• Tidak ada hasil yang ditemukan

B1J010034 8.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "B1J010034 8."

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

1

RINGKASAN

Regenerasi merupakan proses pembentukan kembali jaringan dan organ yang hilang setelah proses perkembangan tubuh dan diferensiasi sel-sel telah selesai. Regenerasi pada sirip ikan digolongkan sebagai regenerasi epimorfik. Regenerasi epimorfik merupakan salah satu tipe regenerasi yang melibatkan dediferensiasi struktur dewasa untuk membentuk masa sel yang belum terdiferensiasi, masa sel tersebut dikenal dengan blastema. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan regenerasi sirip ekor juvenil ikan nilem yang diamputasi pada posisi berbeda dan mengetahui kemampuan regenerasi sirip ekor juvenil ikan nilem yang diberi pakan dengan kadar protein berbeda. Penelitian dilaksanakan secara eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap pola Faktorial. Faktor pertama posisi amputasi terdiri atas empat taraf N1: kontrol, N2: pangkal, N3: pertengahan antara cagak dan pangkal, N4: cagak. Faktor kedua adalah pakan berkadar protein berbeda terdiri atas tiga taraf yaitu P1: 33%, P2: 35%, dan P3: 42%. Jumlah kombinasi perlakuan sebanyak 12, pada setiap perlakuan disediakan 3 unit ulangan. Paska amputasi ikan uji dipelihara selama 5 minggu. Perkembangan regeneratif dievaluasi setiap minggu dengan mengamati morfologi, histologi dan ukuran sirip hasil regenerasi. Data morfologi dan histologi dianalisis secara deskriptif. Data panjang sirip, luas sirip, dan kecepatan regenerasi dianalisis menggunakan ANOVA dua arah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara morfologi terdapat perbedaan pigmentasi antara sirip hasil regenerasi dan sirip yang tidak diamputasi. Struktur histologi sirip hasil regenerasi menunjukkan keberadaan lapisan epidermis, hemirays, mesenchym, jaringan ikat, blastema, dan apical epidermal cap. Seluruh perlakuan mempercepat pertambahan luas sirip hasil regenerasi pada setiap minggu (p<0,05). luas sirip hasil regenerasi yang terbaik adalah 99.11 ± 13.88 mm2 pada perlakuan protein 35% dan posisi amputasi pangkal. Seluruh perlakuan tidak mempercepat pertambahan panjang sirip pada proses regenerasi (p>0,05) pada minggu keempat. Panjang sirip hasil regenerasi yang terbaik adalah 14.00 ± 1.00 mm pada perlakuan protein 35% dan posisi amputasi pangkal. Seluruh perlakuan tidak mempercepat laju regenerasi (p>0,05) pada minggu ketiga. Kecepatan regenerasi yang terbaik pada perlakuan protein 35% dan posisi amputasi pertengahan pangkal dengan cagak mencapai 4.23 ± 0.41 mm/minggu.

Kata kunci: regenerasi, epimorfik, juvenil ikan nilem, posisi amputasi, kadar protein pakan.

(2)

2

SUMMARY

Regeneration is the process of re-establishment of tissues and organs are missing after the developmental process of the body cells and differentiation has been completed. Regeneration on fin fish classified as regenerating epimorphic. Regeneration of epimorphic is one of the types dedifferentiation involving the regeneration of adult structures to form the cells which have yet to differentiate, the cell is known as the blastema. The purpose of this research is to know the caudal fin regeneration ability juvenile nilem fish at different position of amputation and known the tail fin regeneration ability juvenile nilem fish fed on the different levels of protein in feed. The research was implemented experimentally with a complete random design of factorial pattern. The first factor is the position of amputation four degrees of N1: control, N2: base, N3: halfway between the pillar and base, N4: pillar. The second factor is the different feed containing protein composed of three levels namely of P1: 33%, P2: 35%, and P3: 42%. The number of combinations of treatment by as much as 12, at any treatment provided 3 units of deuteronomy. Post the amputation test fish reared during 5 weeks. Regenerative development is evaluated each week by observing the morphology, histology and size of fin regeneration result. Morphological and histology data were analyzed by descriptive. The data length of the fin, fin area, and the speed of regeneration is analyzed using two- way ANOVA. The results showed that there were differences in morphology between the fin pigmentation result in regeneration and fins area not amputated. Histology structure of fin regeneration and fins are not amputated. Histology structure of fin regeneration result demonstrate the existence of a layer of the epidermis, hemirays, mesenchym, connentive tissue, blastema, and apical epidermal cap. The whole treatment accelerate the accretion of the fin area regeneration result on a weekly basis (p<0.05). Fin area regeneration results it is best to 99.11 ± 13.88 mm2 at 35% protein treatment and position of amputation of the base. All treatment

did not accelerate the expansion of it is length of fins on the process of regeneration (p>0.05) on the fourth week. Length of fin regeneration result it is best to 14.00 ± 1.00 mm at 35% protein treatment and position of amputation of the base.

The whole treatment doesn’t speed up regeneration (p>0.05) on the third week.

Speed the regeneration of the best at 35% protein treatment and position of amputation at halfway between the pillar and base reaching 4.23 ± 0.41 mm per week.

Key words: epimorphic regeneration, juvenile nilem fish, the position of amputation, the levels of protein in feed.

Referensi

Dokumen terkait

Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen,

Telah dilakukan evaluasi kinerja sistem supply udara untuk area FFL menggunakan CDT- 2.2 dan CDT-2.1 yang telah dilakukan perbaikan untuk mengetahui kondisi operasi VAC

c) Reinforced sole, sepatu ini didesain dengan bahan penguat dari besi yang akan melindungi dari tusukan pada kaki. d) Latex/Rubber, sepatu yang tahan terhadap bahan kimia

Perangkat kartu Domano yang dikembangkan meliputi 3 set kartu Domano (merah, kuning, hitam), 8 buah papan permainan kartu Domano, sebuah aturan permainan, 3 set

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran berupa seperangkat Kartu Domano yang valid, efektif, dan praktis untuk digunakan sebagai sarana latihan soal dalam

Penelitian ini bertujuan untuk mengkategorikan kemampuan pemecahan masalah matematika pada siswa ke dalam level tertentu berdasarkan level pada Taksonomi SOLO,

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, teknis dan kewajaran harga serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran paket pekerjaan tersebut diatas,

Dari analisis hasil pemahaman struktur semantik pada indikator komponen yang diartikan, tipe soal yang banyak menyebabkan kesalahan dalam menentukan operasi hitung adalah