• Tidak ada hasil yang ditemukan

Distorsi Komunikasi Komunitas Film Sumatera Utara (Kofi Sumut) (Studi Deskriptif Kualitatif Gangguan Komunikasi Organisasi Pada Komunitas Film Sumatera Utara Selama Produksi Sampai Dengan Pemutaran Perdana Film “Omnibus Bohong”)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Distorsi Komunikasi Komunitas Film Sumatera Utara (Kofi Sumut) (Studi Deskriptif Kualitatif Gangguan Komunikasi Organisasi Pada Komunitas Film Sumatera Utara Selama Produksi Sampai Dengan Pemutaran Perdana Film “Omnibus Bohong”)"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

97

(2)

98

Akhir Pendidikan : ITM - Planologi Status Keanggotaan : Ketua

Nama Komunitas : Media Identitas

Alamat Komunitas : Jalan jati II No. 75 Teladan Timur, Medan Posisi Di Komunitas : Pemilik

1. Bagaimana menurut anda mengenai pembentukan tim Omnibus Bohong ini?

Bicara tim sangat penting kerena satu rangakaian omnibusnya ya kalo

satunya gagal akan bermasalah untuk yang lain. Karena kita punya

komitmen kesepakatan bersama untuk membuat film omnibus yang

mempunyai tema sama, mungkin judul yang berbeda tapi tetap tujuannya

sama. Ini saling berkaitan yah kalo kita liat memang bagusih di awalnya

tapi kita punya komitmen bagaimana kita membangun dan membuat

sebuah karya dan ini juga bisa dibilang uji cobanya kita untuk membangun

kerja sama yang tadinya kita masing-masing membuat sebuah karya,

sekarang kita berkoloborasi dengan tema yang sama. Memang di tengah

jalan problem itu pasti ada, yah kadang-kadang ego individu atau

komunitas itukan ada. Kalo disayangkan ya pasti sayang kita punya

komitmen bersama kalo akhirnya salah satu komunitas harus keluar, hanya

karena persoalan kecil sebenarnya setelah kita selesai produksi pernah juga

kita membuat screening dan akhirnya pecah dan itu juga sangat kita

sayangkan. Bagaimana kita membangun cikal bakal untuk menguatkan

Kofi Sumut itu tadi, akhirnya pecah omnibusnya satu komunitas harus

mengambil keputusan untuk tidak bergabung. Karena membangun sebuah

perkumpulan Kofi Sumut itu dia rasa tidak pas dengan visi misi mereka.

(3)

99

Universitas Sumatera Utara macam, karena kita hanya ingin mempersatukan, bersama-sama belajar

dari yang kita bangun bersama dari takeline berbagi untuk bersama

artinyakan kita disini bukan untuk anggar jago siapa yang paling bagus

bukan tapi bagiamana kita membangun kebersamaan itu menjadi kekuatan

seperti yang tadi dibilang Sumatera Utara itu tidak punya sekolah film.

Kita pingin sama-sama berbagi, kawan-kawan yang mengadai workshop

pelatihan dari luar dia bisa share seperti apa sih, bertukar informasi terus itukan membuat sebuah kekuatan kita untuk kedepan jadi bukan proses

sekarang yang kita cari tapi untuk kedepannya dan genarasi ini sangat

penting sebenarnya kalo kita ini apalah?. Tapikan di awal juga harus solid

kalo kita membangun kekuatan untuk ke depan yang lebih kuat gitu. Kalo

kita bilang Sumatera Utara minim dan sekarang menjadi pasar orang

luarkan sayang aja kita sebagai komunitas di tempat kita membangun gitu.

Kadang-kadang kesulitan orang-orang luar itu untuk mencari lokasi

shooting karena ini sudah menjadi objek, Sumatra Utara gitu targetan orang-orang luar untuk membuat film. Kenapa?. Karena mungkin orang

luar sana di Jawa misalnya sudah biasa udah pasti mereka akan

mengembangkan itu. Kita ingin membangun koneksi lebih besar, kalau

kekuatan individukan pasti nggak akan kuat, keterbatasan itukan pasti ada

tapi bagaimana kita mengenalkan diri kita bahwasanya kita ada, kita besar.

Tapi kalo akhirnya kita juga tidak bisa bersama kawan-kawan di luar juga

pastinya akan bingung untuk melihat itu untuk apa juga kita kerjasama

dengan Kofi Sumut karena di internal juga kita nggak bisa selesai.

2. Apa tujuan terbentuknya tim Omnibus Bohong?

Ingin membuat kekuatan bersama aja, dari situ cikal bakalnya ingin yang

dari kecil dulu berapa komunitas kita membuat kerja barengan disitu juga

sebenarnya kita ingin tahu seperti apa egonya kita lalu kita ingin

memecahkan ego komunitas kita sendiri. Kita punya style tapi bagaimana

(4)

100

Universitas Sumatera Utara 3. Bagaimana pembentukan struktur organisasi setelah gagasan

Omnibus Bohong disepakati?

Struktural yah pembagian, kesepakatan oke komunitas ini, namanya juga

kerja tim ya, kerja tim itu tidak ada namanya atasan bawahan sama-sama

untuk saling mengingatkan tapi berbagi peran mungkin Mataniari kemaren

sebagia organize bagaimana mengemas sebuah tontonan, mungkin yang

lain mencari lokasi, karenakan yang lain itu sudah memproduksi film gak

mungkin juga mengeluarin bebankan kepada kawan-kawan yang sudah

memproduksi film untuk mengorganize lagi karena komunitas film ada 5 kemaren yang satu Mataniari telah menyepakati tidak memproduksi film

tapi mereka mengambil sebagai mengorganize untuk screening “Omnibus Bohong”.

4. Apa saja hambatan yang terjadi saat produksi hingga pemutaran? Pasti banyaklah kalau hambatan apalagi kita masih belajar untuk membuat

film, seperti apa film sama proses belajar itu pasti banyak hambatan di

tengah jalan bicara peralatan kesiapan SDM kita, baru bicara talent mana

talentnya nggak dibayar yakan?. Kalo talent dibayar udah jelas gituloh dia udah banyak punya kualitas, inikan kita nggak punya uang untuk bayar

paksalah cari kawan-kawan yang mau gitu yah dengan beberapa proses.

Proses membuat skenario habis itu dibedah lagi, habis itu bicara pralatan,

habis itu bicara akomodasi terus gimana kita harus shooting. Yaaah

problem itu pasti adalah apalagi kita kembali kesebuah tim yang paling repot memang keterbatasan kita itu untuk membuat film. Peralatan tadi itu

bukan jadi kendala karena itu bisa kita akalin yah gak perlu

canggih-canggihlah, ya karena memang nggak ada alat canggih yakan pasti bisa

kita akal-akalinlah, nggak ada mic apa segala macam pasti masih bisa apalagi teknologi sudah bisa dikoneksikan, kurasa masih bisa diatasin

dengan sederhana.

5. Berawal dari tim Omnibus Bohong, mengapa ditengah perjalanan produksi tim ini menjadi organisasi Kofi Sumut?

Sebenarnya “Omnibus Bohong” ini yang mempengaruhi lahirnya Kofi

(5)

101

Universitas Sumatera Utara sering untuk berkomunikasi ada 5 komunitas dan ada konflik. Di sela-sela

kesibukan premier dan mencari lokasi screening sebenernya terjadinya tawaran baru dan ide gagasan dari Muhammad Hidayat itu juga kebutuhan

Omnibus. Kenapa? Karena kita masih repot untuk mencari tempat

screening ada tawaran yang menurut kita baik untuk mempromosikan kembali “Omnibus Bohong” itu karena kerjasamanya sama TVRI untuk

mengisi programnya itu salah satunya yang membuat kesibukan semakin

menambah tapi memang itu menjadi kendala kita bukan akhirnya menjadi

point yang kita harapkan tapi menambah PR yang baru. PRnya berbentuk masalah. Kita harus mengumpulkan lagi komunitas-komunitas film karena

sementarakan di “Omnibus Bohong” hanya 6 datang tawaran yang lebih

besar berarti kita harus menambah komunitas-komunitas film yang lain

dari yang ada di Sumatera Utara karena menerima tawaran program dari

TVRI. Di situ memang tahap perjalanan kita jadi sibuk dan jadinya

screeningnya agak mandek karena kita masih bingung mencari lokasi kita sibuk gitukan dengan tawaran itu terus kita berdiskusi bagaimana

mengumpulkan kawan-kawan komunitas dan terkumpul dengan semangat.

Di awal sih bagus, respect tapi taulah berorganisasi ini berkomunitas apalagi komunitas yang masing-masing punya ego, visi misinya tidak

gampang untuk bisa mengumpulkan menjadi satu yah pasti seleksi alam

akan terjadi. Tapi pelan-pelan terus terbangun, terbangun, dan terbangun

walaupun di tengah jalan tawaran program itu mentah karena TVRI

merasa kita hanya komunitas kecil yang tidak mampun untuk

menjalankan program tersebut walaupun kita sudah membuat beberapa

konsep yang sederhanalah yang biasa kita lihat di TV-TV lain tapi ya

gitulah tadi itu akhirnya kita masih dianggap kecil dan orang baru kendala

itu terjadi dan disitu menjadi kekuatan baru lagi untuk membangun Kofi

Sumut itu di jalin terus komitmennya dan terus kita padati akhirnya

tercetuslah Komunitas Film Sumatera Utara itu terbentuk walaupun

(6)

102

Universitas Sumatera Utara 6. Apakah dengan ada tambahan kerja ini, menjadi penghambat untuk

pencapaian screening?

Itu menjadi kendala memang, artinya memang itu menyingung juga

keasyikan kita kemaren mencari tempat screening karena kita anggap

gitulah tawaran ini sangat baik untuk promosi screening di tempat yang lain. Itu menjadi kendala baru untuk screening kita pasti lama-lama problem yang di awal ini akhirnya melemah, walaupun melemah tetap kita

jalanin tapi tidak sekencang yang di awal tetap kita lakukan screening di

coffee shop, di gedung-gedung pemerintahan yang bisa kita ajak kerjasama.

7. Apa tujuan terbentuknya Kofi Sumut?

Terbentuknya kofi sumut ini dari kegelisahan bersama kita yang

membutuhkan wadah baru, koneksi, lalu SDM dan wawasan di

masing-masing komunitas pasti punya pandangan berbeda di film dan satu lagi

komunitas film di sumatera utara inikan. Mungkin tidak sama komunitas

film yang ada di luar sana. Karenakan lahirnya itu hobi semua bukan

akhirnya menjadi profesi yah dari situ butuh perkumpulan bersama itu di

Kofi Sumut ini. Banyak juga komunitas yang dari sekolah yang dari

kampus dari umum, tapi kayaknya ya yang punya niatan yang punya

mimpi bersama bagaimana mewujudkan perfilman Sumut itu kembali

lagikan itu sebenarnya mimpi komunitas film. Buat film dengan

memperkenalkan Sumatera Utara.

8. Apa saja masalah yang timbul dari terbentuknya Kofi Sumut, sedangkan tiap tim produksi Omnibus Bohong ini masing-masing memiliki komunitas?

Masalah yang timbul untuk pengembangan Kofi Sumut pasti yaitu bicara

waktu kita ngumpul bicara ngumpulnya aja, belum bicara program

ngumpulnya ini memang agak repot, masing-masing kerjaannya berbeda

setelah itu ya yang paling utamanya itu ya waktu ngumpulnya, jadwalnya

itu yang bikin problem masalahnya yang utama. Walaupun tidak

semuanya komunitas film yang ada di Sumatera Utara yang mengenal baik

(7)

103

Universitas Sumatera Utara hanya untuk grup, ini juga jadi masalah gitu artinya ini yang sebenarnya

harus diselesaikan sama kawan-kawan Kofi Sumut membangun organisasi

seperti apa gitu loh. Kalo kita ingin membuat film bukan hanya untuk kita

pastikan film kita ingin ditonton orang dan direspon seperti apa untuk

menjadi tolak ukur perkembangan karya kita seperti apa.

9. Apakah visi misi komunitas yang berbeda juga mempengaruhi?

Ya itu visi dan misi itu setiap komunitas tidak sama mungkin ada yang

satu komunitas punya visi misi yang membuat film selama sebulan

sepuluh, mungkin komunitas lain enggak satu gitu misalnya. Hah itu yang

membuat menjadi masalah karena kita susah untuk mengumpul untuk

menyelesaikan masalah yang masing-masing sebenernya visi misi itu

walaupun tujuannya pasti tetap satu. Tapi gara-gara misi dan visi ini

jadwal untuk ngumpul kita yang selalu jadi kendala itu.

10.Apa dampak terburuk yang pernah terjadi saat mengalami hambatan dalam komunikasi organisasi ini?

Kalo aku liat sih kendalanya adalah bicara komunikasi juga dimana-mana

pasti bicaranya komunikasi, komunikasih yang kurang baik sampai ke

tujuan kendalanya sebenernya ya di sela-sela kesibukan screening

omnibus itu muncul tawaran ide dan gagasan baru itu dari pihak TVRI itu

sebenarnya yang muncul problem untuk bicara omnibus dan akhirnya ada

Komunitas Film X itu keluar. Kenapa? Karena dia merasa wah, apa ya gak

tau juga dia punya pikiran seperti apa. Ya kita tidak melarang dia punya

pikiran beda dengan kita karena di situ muncul Kofi Sumut akhirnya Kofi

Sumut yang muncul di atas tapikan akhirnya Komunitas Film X

menganggap Kofi Sumut adalah ancaman bagi dia yang aku liat seperti itu.

Kenapa? Karena Komunitas Film X punya misi sendiri untuk membangun

organisasinya, tiba-tiba muncul Kofi Sumut yang akhirnya menaungin

omnibus untuk bergerak screening dimana-mana. Itu mungkin komunikasi yang tidak sampai tepat kepada Komunitas Film X ya akhirnya Komunitas

Film X mengundurkan diri. Sebenarnyakan Kofi Sumut adalah sebuah

(8)

104

Universitas Sumatera Utara kayak yang lain-lain mirip dengan Kofi Sumut jadi itu, dia ingin besar

tanpa ada embel-embel yang di samping.

11.Bagaimana cara yang dilakukan setelah Komunitas Film X keluar? Setelah satu komunitas mengundurkan diri dari dalam omnibus memang

kekecewaan kita pasti ada gitukan bicara promosi sendiri kita sudah

membuat media promosi kita dan kita sudah publish dan dia harus

mengatakan mengundurkan diri “Omnibus Bohong” itukan yang masalah

besar karena kenapa kita sudah publish gitu. Kenapa? Karena terus akan

terbawa dan itu menjadi pertanyaakan baru bagi kawan-kawan yang masih

ada di omnibus kenapa ini promonya kemaren 5 film sekarang jadi 4 film.

Hah itukan jadi kendala baru dan orang lain pasti akan menganggap wadah

kalian untuk bicara yang kecil aja masih repot gimana bicara yang besar

itu kendala bagi kita dan akhirnya kita harus merubah semuanya dan

pastikan bicara waktu lagi itu menjadi kesalah kita kita sudah punya

komitmen dan dia melepaskan diri. Sayang waktu yang sudah

bersama-sama di awal gitu mengerjain ini sampai bicarakan screening dan promosi tiba-tiba dia keluar. Sayang aja kita sudah konferensi pers yaitu sedikit

kegagalan sebenarnya .

12.Apa tidak dilakukan pencegahan agar Komunitas Film X tidak keluar?

Oh mediasi tetap di lakukan agar Komunitas Film X itu tetap masuk

kedalam omnibus yah tapi memang mereka punya perinsip kuat. Akhirnya

ya mau nggak mau dan kita juga nggak mungkin memaksa nggak baik

juga kita harus paksa. Dia punya visi misinya sendiri gitu ya akhirnya mau

nggak mau kita harus tetap jalan. Kenapa? Sayang aja perkerjaan itu cuma

setengah-setengah walaupun mungkin ada kendala itu yang jadi pelajaran

untuk kita gitu loh. Biarlah ini berproses tapi kedepanya kita pikir dan

akhirnya kita bisa tau jangan sampai gagal lagi seperti ini.

13.Apakah saat pembentukan Kofi Sumut, Komunitas Film X tidak disampaikan?

Ada beberapa kali yah Komunitas Film X tetap, tapi mungkin ya itulah

(9)

105

Universitas Sumatera Utara untuk tahapan yang lebih besar. Mental, SDM dan bisa juga wawasan

bagaimana membangun bersama gitu loh, yah mungkin sekarang ini

mereka masih bisa berfikir uephoria mereka bahwasanya mereka bisa dan mampu untuk berdiri sendiri. Sementara mereka harus berfikir kembali

kalo misalnya mereka keluar, keluar juga butuh orang lain. Kalo dia tidak

selesaikan di lokal dia, dia nggak akan bisa dihargai di luar. Kenapa? Dia

di rumah sendiri aja enggak selesai ngapain ngurusin orang lain. Efeknya

ada tapi memang mereka masih muda-muda dengan emosinya masih

bersemangat tinggi dan egonya juga masih kuat masih merasa ooo aku

pasti bisa, tanpa kalian aku juga masih bisa, masih mampu. Tapi lihat

bukan saat ini di kemudian harinya mereka akan memuai masalah.

14.Bagaimana cara membangun iklim positif untuk mempercepat tujuan Omnibus Bohong guna meminimalisir hambatan?

Akhirnya dibagi untuk mengatasi jarak ruang dan waktu kita itu akhirnya

kita membagi kerja, membagi kerja itulah yang meringankan kita jadi

masing-masing komunitas dipetakan dulu kesibukannya seperti apa dan

pencapaian pertemuan itu dipetakan seperti apa. Disitu akhirnya kita bisa

(10)

106

Universitas Sumatera Utara Informan 2

Nama : Immanuel Prasetya Gintings, S.S, MHum Umur : 31 Tahun

Akhir Pendidikan : S-2 USU Status Keanggotaan : Humas

Nama Komunitas : Manuprojectpro Indonesia

Alamat Komunitas : Jalan Seto Lrg. Sipirok No. 10 Medan Kota Posisi Di Komunitas : Pemilik

1. Kenapa anda membentuk tim Omnius Bohong?

Jujur aja kalo untuk produksi sendiri udah pernah. Kalo aku secara pribadi

beda dengan Bang Hendri, kalo Bang Hendri kerinduan untuk membentuk

sesuatu komunitas yang lebih besar, Bang Hendri ini itu loh dari aku kenal

di deliTV dulukan, sama dia tim produksi dia yang ngawanin aku

kemana-mana jadi kalau dia memang semangatnya lain. Kalo aku semangatnya

begini, pertama bosan dulu, Manuprojectpro itu kayak katak dalam

tempurung, menang di Unimed, menang di SMA Negeri 5, yang

pesaingnya bukan komunitas. Menang-menang terus menghadapi

acara-acara terus aku bilang sih ada naik level. Kalo aku sih memang dari

jiwanya orang yang suka olah raga. Aku bilang sih sama masak kita

mainya di seri B terus naiklah ke seri A itu angin lebih kencang.

2. Bagaimana menurut anda mengenai pembentukan tim Omnibus Bohong ini?

Terus terang aku bilang ada yang separuh kenal, ada yang mencolokan

namanya, ada yang udah kenal baik itu semuanya kayak ada penasaran,

sedikit percaya tapi punya kesamaan ya kan?. Makannya aku bilang mau

gabungkan karya, dengan kompetisi. Ya siapa yang lebih bagus, itu

mangkannya terbentuk “Omnibus Bohong”. Ada ego yang kayak gitu yang

ku baca. Punya ku lebih bagus, oh tunggu aja seberapa kali kekuatan kau

tapi ada juga yang bilangkan aku punya pengen gabung ini tapi jiwa

persaingannya ini kental kok waktu diskusi konsep. Makanya konsep

belakangan banyak kebuang-buang. Mutar-mutar balik, silat-silat lidah,

(11)

107

Universitas Sumatera Utara macam bagus. Tapi ada juga, kau tengok punya aku, pasti lebih bagus dari

punya kau. Karena itu tadi belum kenal dia, orang di depannya jadi kalo

sekarang kita cerita disuruh bikin lagi gak akan sama. Memang kalo untuk

“Omnibus Bohong” ini, nggak bisa pungkirin semangat persaingan itu

juga membuat komunitas ini, maksudnya membuat screening “Omnibus

Bohong” ini jadi.

3. Kenapa beberapa komunitas ini layak mengisi tim Omnibus Bohong? Pertanyaan aku yang kemaren itu nggak sempat mikir layak, aku pengen

banyak yang datang. Cuma itu apa boleh buat ingatkan ada beberapa yang

kita undang nggak datang. Yaudah sampai situ aja ku jawab, panjang kita

mikiri mana cerita pikiri layak-layak. Itu yang dikenal Bang Hendrik.

4. Bagaimana pembentukan struktur organisasi setelah gagasan Omnibus Bohong disepakati?

Sebeneranya kita juga nggak mau, jujurnya kita nggak mikir struktur, kita

memikirkan job description, akhirnya job ini secara tidak sengaja tidak sadar menjadi struktur begitu dia, bicara fungsingnya. Jadi kalo kita ingat

kita nunjuk nggak ada ketua. Kenapa enggak ada ketua? Ha beda, kalo kita

mengkonsepnya berdasarkan struktur kita akan urus dulu strukturnya baru

membuat job descnya. Tapi kita tebalik kita kebutuhnya apa kita bagi job descnya tak sengaja kita terstruktur makannya struktur organisasi kita. Sama kayak sistem kerja perang dulu gerilya. Bagian apa orang kita nggak

tahu namanya yang kita tahu fungsingnya. Makanya aku bilang ini tim

omnibus kemaren bicara struktur organisasi berangkat dari kebutuhan ini.

5. Apa saja hambatan yang terjadi saat produksi?

Ngumpulin orang. Punya komunitas masing-masing yang nggak sama

latar belakangnya, sekali lagi ini nggak ada keharusan. Makanya yang aku

bilang yang minim bukan kegelisaan yah semangat, kalo gelisah bisa jadi

orang nggak datang lagi. Tapi kalo semangat sama kayak mau bikin

komunitas motor atau komunitas apa karena semangat mau sama ini

makanya datang. Cuma tadi latar belakang kita ada yang mahasiswa, ada

yang dosen, ada yang pengusaha bidang media, ada yang punya kerjaan

(12)

108

Universitas Sumatera Utara 6. Berawal dari tim Omnibus Bohong, mengapa ditengah perjalanan

produksi tim ini menjadi organisasi Kofi Sumut?

Ada tawaran dari TVRI, dibawa Bang Dayat muncul Kofi Sumut,

Bentuknya, itu itu juga yang kemarin datang cumakan kajol. Kita tidak

terstruktur kita nggak bisa ngerasa bisa diikat, kita dari bawahkan?. Kita

melihat ke berfungsian kita, begitu kita diacuhkan mulailah masuk. Jadi

kalo aku bilang itu. Ngerasa nggak bergunakan?. Udah nggak ikut lagilah

aku, untuk apa aku ikut orang aku nggak dibutuhkan lagi kok. Apa tujuan

kita?. Ya udah, apa mau tujuan kita udah screening, cerita kita harusnya tamat kenapa kita bikin bersambung?. Season 2, season 3, season 4, cantiknya kita season 1 tamat karena kita paksa lanjut muncul kejenuhan, muncul hilang arah, muncul tanpa tujuan.

7. Apa tujuan terbentuknya Kofi Sumut?

Tujuan Kofi Sumut?, nampil di TVRI. Bukan jadi payung besar,

pertanyaannya apa semua orang merasa itu? Nggak!. Kalo kita orang

omnibus iya.

8. Berarti betul-betul jadi bumerang?

Memang iya, mangkannya Agung Film Maker dibilang Kofi Sumut

selepas TVRI batal, dia tetap hancurkan kita. Dia merajuk nggak diajak,

dia bilang dia bukan Kofi Sumut. Makannya aku bilangkan kalo aku tetap.

Aku sering ulang-ulang sama orang ku bilang aku punya filsafat hidup,

semakin sulit soal matetika itu sebenarnya semakin gampang jawabannya.

Penjelasan secara ilmiahnya, kalo kita mendapat soal matematika yang

gampang hasilnya pasti koma-koma. Waktu sekolah dulukan, ingat

itukan?. Tapi kalo udah nyari hasilnya setengah mati, hasilnya bulat gitu

juga falsafat hidup kita semakin kita tengok ribet masalahnya, sebenernya

penyelesainya gampang. Kita aja yang ngeribet-ngeribeti. itupun terjadi di

Kofi Sumut. Organisasi kita bukan dibentuk karena ada satu masalah kita

dari kemaren itu baik Kofi Sumut maupun “Omnibus Bohong”. Dibentuk

karena ada satu capaian bersama ketika capaiannya nggak ada lagi atau

ketika capaiannya sudah berhasil akan muncul pertanyaan dalam hati

(13)

109

Universitas Sumatera Utara 9. Apa saja masalah yang timbul dari terbentuknya Kofi Sumut,

sedangkan tiap tim produksi Omnibus Bohong ini masing-masing memiliki komunitas?

Kenapa semua masing-masing komunitas itu masih bertahan? Ya

dinamanya Kofi Sumut yang kita kenal karena budaya kongkow-kongkow

orang Medan, budaya kede kopi yang datang itu semuanya yang sempat

ngomong, ada juga komunitas yang nggak sempat

ngomong-ngomong mana masuk sama kita. masalahnya dimana? Aku bilang bukan

masalahlah itu orang dia sempat datang cuma untuk ngomong,

becakap-cakap. Mau datang untuk becakap-cakap kalo dia nggak pernah ngasih

saran atau nggak pernah mendengarkan saran nggak akan pernah dia

gabung. Bukan itu kebutuhan dia, Komunitas Film X cabut, Joi Bangun

cabut, sampai sekarang masih kita tengok Suhendra Kensington cabut dia

bukan tipikal orang ngomong-ngomong. Bukan masalah, orang dia nggak

punya tujuan yang sama dan nggak punya selera yang sama. Terjawab

dampak yang paling buruknya itu, kita timpang karena job description

yang kita bagi ke dia nggak dijalankan asalan kenapa dia keluar?, Simpel

dia nggak merasakan punya tujuan yang sama.

10.Menurut persepsi anda, apa yang sebenarnya Komunitas Film X rasakan sehingga mereka keluar?

Dia enggak mau diatur, makannya dia bilang ini sudah tidak seperti

semangat awal lagi. kenapa ada Kofi Sumut? Dia enggak mau di kumpuli.

apa lagi dia punya masalah yang sama dengan TVRI. Harusnya sebelum

dikasih ke Kofi Sumut ke Komunitas Film X dulu. Ingat enggak? Yaudah,

mangkannya dia tetap benci sama Kofi Sumut, disangkanya pesaing dia

masalah nama. Kita di anggapnya nggak ngerti perasaan dia.

11.Waktu itu aku melihat, waktu saat dia menyatakan keluarnya di Mataniari, kenapa anda mencoba merangkul kembali?

Karena sebanarnya aku udah mulai nangkap kenapa dia begitu, dan aku

sebanarnya pada saat itu kan mau klarifikasi sama dia. Aku ingatkan

(14)

110

Universitas Sumatera Utara 12.Setelah konfrensi pers Komunitas Film X menyatakan keluar, kenapa

anda tidak mencoba merangkul lagi?

Ya aku bilang kalo dia udah nggak merasakan semangat yang sama,

semangat inikan kayak api kalo udah padam apa lagi mau di hidupkan.

Kalo aku bilang udah sia-sia dan aku udah mulai nangkap dia ngerasa dia

Kofi Sumut, karena udah lain lagi pemikiran ku. Yakan?, Aku ngerasa

Kofi Sumut cocok, karena aku juga ingin di bawahnya Kofi Sumut yang

Kofi Sumut adalah kita sendiri. Ah dia nggak, dia nggak mau di bawah

Kofi Sumut. Jadikan udah susahkan?, Nggak bisa lagi ku persatukan

persepsiku dengan dia. Karena udah lain, dia udah nggak nganggap itu

sebagai komunitas lagi dia udah nganggap itu sebagai organisasi dia nggak

mau di bawah organisasi.

13.Bagaimana cara membangun iklim positif untuk mempercepat tujuan Omnibus Bohong guna meminimalisir hambatan?

Menumbuhkan, mengigatkan kembali semangat yang di awal dan memang

keinginan untuk mencapai tujuan dengan silatuhrami. ada waktu yang

enggak bisa tetap dipaksa datang sampai bisa, makannyakan setelah kita

bisa ngumpul semua baru ada bergerak maju kalo nggakkan stucknan.

(15)

111

Universitas Sumatera Utara Informan 3

Nama : Mameng Bongky Iskandar Umur : 37 Tahun

Akhir Pendidikan : Unikom Bandung Status Keanggotaan : Finishing Mastering Nama Komunitas : Mata Sapi Films

Alamat Komunitas : Jalan Tonggok Bongkar X Gg. Maryono No. 70b Medan Posisi Di Komunitas : Editor

1. Bagaimana menurut anda mengenai pembentukan tim Omnibus Bohong ini?

Jadi gini masing-masing komunitaskan punya style sendiri artinya kita sepakat untuk kita punya satu tema “Bohong” menurut kalian yang

dikaryakan nanti tentang bohong itu atau kebohongan itu seperti apa sih?.

Jadi masing-masing komunitas diberi kebebasan untuk membuat sebuah

karya yang mentemakan tentang kebohongan. Jadi kita akan juga berfikir

ini pastinya kita juga berbeda-beda. Nah yakan justru di masing-masing

perbedaan itulah yang kerennya itu. Artinya kalo yang udah sama semua,

kan nggak lucu juga ngapain juga dikumpulin kalo juga sama semua udah

gitu kalo kita produksi bersama ada satu kekahwatiran waktu itu bagi aku.

Ah kita ini baru kenal mungkin belum tau gitu ya tapi untuk bekerja

samakan kita belum pernah nih. Untuk memulai, mungkin kita bisa

memulai dengan menunjukkan karya-karya kita di satu film ini bukan

bekerja bareng-bareng memang lebih bagusih kalo ini udah bekerja

bareng, tapi kalo bekerja bareng tapi itu bukan namanya lagi omnibus.

Satu film utuh gitu ya, kalo yang namanya omnibus itu yah, dari sini

masing-masing komunitas punya film digabungin tapi tetap dengan satu

benang merah yang sama gitu.

2. Apa tujuan terbentuknya tim Omnibus Bohong?

Gagasan di Mata Sapi sendiri, itu yang intinya itu sebenernya itu

berempatlah cuman, yang lebih aktif itu aku dan Hendri yang lainnya kalo

ada Willy “Kiwil” dan Ican mereka punya fokus yang nggak bisa

(16)

112

Universitas Sumatera Utara sering. Nah yang lebih sering yang lebih aku sama Hendri itu di Mata Sapi

nah untuk awal ide pembuatan filmnya itu aja konsepnya itu udah

ngedelumet gitu ya yah artinya sampai konsepnya itu udah berubah sampai

beberapa kali kita memvisualisasikan kata bohong itu untuk film yang

digabungakan dengan “Omnibus Bohong” itu sampai berganti skrip

beberapa kali ganti cerita, bahkan berubah total untuk biasalah kalo kita

punya konsep harus kita uji kita itu matang atau nggak kita harus

membaginya ke orang untuk dibahas gitu gimana yah itu aja udah sulit tapi

kita ya harus tetap buat nahkan ada deadline.

3. Bagaimana pembentukan struktur organisasi setelah gagasan Omnibus Bohong disepakati?

Setahu aku karena itu karya masing komunitas artinya

masing-masing punya ini sendiri ya apa namanya punya inisiatip yang kalo aku

sendiri sih dipenggabungan filmnya itu. Kebetulan aku ditunjuk

kawan-kawan sepakat aku ngebantu di bagian ngeditnya untuk ngedit secara

keseluruhan yang untuk produksi kita sama-sama terjun kelapangan gitu

untuk tempat dimana?. Untuk tempat itu yang ready Manu yang cocok, nah talentnya kebetulan Manu ready udah gitu aja sih sebenarya namanya berjalan dengan apa adanya

4. Berawal dari tim Omnibus Bohong, mengapa ditengah perjalanan produksi tim ini menjadi organisasi Kofi Sumut?

Jadi ide buat seseorang yang itulah Kepala TVRI itu melihat karya kita

“Omnibus Bohong” dia jadi punya ide bagaimana misalnya kalian mengisi

sebuah program disini. Kaliankan komunitas isilah waktu di TVRI tapi

dengan catatan kalian udah bergabung, udah satu timlah artinya kita

dituntut untuk membentuk suatu komunitas besar lagi, induk gitu.

Awalnya kitakan gabung-gabung nggak ada satu bentukan khusus gitu,

nggak ada membuat wadah khusus tapi kita cuma yok kau punya karya,

punya karya, punya karya kita gabungin yok. Tapi yang menyatukan kita

adalah pertemanan. Sebetulnya inilah dia kalo aku bilang di Medan ini

bisa aku bilang penyakitlah, karena ini penyakit antara tua muda ini

(17)

113

Universitas Sumatera Utara inilah dia film tapi kalo dia tidak mau. Ha itulah dia karena informasi juga

kurang informasi mungkin ada tapi dia nggak mau mengambil informasi

itu untuk jadi pengetahuan yang baru makanya ketika yang muda

mendapatkan informasi itu yang tua bertahan dengan wawasannya yang

jaman dulu itu jadi kontra. Akhirnya ya kita juga nggak boleh nahan orang

tua yakan, takut kualat jadi yaudahlah kita-kita aja yang buat gitu artinya

kalo kita bertahan dengan mengharapkan bergabungnya yang senior-senior

itu tadi, nggak akan jadi-jadi karya kita. Orang mau melihat kita bisa

berkarya atau nggak. Kurasa itu yang harusnya Medan bercermin ke Jawa

itulah, Di Jawa itu jujur tua muda dari kalangan mana pun dari dari bangsa

apapun melebur artinya yang menyatukan itu pemikirannya aja.

5. Berarti tidak ada bentuk senioritas?

Nggak ada, senioritas itukan akan menimbulkan jurang pemisah itu

kesejangan. Itu kalo di Jawa itu kebutuhannya itu udah nggak seperti itu

artinya kebutuhannya adalah kemurnian karya jadi siapapun dikalangan

mana pun diterima dan menerima gitu. Tapi kalo di sini Medan penyakit

tadi itu masih belum sembuh-sembuh. Artinya bicara kembali lagi ke

watak ini watak ini dari mana?. Kalo kita mau bercermin kebelakang,

sejarah orang Jawa dengan orang Sumatera dengan pulau lain di jaman

Belanda, mungkin kalo di Jawa itu menurut pendapat aku ya karena lebih

banyak berjuang lebih nyatu dia satu sama lain, tapi kalo di Sumatera

memang berjuang, udah berdarah-darah, cuma taulah di tanah khususnya

di Medan ini tanah Deli bentuk kerajaannya ajapun kerjasama Belanda

hanya orang bawah-bawah aja yang merasa tertindas yang nggak mungkin

kerjasama sama Belanda yang menindas itu tadi. balik lagi kesitu jadi pola

pikirnya terbentuk itu aku rasa dari situ. pola pikir yang Indonesia ini

kaya, subur, makmur munculah di jiwa-jiwa pemalas, nah dimana

orang-orang yang tertindas pasti, orang-orang kreatif itu berasal dari orang-orang-orang-orang yang

tertindas. Nah dari kertebatasan itulah, makannya kalo sekarang ini nggak,

di Jawa di lebih kreatif jujur aku bilang itu kenapa? Karena di belakang

tadi mungkin di Sumatera utara tertindas juga dengan penjajahan tapi

(18)

114

Universitas Sumatera Utara 6. Apa saja masalah yang timbul dari terbentuknya Kofi Sumut,

sedangkan tiap tim produksi Omnibus Bohong ini masing-masing memiliki komunitas?

Oke kalo itu, kalo kita bilang kita tetapkan satu waktu misalnya hari apa

tanggal berapa kita ngumpul, bisakan? Bisa cuman masalahnya kalo bicara

kendala lagi itu, okelah kalo untuk ngumpul kendala nggak utama kalilah

sebenarnya yang utama tadi sebetulnya di latar belakang kegiatannya itu

sendiri udah gitu sebetulnya yang gabung di Kofi Sumut ini juga nggak

generasi muda gitu, ada juga sisa-sisa generasi yang terdahului yang mau

bergabung untuk Kofi Sumut. Cuma mereka juga masih menyisakan

mindset cara berfikir mereka yang masih pola pikirnya masih pola pikir lama itulah yang jadi kendala gitu juga belum nyatu bener-bener.

7. Apakah anda merasakan atmosfir yang berbeda?

Terasa sekali itu artinya masih ada beberapa kawan-kawan yang

mementingkan hal lain ketimbang itu yang kebutuhan Kofi Sumut. Tujuan

lain gitu aku bicara-bicara ini mungkin ya ada orang yang menganggap

Kofi Sumut ini dimanfaatkan juga sebagai wadah. Itu sah, artinya gini

silahkan berkenalan sesama anggota, silahkan berinteraksi silahkan,

membuat suatu kerjaan, silahkan membuat satu kesepakatan kerja sesama

anggota. Tapi diluar Kofi Sumut, artinya Kofi Sumut tidak mendukung

komersialsasi, karena bukan badan profit. Kofi Sumut adalah wadah untuk kita berkumpul berbagi ilmu sering berbagi untuk bersama gitu, ya kalo

ada job ya silahkan tapi jangan bawa-bawa Kofi Sumut gitu ya kalo mau di luar ngbrolonya. kalopun memang mau bawa Kofi Sumut ke ranah

komersil itu paling tidak balik lagi, karena kita belum ada rule tetap untuk Kofi Sumut ini jadinya segala sesuatunya masih ngambang. Jadi ketika

ngelihat satu event, atau bilanglah ada hajatan atau acara dengan bawa label Kofi Sumut memang nggak ada komersialisasinya, tapi jangan

sampailah Kofi Sumut ini dijadikan bendera untuk supaya mendapatkan

satu hal yang berbau komersil, kan kasian memanfaatkan kawan-kawan

artinya kawan-kawan dimanfaatkan secara komunitas tapi yang dikerjakan

(19)

115

Universitas Sumatera Utara artinya dibalas dengan sepadan. Nggak ada masalah dengan deal-deal di

awal gitu silahkan tapi gak boleh, aku bukan bilang nggak boleh ya artinya

janganlah sampai. Mungkin bicara kayak event internasional, mungkin bawalah ke pusat orang pusat berkewajiban untuk mengadakannya di

daerah, di bawa ke daerah menggunakan orang-orang komunitas itu yang

aku takutkan jangan sampai pemanfaatan kawan-kawan di komunitas

untuk hal-hal yang sementara itu ada budgetnya gitu, jangan sampai

seperti itu kalo memang ada budgetnya yah keluarkan untuk

kawan-kawan, tranparanlah.

8. Apa dampak terburuk yang pernah terjdi saat mengalami hambatan dalam komunikasi organisasi ini?

“Omnibus Bohong” itu sebetulnya ada 6, sebelum deadline itu ada yang menarik yaitu Mataniari karena mereka belum ready, mereka menarik diri tapi akhirnya kita karena ya sudahlah kalo nggak kalian di bagian untuk

mengorganizer “Omnibus Bohong” ini seperti apa nantinya gitu bakal ditonton atau nggak bakal di publikasikan seperti apa. Oke, mereka setuju

nah okelah di premierkanlah dan aku rasa itu juga belum maksimal karena sejauh ditunjuk sebagai organizer Mataniari juga belum maksimal untuk mengorganize itu, toh kita-kita juga yang memproduksi “Omnibus Bohong” juga yang masih merangkap semuanya. Okelah nggak masalah

mungkin Mataniari lagi banyak PR yakan?. Ketika yang lebih fatalnya

lagi, aku sangat merasa kecewa sekali dengan Ketua Komunitas Film X,

Kenapa? Karena dengan membawa nama Komunitas Film X, dia orang

yang membentuk sebuah komunitas, organisasi, tapi tidak tau bagaimana

caranya beretika di komunitas. Sekarang pertanyaan ku, aku bertanyalah

pantas enggak kalo kita sudah buat karya kita udah publikasikan udah

konferensi pers, udah premier pertama, tiba-tiba dia menarik filmnya. dia menarik karyanya artinya itu fatal ku bilang. Yang lebih fatal lagi cara dia,

menarik film itu artinya aku lupa ya, apakah ada pertemuan dia ngomong

langsung sama kita atau enggak aku lupa ya. Tapi setahu aku dia ngomong

langsung lewat facebook, itu kayaknya apa ya okelah facebook jugakan

(20)

116

Universitas Sumatera Utara namanya dulu kita sama-sama ngumpul yang aku lihat nggak ada sih

kepentingan kita di Kofi Sumut ini untuk apa, untuk apa nggak ada artinya

selama kita terbuka transparan dan selama kita saling mau berbagi itukan

nggak ada masalah.

9. Menurut anda bagaimana etika yang baik?

Etikannya, harusnya begini jujur aja sama kita secara orang dewasa kita

ngobrol bareng terbuka gini loh bang aku ada masalah loh, gimana ya kalo

film ini aku masukkan ke festival dulukan kita bisa berbicara ngumpul

bilang kalo filmnya jangan dulu di premierkan. Okelah konferensi pers udah nggak bisa di lewati lagi, nggak bisa diulang lagi. Setelah premier

baru menarik, tapi kalo misalnya sebelum premier mereka menarik film

it’s ok gitu. Apa ya, kalo aku pribadi sih kalo setengah-setengah hati untuk di Kofi Sumut mendingan nggak usahlah. Ya kalo masih ragu-ragu untuk

berbagi ilmu berbagi apa, nggak usah di Kofi Sumut. di Kofi Sumut ini

hanya orang-orang yang mau total berbagi ilmu berbagi wawasan yang

bisa bekerja sama. Tapi kalo masih ragu-ragu mendingan nggak usahlah.

Kenapa? Karena memang banyak orang yang bakalan kecewa kalo gitu

dipaksakan juga.

10.Setelah dia menyatakan dirinya keluar, apa yang harus dilakukan itu?

Apa yang di lakukan? Yah, itu udah maunya dia mau gimana lagi kita

nggak ada keterikatan secara tertulis nggak ada keterikatan di “Omnibus

Bohong” itu. Nggak ada aturan tertulis, nggak ada kekuatan hukum juga

untuk apa juga, toh ini kita bentuk secara kesadaran kreatifitas

masing-masing gitu, artinya nggak adalah berbau menyangkut-menyangkut

nantinya akan seperti ini, nggak ada jadi yang kita lakukan adalah yah, yah

sudah apa boleh buat artinya yang pasti editornyalah yang bekerja lagi

untuk mencut film itu. Artinya memisahkan film yang ada jadinya nggak ada gitu.

11.Tapi apakah tidak dicoba agar bertaha?

Udah, waktu itu udah di coba apa masalahnya? Apa yang bisa kita carikan

(21)

117

Universitas Sumatera Utara keterbukaan. Aku bilang kurang terbuka itu pasti ada masalah kenapa dia

menarik, ya pasti itu kalo nggak ada masalah nggak mungkin dia menarik

cuma dia kurang terbuka gitu. nggak ngerti aku kenapa dia kurang

terbukanya. Memang Komunitas Film X ini sebelum Kofi Sumut ada

Komunitas Film X tapi kita ngebacanyakan Komunitas Film X ini

komunitas sama kayak Mata Sapi, sama kayak Mataniari, sama kayak

Opique Pictures sama juga kayak komunitas-komunitas yang lain. Bukan

wadah, kalo sepengetahuan aku jadi samalah kita kalo misalnya karena

kita buat satu wadah besar namanya Kofi Sumut dia ngerasa, ya kalo dia

merasa tersaingin maka artinya dia merasa juga dengan Kofi Sumut jadi

dia selevel Kofi Sumut itupun nggak ada masalah silahkan. itu hak

masing-masing kelompok.

12.Bagaimana cara membangun iklim positif untuk mempercepat tujuan Omnibus Bohong guna meminimalisir hambatan?

Untuk mempercepat, yaitulah tadi mungkin situasinya PR masing-masing

itu yang masing-masing kejarkan selain untuk produksi omnibus ini.

Untuk kegiatan masing-masing komunitas itu sudah mau selesai atau

sebelumnya sudah mulai reda. Artinya mau kegiatan apa lagi ini yah yang

ada ya “Omnibus Bohong” yang sudah kita selesai produksi ya caranya ya

kalo di Mata Sapi sendiri melihat ini kayaknya harus, harus sudah tanggal

berapa inikan udah nggak lucu lagi. ini satu di facebook sendiri orang

sudah banyak komunitas lain yang ngeupload film, udah ada yang premier

juga lagi film kita yang udah produksi dari akhir tahun kemaren belum

premier. Ya udahlah kapan ini kita premiernya. Artinya lebih serius lagi berhubung waktu itu belum terbentuk Kofi Sumut karena hanya cuma

berempat atau berlima itu tadi gampanglah dia terjadi kesepakatan untuk

ngambil keputusan tadi. Kalo diliat sekarang akan lebih susah, kenapa?

Karena mangkin banyak, jadi makin susah, kumpul aja susah apa lagi

(22)

118

Universitas Sumatera Utara Informan 4

Nama : Ridho Golap Umur : 34 Tahun Akhir Pendidikan : FISIP UMSU Status Keanggotaan : Event Organizer Nama Komunitas : Mataniari Project

Alamat Komunitas : Jalan HM Joni Komp. Puri Teladan No.4 Medan. Posisi Di Komunitas : Koordinator

1. Kenapa anda membentuk tim Omnibus Bohong?

Ya yang aku pahami kenapa itu harus dibentuk tim kerja lebih tepatnya itu

tim kerja, ada karya yang ingin kita pertontonkan secara luas bagaimana

caranya agar karya kita ini bisa disaksikan oleh orang banyak, walaupun

kemaren itu, sebenarnya bisa di handle oleh masing-masing komunitas. Masing-masing komunitas tinggal mengagendakan jadwalnya untuk

pemutaran film itu tapi kita ngeliat ini harus lebih lues lebih fleksibel agar

bisa dilihat oleh banyak dan merangkul lebih banyak pihak lebih banyak

komunitas. Sehingga kita buat itu kita buat tim kerjanya jadi siapa yang

bertanggujawab atas apa karena kita punya kesibukan masing-masing di

komunitas juga ada. Biar lebih berstruktur biar lebih rapi lebih

koordinasinya lebih enak yang menangani untuk menggundul semua

materi satu siapa, kalo nggak salah itu kemaren itu kerjaan Mameng, lalu

yang bertanggu jawab untuk menyiapi materi promosi siapa dari rilis dari

head itu satu orang juga yang menyiapkan tempat dan pihak-pihak siapa saja yang akan diundang itu siapa hingga itu menjadi mempermudah kita

untuk saling melihat oh udah sampai sini loh langkah yang udah kita

kerjakan dan kira-kira ini bisa menyedot seberapa banyak perhatian orang

aku kira gitu.

2. Bagaimana menurut anda mengenai pembentukan tim Omnibus Bohong ini?

Ya tanggapan ku itu yah itu langkah positif untuk membiasakan diri,

(23)

119

Universitas Sumatera Utara mendapatakan efek besar itu ya harus meledakannya harus besar. Yah

harus banyak tempat, banyak orang yang menyebar isu agar semuanya tau.

3. Bagaimana pembentukan struktur organisasi setelah gagasan Omnibus Bohong disepakati?

Lebih tepatnya itu untuk pembentukannya sesuai dengan bidang dan

kemampuan yang ada, kita tidak membentuk itu dengan meletakan orang

pada bagian yang harus dijalanin ya tapi kira-kira siapakah yang bisa

menanganin bagian itu misalnya tadi bagian untuk mengundel materi dari

film-film tu dibuat dari sebuah satu rangkaian film panjang ya Mameng

dari Mata Sapi karena dia juga basisnya sebagai editor film dan cukup

melek teknologi kita ngeliat itu dan dia merasa oke ini memang ranah

tanggung jawab wewenang yang diberikan untuku. Mampu dia jalanin,

makannya dia dalam bagian struktur itu untuk mengisi kursi itu, begitu

juga dengan yang lain bagaimana event, bagaimana jadwalan, bagaimana promosi jadi sesuai dengan kemampuan.

4. Apa tujuan terbentuknya Kofi Sumut?

Apakah ini menjadi sebuah keterpaksaan ya, momentum itu untuk

kegiatan yang tidak sengaja itu menyatukan kita membuat kita selalu

sering berkomunikasi, sering berbagi, sering diskusi itu berbagi pikiran

atau saling melemparkan wacana sama pandangan kedepannya seperti apa

tadi perfilman di Medan Sumatera Utara sampai akhirnya kecetus Kofi

Sumut. Apakah sudah meluas ke komunitas-komunitas lainnya yang ingin

nimbrung juga kedalam Kofi Sumut mungkin ada nilai-nilai paksa,

terpaksa atau nilai semangat yang kebabalasan. Yah gimana ini ada

pemersatu dari sekian banyak penggiat, ada sekian banyak kelompok,

gimana kalo ada pemersatu, kecurigaan juga ada, terus keragu-raguan juga

ada, ragu tidak jadi satu seperti apa?.

5. Bagaimana pendapat anda mengenai organisasi Kofi Sumut ini?

ya Kofi Sumut secara organisasi seperti yang di awal tadi kondisinya

seperti kondisi perfilman Sumatera Utara. Masih belajar tengkurep dan

(24)

120

Universitas Sumatera Utara sesuai secara manusialah baru dua tahu belum banyak hal, dan masih

banyak hal yang harus dipelajarin yang harus dibenahin.

6. Apa saja masalah yang timbul dari terbentuknya Kofi Sumut, sedangkan tiap tim produksi Omnibus Bohong ini masing-masing memiliki komunitas?

Aku kira tidak menjadi masalah yang dasar antara tujuan masing-masing

komunitas terhadap Kofi Sumutnya, karena Kofi Sumut ini juga tujuannya

ini untuk bersama-sama bagaimana Kofi Sumut bisa memayungin atau

mendorong komunitas-komunitas yang menjadi membernya di dalamnya

itu bisa mendapat peran, mendapat bagian, terus mengembangkan dari

adanya Kofi Sumut gitu. Jadi Kofi Sumut bukan sesuatu yang harus di

sorong maju oleh komunitas kecilnya atau sebaliknya Kofi Sumut juga

tidak punya kewajiban khusus untuk membesarkan komunitas-komunitas

yang menjadi membernya tapi ini bagaimana menjadi sebuah sinergi

komunitas menjadi sebuah hubungan saling mengisi bisa jadi satu

komunitas yang ada didalamnya itu akan melemparkan sebuah kegiatan

menjadi sebuah program Kofi Sumut dan sebaliknya juga seperti itu.

apakah Kofi Sumut yang melontarkan program kedalamnya untuk

komunitas-komunitas yang ada di dalamnya tidak seperti organisasi formal

umumnya yang induk akan menyorong anak-anak nya di bawah gitu. Tapi

dalam kondisi saat ini Kofi Sumut aku analogikan seperti bayi yang

belajar baru tahapan belajar tengkurep masih disitu itu belum untuk

bergerak mulai merengkak. mulai berjalan kita masih seputaran

pembenahan internal bagaimana ini mengolah sebagai bisa jalanlah.

7. Apa dampak terburuk yang pernah terjadi saat mengalami hambatan dalam komunikasi organisasi ini?

Dampak terburuk dari kegiatan “Omnibus Bohong” itu tadi adalah kita itu

letupan ego, letupan-letupan ego dari komunitas. Ada yang bisa

mengendalikan ada yang tidak bisa mengendalikan letepun egonya itu

dinamanya juga pikiran banyak, ada banyak pikiran, ada banyak gagasan

dan bila tidak siap untuk menerima gagasan yang tidak diterima atau

(25)

121

Universitas Sumatera Utara kemaren diproses omnibus satu komunitas yang ujungnya menarik diri.

Bisa dikatakan seratus persen berjalan kita sudah jalan semua tim kerja

tiba-tiba dia menarik diri. Aku bilang itu ego kekanak-kanakan yang tidak

bisa dia selesaikan tidak bisa meletakan kapan kepetingan pribadi dan

kepetingan bersama harus diprioritaskan. Selebihnya tidak ada masalah

selebihnya komunitas yang tersisa juga akhirnya tetap bisa enjoy tetap bisa sinergi saling berkomunikasi kecuali yang mundur itu. Itu sama sekali

tidak bisa. Dan kita tidak tau lagi cara membangun, komunikasi dengan

dia ya karena begitu keluar langsung mengurung diri tidak menerima

apapun yang berbau dengan Kofi Sumut.

8. menurut pandangan anda, apa yang ada dalam benak pikiran mereka?

Tidak tau persis, tapi kalo kau paksa aku mereka-reka, ku kira eksistensi

mereka. Mereka merasa eksistensinya sebagai komunitas film akan redup

kalau Kofi Sumut ini dibesarkan jadi seperti mengasuh anak macan.

Mungkin gitu pikirannya seperti si kambing mengasuh anak macan udah

besar yah si kambing yang dimakannya. Mungkin dia punya pemikiran

seperti itu padahal ya belum tentu. Tidak akan begitu ya seperti itu tadi

yang aku bilang kedewasaan berorganisasi yang diapain dia harus

meletakan mana kepetingan kelompok dengan kepentingan bersama disini

kepentingannya Kofi Sumut. Karena Kofi Sumutkan ada banyak ada dia

sangat luas sedangkan komuunitas ini dia punya kepentingan sendiri,

punya ego sendiri, tidak bisa meletakan prioritas itu dimana mana prioritas

yang harus dikerjakan secara bersama mana komunitas yang di kerjakan

secara pribadi.

9. Apakah dalam proses pembentukan Kofi Sumut, mereka paham visi dan misinya?

Aku rasa semua terseretlah, di setiap pertemuan kita selalu terbuka aja

nggak ada yang ditutup-tutupi, tidak ada masalah. Ya kalaupun ada

masalah selalu kita perbincangkan tiba-tiba dia mengambil sikap seperti

itu. Yah ku kira tidak dia itu yaitu tadilah menurut aku Kofi Sumut itu tadi

(26)

122

Universitas Sumatera Utara harus keluar dari Kofi Sumut dan ujungnya seakan-akan Kofi Sumut

menjadi rival atau memang tujuan dia itu. Dia ikut membentuk Kofi

Sumut tanpa sengaja, akhirnya dia melihat potensi Kofi Sumut bisa jauh

lebih besar dan dia butuh rival untuk berkompetisi memperbaikin

komunitas dia. Bisa jadi seperti itu sampai sekarang aku juga belum

(27)

123

Universitas Sumatera Utara Informan 5

Nama : Winda Mitari Utami, S.Pd Umur : 23 Tahun

Akhir Pendidikan : FKIP Unpri Status Keanggotaan : Anggota

Nama Komunitas : Opique Pictures

Alamat Komunitas : Jalan Adam Malik Gg. Slamat No. 21 Medan. Posisi Di Komunitas : Koordinator Peran

1. Bagaimana menurut anda mengenai pembentukan tim Omnibus Bohong ini?

Pembentukan ini sangat positif ya, disaat komunitas lain pada bersaing

tapi kita yang ada di dalam “Omnibus Bohong” dapat bersatu satu sama

lain. Dan semua yang ikutan dalam tim ini dikasih kebebasan produksi

sesuai dengan kemampuannya. Walau awal merasa sedikit ragu karena

bisa mengakibatkan penonton memandingkan satu sama lain tapi kita di

Opique Pictures melihat ini sebagai peluang. Karena tim yang ikutan itu

punya pengalaman yang luar biasa dan ilmu, jadi klo kita ikutan pasti

ikutan terdongkrak. Kualitas kita dari saling berbaginya ilmu di saat

produksi.

2. Bagaimana pembentukan struktur organisasi setelah gagasan Omnibus Bohong disepakati?

Pada saat pembentukan struktural Winda jarang ikutan rapat, jadi Winda

mengikuti hasil yang sudah disepakati, kebetulan untuk struktur itu lebih

dipegang oleh ketua kami saat itu. Ini yang beda komunitas kami dengan

yang lainnya dalam “Omnibus Bohong”. Kalo komunitas lain pemimpin

komunitasnya langsung jadi sutradara untuk memimpin produksi

masing-masing film, sedangkan kami di Opique Pictures yang sedang menjalani

rotasi peran ya kami saling mengisi dan trus koordinasi biar tetap berjalan

(28)

124

Universitas Sumatera Utara 3. Berawal dari tim Omnibus Bohong, mengapa ditengah perjalanan

produksi tim ini menjadi organisasi Kofi Sumut?

Kalo masalah itu Winda kurang mengikuti karena emang jarang ikutan

rapat.

4. Apa tujuan terbentuknya Kofi Sumut?

Komunitas yang bagus yang apayah? Tempat tukar pikiran terus tempat

ide-ide juga, lebih nyantai, nggak banyak tuntutan harus kita komunitas

film jadi harus seperti ini, harus seperti ini, nggak sih. Nyantai tapi

bagaimana kita bisa menghasilkan sebuah karya tapi tetap nyantai, tetap

rilex, tetap komunikasi. Dia diam-diam tapi menghasilkan, kan orang

nggak terlalu banyak tau tentang komunitas film hanya beberapa aja, tapi

tau-taunya kita nonton bareng omnibus itu dari yang nggak tau Kofi

Sumut, jadi tahu. Karena kita buat nobar-nobar gitu.

5. Apa saja masalah yang timbul dari terbentuknya Kofi Sumut, sedangkan tiap tim produksi Omnibus Bohong ini masing-masing memiliki komunitas?

Masalah jadwal sih, kan masing-masing komunitas juga ada agenda

masing-mansing, hal itu yang menghambat. Beberapa kali ikutan rapat

Winda lihat kayak berulang-ulang meteri yang disampaikan. Kan beberapa

komunitas lain juga berganti-ganti yang datang jadi materi yang

disampaikan diulang supaya gak ada yang nggak ngerti tapi ya malah ini

jadi sering molor apa yang di agendakan untuk Kofi Sumutnya sendiri.

6. Apa dampak terburuk yang pernah terjadi saat mengalami hambatan dalam komunikasi organisasi ini?

Keluarnya Komunitas Film X sangat di sesalkanlah ya bang, maksudnya

ya itu tadi penonton pasti kecewa, sama kayak kita juga kecewa karena

dari awal kita udah sepakat, ya udah kita sepakati ada prosedur-prosedur

yang harus kita jalani terus udah sepakat harus sampai selesai screening, sampai selesai segala sesuatunya. semuanya tapi ya itu tadi tiba-tiba

meraka mengundurin diri. Kecewa juga, kecewa kesel juga. Tapi

yakitakan komunitas juga nggak maksa itukan hak mereka jadi kalo

(29)

125

Universitas Sumatera Utara ya berpengaruh sih mungkin. Seharusnya ada etikanya, ada yang harus kita

jalanin juga, nggak gampang ngelepas udahkan nggak kek gitu harus siap

mungkin izin dulu terus kasih alasan. Kenapa? Nggak segampang itu aja

lepas-lepas aja gitu. Sebenernya kemarin kesadaran dia, kalo memang dia

sadarkan kita bermodalkan percaya, dengan dia keluar seperti itu

berartikan dia merusak kepercayaan kita. Ya kalo misalnya cuma dari kita

aja yang punya kiat-kiat, dia sendiri nggak punya sama aja. Kayak cinta

kelapalah, cinta kita bertepuk sebelah tangan. Kita peduli dia gak peduli

untuk apa yah maksudnya seimbang kita kerjasama sama dia, dia harus

menjaga kepercayaan kita sama-sama percaya gitu. Jadikan sama-sama

enak.

7. Kira-kira menurut pandangan anda, kenapa Komunitas Film X keluar?

Kemarin kurang tau sih setelah kita ikut beberapa rapat setelah screening, kayaknya banyak dari komunitas yang lain keberatan karena dia nggak

datang ya bang. Terus kalo yang lain kerja gimana cari tempat buat bisa

screening, dia nggak hanya bisa datang teruspun untuk datang aja mereka nggak. Malah nyuruh-nyuruh yang baru masuk itu ya bang. Hari ini

disuruh entah siapa, yang datang entah siapa. Yang hari ini datang nggak

menyampaikan jadi saat yang itu datang seakan-akan mengulangin lagi

cerita, kan itu menghambat laju mufakat disitukan atau juga memang ada

beberapa missnya ya. itu tadi jarang datang, nggak datang mengambil kesimpulan sendiri. Itukan nggak boleh kalo bicara musyawarah.

8. Bagaimana cara membangun iklim positif untuk mempercepat tujuan Omnibus Bohong guna meminimalisir hambatan?

Untuk yang ini lebih banyak peranan abang-abang yang senior yang

ngerjai, salah satu yang dilakukan ya dengan mempercepat pemutaran

karena ini tujuan awal. Kalo sering diundur malah yang masih ada bisa

kendur semangatnya. Jadi semangat awal yang harus diingatkan kembali

agar tercapai. Yang jelas satu sama lain saling mengingatkan biar tetap

semangat walau kejenuhan memang sudah tampak dari masing-masing

(30)

126

Universitas Sumatera Utara Dokumentasi Wawancara

Andi Hutagalung, S.T. Immanuel P Gintings, S.S, M.Hum

(Media Identitas) (Manuprojectpro Indonesia)

Mameng Bongky Iskandar Winda Mitari Utami, S.Pd

(Mata Sapi Films) (Opique Picture)

Ridho Golap

(31)

127

Universitas Sumatera Utara Dokumentasi Kegiatan

Rapat Sosialisasi Tawaran Kerjasama TVRI

(32)

128

Universitas Sumatera Utara Diskusi Kerjasama di TVRI

(33)

129

(34)

130

Universitas Sumatera Utara Premier “Omnibus Bohong” Di FBS Unimed

Diskusi Film “Omnibus Bohong”

(35)

131

Universitas Sumatera Utara Struktur Organisasi Kofi Sumut sampai Pemutaran Perdana

“Omnibus Bohong”

Sumber : Kofi Sumut Andi Hutagalung

(Ketua)

M Taufik Pradana (Sekretaris)

Yani Keliat (Bendahara)

Ridho Golap (Devisi Event Organizer)

Immanuel Prasetya (Humas)

Mameng Bongky (Finishing Mastering)

Media Identitas Manuprojectpro Indonesia

Mata Sapi Films Opique Pictures Mataniari Project

DhamaTeta Komfaz Production

WaleWaleBhee Production

Intermedia Project

(36)

132

Universitas Sumatera Utara BIODATA PENELITI

Data Pribadi

Nama : M. Taufik Pradana Psb.

Nama Panggilan : Opique

Tempat / Tanggal Lahir : Kuala Simpang, 13 Maret 1991

Alamat : Jalan Adam Malik Gang Slamat Nomor 21,

Medan 20113

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

Email : mtaufikpradana@gmail.com

opiqueghoqielt@ymail.com

Hobi : Nonton Film dan Buat Film.

Nama Orang Tua

Ayah : AKP. Chandra Kesuma

Ibu : Khairina Ulfa

Riwayat Pendidikan

SD Negeri 1 Bukit Tempurung Aceh Tamiang (Kelas 1 Sampai Kelas 6)

SD Negeri 060841 Medan (Kelas 6 Sampai Tamat)

SMP Negeri 7 Medan

SMA YPI Amir Hamzah Medan

Referensi

Dokumen terkait

2.3.3 Pengaruh Dewan Direksi Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Dewan direksi merupakan salah satu indikator dalam pelaksanaan corporate governance yang bertugas dan

(3) Mengetahui terdapat peningkatan atau tidak kemampuan penalaran matematika setelah diterapkannya pendekatan konstruktivisme pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Plered.

Rumusan dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah Pengaruh Kompetensi, Obyektivitas dan Pengalaman Kerja terhadap Efektivitas Audit Internal dengan Etika Auditor

4.2 The Mood structure contribution to the fulfillment of its social purpose of Recount text

Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan memilih lokasi di Desa Jetis Kabupaten Sukoharjo, dengan pertimbangan masyarakatnya antusias dan lansia aktif ke

Berdasarkan tabel 10 menunjukkan bahwa nyeri punggung setelah dilakukan tindakan senam yoga pada ibu hamil trimester III Di Desa Bandung, Kecamatan Diwek, Kabupatten Jombang

Hal ini menunjukkan bahwa usahatani padi ladang merupakan usaha untuk memaksimalkan alokasi tenaga kerja yang tersedia dalam keluarga karena memang lahan

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah “Mengetahui seberapa besar kebutuhan beban listrik di wilayah jakarta utara untuk 5 tahun yang akan datang