• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ketahanan Energi Indonesia (Studi Analisis : Optimalisasi Pemanfaatan Panas Bumi sebagai Alternatif Energi Baru dan Terbarukan di Sumatera Utara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Ketahanan Energi Indonesia (Studi Analisis : Optimalisasi Pemanfaatan Panas Bumi sebagai Alternatif Energi Baru dan Terbarukan di Sumatera Utara)"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PROFIL ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

2.1.Energi Baru dan Terbarukan

Energi terbarukan adalah sumber-sumber energi yang bisa habis secara

alamiah. Energi terbarukan berasal dari elemen-elemen alam yang tersedia di

bumi dalam jumlah besar, misal: matahari, angin, sungai, tumbuhan dsb. Energi

terbarukan merupakan sumber energi paling bersih yang tersedia di planet ini.

Ada beragam jenis energi terbarukan, namun tidak semuanya bisa

digunakan di daerahdaerah terpencil dan perdesaan. Tenaga Surya, Tenaga Angin,

Biomassa dan Tenaga Air adalah teknologi yang paling sesuai untuk menyediakan

energi di daerahdaerah terpencil dan perdesaan. Energi terbarukan lainnya

termasuk Panas Bumi dan Energi Pasang Surut adalah teknologi yang tidak bisa

dilakukan di semua tempat.

Indonesia memiliki sumber panas bumi yang melimpah; yakni sekitar 40%

dari sumber total dunia. Akan tetapi sumber-sumber ini berada di tempat-tempat

yang spesifik dan tidak tersebar luas. Teknologi energi terbarukan lainnya adalah

tenaga ombak, yang masih dalam tahap pengembangan.

Jenis Jenis Energi Baru dan Terbarukan

1. Enegi Matahari

Matahari terletak berjuta-juta kilometer dari Bumi (149 juta kilometer)

(2)

dipancarkan oleh matahari yang mencapai Bumi setiap menit akan cukup untuk

memenuhi kebutuhan energi seluruh penduduk manusia di planet kita selama satu

tahun, jika bisa ditangkap dengan benar. Setiap hari, kita menggunakan tenaga

surya, misal untuk mengeringkan pakaian atau mengeringkan hasil panen. Tenaga

surya bisa dimanfaatkan dengan cara-cara lain: Sel Surya (yang disebut dengan sel „fotovoltaik‟ yang mengkonversi cahaya matahari menjadi listrik secara langsung.

Pada waktu memanfaatkan energi matahari untuk memanaskan air, panas

matahari langsung dipakai untuk memanaskan air yang dipompakan melalui pipa

pada panel yang dilapisi cat hitam.

Energi matahari diperoleh dari cahaya panas yang merupakan komponen

dari panas matahari. Selain memanaskan air, energi ini juga bisa diubah menjadi

listrik. Secara global, matahari menyediakan 10.000 kali energi bumi yang dapat

di memanfaatkan siapapun secara gratis, dan merupakan salah satu sumber energi

alternatif yang potensial untuk dikelola dan dikembangkan lebih lanjut, terutama

bagi negara- negara tropis seperti Indonesia.

2. Angin

Energi angin adalah energi yang dihasilkan oleh udara yang berhembus di

permukaan bumi. Energi angin dapat diubah menjadi energi mekanik untuk

menghasilkan usaha. Pada saat angin bertiup, angin disertai dengan energi kinetik

(gerakan) yang bisa melakukan suatu pekerjaan. Contoh, perahu layar

(3)

juga bisa dimanfaatkan menggunakan balingbaling yang dipasang di puncak

menara, yang disebut dengan turbin angin yang akan menghasilkan energi

mekanik atau listrik. Karena angin tidak menimbulkan polusi, maka banyak

negara - negara membangun turbin angin sebagai sumber tenaga listrik tambahan.

3. Biomassa

Biomassa merupakan salah satu sumber energi yang telah digunakan orang

sejak dari jaman dahulu kala: orang telah membakar kayu untuk memasak

makanan selama ribuan tahun. Biomassa adalah semua benda organik (misal:

kayu, tanaman pangan, limbah hewan & manusia) dan bisa digunakan sebagai

sumber energi untuk memasak, memanaskan dan pembangkit listrik. Sumber

energi ini bersifat terbarukan karena pohon dan tanaman pangan akan selalu

tumbuh dan akan selalu ada limbah tanaman.

Ada empat jenis biomassa:

 Bahan bakar padat limbah organik atau terurai di alam; Kayu serta limbah

pertanian bisa dibakar dan digunakan untuk menghasilkan uap dan listrik.

Banyak listrik yang digunakan oleh industri menghasilkan limbah yang

bisa dipakai untuk menggerakkan mesin mereka sendiri (contoh: produsen

furnitur).

 Bahan bakar padat limbah anorganik; Tidak semua limbah adalah organik;

beberapa di antaranya bersifat anorganik, seperti plastik. Pembangkit

(4)

pembangkit listrik tenaga sampah. Pembangkit listrik ini bekerja dengan

cara yang sama sebagai pembangkit listrik tenaga batubara, kecuali bahan

bakar tersebut bukan bahan bakar fosil tetapi sampah yang bisa dibakar.  Bahan Bakar Gas Sampah yang ada di tempat pembuangan sampah akan

membusuk dan menghasilkan gas metan. Jika gas metan tersebut

ditampung, maka bisa langsung dmanfaatkan untuk dibakar yang

menghasilkan panas untuk penggunaan praktis atau digunakan pada

pembangkit listrik untuk menghasilkan listrik. Metan bisa juga dihasilkan

dengan menggunakan kotoran hewan dan manusia dalam metode yang

terkendali. Biodigester adalah wadah kedap udara di mana limbah atau

kotoran difermentasi dalam kondisi tanpa oksigen melalui proses yang

dinamakan pencernaan anaerob untuk menghasilkan gas yang

mengandung banyak metan. Gas ini bisa dipakai untuk memasak,

memanaskan & membangkitkan listrik. Gasifikasi adalah proses untuk

menghasilkan gas yang bisa dipakai sebagai bahan bakar untuk

pembangkit listrik. Dalam proses gasifikasi, biomassa dengan biaya

murah, seperti batubara atau limbah pertanian dibakar sebagian dan gas

sintetik yang dihasilkan dikumpulkan dan digunakan untuk pemanas dan

pembangkit listrik. Dengan menggunakan teknik lebih lanjut lagi, maka

gas sintetik bisa dikonversi menjadi minyak solar sintetik/bahan bakar dari

sumber hayati (biofuel) berkualitas tinggi, yang setara dengan minyak

(5)

 Bahan Bakar Hayati Berbentuk Cair Bahan bakar hayati adalah bahan

bakar untuk kendaraan bermotor atau mesin. Bahan bakar ini bisa

digunakan sebagai tambahan atau menggantikan bahan bakar konvensional

untuk mesin. Bioethanol adalah alkohol yang dibuat melalui proses

fermentasi gula yang terkandung pada tanaman pangan (contoh: tebu, ubi

kayu atau jagung), dan digunakan sebagai tambahan untuk bensin.

Biodiesel dibuat dari minyak sayur (misal: Minyak Sawit, Jatropha Curcas,

Minyak Kelapa, atau Minyak Kedelai, atau Limbah Minyak Sayur/WVO.

Biodiesel bisa digunakan sendiri atau sebagai tambahan pada mesin diesel

tanpa memodifikasi mesin.

4. Tenaga Air

Tenaga air adalah energi yang diperoleh dari air yang mengalir atau air

terjun. Air yang mengalir ke puncak baling-baling atau baling-baling yang

ditempatkan di sungai, akan menyebabkan baling-baling bergerak dan

menghasilkan tenaga mekanis atau listrik. Tenaga air sudah cukup dikembangkan

dan ada banyak pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang menghasilkan listrik di

seluruh Indonesia. Pada umumnya, bendungan dibangun di seberang sungai untuk

menampung air di mana sudah ada danau. Air selanjutnya dialirkan melalui

lubang-lubang pada bendungan untuk menggerakkan balingbaling modern yang

disebut dengan turbin untuk menggerakkan generator dan menghasilkan listrik.

(6)

yang memanfaatkan aliran sungai dan tidak mengharuskan mengubah aliran alami

air sungai.

5. Air laut pasang surut

Dua kali sehari, air pasang naik dan turun menggerakkan volume air yang

sangat banyak saat tingkat air laut naik dan turun di sepanjang garis pantai. Energi

air pasang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik seperti halnya listrik

tenaga air tetapi dalam skala yang lebih besar. Pada saat air pasang, air bisa

ditahan di belakang bendungan. Ketika surut, maka tercipta perbedaan ketinggian

air antara air pasang yang ditahan di bendungan dan air laut, dan air laut di

belakang bendungan bisa mengalir melalui turbin yang berputar, untuk

menghasilkan listrik. Memang tidak mudah membangun penahan air pasang ini,

karena pantai harus terbentuk secara alami dalam bentuk kuala, dan hanya 20

lokasi di seluruh dunia yang telah diidentifikasi sebagai tempat yang berpotensi

untuk dimanfaatkan energi pasang surut.

6. Ombak Laut

Ombak laut yang selalu beralun disebabkan oleh angin yang meniup di

atas laut. Ombak laut memiliki potensi menjadi sumber energi yang hebat jika

bisa dimanfaatkan dengan benar. Ada beberapa metode untuk memanfaatkan

(7)

dikeluarkan paksa dari bilik tersebut. Udara yang bergerak menggerakkan turbin

(seperti turbin angin) yang menggerakkan generator untuk menghasilkan listrik.

Sistem energi ombak yang lain adalah memanfaatkan gerakan naik turun

ombak untuk menggerakkan piston yang bisa menggerakkan generator. Tidak

mudah untuk menghasilkan listrik dari ombak dalam jumlah besar. Lagipula

memindahkan energi tersebut ke pantai merupakan kesulitan tersendiri. Inilah

sebabnya sistem tenaga ombak sejauh ini belum lazim.

7. Panas Bumi

Energi panas bumi adalah energi panas yang berasal dari dalam Bumi.

Pusat Bumi cukup panas untuk melelehkan bebatuan. Tergantung pada lokasinya,

maka suhu Bumi meningkat satu derajat Celsius setiap penurunan 30 hingga 50 m

di bawah permukaan tanah. Suhu Bumi 3000 meter di bawah permukaan cukup

panas untuk merebus air. Kadang-kadang, air bawah tanah merayap mendekati

bebatuan panas dan menjadi sangat panas atau berubah menjadi uap. Pembangkit

listrik tenaga panas bumi (PLTPB) adalah seperti pembangkit listrik tenaga batu

bara biasa, hanya tidak memerlukan bahan bakar. Uap atau air panas langsung

berasal dari bawah tanah dan menggerakkan turbin yang dihubungkan dengan

generator yang menghasilkan listrik. Lubang-lubang dibor ke dalam tanah dan uap

atau air panas keluar dari pipa-pipa dialirkan ke pembangkit listrik tenaga panas

(8)

Tenaga panas bumi bersifat terbarukan selama air yang diambil dari Bumi

dimasukkan kembali secara terus-menerus ke dalam tanah setelah didinginkan di

pembangkit listrik. Tidak banyak tempat di mana PLTPB bisa dibangun, karena

perlu menemukan lokasi dengan jenis bebatuan yang sesuai dengan kedalaman di

mana memungkinkan untuk melakukan pemboran ke dalam tanah dan mengakses

panas yang tersimpan.

2.2.Potensi Panas Bumi di Indonesia

Panas bumi merupakan sumber energi yang bersih dan ramah lingkungan

serta berkelanjutan. Karakteristik energi panas bumi bersifat site spesific (tidak

dapat dekspor) dan harus dikembangkan di lokasi potensi panas bumi berada.

Indonesia merupakan negara yang dikaruniai potensi panas bumi terbesar di dunia

yaitu sebesar 26 Giga Watt yang tersebar di 312 titik potensi sepanjang jalur

gunung api aktif (ring of fire) Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi

Utara dan Maluku. Hingga saat ini , potensi energi panas bumi Indonesia yang

dimanfaatkan untuk pembangkit listrik baru mencapai 1,4 Giga Watt atau kurang

dari 5%.

Dengan wilayah geografisnya yang luas dan jumlah populasinya yang

besar membuat Indonesia membutuhkan suplai energi listrik yang besar dan

menjadikannya pasar energi yang potensial. Suplai energi listrik dari tenaga panas

(9)

kontribusinya terhadap suplai energi listrik yang masih di bawah 5%, jauh di

bawah sumber tenaga listrik lainnya yang pada umumnya merupakan energi fosil.

Sesuai dengan posisi geologi Indonesia yang terletak pada patahan

lempeng benua, maka kita memiliki potensi panas bumi yang sangat besar yang

bisa diekstrak secara komersial. Potensi panas bumi Indonesia umumnya berada di

pulau Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan Nusa Tenggara, di sekitar pegunungan yang

aktif. Total potensi kita yaang secara teknik bisa diekstrak adalah 29.038 MW.

Dari jumlah tersebut baru 1.439 MW atau 4.8% yang dimanfaatkan. Sisanya masih

dalam tahap pengeboran, eksplorasi, dan perencanaan33.

Tabe 2.1. : Potensi Sumber Daya dan Cadangan Panas Bumi Per Provinsi

No Provinsi

Potensi Sumber Daya

Speculative Hypothetical Total

1 Jawa Barat 1225 934 2159

2 Sumatera Utara 300 134 434

3 Lampung 600 643 1243

4 Sumatera Selatan 273 645 918

5 Jawa Tengah 130 387 517

6 Sumatera Barat 532 269 801

7 NTT 226 403 629

33 http://lintas.ebtke.esdm.go.id/panas-bumi/id/pemerintahan/view/4/11-energi-panas-bumi diambil pada 14

(10)

8 Jawa Timur 105 257 362

9 Bengkulu 357 223 580

10 Aceh 640 340 980

11 Jambi 348 74 422

12 Sulawesi Utara 55 73 128

13 Maluku Utara 190 7 197

14 Sulawesi Tengah 349 36 385

15 Maluku 370 84 454

16 Banten 100 161 261

17 Sulawesi Barat 316 53 369

18 Sulawesi Selatan 172 120 292

19 Bali 70 22 92

20 Sulawesi Tenggara 200 25 225

21 Gorontalo 129 11 140

22 NTB - 6 6

23 Bangka Belitung 100 6 106

24 Papua Barat 75 - 75

25 Kalimantan Barat 65 - 65

26 Kalimantan Selatan 50 - 50

27 Kalimantan Utara 20 30 50

(11)

29 Kalimantan Timur 18 - 18

30 Yogyakarta - - -

Total 7055 4943 14435

No Provinsi

Potensi Cadangan

Possible Probable Proven Total

1 Jawa Barat 1687 543 1535 3765

2 Sumatera Utara 1996 - 320 2316

3 Lampung 1319 - 20 1339

4 Sumatera Selatan 964 - - 964

5 Jawa Tengah 949 115 280 1344

6 Sumatera Barat 1035 - - 1035

7 NTT 748 - 15 763

8 Jawa Timur 1012 - - 1012

9 Bengkulu 780 - - 780

10 Aceh 332 - - 332

11 Jambi 566 15 40 621

12 Sulawesi Utara 540 150 78 768

13 Maluku Utara 580 - - 580

14 Sulawesi Tengah 368 - - 368

(12)

16 Banten 365 - - 365

17 Sulawesi Barat 162 - - 162

18 Sulawesi Selatan 163 - - 163

19 Bali 262 - - 262

20 Sulawesi Tenggara 98 - - 98

21 Gorontalo 110 - - 110

22 NTB 169 - - 169

23 Bangka Belitung - - - -

24 Papua Barat - - - -

25 Kalimantan Barat - - - -

26 Kalimantan Selatan - - - -

27 Kalimantan Utara - - - -

28 Riau - - - -

29 Kalimantan Timur - - - -

30 Yogyakarta 10 - - 10

Total 14435 823 2288 17546

(13)

Gambar 2.1 : Sebaran PLTP Terpasang Per Desember 2016

Sumber : Buku Statistik EBTKE 2016 (Kementrian ESDM)

Tabel 2.2. : Daftar PLTP Terpasang Per Pulau (Per Desember 2016)

No Pulau Jumlah Lokasi Total (MW) Terpasang(MW)

1 Sumatera 97 12.912 122

2 Jawa 73 9.795 1274

3 Bali – Nusa Tenggara 33 1.920 12,5

4 Kalimantan 27 182,5 0

5 Sulawesi 14 3.208 80

6 Maluku 77 1.451 0

7 Papua 33 75 0

Total 330 29.543,5 1.438,5

(14)

2.2.1. Potensi Investasi Panas Bumi

Panas bumi merupakan sumber energi yang bersih dan ramah lingkungan

serta berkelanjutan. Karakteristik energi panas bumi bersifat site spesific (tidak

dapat dekspor) dan harus dikembangkan di lokasi potensi panas bumi berada.

Indonesia merupakan negara yang dikaruniai potensi panas bumi terbesar di dunia

yaitu sebesar 26 Giga Watt yang tersebar di 312 titik potensi sepanjang jalur

gunung api aktif (ring of fire) Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi

Utara dan Maluku. Hingga saat ini , potensi energi panas bumi Indonesia yang

dimanfaatkan untuk pembangkit listrik baru mencapai 1,4 Giga Watt atau kurang

dari 5%.

Pemerintah melalui program Peraturan Presiden No.79 Tahun 2014

menetapkan kebijakan Energi Nasional yang mengamanatkan agar panas bumi

dapat menyokong 7% pada bauran energi nasional 2025.

Badan usaha dapat berpartisipasi dalam pengembangan panas bumi melalui

mekanisme lelang WKP panas bumi yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat sesuai

kewenangannya. Setelah mendapatkan izin panas bumi, pemenang lelang dapat

memulai kegiatan eksplorasi sampai dengan pemanfaatannya.

Diharapkan kebijakan pemerintah ini mampu mendorong penggunaan

panas bumi yang memperhitungkan beberapa aspek penting seperti loksi, kapasitas

pembangkitan, transmisi, eskalasi, mekanisme penugasan dan kualitas reservoir.

Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Mentri ESDM No.17 Tahun 2014

(15)

oleh PT.PLN (Persero) sebagai upaya mengembangkan struktur harga yang

komperhensif dan dapat mencakup sisi hulu dan hilir dalam rangka memberikan

kepastian hukum dan mengatasi kendala yang menyebabkan banyak proyek panas

bumi telah tertunda. Salah satu kendala pengembangan panas bumi di Indonesia

adalah sebagian besar potensi panas bumi yang berada pada wilayah kawasan

hutan produksi, hutan lindung dan hutan konservasi. Upaya produksi, hutan

lindung dan hutan konservasi. Upaya pemerintah untuk dapat memanfaatkan panas

bumi tanpa mengganggu kelestarian hutan adalah dengan menerbitkan UU No.21

Tahun 2014 tentang Panas bumi.

2.2.2. Peluang Invetasi Panas Bumi

UU No 30 Tahun 2003 tentang energi dan Nomor 21 tentang panas bumi,

mengamanatkan untuk meprioritaskan kepentingan bangsa untuk mendukung

pembangunan nasional melalui pengembangan sumber energi baru terbarukan,

dengan mendorong partisipasi pemerintah dan swasta untuk tercapainya

peningkatan investasi.

Mengacu pada Undang Undang Panas Bumi No 21 tahun 2014 ,

pengusahaan panas bumi terdiri 2 jenis yaitu pemanfaatan langsung dan

pemanfaatan tidak langsung. Pemanfaatan langsung energi panas bumi dapat

dimanfaatkan untuk kepentingan di bidang pertanian , perikanan, pariwisata dan

bahkan untuk proses kimia. Sedangkan hasil dari pemanfaatan tidak langsung

(16)

diserahkan pada Pemerintah Daerah tempat lokasi energi panas bumi tersebut

berada , sedangkan pemanfaatan tidak langsung melalui Pemerintah Pusat.

Peluang investasi untuk pemanfaatan tidak langsung di bidang panas bumi

terdiri dari :

1. sebagai badan usaha pemegang izin panas bumi (IPB) yang diberikan

melalui mekanisme lelang wilayah kerja panas bumi (WKP) .

2. Sebagai badan usaha pelaku penugasan survei pendahuluan (SP).

3. Pendanaan terhadap pengembang/pemegang IPB

4. Industri usaha penunjang panas bumi sebagai pemasok barang atau jasa.

Apabila hasil dari survei pendahuluan (SP) tersebut memenuhi syarat

untuk ditetapkan menjadi WKP maka pelaku survei pendahuluan tersebut

memiliki kewenangan untuk ikut menetapkan harga listrik pada lelng WKP.

Pemerintah menrgetkan investasi di sub sektor panas bumi dengan US$

6,88 milyar yang berasal dari investasi pengembangan panas bumi. Rencana

investasi panas bumi tahun 2015-2019 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.3. : Rencana Investasi Sub Sektor Panas Bumi Tahun2015 – 2019

Sub Sektor 2015 2016 2017 2018 2019

Investasi Panas Bumi (Milyar US$) 0,94 0,14 1,61 1,91 1,28

(17)

Rencana peningkatan investasi sub sektor panas bumi di tahun tahun

mendatang juga mendorong peningkatan penyerapan tenaga kerja , baik tenaga

kerja lokal maupun tenaga kerja asing. Total penambahan tenaga kerja dari tahun

2015 – 2019 diperkirakan mencapai 10.727 orang34.

Tabel 2.4. : Rencana Penyerapan Tenaga Kerja Sub Sektor Panas Bumi

Tahun2015 – 2019

Sub Sektor 2015 2016 2017 2018 2019

Penambahan Tenaga Kerja (Orang) 531 2434 5284 1370 1108

Sumber : Buku Potensi dan peluang investasi EBTKE (Kementrian ESDM)

Pemerintahan juga memberikan insentif-insentif dalam pengusahaan panas

bumi. Bentuk insentif yang diberikan, diantaranya :

1) Penetapan harga listrik berdasarkan wilayah dan tahun COD (Cash

On Delivery)

2) Pembebasan dari bea masuk, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak

Perjualan atas Barang Mewah dan Pajak Penghasilan Pasal 22

terhadap impor barang operasi untuk keperluan pengusahaan

sumber daya panas bumi.

3) Pemberian fasilitas Perpajakan dan kepabeanan untuk kegiatan

pemanfaatan sumber energi terbarukan

34 Kementrian ESDM. 2014 . POTENSI DAN PELUANG INVESTASI : Energi Baru Tebarukan dan

(18)

Jangka waktu izin usaha panas bumi yang diberikan oleh pemerintah

terdiri dari :

a) Jangka waktu eksplorasi maksimum 5 tahun sejak diterbitkannya izin

usaha panas bumi dan bisa di perpanjang dua kali dengan satu tahun

masa perpanjangan. Jangka waktu studi kelayakan sudah termasuk

dalam periode ini.

b) Jangka waktu eksploitasi maskimum 30 tahun sejak eksplorasi

berakhir

c) Jangka waktu izin usaha panas bumi terdiri dari :

1. Jangka waktu eksplorasi maksimum 5 tahun sejak diterbitkannya

izin usaha panas bumi dan bisa diperpanjang dua kali dengan 1

tahun perpanjangan.

2. Jangka waktu studi kelayakan merupakan bagian dari jangka waktu

eksplorasi.

3. Jangka waktu eksplorasi maksimum 30 tahun sejak eksplorasi

berakhir.

Setiap badan usaha hanya dapat diberikan 1 WKP. Jika hendak

mengusahakan lebih dari satu WKP, badan usaha tersebut harus membentuk

baadan hukum terpisah untuk setiap WKP35.

(19)

2.2.3. Prosedur dan Tata Cara Investasi Panas Bumi

1. Penugasan Survei Pendahuluan

Survei Pendahuluan adalah kegiatan yang meliputi pengumpulan,

analisis, dan penyajian data yang berhubungan dengan informasi kondisi

geologi, geofisika, dan geokimia untuk memperkirakan letak dan adanya

sumber daya panas bumi. Berdasarkan Undang-Undang No.21 tahun 2014

tentang panas bumi. Survei pendahuluan dapat dilakukan oleh Menteri,

Gubernur, dan/atau bupati/walikota. Namun demikian, mentri dapat

menugaskan pihak lain untuk melakukan survei pendahuluan. Penugasan

survei pendahuluan diberikan dalam rangka pelaksanaan program percepatan

pengembangan panas bumi pada wilayah terbuka. Badan usaha yang

mendapat penugasan survei pendahuluan harus menyelesaikan kegiatan

survei pendahuluan harus menyelesaikan kegiatan survei dengan

menggunakan dana sendiri dan menanggung semua resiko yang timbul

selama jangka waktu penugasan dengan menggunakan dana sendiri dan

menanggung semua resiko yang timbul selama penugasan. Persyaratan yang

harus dipenuhi oleh badan usaha untuk mendapatkan survei pendahuluan

anatara lain :

I. Peta wilayah penugasan survei pendahuluan

II. Persyaratan administratif

(20)

2) Profil perusahaan

3) NPWP

III. Persyaratan Teknis

1) Rencana teknis kegiatan selama Pra-Survei

2) Kemampuan teknis operasional di bidang panas bumi

3) Memiliki tenaga ahli di bidang panas bumi

IV. Persyaratan keuangan

1) Rencana kerja dan anggaran biaya

2) Bukti kepemilikan dana yang akan digunakan untuk dan selama periode

kegiatan penugasan dalam bentuk jaminan bank, deposit atau standby

loan.

2. Prosedur Lelang WKP

Panitia lelang yang dibentuk berjumlah gasal dan paling sedikit terdiri dari

5 orang yang merupakan perwakilan dari pemerintah pusat dan daerah . Dalam

mengevaluasi tawaran yang diajukan, panitia tender menggunakan metode

evaluasi dua tahap. Tahap dan tahap kedua.

Dalam tahap prakualifikasi panitia lelang mengevaluasi administrasi,

teknis dan keuangan kualifikasi yang diajukan peserta. Peserta yang memenuhi

kriteria Prakualifikasi , akan memasuki tahap selanjutnya yaitu evaluasi harga

(21)

Peserta yang menawarkan harga listrik terendah yang dikaitkan dengan hasil

penilaian tahap satu, dinyatakan sebagai pemenang.

Berikut adalah dokumen yang harus diserahkan pada saat pelaksanaan

lelang sebagai bahan evaluasi oleh panitia tender :

A. Administrasi

a. Surat permohonan untuk mendapatkan izin usaha panas bumi kepada

menteri, gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya

masing masing

b. Identitas pemohon/sertifikat pendirian perusahaan

c. Profil perusahaan

d. Nomor pokok wajib pajak

e. Surat pernyataan kesanggupan membayar harga dasar data WKP dan

bonus (sesuai peraturan baru, harga dasar data bonus adalah cuma-cuma

atau nol dolar, kecuali bagi area tempat dilaksanakannya penugasan survei

pendahuluan

f. Surat pernyataan kesanggupan membayar awarded compansation kecuali

bagi badan usaha yang melaksanakan penugasan Survei Pendahuluan pada

wilayah kerja tersebut.

B. Teknis

Untuk persyaratan teknis, panitia lelang akan mengevaluasi

(22)

proyek dan program pekerjaan. Program pekerjaan harus setidaknya mencakup

hal-hal sebagai berikut :

a. Skema total proyek

b. Jadwal eksplorasi studi kelayakan, konstruksi dan pengembangan ,

eksploitasi dan pemanfaatan.

c. Rencana teknis eksplorasi studi kelayakan, konstruksi dan

pengembangan eksploitasi dan pemanfaatan

d. Perhitungan harga listrik (penjelasan atas asumsi yang digunakan

untuk penghitungan harga lsitrik)

e. Jadwal untuk mengirim Notice of Intend to Develop (NOID)

f. Rencana pengembangansumur uap yang terdiri atas sumur

produksi, sumur injeksi dan sumur pengembangan serta biaya

perkiraan.

g. Kapasitas yang akan dikembangkan

h. Tahap pengembangan bagi pembangkit listrik tenaga panas bumi

i. Faktor kapasitas dari pembangkit listrik yang akan dikembangkan

C. Keuangan

a. Laporan keuangan

(23)

c. Bukti penempatan jaminan lelang minimal 2,5% dari rencana anggaran

biaya eksploitasi pada tahun pertama. Dana tersebut disimpan di bank

lokal atas nama panitia lelang

d. Surat pernyataan kesanggupan untuk menyediakan $10.000.000 (sepuluh

juta U$ dolar) sebagai dana cadangan untuk melaksanakan kegiatan

eksplorasi.

2.3.Profil Energi dan Sumber Daya Mineral Sumatera Utara

2.3.1. Gambaran Umum Geologi

Wilayah Sumatera Utara secara geologi terbentuk akibat tumbukan atau

pertemuan dua lempeng tektonik yang menghasilkan patahan aktif dasar laut pada

zona pertemuan di dua lempeng tersebut disebelah barat pantai Sumatera dan

patahan aktif besar Sumatera yang melalui daratan Sumatera dengan arah

Tenggara-Barat Laut atau daerah memanjang pulau Sumatera. Patahan aktif

didasar laut pantai Barat Sumatera dan patahan aktif besar Sumatera merupakan

sumber bencana alam geologi berupa gempabumi, tsunami dan pemicu terjadinya

letusan gunung api dan tanah longsor.

Disisi lain dua patahan tersebut diatas mengahsilkan lelehan batuan di

bawah permukaan bumi dan merupakan sumber utama proses mineralisasi yang

dipermukaan bumi atau dekat permukaan bumi ditemukan berupa

endapan-endapan (deposit) mineral logam, non logam dan panas bumi. Proses erosi batuan

(24)

Sumatera Utara menghasilkan lapisan-lapisan batuan sedimen yang mengandung

minyak dan gas bumi serta air tanah.

Disamping potensi sumber daya mineral yang diperoleh melalui proses

ekstraktif, setting tektonik Sumatera Utara ini juga memberi anugerah (given)

seperti terbentuknya danau toba sebagai kaldera gunungapi terbesar dunia serta

keanekaragaman geologi yang dapat memberi nilai ekonomi atau kesejahteraan

masyarakat melalui kegiatan yang bersifat konservatif (geowisata).

Gambar 2.2 : Kerangka Tektonik Lempeng Indo-Australia dengan P.

Sumatera

Sumber : Buku Profil Energi Dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatera

(25)

2.3.2. Potensi Bahan Galian Mineral dan Energi

Provinsi Sumatera Utara terdapat berbagai jenis bahan galian mineral dan

energi yang potensial untuk dimanfaatkan dan dikembangkan, yaitu : mineral

logam, emas, timah hitam (galena), seng, tembaga, besi dan mineral non logam :

batugamping, dolomit, bentonit, zeolit, kaolin, feldspar, marmer, granit, belerang,

andesit, serpentinit, pasir kwarsa, perlit serta bahan galian energi : gambut,

batubara, panas bumi (geothermal) serta minyak dan gas bumi. Secara umum telah

diketahui besarnya cadangan geologi (perkiraan) dan mutu sumber daya mineral,

namun untuk dapat dimanfaatkan dan dikembangkan masih memerlukan

penyelidikan eksplorasi secara detail, guna mengetahui cadangan terukur (pasti).

(26)

Sumber : Buku Profil Energi Dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatera

Utara Dinas Pertambangan Dan Energi

2.3.3. Potensi Minyak dan Gas

Dasar Hukum Pengelolaan Migas :

1. Undang – undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi

(Lembaran Negara RI tahun 2001 No. 136, tambahan Lembaran Negara RI

No. 4152)

2. Undang – undang Nomor 30 Tahun 2007 Tentang Energi ( Lembaran

Negara RI tahun 2007 No. 96, tambahan Lembaran Negara RI No. 4746 )

3. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan

Pemerintah Daerah Kab/Kota (Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor

82, Tambahan Negara RI No. 4737)

4. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2009 tentang perubahan atas PP

no. 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (

Lembaran Negara RI tahun 2004 No. 123, tambahan Lembaran Negara RI

No. 4435 ), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No.

34 tahun 2005 (Lembaran Negara RI tahun 2005 No. 81, tambahan

Lembaran Negara RI No. 4530)

5. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2009 tentang perubahan atas PP

(27)

Lembaran Negara RI tahun 2004 No. 124, tambahan Lembaran Negara RI

No. 4435)

6. Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2012 tentang Peningkatan Produksi

Minyak Bumi

7. Keputusan Menteri ESDM Nomor 1088 K/20/MEM/2003 tentang

Pedoman Pelaksanaan Pembinaan, Pengawasan, Pengaturan dan

Pengendalian Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi dan Kegiatan

Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi

8. Peraturan Menteri ESDM Nomor 01 Tahun 2008 tentang Pedoman

Pengusahaan Pertambangan Minyak Bumi pada Sumur Tua

9. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Cara

Kerja Dinas – dinas Daerah Provinsi Sumatera Utara (Lembaran Daerah

Provinsi Sumatera Utara Tahun 2008 Nomor 8, Tambahan Lembaran

Daerah Provinsi Sumatera Utara No. 8)

10.Peraturan Gubernur Nomor 35 Tahun 2011 Tentang Organisasi, Tugas,

Fungsi dan Uraian Tugas Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi

Sumatera Utara

Tabel 2.5. : Daftar Potensi Minyak Bumi di Sumatera Utara

KABUPATEN/KOTA

CADANGAN MINYAK BUMI (MSTB)

TERBUKTI MUGKIN HARAPAN

(28)

DELI SERDANG 7,551.00 31.60 27.08

BINJAI 5,207.00 - -

MEDAN 674.10 686.80 594.30

PADANG LAWAS 2,000.00 - -

TOTAL 34,898.10 7,602.40 3,931.38

Sumber : Buku Profil Energi Dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatera

Utara Dinas Pertambangan Dan Energi

Tabel 2.6. : Daftar Potensi Gas Bumi di Sumatera Utara

KABUPATEN/ KOTA

CADANGAN GAS (MMSCF)*

TERBUKTI MUNGKIN HARAPAN

1. Langkat (Paluh Tabuhan

Barat/Timur, Pangkalan Susu,

Prapen, Serang Jaya, Gebang,

Besitang, Benggala, Arbei,

Kuala Dalam) 233.591 54.797 25.893

2. Deli Serdang (Pantai Pakam

Timur) 143.065 0 0

3. Binjai (Wampu) 37.810 0 0

4. Medan (Polonia) 3.933 1.681 1.449

(29)

(Blok Glagah Kambuna dan

Blok Gebang)

TOTAL 472.399 121.478 92.342

*MMSCF = Million Standart Cubic Feet / Juta kaki kubik

Blok NAD-2 meliputi Kab. Langkat, Kab. Deli Serdang, Kota Binjai, Kota Medan

Blok Glagah Kambuna dan Gebang meliputi Offshore Medan - Langkat

Sumber : Buku Profil Energi Dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatera

Utara Dinas Pertambangan Dan Energi

(30)

Sumber : Buku Profil Energi Dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatera

Utara Dinas Pertambangan Dan Energi

Terdapat 12 wilayah kerja pertambangan Minyak dan Gas bumi di

Sumatera Utara sampai dengan akhir 2013 :

a. 12 KontraktOR Migas

Kuala Sp. Barat

Gebang Serang Jaya

Kuala Sp. Dalam Rantau

Wampu

Besitang

Tabuhan Timur

Secanggang

Bt. Mandi Telaga Darat Tabuhan Barat

Pk. Susu

Anggor

Prapen Sungai Buluh

Arbey

(31)

b. Tersebar di 5 Kabupaten/Kota

Selain Migas terdapat juga beberapa sumur tua di Sumatera Utara yang

masih bisa di kelola .

Tabel 2.7. : Daftar Pengelolaan Sumur Tua di Sumut

No. Nama KUD

Wilayah

Operasi

Pendirian

KUD Pimpinan Keterangan

(32)
(33)

Selesai

(34)

2.3.4. Profil Ketenagalistrikan Di Sumatera Utara

Dasar Pengelolaan Ketenagalistrikan di Sumatera Utara :

1. UU No 30 tahun 2007 tentang Energi

2. UU No 30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan

3. PP 14 tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik

4. PP 62 tahun 2012 tentang Usaha Jasa Penunjang Ketenagalistrikan

5. Pergub 23 tahun 2013 tentang Pedoman Teknis Pemeriksaan dan

Pengujian Kelaikan Operasi Instalasi Tenaga Listrik di Provinsi Sumatera

Utara

Kondisi Umum Ketenagalistrikan di Sumatera Utara adalah sebagai

berikut :

• Beban Puncak : ± 1.900 MW

• Daya Terpasang : 2.757,65 MW

• Daya Mampu : ± 1.950 MW

• Cadangan : ± 50 MW

• Jumlah Rumah Tangga : 3.260.960 Rumah Tangga

• Jumlah Pelanggan Total : 3.037.509 Rumah Tangga

• Rasio Elektrifikasi : 93,15 %

• Jumlah SHS yang telah dibangun :

(35)

APBN = 6.411 unit

Tabel 2.8. : Rasio Elektrifikasi Kabupaten/Kota

NO PROPINSI/

SUMATERA UTARA 2.969.104 68.405 91,05 93,15

(36)

15 Toba Samosir 42.059 1.410 95,92 99,13

16 Samosir 27.665 550 89,46 91,23

17 Tapanuli Tengah 58.169 2.015 81,26 84,08

18 Tapanuli Selatan 47.699 2.309 73,53 77,09

19 Padang Lawas Utara 37.011 6.826 63,89 75,67

20 Padang Lawas 42.409 3.570 74,12 80,36

21 Mandailing Natal 81.197 3.600 82,86 86,54

22 N i a s 20.284 1.349 78,79 84,03

23 Nias Selatan 24.129 5.338 36,84 44,99

24 Nias Utara 11.743 1.795 42,83 49,37

25 Nias Barat 7.421 948 46,21 52,11

26 Kota Medan 584.559 - 100,00 100,00

27 Kota Binjai 72.551 - 100,00 100,00

28 Kota Tebing Tinggi 44.236 - 100,00 100,00

29 Kota Pematang Siantar 61.335 - 97,68 97,68

30 Kota Tanjung Balai 32.663 - 91,07 91,07

31 Kota Sibolga 17.126 - 91,31 91,31

32 Kota Padang Sidimpuan 42.996 - 90,03 90,03

33 Kota Gunung Sitoli 13.145 - 50,11 50,11

(37)

Tabel 2.9. : Kapasitas Terpasang Pembangkit Interkoneksi di Sumatera

Utara

NO Pemilik Jenis Nama Pembangkit

Kapasitas Terpasang

(MW)

1 PLN PLTG LOT III 112.00

2 PLN PLTGU BELAWAN 818.00

3 PLN PLTU BELAWAN 260.00

4 PLN PLTU LABUHAN ANGIN 230.00

5 PLN PLTD TITI KUNING 25.00

6 PLN PLTG GLUGUR 31.70

7 PLN PLTG PAYA PASIR 110.00

8 PLN PLTA RENUN 82.00

9 PLN PLTA SIPAN 50.00

10 PLN PLTM AEK RAISAN 1.50

11 PLN PLTM AEK SILANG 0.75

12 PLN PLTM BATANG GADIS 0.90

13 PLN PLTM BOHO 0.20

14 PLN PLTM KOMBIH 1 1.50

15 PLN PLTM KOMBIH 2 1.50

16 PLN PLTM SIBUNDONG 0.75

17 PLN PLTM TONDUHAN 0.40

(38)

19 PLN PLTD GUNUNG SITOLI 9.20

(39)

Gambar 2.5. : Tipologi Jaringan Subsistem di Sumatera Utara

Sumber : Buku Profil Energi Dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatera

Utara Dinas Pertambangan Dan Energi

Tabel 2.10. : Proyeksi Kebutuhan Listrik di Sumatera Utara 2016 - 2025

Tahun

Pertumbuhan

Ekonomi

(%)

Sales

(Gwh)

Produksi

(Gwh)

Beban

Puncak

(MW)

(40)

2016

Utara Dinas Pertambangan Dan Energi

2.4. Potensi Panas bumi di Sumatera Utara

Dasar Pengelolaan Panas Bumi

1. Undang – Undang No. 27 Tahun 2001 tentang Panas Bumi.

2. Peraturan Pemerintah No. 59 Tahun 2007 jo No. 70 Tahun 2010 tentang

Kegiatan Usaha Panas Bumi Pertambangan.

3. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 11 tahun 2008

(41)

4. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 11 Tahun

2009 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Panas Bumi.

5. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara No. 03 Tahun 2013 tentang

Pengelolaan Panas Bumi.

Potensi panas bumi di Provinsi Sumatera Utara terdapat di beberapa

Kabupaten antara lain : Kabupaten Karo, Siamalungun, Tapanuli Utara,

Humbahas, Samosir, Tapanuli Selatan, Padang Lawas, dan Mandailing Natal .

Jumlah total potensi sumber daya dan cadangan yaitu :

– Sumber daya Speculative : 1.500 MWe

– Sumber daya Hipotetik : 170 MWe

– Cadangan Terduga : 1.627 MWe

– Cadangan Mungkin : -

– Cadangan Terbukti : 384 Mwe

– Kapasitas Terpasang : 12 MW

Dari data potensi tersebut diketahui bahwa potensi sumber daya

speculative sebesar 1.500 MWe, sedangkan PLTP Sibayak yang saat ini pada

tahap operasi produksi dengan kapasitas terpasang 12 MW. Sehingga persentase

pemanfaatan panas bumi di Provinsi Sumatera utara dari total potensi yang ada

(42)
(43)

13 Sibuhuan Palas 100 - - - - -

14

S. Merapi –

Sampuraga

Madina - - 420 - - -

15 Sampuraga Madina 225 - - - - -

16 Roburan Madina - - 320 - - -

Total 1500 170 1627 384 12

Keterangan :

SP : Speculative PS : Possible PV : Proven RE : Reserve

Hp : Hipothetical Pb : Probable Res : Resources Ins : Installed

Sumber : Buku Profil Energi Dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatera

Utara Dinas Pertambangan Dan Energi

2.4.1. Kondisi pengelolaan dan pengusahaan panas bumi di Provinsi

Sumatera Utara

Saat ini di Sumatera Utara terdapat 2 (dua) perusahaan yang telah

melakukan kegiatan pengembangan lapangan Panas Bumi yaitu :

1. Sarulla Operation Limited pada WKP Sarulla

2. Pertamina Geothermal Energypada WKP Sibayak.

Penetapan kedua wilayah kerja panas bumi tersebut berdasarkan

Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No : 1521K/034/M.PE/1990

(44)

Selain kedua WKP tersebut, pada saat ini di Provinsi Sumatera Utara telah

ditetapkan 3 (tiga) WKP panas bumi yaitu :

1. WKP Panas Bumi di daerah Sorik Merapi- Roburan- Sampuraga di

Kabupaten Mandailing Natal berdasarkan Keputusan Menteri ESDM

Nomor 2963 K/30/MEM//2008 Tanggal 30 Desember 2008 dengan luas

wilayah 62.900 Ha dan potensi cadangan terduga sebesar 200 MWe. WKP

Panas bumi sudah dilelang dan pada saat ini memasuki tahap eksplorasi.

2. WKP Panas Bumi di daerah Sipoholon Ria-Ria di Kabupaten Tapanuli

Utara , berdasarkan Keputusan Menteri ESDM Nomor 2961

K/30/MEM/2008 Tanggal 30 Desember 2008 dengan luas wilayah 34.410

Ha dan potensi cadangan terduga sebesar 75 MWe. WKP Panas bumi ini

sudah dilelang namun tidak ada peserta yang mengikuti lelang.

3. WKP Panas Bumi di daerah Simbolon Samosir di Kabupaten Samosir.

Kabupaten Toba samosir, KabupatenTapanuli Utara , Kabupaten

Humbang Hasundutan, dan Kabupaten Dairi Provinsi Sumatera Utara ,

berdasarkan Keputusan Menteri ESDM Nomor 1827 K/30/MEM/2012

Tanggal 30 April 2012 dengan luas wilayah 168.800 Ha dan potensi

cadangan terduga sebesar 155 MWe. WKP Panas bumi ini belum dilelang.

WKP ini merupakan wilayah kerja hasil Penugasan Survey Pendahuluan.

2.4.2. Investasi Panas Bumi Yang Eksisting Di Provinsi Sumatera

(45)

1. Pt. Pertamina Geothermal Energy

•Wkp : Sibayak.

•Lokasi : Desa Semangat Gunung, Kecamatan Brastagi, Kabupaten Karo.

•Cadangan Terbukti : 39 Mw

•Termanfaatkan : 12 Mwe

•Jumlah Sumur 10 : 4 Sumur Produksi

: 3 Sumur Monitoring

: 3 Sumur Injeksi

•Fasilitas Pemipaan Produksi : +/- 2 Km

•Fasilitas Pemipaan Injeksi : +/- 0,5 Km

•Pltp : 2 Mw Monoblok/Back Pressure (Esc Dengan Pt.Pln)

: 2 X 5 Mw Condensing (Ssc Dengan Pt.Dizamatra)

•Sejak 6 Januari 2015 PLTP Sibayak Unit 1 Mengalami Kerusakan Turbin

pada Gland Seal/labrin sehingga tidak berproduksi dan Unit 2

mengalami kerusakan turbin sejak 2013 dan saat ini sedang dilakukan

perbaikan oleh Taka Turbo Machinery

Rencana Kedepan Oleh Pertamina Geothermal Energy Adalah

Mengevaluasi Kelayakan Kapasitas Terpasang Untuk Pembangkitan Listrik Pada

Prospek Sibayak. Karena Potensi Panas Bumi Sibayak Di Reservoar Sebesar 240

Mwe

(46)

• WKP : Sarulla.

• Lokasi : Desa Silangkitang Kecamatan Pahae Jae dan Desa Namorailangit

Kecamatan Pahae Julu Kabupaten Tapanuli Utara.

• Pengembangan lapangan panas bumi Sarulla dikelola berdasarkan Kontrak

Operasi Bersama (join operation contract) antara

• PT. Pertamina dengan PT. Medco Energy Gheotermal bekerja sama

dengan Kyushu, Ormat dan Ithocu yang tergabung dalam konsorsium “Sarulla Operation Limited” (SOL)

• Rencana Pembangunan PLTP Sarulla dengan kapasitas 3 X 110 MW.

• Mulai beroprasi di 2018

Apabila sudah beroperasi penuh di tahun 2018, PLTP Sarulla dinilai akan

meningkatkan kapasitas terpasang pembangkit listrik panas bumi sebesar 20%,

meningkatkan kapasitas terpasang pembangkit listrik energi terbarukan sebesar

5% dan memenuhi proyeksi penambahan kapasitas terpasang pembangkit listrik

Gambar

Gambar 2.1 : Sebaran PLTP Terpasang Per Desember 2016
Tabel  2.3. :  Rencana Investasi Sub Sektor Panas Bumi Tahun2015 – 2019
Tabel 2.4.  :  Rencana Penyerapan Tenaga Kerja Sub Sektor Panas Bumi
Gambar 2.2  : Kerangka Tektonik Lempeng Indo-Australia  dengan P.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai R Square sebesar 0,845 Hal ini menunjukkan bahwa besarnya kontribusi pengaruh disiplin kerja dan komunikasi terhadap kinerja

A Trust- based consumer Dicesion Masking Model in Electronic Commerce: The Role of Trust, Precivied Risk, and Their Antecedents. Dicision Support

Pemberian obat yang tidak sesuai dengan indikasi penyakit, pemberian obat untuk kondisi yang sebenarnya merupakan kontraindikasi pada pasien, pemberian obat yang

Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Septika Nurdian Eka Putri, menyatakan bahwa skripsi dengan judul : ANALISIS PENGARUH TEMUAN DAN TINDAK LANJUT TERHADAP

letaknya salah, permukaan gigi dengan kontur tepi gusi yang buruk, permukaan email yang cacat dan daerah cemento enamel junction yang kasar  jumlah plak >>. • Friksi

buku secara khusus mengulas tentang pemikiran pendidikan Al Washliyah, baik pemikiran pendidikan Al Washliyah sebagai sebuah organisasi maupun pemikiran pendidikan

Struktural TNI/POLRI (gaji ke 13) - Belanja Tunj.. Struktural TNI/POLRI (gaji ke 14)

Dengan demikian yang dimaksud dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar Mata Pelajaran Fiqih di MTs Ma‟arif NU 11 Purbasari, Kecamatan Karangjambu Kabupaten