• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TERAPI LINGKUNGAN TERHADAP TINGKAT KETERGANTUNGAN PADA LANSIA DEPRESI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUJANANTING KABUPATEN BARRU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH TERAPI LINGKUNGAN TERHADAP TINGKAT KETERGANTUNGAN PADA LANSIA DEPRESI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUJANANTING KABUPATEN BARRU"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 7 Nomor 1 Tahun 2015 ● ISSN : 2302-1721

11

PENGARUH TERAPI LINGKUNGAN TERHADAP TINGKAT KETERGANTUNGAN

PADA LANSIA DEPRESI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

PUJANANTING KABUPATEN BARRU

Muhammad Basri

1

, Muhammad Nur

2

1STIKES Nani Hasanuddin Makassar

2Poltekkes Kemenkes Makassar

Alamat korespondensi basrinose@yahoo.co,id/081342220868

ABSTRAK

Terapi lingkungan adalah suatu tindakan penyembuhan penderita dengan gangguan jiwa melalui manipulasi unsure yang ada di lingkungan dan berpengaruh terhadap proses penyembuhan. Ketergantungan adalah meletakkan kepercayaan kepada orang lain atau benda-benda lain, untuk bantuan yang terus menerus, penetraman hati dalam pemenuhan kebutuhan. Penelitian ini menggunakan purposive sampling artinya menetapkan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti, sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya Instrument penelitian menggunakan kuesioner, menggunakan uji wilcoxon dan data dianalisa dengan menggunakan spss 16. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa sebelum diberikan terapi rekreasi (pre-test) dan setelah diberikan (post test) mengalami peningkatan nilai p=0,04 yang berarti ada pengaruh terapi rekreasi. Sebelum diberikan terapi kreasi seni (pre-test) dan setelah diberikan (post test) mengalami peningkatan nilai p=0,01 yang berarti ada pengaruh terapi rekreasi Terhadap Tingkat Ketergantungan Pada Lansia Depresi Di Wilyah Kerja Puskesmas Pujananting Kabupaten Barru Terapi rekreasi dan kreasi seni ini sangat efektif sehingga memberikan perubahan kepada tingkat ketergantungan pada lansia depresi.

Kata kunci :Terapi rekreasi, terapi kreasi seni, lansia depresi

PENDAHULUAN

Lingkungan merupakan kondisi dimana berpengaruh besar terhadap proses penyembuhan terutama pasien dengan gangguan jiwa melalui manipulasi unsure yang ada di lingkungan dan berpengaruh terhadap proses penyembuhan konsep-konsep tentang terapi lingkungan berasal dari onsep-konsep

The Theraupetic Communiti” yang

diperkenalkan oleh Maxwell Jones yang di gunakan dalam lingkungan rumah sakit (yosep, 2010).

Seluruh dunia jumlah lanjut usia diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa (satu dari 10 orang berusia lebih dari 60 tahun), dan pada tahun 2025, lanjut usia akan mencapa 1,2 miliar. Di Negara maju, pertambahan populasi/penduduk lanjut usia telah diantisipasi sejak awal abad ke-20. Tidak heran bila masyarakat di Negara maju sudah lebih siap menghadapi pertambahan populasi lanjut usia dengan aneka tantangannya. Namun, Negara ini jelas mendatangkan sejumlah konsekuensi, antara lain timbulnya masalah fisik, mental, social, serta kebutuhan pelayanan kesehatan dan keperawatan,

terutama kelainan degenerative (Nugroho, 2012).

Pada tahun 2010, jumlah penduduk lansia yang tinggal di perkotaan sebesar 12.380.321 jiwa (9,58%), dan yang tinggal dipedesaan sebesar 15.612.232 jiwa (9,97%). Terdapat perbedaan yang cukup besar antara lansia di kota dan di desa, perbedaan ini biasa terjadi karena; pola imigrasi penduduk usia muda ke kota dan saat tuanya lebih memilih kembali kedesanya, penduduk desa memiliki usia harapan hidup yang lebih besar karena tidak menghirup udara yang sudah berpolusi, tidak sering menghadapi hal-hal yang mebuat mereka stress, lebih banyak tentramnya ketimbang hari-hari stress, atau juga biasa jadi karena makanan yang dikomsumsi tidak terkontaminasi dengan peptisida, sehinggan membuat mereka tidak mudah terserang penyakit (fatmei, 2010).

(2)

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 7 Nomor 1 Tahun 2015 ● ISSN : 2302-1721

12

karena ada keluarga/teman yang dapat membantu memenuhi kebutuhan yang diperlukan (Nugroho, 2012).

Berdasarkan data pengelola posyandu usila Puskesmas Pujananting Kabupaten Barru pada bulan Januari sampai dengan bulan April 2014 jumlah lansia laki-laki 210, sedangkan jumlah lansia perempuan sebanyak 310 orang jadi total jumlah lansia di wilayah kerja Puskesmas Pujananting sebanyak 520, sedangkan yang mengalami depresi sebanyak 62 orang, terdiri dari laki-laki 20 orang dan perempuan 42 orang(data pengelola usila puskesmas pujnanting kabupaten barru).

Berdasarkan data yang ada di latar belakang dan beberapa masalah kesehatan pada lansia baik perkotaan maupun pedesaan dalam hal ini yang mendasari penelitian berinisiatif melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Terapi Lingkungan Terhadap Ketergantungan Pada Lansia Depresi di Wilayah Kerja Puskesmas Pujananting Kabupaten Barru”.

BAHAN DAN METODE Lokasi , Populasi, dan Sampel

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 23 juni 2014 sampai dengan 26 juli 2014 di wilayah Kerja Puskesmas Pujananting kabupaten Barru.

Penelitian ini menggunakan metode

eksprimen dengan rancangan penelitian

menggunakan Cross sectional study, dimana dalam pelaksanaan penelitian baik variable independen maupun variable dependen dilaksanakan secara bersamaan dalam waktu yang sama.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua lanjut usia 520 yang mengalami depresi 62 di wilayah kerja puskesmas kabupaten barru. sampel dengan cara memilih sampel 40 diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti, sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya

Data hasil penelitian diperoleh dengan pengumpulan data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan peneliti langsung dari responden. Sedangkan Data sekunder merupakan data yang diperoleh tidak secara langsung dari subjek yang akan diteliti, baik itu berasal dari orang lain, organisasi tertentu, instasi dan badan ilmiah lainnya.

Setelah data terkumpul, dilakukan pengolahan data menggunakan program Microsoft Excel dan statistical program for

social science (SPSS). Untuk memperoleh

kejelasan tentang Pengaruh Terapi Lingkungan Terhadap Tingkat Ketergantungan Pada Lansia Depresi Di Wilayah Kerja Puskesmas Pujananting Kabupaten Barru Setelah data tersebut dilakukan editing, koding, enter, cleaning data dan tabulasi maka selanjutnya dilakukan analisa data.

Analisis data a. Analisis univariat

Analisiis dilakukan terhadap tiap-tiap variable penelitian terutama untuk melihat tampilan distribusi frekuensi dan presentasi dari tiap-tiap variable.

b. Analisis bivariat

Analisis bivariabel dilakukan untuk melihat hubungan silang antaravariable independen yang terdiri dari depresi lansia dan tingkat ketergantungan. Untuk melihat apakah terdapat hubungan yang signifikasi antar variabel, maka penelitian menggunakan analisis uji Chi square dengan tingkat kemaknaan α 0,05

HASIL PENELITIAN

1. Analisis univariat karakteristik responden Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja Puskesmas Pujananting Kabupaten Barru Tahun 2014 responden perempuan yaitu berjumlah 23 orang (57,5%) dan sedangkan pada laki – laki hanya berjumlah 17 orang (42,5%)

Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Di Wilayah Kerja Puskesmas Pujananting Kabupaten Barru Tahun 2014 responden terbanyak adalah yang berumur 81 – 95 tahun sebanyak 25 orang (62,5%), responden yang berumur 72 – 80 tahun sebanyak 15 orang (37,5%)

2. Analisa Bivariat

(3)

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 7 Nomor 1 Tahun 2015 ● ISSN : 2302-1721

13

Pengaruh terapi rekreasi Pre tes

dan pos tes diberikan terapi rekreasi Tabel 3 Pengaruh Terapi Rekreasi pre tes dan pos tes Diberikan Terapi Di Wilayah Kerja Puskesmas Pujananting Kabupaten Barru menunjukkan bahwa sebelum melakukan terapi rekreasi terdapat responden yang tidak mampu sebanyak 26 orang (65,0%) dan yang mampu sebanyak 14 orang (35,0%), ketika sudah melakukan terapi rekreasi responden yang tidak mampu sebanyak 12 orang (30,0%) dan yang mampu sebanyak 28 orang (73,3%).

Berdasarkan analisa data menggunakan uji wilconxon di peroleh nilai p=0,004. Hgal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh terapi rekreasi sebelum dan sesudah diberikan terapi rekreasi karena mempunyai tingkat kemaknaan p<0,05.

Tabel 4 Pengaruh Terapi Rekreasi pre tes dan pos tes Diberikan Terapi Di Wilayah Kerja Puskesmas Pujananting Kabupaten Barru

Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa sebelum melakukan terapi kreasi seni responden yang tidak mampu sebanyak 26 orang (65,0%) dan yang mampu sebanyak 14 orang (35,0%), ketika sudah melakukan terapi kreasi seni responden yang tidak mampu sebanyak 11 orang (27,5%) dan yang mampu sebanyak 29 orang (72,5%).

Berdasarkan analisa data menggunakan uji wilconxon di peroleh nilai p=0,001. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh terapi kreasi seni sebelum dan sesudah diberikan terapi kreasi seni karena mempunyai tingkat kemaknaan p<0,05.

PEMBAHASAN

1. Pengaruh Terapi Rekreasi pre tes dan pos tes Diberikan Terapi Di Wilayah Kerja Puskesmas Pujananting Kabupaten Barru. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum melakukan terapi rekreasi terdapat responden yang tidak mampu sebanyak 26 orang (65,0%) dan yang mampu sebanyak 14 orang (35,0%), ketika sudah melakukan terapi rekreasi responden yang tidak mampu sebanyak 12 orang (30,0%) dan yang mampu sebanyak 28 orang (73,3%).

Berdasarkan analisa data menggunakan uji wilconxon di peroleh nilai p=0,004. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh terapi rekreasi sebelum dan sesudah diberikan terapi rekreasi karena mempunyai tingkat kemaknaan p<0,05.

Hasil ini juga didukung oleh peneliti sebelumnya Aswear (2010) yang mengatakan bahwa ada pengaruh terapi kreasi terhadap tingkat ketergantungan pada lansia depresi. Dengan hasil penelitian sebelum melakukan terapi kereasi ada 6 orang (31,37%), nilai posttest > pretest (ranking positif) berjumlah 8 orang (45,6%), dan nilai posttest = pretest 6 orang (31,37%) dari hasil analisis “Uji Rangking bertanda Wilcoxon” dengan menggunakan statistik Z didapatkan nilai Z untuk kelompok eksperimen adalah -3,572 dan dengan Dari hasil penelitian menunjikkan bahwa sebelum melakukan (Post test) terapi rekreasi responden yang tidak mampu sebanyak 23 (38,5%) dan yang mampu 20 (35,9%), ketika sudah melakukan (Pre test) terapi rekreasi responden yang tidak mampu sebanyak 16 (24,3%) dan yang mampu sebnyak 27 (38,8%). Uji statistik menunjukkan bahwa ada pengaruh terapi rekreasi terhadap tingkat ketergantungan pada lansia depresi dengan menggunakan analisa data uji Wilcoxon diperoleh nilai p=0,02 antara pre test dengan pos tes karena mempunyai tingkat kemaknaan p<0,05.

(4)

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 7 Nomor 1 Tahun 2015 ● ISSN : 2302-1721

14

menyenangkan, serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial. Guna untuk mengurangi tingkat ketergantungan lansia depresi. Dikatakan juga menggunakan kegiatan pada waktu luang dengan tujuan klien dapat melakukan kegiatan secara konstruktif dan menyenangkan serta mengembangkan kemampuaan hubungan sosial.

Keperawatan medis yang

menggunakan rekreasi sebagai pendidikan dan berbagai sumber daya lain untuk membantu klien mencapai fisik mereka, emosional, fisiologi, dan spiritual. Tujuan sosial terapi rekreasi adalah salahsatu cara terbesar untuk membantu meningkatkan kualitas hidup dan kualias perawatanuntuk orang depresi pada saat kurang mampu beradap tasi dengan lingkungan luar.

Beradasrkan hal tersebut diatas maka peneliti menyimpulkan bahwa pengaruh terapi rekreasi terhadap tingkat ketergantungan pada lansia depresi sebelum dan sesudah diberikan terapi itu mengalami peningkatan dengan hasil pre tes yang tidak mampu 26 orang, yang mampu 14 orang sedangkan pada pos tes yang tidak mampu 12 orang, yang mampu 28 orang. Dapat terlihat bahwa sebelum melakukan terapi itu hanya ada 14 orang yang mampu, tetapi pada saat sudah melakukan terapi meningkat menjadi 28 orang, ini mengalami penambahan 14 orang. Dengan peninkatan ini menunjukkan bahwa dengan memberikan terapi rekreasi itu sangat berpengaruh sekali terhadap tingkat ketergantungan pada lansia depresi.

Pengaruh Terapi kreasi seni pre tes dan pos tes Diberikan Terapi Di Wilayah Kerja Puskesmas Pujananting Kabupaten Barru.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum melakukan terapi kreasi seni responden yang tidak mampu sebanyak 26 orang (65,0%) dan yang mampu sebanyak 14 orang (35,0%), ketika sudah melakukan terapi kreasi seni responden yang tidak mampu sebanyak 11 orang (27,5%) dan yang mampu sebanyak 29 orang (72,5%).

Berdasarkan analisa data menggunakan uji wilconxon di peroleh nilai p=0,001. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh terapi kreasi seni sebelum dan sesudah diberikan terapi kreasi seni karena mempunyai tingkat kemaknaan p<0,05.

Hasil penelitian sejalan dengan peneliti sebelumnya yang dilakukan oleh Rahman (2008) dalam penelitiannya bahwa ada pengaruh sebelum dan sesudah diberi terapi kreasi seni pada lansi depresi. Dari hasil penelitian menunjikkan bahwa sebelum melakukan (Post test) terapi kreasi seni responden yang tidak mampu sebanyak 23 (38,5%) dan yang mampu 20 (35,9%), ketika sudah melakukan (Pre test) terapi rekreasi responden yang tidak mampu sebanyak 12 (24,3%) dan yang mampu sebnyak 31 (83,8%). Uji statistik menunjukkan bahwa ada pengaruh terapi kreasi seni terhadap tingkat ketergantungan pada lansia depresi dengan menggunakan analisa data uji Wilcoxon diperoleh nilai p=0,01 antara pre test dengan pos tes karena mempunyai tingkat kemaknaan p<0,05.

Menurut Kusumawati (2012) bahwa terapi kreasi seni memberikan kesempatan pada klien untuk menyalurkan/mengekspresikan

perasaannya. Dalam penelitian ini perawat dapat sebagai kader atau bekerja sama dengn orang lain yang ahli dalam bidangnya karna harus sesuai dengan bakat dan minat

Sehingga asumsi peneliti saat melakukan penelitian mengatakan bahwa perubahan yang terjadi pada pasien tingkat ketergantungan pada lansia depresi sebelum dan sesudah diberikan terapi kreasi seni itu mengalami peningkatan karena disebabkan dengan perlakuan terapi kreasi seni dimana sebelum melakukan (pos tes) terapi kreasi seni yang tidak mampu sebanyak 26 dan mereka mampu meningkatkan ketergantungan pada dirinya. Pemberian terapi ini menunjukkan bahwa ada pengaru besar terhadap tingkat ketergantungan pada lansia depresi setelah diberikan terapi kreasi seni.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat penulis kemukakan adalah sebagai berikut: 1. Ada pengaruh terapi rekreasi terhadap

(5)

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 7 Nomor 1 Tahun 2015 ● ISSN : 2302-1721

15

depresi di wilayah kerja puskesmas

pujananting kabupaten barru.

2. Ada pengaruh terapi kreasi seni terhadap tingkat ketergantungan pada lansia depresi di wilayah kerja puskesmas pujanating kabupaten barru.

SARAN

1. Kepada masyarakat diharapkan supaya anggota keluarga pada lansia dapat memenuhi segala kebutuhannya.

2. Kepada peneliti selanjutnya agar supaya lebih meningkatkan penelitian dalam mencakup terapi rekreasi, dikarenakan terapi rekreasi sangat berpengaruh terhadap tingkat ketergantungn pada lansia depresi.

3. Kepada pihak terkait agar lebih memerhatikan kondisi lansia di wilayah kerja puskesmas pujananting kabupaten barru.

DAFTAR PUSTAKA

Ahwal Hidayat., 2010., “Pengaruh Pemberian Terapi Lingkungan Terhadap Perubahan Tingkat Ketergantungan Lansi Di Kabupaten Wajo”., http/ww.AhwalHidayatjurnal.co.id., tanggal 10 agustus 2014., 21:23:40.

Data Pengelola Usila Puskesmas Pujananting Kabupaten Barru., 2014., Kabupaten Barru.

Fatimah., 2010., “Merawat Manusia Lanjut Usia”., CV. Trans Info: Jakarta.

Fatma., 2010., “Gizi Usia Lanjut”., Pt Penerbit Erlangga: Jakarta

Kusumawati, F., Hartono, Y., 2012., “Buku Ajar Keperawatan Jiwa”., Salemba Medika: Jakarta

Nasir, A., Muhit, A., 2011., “Dasar-Dasar Keperawatan Jiwa”., Salemba Medika: Jakarta.

Nugroho, W., 2012., “Keperawatan Gerontik & Geriatrik”., EGC: Jakrta.

Nursalam., 2013., “Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan”., Salemba Medika: Jakarta.

Padila., 2013., “Buku Ajar Keperawatan Gerontik”., Salemba Medika: Jakarta.

Rahman., 2008., “Pengaruh Pemberian Terapi Kreasi Seni Terhadap Perubahan Tingkat Ketergantungan Pada Lanjut Usia Depresi Di Wilayah Kerja Puskesma Kabupaten Pinrang”., http.www rahmanjurnalskripsi.com.,tanggal 1 agustus 2014., 10:45:30.

Saam, Z., Wahyuni, S., 2012., “Psikologi Keperawatan”., Salemba Medika: Jakarta

Sumantri, A, H., 2011., “Metodologi Penelitian Kesehatan”., Kencana Prenada Media Group: Jakarta.

Gambar

Tabel 1
Tabel 4 Pengaruh  Terapi  Rekreasi pre tes dan pos tes Diberikan Terapi Di Wilayah Kerja Puskesmas Pujananting Kabupaten Barru

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan depresi pada lansia di posyandu lansia wilayah kerja Puskesmas Kedaton Bandar

Berdasarkan studi yang telah dilakukan, beberapa faktor yang berhubungan dengan kejadian depresi pada lansia antara lain: usia, jenis kelamin, riwayat keluarga depresi,

Dari penelitian ini terbukti bahwa terdapat penurunan tingkat stres pada lansia yang berarti ada pengaruh terhadap tingkat stres lansia antara sebelum dan sesudah

Pengaruh Terapi Musik Terhadap Perubahan Tingkat Depresi Pada Lansia Di PSTW (Panti Sosial Tresna Werdha) Unit Budi Luhur, Kasongan, Bnatul Yogyakarta.. Skripsi Fakultas

Berdasar hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa terapi musik dapat menurunkan tingkat depresi pada lansia Hal ini didukung oleh

Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara kejadian depresi pada lansia mandiri dan ketergantungan dalam ADL di PSTW Yogyakarta

Berdasarkan studi yang telah dilakukan, beberapa faktor yang berhubungan dengan kejadian depresi pada lansia antara lain: usia, jenis kelamin, riwayat keluarga

Tingkat Depresi Sebelum dan Setelah Terapi Cognitive Behaviour Therapy CBT Hasil analisis diketahui sebelum diberikan terapi Cognitive Behaviour Therapy CBT terbanyak responden