97
98
Akhir Pendidikan : ITM - Planologi Status Keanggotaan : Ketua
Nama Komunitas : Media Identitas
Alamat Komunitas : Jalan jati II No. 75 Teladan Timur, Medan Posisi Di Komunitas : Pemilik
1. Bagaimana menurut anda mengenai pembentukan tim Omnibus Bohong ini?
Bicara tim sangat penting kerena satu rangakaian omnibusnya ya kalo
satunya gagal akan bermasalah untuk yang lain. Karena kita punya
komitmen kesepakatan bersama untuk membuat film omnibus yang
mempunyai tema sama, mungkin judul yang berbeda tapi tetap tujuannya
sama. Ini saling berkaitan yah kalo kita liat memang bagusih di awalnya
tapi kita punya komitmen bagaimana kita membangun dan membuat
sebuah karya dan ini juga bisa dibilang uji cobanya kita untuk membangun
kerja sama yang tadinya kita masing-masing membuat sebuah karya,
sekarang kita berkoloborasi dengan tema yang sama. Memang di tengah
jalan problem itu pasti ada, yah kadang-kadang ego individu atau
komunitas itukan ada. Kalo disayangkan ya pasti sayang kita punya
komitmen bersama kalo akhirnya salah satu komunitas harus keluar, hanya
karena persoalan kecil sebenarnya setelah kita selesai produksi pernah juga
kita membuat screening dan akhirnya pecah dan itu juga sangat kita
sayangkan. Bagaimana kita membangun cikal bakal untuk menguatkan
Kofi Sumut itu tadi, akhirnya pecah omnibusnya satu komunitas harus
mengambil keputusan untuk tidak bergabung. Karena membangun sebuah
perkumpulan Kofi Sumut itu dia rasa tidak pas dengan visi misi mereka.
99
Universitas Sumatera Utara macam, karena kita hanya ingin mempersatukan, bersama-sama belajar
dari yang kita bangun bersama dari takeline berbagi untuk bersama
artinyakan kita disini bukan untuk anggar jago siapa yang paling bagus
bukan tapi bagiamana kita membangun kebersamaan itu menjadi kekuatan
seperti yang tadi dibilang Sumatera Utara itu tidak punya sekolah film.
Kita pingin sama-sama berbagi, kawan-kawan yang mengadai workshop
pelatihan dari luar dia bisa share seperti apa sih, bertukar informasi terus itukan membuat sebuah kekuatan kita untuk kedepan jadi bukan proses
sekarang yang kita cari tapi untuk kedepannya dan genarasi ini sangat
penting sebenarnya kalo kita ini apalah?. Tapikan di awal juga harus solid
kalo kita membangun kekuatan untuk ke depan yang lebih kuat gitu. Kalo
kita bilang Sumatera Utara minim dan sekarang menjadi pasar orang
luarkan sayang aja kita sebagai komunitas di tempat kita membangun gitu.
Kadang-kadang kesulitan orang-orang luar itu untuk mencari lokasi
shooting karena ini sudah menjadi objek, Sumatra Utara gitu targetan orang-orang luar untuk membuat film. Kenapa?. Karena mungkin orang
luar sana di Jawa misalnya sudah biasa udah pasti mereka akan
mengembangkan itu. Kita ingin membangun koneksi lebih besar, kalau
kekuatan individukan pasti nggak akan kuat, keterbatasan itukan pasti ada
tapi bagaimana kita mengenalkan diri kita bahwasanya kita ada, kita besar.
Tapi kalo akhirnya kita juga tidak bisa bersama kawan-kawan di luar juga
pastinya akan bingung untuk melihat itu untuk apa juga kita kerjasama
dengan Kofi Sumut karena di internal juga kita nggak bisa selesai.
2. Apa tujuan terbentuknya tim Omnibus Bohong?
Ingin membuat kekuatan bersama aja, dari situ cikal bakalnya ingin yang
dari kecil dulu berapa komunitas kita membuat kerja barengan disitu juga
sebenarnya kita ingin tahu seperti apa egonya kita lalu kita ingin
memecahkan ego komunitas kita sendiri. Kita punya style tapi bagaimana
100
Universitas Sumatera Utara 3. Bagaimana pembentukan struktur organisasi setelah gagasan
Omnibus Bohong disepakati?
Struktural yah pembagian, kesepakatan oke komunitas ini, namanya juga
kerja tim ya, kerja tim itu tidak ada namanya atasan bawahan sama-sama
untuk saling mengingatkan tapi berbagi peran mungkin Mataniari kemaren
sebagia organize bagaimana mengemas sebuah tontonan, mungkin yang
lain mencari lokasi, karenakan yang lain itu sudah memproduksi film gak
mungkin juga mengeluarin bebankan kepada kawan-kawan yang sudah
memproduksi film untuk mengorganize lagi karena komunitas film ada 5 kemaren yang satu Mataniari telah menyepakati tidak memproduksi film
tapi mereka mengambil sebagai mengorganize untuk screening “Omnibus Bohong”.
4. Apa saja hambatan yang terjadi saat produksi hingga pemutaran? Pasti banyaklah kalau hambatan apalagi kita masih belajar untuk membuat
film, seperti apa film sama proses belajar itu pasti banyak hambatan di
tengah jalan bicara peralatan kesiapan SDM kita, baru bicara talent mana
talentnya nggak dibayar yakan?. Kalo talent dibayar udah jelas gituloh dia udah banyak punya kualitas, inikan kita nggak punya uang untuk bayar
paksalah cari kawan-kawan yang mau gitu yah dengan beberapa proses.
Proses membuat skenario habis itu dibedah lagi, habis itu bicara pralatan,
habis itu bicara akomodasi terus gimana kita harus shooting. Yaaah
problem itu pasti adalah apalagi kita kembali kesebuah tim yang paling repot memang keterbatasan kita itu untuk membuat film. Peralatan tadi itu
bukan jadi kendala karena itu bisa kita akalin yah gak perlu
canggih-canggihlah, ya karena memang nggak ada alat canggih yakan pasti bisa
kita akal-akalinlah, nggak ada mic apa segala macam pasti masih bisa apalagi teknologi sudah bisa dikoneksikan, kurasa masih bisa diatasin
dengan sederhana.
5. Berawal dari tim Omnibus Bohong, mengapa ditengah perjalanan produksi tim ini menjadi organisasi Kofi Sumut?
Sebenarnya “Omnibus Bohong” ini yang mempengaruhi lahirnya Kofi
101
Universitas Sumatera Utara sering untuk berkomunikasi ada 5 komunitas dan ada konflik. Di sela-sela
kesibukan premier dan mencari lokasi screening sebenernya terjadinya tawaran baru dan ide gagasan dari Muhammad Hidayat itu juga kebutuhan
Omnibus. Kenapa? Karena kita masih repot untuk mencari tempat
screening ada tawaran yang menurut kita baik untuk mempromosikan kembali “Omnibus Bohong” itu karena kerjasamanya sama TVRI untuk
mengisi programnya itu salah satunya yang membuat kesibukan semakin
menambah tapi memang itu menjadi kendala kita bukan akhirnya menjadi
point yang kita harapkan tapi menambah PR yang baru. PRnya berbentuk masalah. Kita harus mengumpulkan lagi komunitas-komunitas film karena
sementarakan di “Omnibus Bohong” hanya 6 datang tawaran yang lebih
besar berarti kita harus menambah komunitas-komunitas film yang lain
dari yang ada di Sumatera Utara karena menerima tawaran program dari
TVRI. Di situ memang tahap perjalanan kita jadi sibuk dan jadinya
screeningnya agak mandek karena kita masih bingung mencari lokasi kita sibuk gitukan dengan tawaran itu terus kita berdiskusi bagaimana
mengumpulkan kawan-kawan komunitas dan terkumpul dengan semangat.
Di awal sih bagus, respect tapi taulah berorganisasi ini berkomunitas apalagi komunitas yang masing-masing punya ego, visi misinya tidak
gampang untuk bisa mengumpulkan menjadi satu yah pasti seleksi alam
akan terjadi. Tapi pelan-pelan terus terbangun, terbangun, dan terbangun
walaupun di tengah jalan tawaran program itu mentah karena TVRI
merasa kita hanya komunitas kecil yang tidak mampun untuk
menjalankan program tersebut walaupun kita sudah membuat beberapa
konsep yang sederhanalah yang biasa kita lihat di TV-TV lain tapi ya
gitulah tadi itu akhirnya kita masih dianggap kecil dan orang baru kendala
itu terjadi dan disitu menjadi kekuatan baru lagi untuk membangun Kofi
Sumut itu di jalin terus komitmennya dan terus kita padati akhirnya
tercetuslah Komunitas Film Sumatera Utara itu terbentuk walaupun
102
Universitas Sumatera Utara 6. Apakah dengan ada tambahan kerja ini, menjadi penghambat untuk
pencapaian screening?
Itu menjadi kendala memang, artinya memang itu menyingung juga
keasyikan kita kemaren mencari tempat screening karena kita anggap
gitulah tawaran ini sangat baik untuk promosi screening di tempat yang lain. Itu menjadi kendala baru untuk screening kita pasti lama-lama problem yang di awal ini akhirnya melemah, walaupun melemah tetap kita
jalanin tapi tidak sekencang yang di awal tetap kita lakukan screening di
coffee shop, di gedung-gedung pemerintahan yang bisa kita ajak kerjasama.
7. Apa tujuan terbentuknya Kofi Sumut?
Terbentuknya kofi sumut ini dari kegelisahan bersama kita yang
membutuhkan wadah baru, koneksi, lalu SDM dan wawasan di
masing-masing komunitas pasti punya pandangan berbeda di film dan satu lagi
komunitas film di sumatera utara inikan. Mungkin tidak sama komunitas
film yang ada di luar sana. Karenakan lahirnya itu hobi semua bukan
akhirnya menjadi profesi yah dari situ butuh perkumpulan bersama itu di
Kofi Sumut ini. Banyak juga komunitas yang dari sekolah yang dari
kampus dari umum, tapi kayaknya ya yang punya niatan yang punya
mimpi bersama bagaimana mewujudkan perfilman Sumut itu kembali
lagikan itu sebenarnya mimpi komunitas film. Buat film dengan
memperkenalkan Sumatera Utara.
8. Apa saja masalah yang timbul dari terbentuknya Kofi Sumut, sedangkan tiap tim produksi Omnibus Bohong ini masing-masing memiliki komunitas?
Masalah yang timbul untuk pengembangan Kofi Sumut pasti yaitu bicara
waktu kita ngumpul bicara ngumpulnya aja, belum bicara program
ngumpulnya ini memang agak repot, masing-masing kerjaannya berbeda
setelah itu ya yang paling utamanya itu ya waktu ngumpulnya, jadwalnya
itu yang bikin problem masalahnya yang utama. Walaupun tidak
semuanya komunitas film yang ada di Sumatera Utara yang mengenal baik
103
Universitas Sumatera Utara hanya untuk grup, ini juga jadi masalah gitu artinya ini yang sebenarnya
harus diselesaikan sama kawan-kawan Kofi Sumut membangun organisasi
seperti apa gitu loh. Kalo kita ingin membuat film bukan hanya untuk kita
pastikan film kita ingin ditonton orang dan direspon seperti apa untuk
menjadi tolak ukur perkembangan karya kita seperti apa.
9. Apakah visi misi komunitas yang berbeda juga mempengaruhi?
Ya itu visi dan misi itu setiap komunitas tidak sama mungkin ada yang
satu komunitas punya visi misi yang membuat film selama sebulan
sepuluh, mungkin komunitas lain enggak satu gitu misalnya. Hah itu yang
membuat menjadi masalah karena kita susah untuk mengumpul untuk
menyelesaikan masalah yang masing-masing sebenernya visi misi itu
walaupun tujuannya pasti tetap satu. Tapi gara-gara misi dan visi ini
jadwal untuk ngumpul kita yang selalu jadi kendala itu.
10.Apa dampak terburuk yang pernah terjadi saat mengalami hambatan dalam komunikasi organisasi ini?
Kalo aku liat sih kendalanya adalah bicara komunikasi juga dimana-mana
pasti bicaranya komunikasi, komunikasih yang kurang baik sampai ke
tujuan kendalanya sebenernya ya di sela-sela kesibukan screening
omnibus itu muncul tawaran ide dan gagasan baru itu dari pihak TVRI itu
sebenarnya yang muncul problem untuk bicara omnibus dan akhirnya ada
Komunitas Film X itu keluar. Kenapa? Karena dia merasa wah, apa ya gak
tau juga dia punya pikiran seperti apa. Ya kita tidak melarang dia punya
pikiran beda dengan kita karena di situ muncul Kofi Sumut akhirnya Kofi
Sumut yang muncul di atas tapikan akhirnya Komunitas Film X
menganggap Kofi Sumut adalah ancaman bagi dia yang aku liat seperti itu.
Kenapa? Karena Komunitas Film X punya misi sendiri untuk membangun
organisasinya, tiba-tiba muncul Kofi Sumut yang akhirnya menaungin
omnibus untuk bergerak screening dimana-mana. Itu mungkin komunikasi yang tidak sampai tepat kepada Komunitas Film X ya akhirnya Komunitas
Film X mengundurkan diri. Sebenarnyakan Kofi Sumut adalah sebuah
104
Universitas Sumatera Utara kayak yang lain-lain mirip dengan Kofi Sumut jadi itu, dia ingin besar
tanpa ada embel-embel yang di samping.
11.Bagaimana cara yang dilakukan setelah Komunitas Film X keluar? Setelah satu komunitas mengundurkan diri dari dalam omnibus memang
kekecewaan kita pasti ada gitukan bicara promosi sendiri kita sudah
membuat media promosi kita dan kita sudah publish dan dia harus
mengatakan mengundurkan diri “Omnibus Bohong” itukan yang masalah
besar karena kenapa kita sudah publish gitu. Kenapa? Karena terus akan
terbawa dan itu menjadi pertanyaakan baru bagi kawan-kawan yang masih
ada di omnibus kenapa ini promonya kemaren 5 film sekarang jadi 4 film.
Hah itukan jadi kendala baru dan orang lain pasti akan menganggap wadah
kalian untuk bicara yang kecil aja masih repot gimana bicara yang besar
itu kendala bagi kita dan akhirnya kita harus merubah semuanya dan
pastikan bicara waktu lagi itu menjadi kesalah kita kita sudah punya
komitmen dan dia melepaskan diri. Sayang waktu yang sudah
bersama-sama di awal gitu mengerjain ini sampai bicarakan screening dan promosi tiba-tiba dia keluar. Sayang aja kita sudah konferensi pers yaitu sedikit
kegagalan sebenarnya .
12.Apa tidak dilakukan pencegahan agar Komunitas Film X tidak keluar?
Oh mediasi tetap di lakukan agar Komunitas Film X itu tetap masuk
kedalam omnibus yah tapi memang mereka punya perinsip kuat. Akhirnya
ya mau nggak mau dan kita juga nggak mungkin memaksa nggak baik
juga kita harus paksa. Dia punya visi misinya sendiri gitu ya akhirnya mau
nggak mau kita harus tetap jalan. Kenapa? Sayang aja perkerjaan itu cuma
setengah-setengah walaupun mungkin ada kendala itu yang jadi pelajaran
untuk kita gitu loh. Biarlah ini berproses tapi kedepanya kita pikir dan
akhirnya kita bisa tau jangan sampai gagal lagi seperti ini.
13.Apakah saat pembentukan Kofi Sumut, Komunitas Film X tidak disampaikan?
Ada beberapa kali yah Komunitas Film X tetap, tapi mungkin ya itulah
105
Universitas Sumatera Utara untuk tahapan yang lebih besar. Mental, SDM dan bisa juga wawasan
bagaimana membangun bersama gitu loh, yah mungkin sekarang ini
mereka masih bisa berfikir uephoria mereka bahwasanya mereka bisa dan mampu untuk berdiri sendiri. Sementara mereka harus berfikir kembali
kalo misalnya mereka keluar, keluar juga butuh orang lain. Kalo dia tidak
selesaikan di lokal dia, dia nggak akan bisa dihargai di luar. Kenapa? Dia
di rumah sendiri aja enggak selesai ngapain ngurusin orang lain. Efeknya
ada tapi memang mereka masih muda-muda dengan emosinya masih
bersemangat tinggi dan egonya juga masih kuat masih merasa ooo aku
pasti bisa, tanpa kalian aku juga masih bisa, masih mampu. Tapi lihat
bukan saat ini di kemudian harinya mereka akan memuai masalah.
14.Bagaimana cara membangun iklim positif untuk mempercepat tujuan Omnibus Bohong guna meminimalisir hambatan?
Akhirnya dibagi untuk mengatasi jarak ruang dan waktu kita itu akhirnya
kita membagi kerja, membagi kerja itulah yang meringankan kita jadi
masing-masing komunitas dipetakan dulu kesibukannya seperti apa dan
pencapaian pertemuan itu dipetakan seperti apa. Disitu akhirnya kita bisa
106
Universitas Sumatera Utara Informan 2
Nama : Immanuel Prasetya Gintings, S.S, MHum Umur : 31 Tahun
Akhir Pendidikan : S-2 USU Status Keanggotaan : Humas
Nama Komunitas : Manuprojectpro Indonesia
Alamat Komunitas : Jalan Seto Lrg. Sipirok No. 10 Medan Kota Posisi Di Komunitas : Pemilik
1. Kenapa anda membentuk tim Omnius Bohong?
Jujur aja kalo untuk produksi sendiri udah pernah. Kalo aku secara pribadi
beda dengan Bang Hendri, kalo Bang Hendri kerinduan untuk membentuk
sesuatu komunitas yang lebih besar, Bang Hendri ini itu loh dari aku kenal
di deliTV dulukan, sama dia tim produksi dia yang ngawanin aku
kemana-mana jadi kalau dia memang semangatnya lain. Kalo aku semangatnya
begini, pertama bosan dulu, Manuprojectpro itu kayak katak dalam
tempurung, menang di Unimed, menang di SMA Negeri 5, yang
pesaingnya bukan komunitas. Menang-menang terus menghadapi
acara-acara terus aku bilang sih ada naik level. Kalo aku sih memang dari
jiwanya orang yang suka olah raga. Aku bilang sih sama masak kita
mainya di seri B terus naiklah ke seri A itu angin lebih kencang.
2. Bagaimana menurut anda mengenai pembentukan tim Omnibus Bohong ini?
Terus terang aku bilang ada yang separuh kenal, ada yang mencolokan
namanya, ada yang udah kenal baik itu semuanya kayak ada penasaran,
sedikit percaya tapi punya kesamaan ya kan?. Makannya aku bilang mau
gabungkan karya, dengan kompetisi. Ya siapa yang lebih bagus, itu
mangkannya terbentuk “Omnibus Bohong”. Ada ego yang kayak gitu yang
ku baca. Punya ku lebih bagus, oh tunggu aja seberapa kali kekuatan kau
tapi ada juga yang bilangkan aku punya pengen gabung ini tapi jiwa
persaingannya ini kental kok waktu diskusi konsep. Makanya konsep
belakangan banyak kebuang-buang. Mutar-mutar balik, silat-silat lidah,
107
Universitas Sumatera Utara macam bagus. Tapi ada juga, kau tengok punya aku, pasti lebih bagus dari
punya kau. Karena itu tadi belum kenal dia, orang di depannya jadi kalo
sekarang kita cerita disuruh bikin lagi gak akan sama. Memang kalo untuk
“Omnibus Bohong” ini, nggak bisa pungkirin semangat persaingan itu
juga membuat komunitas ini, maksudnya membuat screening “Omnibus
Bohong” ini jadi.
3. Kenapa beberapa komunitas ini layak mengisi tim Omnibus Bohong? Pertanyaan aku yang kemaren itu nggak sempat mikir layak, aku pengen
banyak yang datang. Cuma itu apa boleh buat ingatkan ada beberapa yang
kita undang nggak datang. Yaudah sampai situ aja ku jawab, panjang kita
mikiri mana cerita pikiri layak-layak. Itu yang dikenal Bang Hendrik.
4. Bagaimana pembentukan struktur organisasi setelah gagasan Omnibus Bohong disepakati?
Sebeneranya kita juga nggak mau, jujurnya kita nggak mikir struktur, kita
memikirkan job description, akhirnya job ini secara tidak sengaja tidak sadar menjadi struktur begitu dia, bicara fungsingnya. Jadi kalo kita ingat
kita nunjuk nggak ada ketua. Kenapa enggak ada ketua? Ha beda, kalo kita
mengkonsepnya berdasarkan struktur kita akan urus dulu strukturnya baru
membuat job descnya. Tapi kita tebalik kita kebutuhnya apa kita bagi job descnya tak sengaja kita terstruktur makannya struktur organisasi kita. Sama kayak sistem kerja perang dulu gerilya. Bagian apa orang kita nggak
tahu namanya yang kita tahu fungsingnya. Makanya aku bilang ini tim
omnibus kemaren bicara struktur organisasi berangkat dari kebutuhan ini.
5. Apa saja hambatan yang terjadi saat produksi?
Ngumpulin orang. Punya komunitas masing-masing yang nggak sama
latar belakangnya, sekali lagi ini nggak ada keharusan. Makanya yang aku
bilang yang minim bukan kegelisaan yah semangat, kalo gelisah bisa jadi
orang nggak datang lagi. Tapi kalo semangat sama kayak mau bikin
komunitas motor atau komunitas apa karena semangat mau sama ini
makanya datang. Cuma tadi latar belakang kita ada yang mahasiswa, ada
yang dosen, ada yang pengusaha bidang media, ada yang punya kerjaan
108
Universitas Sumatera Utara 6. Berawal dari tim Omnibus Bohong, mengapa ditengah perjalanan
produksi tim ini menjadi organisasi Kofi Sumut?
Ada tawaran dari TVRI, dibawa Bang Dayat muncul Kofi Sumut,
Bentuknya, itu itu juga yang kemarin datang cumakan kajol. Kita tidak
terstruktur kita nggak bisa ngerasa bisa diikat, kita dari bawahkan?. Kita
melihat ke berfungsian kita, begitu kita diacuhkan mulailah masuk. Jadi
kalo aku bilang itu. Ngerasa nggak bergunakan?. Udah nggak ikut lagilah
aku, untuk apa aku ikut orang aku nggak dibutuhkan lagi kok. Apa tujuan
kita?. Ya udah, apa mau tujuan kita udah screening, cerita kita harusnya tamat kenapa kita bikin bersambung?. Season 2, season 3, season 4, cantiknya kita season 1 tamat karena kita paksa lanjut muncul kejenuhan, muncul hilang arah, muncul tanpa tujuan.
7. Apa tujuan terbentuknya Kofi Sumut?
Tujuan Kofi Sumut?, nampil di TVRI. Bukan jadi payung besar,
pertanyaannya apa semua orang merasa itu? Nggak!. Kalo kita orang
omnibus iya.
8. Berarti betul-betul jadi bumerang?
Memang iya, mangkannya Agung Film Maker dibilang Kofi Sumut
selepas TVRI batal, dia tetap hancurkan kita. Dia merajuk nggak diajak,
dia bilang dia bukan Kofi Sumut. Makannya aku bilangkan kalo aku tetap.
Aku sering ulang-ulang sama orang ku bilang aku punya filsafat hidup,
semakin sulit soal matetika itu sebenarnya semakin gampang jawabannya.
Penjelasan secara ilmiahnya, kalo kita mendapat soal matematika yang
gampang hasilnya pasti koma-koma. Waktu sekolah dulukan, ingat
itukan?. Tapi kalo udah nyari hasilnya setengah mati, hasilnya bulat gitu
juga falsafat hidup kita semakin kita tengok ribet masalahnya, sebenernya
penyelesainya gampang. Kita aja yang ngeribet-ngeribeti. itupun terjadi di
Kofi Sumut. Organisasi kita bukan dibentuk karena ada satu masalah kita
dari kemaren itu baik Kofi Sumut maupun “Omnibus Bohong”. Dibentuk
karena ada satu capaian bersama ketika capaiannya nggak ada lagi atau
ketika capaiannya sudah berhasil akan muncul pertanyaan dalam hati
109
Universitas Sumatera Utara 9. Apa saja masalah yang timbul dari terbentuknya Kofi Sumut,
sedangkan tiap tim produksi Omnibus Bohong ini masing-masing memiliki komunitas?
Kenapa semua masing-masing komunitas itu masih bertahan? Ya
dinamanya Kofi Sumut yang kita kenal karena budaya kongkow-kongkow
orang Medan, budaya kede kopi yang datang itu semuanya yang sempat
ngomong, ada juga komunitas yang nggak sempat
ngomong-ngomong mana masuk sama kita. masalahnya dimana? Aku bilang bukan
masalahlah itu orang dia sempat datang cuma untuk ngomong,
becakap-cakap. Mau datang untuk becakap-cakap kalo dia nggak pernah ngasih
saran atau nggak pernah mendengarkan saran nggak akan pernah dia
gabung. Bukan itu kebutuhan dia, Komunitas Film X cabut, Joi Bangun
cabut, sampai sekarang masih kita tengok Suhendra Kensington cabut dia
bukan tipikal orang ngomong-ngomong. Bukan masalah, orang dia nggak
punya tujuan yang sama dan nggak punya selera yang sama. Terjawab
dampak yang paling buruknya itu, kita timpang karena job description
yang kita bagi ke dia nggak dijalankan asalan kenapa dia keluar?, Simpel
dia nggak merasakan punya tujuan yang sama.
10.Menurut persepsi anda, apa yang sebenarnya Komunitas Film X rasakan sehingga mereka keluar?
Dia enggak mau diatur, makannya dia bilang ini sudah tidak seperti
semangat awal lagi. kenapa ada Kofi Sumut? Dia enggak mau di kumpuli.
apa lagi dia punya masalah yang sama dengan TVRI. Harusnya sebelum
dikasih ke Kofi Sumut ke Komunitas Film X dulu. Ingat enggak? Yaudah,
mangkannya dia tetap benci sama Kofi Sumut, disangkanya pesaing dia
masalah nama. Kita di anggapnya nggak ngerti perasaan dia.
11.Waktu itu aku melihat, waktu saat dia menyatakan keluarnya di Mataniari, kenapa anda mencoba merangkul kembali?
Karena sebanarnya aku udah mulai nangkap kenapa dia begitu, dan aku
sebanarnya pada saat itu kan mau klarifikasi sama dia. Aku ingatkan
110
Universitas Sumatera Utara 12.Setelah konfrensi pers Komunitas Film X menyatakan keluar, kenapa
anda tidak mencoba merangkul lagi?
Ya aku bilang kalo dia udah nggak merasakan semangat yang sama,
semangat inikan kayak api kalo udah padam apa lagi mau di hidupkan.
Kalo aku bilang udah sia-sia dan aku udah mulai nangkap dia ngerasa dia
Kofi Sumut, karena udah lain lagi pemikiran ku. Yakan?, Aku ngerasa
Kofi Sumut cocok, karena aku juga ingin di bawahnya Kofi Sumut yang
Kofi Sumut adalah kita sendiri. Ah dia nggak, dia nggak mau di bawah
Kofi Sumut. Jadikan udah susahkan?, Nggak bisa lagi ku persatukan
persepsiku dengan dia. Karena udah lain, dia udah nggak nganggap itu
sebagai komunitas lagi dia udah nganggap itu sebagai organisasi dia nggak
mau di bawah organisasi.
13.Bagaimana cara membangun iklim positif untuk mempercepat tujuan Omnibus Bohong guna meminimalisir hambatan?
Menumbuhkan, mengigatkan kembali semangat yang di awal dan memang
keinginan untuk mencapai tujuan dengan silatuhrami. ada waktu yang
enggak bisa tetap dipaksa datang sampai bisa, makannyakan setelah kita
bisa ngumpul semua baru ada bergerak maju kalo nggakkan stucknan.
111
Universitas Sumatera Utara Informan 3
Nama : Mameng Bongky Iskandar Umur : 37 Tahun
Akhir Pendidikan : Unikom Bandung Status Keanggotaan : Finishing Mastering Nama Komunitas : Mata Sapi Films
Alamat Komunitas : Jalan Tonggok Bongkar X Gg. Maryono No. 70b Medan Posisi Di Komunitas : Editor
1. Bagaimana menurut anda mengenai pembentukan tim Omnibus Bohong ini?
Jadi gini masing-masing komunitaskan punya style sendiri artinya kita sepakat untuk kita punya satu tema “Bohong” menurut kalian yang
dikaryakan nanti tentang bohong itu atau kebohongan itu seperti apa sih?.
Jadi masing-masing komunitas diberi kebebasan untuk membuat sebuah
karya yang mentemakan tentang kebohongan. Jadi kita akan juga berfikir
ini pastinya kita juga berbeda-beda. Nah yakan justru di masing-masing
perbedaan itulah yang kerennya itu. Artinya kalo yang udah sama semua,
kan nggak lucu juga ngapain juga dikumpulin kalo juga sama semua udah
gitu kalo kita produksi bersama ada satu kekahwatiran waktu itu bagi aku.
Ah kita ini baru kenal mungkin belum tau gitu ya tapi untuk bekerja
samakan kita belum pernah nih. Untuk memulai, mungkin kita bisa
memulai dengan menunjukkan karya-karya kita di satu film ini bukan
bekerja bareng-bareng memang lebih bagusih kalo ini udah bekerja
bareng, tapi kalo bekerja bareng tapi itu bukan namanya lagi omnibus.
Satu film utuh gitu ya, kalo yang namanya omnibus itu yah, dari sini
masing-masing komunitas punya film digabungin tapi tetap dengan satu
benang merah yang sama gitu.
2. Apa tujuan terbentuknya tim Omnibus Bohong?
Gagasan di Mata Sapi sendiri, itu yang intinya itu sebenernya itu
berempatlah cuman, yang lebih aktif itu aku dan Hendri yang lainnya kalo
ada Willy “Kiwil” dan Ican mereka punya fokus yang nggak bisa
112
Universitas Sumatera Utara sering. Nah yang lebih sering yang lebih aku sama Hendri itu di Mata Sapi
nah untuk awal ide pembuatan filmnya itu aja konsepnya itu udah
ngedelumet gitu ya yah artinya sampai konsepnya itu udah berubah sampai
beberapa kali kita memvisualisasikan kata bohong itu untuk film yang
digabungakan dengan “Omnibus Bohong” itu sampai berganti skrip
beberapa kali ganti cerita, bahkan berubah total untuk biasalah kalo kita
punya konsep harus kita uji kita itu matang atau nggak kita harus
membaginya ke orang untuk dibahas gitu gimana yah itu aja udah sulit tapi
kita ya harus tetap buat nahkan ada deadline.
3. Bagaimana pembentukan struktur organisasi setelah gagasan Omnibus Bohong disepakati?
Setahu aku karena itu karya masing komunitas artinya
masing-masing punya ini sendiri ya apa namanya punya inisiatip yang kalo aku
sendiri sih dipenggabungan filmnya itu. Kebetulan aku ditunjuk
kawan-kawan sepakat aku ngebantu di bagian ngeditnya untuk ngedit secara
keseluruhan yang untuk produksi kita sama-sama terjun kelapangan gitu
untuk tempat dimana?. Untuk tempat itu yang ready Manu yang cocok, nah talentnya kebetulan Manu ready udah gitu aja sih sebenarya namanya berjalan dengan apa adanya
4. Berawal dari tim Omnibus Bohong, mengapa ditengah perjalanan produksi tim ini menjadi organisasi Kofi Sumut?
Jadi ide buat seseorang yang itulah Kepala TVRI itu melihat karya kita
“Omnibus Bohong” dia jadi punya ide bagaimana misalnya kalian mengisi
sebuah program disini. Kaliankan komunitas isilah waktu di TVRI tapi
dengan catatan kalian udah bergabung, udah satu timlah artinya kita
dituntut untuk membentuk suatu komunitas besar lagi, induk gitu.
Awalnya kitakan gabung-gabung nggak ada satu bentukan khusus gitu,
nggak ada membuat wadah khusus tapi kita cuma yok kau punya karya,
punya karya, punya karya kita gabungin yok. Tapi yang menyatukan kita
adalah pertemanan. Sebetulnya inilah dia kalo aku bilang di Medan ini
bisa aku bilang penyakitlah, karena ini penyakit antara tua muda ini
113
Universitas Sumatera Utara inilah dia film tapi kalo dia tidak mau. Ha itulah dia karena informasi juga
kurang informasi mungkin ada tapi dia nggak mau mengambil informasi
itu untuk jadi pengetahuan yang baru makanya ketika yang muda
mendapatkan informasi itu yang tua bertahan dengan wawasannya yang
jaman dulu itu jadi kontra. Akhirnya ya kita juga nggak boleh nahan orang
tua yakan, takut kualat jadi yaudahlah kita-kita aja yang buat gitu artinya
kalo kita bertahan dengan mengharapkan bergabungnya yang senior-senior
itu tadi, nggak akan jadi-jadi karya kita. Orang mau melihat kita bisa
berkarya atau nggak. Kurasa itu yang harusnya Medan bercermin ke Jawa
itulah, Di Jawa itu jujur tua muda dari kalangan mana pun dari dari bangsa
apapun melebur artinya yang menyatukan itu pemikirannya aja.
5. Berarti tidak ada bentuk senioritas?
Nggak ada, senioritas itukan akan menimbulkan jurang pemisah itu
kesejangan. Itu kalo di Jawa itu kebutuhannya itu udah nggak seperti itu
artinya kebutuhannya adalah kemurnian karya jadi siapapun dikalangan
mana pun diterima dan menerima gitu. Tapi kalo di sini Medan penyakit
tadi itu masih belum sembuh-sembuh. Artinya bicara kembali lagi ke
watak ini watak ini dari mana?. Kalo kita mau bercermin kebelakang,
sejarah orang Jawa dengan orang Sumatera dengan pulau lain di jaman
Belanda, mungkin kalo di Jawa itu menurut pendapat aku ya karena lebih
banyak berjuang lebih nyatu dia satu sama lain, tapi kalo di Sumatera
memang berjuang, udah berdarah-darah, cuma taulah di tanah khususnya
di Medan ini tanah Deli bentuk kerajaannya ajapun kerjasama Belanda
hanya orang bawah-bawah aja yang merasa tertindas yang nggak mungkin
kerjasama sama Belanda yang menindas itu tadi. balik lagi kesitu jadi pola
pikirnya terbentuk itu aku rasa dari situ. pola pikir yang Indonesia ini
kaya, subur, makmur munculah di jiwa-jiwa pemalas, nah dimana
orang-orang yang tertindas pasti, orang-orang kreatif itu berasal dari orang-orang-orang-orang yang
tertindas. Nah dari kertebatasan itulah, makannya kalo sekarang ini nggak,
di Jawa di lebih kreatif jujur aku bilang itu kenapa? Karena di belakang
tadi mungkin di Sumatera utara tertindas juga dengan penjajahan tapi
114
Universitas Sumatera Utara 6. Apa saja masalah yang timbul dari terbentuknya Kofi Sumut,
sedangkan tiap tim produksi Omnibus Bohong ini masing-masing memiliki komunitas?
Oke kalo itu, kalo kita bilang kita tetapkan satu waktu misalnya hari apa
tanggal berapa kita ngumpul, bisakan? Bisa cuman masalahnya kalo bicara
kendala lagi itu, okelah kalo untuk ngumpul kendala nggak utama kalilah
sebenarnya yang utama tadi sebetulnya di latar belakang kegiatannya itu
sendiri udah gitu sebetulnya yang gabung di Kofi Sumut ini juga nggak
generasi muda gitu, ada juga sisa-sisa generasi yang terdahului yang mau
bergabung untuk Kofi Sumut. Cuma mereka juga masih menyisakan
mindset cara berfikir mereka yang masih pola pikirnya masih pola pikir lama itulah yang jadi kendala gitu juga belum nyatu bener-bener.
7. Apakah anda merasakan atmosfir yang berbeda?
Terasa sekali itu artinya masih ada beberapa kawan-kawan yang
mementingkan hal lain ketimbang itu yang kebutuhan Kofi Sumut. Tujuan
lain gitu aku bicara-bicara ini mungkin ya ada orang yang menganggap
Kofi Sumut ini dimanfaatkan juga sebagai wadah. Itu sah, artinya gini
silahkan berkenalan sesama anggota, silahkan berinteraksi silahkan,
membuat suatu kerjaan, silahkan membuat satu kesepakatan kerja sesama
anggota. Tapi diluar Kofi Sumut, artinya Kofi Sumut tidak mendukung
komersialsasi, karena bukan badan profit. Kofi Sumut adalah wadah untuk kita berkumpul berbagi ilmu sering berbagi untuk bersama gitu, ya kalo
ada job ya silahkan tapi jangan bawa-bawa Kofi Sumut gitu ya kalo mau di luar ngbrolonya. kalopun memang mau bawa Kofi Sumut ke ranah
komersil itu paling tidak balik lagi, karena kita belum ada rule tetap untuk Kofi Sumut ini jadinya segala sesuatunya masih ngambang. Jadi ketika
ngelihat satu event, atau bilanglah ada hajatan atau acara dengan bawa label Kofi Sumut memang nggak ada komersialisasinya, tapi jangan
sampailah Kofi Sumut ini dijadikan bendera untuk supaya mendapatkan
satu hal yang berbau komersil, kan kasian memanfaatkan kawan-kawan
artinya kawan-kawan dimanfaatkan secara komunitas tapi yang dikerjakan
115
Universitas Sumatera Utara artinya dibalas dengan sepadan. Nggak ada masalah dengan deal-deal di
awal gitu silahkan tapi gak boleh, aku bukan bilang nggak boleh ya artinya
janganlah sampai. Mungkin bicara kayak event internasional, mungkin bawalah ke pusat orang pusat berkewajiban untuk mengadakannya di
daerah, di bawa ke daerah menggunakan orang-orang komunitas itu yang
aku takutkan jangan sampai pemanfaatan kawan-kawan di komunitas
untuk hal-hal yang sementara itu ada budgetnya gitu, jangan sampai
seperti itu kalo memang ada budgetnya yah keluarkan untuk
kawan-kawan, tranparanlah.
8. Apa dampak terburuk yang pernah terjdi saat mengalami hambatan dalam komunikasi organisasi ini?
“Omnibus Bohong” itu sebetulnya ada 6, sebelum deadline itu ada yang menarik yaitu Mataniari karena mereka belum ready, mereka menarik diri tapi akhirnya kita karena ya sudahlah kalo nggak kalian di bagian untuk
mengorganizer “Omnibus Bohong” ini seperti apa nantinya gitu bakal ditonton atau nggak bakal di publikasikan seperti apa. Oke, mereka setuju
nah okelah di premierkanlah dan aku rasa itu juga belum maksimal karena sejauh ditunjuk sebagai organizer Mataniari juga belum maksimal untuk mengorganize itu, toh kita-kita juga yang memproduksi “Omnibus Bohong” juga yang masih merangkap semuanya. Okelah nggak masalah
mungkin Mataniari lagi banyak PR yakan?. Ketika yang lebih fatalnya
lagi, aku sangat merasa kecewa sekali dengan Ketua Komunitas Film X,
Kenapa? Karena dengan membawa nama Komunitas Film X, dia orang
yang membentuk sebuah komunitas, organisasi, tapi tidak tau bagaimana
caranya beretika di komunitas. Sekarang pertanyaan ku, aku bertanyalah
pantas enggak kalo kita sudah buat karya kita udah publikasikan udah
konferensi pers, udah premier pertama, tiba-tiba dia menarik filmnya. dia menarik karyanya artinya itu fatal ku bilang. Yang lebih fatal lagi cara dia,
menarik film itu artinya aku lupa ya, apakah ada pertemuan dia ngomong
langsung sama kita atau enggak aku lupa ya. Tapi setahu aku dia ngomong
langsung lewat facebook, itu kayaknya apa ya okelah facebook jugakan
116
Universitas Sumatera Utara namanya dulu kita sama-sama ngumpul yang aku lihat nggak ada sih
kepentingan kita di Kofi Sumut ini untuk apa, untuk apa nggak ada artinya
selama kita terbuka transparan dan selama kita saling mau berbagi itukan
nggak ada masalah.
9. Menurut anda bagaimana etika yang baik?
Etikannya, harusnya begini jujur aja sama kita secara orang dewasa kita
ngobrol bareng terbuka gini loh bang aku ada masalah loh, gimana ya kalo
film ini aku masukkan ke festival dulukan kita bisa berbicara ngumpul
bilang kalo filmnya jangan dulu di premierkan. Okelah konferensi pers udah nggak bisa di lewati lagi, nggak bisa diulang lagi. Setelah premier
baru menarik, tapi kalo misalnya sebelum premier mereka menarik film
it’s ok gitu. Apa ya, kalo aku pribadi sih kalo setengah-setengah hati untuk di Kofi Sumut mendingan nggak usahlah. Ya kalo masih ragu-ragu untuk
berbagi ilmu berbagi apa, nggak usah di Kofi Sumut. di Kofi Sumut ini
hanya orang-orang yang mau total berbagi ilmu berbagi wawasan yang
bisa bekerja sama. Tapi kalo masih ragu-ragu mendingan nggak usahlah.
Kenapa? Karena memang banyak orang yang bakalan kecewa kalo gitu
dipaksakan juga.
10.Setelah dia menyatakan dirinya keluar, apa yang harus dilakukan itu?
Apa yang di lakukan? Yah, itu udah maunya dia mau gimana lagi kita
nggak ada keterikatan secara tertulis nggak ada keterikatan di “Omnibus
Bohong” itu. Nggak ada aturan tertulis, nggak ada kekuatan hukum juga
untuk apa juga, toh ini kita bentuk secara kesadaran kreatifitas
masing-masing gitu, artinya nggak adalah berbau menyangkut-menyangkut
nantinya akan seperti ini, nggak ada jadi yang kita lakukan adalah yah, yah
sudah apa boleh buat artinya yang pasti editornyalah yang bekerja lagi
untuk mencut film itu. Artinya memisahkan film yang ada jadinya nggak ada gitu.
11.Tapi apakah tidak dicoba agar bertaha?
Udah, waktu itu udah di coba apa masalahnya? Apa yang bisa kita carikan
117
Universitas Sumatera Utara keterbukaan. Aku bilang kurang terbuka itu pasti ada masalah kenapa dia
menarik, ya pasti itu kalo nggak ada masalah nggak mungkin dia menarik
cuma dia kurang terbuka gitu. nggak ngerti aku kenapa dia kurang
terbukanya. Memang Komunitas Film X ini sebelum Kofi Sumut ada
Komunitas Film X tapi kita ngebacanyakan Komunitas Film X ini
komunitas sama kayak Mata Sapi, sama kayak Mataniari, sama kayak
Opique Pictures sama juga kayak komunitas-komunitas yang lain. Bukan
wadah, kalo sepengetahuan aku jadi samalah kita kalo misalnya karena
kita buat satu wadah besar namanya Kofi Sumut dia ngerasa, ya kalo dia
merasa tersaingin maka artinya dia merasa juga dengan Kofi Sumut jadi
dia selevel Kofi Sumut itupun nggak ada masalah silahkan. itu hak
masing-masing kelompok.
12.Bagaimana cara membangun iklim positif untuk mempercepat tujuan Omnibus Bohong guna meminimalisir hambatan?
Untuk mempercepat, yaitulah tadi mungkin situasinya PR masing-masing
itu yang masing-masing kejarkan selain untuk produksi omnibus ini.
Untuk kegiatan masing-masing komunitas itu sudah mau selesai atau
sebelumnya sudah mulai reda. Artinya mau kegiatan apa lagi ini yah yang
ada ya “Omnibus Bohong” yang sudah kita selesai produksi ya caranya ya
kalo di Mata Sapi sendiri melihat ini kayaknya harus, harus sudah tanggal
berapa inikan udah nggak lucu lagi. ini satu di facebook sendiri orang
sudah banyak komunitas lain yang ngeupload film, udah ada yang premier
juga lagi film kita yang udah produksi dari akhir tahun kemaren belum
premier. Ya udahlah kapan ini kita premiernya. Artinya lebih serius lagi berhubung waktu itu belum terbentuk Kofi Sumut karena hanya cuma
berempat atau berlima itu tadi gampanglah dia terjadi kesepakatan untuk
ngambil keputusan tadi. Kalo diliat sekarang akan lebih susah, kenapa?
Karena mangkin banyak, jadi makin susah, kumpul aja susah apa lagi
118
Universitas Sumatera Utara Informan 4
Nama : Ridho Golap Umur : 34 Tahun Akhir Pendidikan : FISIP UMSU Status Keanggotaan : Event Organizer Nama Komunitas : Mataniari Project
Alamat Komunitas : Jalan HM Joni Komp. Puri Teladan No.4 Medan. Posisi Di Komunitas : Koordinator
1. Kenapa anda membentuk tim Omnibus Bohong?
Ya yang aku pahami kenapa itu harus dibentuk tim kerja lebih tepatnya itu
tim kerja, ada karya yang ingin kita pertontonkan secara luas bagaimana
caranya agar karya kita ini bisa disaksikan oleh orang banyak, walaupun
kemaren itu, sebenarnya bisa di handle oleh masing-masing komunitas. Masing-masing komunitas tinggal mengagendakan jadwalnya untuk
pemutaran film itu tapi kita ngeliat ini harus lebih lues lebih fleksibel agar
bisa dilihat oleh banyak dan merangkul lebih banyak pihak lebih banyak
komunitas. Sehingga kita buat itu kita buat tim kerjanya jadi siapa yang
bertanggujawab atas apa karena kita punya kesibukan masing-masing di
komunitas juga ada. Biar lebih berstruktur biar lebih rapi lebih
koordinasinya lebih enak yang menangani untuk menggundul semua
materi satu siapa, kalo nggak salah itu kemaren itu kerjaan Mameng, lalu
yang bertanggu jawab untuk menyiapi materi promosi siapa dari rilis dari
head itu satu orang juga yang menyiapkan tempat dan pihak-pihak siapa saja yang akan diundang itu siapa hingga itu menjadi mempermudah kita
untuk saling melihat oh udah sampai sini loh langkah yang udah kita
kerjakan dan kira-kira ini bisa menyedot seberapa banyak perhatian orang
aku kira gitu.
2. Bagaimana menurut anda mengenai pembentukan tim Omnibus Bohong ini?
Ya tanggapan ku itu yah itu langkah positif untuk membiasakan diri,
119
Universitas Sumatera Utara mendapatakan efek besar itu ya harus meledakannya harus besar. Yah
harus banyak tempat, banyak orang yang menyebar isu agar semuanya tau.
3. Bagaimana pembentukan struktur organisasi setelah gagasan Omnibus Bohong disepakati?
Lebih tepatnya itu untuk pembentukannya sesuai dengan bidang dan
kemampuan yang ada, kita tidak membentuk itu dengan meletakan orang
pada bagian yang harus dijalanin ya tapi kira-kira siapakah yang bisa
menanganin bagian itu misalnya tadi bagian untuk mengundel materi dari
film-film tu dibuat dari sebuah satu rangkaian film panjang ya Mameng
dari Mata Sapi karena dia juga basisnya sebagai editor film dan cukup
melek teknologi kita ngeliat itu dan dia merasa oke ini memang ranah
tanggung jawab wewenang yang diberikan untuku. Mampu dia jalanin,
makannya dia dalam bagian struktur itu untuk mengisi kursi itu, begitu
juga dengan yang lain bagaimana event, bagaimana jadwalan, bagaimana promosi jadi sesuai dengan kemampuan.
4. Apa tujuan terbentuknya Kofi Sumut?
Apakah ini menjadi sebuah keterpaksaan ya, momentum itu untuk
kegiatan yang tidak sengaja itu menyatukan kita membuat kita selalu
sering berkomunikasi, sering berbagi, sering diskusi itu berbagi pikiran
atau saling melemparkan wacana sama pandangan kedepannya seperti apa
tadi perfilman di Medan Sumatera Utara sampai akhirnya kecetus Kofi
Sumut. Apakah sudah meluas ke komunitas-komunitas lainnya yang ingin
nimbrung juga kedalam Kofi Sumut mungkin ada nilai-nilai paksa,
terpaksa atau nilai semangat yang kebabalasan. Yah gimana ini ada
pemersatu dari sekian banyak penggiat, ada sekian banyak kelompok,
gimana kalo ada pemersatu, kecurigaan juga ada, terus keragu-raguan juga
ada, ragu tidak jadi satu seperti apa?.
5. Bagaimana pendapat anda mengenai organisasi Kofi Sumut ini?
ya Kofi Sumut secara organisasi seperti yang di awal tadi kondisinya
seperti kondisi perfilman Sumatera Utara. Masih belajar tengkurep dan
120
Universitas Sumatera Utara sesuai secara manusialah baru dua tahu belum banyak hal, dan masih
banyak hal yang harus dipelajarin yang harus dibenahin.
6. Apa saja masalah yang timbul dari terbentuknya Kofi Sumut, sedangkan tiap tim produksi Omnibus Bohong ini masing-masing memiliki komunitas?
Aku kira tidak menjadi masalah yang dasar antara tujuan masing-masing
komunitas terhadap Kofi Sumutnya, karena Kofi Sumut ini juga tujuannya
ini untuk bersama-sama bagaimana Kofi Sumut bisa memayungin atau
mendorong komunitas-komunitas yang menjadi membernya di dalamnya
itu bisa mendapat peran, mendapat bagian, terus mengembangkan dari
adanya Kofi Sumut gitu. Jadi Kofi Sumut bukan sesuatu yang harus di
sorong maju oleh komunitas kecilnya atau sebaliknya Kofi Sumut juga
tidak punya kewajiban khusus untuk membesarkan komunitas-komunitas
yang menjadi membernya tapi ini bagaimana menjadi sebuah sinergi
komunitas menjadi sebuah hubungan saling mengisi bisa jadi satu
komunitas yang ada didalamnya itu akan melemparkan sebuah kegiatan
menjadi sebuah program Kofi Sumut dan sebaliknya juga seperti itu.
apakah Kofi Sumut yang melontarkan program kedalamnya untuk
komunitas-komunitas yang ada di dalamnya tidak seperti organisasi formal
umumnya yang induk akan menyorong anak-anak nya di bawah gitu. Tapi
dalam kondisi saat ini Kofi Sumut aku analogikan seperti bayi yang
belajar baru tahapan belajar tengkurep masih disitu itu belum untuk
bergerak mulai merengkak. mulai berjalan kita masih seputaran
pembenahan internal bagaimana ini mengolah sebagai bisa jalanlah.
7. Apa dampak terburuk yang pernah terjadi saat mengalami hambatan dalam komunikasi organisasi ini?
Dampak terburuk dari kegiatan “Omnibus Bohong” itu tadi adalah kita itu
letupan ego, letupan-letupan ego dari komunitas. Ada yang bisa
mengendalikan ada yang tidak bisa mengendalikan letepun egonya itu
dinamanya juga pikiran banyak, ada banyak pikiran, ada banyak gagasan
dan bila tidak siap untuk menerima gagasan yang tidak diterima atau
121
Universitas Sumatera Utara kemaren diproses omnibus satu komunitas yang ujungnya menarik diri.
Bisa dikatakan seratus persen berjalan kita sudah jalan semua tim kerja
tiba-tiba dia menarik diri. Aku bilang itu ego kekanak-kanakan yang tidak
bisa dia selesaikan tidak bisa meletakan kapan kepetingan pribadi dan
kepetingan bersama harus diprioritaskan. Selebihnya tidak ada masalah
selebihnya komunitas yang tersisa juga akhirnya tetap bisa enjoy tetap bisa sinergi saling berkomunikasi kecuali yang mundur itu. Itu sama sekali
tidak bisa. Dan kita tidak tau lagi cara membangun, komunikasi dengan
dia ya karena begitu keluar langsung mengurung diri tidak menerima
apapun yang berbau dengan Kofi Sumut.
8. menurut pandangan anda, apa yang ada dalam benak pikiran mereka?
Tidak tau persis, tapi kalo kau paksa aku mereka-reka, ku kira eksistensi
mereka. Mereka merasa eksistensinya sebagai komunitas film akan redup
kalau Kofi Sumut ini dibesarkan jadi seperti mengasuh anak macan.
Mungkin gitu pikirannya seperti si kambing mengasuh anak macan udah
besar yah si kambing yang dimakannya. Mungkin dia punya pemikiran
seperti itu padahal ya belum tentu. Tidak akan begitu ya seperti itu tadi
yang aku bilang kedewasaan berorganisasi yang diapain dia harus
meletakan mana kepetingan kelompok dengan kepentingan bersama disini
kepentingannya Kofi Sumut. Karena Kofi Sumutkan ada banyak ada dia
sangat luas sedangkan komuunitas ini dia punya kepentingan sendiri,
punya ego sendiri, tidak bisa meletakan prioritas itu dimana mana prioritas
yang harus dikerjakan secara bersama mana komunitas yang di kerjakan
secara pribadi.
9. Apakah dalam proses pembentukan Kofi Sumut, mereka paham visi dan misinya?
Aku rasa semua terseretlah, di setiap pertemuan kita selalu terbuka aja
nggak ada yang ditutup-tutupi, tidak ada masalah. Ya kalaupun ada
masalah selalu kita perbincangkan tiba-tiba dia mengambil sikap seperti
itu. Yah ku kira tidak dia itu yaitu tadilah menurut aku Kofi Sumut itu tadi
122
Universitas Sumatera Utara harus keluar dari Kofi Sumut dan ujungnya seakan-akan Kofi Sumut
menjadi rival atau memang tujuan dia itu. Dia ikut membentuk Kofi
Sumut tanpa sengaja, akhirnya dia melihat potensi Kofi Sumut bisa jauh
lebih besar dan dia butuh rival untuk berkompetisi memperbaikin
komunitas dia. Bisa jadi seperti itu sampai sekarang aku juga belum
123
Universitas Sumatera Utara Informan 5
Nama : Winda Mitari Utami, S.Pd Umur : 23 Tahun
Akhir Pendidikan : FKIP Unpri Status Keanggotaan : Anggota
Nama Komunitas : Opique Pictures
Alamat Komunitas : Jalan Adam Malik Gg. Slamat No. 21 Medan. Posisi Di Komunitas : Koordinator Peran
1. Bagaimana menurut anda mengenai pembentukan tim Omnibus Bohong ini?
Pembentukan ini sangat positif ya, disaat komunitas lain pada bersaing
tapi kita yang ada di dalam “Omnibus Bohong” dapat bersatu satu sama
lain. Dan semua yang ikutan dalam tim ini dikasih kebebasan produksi
sesuai dengan kemampuannya. Walau awal merasa sedikit ragu karena
bisa mengakibatkan penonton memandingkan satu sama lain tapi kita di
Opique Pictures melihat ini sebagai peluang. Karena tim yang ikutan itu
punya pengalaman yang luar biasa dan ilmu, jadi klo kita ikutan pasti
ikutan terdongkrak. Kualitas kita dari saling berbaginya ilmu di saat
produksi.
2. Bagaimana pembentukan struktur organisasi setelah gagasan Omnibus Bohong disepakati?
Pada saat pembentukan struktural Winda jarang ikutan rapat, jadi Winda
mengikuti hasil yang sudah disepakati, kebetulan untuk struktur itu lebih
dipegang oleh ketua kami saat itu. Ini yang beda komunitas kami dengan
yang lainnya dalam “Omnibus Bohong”. Kalo komunitas lain pemimpin
komunitasnya langsung jadi sutradara untuk memimpin produksi
masing-masing film, sedangkan kami di Opique Pictures yang sedang menjalani
rotasi peran ya kami saling mengisi dan trus koordinasi biar tetap berjalan
124
Universitas Sumatera Utara 3. Berawal dari tim Omnibus Bohong, mengapa ditengah perjalanan
produksi tim ini menjadi organisasi Kofi Sumut?
Kalo masalah itu Winda kurang mengikuti karena emang jarang ikutan
rapat.
4. Apa tujuan terbentuknya Kofi Sumut?
Komunitas yang bagus yang apayah? Tempat tukar pikiran terus tempat
ide-ide juga, lebih nyantai, nggak banyak tuntutan harus kita komunitas
film jadi harus seperti ini, harus seperti ini, nggak sih. Nyantai tapi
bagaimana kita bisa menghasilkan sebuah karya tapi tetap nyantai, tetap
rilex, tetap komunikasi. Dia diam-diam tapi menghasilkan, kan orang
nggak terlalu banyak tau tentang komunitas film hanya beberapa aja, tapi
tau-taunya kita nonton bareng omnibus itu dari yang nggak tau Kofi
Sumut, jadi tahu. Karena kita buat nobar-nobar gitu.
5. Apa saja masalah yang timbul dari terbentuknya Kofi Sumut, sedangkan tiap tim produksi Omnibus Bohong ini masing-masing memiliki komunitas?
Masalah jadwal sih, kan masing-masing komunitas juga ada agenda
masing-mansing, hal itu yang menghambat. Beberapa kali ikutan rapat
Winda lihat kayak berulang-ulang meteri yang disampaikan. Kan beberapa
komunitas lain juga berganti-ganti yang datang jadi materi yang
disampaikan diulang supaya gak ada yang nggak ngerti tapi ya malah ini
jadi sering molor apa yang di agendakan untuk Kofi Sumutnya sendiri.
6. Apa dampak terburuk yang pernah terjadi saat mengalami hambatan dalam komunikasi organisasi ini?
Keluarnya Komunitas Film X sangat di sesalkanlah ya bang, maksudnya
ya itu tadi penonton pasti kecewa, sama kayak kita juga kecewa karena
dari awal kita udah sepakat, ya udah kita sepakati ada prosedur-prosedur
yang harus kita jalani terus udah sepakat harus sampai selesai screening, sampai selesai segala sesuatunya. semuanya tapi ya itu tadi tiba-tiba
meraka mengundurin diri. Kecewa juga, kecewa kesel juga. Tapi
yakitakan komunitas juga nggak maksa itukan hak mereka jadi kalo
125
Universitas Sumatera Utara ya berpengaruh sih mungkin. Seharusnya ada etikanya, ada yang harus kita
jalanin juga, nggak gampang ngelepas udahkan nggak kek gitu harus siap
mungkin izin dulu terus kasih alasan. Kenapa? Nggak segampang itu aja
lepas-lepas aja gitu. Sebenernya kemarin kesadaran dia, kalo memang dia
sadarkan kita bermodalkan percaya, dengan dia keluar seperti itu
berartikan dia merusak kepercayaan kita. Ya kalo misalnya cuma dari kita
aja yang punya kiat-kiat, dia sendiri nggak punya sama aja. Kayak cinta
kelapalah, cinta kita bertepuk sebelah tangan. Kita peduli dia gak peduli
untuk apa yah maksudnya seimbang kita kerjasama sama dia, dia harus
menjaga kepercayaan kita sama-sama percaya gitu. Jadikan sama-sama
enak.
7. Kira-kira menurut pandangan anda, kenapa Komunitas Film X keluar?
Kemarin kurang tau sih setelah kita ikut beberapa rapat setelah screening, kayaknya banyak dari komunitas yang lain keberatan karena dia nggak
datang ya bang. Terus kalo yang lain kerja gimana cari tempat buat bisa
screening, dia nggak hanya bisa datang teruspun untuk datang aja mereka nggak. Malah nyuruh-nyuruh yang baru masuk itu ya bang. Hari ini
disuruh entah siapa, yang datang entah siapa. Yang hari ini datang nggak
menyampaikan jadi saat yang itu datang seakan-akan mengulangin lagi
cerita, kan itu menghambat laju mufakat disitukan atau juga memang ada
beberapa missnya ya. itu tadi jarang datang, nggak datang mengambil kesimpulan sendiri. Itukan nggak boleh kalo bicara musyawarah.
8. Bagaimana cara membangun iklim positif untuk mempercepat tujuan Omnibus Bohong guna meminimalisir hambatan?
Untuk yang ini lebih banyak peranan abang-abang yang senior yang
ngerjai, salah satu yang dilakukan ya dengan mempercepat pemutaran
karena ini tujuan awal. Kalo sering diundur malah yang masih ada bisa
kendur semangatnya. Jadi semangat awal yang harus diingatkan kembali
agar tercapai. Yang jelas satu sama lain saling mengingatkan biar tetap
semangat walau kejenuhan memang sudah tampak dari masing-masing
126
Universitas Sumatera Utara Dokumentasi Wawancara
Andi Hutagalung, S.T. Immanuel P Gintings, S.S, M.Hum
(Media Identitas) (Manuprojectpro Indonesia)
Mameng Bongky Iskandar Winda Mitari Utami, S.Pd
(Mata Sapi Films) (Opique Picture)
Ridho Golap
127
Universitas Sumatera Utara Dokumentasi Kegiatan
Rapat Sosialisasi Tawaran Kerjasama TVRI
128
Universitas Sumatera Utara Diskusi Kerjasama di TVRI
129
130
Universitas Sumatera Utara Premier “Omnibus Bohong” Di FBS Unimed
Diskusi Film “Omnibus Bohong”
131
Universitas Sumatera Utara Struktur Organisasi Kofi Sumut sampai Pemutaran Perdana
“Omnibus Bohong”
Sumber : Kofi Sumut Andi Hutagalung
(Ketua)
M Taufik Pradana (Sekretaris)
Yani Keliat (Bendahara)
Ridho Golap (Devisi Event Organizer)
Immanuel Prasetya (Humas)
Mameng Bongky (Finishing Mastering)
Media Identitas Manuprojectpro Indonesia
Mata Sapi Films Opique Pictures Mataniari Project
DhamaTeta Komfaz Production
WaleWaleBhee Production
Intermedia Project
132
Universitas Sumatera Utara BIODATA PENELITI
Data Pribadi
Nama : M. Taufik Pradana Psb.
Nama Panggilan : Opique
Tempat / Tanggal Lahir : Kuala Simpang, 13 Maret 1991
Alamat : Jalan Adam Malik Gang Slamat Nomor 21,
Medan 20113
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Status : Belum Menikah
Agama : Islam
Email : mtaufikpradana@gmail.com
opiqueghoqielt@ymail.com
Hobi : Nonton Film dan Buat Film.
Nama Orang Tua
Ayah : AKP. Chandra Kesuma
Ibu : Khairina Ulfa
Riwayat Pendidikan
SD Negeri 1 Bukit Tempurung Aceh Tamiang (Kelas 1 Sampai Kelas 6)
SD Negeri 060841 Medan (Kelas 6 Sampai Tamat)
SMP Negeri 7 Medan
SMA YPI Amir Hamzah Medan