• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Zat Gizi Dan Uji Daya Terima Keripik Kulit Kecambah Kacang Hijau (Vigna Radiata.L)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Zat Gizi Dan Uji Daya Terima Keripik Kulit Kecambah Kacang Hijau (Vigna Radiata.L)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Indonesia yang terkenal dengan sumber daya yang melimpah memiliki banyak kekayaan alam serta lahan pertanian yang luas. Indonesia memiliki tanah yang gembur sehingga cocok ditanami segala macam jenis tanaman, dan menjadikan Indonesia sebagai negara agraris (Simatupang et al, 2002)

Sektor pertanian merupakan sektor yang paling penting baik dalam jangka panjang pembangunan ekonomi maupun untuk pemulihan ekonomi jangka pendek. Sekarang merupakan saat yang tepat untuk menggali pemikiran-pemikiran mengenai reorientasi kebijakan pembangunan pertanian. Kebijakan pembangunan pertanian tersebut diarahkan agar pertanian menjadi sektor yang tangguh, dalam jangka pendek mampu menghadapi krisis ekonomi, dan dalam jangka panjang mampu menghadapi globalisasi dengan sistem pertanian yang berkelanjutan, dalam sistem ekonomi yang demokratis dan dalam pemerintahan yang terdesentralisasi (Sumodiningrat, 2001).

Banyak tanaman yang ditanami di lahan pertanian dan perkebunan, salah satunya adalah kacang-kacangan. Kacang-kacangan merupakan komoditas tanaman pangan sebagai sumber protein nabati yang berguna dalam pemenuhan makanan bergizi tinggi yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

(2)

merupakan salah satu bahan makanan sumber protein dengan nilai gizi yang tinggi, vitamin B (thiamin, riboflavin, niacin, asam folat), mineral (Ca, Fe, P, K, Zn, Mg, dan lain-lain), dan serat (J.Dostalova, 2009).

Di Indonesia, kacang hijau menempati urutan ketiga terpenting sebagai tanaman pangan kacang-kacangan setelah kedelai dan kacang tanah. Tanaman kacang hijau yang dapat mencukupi kebutuhan dalam negeri dan sudah mencapai pasar internasional. Salah satu wilayah penghasil kacang hijau yang besar adalah Pulau Jawa karena memberikan kontribusi 61% terhadap produksi kacang hijau nasional. Sebaran daerah produksi kacang hijau di Indonesia adalah: NAD, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, NTB dan NTT (Kasno, 2007)

Kacang hijau memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan tanaman pangan lainnya, yaitu toleran kekeringan, dan dapat ditanam pada daerah yang kurang subur sehingga potensial dikembangkan di lahan-lahan suboptimal. Peran strategis lainnya dari kacang hijau adalah komplementer dengan beras. Protein beras yang miskin lisin dapat diperkaya oleh kacang hijau yang kaya lisin.

(3)

Selama pengecambahan komponen antigizi (tripsin inhibitor, asam fitat, pentosan, tanin) menurun dan setelah pengecambahan terbentuk komponen fitokimia (glokosinolates, antioksidan alami yang berperan untuk kesehatan) (M. Marto, 2010).

Kecambah kacang hijau sering digunakan sebagai bahan pangan dan digolongkan sebagai sayur-sayuran. Kecambah kacang hijau adalah salah satu makanan atausayuran yang banyak di konsumsi rakyat Indonesia, baik itu masyarakat menengah maupun masyarakat kelas atas, kecambah kacang hijau bisa menjangkau seluruhkalangan dikarenakan kecambah kacang hijau harganya murah dan baik untuk kesehatan.Kecambah kacang hijaubanyak digunakan untuk konsumsi sebagai sayur, di makan mentahataupun di jadikan campuran gado-gado, bakso, tahu goreng, bakwan, soto ataupun jenis makanan lainnya (Achyad dan Rasyid, 2006)

(4)

limbah kecambah kacang hijau tidak bermanfaat dan tidak mengandung nilai gizi. Setelah diteliti sebenarnya tepung kulit kecambah kacang hijau mengandung zat gizi antara lain, yaitu; Kandungan protein kasar;13,63%, serat kasar;49,44%, dan vitamin B1; 0,12% (Handayani, 2009).

Data di Indonesia menunjukkan bahwa kurangnya konsumsi protein dan serat pada masyarakat, karena masyarakat sekarang lebih suka mengonsumsi makanan siap saji, seperti cemilan (jajanan). Menurut hasil survei Badan Pengawas Obat dan Makanan Repulik Indonesia (BPOM RI, 2013), mendapatkan data bahwa 80% anak sekolah mengkonsumsi makanan jajanan.Frekuensi makanan ringan lebih dari 11 kali perminggu (66%).

Makanan jajanan pada siswa sekolah masih banyak yang bermutu rendah sehingga keterampilan anak dalam memilih, memegang peranpenting dalam mendapatkan jajanan yang sesuai dengan kebutuhannya. Selaincemaran mikrobiologis, cemaran kimiawi yang umum ditemukan pada makananjajanan kaki lima adalah penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) ilegal seperti borax (pengempal yang mengandung logam berat Boron), formalin (pengawet yang digunakan untuk mayat), rhodamin B (pewarna merah padatekstil), dan methanil yellow (pewarna kuning pada tekstil) (Judarwanto, 2006).

(5)

Diversifikasi pangan merupakan suatu proses pemilihan pangan yang tidak hanya tergantung pada satu jenis pangan, akan tetapi memiliki beragam pilihan (alternatif) terhadap berbagai bahan pangan. Pada dasarnya pelaksanaan program diversifikasi atau penganekaragaman pangan di Indonesia telah mempunyai dasar hukum yang kuat melalui UU Pangan No. 7 tahun 2006 tentang Pangan, PP No. 68 tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan dan Perpres No. 22 tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan berbasis Sumberdaya Lokal (Ariani, 2010).

Diversifikasi pangan dianggap memiliki kaitan yang erat dengan pembangunan sumber daya manusia lewat perbaikan gizi. Diversifikasi pangan akan menimbulkan keanekaragaman jenis pangan yang dikonsumsi masyarakat. Keanekaragaman sumber pangan biasanya sejalan dengan beragamnya zat gizi yang diasup masyarakat. Pengaplikasian diversifikasi pangan dapat dicontohkan dengan mensubstitusi pemanfaatan kulit kecambah kacang hijau dalam pembuatan keripikyang terlebih dahulu diolah menjadi tepung. Pengubahan kulit kecambah kacang hijau manjadi tepung akan mempermudah penggunaannya, menambah penganekaragaman bahan makanan, meningkatkan nilai ekonomi, serta memanfaatkan limbah kecambah kacang hijau yaitu kulit yang tidak berguna namun mengandung zat gizi.

(6)

Selain itu, keripik adalah makanan ringan yang dijadikan oleh sebagian masyarakat Indonesia sebagai makanan favorit karena selain harganya yang relatif murah, keripik juga mudah didapat dikarenakan banyak masyarakat Indonesia yang menjadikannya sebagai usaha rumahan (Nofrianti, 2013)

Penelitian terhadap makanan yang terbuat dari kulit kecambah kacang hijau juga pernah dilakukan, yaitu pembuatan coockiesdengan kulit kecambah kacang hijau yang terlebih dahulu dijadikan tepung lalu ditambahkan dengan tepung terigu, dan menyimpulkan bahwa semakin banyak penambahan tepung kulit kecambah kacang hijaukecambah kacang hijaunya, maka semakin tinggi kandungan proteinnya. Sehingga tepung kulit kecambah kacang hijau dijadikan sebagai bahan pangan fungsional (Handayani, 2009)

Pada pra eksperimen yang peneliti lakukan bahwa pembuatan keripik dengan persentase 60% : 40% antara tepung kulit kecambah kacang hijau dan tepung tapiokamenghasilkan adonan yang kalis dengan tekstur yang bagus, dan sebagai pembandingnya peneliti juga membuat persentase adonan 50% : 50%. Apabila persentase pada tepung kulit kecambah kacang hijau lebih dari 60%, maka produk yang dihasilkan kurang menarik dan juga kurang enak/seret. Hal ini dikarenakan tepung kulit kecambah kacang hijau yang tidak bisa menyatu apabila dijadikan adonan hingga sulit untuk dibentuk.

1.2Perumusan Masalah

(7)

1. Bagaimana kandungan gizi protein, serat, dan karbohidrat pada keripik berbahan tepung kulit kecambahkacanghijau?

2. Bagaimana daya terima keripik modifikasi berbahan kulit kecambahkacanghijau?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui kandungan gizi protein, serat, dan karbohidratpada keripikberbahan kulit kecambahkacanghijau.

2. Untuk mengetahui daya terima keripik modifikasi berbahan kulit kecambahkacanghijau.

1.4 Manfaat

Referensi

Dokumen terkait

atau jembatan yang akan dilintasi kereta api yang dipimpin oleh manajer Jalan. dan Jembatan dan dibantu oleh beberapa asisten

Nilai VAS pada kelompok morfin- CR mengalami penurunan dari sebelum pemberian dengan 4 jam, 12 jam, 24 jam, dan 48 jam setelah pemberian menunjukkan perbedaan yang

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan media pembelajaran jobsheet terhadap hasil belajar MYOB siswa kelas XII-AK di

ƒ Terakhir, penduga likeliood maksimum dapat dikatakan untuk menggunakan seluruh informasi yang tersedia apabila model sebenarnya diketahui, sedangkan untuk hubungan rata-rata

• Pastikan kabel video yang menyambungkan monitor ke komputer telah terpasang dengan benar dan kuat. • Sesuaikan pengaturan kecerahan

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa padang lamun di daerah ini termasuk heterospesifik yang terdiri dari 7 (tujuh) spesies, dengan kerapatan jenis tertinggi adalah

JUDUL : PASIENIA, APLIKASI UNTUK PASIEN BERINTERAKSI IDENYA BERAWAL DARI KEGIATAN MENEMANI PASIEN TERAPI MEDIA : BERNAS JOGJA. TANGGAL : 2

Pertama-tama nyalakan alat, saat alat menyala maka akan terlihat tampilan pada LCD kemudian masukkan sensor EC dan sensor DS18B20 kedalam bak tandon, kemudian sensor EC akan