• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kepatuhan Klien Napza Dalam Mengikuti Program Rehabilitasi di Yayasan Kasih, Hati dan Pikiran (Kahapi) Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kepatuhan Klien Napza Dalam Mengikuti Program Rehabilitasi di Yayasan Kasih, Hati dan Pikiran (Kahapi) Chapter III VI"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

3.1.Kerangka konseptual

Kerangka konsep merupakan visualisasi yang menerangkan tentang hubungan konsep-konsep yang tidak bisa secara langsung diteliti oleh peneliti. Konsep-konsep ini dirubah menjadi sebuah variabel sehingga dapat diukur (Notoatmodjo, 2010).

Berdasarkan pemaparan konsep diatas, maka peneliti membuat kerangka penelitian ini seperti skema di bawah ini:

Patuh

Tidak patuh

Keterangan : Kepatuhan yang diteliti Kepatuhan klien napza

(2)

3.2. Defenisi Operasional

Pada bagian ini akan diuraikan mengenai defenisi operasional masing-masing variabel penelitian.

Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur Kepatuhan Kerelaandalam

melaksanakan cara

(3)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Desain penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk mengidentifikasi kepatuhan klien napza dalam mengikuti program rehabilitasi di Yayasan Kasih, Hati dan Pikiran (Kahapi) Sei Rotan.

4.2.Populasi penelitian

Populasimerupakanwilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannnya (Sugiono, 2013).Populasi adalah sekumpulan unit penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah klien napza di Desa Sei Rotan tahun 2016 sebanyak60 orang..

4.3.Sampel dan teknik sampling

4.3.1 Sampel

(4)

4.3.2 Teknik sampling

Sampling adalah suatu proses dalam menyeleksi porsi untuk menjadi sampel dari populasi yang mewakili populasi (Setiadi, 2013). Pada penelitian ini perekrutan sampel dilakukan dengan teknik Total Sampling, yaitu teknik penentuan sampel yang digunakan bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang (Sugiono, 2013). Sampel yang digunakan yakni 60 orang di yayasan Kasih, Hati, Pikiran (Kahapi) Sei Rotan.

4.4. Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Yayasan Rehabilitasi Kahapi (Kasih Hati Pikiran) Sei Rotan, sebuah tempat rehabilitasi dukungan spiritual dengan pendekatan Kristiani secara teratur setiap hari bagi penderita. Panti rehabilitasi Kahapi ini berada di Jl. Psr IX Lorong 5 no.47 A Desa Sei Rotan. Panti rehabilitasi ini juga membuka rehabilitasi pada pasien dengan gangguan jiwa dan tempat bagi pasien yang telah sembuh dan tidak memiliki keluarga. Adapun yayasan ini dipilih peneliti karena yayasan ini menjalankan program rehabilitasi yang telah terstandart dari Kementerian Sosial Republik Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2017.

4.5.Pertimbangan etik penelitian

(5)

Objek penelitian ini adalah manusia maka pertimbangan etik sangat penting dilaksanakan. Penelitian akan menggunakan prinsip autonomy yaitu responden mempunyai hak untuk memutuskan apakah ia bersedia menjadi subjek atau tanpa ada sanksi apapun dan responden tidak mengalami kerugian, peneliti harus memberikan penjelasan dan informasi secara lengkap dan rinci serta bertanggung jawab jika sesuatu yang terjadi kepada responden.

Responden tidak boleh didiskriminasi jika menolak untuk melanjutkan menjadi subjek penelitian. Kerahasiaan data responden dijaga, untuk itu perlu adanya Informed consent(meminta kesediaan responden untuk menjadi responden), anonymity (tanpa nama) dan kode tertentu. Kerahasiaan informasi yang diberikan responden dijamin oleh peneliti dan data-data yang diperoleh dari responden mutlak digunakan untuk keperluan penelitian tidak untuk keperluan yang lain.

4.6.Instrumen penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dalam bentuk kuesioner yang didasarkan pada tinjauan pustaka. Kuesioner dibagi menjadi 2 bagian yakni:

4.6.1. Kuesioner Demografi

(6)

4.6.2. Kuesioner Kepatuhan

Penelitimembuat kuesioner berdasarkan teori kepatuhan milik Brunner dan Sudarth (2002). Kuesioner kepatuhan klien napza dalam mengikuti program rehabilitasi terdiri dari 20item. Pengukuran instrumen berbentuk skala guttman dengan dua pilihan jawaban “ya” dan “tidak”. Penilaian kepatuhan dalam mengikuti program rehabilitasi ini dikategorikan menjadi dua yaitu ya dan tidak, jawaban “ya” diberi skor 1 dan “tidak” diberi skor0. Skor tertinggi yakni 20 dan skor terendah yakni 0. Dan untuk mendapatkan total skor yakni skor tertinggi-skor terendah. Dapat dikatakan tidak patuh apabila terletak pada skor 0-10. Dan dikatakan patuh apabila terletak pada skor 11-20.

4.7.Uji Validitas dan Reliabilitas

4.7.1 Uji Validitas

(7)
(8)
(9)

mengikuti rehabilitasi”. Skor penilaian yang diberikan sebelumnya ialah 1 dan kini setelah diubah redaksi kalimatnya menjadi 4. Mengubah jawaban yang ada menjadi ya dan tidak pada kuesioner kepatuhan klien napza dalam mengikuti program rehabilitasi.Menurut Polit & Beck(2012) suatu instrumen dikatakan reliabel jika nilai koefisiennya lebih dari 0,7. Berdasarkan hasil yang diperoleh oleh peneliti yakni 1 maka nilai koefisien lebih besar dari 0,7, sehingga kuesioner tersebut dikatakan reliabel.

4.7.2. Uji reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu kesamaan hasil apabila pengukurandilaksanakan pada waktu yang berbeda (Setiadi, 2013). Uji reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan kontruk-kontruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuisioner. Uji reliabilitas telah dilakukan pada 30 orang responden sudah sesuai dengan kriteria peneliti di Panti Rehabilitasi Napza Bukit Doa. Uji reliabilitasi menggunakanrumus KR 21.Dan hasil uji reliabilitasi yang baik adalah diatas 0,6 (Sujarweni,2014). Hasil pengukuran data yang telah dilakukan adalah 0,87. Hasil uji reliabilitas menunjukkan berada diatas 0,6 maka dapat dikatakan bahwa responden konsisten dalam menjawab kuesioner.

4.8.Pengumpulan data

(10)

izin pengambilan data pada Yayasan Kasih, Hati, Pikiran (Kahapi). Setelah mendapat persetujuan dari Yayasan kasih, Hati, pikiran (Kahapi), peneliti melaksanakan pengumpulan data di tempat Yayasan Kahapi dengan meminta kesediaan pembina yayasan untuk mengumpulkan para responden dan meminta kesediaan untuk mendampingi peneliti dalam memberikan kuesioner kepada responden di aula. Kemudian peneliti melakukan pengenalan diri, pendekatan kepada semua responden, dan menjelaskan tujuan datang ke yayasan Kahapi. Lalu meminta kesediaan responden untuk menandatangani di informed consent sebagai bentuk persetujuan bersedia sebagai responden. Peneliti memberikan kuesioner, dan menjelaskan cara pengisian kuesioner dengan memberikan tanda checklist pada tabel kuesioner sesuai dengan jawaban responden. Setelah semua responden mengisi kuesioner tersebut, maka semua data dikumpulkan untuk dianalisis. 4.9.Analisa data

(11)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

Bab ini menguraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan mengenai Kepatuhan klien napza dalam mengikuti program rehabilitasi di YayasanKahapi (Kasih, Hati, Pikiran) Desa Sei Rotan. Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Mei 2017, dengan jumlah klien sebanyak 60 orang.

5.1.1. Karakteristik Klien Napza di Yayasan Kahapi Desa Sei Rotan

Deskripsikarakteristikklien napza terdiridaridiagnosa medis, riwayat hospitalisasi klien napza, usia pertama kali dirawat, dirawat pertama kali tahun berapa, jenis narkoba yang dipakai, jenis kelamin, umur, pekerjaan, pendidikan terakhir, status perkawinan, penghasilan per bulan.Data karakteristik ditampilkan hanya untuk melihat distribusi demografi dari responden saja dan tidak akan dianalisis.

(12)

pekerjaan sebanyak 16 responden (26,7%). Berpendidikan SMA sebanyak 37 orang (61,7%). Status belum menikah sebanyak 41 orang (68,3%). Memiliki penghasilan <Rp 500.000 sebanyak 28 orang (46,7%). Dan sebanyak 58 responden (96,7%) berumur 20-40 tahun dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tabel 5.1.Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Klien Napza di

Yayasan Kahapi Sei Rotan(n=60)

Karakteristik Frekuensi (F) Persentase (%)

Diagnosa Medis

Sakit kepala 2 3,3

Asma 4 6,7

Diare 4 6,7

Muntaber 1 1,7

Tidak ada 48 80

TBC 1 1,7

Hospitalisasi yang ke-

Satu 38 63,3

Dua 13 21,7

Tiga 4 6,7

Lima 2 3,3

Tujuh 3 5

Jenis napza yang dipakai

Shabu-sabu 46 76,7

Ganja 9 15

Morfin 2 3

Pil Ekstasi 2 3

(13)

Karakteristik Frekuensi (F) Persentase (%) Umur pertama kali rawat

14-21 tahun 26 43,4

22-29 tahun 19 31,7

30-37 tahun 14 23,3

38-45 tahun 1 1,6

Dirawat Pertama kali tahun

(14)

Karakteristik Frekuensi (F) Persentase (%)

5.1.2. Kepatuhan klien napza dalam mengikuti program rehabilitasi

Hasil analisa data untuk kepatuhan klien napza dalam mengikuti program rehabilitasi diperoleh bahwa responden yang memiliki respon patuh (100%). Sedangkan yang memiliki respon tidak patuh (0%). Untuk lebih jelasnya tentang kepatuhan klien napza dalam mengikuti program rehabilitasi dapat dilihat pada tabel 5.2. Hasil kepatuhan ini didapat dari pernyataan yang diberikan untuk lebih rinci dapat dilihat pada tabel 5.3.

Tabel 5.2.Distribusi Frekuensi dan Persentase Kepatuhan Klien Napza di

Yayasan Kahapi Sei Rotan(n=60)

Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

(15)

Tabel 5.3Distribusi Frekuensi dan Persentase Pernyataan Kepatuhan Klien

Napza Dalam Mengikuti Program Rehabilitasi di Yayasan Kahapi

Sei Rotan (n=60)

Pernyataan Pilihan Jawaban

Ya Tidak

F % F %

1. Saya ingin ada professional kesehatan yang mendengarkan semua permasalahan yang saya alami.

56 93,3 4 6,7

2. Saya ingin ada professional kesehatan yang mendukung saya dalam program pengobatan yang saya jalankan

57 95 3 5

3. Saya akan berpartisipasi dalam program berbasis komunitas.

57 95 3 5

4. Saya akan mengikuti penyuluhan kesehatan tentang bahaya narkoba di yayasan.

58 96,7 2 3,3

5. Saya bersikap baik pada anggota keluarga yang datang mengunjungi.

58 96,7 2 3,3 6. Saya bisa berinteraksi dengan teman yang

sama sama menjalani program rehabilitasi.

58 96,7 2 3,3

7. Saya menyikapi dengan baik semua instruksi pengobatan untuk penyembuhan saya.

57 95 3 5

8. Saya merasa tidak bergantung pada orang lain dalam proses rehabilitasi.

37 61,7 23 38,3

9. Saya merasa optimis sembuh dengan ikut program pengobatan dalam rehabilitasi.

57 95 3 38,3

10.Saya mempunyai kemauan yang kuat untuk bebas dari ketergantungan napza.

58 96,7 2 5

11.Saya mudah bergaul dengan teman teman yang mengikuti rehabilitasi.

(16)

Pernyataan Pilihan Jawaban

Ya Tidak

F % F %

12.Saya berusaha untuk melawan keinginan untuk memakai napza kembali.

56 93,3 4 6,7

13.Saya bersikap baik dalam menjalankan kegiatan harian di Yayasan.

59 98,3 1 1,7

14.Keluarga adalah tempat yang memberikan dukungan selama saya di rehabilitasi.

59 98,3 1 1,7

15.Saya membaca buku siraman rohani membantu dalam merefleksikan diri saya.

58 96,7 2 3,3

16.Saya akan terlibat dalam terapi keluarga dimana ada anggota keluarga yang mampu memahami saya.

60 100 0 0

17.Saya bersikap baik dalam mengikuti kegiatan ibadah.

60 100 0 0

18.Saya membaca buku siraman rohani membantu dalam merefleksikan diri saya.

53 83,3 7 11,7

19.Saya akan terlibat dalam terapi keluarga dimana ada anggota keluarga yang mampu memahami saya.

56 93,3 4 6,7

20.Saya bersikap baik dalam mengikuti kegiatan gotong royong rutin selama mengikuti kegiatan gotong royong rutin selama mengikuti rehabilitasi.

(17)

5.2. Pembahasan

5.2.1. Kepatuhan klien napza

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwamayoritas klien napza patuh (100%). Hal ini sejalan dengan penelitian Kosassy (2011) di RSUP Dr. M. Djamil Padang bahwa sebagian besar responden patuh dalam mengikuti pelaksanaan rehabilitasi.Namun penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian Anggleni (2010) bahwa klien yang tidak patuh mengikuti rehabilitasi lebih dari separuh yaitu sebanyak 66,7%. Sehingga untuk memperoleh klien yang patuh ditentukan olehlima dimensi yang saling terkait, yaitu faktor pasien, faktor terapi, faktor sistem kesehatan, factor lingkungan dan faktor social ekonomi (BPOM, 2006).Diatas semua faktor itu,diperlukan komitmen yangkuat dan koordinasi yang eratdari seluruh pihak (professionalkesehatan, peneliti, tenagaperencanaan dan parapembuat keputusan) dalammengembangkan pendekatanmultidisiplin untuk menyelesaikanpermasalahan ketidakpatuhanpasien ini.Secara umum, hal-hal yang perludipahami dalam meningkatkantingkat kepatuhan adalah bahwa klien memerlukandukungan, bukandisalahkan. Serta konsekuensi dari ketidakpatuhan terhadap terapijangka panjang adalah tidaktercapainya tujuan terapidan meningkatnya biayapelayanan kesehatan (BPOM, 2006).

(18)
(19)
(20)
(21)

keterlibatan klien. Diperlukan pula komitmen dan kepercayaan diri klien tiga bulan pasca rehabilitasi berhubungan terhadap motivasi klien pada awal terapi. Keterlibatan klien yang baik dengan konselor dan dokter menjadi predictor kuat untuk patuh dalam mengikuti rehabilitasi. Tampaknya menjadi komponen penting terapi ketika klien memasuki pengobatan disertai masalah psikis. Ketika klien masuk pengobatan dengan kejiwaan sedang atau berat, mereka yang memiliki hubungan baik dengan konselor akan tetap bertahan hingga selesai dari waktu yang dibutuhkan untuk rehabilitasi. Di sisi lain, ketika klien memasuki pengobatan tanpa atau minimal tekanan psikis, hubungan dengan konselor atau pihak medis lainnya tidak terkait dengan kepatuhan berobat.

5.3. Keterbatasan Penelitian

(22)

Bab 6

Kesimpulan Dan Saran

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan dan saran mengenai Kepatuhan Klien Napza Dalam Mengikuti Program Rehabilitasi Yayasan Kasih, Hati dan Pikiran(Kahapi) sebagai berikut:

6.1 Kesimpulan

Mayoritas klien sebanyak 60 orang (100%) patuh dalam mengikuti program rehabilitasi di Yayasan Kahapi. Tidak ada klien yang tidak patuh.

1.2 Saran

6.2.1. Bagi Pendidikan Keperawatan

Melalui pendidikan keperawatan diharapkan agar mahasiswa dapat meningkatkan kemampuannya baik dalam bidang pengetahuan, sikap, dan perilaku dalam memberikan edukasi pasien dan keluarga untuk patuh dalam mengikuti terapi rehabilitasi serta agar dapat sembuh dari penyalahgunaan napza di Layanan Rehabilitasi Narkoba.

6.2.2 Pelayanan keperawatan

(23)

6.2.3. Penelitian keperawatan

Gambar

Tabel 5.1.Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Klien Napza di
Tabel 5.2.Distribusi Frekuensi dan Persentase Kepatuhan Klien Napza di
Tabel 5.3Distribusi Frekuensi dan Persentase Pernyataan Kepatuhan Klien

Referensi

Dokumen terkait

Aku juga tidak tahu siapa yang menggerakkanku untuk membuka Al-Quran Surah 20 ayat 12 dan 14 dan menyarankanmu membacanya.” Itu SMS dari Fahd setelah saya mengabarinya sesuatu

Hafied Cangara dalam bukunya mengungkapkan bahwa ada tujuh hal yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada komunikasi, yaitu : (1) Gangguan teknis, terjadi jika

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sampai saat penelitian ini dilakukan belum ada penelitian yang secara khusus memuat atau menelaah bahasa Klamu baik secara

Dengan memanfaatkan metode profile matching dalam merancang sistem pendukung keputusan memiliki keunggulan dengan adanya core factor dan secondary factor sehingga pengguna

Astra International, Tbk – AUTO 2000 Toyota Cabang Sukun Malang dengan berbagai bentuk komunikasi pemasaran yang telah dilakukan seperti penjualan perorangan (personal

Adanya penumpukan lemak terutama pada pembuluh darah mengakibatkan penurunan tahanan perifer sehingga meningkatkan aktivitas saraf simpatik yang mengakibatkan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penelitian dapat disimpulkan bahwa Media animasi dalam model pembelajaran Think Pair Share (TPS)berpengaruh signifikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang sangat berharga bagi berbagai pihak baik akademisi, praktisi hukum dan anggota masyarakat yang