjawab pertanyaan yang

diberikan guru, siswa dinilai kurang menyimak tujuan pembelajaran yang

disampaikan oleh guru, siswa antar kelompok dinilai kurang mampu

memberikan masukan/saran pada kelompok lainnya, dan siswa dinilai kurang

mampu memaparkan dengan baik temuan-temuannya sesuai dengan lembar

(13)

Namun demikian apa yang menjadi kendala baik oleh guru maupun siswa pada

pertemuan I, ternyata pada pertemuan II sudah tidak diketemukan lagi. Sehingga

dapat dikatakan bahwa baik guru dan siswa sudah mampu menangani semua

kendala yang mereka pada saat pertemuan I.

Berdasarkan hasil refleksi tersebut, maka hal utama yang penting

dilakukan oleh guru pada siklus II berikutnya adalah mempertahankan

kemampuannya dalam menerapkan pembelajaran dengan metode discovery learning berbantu media PowerPoint saat memberikan pembelajaran kepada siswa, minimal seperti yang ditampilkan pada siklus I pertemuan II.

4.2. Pelaksanaan Siklus II

Pada deskripsi siklus II ini akan diuraikan mengenai tahapan perencanaan,

pelaksanaan tindakan, observasi, hasil tindakan dan refleksi. Kegiatan

pembelajaran pada siklus II dilaksanakan selama 3 pertemuan. Berdasarkan

catatan perbaikan pelaksanaan dalam pembelajaran IPA menggunakan metode

discovery learning berbantu media PowerPoint, masih terdapat siswa yang belum mencapai KKM, maka di dalam siklus II ini dilakukan perbaikan kembali agar

catatan-catatan yang terdapat pada siklus I tidak terulang lagi.

4.2.1. Rencana Tindakan

Rencana tindakan pada siklus II dilaksanakan selama 3 pertemuan.

Pembelajaran siklus II merupakan upaya perbaikan dari pembelajaran siklus I.

Rencana tindakan pada siklus II adalah sebagai berikut:

1. Pertemuan Pertama

Rencana tindakan untuk pertemuan pertama, yaitu penulis bersama guru

kelas 3 melakukan diskusi mengenai materi pembelajaran IPA yang akan disajikan

dengan menggunakan metode discovery learning berbantu media PowerPoint. Pada siklus II ini penulis bersama guru tetap mengangkat Standar Kompetensi

(SK), yakni I. Memahami ciri-ciri makhluk hidup dan kubutuhannya, namun

dengan Kompetensi Dasar (KD), “1.2. Menggolongkan makhluk hidup secara

sederhana”. Indikator yang dipakai pada pertemuan pertama, yakni: 1) Dapat

mengklasifikasikan makhluk hidup, 2) Dapat menyebutkan macam-macam

(14)

Setelah menentukan SK, KD dan Indikator, disusun rencana pelakanaan

pembelajaran (RPP). Dalam penelitian ini juga disiapkan media yang menunjang

proses pembelajaran, yaitu berupa gambar-gambar yang menjelaskan tentang

penggolongan makhluk hidup secara sederhana yang disajikan melalui media

Power Point.

Langkah-langkah pembelajaran dirancang untuk disesuaikan dengan

metode discovery learning. Untuk mengetahui penerapannnya di kelas, yang dilakukan, yakni dengan menyiapkan lembar observasi penerapan metode

discovery learning. Dengan adanya lembar observasi ini dapat diamati lebih jelas kesesuaian tindakan yang dilakukan di kelas dengan langkah-langkah yang

seharusnya dilakukan. Di dalam lembar observasi terdapat dua kolom pelaksanaan

yang harus di isi yakni “Ya”, jika tindakan yang dilakukan dalam kegiatan belajar

mengajar sesuai dengan langkah pembelajaran yang sesuai dengan model, serta

“Tidak”, jika langkah tersebut tidak diterapkan atau diimplementasikan di dalam

kelas.

2. Pertemuan kedua

Rencana tindakan pada siklus II pertemuan kedua merupakan tindak lanjut

dari pertemuan pertama, materi yang dibahas juga sama, yaitu tentang

menggolongkan makhluk hidup secara sederhana, dengan indikator yang

digunakan, yakni: 1) Dapat mengklasifikasikan makhluk hidup, 2) Dapat

menyebutkan macam-macam klasifikasi makhluk hidup. Langkah-langkah

pelaksanaan pada pertemuan kedua ini juga sama dengan langkah-langkah yang

dilakukan pada pertemuan pertama.

3. Pertemuan ketiga

Rencana tindakan pada pertemuan ketiga merupakan tindak lanjut dari

pertemuan pertama dan kedua. Pertemuan ketiga digunakan sebagai tes evaluasi

untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap materi pada siklus II.

Disiapkan lembar soal tes yang berisi 20 soal test uraian.

(15)

Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan selama 3 kali pertemuan

dengan alokasi waktu pada tiap pertemuan adalah 2x35 menit atau selama 2 jam

pelajaran. Adapun pelaksanaan tindakan pada siklus II dirinci sebagai berikut;

1. Pertemuan I

Pertemuan pertama siklus II dilakasanakan pada hari Rabu tanggal 15

Maret 2017 pukul 07.00–10.10 dan terdiri dari 3 kegiatan pembelajaran, yaitu

kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Peneliti meminta bantuan

observer, yaitu Ibu Siti Masekhah, S.Pd untuk mengamati kegiatan guru dan siswa

saat pelaksanaan kegiatan berlangsung. Materi yang digunakan dalam pelaksanaan

pembelajaran, yaitu menggolongkan makhluk hidup secara sederhana.

Pelaksanaan tindakan menggunakan langkah-langkah pembelajaran metode

discovery learning. Adapun langkah-langkah pembelajaran pada siklus II pertemuan pertama adalah sebagai berikut:

a. Kegiatan Awal

Kegiatan awal dimulai setelah guru mempersiapkan perlengkapan dan

media yang digunakan selama proses pembelajaran dan memeriksa kesiapan

siswa. Setelah semua siap mengikuti pelajaran, guru membuka pelajaran dengan

mengucapkan salam. Guru melakukan apersepsi yang berhubungan dengan materi

menggolongkan makhluk hidup secara sederhana, dan melakukan tanya jawab,

memberikan motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti, guru menyajikan materi pembelajaran yang sesuai

dengan materi menggolongkan makhluk hidup secara sederhana. Siswa bersama

guru melakukan tanya jawab mengenai menggolongkan makhluk hidup secara

sederhana.

Siswa dibagi menjadi 10 kelompok dan tiap kelompok terdiri dari 3-4

orang secara heterogen. Setelah itu guru membagikan lembar kerja siswa dan

lembar permasalahan. Guru kembali mengajak siswa di lingkungan sekolah untuk

mencari sumber yang tepat tentang menggolongkan makhluk hidup secara

sederhana. Setelah itu siswa menuliskan hasil temuan, kemudian menganalisisnya,

dan mengelompokkan data sesuai dengan masalah. Langkah selanjutnya, yaitu

(16)

hipotesis yang dibuat, mengkonsultasikan hasilnya dengan guru, guru

mengarahkan setiap siswa membagi temuannya kepada kelompok lainnya untuk

saling memberi masukan, dan terakhir masing-masing kelompok

mempresentasikan hasil di depan kelas.

c. Kegiatan Akhir

Pada kegiatan akhir guru memberikan penghargaan kepada kelompok

yang mampu memaparkan hasil kerjanya secara baik. Guru melakukan refleksi

dengan memberikan pesan moral. Merencanakan kegiatan tindak lanjut untuk

kegiatan pembelajaran selanjutnya dan menutup pelajaran dengan mengucapkan

salam doa.

2. Pertemuan II

Pertemuan kedua siklus II dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 16

Maret 2017 pukul 07.00 – 10.10 dan terdiri dari 3 kegiatan pembelajaran, yaitu

kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Pelaksanaan tindakan

menggunakan langkah-langkah metode discovery learning. Adapun langkah-langkah pembelajaran pada siklus II pertemuan pertama adalah sebagai berikut:

a. Kegiatan Awal

Kegiatan awal dimulai setelah guru mempersiapkan perlengkapan dan

media yang digunakan selama proses pembelajaran dan memeriksa kesiapan

siswa. Setelah semua siap mengikuti pelajaran, guru membuka pelajaran dengan

mengucapkan salam. Guru melakukan apersepsi yang berhubungan dengan materi

menggolongkan makhluk hidup secara sederhana serta melakukan tanya jawab,

memberikan motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti, guru menyajikan materi pembelajaran yang sesuai

dengan penggolongan makhluk hidup secara sederhana. Siswa bersama guru

melakukan tanya jawab mengenai masalah penggolongan makhluk hidup secara

sederhana. Siswa dibagi menjadi 10 kelompok dan tiap kelompok terdiri dari 3-4

orang secara heterogen. Setelah itu guru membagikan lembar kerja siswa dan

lembar permasalahan. Guru kembali mengajak siswa di lingkungan sekolah untuk

mencari sumber yang tepat tentang menggolongkan makhluk hidup secara

sederhana. Setelah itu siswa menuliskan hasil temuan, kemudian menganalisisnya,

(17)

siswa memeriksa kembali hasil yang didapat, mencocokkan hasilnya dengan

hipotesis yang dibuat, mengkonsultasikan hasilnya dengan guru, guru

mengarahkan setiap siswa membagi temuannya kepada kelompok lainnya untuk

saling memberi masukan, dan terakhir masing-masing kelompok

mempresentasikan hasil di depan kelas. c. Kegiatan Akhir

Pada kegiatan akhir guru memberikan penghargaan kepada kelompok

yang mampu memaparkan hasil kerjanya secara baik. Guru melakukan refleksi

dengan memberikan pesan moral. Merencanakan kegiatan tindak lanjut untuk

kegiatan pembelajaran selanjutnya dan menutup pelajaran dengan mengucapkan

salam doa.

3. Pertemuan III

Pertemuan ketiga merupakan akhir pelaksanaan dari siklus II yang

dilaksanakan pada hari Jumat, 17 Maret 2017 pukul 07.00 – 10.10. Pelaksanaan

tindakan siklus II pertemuan ketiga sebagai tindak lanjut, penyempurnaan, dan

perbaikan proses pembelajaran pertemuan kedua pada sikus II.

Evaluasi yang diberikan berupa tes pilihan ganda dan isian sebanyak

20 soal. Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan ketiga yakni diawali dengan

memeriksa kesiapan siswa dalam mengikuti evaluasi pembelajaran dan bertanya

jawab mengenai kegiatan pembelajaran sebelumnya, dan memberi semangat

untuk mengerjakan tes.

Sebelum membagikan membagikan soal evaluasi, guru menjelaskan

pada siswa tentang tata cara mengerjakan soal evaluasi dan peraturan selama

siswa mengerjakan soal. Dilanjutkan dengan pembagian lembar soal dan lembar

jawab oleh guru kepada masing-masing siswa. Siswa mengerjakan soal evaluasi

secara individu dan guru mengawasi jalannya tes dari awal sampai akhir. Guru

mengumpulkan tes, menanyakan mengenai soal yang telah dikerjakan dan

menutup pelajaran dan memberikan refleksi.

4.2.2.2. Pelaksanaan Observasi Siklus II

Pelaksanaan observasi dilakukan pada pertemuan I dan pertemuan II.

Seperti halnya pada siklus I, observasi pada siklus II meliputi observasi terhadap

kegiatan guru dan kegiatan siswa. Secara rinci hasil dari observasi terhadap

(18)

1. Observasi terhadap kegiatan Guru

Obsevasi terhadap kegiatan guru dengan menggunakan metode discovery learning berbantu media PowerPoint selama proses pembelajaran IPA sudah terlaksana dengan baik. Hasil rekapitulasi observasi kegiatan guru pada siklus II

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 11.

Hasil Keterlaksanaan Kegiatan Guru Dengan Penerapan Pembelajaran Menggunakan Metode Discovery learning Berbantu Media PowerPoint

Siklus II

No Aspek yang diamati Pertemuan I Pertemuan II

Pertemuan III Ya Tidak Ya Tidak

Pra Pembelajaran

1. Mempersiapkan perlengkapan dan peralatan pembelajaran yang digunakan selama proses

pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran menggunakan media power point. lingkungan sekitar sekolah untuk mencari sumber yang tepat tentang makhluk hidup dan proses kehidupannya (hewan dan tumbuhan).

 

10. Guru meminta siswa menuliskan hasil temuan, kemudian menganalisisnya, dan mengelompokkan data

(19)

sesuai dengan lembar kerja siswa membagi temuannya kepada kelompok lainnya untuk saling memberi masukan.

 

13. Guru meminta masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil di depan kelas. diajarkan pada pertemuan berikutnya.

 

16. Guru mengingatkan siswa untuk belajar untuk test yang diadakan pada pertemuan berikutnya.

 

17. Guru mengakhiri pelajaran dengan doa dan salam.

 

Jumlah 18 0 18 0

Persentase (%) 100,00 0,00 100,00 0,00

Hasil observasi kegiatan guru siklus II baik pada pertemuan I dan pertemuan II

telah dinilai baik, hal tersebut dapat dilihat dari 18 indikator yang ditetapkan

ternyata guru telah mampu menerapkan semuanya (100%).

2. Observasi terhadap kegiatan siswa

Selain melakukan observasi terhadap kegiatan guru, juga dilakukan

observasi terhadap aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran, berikut

hasilnya:

Tabel 12.

Hasil Keterlaksanaan Kegiatan Siswa Dengan Penerapan Pembelajaran Menggunakan Metode Discovery learning Berbantu Media PowerPoint

Siklus II

No Aspek yang diamati Pertemuan I Petemuan II

(20)

(buku dan alat tulis).

2. Siswa bersiap-siap dalam menerima materi pelajaran.

 

Kegiatan Awal

3. Siswa menanggapi apersepsi dan menjawab pertanyaan yang diberikan guru. sumber yang tepat di sekitar sekolah.

11. Siswa melakukan konsultasi kepada guru sesuai dengan

14. Siswa melakukan refleksi

(21)

Jumlah 15 0 15 0 Persentase (%) 100,00 0,00 100,00 0,00

Berdasarkan tabel 9 dapat dilihat bahwa siswa dapat mengikuti proses

pembelajaran yang dilakukan dengan metode discovery learning berbantu media

PowerPoint secara baik. Hal tersebut sesuai dengan temuan hasil observasi yang dilakukan pada saat siklus II pertemuan II. Selain itu pada siklus II pertemuan III

siswa tetap antusias dalam melakukan tanya jawab dengan guru, siswa bersedia

mendengarkan tata tertip yang disampaikan guru selama mengikuti tes, siswa

tetap mengikuti tes dengan tertib, siswa tetap mendengarkan dengan seksama saat

guru membahas soal tes yangtelah dikerjakan (100%).

4.2.3. Hasil Tindakan Siklus II

Hasil tindakan pada siklus II dapat dilihat pada penjelasan tabel dan

gambar di bawah ini:

1. Hasil Belajar

Hasil belajar IPA siklus II disajikan dalam tabel distribusi frekuensi

sebagai berikut:

Tabel 13.

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Siklus II

Range f %

50-56 0 0,00

57-62 0 0,00

63-68 0 0,00

69-74 5 17,24

75-80 24 82,76

Total 29 100,00

Nilai Tertinggi 90

Nilai Terendah 70

Nilai Rata-rata 77,07

Berdasarkan tabel 10 maka dapat diketahui bahwa mayoritas siswa (24 atau

82,76) memiliki nilai 75-80, sedang minoritas siswa (5 atau 17,24%) memiliki

nilai 69-74. Hasil evaluasi juga menunjukkan bahwa nilai tertinggi siswa adalah

90, dan terendah adalah 70, sedang nilai rata-ratanya adalah 77,07.

Untuk mengetahui lebih jelasnya hasil belajar siswa siklus II pada tabel

(22)

Gambar 5. Hasil Belajar Siswa Siklus II

Dari data mengenai hasil belajar siswa siklus II kemudian peneliti melakukan

analisis mengenai ketuntasan hasil belajar siswa siklus II yang tertera pada tabel

berikut ini:

Tabel 14.

Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II

Kategori f % Keterangan

Tuntas 29 100,00 ≥ 65

Belum Tuntas 0 0,00 <65

Total 29 100,00

Tabel 11 menunjukkan bahwa semua siswa tuntas dalam belajar (29 orang atau

100%). Berdasarkan ketuntasan hasil belajar IPA siswa tersebut dapat

digambarkan dalam bentuk diagram lingkaran sebagai berikut:

Gambar 6.

Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus II

(23)

Setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus II baik pertemuan

I, II, III (evaluasi), maka peneliti melakukan refleksi terhadap keseluruhan proses

pembelajaran yang telah dilakukan. Pembelajaran yang dilaksanakan dengan

menerapkan metode discovery learning berbantu media PowerPoint telah berjalan dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil observasi, baik yang dilakukan

pada guru dan siswa yang menunjukkan bahwa guru dan siswa dinilai tidak

menemukan kendala-kendala selama proses pembelajaran berlangsung. Selain itu

dari hasil pembelajaran yang dilakukan juga menunjukkan hasil yang terus

meningkat, dimana pada siklus II ini seluruh siswa ternyata mampu tuntas dalam

belajarnya, dan kondisi tersebut berbeda saat dilakukan evaluasi hasil belajar pada

siklus I.

4.3. Hasil Analisis Data

Berikut ini akan dipaparkan mengenai hasil analisis data prasiklus, siklus

I dan siklus II mengenai hasil belajar IPA siswa.

4.3.1. Hasil Belajar IPA

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai IPA siswa dilihat dari pra

siklus, siklus I, dan siklus II telah mengalami peningkatan, berikut hasilnya:

Tabel 15.

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II

Range Pra Siklus Siklus I Siklus II

F % f % f %

50-56 9 31,03 1 3,45 0 0,00

57-62 13 44,83 6 20,69 0 0,00

63-68 4 13,79 5 17,24 0 0,00

69-74 3 10,34 8 27,59 5 17,24

75-80 0 0,00 9 31,03 24 82,76

Total 29 100,00 29 100,00 29 100,00

Nilai Tertinggi 70 80 90

Nilai Terendah 50 50 70

(24)

Data pada tabel 12 menunjukkan bahwa pada pra siklus diperoleh nilai tertinggi

sebesar 70 dan terendah sebesar 50, sedang nilai rata-rata siswa untuk pelajaran

IPA adalah hanya sebesar 59,14. Pada siklus I nilai tertingginya adalah 80, nilai

terendahnya 50, dan nilai rata-ratanya sebesar 68,62. Kemudian pada siklus II

nilai IPA siswa kembali meningkat, nilai tertinggi sebesar 90, nilai terendah

sebesar 70, dan nilai rata-ratanya sebesar 77,07. Berdasarkan nilai-nilai tersebut

menunjukkan bahwa penerapan metode discovery learning berbantu media

PowerPoint dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa.

Data perbandingan ketuntasan siswa pada pra siklus, siklus I, dan siklus

II dapat dilihat pada gambar grafik batang di bawah ini:

Gambar 7.

Perbandingan Persentase Ketuntasan Belajar Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

Pada grafik di atas terlihat bahwa pada pra siklus hanya 7 orang siswa saja yang

tuntas belajar, dan 22 orang siswa lainnya belum tuntas belajar. Pada hasil belajar

siklus I diperoleh keterangan bahwa 22 orang siswa ternyata masuk dalam

kategori tuntas belajar, dan sisanya 7 orang dinyatakan belum tuntas belajar. Pada

siklus II seluruh siswa dinyatakan masuk dalam kriteria tuntas belajar.

Berikut juga ditampilkan tentang data perbandingan nilai rata-rata siswa

(25)

Gambar 8.

Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar Matematika Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II

Gambar grafik batang di atas jelas terlihat perbandingan nilai rata-rata nilai IPA

siswa sebelum dan setelah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan

metode discovery learning berbantu media PowerPoint. Pada saat pra siklus atau sebelum diterapkannya metode tersebut nilai rata-rata IPA siswa hanya sebesar

59,14, namun setelah diterapkan metode tersebut nilai rata-rata IPA siswa terus

mengalami peningkatan, siklus I sebesar 68,62, siklus II sebesar 77,07. Dengan

demikian jelas bahwa secara deskriptif kuantitatif terdapat peningkatan hasil

belajar siswa setelah diterapkannya metode discovery learning berbantu media

PowerPoint dalam proses pembelajaran IPA siswa, terutama pada materi makhluk hidup dan proses kehidupan. Sehingga hipotesis penelitian yang menyatakan

"Penerapan metode pembelajaran discovery learning berbantu Media Presentasi

PowerPoint dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA pada siswa Kelas III SD Negeri Rowoboni 01 Kabupaten Semarang Semester I Tahun

2015/2016”, dapat diterima.

4.4. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan 2 siklus, pada siklus I kompetensi dasar yang

diajarkan adalah “Mengidentifikasi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup”,

sementara pada siklus II kompentensi dasar yang diajarkan adalah

(26)

dilaksanakan pada tanggal 10, 11, 13 Maret 2017, dan siklus II dilaksanakan pada

tanggal 15, 16, 17 Maret 2017.

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1)

Mendeskripsikan penerapan metode pembelajaran discovery learning berbantu media presentasi PowerPoint untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA pada siswa Kelas III SD Negeri Rowoboni 01 Kabupaten Semarang Semester

I Tahun 2015/2016, 2) Meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA melalui

penerapan metode pembelajaran discovery learning berbantu media presentasi

PowerPoint pada siswa Kelas III SD Negeri Rowoboni 01 Kabupaten Semarang Semester I Tahun 2016/2017.

Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan metode discovery learning

berbantu media PowerPoint pada siklus I masih terdapat kendala-kendala terutama pada pertemuan I, baik yang dihadapi guru dan siswa. Namun demikian

kendala utama banyak ditemukan pada siswa. Pada Guru, pada siklus I pertemuan

I guru lalai untuk menyampaikan pelajaran yang perlu dipelajari siswa di rumah

sebagai persiapan pada pertemuan berikutnya. Pada Siswa, siswa dinilai belum

siap dalam menerima materi pelajaran, siswa dinilai kurang menanggapi dengan

baik apersepsi dan menjawab pertanyaan yang diberikan guru, siswa dinilai

kurang menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru, siswa antar

kelompok dinilai kurang mampu memberikan masukan/saran pada kelompok

lainnya, dan siswa dinilai kurang mampu memaparkan dengan baik

temuan-temuannya sesuai dengan lembar kerja yang diberikan guru.

Namun demikian apa yang menjadi kendala baik oleh guru maupun siswa

pada pertemuan I, ternyata pada pertemuan II sudah tidak diketemukan lagi.

Sehingga dapat dikatakan bahwa baik guru dan siswa sudah mampu menangani

semua kendala yang mereka pada saat pertemuan I. Berdasarkan hasil refleksi

tersebut, maka hal utama yang penting dilakukan oleh guru pada siklus II

berikutnya adalah, mempertahankan kemampuannya dalam menerapkan

pembelajaran dengan metode discovery learning berbantu media PowerPoint saat memberikan pembelajaran kepada siswa, minimal seperti yang ditampilkan pada

(27)

Setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus II baik pertemuan

I, II, III (evaluasi), maka peneliti melakukan refleksi terhadap keseluruhan proses

pembelajaran yang telah dilakukan. Pembelajaran yang dilaksanakan dengan

menerapkan metode discovery learning berbantu media PowerPoint telah berjalan dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil observasi, baik yang dilakukan

pada guru dan siswa yang menunjukkan bahwa guru dan siswa dinilai tidak

menemukan kendala-kendala selama proses pembelajaran berlangsung. Selain itu

dari hasil pembelajaran yang dilakukan juga menunjukkan hasil yang terus

meningkat, dimana pada siklus II ini seluruh siswa ternyata mampu tuntas dalam

belajarnya, dan kondisi tersebut berbeda saat dilakukan evaluasi hasil belajar pada

siklus I.

Sementara itu hasil penerapan strategi discovery learning berbantu media

PowerPoint dalam proses pembelajaran IPA dinilai juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari perbandingan nilai rata-rata siswa,

pada pra siklus, siklus I, dan siklus II. Pada saat pra siklus nilai rata-rata IPA

siswa hanya sebesar 59,14, siklus I sebesar 68,62, dan siklus II sebesar 77,07.

Dengan demikian jelas bahwa secara deskriptif kuantitatif terdapat peningkatan

hasil belajar siswa setelah diterapkannya metode discovery learning berbantu media PowerPoint dalam proses pembelajaran IPA siswa, terutama pada materi makhluk hidup dan proses kehidupan.

Selain itu juga dibuktikan dari banyaknya siswa yang tuntas dalam

belajar yang dihitung pada setiap siklus. Pada pra siklus hanya 7 orang siswa saja

yang tuntas belajar, dan 22 orang siswa lainnya belum tuntas belajar. Pada hasil

belajar siklus I diperoleh keterangan bahwa 22 orang siswa dinilai masuk dalam

kategori tuntas belajar, dan sisanya 7 orang dinyatakan belum tuntas belajar. Pada

siklus II seluruh siswa dinyatakan masuk dalam kriteria tuntas belajar. Fakta ini

menunjukkan bahwa metode pembelajaran discovery learning berbantu media

PowerPoint dalam proses pembelajaran IPA siswa dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Hasil penelitian ini setidaknya memberikan dukungan pada pendapat

(28)

(2015), Piaget dalam Carin (1993) yang menyatakan bahwa IPA bukan hanya

penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau

prinsip-pinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Sehingga untuk

pengusaan materi pada mata pelajaran IPA, siswa dituntunt untuk mencari tahu

tentang alam secara sistematis. Dengan demikian melalui penerapan model

pembelajaran Discovery learning memiliki potensi yang baik dalam upaya memperbaiki hasil belajar IPA siswa khususnya pada pokok bahasan makhluk

hidup dan proses kehidupan. Sebab melalui penerapan metode pembelajaran

discovery learning menjadikan siswa sebagai pusat belajar, dan lebih aktif selama proses pembelajaran. Selain itu, penerapan metode pembelajaran discovery learning, juga sesuai dengan karakteristik anak sekolah yang memiliki rasa ingin tahu yang besar, tertarik pada sesuatu yang baru, tertarik pada gambar-gambar

yang berwarna, senang melakukan eksplorasi, dan ingin mencoba sesuatu yang

baru.

Hasil penelitian juga memberikan dukungan apa yang dikemukan oleh

Azhar (2002), bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar

mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan

motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh-pengaruh

psokologis terhadap siswa. Selain itu hasil penelitian ini juga memberikan

dukungan pada pendapat Nugroho (2009) yang menyatakan bahwa keunggulan

media slide presentasi, salah satunya, yaitu: sapat menyajikan teks, gambar, foto, animasi, audio dan video sehingga lebih menarik. Pendapat tersebut didukung

oleh Daryanto (2013) yang juga menyatakan bahwa keunggulan media ini

diantaranya adalah penyajian menarik karena ada permainan warna huruf, huruf

dan animasi, baik animasi teks maupun animasi gambar atau foto, dan lebih

merangsang anak untuk mengetahui lebih jauh informasi tentang bahan ajar yang

tersaji.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian-penelitian sebelumnya

yang dilakukan oleh Pamungkas (2014), dan Riandri (2014) yang menyatakan

(29)

mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kurniawan (2013), dan

Pratiwi (2013), bahwa penggunaan media presentasi/Power point dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta dapat meningkatkan persentase ketuntasan

Gambar

Tabel 8.Hasil Keterlaksanaan Kegiatan Siswa Dengan Penerapan Pembelajaran
Tabel 5 menunjukkan bahwa pada siklus I pertemuan I masih terdapat beberapa
Tabel 9.Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Siklus I
Tabel 7 menunjukkan bahwa jumlah siswa yang tuntas belajar pada siklus I adalahsebanyak 22 orang (75,86%), sedang siswa yang dinilai belum tuntas jumlahnya 7orang (24,14)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Produk jilbab bolak-balik sangat mudah ditemui di berbagai perusahaan busana muslim, namun belum ada yang benar-benar fokus menciptakan produk berdasarkan

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk: (1) meningkatkan kualitas proses pembelajaran kemampuan menyimpulkan isi cerita melalui penerapan metode pembelajaran SQ3R

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining (SFE) dapat meningkatkan pemahaman konsep sifat-sifat cahaya

pertama. 2) Cinta merek yang dapat mempengaruhi Word Of Mouth pengguna sabun muka produk ponds di Surabaya. Konsumen yang sudah merasakan kecintaannya terhadap merek maka konsumen

means song can help student to increase and memorable the word using song, because for students elementary school leam vocabulary using song Is very fun and easy to remember.. Songs

Pendidikan di dalam suatu organisasi adalah suatu proses pengembangan kemampuan ke arah yang diinginkan oleh organisasi yang bersangkutan (Notoadmodjo, 1992). Bidan

Pada hasil penelitian, setelah pemberian teknik relaksasi nafas dalam secara signifikan menurunkan intensitas nyeri sesuai dengan teori Priharjo (2003, dalam Jayanthi,

Seed Vigor Testing Handbook.. Association of Seed Analysts,