• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Sosiologis Kehidupan Mangaka Dalam Komik Bakuman Karya Takehsi Obata Dan Tsugumi Ohba Chapter III IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Sosiologis Kehidupan Mangaka Dalam Komik Bakuman Karya Takehsi Obata Dan Tsugumi Ohba Chapter III IV"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

ANALISIS SOSIOLOGIS MANGAKA DALAM KOMIK “BAKUMAN”

KARYA TAKESHI OBATA DAN TSUGUMI OHBA

3.1. Sinopsis Cerita Komik Bakuman

Komik ini bercerita tentang dua orang siswa kelas 3 SMP bernama Moritaka

Mashiro dan Akito Takagi. Takagi merupakan seorang siswa SMP yang sejak lama

bercita-cita ingin menjadi seorang mangaka . Tetapi Takagi memiliki kesulitan dalam

hal menggambar sehingga Ia berniat membujuk Mashiro agar mau bekerjasama untuk

menjadi mangaka. Mashiro adalah teman sekelas Takagi yang memiliki bakat

menggambar yang bagus. Takagi mengetahui bakat menggambar Mashiro ketika Ia

tanpa sengaja menemukan buku Mashiro yang tertinggal di kelas . Takagi melihat

sketsa wajah Azuki Miho di buku tersebut. Azuki juga merupakan teman sekelas

Takagi dan Mashiro yang merupakan gadis yang disukai Mashiro sejak lama.

Mengetahui bakat menggambar Mashiro, Takagi langsung mengajak Mashiro untuk

bekerja sama dengannya . Tetapi Mashiro menolak mengingat pamannya meninggal

karena kelelahan saat bekerja sebagai mangaka. Karena tahu Mashiro menyukai

Azuki, Takagi memiliki akal. Takagi mengetahui bahwa Azuki ternyata bercita-cita

menjadi seorang Seiyuu ( pengisi suara ) tokoh anime. Takagi pun kemudian

mengajak Mashiro ke rumah Azuki. Sampai di rumah Azuki, Mashiro baru

mengetahui bahwa Azuki ingin menjadi seorang Seiyuu terkenal. Mengetahui hal itu

(2)

suara tokoh anime ciptaannya. Azuki menyetujuinya, dan dimulailah petualangan

Mashiro sang penggambar dan Takagi sang penulis cerita. Mereka pun menjadi

seorang mangaka dan mengalami banyak kejadian-kejadian dalam hidup mereka.

Seperti keluarga yang melarang mereka menjadi seorang mangaka yang dianggap

berdampak buruk, karena akan memakan banyak waktu dan dapat mengganggu

waktu sekolah. Setelah mereka menjadi mangaka banyak dari mereka sering bolos

kuliah dan bahkan akhirnya berhenti kuliah dan tinggal di sebuah apartement yang

dijadikan ruang kerja mereka yang membuat mereka tinggal berpisah dari keluarga

mereka. Mereka juga hampir tidak ada waktu untuk teman-teman mereka dan

berfokus untuk membuat manga saja. Selain itu, mereka juga harus bersaing dengan

mangaka muda lainnya untuk mencapai impian mereka sebagai mangaka terkenal.

3.2. Mangaka Di Lingkungan Keluarga

1. Cuplikan ( Volume 1, Chapter 2, Halaman 24-25 )

Ibu : Ada apa ? katakana saja.

Mashiro : Uh… Aku ingin menjadi mangaka.

Ibu : Tidak boleh.

Mashiro : Aku akan masuk SMA lalu kuliah, Jika aku tidak bisa mewujudkan nya saat aku lulus kuliah aku menyerah.

Ibu : Jadi kau akan masuk sekolah yang jelek sambil menggambar manga

? Pamanmu memulai debutnya saat kuliah. Ini akan menjadi kejadi-

(3)

Analisis

Pada cuplikan di atas terlihat Mashiro memutuskan untuk menjadi seorang

mangaka namun Ibunya tidak menyetujuinya. Ibu Mashiro sangat khawatir karena

apabila Mashiro menjadi seorang mangaka, maka Mashiro tidak akan fokus

bersekolah lagi. Ibu Mashiro tahu bagaimana sibuknya kehidupan seorang mangaka

karena paman Mashiro adalah seorang mangaka juga dan Ia meninggal saat menjalani

profesinya itu. Ibu tidak ingin kejadian serupa terjadi kepada Mashiro. Namun

Mashiro tetap berkeinginan keras untuk menjadi seorang mangaka dengan

mengatakan kepada Ibu kalau dia akan tetap bersekolah saat Ia menjadi seorang

mangaka dan akan berhenti apabila Ia gagal mewujudkan mimpinya saat Ia lulus

kuliah.

2. Cuplikan ( Volume 6, Chapter 45, Halaman 5 )

(Mashiro dirawat di Rumah Sakit karena Ia kelelahan. Dokter melarang Mashiro

untuk tetap menggambar saat Ia berada di Rumah Sakit namun Mashiro tetap

bersikeras untuk menyelesaikan manga yang Ia buat. Editor Mashiro pak Miura

mendukung Mashiro untuk tetap menggambar.)

Miura : Bagaimana Dokter ? bisakah kita sehari saja.. atau setidaknya 4 jam untuk menyelesaikan bab selanjutnya ?

Ibu : Hentikan ! Apa yang kau pikirkan? Apa kau ingin membunuhnya? Anak-

(4)

Miura : Maaf, saya tidak sampai memikirkan hal itu.

Analisis

Pada cuplikan tersebut tergambar situasi di rumah sakit. Mashiro mengalami

kekurangan nutrisi karena Ia kelelahan saat menggambar manga hingga Ia dirawat di

Rumah Sakit. Meskipun dalam keadaan sakit, Mashiro tetap ingin menyelesaikan

manga yang Ia buat bersama Takagi. Editor Mashiro yaitu pak Miura pun terlihat

mendukung keinginan Mashiro tersebut. Hal ini terlihat dari dialog pak Miura kepada

Dokter. Namun Ibu Mashiro yang berada di tempat itu tentu saja tidak menyetujui hal

itu. Ia sampai marah dan berkata “Hentikan ! Apa yang kau pikirkan? Apa kau ingin

membunuhnya? Anakku bukanlah robot penggambar Manga!”. Sejak awal memang

Ibu Mashiro tidak menginginkan anaknya untuk menjadi seorang mangaka. Ia tahu

hal seperti ini pasti akan terjadi. Hal yang sama yang dialami Paman Mashiro dulu.

Kehidupan mangaka memang sangat sibuk, mereka dikejar deadline setiap

minggunya yang membuat mereka harus bekerja setiap hari bahkan sampai lupa

makan dan kurang tidur. Hal ini yang terjadi kepada Mashiro sehingga akhirnya Ia

pun jatuh sakit.

3. Cuplikan ( Volume 3, Chapter 25, Halaman 7 )

Mashiro : Aku pulang.

(5)

Mashiro : Aku mendapat uang, ini tidak banyak, tapi tolong berikan kepada ka-

kek. Besok aku akan punya uang yang cukup untuk membayar kont

rak.

Ibu : …. Mashiro kau mau makan apa hari ini?

Mashiro : Apa saja boleh, terima kasih. (Sambil mencari manga karya Paman nya di dalam kamar.)

Analisis

Semenjak menjadi seorang mangaka, Mashiro terlihat hidup lebih mandiri.

Hal ini tergambar dari ucapannya kalau dia sudah bisa membayar uang kontrak studio

milik pamannya dan memberikan sedikit uang kepada kakeknya. Terlihat meskipun

Mashiro masih duduk di bangku SMA dia sudah memiliki penghasilan sendiri.

Tergambar bahwa profesi sebagai mangaka adalah salah satu profesi yang dapat

menghasilkan banyak uang meskipun kehidupan mangaka itu sendiri sangat sibuk.

4. Cuplikan ( Volume 5, Chapter 43, Halaman 16 )

Ibu : Mashiro.. sekarang jam 7.

Mashiro : Maaf aku ketiduran. (Tidur di atas meja Studio)

Ibu : Sudah kuduga kau sedang tidak ada di rumah. Tapi jangan khawatir.

Mashiro : Bu, bisakah kau menelpon sekolah dan bilang aku sakit perut ?

(6)

Mashiro :Tolonglah! Aku sedang ada masalah. Nanti asisten akan datang tapi

aku belum menyelesaikan gambarku. Tolonglah! Manga sangat pen-

ting bagiku.

Ibu : Tapi hanya sekali ini.

Mashiro : Baiklah, terima kasih.

Analisis

Akibat terlalu sibuk menjadi mangaka bahkan Mashiro sampai tidak pulang

kerumah dan menginap di studio. Hal tersebut menggambarkan betapa sibuknya

bekerja sebagai mangaka. Bagi mangaka waktu semenit saja sangat berharga untuk

menyelesaikan manga mereka. Mereka sering berpacu dengan waktu dalam membuat

manga. Hal ini membuat mangaka memiliki jam tidur yang tidak teratur. Mereka

bahkan terkadang hanya tidur 3-4 jam saja dalam 1 hari. Dalam cuplikan tersebut

juga terlihat Mashiro menyuruh Ibunya untuk berbohong kepada sekolah dengan

mengatakan bahwa Ia sedang sakit. Hal ini menunjukan bagi Mashiro manga lebih

penting dari hal lainnya seperti sekolah.

3.3. Mangaka Di Lingkungan Sekolah

1. Cuplikan ( Volume 1, Chapter 5, Halaman 11 )

Mashiro : Mungkin aku masuk SMA Yagusa Utara.

Takagi : Yagusa Utara ?

Mashiro : Kalau dilihat dari sudut pandang anak pintar seperti kamu, pasti kau

(7)

lau nilaiku minimal. Lalu, kalau aku masuk ke sana, aku tidak perlu

belajar keras dan dapat fokus ke manga.

Takagi : Yagusa Utara ? Tapi ini semua karena dia ingin menjadi mangaka.

(Berkata dalam hati)

Analisis

Hal yang tergambar dari cuplikan di atas adalah dimana Mashiro memutuskan

untuk masuk ke sekolah yang kurang terkenal agar Ia bisa tetap bersekolah dan tetap

bisa fokus ke manga juga. Hal ini menggambarkan bagi Mashiro manga adalah yang

paling utama. Dia sangat ingin mewujudkan mimpinya sebagai seorang mangaka,

walaupun kehidupan bersekolahnya kurang baik. Ia tidak berfikir untuk fokus

bersekolah dan belajar keras seperti anak SMA pada umumnya. Kehidupan mangaka

yang sibuk membuat mereka hanya memiliki sedikit waktu saja untuk hal lainnya di

luar membuat manga seperti bersekolah.

2. Cuplikan ( Volume 2, Chapter 13, Halaman 10 )

(Karena semua orang tahu kita membuat manga, kita tak dapat menyembunyikan hal

itu di kelas. Tidak banyak yang berfikir kita bodoh membuat manga saat ujian akan

berlangsung. Beberapa ada yang mengharapkan kita bisa.)

(8)

Teman sekelas : Wah kalian serius sekali. Pasti enak punya cita-cita. Semoga berhasil

aku mengharapkan kalian bisa ke JUMP.

Takagi : Jangan dilihat, ini rahasia tahu.

Analisis

Dari cuplikan di atas terlihat meskipun ujian akan berlangsung, Mashiro dan

Takagi tetap saja membuat manga di kelas. Mereka seakan tak peduli kalau ada ujian

dan hanya peduli kepada manga mereka saja. Terlihat mereka menomor dua kan

sekolah dan lebih mementingkan manga mereka. Bagi mangaka waktu sangatlah

penting bagi mereka. Mereka tidak boleh bersantai-santai saat mereka sedang

mengerjakan sebuah manga. Sehingga saat-saat bersekolah, seperti waktu sebelum

ujian pun mereka manfaatkan untuk membuat manga bukan untuk belajar seperti

siswa lainnya. Terlihat juga teman sekelas mereka yang mendukung mereka menjadi

mangaka. Dari dialog teman sekelas mereka tersebut, mereka terlihat mengagumi

Mashiro dan Takagi yang sudah memiliki cita-cita yaitu menjadi seorang mangaka

dan berusaha keras mewujudkan cita-cita mereka tersebut.

3. Cuplikan ( Volume 5, Chapter 42, Halaman 2 )

Mashiro : Aku nggak peduli sama kuliah.

Takagi : Lebih baik masuk saja. Kalau misalkan serial kita berakhir kau mas-

(9)

Mashiro : Saat serial kita berakhir ? kau masih memikirkannya? Tapi aku sud-

ah bosan dengan tes dan segala macam hal itu.

Takagi : Kuliah jauh lebih mudah dari sekolah. Lagi pula Azuki mau masuk

Universitas juga.

Mashiro : Kalau misalkan memang harus, aku gak ingin dekat-dekat dengan

hal yang harus pakai belajar keras. Coba ada tempat yang seperti itu.

Seperti mereka menerimaku karena mangaku diserialisasikan.

Analisis

Hal yang tergambar dari cuplikan di atas adalah dimana Mashiro memutuskan

untuk tidak berkuliah dan berfokus kepada manga saja. Namun Takagi melarang hal

itu dan membujuk Mashiro agar tetap berkuliah sambil membuat manga. Lalu

Mashiro berkeinginan untuk kuliah tetapi Ia tidak berkeinginan untuk berkuliah di

tempat yang harus belajar keras. Terlihat Mashiro hanya mementingkan impiannya

saja menjadi seorang mangaka. Ia tidak peduli dengan kuliah yang Ia anggap hanya

membuang waktu nya dan tidak bisa fokus 100% untuk membuat manga. Sibuknya

kehidupan seorang mangaka membuat mereka harus mengorbankan hal-hal penting

(10)

4. Cuplikan ( Volume 7, Chapter 57, Halaman 13 )

(6 April, hari pertama kami di Universitas)

Miyoshi : Kalian bahkan belum melihat kampusnya. Berjalan-jalanlah saja ke

Sekeliling dan biasakan diri kalian. Kalian ingin menikmati kehidu-

pan kuliah kan ?

Takagi : Inilah masa muda. Pergi ke kampus dan belajar adalah bagian dari

masa muda. Dan juga bersosialisasi dan bersenang-senang. Meski

kita mengorbankan masa muda kita untuk manga.

Mashiro : Sebenarnya kedengarannya lumayan keren.

Analisis

Dari dialog Takagi dan Mashiro tergambar bahwa mereka selama ini hanya

menghabiskan waktu muda mereka untuk manga saja. Mereka bahkan hampir tidak

ada bersosialisasi dengan teman-teman mereka di sekolah karena mereka fokus

kepada manga mereka saja. Sepulang sekolah maupun waktu istirahat sekolah,

mereka manfaatkan untuk membuat manga, tidak ada waktu untuk bermain dengan

teman-teman sekolah mereka. Kehidupan mangaka memang sangat sibuk. Menjadi

seorang mangaka saat masih duduk di bangku sekolah merupakan hal yang sulit

dijalani. Seperti Mashiro dan Takagi, mereka hidup tidak seperti anak sekolah lainnya

(11)

Mashiro dan Takagi hidup penuh kesibukan untuk menyelesaikan manga mereka

demi mewujudkan impian mereka untuk menjadi mangaka terkenal.

3.4. Mangaka Di Lingkungan Kerja

1. Cuplikan ( Volume 3, Chapter 18, Halaman11-12 )

Nizuma : Oh, kalian Ashirogi Muto yang buat “ Money and Intellegence” ya?

Aku suk sekali manga kalian. Apakah akan dibuat cerita berserinya?

Hattori : Tidak.

Nizuma : Benarkah ? Sayang sekali. Padahal bagus sekali. Aku tidak akan bi-

sa membuat yang seperti itu. Tak disangka, hebat sekali ceritanya .

Sangat serasi dengan gambarnya. Jika itu kalian yang membuatnya

itu sangat hebat. Aku tidak percaya kalian bisa membuat manga se-

bagus itu dan kalian lebih muda dariku. Aku senang menemukan te-

man yang sebaya denganku di JUMP. Aku belum pernah punya te-

man sejak pergi dari Aomori. Aku harap aku bisa berteman baik de-

ngan kalian.

Analisis

Dari cuplikan di atas terlihat bahwa ternyata Nizuma yang merupakan

mangaka muda yang terkenal mengagumi hasil karya Takagi dan Mashiro. Terlihat

(12)

dari Nizuma menggambarkan bahwa mereka bersaing secara sehat. Mashiro dan

Takagi memang bukan satu-satunya mangaka muda yang berjuang mewujudkan

mimpi mereka, mereka bersaing dengan beberapa mangaka lainnya seperti mangaka

yang lebih dahulu terkenal yaitu Nizuma. Selain itu dari dialog Nizuma terlihat kalau

Ia tidak memilki teman sama sekali. Ia ingin Mashiro dan Takagi menjadi temannya.

Kehidupan mangaka yang sibuk membuat mereka sulit untuk bersosialisasi. Sehingga

mau tidak mau mereka hanya bersosialisasi dengan orang-orang disekitar mereka,

yaitu orang-orang yang berhubungan dengan manga, seperti editor atau mangaka lain.

Itupun mereka hanya bisa berhubungan hanya ketika ada rapat atau saat bertemu di

kantor penerbit.

2. Cuplikan ( Volume 4, Chapter 30, Halaman 13 )

(Para Mangaka berkumpul di rumah Nizuma untuk saling berkomentar mengenai

manga mereka masing-masing)

Fukuda : Baiklah, karena sudah dapat izin dari Nizuma-kun mari kita lihat na

me kita. Setelah selesai membaca, silahkan mengkritik dan membe-

ri pendapat sejujurnya dan terbuka.

Nizuma : (Membuka pintu) Permisi! Kayaknya menyenangkan! Aku ikutan !

Aku rasa ini akan mendidik, jadi aku juga mau ikut.

Fukuda : Biarkan Nizuma-sensei memberi opininya.

(13)

Analisis

Dari cuplikan di atas terlihat bahwa sesama mangaka satu dengan lainnya

mereka saling mendukung. Meskipun mereka sebenarnya bersaing untuk menjadi

yang terbaik, mereka tetap mendukung mangaka lain agar karya yang mereka

ciptakan lebih baik. Cuplikan di atas menggambarkan para mangaka saling

memeriksa manga mereka satu sama lain dan memberi kritik atau komentar agar

manga mereka lebih baik. Dalam dunia mangaka, manga yang kurang diminati oleh

pembaca, maka manga tersebut akan dihentikan penerbitannya. Hal ini dapat

membuat mangaka berhenti bekerja. Apabila mangaka itu ingin bekerja kembali,

maka Ia harus membuat cerita manga baru lagi . Selain itu dalam dialog Fukuda ada

menggunakan kata sensei saat menyebutkan nama Nizuma. Dalam dunia manga, kata

sensei biasanya digunakan untuk nama panggilan kepada mangaka lain sebagai tanda

hormat mereka kepada mangaka tersebut.

3. Cuplikan ( Volume 2, Chapter 13, Halaman 15 )

Hattori : Ini bagus sekali. Benar-benar menarik. Bagaimana kalau kau tamb-

ah sedikit. Setiap orang memiliki ranking yang dikontrol oleh kom-

puter. Dengan begitu, mereka dapat melihat ranking dan dapat men

jual belikan pikiran mereka sendiri.

(14)

Mashiro : Pamanku pernah bilang bagus sekali mempunyai editor yang mem-

beri saran yang tak dapat diduga. (Bicara dalam hati)

Analisis

Dari cuplikan di atas terlihat Hattori sebagai seorang Editor dari Mashiro dan

Takagi memberi pendapatnya mengenai manga buatan mereka. Dalam dunia manga,

Editor adalah salah satu orang yang berperan penting dalam hal menerbitkan karya

seorang mangaka. Biasanya manga yang sudah selesai dibuat akan diserahkan kepada

editor terlebih dahulu sebelum diterbitkan. Editor akan memeriksa secara detail

kesalahan atau kekurangan yang terdapat dalam manga tersebut. Setelah itu biasanya

editor akan memberi koreksi terhadap manga yang diserahkan dan setelah semuanya

sempurna barulah manga tersebut diajukan oleh editor untuk diserialisasikan. Editor

adalah orang yang paling dekat dengan mangaka. Mereka hampir ketemu setiap hari

untuk memantau pekerjaan mangaka tersebut, karena editor lah yang bertanggung

jawab atas mangaka tersebut.

3.5. Gambaran Kehidupan Ekonomi Mangaka Di Dalam Komik Bakuman

1. Cuplikan ( Volume 4, Chapter 35, Halaman 10 )

Mashiro : Wah sebanyak itu ?

Miura : Mereka memberi sebanyak itu untuk kontrak 1 tahun. Itu sebenar-

(15)

nyewa studio dan lain sebagainya, tapi karena kalian sudah punya,

jadi ini mengurangi biayanya. Bayaran perhalaman 12.000 yen dan

tambahan setengah dari bayaran jika mendapatkan halaman berwar-

na.

Takagi : Haa ? Aku kira pemula Cuma 9000 yen perlembar.

Miura : Itu kalau One-Shoot . Kalau serial , bayarannya lebih tinggi. Oh iya,

diam dan perhatikan, jangan berisik. Kalian jangan bereaksi terlalu

banyak saat aku beritahu.

Analisis

Dari cuplikan di atas terlihat betapa besarnya penghasilan seorang mangaka.

Cuplikan di atas menggambarkan bahwa saat manga ciptaan seorang mangaka itu

berhasil diserialisasikan, maka mereka akan dibayar berdasarkan berapa lembar

manga yang mereka terbitkan setiap minggunya. Dalam dialog di atas dijelaskan

kalau Mashiro dan Takagi akan dibayar 12.000 yen perlembarnya, berarti jikalau 1

yen = 10.000 rupiah dan mereka membuat 20 halaman perbabnya, maka mereka bisa

mendapat penghasilan sekitar 96.000.000 rupiah perbulannya. Ini merupakan

penghasilan yang sangat besar. Terlihat bahwa kehidupan ekonomi seorang mangaka

itu berada di kelas atas atau bisa dibilang orang kaya. Seorang mangaka biasanya

menggunakan gaji itu untuk membayar asisten, membeli perlengkapan gambar,

membayar sewa studio, membayar pajak, dan sisanya barulah dipakai untuk

(16)

2. Cuplikan ( Volume 4, Chapter 36, Halaman 13-15 )

(Pesta tahun baru tiba. Seluruh mangaka diundang menghadiri pesta. Mashiro dan

Takagi pun ikut dalam pesta itu, sebelum pergi mereka di jemput dengan mobil yang

disediakan oleh pihak penerbit)

Supir : Ashirogi-san silahkan masuk. Apakah anda ingin langsung kesana ?

Mashiro : Hah ?

Supir : Sekarang kita akan tiba 40 menit sebelum acara dimulai. Jadi jika an-

da mau kita bisa berjalan-jalan dulu.

Takagi : Bisakah anda menghantarkan kita 15 menit sebelum acara dimulai ?

Supir : Baiklah.

(Merekapun bergerak menuju pesta tahun baru tersebut)

Takagi : Kita sudah lewat dari jalan utama, apa sudah sampai

Supir : Ya. Sekitar 3 menit lagi.

(Mereka pun tiba di pesta tersebut. Terlihat banyak mobil mewah terparkir dan

orang-orang mengenakan jas-jas mahal.)

(17)

Takagi : Ada apa dengan semua mobil hitam ini ?! Apakah ini sekumpulan

Yakuza ? Dan kita salah satunya ?

Mashiro : Aku takut!..

Analisis

Dari cuplikan di atas tergambar bahwa profesi mangaka adalah salah satu

profesi yang dihormati. Dalam dialog di atas Mashiro dan Takagi mendapat

panggilan san dari supir mereka. Panggilan san sendiri berasal dari bahasa Jepang

yang kalau diartikan ke bahasa Indonesia berarti tuan. Terlihat meskipun Mashiro dan

Takagi masih SMA mereka sudah dihormati seperti layaknya seorang mangaka

lainnya. Dalam cuplikan diatas juga diceritakan bahwa setiap tahun baru setiap

mangaka di undang ke sebuah hotel mewah untuk merayakan pesta tahun baru.

Mereka akan dijemput oleh mobil-mobil mewah menuju ke tempat pesta tersebut.

Saat pesta tahun baru ini biasanya para mangaka akan memakai jas-jas mahal dan

berpenampilan seperti orang kelas atas pada umumnya. Dari pesta tersebut terlihat

kalau profesi mangaka bukanlah profesi sembarangan. Mereka memang sibuk setiap

harinya dan tidak memilki waktu luang yang banyak, namun dibalik itu mereka

memiliki gaji yang besar yang membuat mereka bisa hidup mewah seperti yang

(18)

3. Cuplikan ( Volume 7, Chapter 53, Halaman 18 )

Editor : Hiramaru.. Kau mendapat halaman berwarna sebagai perayaan satu

tahunmu. Kau akan dibayar 1,5 kali lipat untuk warna. Jadi kau cu-

kup membayar tagihan mobilmu saja. Kau juga bisa membeli apar-

temen ini.

Hiramaru : Kurasa aku lebih suka apartemen lamaku.

Editor : Sebenarnya aku sudah berbicara dengan istriku. Dan bilang padanya

kalau kau adalah mangaka yang menjanjikan yang memiliki aparte-

men dan mobil Porsche. Dan dia bilang kalau dia punya banyak te-

man yang ingin bertemu denganmu.

Analisis

Dari cuplikan di atas tergambar bahwa Hiramaru memiliki hidup yang

mewah sebagai seorang mangaka. Ia digambarkan sudah memiliki apartement sendiri

dan sebuah mobil mewah buatan Eropa yaitu mobil Porsche padahal Ia baru menjadi

seorang mangaka selama 1 tahun saja. Seorang mangaka akan mendapat bayaran

yang tinggi apabila manga mereka berhasil di serialisasikan. Apalagi manga mereka

(19)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1.Kesimpulan

Setelah membahas mengenai kehidupan mangaka dalam skripsi yang berjudu l

“Analisis Sosiologis Kehidupan Mangaka Dalam Komik Bakuman Karya Takeshi

Obata dan Tsugumi Ohba”, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Sastra adalah karya seni yang dikarang menurut standar bahasa kesusastraan,

penggunaan kata-kata yang indah, gaya bahasa dan gaya bercerita yang menarik.

Sastra selain menyajikan nilai-nilai keindahan serta paparan peristiwa yang

mampu memberikan kepuasan bathin bagi pembacanya, juga mengandung

pandangan yang berhubungan dengan masalah keagamaan, filsafat, politik maupun

berbagai macam problema yang berhubungan dengan kompleksitas kehidupan ini.

Komik merupakan salah satu hasil karya sastra yang berupa cerita bergambar yang

banyak menarik hati para peminat sastra.

2. Dalam komik Bakuman digambarkan kehidupan mewah seorang mangaka.

Meskipun merupakan profesi yang sangat sibuk, mangaka adalah profesi yang

memiliki gaji yang besar. Seorang mangaka akan dibayar tiap lembarnya untuk

setiap manga mereka yang berhasil diserialisasikan. Apabila manga yang mereka

buat berhasil dijadikan anime, maka bayaran tambahan pasti akan mereka terima

juga. Hal ini membuat kalangan mangaka merupakan kalangan kelas atas yang

(20)

3. Mangaka adalah kata dalam bahasa Jepang yang berarti kartunis atau komikus. Di

luar Jepang, manga biasanya mengacu pada sebuah buku komik Jepang dan

mangaka mengacu pada penulis atau pengarang manga. Di Jepang, mangaka

merupakan profesi yang cukup diminati karena memiliki penghasilang yang tinggi.

Namun dibalik itu semua kehidupan seorang mangaka sangatlah sibuk. Seorang

mangaka harus mengerjakan manga mereka dalam waktu yang singkat sebelum

deadline manga tersebut tiba. Hal ini membuat mangaka tidak memiliki waktu

untuk mengerjakan hal-hal lain seperti bersosialisasi dengan orang-orang di sekitar

mereka. Seperti contohnya pada kehidupan Akira Toriyama dan Eiichiro Oda.

Mereka berdua adalah mangaka yang populer di Jepang. Mereka memiliki

kehidupan yang sangat sibuk sebagai seorang mangaka. Hal ini berdampak bagi

kehidupan keluarga dan kehidupan bermasyarakat mereka. Dalam kehidupan

keluarga, mereka hampir tidak ada waktu untuk berkumpul atau menghabiskan

waktu bersama keluarga mereka. Hal ini disebabkan oleh padatnya jadwal mereka

sebagai mangaka yang bekerja hampir setiap hari. Namun mereka tetap mendapat

dukungan dari keluarga mereka untuk menjadi seorang mangaka. Di kehidupan

bermasyarakat, mereka tidak memiliki waktu untuk bersosialisasi dengan

orang-orang di sekitar mereka. Hal ini juga disebabkan karena kehidupan mereka yang

sangat sibuk dan setiap harinya hanya fokus untuk membuat manga. Namun saat

memiliki waktu luang, selain berkumpul dengan keluarga, terkadang mereka juga

(21)

4. Di dalam komik Bakuman diceritakan mengenai kehidupan Mashiro dan Takagi

yang memutuskan menjadi seorang mangaka. Menjadi seorang mangaka bukanlah

kehidupan yang mudah bagi Mashiro dan Takagi. Dalam kehidupan keluarga,

orang tua mereka awalnya melarang mereka untuk menjadi seorang mangaka

karena orang tua mereka mengetahui betapa sibuknya kehidupan mangaka tersebut

dan dapat mengganggu kehidupan bersekolah mereka. Mereka juga jarang sekali

berkumpul dan menghabiskan waktu bersama keluarga mereka. Hal ini disebabkan

karena setelah menjadi seorang mangaka, kehidupan mereka menjadi sangat sibuk.

Mereka harus mengerjakan manga mereka sebelum deadline manga tersebut tiba.

Hal ini juga berdampak pada kehidupan bersekolah mereka. Mereka jarang

bersosialisasi dengan teman-teman sekolah mereka dan menghabiskan masa muda

mereka hanya untuk membuat manga saja. Mereka memanfaatkan waktu istirahat

sekolah bahkan waktu belajar di kelas untuk membuat manga. Hal ini dikarenakan

bagi mereka waktu sangatlah penting dalam setiap harinya untuk menyelesaikan

manga mereka. Bagi mereka bersekolah membuat mereka tidak bisa fokus 100%

untuk membuat manga sehingga kehidupan seperti bersekolah pun mereka abaikan

demi manga mereka. Selain itu, dalam kehidupan bermasyarakat mereka jarang

sekali bersosialisasi dengan orang-orang sekitar mereka. Satu-satunya orang-orang

yang bersosialisasi dengan mereka adalah orang-orang yang berhubungan dengan

manga itu sendiri, seperti editor dan mangaka lainnya. Hal ini juga disebabkan

oleh kehidupan mereka yang sangat sibuk sebagai seorang mangaka. Setiap

(22)

manga tersebut dapat diserialisasikan dan mewujudkan mimpi mereka menjadi

mangaka terkenal.

4.2.Saran

Melalui skripsi yang berjudul “Analisis Sosiologis Kehidupan Mangaka

Dalam Komik Bakuman Karya Takeshi Obata dan Tsugumi Ohba”, penulis berharap

agar komik yang merupakan salah satu alternatif yang dijadikan manusia untuk

mendapatkan kesenangan, namun sekiranya tidak dijadikan sebagai hiburan saja.

Tetapi, saat membaca komik berusahalah untuk memahami makna yang terkandung

serta nilai-nilai positif yang ada sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan nyata.

Contohnya, melalui komik Bakuman kita dapat menambah wawasan tentang

kehidupan mangaka. Kehidupan mangaka adalah kehidupan yang super sibuk yang

membuat mereka harus mengorbankan hal-hal penting disekitar mereka, namun

dibalik itu semua, mereka adalah pribadi yang gigih dan pantang menyerah dalam

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Aminudin. 2000. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung : Sinar Baru Algesindo.

Budianto, Melani. 1997. Teori Kesusastraan. Jakarta : PT.Gramedia.

Eisner,Will. 2004. Graphic Storytelling & Visual Narative. Florida : Poorhouse Press.

Fananie, Zainudin. 2001. Telaah Sastra. Surakarta : Muhammadiyah University Press.

Faruk. 1999. Pengantar Sosiologi Sastra. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Koentjaraningrat. 1976. Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta : Gramedia.

McCloud, Scott (2001). Understanding Comics. Jakarta : Kepustakaan Populer

Gramedia.

Nurgiyantoro, Burhan. 1998. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta : Gajah Mada

University Press.

Obata , Takeshi, dan Tsugumi Ohba. 2009. Bakuman Chapter 1-176. Jakarta :

PT.Gramedia.

Pradopo, Rahmat Djoko. 2003. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan

Penerapannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Ratna, Nyoman Kutha. 2003. Paradigma Sosiologi Sastra. Yogyakarta : Pustaka

(24)

Segers, Rien T. 2000. Evaluasi Teks Sastra ( alih bahasa oleh Sayuti ). Yogyakarta:

Adicita Karya Nusa.

Semi, Atar. 1985. Kritik Sastra. Bangdung : Angkasa.

Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra .Jakarta: PT.Grasindo.

Soekanto, Soerjono. 2009. Sosiologi Suatu Pengantar . Jakarta : Rajagrafindo

Persada.

Zainuddin. 1992. Materi Pokok Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta:PT.Rineka

Cipta.

Anggoro, Donny. Sejarah Komik Indonesia : Kepala Tanpa Leher. 3 Maret 2016.

www.sinarharapan.co.id

Angkat, Guntur. Selintas Sejarah Komik Indonesia. 5 Maret

2016.

https://centralkomik.wordpress.com/2014/10/28/sejarah-manga/

http://meraclejapan.blogspot.co.id/2016/03/sinopsis-dan-chara-anime-bakuman.html

http://fenykuniawan.blogspot.co.id/2013/06/dibalik-kehidupan-mangaka.html

(25)

www.boombastis.com/profesi-mangaka/74074

www.japanesestation.com

Referensi

Dokumen terkait

Pertimbangan Hakim selanjutnya menolak eksepsi terdakwa terkait dengan kewenangan Komisi Pemberantasan Korupsi bahwa penyitaan dapat dilakukan oleh penuntut umum Komisi

Seseorang yang berbakat musik misalnya, dengan latihan yang sama dengan orang lain yang tidak berbakat musik, akan lebih cepat menguasai keterampilan tersebut..

Winda terlahir sebagai anak tunggal dari rahim bunda yang telah meninggal saat Winda duduk di bangku SD, sedangkan Bang Ipul memiliki dua kakak yang telah menikah dan satu adik

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan, penelitian ini berfokus pada analisis File Carving yang merupakan proses mencari file dalam aliran data berdasarkan

Kode Judul 1.  PT Puji Sempurna Raharja telah membuat/ menerbitkan LHP yang merupakan produksi kayu bulat pada Bagan Kerja Tahun 2019..  Terdapat dokumen LMKB

Penelitian Cevallos-Casals dan Cisneros-Zevallos (2004) menunjukkan pewarna antosianin komersial dari anggur merah (enosianin) memiliki stabilitas yang lebih rendah

Kemampuan bakteri untuk mendegradasi suatu hidrokarbon dari limbah minyak bumi berbeda-beda, karena komposisi senyawa hidrokarbon yang terdapat di dalam minyak bumi berbeda