BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
3.1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah sebuah konsep berpikir sistematis yang didasarkan kepada analisis yang menjadi alur proses dari suatu penelitian. Berdasarkan permasalahan penelitian dan kajian teoritis sebagaimana telah dijelaskan maka kerangka konseptual yang diajukan dapat di gambarkan seperti pada Gambar 3.1
Variabel terikat
rx1, y
Variabel bebas rx2, y
rx3, y
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual
Keterangan :
- Variabel pengetahuan (X1), keterampilan (X2), dan sikap (X3) adalah sebagai variabel
bebas ( Independent Variable)
- Kompetensis (Y) adalah variabel terikat (dependent variable) Pengetahuan (X1) :
Keterampilan (X2)
Sikap (X3)
3.2 Rumusan Hipotesis
Hipotesis didefenisikan sebagai suatu pernyataan tentang hubungan logis antara dua variabel atau lebih yang dinyatakan dalam bentuk kuantitatif sehingga dapat diuji kebenarannya (Sekaran, U., 2006). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan hipotesis korelatif, yaitu hipotesis yang digunakan untuk mengetahui asosiasi atau korelasi antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Rumusan hipotesis terhadap masalah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya adalah sebagai berikut :
H1: Apakah pengetahuan berpengaruh terhadap kompetensi
H2: Apakah keterampilan berpengaruh terhadap kompetensi
H3 : Apakah sikap berpengaruh terhadap kompetensi
H4 :Apakah pengetahuan,keterampilan dan sikap secara simultan berpengaruh terhadap
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian korelasional (Correlational Research), yaitu suatu penelitian yang dilaksanakan dengan tujuan mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan (berkorelasi) dengan satu atau lebih faktor lain berdasarkan koefisen korelasi (Sinulingga,2015). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian survey. Data dikumpulkan melalui wawancara dan kuesioner kemudian diolah menggunakan analisis regresi berganda.
4.2 Lokasi dan waktu penelitian
4.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi jalan Kumpulan Pane no 49 Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatera Utara
4.2.2 Waktu Penelitian
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian
4.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat ruang rawat inap yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS) baik laki-laki atau perempuan dengan tingkat pendidikan D3 Perawat, dan memiliki surat tanda register (STR)di RSUD Dr. H Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi yang berjumlah 20orang .
4.3.2 Sampel
Dikarenakan jumlah perawat yang relatif sedikit, maka peneliti menggunakan seluruh populasi yang berjumlah 20 orang sebagai sampel atau yang disebut dengan sensus, yaitu survey yang dilakukan pada seluruh anggota populasi ( Sekaran, 2006).
4.4. Pengumpulan Data
4.4.1. Jenis Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari :
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh peneliti secara langsung dari sumber utamanya dengan cara melakukan survey menggunakan kuesioner, wawancara dan pengamatan langsung oleh peneliti
b. data sekunder, yaitu data yang bersumber dari laporan yang telah dibuat pihak lain, hasil laporan yang telah dibuat pihak lain tersebut masih dapat digunakan untuk suatu penelitian yang lain.
4.4.2 Instrumen Penelitian
a. Kuesioner, yaitu kumpulan pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan variabel-variabel penelitian
b. Studi pustaka, yaitu segala usaha yang dilakukan peneliti untuk memperoleh informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang diteliti.
4.4.3 Metode Pengumpulan Data
a. Menyebarkan kuesioner berupa daftar pertanyaan yang telah diberikan alternatif jawaban untuk menjawab kepada responden yang terpilih.
b. Mengumpulkan dan mempelajari informasi dan data-data yang diperoleh dari jurnal, buku-buku literatur, majalah, internet, dan laporan tahunan rumah sakit yang terkait penelitian.
4.5 Defenisi Operasional Variabel
Pada penelitian ini, pengetahuan, keterampilan dan sikap merupakan variabel independen, sedangkan kompetensi sebagai variabel dependen. Pada tabel 4.2 diuraikan definisi dan indikator dari kelima variabel tersebut.
Tabel 4.2 Definisi Variabel Operasional
Variabel Definis Operasional Indikator Skala
Pengukuran
Pengetahuan Informasi yang dimiliki seseorang untuk bidang
Keterampilan Kemampuan untuk
mengerjakan serangkaian tugas fisik dan mental
1.setiap perawat mampu membuatasuhan
keperawatan pada pasien
(Nasution, 2012) 2.asuhankeperawatan dikerjakan secara mandiri 3.perawatmampu
memberikandukungan secara moril kepada pasien 4. mampu berkomunikasi dengan baik
5. mampu memberikan promosi kesehatan
Sikap Sikap petugas dalam
menjalin hubungan kepada pasien dengan penuh perhatian atau keramahan dan bisa dipercaya ( Putra, 2016)
1. bersikap ramah dan
sopan kepada
pasien/keluarga
2. bersikap tanggap atas kebutuhan dan keluhan pasien
3. perhatian (empaty)
4. tidak mudah terbawa emosi dan kecewa
5. berpenampilan yang menarik
Likert
Kompetensi Cerminan dari
kemampuan profesionalisme
petugas/karyawan dalam melaksanakan fungsinya (Putra, 2016)
1. kemampuan teknis yang
dimiliki untuk menyelesaikan tugasnya
2.kemampuan interpersonal 3. kemampuan konseptual
Likert
4.6 Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis
dalam penggunaannya maka sebelum dilakukan analisis regresi, akan dilakukan pengujian terhadap alat ukur (kuesioner) dan uji asumsi klasik terlebih dahulu
Kuesioner yang disebar kepada responden menggunakan skala Likert. Skala ini merupakan skala yang dirancang untuk memungkinkan responden menjawab berbagai tingkatan pada setiap butir yang menggunakan produk dan jasa (Sugiyono, 2010).
Dalam kuesioner ini digunakan skala Likert yang terdiri dari sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.
Boone dan Boone (2012) menyatakan bahwa skala likert adalah merupakan skala yang paling sesuai untuk digunakan apabila sebuah keputusan yang diambil adalah merupakan bagian dari jenis keputusan yang dapat diperoleh dengan pertanyaan yang digunakan kepada responden yang bersifat kuesioner dan mencerminkan kombinasi berbagai sifat dan pandangan dari respondenJawaban dari kuesioner tersebut diberi bobot skor atau nilai sebagai berikut :
Sangat tidak setuju
Boone dan Boone (2012)
4.6.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrument
Untuk menguji apakah alat ukur (instrument) yang digunakan memenuhi syarat-syarat alat ukur yang baik, sehingga menghasilkan data yang sesuai dengan apa yang diukur, sebelum dilakukan analisis data berdasarkan hasil data yang terkumpul terlebih dahulu dilakukan pengujian data melalui uji validat dan reliabilitas data.
memiliki kualitas yang tinggi jika alat ukur memiliki item-item kuesioner yang berkualitas tinggi. Untuk memastikan hal terebut dilakukan uji reliabilitas dan uji validitas terhadap 20 orang responden yang merupakan total sampel dalam penelitian ini.
4.6.1.1 Uji Validitas
Validitas data ialah suatu ukuran yang mengacu kepada derajad kesesuaian antara data yang dikumpulkan dan data sebenarnya dalam sumber data ( Sinulingga, 2015). Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan (indikator) pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut ( Ghozali, 2013).
Analisis validitas yang digunakan adalah Uji Korelasi Pearson Product Moment yang diolah menggunakan SPSS . dengan formula sebagai berikut :
Dimana :
rxy= koefisien korelasi antara X dan Y
Xi = skor variabel independen X Yi = skor variabel dependen Y n = Jumlah/ responden
rhitung> r tabel dengan tingkat signifikan (derajat kepercayaan) korelasi 95% atau p = 0.05.
Dengan demikian, pertanyaan dalam kuesioner tersebut dapat digunakan dalam penelitian (Juliandi, 2013).
4.6.1.2 Uji Reliabilitas Instrument
Realibilitas data adalah suatu ukuran yang menunjukkan derajat konsistensi / kestabilan instrumen terhadap data yang diperoleh dengan menggunakan instrumen tersebut (Sinulingga, 2015).
Pengujian stabilitas instrumen yaitu Test – Retest Reliability dan Parallel – Form Realibility.Test – Retest Reliabilityadalah suatu metode pengujian realibilitas instrumen yang dilakukan dengan cara menggunakan instrumen tersebut kepada subjek yang sama secara berulang – ulang tetapi pada waktu yang berbeda. Parallel-Form Realibility adalah metode pengujian konsistensi instrumen dengancara menggunakan dua instrumen yang paralel kepada subjek yang sama dan pada waktu yang sama. Jika koefisien korelasi positif dan signifikan maka instrumen tersebut dapat dinyatakan cukup reliabel (Sinulingga, 2015).
Pengujian konsistensi internal instrumen pengumpulan data dapat dilakukan dengan dua cara yaitu interitemconsistency reliability dan split – half reliability. Interitem consistency reliability adalah sebuah tes konsistensi terhadap jawaban responden mengenai pertanyaan yang ditanyakan. Sedangkansplit – half reliability adalah separuh dari instrumen ganjil, dan berdasarkan pertanyaan bagian awal dan pertanyaan bagian akhir (Sinulingga, 2015).
Pada penelitian ini, peneliti melakukan pengujian realibilitas instrumen dengan menggunakan metode koefisien Alpha Cronbach untuk menentukan realibilitas instrument atas hasil jawaban dari pertanyaan kuesioner yang telah diberikan kepada sampel.Rumus untuk mendapatkan koefisien Alpha Cronbach adalah sebagai berikut :
�
11=
�
�
(
� −
1)
� �
1
−
∑ σ
�2σ
�2�
Dimana :
r11 = realibilitas instrument (koefisien Alpha Cronbach)
k = jumlah butir pertanyaan dalam instrument
∑ σ�2 = jumlah varians butir – butir pertanyaan
σ�2 = varians total
Jika hasil dari perhitungan koefisien Alpha Cronbach atas data yang diperoleh adalah sama ataupun diatas nilai r kritis dari jumlah sampel yang digunakan, maka dapat dikatakan bahwa data tersebut adalah reliabel.
4.6.2 Model Analisis Data
Suatu penelitian membutuhkan analisis data dan interpretasi yang bertujuan menjawab pernyataan – pernyataan penelitian dalam rangka mengungkapkan fenomena sosial tertentu.Menurut Siregar (2015), analisa data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan
pengaruh yang positif dari variabel independen (X1,X2,X3) terhadap variabel dependen(Y)
dengan model regresi sebagai berikut Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Dimana :
Y = kompetensi perawat rawat inap a = konstanta
b= koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan atau penurunan variabeldependen yang didasarkan pada variabel independen
X= variabel independen yang terdiri dari : X1 = pengetahuan
X2 = keterampilan
X3 = sikap
e = error
4.6.3 Uji Hipotesis
Untuk menjawab hipotesis yang ada, akan digunakan analisa regresi linear berganda. Regresi linear berganda adalah regresi yang memiliki satu variabel dependen dan lebih dari satu variabel independen.
4.6.3.1 Koefisien Determinasi dan Koefisien Korelasi
variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai R2 sama dengan1, maka pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen adalah sempurna (Priyanto, 2010).
4.6.3.2 Uji Hipotesis Simultan (Uji F)
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X1 sampai dengan
X3) secara bersama-sama atau simultan berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen (Y). atau untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau tidak.
4.6.3.3 Uji Hipotesis Parsial (Uji t)
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel independen (X1 sampai dengan X3) secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen (Y).
4.6.4 Uji Asumsi Dasar dan Uji Penyimpangan Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi linear berganda. Pada penelitian ini, digunakan Uji Normalitas, Uji linearitas, serta Uji Heterokedastisitas.
4.6.4.1 Uji Normalitas
Uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas pada penelitian ini adalah uji histogram yaitu membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.
4.6.4.2 Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak. Untuk menentukan apakah fungsi persamaan regresi yang digunakan berbentuk linear, maka dapat dilihat dari P-Plot. Apabila titik-titik terdistribusi mengikuti garis linear, maka model regresi dapat dinyatakan linear. Dalam penelitian ini, untuk uji linearitas dipergunakan grafik P-P Plot .
4.6.2.3 Uji Heterokedastisitas
Uji Heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Prasyarat yang harus dipenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala heteroskedastisitas.
BAB V
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5.1 SEJARAH PERUSAHAAN
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi berdiri tahun 1958 yang sebelumnya bernama Rumah Sakit Kota Praja. Dibangun di atas areal tanah seluas 25.068,4 M2 dengan luas bangunan 18.635,18 M2.
Pengelolaan Keuangan Badan Layann Umum Daerah (PPK-BLUD) pada RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi.
5.2 Visi dan Misi RSUD Dr. H. Kumpulan Pane
5.2.1 Visi RSUD Dr. H. Kumpulan Pane
Visi RSUD Dr. H. Kumpulan Pane adalah Rumah Sakit Terpercaya, Profesional, Terkini, Aman, Nyaman dan Terjangkau Oleh Masyarakat Kota Tebing Tinggi dan Sekitarnya.
5.2.2 Misi RSUD Dr. H. Kumpulan Pane
Misi RSUD Dr. H. Kumpulan Pane adalah :
a. Menyelenggarakan pelayanan Rumah Sakit dengan didasari komitmen tinggi dan partisipasi seluruh pegawai.
b. Meningkatkan mutu sumber daya manusianya melalui pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan.
c. Mengembangkan Pelayanan unggulan
d. Meningkatkan sarana dan prasarana yang mengikuti perkembangan ilmu kesehatan dan teknologi secara terus-menerus.
e. Menyelenggarakan pelayanan rumah sakit yang berorientasi dan terdokus pada kepuasan pelanggan termasuk masyarakat miskin.
5.3 Sumber Daya Manusia (SDM) Rumah Sakit
Pengembangan SDM dilaksanakan melalui peningkatan kuantitas dan kualitas, dimana peningkatan kualitas sumber daya manusia dengan pendidikan dan pelatihan partisipatif, melaluiIn House Training dan pendidikan berkelanjutan. Kondisi SDM di RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi dapat dilihat pada tabel 5.3. dibawah ini.
Tabel 5.3 Jumlah SDM RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi Tahun 2015
NO JENIS SDM PNS NON PNS JUMLAH
1 Dokter Spesialis 13 8 21
2 Dokter Umum 39 - 39
3 Dokter Gigi 3 - 3
4 Magister Kesehatan 2 - 2
5 Magister Kesehatan Tropmed (MKT)
5.4 PRODUK LAYANAN RSUD Dr. H. KUMPULAN PANE
RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi memberikan pelayanan kepada pasien umum, pasien peserta BPJS baik peserta yang dibiayai oleh Pemerintah maupun peserta mandiri serta pasien Jamkesda (belum terdaftar sebagai peserta BPJS), baik untuk rawat jalan maupun rawat inap serta dengan layanan pengunjung lainnya dengan jenis pelayanan dan kemampuan medis yang professional.
RSUD Dr. H. Kumpulan Pane memiliki berbagai macam produk layanan yang ditawarkan kepada masayarakat antara lain :
1. Pelayanan Medik Umum - pelayanan medik dasar - pelayanan medik gigi dasar - pelayanan KIA/KB
2. Pelayanan Gawat darurat 3. Pelayanan Spesialis Dasar - Penyakit Dalam
- Anak - Bedah dan
- Obstetri dan Ginekologi 4. Pelayanan Spesialis Penunjang - Anastesiologi
- Radiologi
- Rehabilitasi Medik - Patologi Klinik
- Kesehatan Jiwa - Penyakit Syaraf - Penyakit Mata
- Penyakit Kulit dan Kelamin - TB Paru
6. Pelayanan Sub Spesialis - Bedah Onkologi - Ginjal dan Hipertensi 7. Pelayanan Keperawatan - VIP/Super VIP
- Kelas I, II, III - Isolasi
- Haemodialisa
- Intensif Care Unit (ICU) - Ruang Kebidanan - Ruang Anak
8. Pelayanan Penunjang Klinik - Pelayanan Gizi
- Pelayanan Farmasi
- Sterilisasi Instrumen /CSSD - Rekam Medis
9. Pelayanan Penunjang Non Medik - Laundry
- Instalasi Gizi/Dapur
- Promosi - K3 RS
- B 3 ( Bahan berbahaya beracun ) - IPAL dan Incenerator
- Tramsportasi Ambulance dan Mobil Jenazah - Pemulasaran Jenazah
- Pemadam Kebakaran - Penyediaan Air Bersih - Lapangan Parkir - Sarana MCK Umum 10. Pelayanan Administrasi - MOU
- Personalia - Keuangan - SIM RS
- Keamanan/ SATPAM
5.5 Struktur Organisasi
Susunan organisasi dan tata kerja RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi mengacu pada peraturan Daerah Kota Tebing Tinggi No 04 Tahun 2011 yang terdiri dari : a. Direktur
b. Wakil Diektur Bidang Umum dan Keuangan, terdiri dari : 1. Bagian Keuangan :
2. Bagian Program dan Rekam Medis : - Sub Bag Program
- Sub Bag Rekam Medis dan Pengolahan Data 3. Bagian Tata Usaha :
- Sub bag Hukum, Kepegawaian dan Pendidikan Pelatihan - Sub Bag Umum dan Humas
c. Wakil Direktur Pelayanan , terdiri dari : 1. Bidang Pelayanan :
- Seksi Pelayanan Medik
- Seksi Ketenagaan dan Pengembangan Mutu Pelayanan Medik 2. Bidang Perawatan :
- Seksi Asuhan Keperawatan dan Logistik - Seksi SDM dan Mutu Keperawatan 3. Seksi Penunjang Medik dan Non Medik : - Seksi penunjang Medik
BAB VI
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas hasil analisis dari pengolahan data yang dikumpulkan melalui kuesioner dengan uji validitas dan uji reliabilitas, uji asumsi dasar dan uji asumsi klasik serta uji hipotesis menggunakan analisis regresi linear berganda.
6.1 Hasil Uji Instrumen Penelitian
Instrument yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner yang merupakan sekumpulan pertanyaan yang digunakan untuk menanyakan hal-hal yang diukur dan diketahui kepada sampel perawat rawat inap Rumah Sakit Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi. Keberhasilan alat ukur menjalankan fungsinya sebagai alat ukur tersebut dapat menunjukkan hasil ukur dengan cermat dan akurat.
Ketepatan pengujian suatu hipotesis tentang hubungan variabel penelitian sangat tergantung kepada kualitas data yang dipakai dalam pengujian. Uji validitas dan uji realibilitas perlu dilakukan untuk menjamin bahwa data yang dikumpulkan tersebut sahih (valid) dan dapat dipercaya (reliable).
6.1.1 Uji Validitas
Uji ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor variabel dengan skor total yang merupakan penjumlahan dari keseluruhan variabel.
Pengujian ini menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikan 0,05, dengan kriteria sebagai berikut :
2. jika r hitung < r tabel ( uji 2 sisi dengan sig 0.05) maka instrument atau variabel pernyataan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total variabel ( dinyatakan tidak valid) .
Hasil uji validitas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 6.1. berikut : Tabel 6.1. Hasil Uji Validitas Penelitian
Variabel No Pernyataan r hitung r kritis Keterangan
Pengetahuan (X1) 1 0.679 0,444 Valid
2 0.665 0,444 Valid
3 0.706 0,444 Valid
4 0.680 0,444 Valid
5 0.714 0,444 Valid
Keterampilan (X2) 1 0.666 0,444 Valid
2 0,677 0,444 Valid
Sumber : hasil pengolahan SPSS, 2017 (data diolah)
6.1.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dipergunakan untuk mengetahui konsistensi/kestabilan instrument terhadap data yang diperoleh dengan menggunakan instrument tersebut (sinulingga, 2015). Pada penelitian ini, peneliti melakukan pengujian realibilitasi instrument dengan
menggunakan metode koefisien alpha cronbach untuk menentukan reliabilitas instrument atau hasil jawaban dari pertanyaan kuesioner yang telah diberikan kepada sampel.
Jika hasil dari perhitungan koefisien alpha cronbach atas data yang diperoleh adalah sama ataupun diatas nilai r kritis dari jumlah sampel yang digunakan dimana nilai alpha cronbach adalah 0,60, maka dapat dikatakan bahwa data tersebut adalah reliable.
Tabel 6.2 Hasil Uji Reliabilitas Penelitian
NO Variabel Alpha
Cronbach
N of Item Keterangan
1 Pengetahuan (X1) 0.716 5 Reliabilitas
2 Keterampilan (X2) 0.702 5 Reliabilitas
3 Sikap (X3) 0.727 5 Reliabilitas
4 Kompetensi (Y) 0.782 5 Reliabilitas
Berdasarkan tabel 6.2 diatas, koefisien alpha masing-masing variabel yang diukur lebih dari 0,6 yang berarti semua variabel dalam penelitian ini adalah reliable atau andal.
6.2 Karakteristik Responden
Tabel 6.3. Data Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%)
Laki-Laki 3 15
Perempuan 17 85
Total 20 100
Sumber : Data Primer 2017 yang diolah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa berdasarkan jenis kelamin responden dalam penelitian ini adalah responden mayoritas perempuan yaitu sebanyak 17 orang (85%) sedangkan laki-laki hanya 3 orang (15%).
Tabel 6.4 Data Usia Responden
Usia (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)
20 s/d 25 1 5
26 s/d 30 5 25
Diatas 30 14 70
Total 20 100
Sumber : Data Primer 2017 yang diolah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden dalam penelitian ini adalah responden mayoritas berusia diatas 30 tahun yaitu sebanyak (70%) dan minoritas berusia 20-25 tahun yaitu sebanyak 1 orang (5%).
Tabel 6.5 Data Pengalaman Kerja Responden
Pengalaman Kerja Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 s/d 5 tahun 7 35
6 s/d 10 tahun 8 40
11 s/d 15 tahun 4 20
16 s/d 20 tahun 1 5
Total 20 100
Sumber : Data Primer 2017 yang diolah
6.3 Distribusi Frekuensi Variabel Penelitian
Adapun yang dijadikan sebagai variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan (X1), keterampilan (X2), dan sikap (X3) sedangkan terikat dalam penelitian ini adalah kompetensi (Y). berikut ini akan diuraikan distribusi freskuensi jawaban respomdem terhadap butir pertanyaan yang diajukan untuk mengukur variabel-variabel penelitian.
6.3.1 Pengetahuan
Pengetahuan adalah Informasi yang dimiliki seseorang untuk bidang tertentu (Vathanophas ,2007),indikatornya : (1) Pengkajian, (2) Diagnosa keperawatan, (3) Perencanaan, (4) implementasi, dan (5) evaluasi. Kelima indikator dijabarkan kedalam 4 butir pertanyaan.
Distribusi frekuensi jawaban responden terhadap butir pertanyaan variabel pengetahuan dapatdilihat pada tabel berikut ini.
Distribusi frekuensi jawaban responden terkait dengan pengetahuan dapat dilihat pada Tabel 6.6
2 Riwayat kesehatan pasien sebagai dasar untuk membuat diagnosis pasien
13 65 4 20 2 10 1 5 0 0 20 100
3 Proses keperawatan diawali dengan perencanaan yang matang
15 75 5 25 0 0 0 0 0 0 20 100
4 Implementasi merupakan bagian dari tindakan perencanaan keperawatan
13 65 1 5 6 30 0 0 0 0 20 100
5 Evaluasi keperawatan diperlukan untuk perbaikan perencanaan
5 25 6 30 4 20 5 25 0 0 20 100
Berdasarkan tabel 6.6 dapat dilihat bahwa responden memberikan jawaban dengan kategori sangat setuju untuk 5 pernyataan yang diajukan dengan persentase 55% , responden memberikan jawaban setuju dengan persentase 21%, responden memberikan jawaban netral dengan persentase 18%, dan responden memberikan jawaban tidak setuju dengan persentase 6%.Secara umum data ini menunjukkan bahwa responden mayoritas sudah memahami tentang asuhan keperawatan tetapi ada responden yang menjawab netral dan tidak setuju yang berarti tingkat pengetahuan dari responden perlu ditingkatkan lagi.
6.3.2 Keterampilan
Keterampilan merupakan kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas tertentu baik secara fisik ataupun mental. Tugas fisik dan mental yang dilaksanakan sehari-hari oleh perawat .
Distribusi frekuensi jawaban responden terhadap butir pertanyaan variabel pengetahuan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Distribusi frekuensi jawaban responden terkait dengan keterampilan dapat dilihat pada Tabel 6.7
No Pernyataan Nilai
SS (5) S (4) N (3) TS (2) STS (1) Total
F % F % F % F % F % F %
1 setiap perawat mampu
membuat asuhan keperawatan pada pasien
4 20 7 35 5 25 4 20 0 0 20 100
2 asuhan keperawatan mampu dikerjakan secara mandiri oleh perawat
8 40 4 20 5 25 3 15 0 0 20 100
3 perawat mampu
memberikan dukungan secara moril kepada pasien
5 25 7 35 4 20 4 20 0 0 20 100
Berdasarkan tabel 6.7 diperoleh hasil bahwa dari 20 responden memberikan jawaban atas 5 pertanyaan dengan kategori sangat setuju 32%, setuju 28%, netral 24%, dan tidak setuju 16%. Secara umum dari hasil yang diperoleh dapat digambarkan mayoritas responden sudah memiliki keterampilan dalam menjalankan tugasnya untuk melayani pasien sesuai dengan tanggung jawabnya tetapi masih ada responden yang menjawab netral dan tidak setuju yang menggambarkan bahwa sebagian responden perlu diberikan pelatihan secara rutin dan bergilir terkait dengan fungsi nya di dalam pelayanan keperawatan pada pasien rawat inap.
6.3.3 Sikap
Sikap merupakan sikap petugas dalam menjalin hubungan kepada pasien dengan penuh perhatian atau keramahan dan bisa dipercaya (Putra.2016). Sikap tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat karakteristik sikap yaitu :
a. keramahan , yaitu sikap ramah tamah kepada orang lain b. kesopanan, yaitu sikap santun baik tutur kata maupun perilaku
c. perhatian, yaitu ketertarikan berkomunikasi dengan hangat dan harmonis d. kestabilan, yaitu keadaan seimbang tidak mudak terbawa emosi dan kecewa.
Distribusi frekuensi jawaban responden terkait dengan sikap dapat dilihat pada
bersikap sabar dan tidak mudah terbawa emosi
Sumber : Data Primer 2017 yang diolah
6.3.4 Kompetensi
Kompetensi (competence) merupakan cerminan dari kemapuan profesionalisme petugas/karyawan dalam melaksanakan fungsinya. Kemampuan karyawan terdiri dari kemampuan teknis yang dimiliki oleh setiap orang untuk menyelesaikan tugasnya, kemampuan interpersonal (hubungan antar pribadi), dan konseptual, dengan kadar kebutuhan yang berbeda.
Distribusi frekuensi jawaban responden terhadap butir pertanyaan variabel pengetahuan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Distribusi frekuensi jawaban responden terkait dengan kompetensi dapat dilihat pada Tabel 6.9
5 Perawat mengetahui
setiap peranan dirinya dalam organisasi
4 20 6 30 7 35 3 15 0 0 20 100
Sumber : Data Primer 2017 yang diolah
setuju 17%. Secara umum dari hasil yang diperoleh dapat digambarkan mayoritas responden sudah memiliki kompetensi yang baik tetapi ada sebagian responden yang menjawab netral sebanyak 29% dan tidak setuju sebanyak 17% yang menggambarkan bahwa sebagian responden perlu di lakukan peningkatan kompetensi nya agar mampu memberikan pelayanan yang baik sesuai dengan fungsinya.
6.4 Uji Regresi Linear Berganda
6.5.1 Hasil Analisa Regresi Linear Berganda
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Y = 2.504 – 0.063X1 + 0.318X2 + 0.589X3
6.5.2 Nilai Koefisien Determinasi (R2)
Analisis determinasi digunakan untuk mengetahui presentase sumbangan pengaruh variabel independen secara serentak terhadap variabel dependen. Koefisien ini menunjukkan seberapa besar presentase variasi variabel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi variabel dependen. Nilai R2 adalah antara angka 0 dan 1 dengan ketentuan sama dengan 0 berarti tidak ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan nilai R2 sama dengan 1 berarti pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen adalah sempurna (Priyanto, 2010). Nilai koefisien determinasi (R2) terletak pada tabel model summary dan tertulis R Square.
Tabel 6.10 Nilai Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .588a .346 .223 3.391 2.721
- Besarnya angka R square(R2) adalah 0,346. Angka tersebut dapat digunakan untuk melihat besarnya pengaruh pengetahuan, keterampilan dan sikap terhadap kompetensi perawat dengan cara menghitung Koefisien Determinasi (KD) dengan menggunakan rumus sebagai berikut : KD = r2 x 100% dengan nilai sebesar 34,6 %. Angka tersebut menerangkan bahwa pengaruh pengetahuan (X1), keterampilan (X2) dan sikap (X3) terhadap kompetensi perawat (Y) secara gabungan adalah 34.6%, sedangkan sisanya 65,4% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam ruang lingkup penelitian ini diantaranya pengalaman, budaya organisasi, motivasi, keyakinan dan nila-nilai, isu emosional, dan lain-lainnya.
- Nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,588 menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang kuat antara variabel pengetahuan, keterampilan dan sikap terhadap kompetensi perawat.
6.6 Pengujian Hipotesis
6.6.1 Uji Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F)
Untuk mengetahui apakah pengetahuan, keterampilan dan sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap kompetensi perawat dapat dilihat dari tabel 6.11 (Anova)
Tabel 6.11 Nilai Uji Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 97.182 3 32.394 2.817 .072a
Residual 184.018 16 11.501
Total 281.200 19
Dari 6.11 diatas dapat dilihat tingkat signifikan menggunaka alpha = 5% (signifikan 5% atau 0,05). Nilai F hitung sebesar 2,817 dan F tabel sebesar 3,59 , Jika nilai F hitung > F tabel
maka H0 di tolak dan H1 diterima. Dalam penelitian ini F hitung < F tabel : 2,817 < 3,59 maka
Ho diterima dan H1 ditolak yang berarti pengetahuan (X1), keterampilan (X2) dan sikap (X3) tidak secara bersama-sama atau simultan berpengaruh terhadap kompetensi (Y).
6.6.2 Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)
Untuk melihat besarnya pengaruh variabel pengetahuan, keterampilan dan sikap terhadap kompetensi secara parsial dengan menggunakan Uji t, sedangkan untuk melihat besarnya pengaruh digunakan angka β atau Unstandardized Coefficient dibawah ini.
Tabel 6.12 Coeffisien Hasil Penelitian
Coefficientsa
a. Dependent Variable: kompetensi
6.6.2.1 Analisis Pengaruh Pengetahuan Terhadap Kompetensi Perawat
Untuk mengetahui apakah ada hubungan pengetahuan dengan kompetensi perawat dilakukan uji hipotesis parsial (Uji t) :
H0 : secara parsial tidak ada pengaruh yang signifikan pengetahuan dengan kompetensi perawat
Pengujian dilakukan dengan membandingkan besarnya angka thitung dengan angka ttabel,
dengan kriteria uji hipotesis sebagai berikut : Jika thitung >ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima
Jika thitung <ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak
Untuk menunjukkan pengaruh signifikan atau tidak kriterianya sebagai berikut : Jika nilai pada kolom signifikansi <0,05, maka pengaruh signifikan
Jika nilai pada kolom signifikansi > 0,05, maka pengaruh signifikan
Dengan nilai signifikansi 0,05 dan derajat kebebasan (df) = n-k-1 atau df = 20-3-1 : 16,diperoleh angka ttabel = 2,119 (n adalah jumlah sampel dan k adalah variabel independen),
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh angka thitung sebesar -0.192 < ttabel sebesar 2,119
sehingga H0 diterima dan H1 ditolak, artinya ada pengaruh positif dan tidak signifikan pengetahuan terhadap kompetensi perawat.
Nilai koefisien β (dalam kolom Unstandardized Coefficient Beta ) sebesar 0,05 menunjukkan bahwa pengaruh sebesar ini tidak signifikan karena nilai signifikansi/probabilitas hasil perhitungan yang tertera dalam kolom signifikansi sebesar 0,850 >0,05 sehingga hipotesis pertama dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa pengetahuan memberikan pengaruh yang positif terhadap kompetensi perawat ruang rawat inap RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-harinya tidak dapat diterima.
6.6.2.2 Analisis Pengaruh Keterampilan Terhadap Kompetensi Perawat
Untuk mengetahui apakah ada hubungan keterampilan dengan kompetensi perawat dilakukan uji hipotesis parsial (Uji t) :
H1 : secara parsial ada pengaruh yang signifikan keterampilan dengan kompetensi perawat Pengujian dilakukan dengan membandingkan besarnya angka thitung dengan angka ttabel,
dengan kriteria uji hipotesis sebagai berikut : Jika thitung >ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima
Jika thitung <ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak
Untuk menunjukkan pengaruh signifikan atau tidak kriterianya sebagai berikut : Jika nilai pada kolom signifikansi <0,05, maka pengaruh signifikan
Jika nilai pada kolom signifikansi > 0,05, maka pengaruh signifikan
Dengan nilai signifikansi 0,05 dan derajat kebebasan (df) = n-k-1 atau df = 20-3-1 : 16, diperoleh angka ttabel = 2,119 (n adalah jumlah sampel dan k adalah variabel independen),
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh angka thitung sebesar 1.180 < ttabel sebesar 2,119
sehingga H0 diterima dan H1 ditolak, artinya ada pengaruh positif dan tidak signifikan keterampilan terhadap kompetensi perawat.
Nilai koefisien β (dalam kolom Unstandardized Coefficient Beta ) sebesar 0,05 menunjukkan bahwa pengaruh sebesar ini tidak signifikan karena nilai signifikansi/probabilitas hasil perhitungan yang tertera dalam kolom signifikansi sebesar 0,255 >0,05 sehingga hipotesis kedua dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa keterampilan memberikan pengaruh yang positif terhadap kompetensi perawat ruang rawat inap RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-harinya tidak dapat diterima.
6.6.2.3 Analisis Pengaruh Sikap Terhadap Kompetensi Perawat
Untuk mengetahui apakah ada hubungan sikap dengan kompetensi perawat dilakukan uji hipotesis parsial (Uji t) :
H1 : secara parsial ada pengaruh yang signifikan sikap dengan kompetensi perawat
Pengujian dilakukan dengan membandingkan besarnya angka thitung dengan angka ttabel,
dengan kriteria uji hipotesis sebagai berikut : Jika thitung >ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima
Jika thitung <ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak
Untuk menunjukkan pengaruh signifikan atau tidak kriterianya sebagai berikut : Jika nilai pada kolom signifikansi <0,05, maka pengaruh signifikan
Jika nilai pada kolom signifikansi > 0,05, maka pengaruh signifikan
Dengan nilai signifikansi 0,05 dan derajat kebebasan (df) = n-k-1 atau df = 20-3-1 : 16, diperoleh angka ttabel = 2,119 (n adalah jumlah sampel dan k adalah variabel independen),
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh angka thitung sebesar 2.198 > ttabel sebesar 2,119
sehingga H0 ditolak dan H1 diterima, artinya ada pengaruh positif dan signifikan sikap terhadap kompetensi perawat.
Nilai koefisien β (dalam kolom Unstandardized Coefficient Beta ) sebesar 0,05 menunjukkan bahwa pengaruh sebesar ini tidak signifikan karena nilai signifikansi/probabilitas hasil perhitungan yang tertera dalam kolom signifikansi sebesar 0,043 < 0,05 sehingga hipotesis ketiga dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa sikap memberikan pengaruh yang positif terhadap kompetensi perawat ruang rawat inap RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-harinya dapat diterima.
Tabel 6.13 Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian
Hipotesis Pernyataan Keputusan
Bagian I : Simultan
1 Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan variabel pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara bersama-sama terhadap kompetensi perawat RSUD Dr. H.Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi
Tidak Diterima
1 Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan variabel pengetahuan secara parsial terhadap kompetensi perawat RSUD Dr. H.Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi
Tidak Diterima
Bagian II: Parsial
2 Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan variabel keterampilan secara parsial terhadap kompetensi perawat RSUD Dr. H.Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi
Tidak Diterima
3 Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan variabel sikap secara parsial terhadap kompetensi perawat RSUD Dr. H.Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi
Diterima
6.7 Pembahasan
masalah etik yaitu kurangnya pendidikan formal, kurangnya tim etik yang menyelesaikan masalah etik, kurangnya dukungan dari kelompok, dan kurangnya kewenangan dalam pengambilan keputusan..
Sikap perawat ini dapat di tingkatkan dengan memberikan pengetahuan kepada perawat mengenai etik dan legal dalam praktik keperawatan profesional.
Etik Profesi merupakan prinsip moral atau asas yang harus diterapkan oleh perawat dalam hubungannya dengan pasien, teman sejawat dan masyarakat umumnya, Etik ini mengatur tentang perilaku professional pada perawat dalam menjalankan pekerjaannya, sebagaimana tercantum dalam lafal sumpah dan kode etik perawat yang disusun organisasi professional bersama pemerintah.
Dalam hal meningkatkan sikap perawat ruang rawat inap RSUD Dr. H .Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi di dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan, manajer dapat menerapkan strategi EDM ( Ethical Decision Making )yaitu klarifikasi ethical dilemma, mengumpulkan data tambahan, identifikasi pilihan, membuat suatu keputusan, action dan evaluasi, sehingga perawat akan mampu menjalankan profesinya sesuai dengan kebutuhan pasien dengan cepat, tepat, terpercaya dan akurat.
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan bagian terkahir dari penulisan geladi karya yang terdiri dari sub bab kesimpulan dan saran-saran penelitian. Berikut ini akan dikemukakan masing-masing sub bab tersebut .
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisa data, interpretasi hasil penelitian, dan pembahasan yang telah disampaikan sebelumnya, maka dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil penelitian bahwa secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif
tetapi tidak signifikan antara pengetahuan, keterampilan dan sikap terhadap kompetensi perawat.
2. Pada hasil hipotesis parsial pengaruh pengetahuan dan keterampilan dengan kompetensi dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel pengetahuan dan keterampilan memberikan pengaruh positif tapi tidak signifikan kepada kompetensi perawat.
3. Pada hasil pengujian hipotesis secara parsial pengaruh sikap terhadap kompetensi perawat menunjukkan ada hubungan, karena ada hubungan linear antara kedua variabel tersebut, maka variabel sikap mempengaruhi variabel kompetensi perawat.
4. Dalam hal meningkatkan sikap perawat ruang rawat inap RSUD Dr. H .Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi, manajer dapat menerapkan strategi EDM (Ethical Decision Making)
7.2 Saran-saran
Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat pada pihak manajemen RSUD Dr. H Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi dengan saran-saran sebagai berikut :
1. Manajemen RS sebaiknya terus memperhatikan dan mengembangkan kompetensi perawat khususnyamengenai sikap perawat ruang rawat inap dengan cara menerapkan sistem EDM dan MAKP.