• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUATAN ALIH TEKNOLOGI PRODUKSI DI UKM SAMBEL PECEL, ANGGOTA JARINGAN USAHA SEKOTA BATU “GRAS” (Guyub Rukun Agawe Santoso) DI KOTA WISAT A BATU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGUATAN ALIH TEKNOLOGI PRODUKSI DI UKM SAMBEL PECEL, ANGGOTA JARINGAN USAHA SEKOTA BATU “GRAS” (Guyub Rukun Agawe Santoso) DI KOTA WISAT A BATU"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGUATAN ALIH TEKNOLOGI PRODUKSI

DI UKM SAMBEL PECEL, ANGGOTA JARINGAN USAHA SEKOTA BATU “GRAS” (Guyub Rukun Agawe Santoso) DI KOTA WISAT A BATU

Siti Asmaul1) dan Sakunda A2) 1)

Fakultas Teknologi Pertanian,Universitas Brawijaya, Jl Veteran Malang Email: asmaul_m@yahoo.com

2)

Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya, Jl. Veteran, Malang Email: aggrini.anggri@gmail.com

ABSTRACT

SMEs Echo Food and Rr Rahayu, located in Batu, produce peanut paste. Unfortunately, they has low efficiency and production because production facilities still manually. The long duration during milling process causes reducing time production. Therefore, the quality and quantity of the product cannot be maximal. The need for technological innovation over the production process will be able to improve the performance and quality of health functional beverage production. The results that have been achieved in the implementation of IbM activities include facilitating the transfer of technology in the form of milling machine and frying machine which has been applied by partners, guidance on improvement of production and management system includes quality control, GMP and log book for business management, and training, socialization and mentoring improved packaging design and marketing on-line. The results showed an increase in production efficiency with shorter time, increased quality packaging and products value is higher so that SMEs can increase profits.

Kata kunci : peanut paste, efficiency, capacity

PENDAHULUAN

Kota Batu merupakan kota Agrowisata penghasil produk pangan maupun non pangan dengan perkembangan yang cukup pesat. Berdasarkan data Diskoperindag sampai tahun 2013, di kota Batu terdapat Unit Usaha Mikro Kecil Menengah (UKMM) sebanyak 407 yang tersebar di tiga kecamatan. Mayoritas bergerak di bidang pertanian tanaman pangan, hortikultura, dan industri pengolahan. Visi Kota Batu adalah “Sentra Pertanian, Pariwisata dan Pendidikan Ditopang Sumberdaya Manusia, Sumberdaya Alam dan Sumberdaya Budaya yang Didayagunakan secara Optimal, Terkendali dengan Pemerintahan Kreatif Inovatif Bersih Bagi Seluruh Rakyat” dengan salah satu misi Kota Batu yaitu meningkatkan posisi dan peran Kota Batu dari Kota Pertanian menjadi Sentra Pertanian, Kota Wisata

menjadi Sentra Wisata serta

(2)

GRAS ”Guyub Rukun Agawe Santoso” merupakan organisasi paguyuban dan jaringan pengusaha agroindustri skala mikro dan kecil (UKM) di Kota Batu yang terbentuk sejak 2006. Paguyuban ini diprakarsai oleh Bapak Ruslan Guntoro, pemilik usaha produk herbal “R.ROVIT” yang bertujuan untuk memberdayakan usaha mikro kecil dimana sampai saat ini telah memiliki 64 anggota usaha mikro dan kecil baik produksi pangan maupun non-pangan. Dalam operasional dan pengembangan organisasinya. GRAS mendapatkan dukungan dari Pemerintah Kota Batu melalui binaan dari Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian Perdagangan serta Dinas

Pemuda, Olahraga dan Ketenagakerjaan di Kota Batu dalam

bentuk (1) mempermudah dalam

proses perijinan (PIRT maupun

sertifikasi halal), (2) memberikan kesempatan dalam kegiatan pelatihan dan seminar terkait dengan pengembangan usaha, serta (3) sebagian mendapatkan fasilitas mesin dan peralatan produksi sesuai dengan prioritas dan kebijakan Dinas terkait serta pembinaan manajemen usaha.

Keberhasilan yang telah dicapai oleh GRAS saat ini adalah memberdayakan dan membina UKM dalam jaringan kota Batu agar menjadi UKM yang lebih mandiri berupa mengaktifkan keterlibatan UKM dalam pelatihan yang difasilitasi oleh Pemerintah Kota Batu (rapat rutin untuk evaluasi target pencapaian per bulan) serta transfer informasi yang terkait dengan pengembangan usaha agar lebih profesional yang melibatkan staf ahli dari perguruan Tinggi, Dinas Perindustrian baik dari propinsi Jawa Timur maupun Kota Batu. Sejak tahun 2009, UKM anggota GRAS yang

pernah mendapatkan bantuan dari DP2M DIKTI adalah Minuman Sari Alang-alang (Program Vucer, 2009), UKM Kerupuk Miller (IbM, 2011), UKM Minuman Sari Buah (IbM, 2013), UKM Bumbu Serbuk Instan dan Makanan Jajanan Stick Bawang (IbM, 2014) berdampak pada penguatan teknologi dan peningkatan kapasitas produksi dengan lebih efisien dan produktif. Harapannya keberhasilan UKM ini akan memotivasi UKM lain dalam GRAS untuk bisa meningkatkan produktivitasnya.

Gaya hidup instan dalam era modernisasi sudah merupakan bagian dari kehidupan masyarakat yang membutuhkan makanan dan minuman serba praktis serta siap saji. Gaya hidup instan merupakan dampak langsung dari eksistensi teknologi yang semakin mutakhir yang tidak dapat dihindari. Berkembangnya teknologi pengolahan pangan membuat keterbatasan waktu memasak menjadi peluang yang sangat baik untuk menciptakan produk yang dapat memudahkan proses memasak bagi ibu rumah tangga, untuk memasak sendiri. Apalagi posisi ibu rumah tangga yang merangkap sebagai wanita karir yang mengharuskan bekerja di sektor publik sehingga waktu seolah-olah terbatas untuk bisa mengatur keluarga terutama dalam masalah konsumsi. Langkah cepat dan strategis yang dipilih antara lain dengan membeli produk yang serba instan untuk mempermudah dan menghemat waktu, salah satunya produk sambel pecel.

(3)

alat produksi sederhana, cukup dilakukan dengan manajemen sederhana serta memiliki pangsa pasar yang prospektif, menjadi keunggulan berbisnis sambel pecel. Awalnya sambel pecel merupakan bumbu khas sebagai pelengkap menu kuliner pecel di Madiun dan Kediri. Akhirnya berkembang sampai di daerah lain di Jawa Timur seiring dengan meningkatnya konsumsi kuliner, salah

satunya di Kota Batu sebagai

Agrowisata. Maraknya bisnis kuliner saat ini, menjadikan peluang yang sangat bagus dan bisa diaplikasikan untuk usaha skala mikro dan kecil. Pada kelompok GRAS terdapat 2 unit UKM yang memproduksi sambel pecel instan yaitu Echo Food dan Constity Karya Rahayu di Kota Batu dengan merk “Echo Food dan Rr. Rahayu”.

Pada awalnya, usaha produksi sambel pecel merupakan usaha keluarga untuk dikonsumsi sendiri dengan mendatangkan sambel pecel dari Kediri. Berkembang tahun 2007, UKM Constity Karya Rahayu mulai memproduksi sendiri untuk dipasarkan di Batu dengan kapasitas awal 10 kg per hari. Sampai saat ini telah berkembang dengan kapasitas produksi 60 kg per hari dengan 8 orang tenaga kerja menggunakan sistem produksi manual. Adapun UKM Echo Food memproduksi sambel pecel sejak 2004 sampai sekarang dengan kapasitas 30 kg per hari. Wilayah pemasaran sambel pecel kedua UKM ini adalah daerah Malang Raya dan Batu. Dokumentasi sambel pecel “Rr. Rahayu dan Echo Food”.

Sistem produksi yang terjadi pada UKM sambel pecel ini mayoritas manual dan sebagian masih menggunakan peralatan skala rumah tangga. Hal ini berdampak pada

(4)

saat ini masih mengandalkan penyewaan selep keliling, memerlukan waktu minimal untuk 1,5 – 2 jam tergantung banyak sedikitnya antrian dengan biaya Rp. 1,.500 – 2.000 per kg. Terkadang jika datangnya jasa

selep terlambat, UKM harus

menggilingkan di jasa lain sehingga menambah waktu antrian untuk menunggu proses penggilingan. Kondisi ini menjadikan waktu produksi terbatas sehingga berdampak pada kapasitas produksi yang tidak bisa maksimal untuk memenuhi permintaan

konsumen. Harapannya dengan

penguatan alih teknologi pada produksi sambel pecel akan bisa meningkatkan efisiensi dan kapasitas produksi serta nilai ekonomis bagi pemilik usaha.

Manajemen pengelolaan usaha masih konvensional serta belum memiliki administrasi yang baik dan teratur dalam pengelolaan usaha seperti tidak adanya pencatatan keuangan untuk bisnis dan mash bercampur dengan keuangan rumah

tangga sehingga usahanya sulit

berkembang maka perlu adanya pembinaan dan pendampingan. Selain itu, UKM perlu memahami tentang

Good Manufacturing Practices (GMP) dimana GMP merupakan pedoman cara produksi makanan dengan tujuan agar produsen memenuhi persyaratan – persyaratan yang telah ditentukan untuk menghasilkan produk makanan bermutu sesuai dengan tuntutan konsumen. Produk pangan dikatakan bermutu jika minimal telah memenuhi standar dan dapat memberikan kepuasan terhadap personal konsumen (Wahono, 2007).

Peluang persaingan yang prospektif menuntut UKM harus bisa bertahan untuk meningkatkan keberlanjutan usahanya dengan

kemampuan proses serta produktivitas yang tinggi sehingga bisa memenuhi permintaan konsumen yang semakin meningkat. Sehubungan dengan keterbatasan fasilitas produksi untuk peningkatan efisiensi dan kapasitas produksi dalam memenuhi permintaan konsumen maka melalui kegiatan IbM Tahun 2015 diharapkan akan dapat memperkuat kinerja UKM dan

membantu menyelesaikan permasalahan sehingga peluang dan

perluasan pasar dapat tercapai secara optimal.

Dampak keberadaan UKM sambel pecel terhadap lingkungan masyarakat antara lain :

a. Mengurangi tingkat

pengangguran dengan menyerap tenaga kerja di sekitar lingkungan UKM sambel pecel sehingga bisa membantu program Pemerintah untuk pengentasan kemiskinan bagi masyarakat.

b. Memanfaatkan potensi

bahan baku lokal menjadi produk olahan yang komersial serta memperkaya dunia kuliner terutama di Kota Agrowisata Batu.

c. Meningkatkan motivasi masyarakat untuk mandiri dengan memotivasi usaha skala rumah tangga dan kecil dalam bidang pangan sebagai produk khas di Kota Batu.

METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

Tahapan kegiatan yang dilakukan pada IbM Kelompok UKM sambel pecel anggota Jaringan Usaha se-Kota Batu

“GRAS” ini meliputi proses

pembimbingan teknis tentang pengawasan mutu, standar jaminan

mutu produk, penerapan Good

(5)

Standard Operating Procedure (SOP), manajemen pengelolaan usaha yang profesional sehingga bisa menghasilkan produk yang hieginis dan

berdaya saing sebagai salah satu produk oleh-oleh khas kota Wisata Batu. Selanjutnya dilakukan fasilitasi alih teknologi skala Teknologi Tepat Guna yang cocok diterapkan di UKM berupa mesin Penyangrai dan Penggiling Penggerus dengan tujuan untuk memotivasi usaha agar bisa meningkatkan kapasitas, kapabilitas dan efisiensi produksi secara optimal sehingga bisa meningkatkan kontribusi keuntungan baik bagi tenaga kerja maupun pemilik industri. Untuk memperkuat dalam manajemen UKM dilakukan pendampingan peningkatan pemasaran produk potensial di pasar meliputi kemasan yang marketable dan promosi termasuk promosi secara

online yang bisa menjangkau sasaran pasar lebih luas.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tim Pelaksana Kegiatan IbM telah melakukan koordinasi dan diskusi dengan kedua Mitra UKM yaitu Bapak Imam (UKM “Echo Food dan Yo-Ang”) serta Bapak Erik (UKM “Constity Karya Rahayu”) tentang konsep pelaksanaan kegiatan IbM yang disepakati oleh kedua belah pihak. UKM menyetujui bahwa pelaksanaan kegiatan IbM akan dilakukan secara intensf di setiap akhir minggu. Kegiatan ini dilanjutkan dengan pelatihan dan pendampingan tentang Good Manufacturing Practices

(GMPs) dan Standard Operating

Procedure (SOP), manajemen penge

GMPs merupakan pedoman cara

produksi makanan dengan tujuan agar produsen memenuhi persyaratan – persyaratan yang telah ditentukan untuk menghasilkan produk makanan

bermutu sesuai dengan tuntutan konsumen. Produk pangan dikatakan bermutu jika minimal telah memenuhi standar dan dapat memberikan kepuasan terhadap personal konsumen

(Wahono, 2007). Secara umum

peraturan GMP terdiri dari desain dan kontruksi yang higienis untuk pengolahan produk makanan, desain dan kontruksi higienis untuk perlatan yang digunakan dalam proses pengolahan, pembersihan dan desinfeksi peralatan, pemilihan bahan baku, dan kondisi yang baik, pelatihan dan higienitas pekerja serta dokumentasi yang tepat (Hermawan, 2005). Jaminan kualitas perlu diberikan kepada konsumen, sampai pada kualitas pelayanan terbaik sehingga penting adanya sistem manajemen kualitas baik pada produk maupun proses pendistribusian kepada konsumen (Dillon, 2001).

Pemahaman UKM tentang GMPs ternyata masih rendah, dimana mayoritas tenaga kerja bagian produksi belum menggunakan fasilitas sanitasi seperti clemek, hairnet, sarung tangan sehingga perlu adanya pendampingan. Alasan utama tenaga kerja belum mau memakai fasilitas itu karena repot dan merasa gerah sehingga dianggap akan mengganggu kinerja proses produksi. Adanya pendampingan ini diarahkan tentang pentingnya sanitasi dan higienitas pangan yang aman dikonsumsi dan bersih dari kontaminasi pangan sehingga bisa memberikan kepuasan bagi konsumen. Tim IbM memberikan beberapa fasilitas sanitasi berupa sarung tangan, hairnet dan celemek.

(6)

secara profesional. Proses pencatatan dilakukan ketika pelaku UKM akan melakukan produksi dan memenuhi pemesanan konsumen, tidak dilakukan secara rutin dan intensif sehingga peluang ada beberapa data informasi keuangan yang tidak terdokumentasi dengan baik. Harapannya dengan kegiatan ini, manajemen pengelolaan produksi dan keuangan menjadi lebih sistematis dan tertata dengan menggunakan logbook dari pelaksana IbM.

Gambar 1. Penggiling kacang

Fasilitasi alih teknologi untuk produksi sambel pecel telah dilakukan oleh Tim IbM berupa Mesin Penggiling Penggerus Sambal Pecel (Gambar 1) dan Penyangai Kacang (Gambar 2). Peralatan ini telah diberikan dan digunakan oleh UKM untuk produksi sambal pecel.

Hasil yang dicapai dalam

penggunaan peralatan ini menunjukkan terjadinya peningkatan efisiensi produksi dalam waktu proses dan beban tenaga kerja yang berkurang sehingga kapasitas produksi bisa maksimal (Marshall et al, 1993). Proses penyangraian semula manual 3,5 – 4 jam per hari oleh 6 orang tenaga kerja dengan kapasitas produksi 60 kg per hari akan menurun dengan

penggunaan mesin penyangrai kapasitas 20-30 kg per proses selama 15 menit dengan tingkat kematangan yang seragam. sedangkan dalam proses penggilingan akan lebih efektif tanpa harus antri sehingga waktu produksi menjadi lebih cepat. Bahkan kapasitas 20 kg per proses hanya membutuhkan waktu 30 menit, dengan hasil yang lebih baik dan tekstur homogen

Gambar 2. Penyangrai kacang

(7)

Monitoring dan evaluasi pe-laksanaan kegiatan secara kontinyu tentang kemajuan dan keberlanjutan kegiatan yang melibatkan Tim Pelaksana IbM, Jaringan Usaha se-Kota Batu “GRAS” dan tim reviewer internal dari LPPM Universitas Brawijaya.

KESIMPULAN

Adanya fasilitasi mesin dan peralatan produksi berupa Penyangrai dan Penggiling Penggerus untuk produksi sambel pecel terbukti efektif untuk memperbaiki sistem produksi sambel pecel di UKM dengan waktu produksi lebih cepat, beban kerja berkuran, kualitas produk menjadi lebih bagus serta kapasitas produksi bisa maksimal untuk memenuhi permintaan konsumen

Pemahaman UKM tentang GMPs, jaminan mutu dan manajemen pengelolaan usaha lebih baik untuk perbaikan kinrja produksi.

UCAPAN TERIMAKASIH

Ucapkan terima kasih kepada beberapa pihak antara lain :

a. Direktorat Penelitian dan Peng-abdian kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi tahun 2015. b. Lembaga Penelitian dan

Peng-abdian Kepada Masyarakat Universitas Brawijaya yang telah bekerjasama dalam pelaksanaan kegiatan IbM ini.

c. Bapak Imam selaku pemilik UK M “Echo Food dan Yo-Ang” dan bapak Erik selaku pemilik UKM “Constity

Karya Rahayu”. yang telah

berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan kegiatan IbM ini.

REFERENSI

[1]. Dillon, M and Griffith, C. 2001. Auditing in the Food Industry. CRC Press. England

[2]. Ek, K. L. (1988). U.S. Patent No. 4,767,637. Washington, DC: U.S. Patent and Trademark Office

[3]. Hermawan, T. 2005 . Sistem Manajemen HACCP. Bumi Aksara. Bogor

[4]. Maharani, D. M., Bintoro, N., & Rahardjo, B. (2012). Kinetics of Rancidity Changes of Fried Peanuts During Storage Process.

Jurnal Agritech Fakultas Teknologi Pertanian UGM,

32(01).

[5]. Marshall, W. E., Champagne, E. T., & Evans, W. J. (1993). Use of rice milling byproducts (hulls & bran) to remove metal ions from aqueous solution. Journal of Environmental Science & Health Part A, 28(9), 1977-1992.

Gambar

Gambar 2. Penyangrai kacang

Referensi

Dokumen terkait

permasalahan peserta didik kelas X SMA Negeri 1 kota Pontianak ialah pentingnya pemahaman diri mengenai tipe kepribadian dengan berbagai karakteristik kelemahan dan

Dari Uji signifi kasi simultan (uji statistic F), menghasilkan nilai F hitung sebesar 9,124 dengan tingkat signifi kasi 0,000 (< 0,05), menunjukkan probabilitas signifikasi

Referensi adalah salah satu jenis kohesi gramatikal yang berupa satuan lingual tertentu yang mengacu pada satuan lingual lain (atau suatu acuan) yang mendahului

Untuk memudahkan proses pen- deskripsian, nilai- nilai tersebut diurutkan berdasarkan sistematika proses pendidikan, menjadi (1) penegakan aturan dan pencapaian visi sekolah;

Dalam upaya meningkatkan motorik kasar anak kelomok A2 TK Pupuk Kujang, peneliti mencoba melakukan perbaikan pembelajaran dengan bermain media bola agar terlihat

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapakali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua

JENIS PENERIMAAN NEGARA BUI(AN PA"IAK SATUAN

# Bagi yang ingin membeli vocer k vision anda bisa membelinya di kantor pos Mengenai mekanisme cara membeli vocer k vision, pertama catat dulu nomor id pelanggan k