• Tidak ada hasil yang ditemukan

Magister Pendidikan Bahasa Indonesia NOSI Volume 5, Nomor 4, Agustus 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Magister Pendidikan Bahasa Indonesia NOSI Volume 5, Nomor 4, Agustus 2017"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS NEGOSIASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK BERJENJANG SISWA KELAS X AKUNTANSI

SMK PGRI CEPU TAHUN PELAJARAN 2016-2017

Azis Amrulloh

Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana Unisma azizamrullah67@gmail.com

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan

kemampuan menulis teks negosiasi siswa kelas X Akuntansi SMK PGRI Cepu. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dengan guru kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X Akuntansi yang berjumlah 21 siswa di SMK PGRI Cepu tahun pelajaran 2016/2017 dan objek penelitian ini adalah kemampuan menulis teks negosiasi. Prosedur pelaksanaan tindakan penelitian ada empat tahap yaitu, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket, tes, wawancara, catatan lapangan, dan alat perekam gambar. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif. Kriteria keberhasilan tindakan ditentukan berdasarkan proses dan produk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan teknik latihan berjenjang dapat meningkatkan kemampuan menulis teks negosiasi siswa kelas X Akuntansi SMK PGRI Cepu, baik secara proses maupun hasil. Pada proses, peningkatan tampak pada proses pembelajaran yang semakin baik dan menyenangkan. Siswa menjadi lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran. Pada hasil, kemampuan menulis teks negosiasi siswa mengalami peningkatan pada setiap siklus. Keberhasilan ini, ditunjukkan setelah implementasi tindakan selama dua siklus, kemampuan rata-rata siswa dalam menulis puisi menjadi berkategori baik.

Kata-kata Kunci: menulis, teks negosiasi, teknik latihan berjenjang

PENDAHULUAN

Pengajaran bahasa Indonesia mem-punyai ruang lingkup dan tujuan menumbuhkan kemampuan mengung-kapkan pikiran dan perasaan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Pada hakikatnya pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk mempertajam kepekaan perasaan siswa.

Guru dituntut mampu memotivasi siswa agar mereka dapat meningkatkan minat tulis.

(2)

metode pembelajaran, kurikulum, serta bahan pengajaran dan buku panduan. Aktivitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kemampuan dan keterampilan berbahasa yang paling akhir dikuasai oleh pembelajar bahasa setelah kemampuan mendengarkan, berbicara, dan membaca. Dibandingkan dengan tiga kemampuan berbahasa yang lain, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan sekalipun. Hal ini disebabkan kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa yang akan menjadi isi tulisan. Baik unsur bahasa maupun unsur isi haruslah terjalin sedemikian rupa sehingga menghasilkan tulisan yang runtut dan padu.

Menulis bukan pekerjaaan yang sulit, melainkan juga tidak mudah. Untuk memulai menulis, setiap penulis tidak perlu belajar menunggu menjadi seorang penulis yang terampil. Belajar teori menulis itu mudah, tetapi untukmempratikannya tidak cukup sekali dua kali. Frekuensi latihan menulis akan menjadikan seseorang terampil dalam bidang tulis-menulis.

Pada kenyataannya di dalam praktik pembelajaran menulisdi SMK PGRI Cepu, guru masih menggunakan model pembelajaran yang konvensional dengan metode ceramah dan tanya jawab saja. Dalam proses pembelajaran menulis hanya berlangsung satu arah saja, tidak terjalin komunikasi antara guru dan siswa. Guru menjadi pusat

pembelajaran dan sering sebagai penentu segalanya di dalam kelas. Tidak lepas dari itu saja, pembelajaran yang terjadi disesuaikan dengan kondisi psikologis guru yang mengajar. Selain itu dengan kondisi semacam itu siswa dalam kelas cenderung pasif, kurang tanggap, dan hanya menggantungkan semua kepada guru. Karena pembelajaran hanya terjadi searah maka siswa cenderung mengobrol dengan teman daripada mendengarkan pelajaran dari guru. Tidak terjalinnya komunikasi dalam pembelajaran, baik hanya sekedar tatap mata, sentuhan maupun teguran halus dan pujian menyebabkan timbulnya jarak antara guru dan siswa yang semakin jauh. Dari kenyataan semacam ini menyebabkan hasil belajar siswa cenderung rendah. Terbukti dari hasil penilaian formatif yang dilakukan di kelas X Akuntansi terhadap pembelajaran materi teks negosiasi dan ternyata hasilnya sangat mengejutkan hanya 38,11% dari 21 siswa (perempuan semua) yang mencapai ketuntasan belajar, sedangkan 61,89% dari 21 siswa mendapatkan nilai di bawah kriteria ketuntasan dengan Kriteria ketuntasan Minimal (KKM) 75.

(3)

pembelajaran belum tercapai dengan baik, sehingga pencapaian pembelajaran kurang. Siswa belum memahami materi dan siswa tidak aktif.

Peneliti melakukan observasi pada waktu pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia di SMK PGRI Cepu, serta berdasarkan wawancara guru yang mengajar bahasa Indonesia di sekolah tersebut bahwa rata-rata nilai ulangan harian bahasa Indonesia siswa pada tahun ajaran 2016/2017 pada materi teks negosiasi masih banyak yang di bawah rata-rata. Nilai rata-rata tersebut kurang dari nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum), yang diharapkan yaitu 75. Dalam hal ini guru telah melakukan berbagai usaha agar nilai ulangan harian bahasa Indonesia siswa tersebut dapat meningkat, namun usaha yang dilakukan belum menunjukkan hasil yang optimal. Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara peneliti dengan guru bidang studi bahasa Indonesia pada tanggal 1 Februari 2017 di SMK PGRI Cepu Tahun Pelajaran 2016/2017 tersebut bahwa materi teks negoisasi masih sulit dipahami oleh siswa. Masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami konsep teks negoisasi yang telah diajarkan. Siswa juga masih kesulitan dalam memahami struktur penulisan pada materi teks negoisasi. Siswa masih kurang mampu menulis-kan apa yang diketahui, ditanyamenulis-kan dan menentukan struktur yang tepat untuk menyelesaikan masalah dalam materi teks negoisasi.

(4)

Metode latihan berjenjang merupakan cara yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan menggu-nakan cara berjenjang sebagai titik fokus pelaksanaannya. Dengan pene-rapan metode ini diharapkan dalam proses pembelajaran menulis lebih meningkatkan motivasi, kemampuan, dan kompetensi siswa terhadap materi menulis di kelas X Sekolah Menengah Kejuruan.

Berdasarkan pandangan di atas jelas bahwa pendidikan menuntut adanya keterkaitan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa. Jadi guru dituntut mampu mengembangkan pembelajaran bahasa Indonesia yang berdasarkan pada kompetensi yang harus dikuasai siswa, serta mampu menumbuhkan kreatifitas siswa. Salah satunya adalah pengajaran dengan teknik latihan berjenjang.

Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan di atas, ada dua tujuan dalam penelitian ini yaitu, mendeskripsikan peningkatan pembel-ajaran menulis teks negoisasi dengan menggunakan teknik berjenjang siswa kelas X Akuntansi SMK PGRI Cepu dan mendeskripsikan hasil belajar menulis teks negoisasi dengan menggunakan teknik berjenjang siswa kelas X Akuntansi SMK PGRI Cepu.

Ada dua manfaat dalam penelitianini, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat teoritis yaitu bagi akademisi atau lembaga pendidikan menjadi bahan informasi dalam pembangunan ilmu

pengetahu-an, dalam meningkatkan keterampilan menulis, khususnya bidang pendidik-an. Bagi peneliti, menjadi masukan dalam meneliti dan meningkatkan keterampilan menulis melalui teknik latihan berjenjang.

Manfaat yang kedua adalah manfaat Praktis, yaitu bagi sekolah dapat membantu meningkatkan kuali-tas pembelajaran. Memiliki siswa yang mengalami peningkatan hasil belajar dan lebih menguasai materi pembelajaran khususnya pembelajaran menulis dan memiliki guru yang selektif dalam memilih strategi pem-belajaran. Bagi guru sebagai pertim-bangan mengajar pelajaran bahasa Indonesia dan merupakan cara alter-natif untuk meningkatkan proses dan hasil belajar siswa. Dapat meningkat-kan kualitas pembelajaran menulis dan termotivasi untuk lebih kreatif dalam menentukan strategi pembel-ajaran. Bagi siswa meningkatkan minat, kreativitas, dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran

menulis.

METODE

(5)

mendis-kusikan masalah yang sangat penting untuk segera diatasi.

Sedangkan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu penelitian yang mengombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam proses perbaikan dan perubahan. PTK adalah penelitian yang memaparkan terjadinya sebab akibat dari perlakuan, sekaligus memaparkan apa saja yang terjadi ketika perlakuan diberikan dan memaparkan seluruh proses sejak awal pemberian perlakuan sampai dengan dampak dari perlakuan yang diberikan kepada subjek tindakan (Arikunto dkk, 2016:4).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian tindakan kelas yang dilakukan yakni mengimplementasi-kan teknik latihan berjenjang dalam meningkatkan kemampuan menulis teks negosiasi. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi empat hal yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Sebelum pelak-sanaan tindakan dimulai, peneliti mengadakan penilaian tes awal menu-lis teks negosiasi untuk mengetahui kemampuan awal siswa kelas X SMK PGRI Cepu dalam menulis teks negosiasi.

Hasil tes pada pada pra tindakan dapat dilihat pada tabel di atas. Siswa

yang memperoleh nilai ≥75 sebanyak 8 siswa dari 21 siswa. Dengan demikian ketuntasan belajar setelah melaksana-kan pembelajaran adalah 38,11% yang berarti kelas tersebut belum mencapai ketuntasan belajar secara klasikal. Sedangkan siswa yang mendapat nilai ≤ 75 sebanyak 13 siswa dari 21 siswa dengan demikian siswa yang tidak tuntas adalah 61,9%.

(6)

negosiasi yang terdiri dari, struktur, kaidah, karakteristik dan isi. Guru kolaborator mendampingi siswa dalam pengisian kolom tersebut sedangkan peneliti melakukan pengamatan sela-ma proses pembelajaran. Pembelajaran usai, guru dan peneliti berdiskusi untuk menyiapkan pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Pada pelaksanaan hari Sabtu, 11 Februari 2016 dimulai dengan menjelaskan kembali materi teks negosiasi. Guru kolabolator dan peneliti menyiapkan lembar kerja di meja guru untuk memudahkan dalam melanjutkan pembelajaran menulis teks negosiasi. Para siswa mulai menyiap-kan diri untuk menerimapembelajaran serta siswa diberikan kesempatan untuk bertanya sebelum LKS dibagikan. Sela-ma proses pembelajaran ini berlang-sung, peneliti dan guru kolabolator melakukan pengamatan dan mendam-pingi siswa dalam pengisian aplikasi penulisan puisi. Waktu pelajaran usai,kegiatan belajar mengajar diakhiri dengan berdoa.

Pada tahap pengamatan hasil penelitian tindakan siklus I ini dibedakan menjadi dua, yakni pengamatan proses dan pengamatan produk. Pengamatan proses meliputi aktivitas siswa selama pelaksanaan menulis teks negosiasi. Pengamatan produk berupa skor siswa berdasarkan hasil menulis teks negosiasi di dalam kelas. Dalam pengamatan proses ditemukan siswa menyimak penjelasan guru dengan baik. Suasana kelas pada siklus I, siswa tampak antusias dalam

mengisi LKSyang telah diberikan oleh guru. Pengamatan produk dilakukan oleh peneliti dengan memberikan skor pada pratindakan. Keberhasilan tindak-an dalam proses pembelajartindak-an terlihat dari hasil skor tes kemampuan menulis puisisiswa siklus I. Peneliti melakukan penskoran dengan menggunakan instrumen lembar penilaian pada tiap siswa. Kegiatan menulis teks negosiasi yang dilakukan dengan menggunakan teknik latihan berjenjang menunjukkan peningkatan dibanding kegiatan awal sebelum dikenai tidakan. Siswa yang sebelumnya pada saat pratindakan kurang aktif dalam kegiatan penemuan kata, siswa kesulitan mencari kata-kata baru yang banyak makna, siswa kurang berani melakukan percobaan dengan bunyi-bunyi kata pada siklus I ini sudah aktif dalam penemuan kata, berani memunculkan kata-kata baru yang banyak makna serta berani melakukan percobaan bunyi kata-kata. Pada tahap refleksi, kendala yang dihadapi selama kegiatan siklus I ini adalah siswa menulis teks negosiasi terlihat kurang persiapan matang, sehingga kesulitan dalam menulis teks negosiasi. LKS teks negosiasi yang disediakan guru kolaborator dan peneliti belum digunakan secara maksimal. Aspek penguasaan materi juga menjadi salah satu kendala dalam menulis teks negosiasi.

(7)

akan memberikan penjelasan dan contoh-contoh lebih detail untuk mengolah kemampuan menulis teks negosiasi siswa.Pelaksanaan tindakan siklus II yang terdiri atas perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, peng-amatan dan refleksi. Perencanaan tindakan siklus II ini bertujuan untuk meningkatkan aspek-aspek yang belum tercapai pada siklus I. Adapun aspek-aspek yang masih perlu ditingkatkan, yakni aspek struktur, kaidah, karak-teristik dan isi. Aspek-aspek tersebut masih perlu ditingkatkan lagi untuk mencapai hasil yang lebih maksimal.

Pada tahap pelaksanaan tindakan dilakukan dua kali pertemuan yaitu hari Rabu, 15 Februari 2016 dan hari Sabtu, 18 Februari 2016. Pelaksa-naan tindakan pada hari Rabu, 15 Februari 2016 diawali dengan guru kolaborator menjelaskan kembali hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis teks negosiasi yaitu aspek struktur, kaidah, karakteristik dan isi. Pada pelaksanaan tindakan hari Rabu, 15 Februari 2016 melanjutkan menulis teks negosiasi dengan menggunakan teknik berjenjang. Guru kolabolator menyapa peneliti dengan semangat dan siap menilai kemampuan menulis teks negosiasi siswa. Pelajaran dimu-lai dengan berdoa, sejumlah 21 siswa terlihat bersiap-siap dan tidak sabar ingin mengisi LKS teks negosiasi. Keberanian dan keaktifan siswa untuk menulis teks negosiasi semakin me-ningkat. Jam pelajaran berakhir ditutup dengan pemberian reward pada tiga

penulis teks negosiasi terbaik. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucap rasa bangga kepada seluruh siswa yang mampu menulis teks negosiasi dengan baik. Pada tahap pengamatan siklus II peneliti menga-mati proses pembelajaran dengan menggunakan instrumen penelitian yang sebelumnya telah disepakati dan didiskusikan dengan kolabolator. Instrumen yang digunakan peneliti meliputi lembar penilaian menulis teks negosiasi, catatan lapangan, disertai dengan dokumentasi berupa foto. Hasil penelitian tindakan siklus II ini dibedakan menjadi dua, yakni pengamatan proses dan pengamatan produk. Melalui pengamatan proses ditemukan peningkatan aktivitas pembelajaran.

Melalui hasil tabel pengguna-an teknik berjenjpengguna-ang 95% siswa me-musatkan pembelajarannya, karena dengan adanya teknik berjenjang teruta-ma dari komponen tersebut siswa menjadi mudah mengi-kuti pembelajaran dan pembelajarannya lebih terfokus.

(8)

mengguna-kan teknik latihan berjenjang. Penga-matan produk ditunjukkan melalui hasil produk siswa. Produk siswa mengalami peningkatan pada tiap aspeknya dari pratindakan hingga siklus II. Pada siklus II. Refleksi dilakukan peneliti dengan kolabolator setelah pengamatan selesai. Peneliti dan kolabolator berdiskusi tentang apa yang telah dilaksanakan pada siklus II. Kegiatan refleksi didasarkan pada pencapaian indikator keberhasilan penelitian. Secara proses, pada siklus II ini siswa sudah aktif dalam membuat teks negosiasi dengan struktur, kaidah, karakteristik dan isi.

Tes kemampuan menulis teks negosiasi siswa dilakukan di kelas. Hal ini dilakukan untuk mengetahui menulis teks negosiasi siswa sebelum implementasi/pelaksanaan tindakan. Skor rata-rata kelas tiap aspek pada tahap pratindakan ialah (a) aspek struktur sebesar 2,08, (b) aspek kaidah sebesar 2,13, (c) aspek karakteristik 2. 12 (d) aspek isi sebesar 1,97. Secara keseluruhan, skor rata-rata kelas tiap aspek kurang. Situasi pembelajaran di kelas masih pasif. Siswa tampak tidak apresiatif dalam pembelajaran menulis teks negosiasi dan cenderung bingung apa yang akan ditulis dalam kolom penulisan puisi terstruktur. Berdasar-kan permasalahan-permasalahan terse-but, peneliti dan guru selaku kolabo-latorsepakat untuk menerapkan teknik latihan berjenjang untuk meningkatkan kemampuan menulis teks negosiasi.

Peneliti melakukan pengamat-an terhadap pembelajarpengamat-an menulis teks negosiasi siswa kelas X Akuntansi SMK PGRI Cepu melalui observasi awal.

(9)

hasil yang lebih baik dari siklus sebelumnya. Padapelak-sanaan siklus II ini aspek struktur, kaidah, karakteristik dan isi mengalami peningkatan dan telah melebihi target keberhasilan yang telah ditentukan yakni 83% siswa mendapatkan skor≥ 10. Dapat disimpulkan bahwa teknik berjenjangdan pengintegrasian strategi Metakognitifmampu “menyembuhkan” dan meningkatkan kemampuan menu-lis teks negosiasi siswa SMK PGRI Cepu.

Penilaian kemampuan menulis teks negosiasi siswa dilakukan dengan mengamati masing-masing siswa keti-ka siswa menulis teks negosiasi di kelas. Penilaian kemampuan menulis teks negosiasi siswa dilakukan untuk mengukur kemampuan menulis teks negosiasi siswa sebelum dan sesudah pelaksanaan tindakan. Peningkatan kemampuan menulis teks negosiasi siswa dapat dilihat pada hasil tes pada siklus 2 dapat dilihat pada tabel. Dari hasil tes siklus 2 ini diketahui bahwa nilai yang diperoleh siswa meningkat dari hasil data awal yang diperoleh. Siswa yang diperoleh nilai ≥ 75 sebanyak 19 siswa dari 21 siswa. Dengan demikian ketuntasan belajar setelah melaksanakan pembelajaran adalah 90,47% yang berarti kelas tersebut telah mencapai ketuntasan belajar secara klasikal. Sedangkan siswa yang mendapat nilai ≤ 75 sebanyak 2 siswa, dengan demikian siswa yang tidak tuntas adalah 9,52%. Dan pada kriteria proses, data observasi dari 2

orang observer terhadap aktivitas peneliti dan aktivitas siswa menun-jukkan bahwa kegiatan guru dan siswa berada pada kategori sangat baik. Hasil observasi dari 2 pengamat dapat diuraikan sebagai berikut diperoleh persentase skor dari observer guru adalah 95,83% pada kategori sangat baik. Sedangkan persentase skor yang diperoleh dari observer siswa adalah 97,22% sehingga berada pada kategori sangat baik.

Berdasarkan analisis data yang diuraikan di atas, disimpulkan bahwa tindakan 2 siklus 2 telah mencapai kriteria keberhasilan, baik dari segi proses maupun hasil.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang peningkatan kete-rampilan menulis teks negoisasi dengan menggunakan teknik berjenjang siswa kelas X Akuntansi SMK PGRI Cepu Blora tahun ajaran 2016-2017, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

(10)

juga di buktikan dengn nilai mereka yang lebih baik dari sebelumnya.

Peningkatan keterampilan menulis teks negoisasi dengan menggunkan teknik berjenjang sangat baik, hal ini di buktikan dengan nilai siswa kelas X Akuntansi sebelum peneliti memberikan materi dengan menggunkan teknik berjenjang siswa mendapatkan nilai yang kurang baik hal ini bisa dilihat dari prosentase pada setiap siklus yang sudah peneliti lakukan yaitu pada pra tindakan siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 sebanyak 8 siswa dari 21 siswa dengan prosentase ketuntasan 38,09% sedang-kan siswa yang mendapatsedang-kan nilai ≤ 75 sebanyak 13 siswa dari 21 siswa dengan prosentase yang tidak tuntas 61,9%. Pada siklus 1 pertemua 1 siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 sebanyak 10 siswa dari 21 siswa dengan ketuntasan belajar 47,61% sedangkan siswa yang mendapat nilai ≤ 75 sebanyak 11 siswa dari 21 siswa dengan prosentase tidak ketuntasan 52,38%. Pada sikkus 1 pertemuan 2 siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 sebanyak 18 siswa dari 21 siswa dengan ketuntasan belajar 85,71% sedangkan siswa yang mendapat nilai ≤ 75 sebanyak 3 siswa dari 21 siswa dengan prosentase tidak ketuntasan 14,28%. Pada sikkus 2 pertemuan 1 siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 sebanyak 16 siswa dari 21 siswa dengan ketuntasan belajar 76,19% sedangkan siswa yang mendapat nilai ≤ 75 sebanyak 5 siswa dari 21 siswa dengan prosentase tidak ketuntasan 23,8%. Pada sikkus 2 pertemuan 2 siswa yang

memperoleh nilai ≥ 75 sebanyak 19 siswa dari 21 siswa dengan ketuntasan belajar 90,47% sedangkan siswa yang mendapat nilai ≤ 75 sebanyak 2 siswa dari 21 siswa dengan prosentase tidak ketuntasan 9,52%.

Berdasarkan hasil tersebut secara umum dapat ditarik kesimpulan jika hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti memiliki kesesuaian dengan ancangan dan batasan teori yang dipilih dan digunakan oleh peneliti.

Beberapa saran yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagi sekolah, sebaiknya meninjau kembali peningkatan kualitas pembelajaran. Sehingga memiliki siswa yang mengalami peningkatan hasil belajar dan lebih menguasai materi pembelajaran khususnya pembelajaran menulis dan memiliki guru yang selektif dalam memilih strategi pembelajaran.

(11)

3. Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian di SMK PGRI Cepu Blora maupun di sekolah-sekolah lain disarankan untuk menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan rujukan dalam penelitian.

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi dkk. 2016, Peneli-tian Tindakan Kelas Edisi Revisi. Jakarta: BumiAksara.

Depdikbud. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Tarigan, Henry. Guntur. 2012.Menulis SebagaiSuatu Keterampilan

Berbahasa. Bandung: Angkasa.

(12)

Referensi

Dokumen terkait

Lapisan air laut di bagian atas yang hangat, tipis dan sangat dipengaruhi oleh angin, gelombang dan sinar matahari disebut lapisan... Lereng di bawah laut yang sudut menunjamnya

Pada hari ini , RabuTanggal Sembilan Belas Bulan Juli Tahun dua ribu enam belas , sesuai dengan Jadwal yang termuat pada portal LPSE

Pada tanggal berapakah bumi akan berada pada posisi seperti gambar di bawah ini dimana sinar matahari akan jatuh tepat tegak lurus ke permukaan bumi pada lintang 23,5 o N..

Sehubungan dengan telah selesainya evaluasi kualifikasi terhadap penawaran yang telah disampaikan kepada Pokja VI [enam] KLP Kabupaten Tapin, maka bersama ini kami mengundang

Hasil studi ini dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai interaksi yang terjadi dalam proses karbonisasi gambut sehingga nilai atau relasi antara hasil

dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir Kecuali untuk Perusahaan yang berdiri kurang.. dari 3 (tiga) tahun, untuk Jasa Pelaksana Untuk Konstruksi Saluran Air, Pelabuhan,

Daerah (3) adalah tempat bintang-bintang berukuran kecil (dibandingkan bintang di daerah (1)) dengan luminositas tinggi dan temperatur rendah, disebut daerah Bintang Katai

informasi yang telah disediakan dengan cara membuka website Pengadilan Tata Usaha. Negara Bengkulu untuk mengakses informasi yang dibutuhkan publik atau