BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Pelaksanaan Penelitian
Pada bagian ini akan membahas hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
peneliti. Pembahasan hasil penelitian meliputi rencana tindakan, pelaksanaan
tindakan dan observasi dan tindakan, hasil tindakan, refleksi, analisis data,
penerapan metode pembelajaran discovery learning terhadap hasil belajar mata pelajaran IPA pada siswa Kelas III SD Negeri Rowoboni 01 Kabupaten Semarang
Semester I Tahun 2016/2017, dan pembahasan. Secara rinci diuraikan sebagai
berikut.
4.1.1. Pelaksanaan Siklus I
Bagian dalam deskripsi siklus I ini akan menguraikan mengenai tahap
perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, hasil tindakan dan refleksi.
Dalam kegiatan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan selama 3 pertemuan.
4.1.1.1. Rencana Tindakan
Rencana tindakan pada siklus I terdiri dari 3 perencanaan pertemuan
dengan rincian sebagai berikut:
1. Pertemuan Pertama
Setelah diperoleh data dari hasil observasi, maka dilakukan diskusi dengan
guru kelas III mengenai materi pembelajaran IPA yang akan disajikan dengan
pembelajaran discovery learning Berbantu Media PowerPoint. Guru menentukan Standar Kompetensi (SK), “I. Memahami ciri-ciri makhluk hidup dan
kubutuhannya”, dengan Kompetensi Dasar (KD), “1.1. Mengidentifikasi ciri-ciri
dan kebutuhan makhluk hidup”. Indikator yang dipakai pada pertemuan pertama
yakni: 1) Mengidentifikasi ciri- ciri makhluk hidup, 2) Mengidentifikasi
kebutuhan makhluk hidup.
Setelah menentukan SK, KD dan Indikator, disusun rencana pelakanaan
pembelajaran (RPP). Dalam penelitian ini juga disiapkan media presentasi
kebutuhan makhluk hidup. Selain itu langkah-langkah pembelajaran dirancang
disesuaikan dengan pembelajaran discovery learning.
Untuk mengetahui penerapannnya di kelas, yang dilakukan, yakni dengan
menyiapkan lembar observasi penerapan model pembelajaran discovery learning. Dengan adanya lembar observasi ini dapat diamati lebih jelas kesesuaian tindakan
yang dilakukan di kelas dengan langkah-langkah yang seharusnya dilakukan. Di
dalam lembar observasi terdapat dua kolom pelaksanaan yang harus diisi, yakni
“Ya”, jika tindakan yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar sesuai
dengan langkah pembelajaran yang sesuai dengan model, serta “Tidak”, jika
langkah tersebut tidak diterapkan atau diimplementasikan di dalam kelas
2. Pertemuan kedua
Rencana tindakan pada siklus I pertemuan kedua merupakan tindakan
lanjut dari pertemuan pertama. Pertemuan kedua masih membahas materi yang
sama, yakni mengidentifikasi ciri-ciri makhluk hidup dan kebutuhan makhluk
hidup.
3. Pertemuan ketiga
Rencana tindakan pada pertemuan ketiga merupakan tindak lanjut dari
pertemuan pertama dan kedua. Pertemuan ketiga digunakan sebagai tes evalauasi
untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap materi pada siklus I.
Disiapkan lembar soal tes yang berisi 20 soal pilihan ganda.
4.1.2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Tindakan Siklus I 4.1.2.1. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan selama 3 kali pertemuan
dengan alokasi waktu pada tiap pertemuan adalah 2x35 menit atau selama 2 jam
pelajaran. Adapun pelaksanaan tindakan pada siklus I dirinci sebagai berikut:
1. Pertemuan I
Pertemuan pertama siklus I dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 10
Maret 2017 pukul 07.00 – 09.10 dan terdiri dari 3 kegiatan pembelajaran, yaitu
kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Peneliti meminta bantuan
observer, yaitu Ibu Siti Masechah, S.Pd guru kelas III untuk mengamati kegiatan
PowerPoint pada pembelajaran IPA dengan Kompetensi Dasar (KD), “1.1. Mengidentifikasi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup”. Adapun
langkah-langkah pembelajaran pada siklus I pertemuan pertama adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan Awal
Kegiatan awal dimulai setelah guru mempersiapkan perlengkapan dan
media yang digunakan selama proses pembelajaran, seperti: laptop, proyektor,
lembar kerja siswa, dan alat tulis, serta memeriksa kesiapan siswa. Setelah semua
siap mengikuti pelajaran, guru membuka pelajaran dengan melakukan doa
bersama, dan mengucapkan salam. Guru melakukan apersepsi dengan manfaat
mengetahui ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup menggunakan media
PowerPoint. b. Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, guru membagi siswa menjadi 5 kelompok sesuai
dengan arahan guru, dan setelah itu guru membagikan lembar kerja siswa dan
lembar permasalahan. Setelah itu guru mengajak siswa di lingkungan sekolah
untuk mengidentifikasi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup (hewan dan
tumbuhan). Setelah itu siswa menuliskan hasil temuan, kemudian
menganalisisnya, dan mengelompokkan data sesuai dengan masalah. Langkah
selanjutnya, yaitu siswa memeriksa kembali hasil yang didapat, mencocokkan
hasilnya dengan hipotesis yang dibuat, mengkonsultasikan hasilnya dengan guru,
guru mengarahkan setiap siswa membagi temuannya kepada kelompok lainnya
untuk saling memberi masukan, dan terakhir masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil di depan kelas.
c. Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir guru dan siswa menyimpulkan tentang makhluk
hidup dan kehidupannya. Selanjutnya guru memberikan kisi-kisi tentang apa yang
akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.
2. Pertemuan II
Pertemuan kedua siklus I dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 11 Maret
2017 pukul pukul 07.00 – 09.10 dan terdiri dari 3 kegiatan pembelajaran, yaitu:
observer, yaitu Ibu Siti Masekhah, S.Pd guru kelas III untuk mengamati kegiatan
guru, dan siswa saat menerapkan discovery learning berbantu media PowerPoint
pada pembelajaran IPA dengan Kompetensi Dasar (KD), “1.1. Mengidentifikasi
ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup”. Adapun langkah-langkah pembelajaran
pada siklus I pertemuan kedua adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan Awal
Kegiatan awal dimulai setelah guru mempersiapkan perlengkapan dan
media yang digunakan selama proses pembelajaran dan memeriksa kesiapan
siswa. Setelah semua siap mengikuti pelajaran, guru membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam. Guru melakukan apersepsi dengan mengingatkan kembali
tentang manfaat mengetahui ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup yang telah
dipelajari sebelumnya. b. Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, guru membagi siswa menjadi kelompok yang lebih
kecil, yaitu menjadi 7 kelompok sehingga jumlah siswa masing-masing kelompok
berkisar antara 4-5 orang. Setelah itu guru membagikan lembar kerja siswa dan
lembar permasalahan. Guru kembali mengajak siswa di lingkungan sekolah untuk
mencari sumber yang tepat tentang makhluk hidup dan proses kehidupannya
(hewan dan tumbuhan). Setelah itu siswa menuliskan hasil temuan, kemudian
menganalisisnya, dan mengelompokkan data sesuai dengan masalah. Langkah
selanjutnya, yaitu siswa memeriksa kembali hasil yang didapat, mencocokkan
hasilnya dengan hipotesis yang dibuat, mengkonsultasikan hasilnya dengan guru,
guru mengarahkan setiap siswa membagi temuannya kepada kelompok lainnya
untuk saling memberi masukan, dan terakhir masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil di depan kelas.
c. Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir guru dan siswa menyimpulkan tentang materi yang
diajarkan pada kedua pertemuan sebelumnya, tentang ciri-ciri dan kebutuhan
makhluk hidup. Selanjutnya guru menyampaikan pesan agar siswa mempelajari
materi yang telah disampaikan tersebut, agar pada pertemuan berikutnya, yaitu
pertemuan ketiga, siswa dapat mengerjakan soal-soal test yang diberikan oleh
3. Pertemuan III
Pertemuan ketiga merupakan tahap eveluasi dari pelaksanaan dari siklus I
yang dilaksanakan pada hari Senin, 13 Maret 2017 pukul pukul 07.00 – 09.10.
Evaluasi yang diberikah berupa tes pilihan ganda dan isian sebanyak 20 soal.
Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan ketiga, yakni diawali dengan memeriksa
kesiapan siswa dalam mengikuti evaluasi pembelajaran dan bertanya jawab
mengenai kegiatan pembelajaran sebelumnya, dan memberi semangat untuk
mengerjakan tes.
Sebelum membagikan membagikan soal evaluasi, guru menjelaskan pada
siswa tentang tata cara mengerjakan soal evaluasi dan peraturan selama siswa
mengerjakan soal. Dilanjutkan dengan pembagian lembar soal dan lembar jawab
oleh guru kepada masing-masing siswa. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara
individu dan guru mengawasi jalannya tes dari awal sampai akhir. Guru
mengumpulkan tes, menanyakan mengenai soal yang telah dikerjakan dan
menutup pelajaran dan memberikan refleksi.
4.1.2.2. Pelaksanaan Observasi Siklus I
Pelaksanaan observasi dilakukan hanya pada pertemuan pertama dan
pertemuan kedua. Hal ini dikarenakan pada pertemuan ketiga tidak ada proses
pembelajaran sesuai dengan lembar observasi yang mengacu pada
langkah-langkah penerapan pembelajaran discovery learning berbantu media PowerPoint.
Observasi siklus I meliputi observasi terhadap kegiatan guru dan kegiatan
siswa. Secara rinci hasil dari observasi terhadap kegiatan guru dan kegiatan siswa
dijelaskan sebagai berikut:
1. Observasi terhadap kegiatan Guru
Obsevasi terhadap kegiatan guru dalam penerapan metode discovery learning berbantu media PowerPoint dilakukan selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Hasil dari observasi terhadap kegiatan guru siklus I dalam
menerapkan pembelajaran sudah dengan baik. Hasil rekapitulasi observasi
kegiatan guru pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 7.
Hasil Keterlaksanaan Kegiatan Guru Dengan Penerapan Pembelajaran Menggunakan Metode Discovery learning Berbantu Media PowerPoint
No Aspek yang diamati Pertemuan I Pertemuan II
Pertemuan III Ya Tidak Ya Tidak
Pra Pembelajaran
1. Mempersiapkan perlengkapan dan peralatan pembelajaran yang digunakan selama proses
4. Memberikan motivasi kepada
siswa sebagai awal
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran menggunakan media power lingkungan sekitar sekolah untuk mencari sumber yang tepat tentang makhluk hidup dan proses kehidupannya (hewan dan tumbuhan).
10. Guru meminta siswa
menuliskan hasil temuan, kemudian menganalisisnya, dan mengelompokkan data sesuai dengan lembar kerja siswa membagi temuannya kepada kelompok lainnya untuk saling memberi masukan.
13. Guru meminta masing-masing
kelompok untuk
mempresentasikan hasil di depan kelas.
Kegiatan Akhir
tentang materi yang diajarkan.
17. Guru mengakhiri pelajaran dengan doa dan salam.
Jumlah 16 1 17
Persentase (%) 94,12 5,88 100,00 0,00
Observasi kegiatan guru pada siklus I pertemuan I dalam menerapkan
pembelajaran menggunakan metode discovery learning berbantu media
PowerPoint menunjukkan bahwa guru dinilai masih belum 100% dalam melakukan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan sintak. Dalam hal ini
langkah-langkah pembelajaran yang diterapkan guru masih dinilai 94,12%.
Adapun salah satu hal yang belum dilakukan oleh guru, yaitu guru dinilai lalai
untuk mengingatkan siswa mempelajari materi yang diajarkan pada pertemuan
berikutnya. Namun demikian pada pertemuan II guru dinilai telah berhasil
melakukan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan sintak (100%).
Berdasarkan temuan hasil observasi tersebut maka dapat dikatakan bahwa
pada dasarnya secara keseluruhan guru telah mampu menerapkan
langkah-langkah pembelajaran secara baik, walaupun pada pertemuan I guru dinilai lalai
untuk mengingatkan siswa untuk mempelajari yang diajarkan pada pertemuan
berikutnya, namun pada pertemuan II guru telah melakukan perbaikan. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa terdapat peningkatkan aktivitas guru dalam
menerapkan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan sintak pada siklus I
pertemuan II.
2. Observasi terhadap kegiatan siswa
Selain melakukan observasi terhadap kegiatan guru dalam penerapan
pembelajaran menggunakan metode discovery learning berbantu media
PowerPoint, observer juga melakukan observasi terhadap aktivitas siswa. Hasil observasi terhadap kegiatan belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 8.
Siklus I
No Aspek yang diamati Pertemuan I Petemuan II
Pertemuan III pertanyaan yang diberikan guru.
terhadap materi yang
Tabel 5 menunjukkan bahwa pada siklus I pertemuan I masih terdapat beberapa
hal yang dinilai kurang pada siswa saat penerapan metode discovery learning
berbantu media PowerPoint, seperti: siswa dinilai belum siap dalam menerima materi pelajaran, siswa dinilai kurang menanggapi dengan baik apersepsi dan
menjawab pertanyaan yang diberikan guru, siswa dinilai kurang menyimak tujuan
pembelajaran yang disampaikan oleh guru, siswa antar kelompok dinilai kurang
mampu memberikan masukan/saran pada kelompok lainnya, dan siswa dinilai
4.1.3. Hasil Tindakan Siklus I
Setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus I dengan
menerapkan pembelajaran discovery learning berbantu media PowerPoint pada mata pelajaran IPA, maka dilakukan evaluasi untuk mengetahui pencapaian hasil
belajar yang diperoleh dari masing-masing siswa, apakah sudah mencapai KKM
atau belum. KKM untuk mata pelajaran IPA, yaitu 65.
Hasil belajar IPA siklus I disajikan dalam tabel distribusi frekuensi pada
tabel 6. Perhitungan frekuensi distribusi dalam penelitian ini didasarkan pada
pendapat Sri Mulyono (2005), berikut penjelasan rumusnya:
Kelas Banyaknya
Keterangan:
Jarak : Nilai terbesar (80) - nilai terkecil (50)
Banyaknya Kelas : Banyaknya kelas yang digunakan dalam penelitian
ini adalah lima (Banyaknya kelas ditentukan
berdasarkan selera peneliti)
Tabel 9.
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Siklus I
Range f %
50-56 1 3,45
57-62 6 20,69
63-68 5 17,24
69-74 8 27,59
75-80 9 31,03
Total 29 100,00
Nilai Tertinggi 80
Nilai Terendah 50
Nilai Rata-rata 68,62
Berdasarkan tabel 6 maka dapat diketahui bahwa mayoritas siswa memiliki nilai
75-80, yaitu sebanyak 9 orang (31,03%), sedang minoritas siswa memiliki nilai
50-56, yaitu sebanyak 1 orang (3,45%). Sementara lainnya 6 orang (20,69%)
memiliki nilai 57-62, 5 orang (17,24%) memiliki nilai 63-68, dan 8 orang
(27,59%) siswa lainnya memiliki nilai 69-74. Selain itu dari tabel 17 juga
menjelaskan bahwa nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah sebesar 80, nilai
terendah sebesar 50, dan nilai rata-ratanya sebesar 68,62. Sebagai catatan,
distribusi frekuensi tersebut juga digunakan untuk distribusi frekuensi hasil
belajar pada siklus II. Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah peneliti dalam
melakukan perbandingan peningkatan atau penurunan dari hasil belajar siswa. Untuk mengetahui lebih jelasnya hasil belajar siswa siklus I pada tabel 5,
Gambar 3. Hasil Belajar Siswa Siklus I
Dari data mengenai hasil belajar siswa siklus I kemudian peneliti melakukan
analisis mengenai ketuntasan hasil belajar siswa siklus I yang tertera pada tabel
berikut ini:
Tabel 10.
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I
Kategori f % Keterangan
Tuntas 22 75,86 ≥ 65
Belum Tuntas 7 24,14 <65
Total 29 100,00
Tabel 7 menunjukkan bahwa jumlah siswa yang tuntas belajar pada siklus I adalah
sebanyak 22 orang (75,86%), sedang siswa yang dinilai belum tuntas jumlahnya 7
orang (24,14). Berdasarkan ketuntasan hasil belajar IPA siswa tersebut dapat
Gambar 4. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus I
Gambar 4 terlihat bahwa terdapat 75,86% siswa yang tuntas, sedang 24,14%
siswa belum tuntas.
4.1.4. Refleksi
Hasil refleksi berguna untuk menentukan apakah tindakan yang telah
dilakukan sudah berhasil atau belum berdasarkan indikator kinerja yang telah
ditetapkan oleh peneliti. Selain itu, juga sebagai dasar untuk menyusun rencana
kegiatan pada siklus II.
Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan metode discovery learning
berbantu media PowerPoint pada siklus I masih terdapat kendala-kendala terutama pada pertemuan I, baik yang dihadapi guru dan siswa. Namun demikian
kendala utama banyak ditemukan pada siswa. Kendala-kendala tersebut, yaitu
1. Pada Guru
Pada siklus I pertemuan I guru lalai untuk menyampaikan pelajaran yang
perlu dipelajari siswa di rumah sebagai persiapan pada pertemuan berikutnya. 2. Pada Siswa
Siswa dinilai belum siap dalam menerima materi pelajaran, siswa dinilai
kurang menanggapi dengan baik apersepsi dan menjawab pertanyaan yang
diberikan guru, siswa dinilai kurang menyimak tujuan pembelajaran yang
disampaikan oleh guru, siswa antar kelompok dinilai kurang mampu
memberikan masukan/saran pada kelompok lainnya, dan siswa dinilai kurang
mampu memaparkan dengan baik temuan-temuannya sesuai dengan lembar
Namun demikian apa yang menjadi kendala baik oleh guru maupun siswa pada
pertemuan I, ternyata pada pertemuan II sudah tidak diketemukan lagi. Sehingga
dapat dikatakan bahwa baik guru dan siswa sudah mampu menangani semua
kendala yang mereka pada saat pertemuan I.
Berdasarkan hasil refleksi tersebut, maka hal utama yang penting
dilakukan oleh guru pada siklus II berikutnya adalah mempertahankan
kemampuannya dalam menerapkan pembelajaran dengan metode discovery learning berbantu media PowerPoint saat memberikan pembelajaran kepada siswa, minimal seperti yang ditampilkan pada siklus I pertemuan II.
4.2. Pelaksanaan Siklus II
Pada deskripsi siklus II ini akan diuraikan mengenai tahapan perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi, hasil tindakan dan refleksi. Kegiatan
pembelajaran pada siklus II dilaksanakan selama 3 pertemuan. Berdasarkan
catatan perbaikan pelaksanaan dalam pembelajaran IPA menggunakan metode
discovery learning berbantu media PowerPoint, masih terdapat siswa yang belum mencapai KKM, maka di dalam siklus II ini dilakukan perbaikan kembali agar
catatan-catatan yang terdapat pada siklus I tidak terulang lagi.
4.2.1. Rencana Tindakan
Rencana tindakan pada siklus II dilaksanakan selama 3 pertemuan.
Pembelajaran siklus II merupakan upaya perbaikan dari pembelajaran siklus I.
Rencana tindakan pada siklus II adalah sebagai berikut:
1. Pertemuan Pertama
Rencana tindakan untuk pertemuan pertama, yaitu penulis bersama guru
kelas 3 melakukan diskusi mengenai materi pembelajaran IPA yang akan disajikan
dengan menggunakan metode discovery learning berbantu media PowerPoint. Pada siklus II ini penulis bersama guru tetap mengangkat Standar Kompetensi
(SK), yakni I. Memahami ciri-ciri makhluk hidup dan kubutuhannya, namun
dengan Kompetensi Dasar (KD), “1.2. Menggolongkan makhluk hidup secara
sederhana”. Indikator yang dipakai pada pertemuan pertama, yakni: 1) Dapat
mengklasifikasikan makhluk hidup, 2) Dapat menyebutkan macam-macam
Setelah menentukan SK, KD dan Indikator, disusun rencana pelakanaan
pembelajaran (RPP). Dalam penelitian ini juga disiapkan media yang menunjang
proses pembelajaran, yaitu berupa gambar-gambar yang menjelaskan tentang
penggolongan makhluk hidup secara sederhana yang disajikan melalui media
Power Point.
Langkah-langkah pembelajaran dirancang untuk disesuaikan dengan
metode discovery learning. Untuk mengetahui penerapannnya di kelas, yang dilakukan, yakni dengan menyiapkan lembar observasi penerapan metode
discovery learning. Dengan adanya lembar observasi ini dapat diamati lebih jelas kesesuaian tindakan yang dilakukan di kelas dengan langkah-langkah yang
seharusnya dilakukan. Di dalam lembar observasi terdapat dua kolom pelaksanaan
yang harus di isi yakni “Ya”, jika tindakan yang dilakukan dalam kegiatan belajar
mengajar sesuai dengan langkah pembelajaran yang sesuai dengan model, serta
“Tidak”, jika langkah tersebut tidak diterapkan atau diimplementasikan di dalam
kelas.
2. Pertemuan kedua
Rencana tindakan pada siklus II pertemuan kedua merupakan tindak lanjut
dari pertemuan pertama, materi yang dibahas juga sama, yaitu tentang
menggolongkan makhluk hidup secara sederhana, dengan indikator yang
digunakan, yakni: 1) Dapat mengklasifikasikan makhluk hidup, 2) Dapat
menyebutkan macam-macam klasifikasi makhluk hidup. Langkah-langkah
pelaksanaan pada pertemuan kedua ini juga sama dengan langkah-langkah yang
dilakukan pada pertemuan pertama.
3. Pertemuan ketiga
Rencana tindakan pada pertemuan ketiga merupakan tindak lanjut dari
pertemuan pertama dan kedua. Pertemuan ketiga digunakan sebagai tes evaluasi
untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap materi pada siklus II.
Disiapkan lembar soal tes yang berisi 20 soal test uraian.
Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan selama 3 kali pertemuan
dengan alokasi waktu pada tiap pertemuan adalah 2x35 menit atau selama 2 jam
pelajaran. Adapun pelaksanaan tindakan pada siklus II dirinci sebagai berikut;
1. Pertemuan I
Pertemuan pertama siklus II dilakasanakan pada hari Rabu tanggal 15
Maret 2017 pukul 07.00–10.10 dan terdiri dari 3 kegiatan pembelajaran, yaitu
kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Peneliti meminta bantuan
observer, yaitu Ibu Siti Masekhah, S.Pd untuk mengamati kegiatan guru dan siswa
saat pelaksanaan kegiatan berlangsung. Materi yang digunakan dalam pelaksanaan
pembelajaran, yaitu menggolongkan makhluk hidup secara sederhana.
Pelaksanaan tindakan menggunakan langkah-langkah pembelajaran metode
discovery learning. Adapun langkah-langkah pembelajaran pada siklus II pertemuan pertama adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan Awal
Kegiatan awal dimulai setelah guru mempersiapkan perlengkapan dan
media yang digunakan selama proses pembelajaran dan memeriksa kesiapan
siswa. Setelah semua siap mengikuti pelajaran, guru membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam. Guru melakukan apersepsi yang berhubungan dengan materi
menggolongkan makhluk hidup secara sederhana, dan melakukan tanya jawab,
memberikan motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, guru menyajikan materi pembelajaran yang sesuai
dengan materi menggolongkan makhluk hidup secara sederhana. Siswa bersama
guru melakukan tanya jawab mengenai menggolongkan makhluk hidup secara
sederhana.
Siswa dibagi menjadi 10 kelompok dan tiap kelompok terdiri dari 3-4
orang secara heterogen. Setelah itu guru membagikan lembar kerja siswa dan
lembar permasalahan. Guru kembali mengajak siswa di lingkungan sekolah untuk
mencari sumber yang tepat tentang menggolongkan makhluk hidup secara
sederhana. Setelah itu siswa menuliskan hasil temuan, kemudian menganalisisnya,
dan mengelompokkan data sesuai dengan masalah. Langkah selanjutnya, yaitu
hipotesis yang dibuat, mengkonsultasikan hasilnya dengan guru, guru
mengarahkan setiap siswa membagi temuannya kepada kelompok lainnya untuk
saling memberi masukan, dan terakhir masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil di depan kelas.
c. Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir guru memberikan penghargaan kepada kelompok
yang mampu memaparkan hasil kerjanya secara baik. Guru melakukan refleksi
dengan memberikan pesan moral. Merencanakan kegiatan tindak lanjut untuk
kegiatan pembelajaran selanjutnya dan menutup pelajaran dengan mengucapkan
salam doa.
2. Pertemuan II
Pertemuan kedua siklus II dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 16
Maret 2017 pukul 07.00 – 10.10 dan terdiri dari 3 kegiatan pembelajaran, yaitu
kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Pelaksanaan tindakan
menggunakan langkah-langkah metode discovery learning. Adapun langkah-langkah pembelajaran pada siklus II pertemuan pertama adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan Awal
Kegiatan awal dimulai setelah guru mempersiapkan perlengkapan dan
media yang digunakan selama proses pembelajaran dan memeriksa kesiapan
siswa. Setelah semua siap mengikuti pelajaran, guru membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam. Guru melakukan apersepsi yang berhubungan dengan materi
menggolongkan makhluk hidup secara sederhana serta melakukan tanya jawab,
memberikan motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, guru menyajikan materi pembelajaran yang sesuai
dengan penggolongan makhluk hidup secara sederhana. Siswa bersama guru
melakukan tanya jawab mengenai masalah penggolongan makhluk hidup secara
sederhana. Siswa dibagi menjadi 10 kelompok dan tiap kelompok terdiri dari 3-4
orang secara heterogen. Setelah itu guru membagikan lembar kerja siswa dan
lembar permasalahan. Guru kembali mengajak siswa di lingkungan sekolah untuk
mencari sumber yang tepat tentang menggolongkan makhluk hidup secara
sederhana. Setelah itu siswa menuliskan hasil temuan, kemudian menganalisisnya,
siswa memeriksa kembali hasil yang didapat, mencocokkan hasilnya dengan
hipotesis yang dibuat, mengkonsultasikan hasilnya dengan guru, guru
mengarahkan setiap siswa membagi temuannya kepada kelompok lainnya untuk
saling memberi masukan, dan terakhir masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil di depan kelas. c. Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir guru memberikan penghargaan kepada kelompok
yang mampu memaparkan hasil kerjanya secara baik. Guru melakukan refleksi
dengan memberikan pesan moral. Merencanakan kegiatan tindak lanjut untuk
kegiatan pembelajaran selanjutnya dan menutup pelajaran dengan mengucapkan
salam doa.
3. Pertemuan III
Pertemuan ketiga merupakan akhir pelaksanaan dari siklus II yang
dilaksanakan pada hari Jumat, 17 Maret 2017 pukul 07.00 – 10.10. Pelaksanaan
tindakan siklus II pertemuan ketiga sebagai tindak lanjut, penyempurnaan, dan
perbaikan proses pembelajaran pertemuan kedua pada sikus II.
Evaluasi yang diberikan berupa tes pilihan ganda dan isian sebanyak
20 soal. Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan ketiga yakni diawali dengan
memeriksa kesiapan siswa dalam mengikuti evaluasi pembelajaran dan bertanya
jawab mengenai kegiatan pembelajaran sebelumnya, dan memberi semangat
untuk mengerjakan tes.
Sebelum membagikan membagikan soal evaluasi, guru menjelaskan
pada siswa tentang tata cara mengerjakan soal evaluasi dan peraturan selama
siswa mengerjakan soal. Dilanjutkan dengan pembagian lembar soal dan lembar
jawab oleh guru kepada masing-masing siswa. Siswa mengerjakan soal evaluasi
secara individu dan guru mengawasi jalannya tes dari awal sampai akhir. Guru
mengumpulkan tes, menanyakan mengenai soal yang telah dikerjakan dan
menutup pelajaran dan memberikan refleksi.
4.2.2.2. Pelaksanaan Observasi Siklus II
Pelaksanaan observasi dilakukan pada pertemuan I dan pertemuan II.
Seperti halnya pada siklus I, observasi pada siklus II meliputi observasi terhadap
kegiatan guru dan kegiatan siswa. Secara rinci hasil dari observasi terhadap
1. Observasi terhadap kegiatan Guru
Obsevasi terhadap kegiatan guru dengan menggunakan metode discovery learning berbantu media PowerPoint selama proses pembelajaran IPA sudah terlaksana dengan baik. Hasil rekapitulasi observasi kegiatan guru pada siklus II
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 11.
Hasil Keterlaksanaan Kegiatan Guru Dengan Penerapan Pembelajaran Menggunakan Metode Discovery learning Berbantu Media PowerPoint
Siklus II
No Aspek yang diamati Pertemuan I Pertemuan II
Pertemuan III Ya Tidak Ya Tidak
Pra Pembelajaran
1. Mempersiapkan perlengkapan dan peralatan pembelajaran yang digunakan selama proses
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran menggunakan media power point. lingkungan sekitar sekolah untuk mencari sumber yang tepat tentang makhluk hidup dan proses kehidupannya (hewan dan tumbuhan).
10. Guru meminta siswa menuliskan hasil temuan, kemudian menganalisisnya, dan mengelompokkan data
sesuai dengan lembar kerja siswa membagi temuannya kepada kelompok lainnya untuk saling memberi masukan.
13. Guru meminta masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil di depan kelas. diajarkan pada pertemuan berikutnya.
16. Guru mengingatkan siswa untuk belajar untuk test yang diadakan pada pertemuan berikutnya.
17. Guru mengakhiri pelajaran dengan doa dan salam.
Jumlah 18 0 18 0
Persentase (%) 100,00 0,00 100,00 0,00
Hasil observasi kegiatan guru siklus II baik pada pertemuan I dan pertemuan II
telah dinilai baik, hal tersebut dapat dilihat dari 18 indikator yang ditetapkan
ternyata guru telah mampu menerapkan semuanya (100%).
2. Observasi terhadap kegiatan siswa
Selain melakukan observasi terhadap kegiatan guru, juga dilakukan
observasi terhadap aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran, berikut
hasilnya:
Tabel 12.
Hasil Keterlaksanaan Kegiatan Siswa Dengan Penerapan Pembelajaran Menggunakan Metode Discovery learning Berbantu Media PowerPoint
Siklus II
No Aspek yang diamati Pertemuan I Petemuan II
(buku dan alat tulis).
2. Siswa bersiap-siap dalam menerima materi pelajaran.
Kegiatan Awal
3. Siswa menanggapi apersepsi dan menjawab pertanyaan yang diberikan guru. sumber yang tepat di sekitar sekolah.
11. Siswa melakukan konsultasi kepada guru sesuai dengan
14. Siswa melakukan refleksi
Jumlah 15 0 15 0 Persentase (%) 100,00 0,00 100,00 0,00
Berdasarkan tabel 9 dapat dilihat bahwa siswa dapat mengikuti proses
pembelajaran yang dilakukan dengan metode discovery learning berbantu media
PowerPoint secara baik. Hal tersebut sesuai dengan temuan hasil observasi yang dilakukan pada saat siklus II pertemuan II. Selain itu pada siklus II pertemuan III
siswa tetap antusias dalam melakukan tanya jawab dengan guru, siswa bersedia
mendengarkan tata tertip yang disampaikan guru selama mengikuti tes, siswa
tetap mengikuti tes dengan tertib, siswa tetap mendengarkan dengan seksama saat
guru membahas soal tes yangtelah dikerjakan (100%).
4.2.3. Hasil Tindakan Siklus II
Hasil tindakan pada siklus II dapat dilihat pada penjelasan tabel dan
gambar di bawah ini:
1. Hasil Belajar
Hasil belajar IPA siklus II disajikan dalam tabel distribusi frekuensi
sebagai berikut:
Tabel 13.
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Siklus II
Range f %
50-56 0 0,00
57-62 0 0,00
63-68 0 0,00
69-74 5 17,24
75-80 24 82,76
Total 29 100,00
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 70
Nilai Rata-rata 77,07
Berdasarkan tabel 10 maka dapat diketahui bahwa mayoritas siswa (24 atau
82,76) memiliki nilai 75-80, sedang minoritas siswa (5 atau 17,24%) memiliki
nilai 69-74. Hasil evaluasi juga menunjukkan bahwa nilai tertinggi siswa adalah
90, dan terendah adalah 70, sedang nilai rata-ratanya adalah 77,07.
Untuk mengetahui lebih jelasnya hasil belajar siswa siklus II pada tabel
Gambar 5. Hasil Belajar Siswa Siklus II
Dari data mengenai hasil belajar siswa siklus II kemudian peneliti melakukan
analisis mengenai ketuntasan hasil belajar siswa siklus II yang tertera pada tabel
berikut ini:
Tabel 14.
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II
Kategori f % Keterangan
Tuntas 29 100,00 ≥ 65
Belum Tuntas 0 0,00 <65
Total 29 100,00
Tabel 11 menunjukkan bahwa semua siswa tuntas dalam belajar (29 orang atau
100%). Berdasarkan ketuntasan hasil belajar IPA siswa tersebut dapat
digambarkan dalam bentuk diagram lingkaran sebagai berikut:
Gambar 6.
Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus II
Setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus II baik pertemuan
I, II, III (evaluasi), maka peneliti melakukan refleksi terhadap keseluruhan proses
pembelajaran yang telah dilakukan. Pembelajaran yang dilaksanakan dengan
menerapkan metode discovery learning berbantu media PowerPoint telah berjalan dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil observasi, baik yang dilakukan
pada guru dan siswa yang menunjukkan bahwa guru dan siswa dinilai tidak
menemukan kendala-kendala selama proses pembelajaran berlangsung. Selain itu
dari hasil pembelajaran yang dilakukan juga menunjukkan hasil yang terus
meningkat, dimana pada siklus II ini seluruh siswa ternyata mampu tuntas dalam
belajarnya, dan kondisi tersebut berbeda saat dilakukan evaluasi hasil belajar pada
siklus I.
4.3. Hasil Analisis Data
Berikut ini akan dipaparkan mengenai hasil analisis data prasiklus, siklus
I dan siklus II mengenai hasil belajar IPA siswa.
4.3.1. Hasil Belajar IPA
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai IPA siswa dilihat dari pra
siklus, siklus I, dan siklus II telah mengalami peningkatan, berikut hasilnya:
Tabel 15.
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
Range Pra Siklus Siklus I Siklus II
F % f % f %
50-56 9 31,03 1 3,45 0 0,00
57-62 13 44,83 6 20,69 0 0,00
63-68 4 13,79 5 17,24 0 0,00
69-74 3 10,34 8 27,59 5 17,24
75-80 0 0,00 9 31,03 24 82,76
Total 29 100,00 29 100,00 29 100,00
Nilai Tertinggi 70 80 90
Nilai Terendah 50 50 70
Data pada tabel 12 menunjukkan bahwa pada pra siklus diperoleh nilai tertinggi
sebesar 70 dan terendah sebesar 50, sedang nilai rata-rata siswa untuk pelajaran
IPA adalah hanya sebesar 59,14. Pada siklus I nilai tertingginya adalah 80, nilai
terendahnya 50, dan nilai rata-ratanya sebesar 68,62. Kemudian pada siklus II
nilai IPA siswa kembali meningkat, nilai tertinggi sebesar 90, nilai terendah
sebesar 70, dan nilai rata-ratanya sebesar 77,07. Berdasarkan nilai-nilai tersebut
menunjukkan bahwa penerapan metode discovery learning berbantu media
PowerPoint dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa.
Data perbandingan ketuntasan siswa pada pra siklus, siklus I, dan siklus
II dapat dilihat pada gambar grafik batang di bawah ini:
Gambar 7.
Perbandingan Persentase Ketuntasan Belajar Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Pada grafik di atas terlihat bahwa pada pra siklus hanya 7 orang siswa saja yang
tuntas belajar, dan 22 orang siswa lainnya belum tuntas belajar. Pada hasil belajar
siklus I diperoleh keterangan bahwa 22 orang siswa ternyata masuk dalam
kategori tuntas belajar, dan sisanya 7 orang dinyatakan belum tuntas belajar. Pada
siklus II seluruh siswa dinyatakan masuk dalam kriteria tuntas belajar.
Berikut juga ditampilkan tentang data perbandingan nilai rata-rata siswa
Gambar 8.
Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar Matematika Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
Gambar grafik batang di atas jelas terlihat perbandingan nilai rata-rata nilai IPA
siswa sebelum dan setelah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
metode discovery learning berbantu media PowerPoint. Pada saat pra siklus atau sebelum diterapkannya metode tersebut nilai rata-rata IPA siswa hanya sebesar
59,14, namun setelah diterapkan metode tersebut nilai rata-rata IPA siswa terus
mengalami peningkatan, siklus I sebesar 68,62, siklus II sebesar 77,07. Dengan
demikian jelas bahwa secara deskriptif kuantitatif terdapat peningkatan hasil
belajar siswa setelah diterapkannya metode discovery learning berbantu media
PowerPoint dalam proses pembelajaran IPA siswa, terutama pada materi makhluk hidup dan proses kehidupan. Sehingga hipotesis penelitian yang menyatakan
"Penerapan metode pembelajaran discovery learning berbantu Media Presentasi
PowerPoint dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA pada siswa Kelas III SD Negeri Rowoboni 01 Kabupaten Semarang Semester I Tahun
2015/2016”, dapat diterima.
4.4. Pembahasan
Penelitian ini dilakukan 2 siklus, pada siklus I kompetensi dasar yang
diajarkan adalah “Mengidentifikasi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup”,
sementara pada siklus II kompentensi dasar yang diajarkan adalah
dilaksanakan pada tanggal 10, 11, 13 Maret 2017, dan siklus II dilaksanakan pada
tanggal 15, 16, 17 Maret 2017.
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1)
Mendeskripsikan penerapan metode pembelajaran discovery learning berbantu media presentasi PowerPoint untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA pada siswa Kelas III SD Negeri Rowoboni 01 Kabupaten Semarang Semester
I Tahun 2015/2016, 2) Meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA melalui
penerapan metode pembelajaran discovery learning berbantu media presentasi
PowerPoint pada siswa Kelas III SD Negeri Rowoboni 01 Kabupaten Semarang Semester I Tahun 2016/2017.
Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan metode discovery learning
berbantu media PowerPoint pada siklus I masih terdapat kendala-kendala terutama pada pertemuan I, baik yang dihadapi guru dan siswa. Namun demikian
kendala utama banyak ditemukan pada siswa. Pada Guru, pada siklus I pertemuan
I guru lalai untuk menyampaikan pelajaran yang perlu dipelajari siswa di rumah
sebagai persiapan pada pertemuan berikutnya. Pada Siswa, siswa dinilai belum
siap dalam menerima materi pelajaran, siswa dinilai kurang menanggapi dengan
baik apersepsi dan menjawab pertanyaan yang diberikan guru, siswa dinilai
kurang menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru, siswa antar
kelompok dinilai kurang mampu memberikan masukan/saran pada kelompok
lainnya, dan siswa dinilai kurang mampu memaparkan dengan baik
temuan-temuannya sesuai dengan lembar kerja yang diberikan guru.
Namun demikian apa yang menjadi kendala baik oleh guru maupun siswa
pada pertemuan I, ternyata pada pertemuan II sudah tidak diketemukan lagi.
Sehingga dapat dikatakan bahwa baik guru dan siswa sudah mampu menangani
semua kendala yang mereka pada saat pertemuan I. Berdasarkan hasil refleksi
tersebut, maka hal utama yang penting dilakukan oleh guru pada siklus II
berikutnya adalah, mempertahankan kemampuannya dalam menerapkan
pembelajaran dengan metode discovery learning berbantu media PowerPoint saat memberikan pembelajaran kepada siswa, minimal seperti yang ditampilkan pada
Setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus II baik pertemuan
I, II, III (evaluasi), maka peneliti melakukan refleksi terhadap keseluruhan proses
pembelajaran yang telah dilakukan. Pembelajaran yang dilaksanakan dengan
menerapkan metode discovery learning berbantu media PowerPoint telah berjalan dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil observasi, baik yang dilakukan
pada guru dan siswa yang menunjukkan bahwa guru dan siswa dinilai tidak
menemukan kendala-kendala selama proses pembelajaran berlangsung. Selain itu
dari hasil pembelajaran yang dilakukan juga menunjukkan hasil yang terus
meningkat, dimana pada siklus II ini seluruh siswa ternyata mampu tuntas dalam
belajarnya, dan kondisi tersebut berbeda saat dilakukan evaluasi hasil belajar pada
siklus I.
Sementara itu hasil penerapan strategi discovery learning berbantu media
PowerPoint dalam proses pembelajaran IPA dinilai juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari perbandingan nilai rata-rata siswa,
pada pra siklus, siklus I, dan siklus II. Pada saat pra siklus nilai rata-rata IPA
siswa hanya sebesar 59,14, siklus I sebesar 68,62, dan siklus II sebesar 77,07.
Dengan demikian jelas bahwa secara deskriptif kuantitatif terdapat peningkatan
hasil belajar siswa setelah diterapkannya metode discovery learning berbantu media PowerPoint dalam proses pembelajaran IPA siswa, terutama pada materi makhluk hidup dan proses kehidupan.
Selain itu juga dibuktikan dari banyaknya siswa yang tuntas dalam
belajar yang dihitung pada setiap siklus. Pada pra siklus hanya 7 orang siswa saja
yang tuntas belajar, dan 22 orang siswa lainnya belum tuntas belajar. Pada hasil
belajar siklus I diperoleh keterangan bahwa 22 orang siswa dinilai masuk dalam
kategori tuntas belajar, dan sisanya 7 orang dinyatakan belum tuntas belajar. Pada
siklus II seluruh siswa dinyatakan masuk dalam kriteria tuntas belajar. Fakta ini
menunjukkan bahwa metode pembelajaran discovery learning berbantu media
PowerPoint dalam proses pembelajaran IPA siswa dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Hasil penelitian ini setidaknya memberikan dukungan pada pendapat
(2015), Piaget dalam Carin (1993) yang menyatakan bahwa IPA bukan hanya
penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau
prinsip-pinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Sehingga untuk
pengusaan materi pada mata pelajaran IPA, siswa dituntunt untuk mencari tahu
tentang alam secara sistematis. Dengan demikian melalui penerapan model
pembelajaran Discovery learning memiliki potensi yang baik dalam upaya memperbaiki hasil belajar IPA siswa khususnya pada pokok bahasan makhluk
hidup dan proses kehidupan. Sebab melalui penerapan metode pembelajaran
discovery learning menjadikan siswa sebagai pusat belajar, dan lebih aktif selama proses pembelajaran. Selain itu, penerapan metode pembelajaran discovery learning, juga sesuai dengan karakteristik anak sekolah yang memiliki rasa ingin tahu yang besar, tertarik pada sesuatu yang baru, tertarik pada gambar-gambar
yang berwarna, senang melakukan eksplorasi, dan ingin mencoba sesuatu yang
baru.
Hasil penelitian juga memberikan dukungan apa yang dikemukan oleh
Azhar (2002), bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar
mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan
motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh-pengaruh
psokologis terhadap siswa. Selain itu hasil penelitian ini juga memberikan
dukungan pada pendapat Nugroho (2009) yang menyatakan bahwa keunggulan
media slide presentasi, salah satunya, yaitu: sapat menyajikan teks, gambar, foto, animasi, audio dan video sehingga lebih menarik. Pendapat tersebut didukung
oleh Daryanto (2013) yang juga menyatakan bahwa keunggulan media ini
diantaranya adalah penyajian menarik karena ada permainan warna huruf, huruf
dan animasi, baik animasi teks maupun animasi gambar atau foto, dan lebih
merangsang anak untuk mengetahui lebih jauh informasi tentang bahan ajar yang
tersaji.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian-penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Pamungkas (2014), dan Riandri (2014) yang menyatakan
mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kurniawan (2013), dan
Pratiwi (2013), bahwa penggunaan media presentasi/Power point dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta dapat meningkatkan persentase ketuntasan