BAB II
PROFIL ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
2.1.Energi Baru dan Terbarukan
Energi terbarukan adalah sumber-sumber energi yang bisa habis secara
alamiah. Energi terbarukan berasal dari elemen-elemen alam yang tersedia di
bumi dalam jumlah besar, misal: matahari, angin, sungai, tumbuhan dsb. Energi
terbarukan merupakan sumber energi paling bersih yang tersedia di planet ini.
Ada beragam jenis energi terbarukan, namun tidak semuanya bisa
digunakan di daerahdaerah terpencil dan perdesaan. Tenaga Surya, Tenaga Angin,
Biomassa dan Tenaga Air adalah teknologi yang paling sesuai untuk menyediakan
energi di daerahdaerah terpencil dan perdesaan. Energi terbarukan lainnya
termasuk Panas Bumi dan Energi Pasang Surut adalah teknologi yang tidak bisa
dilakukan di semua tempat.
Indonesia memiliki sumber panas bumi yang melimpah; yakni sekitar 40%
dari sumber total dunia. Akan tetapi sumber-sumber ini berada di tempat-tempat
yang spesifik dan tidak tersebar luas. Teknologi energi terbarukan lainnya adalah
tenaga ombak, yang masih dalam tahap pengembangan.
Jenis Jenis Energi Baru dan Terbarukan
1. Enegi Matahari
Matahari terletak berjuta-juta kilometer dari Bumi (149 juta kilometer)
dipancarkan oleh matahari yang mencapai Bumi setiap menit akan cukup untuk
memenuhi kebutuhan energi seluruh penduduk manusia di planet kita selama satu
tahun, jika bisa ditangkap dengan benar. Setiap hari, kita menggunakan tenaga
surya, misal untuk mengeringkan pakaian atau mengeringkan hasil panen. Tenaga
surya bisa dimanfaatkan dengan cara-cara lain: Sel Surya (yang disebut dengan sel „fotovoltaik‟ yang mengkonversi cahaya matahari menjadi listrik secara langsung.
Pada waktu memanfaatkan energi matahari untuk memanaskan air, panas
matahari langsung dipakai untuk memanaskan air yang dipompakan melalui pipa
pada panel yang dilapisi cat hitam.
Energi matahari diperoleh dari cahaya panas yang merupakan komponen
dari panas matahari. Selain memanaskan air, energi ini juga bisa diubah menjadi
listrik. Secara global, matahari menyediakan 10.000 kali energi bumi yang dapat
di memanfaatkan siapapun secara gratis, dan merupakan salah satu sumber energi
alternatif yang potensial untuk dikelola dan dikembangkan lebih lanjut, terutama
bagi negara- negara tropis seperti Indonesia.
2. Angin
Energi angin adalah energi yang dihasilkan oleh udara yang berhembus di
permukaan bumi. Energi angin dapat diubah menjadi energi mekanik untuk
menghasilkan usaha. Pada saat angin bertiup, angin disertai dengan energi kinetik
(gerakan) yang bisa melakukan suatu pekerjaan. Contoh, perahu layar
juga bisa dimanfaatkan menggunakan balingbaling yang dipasang di puncak
menara, yang disebut dengan turbin angin yang akan menghasilkan energi
mekanik atau listrik. Karena angin tidak menimbulkan polusi, maka banyak
negara - negara membangun turbin angin sebagai sumber tenaga listrik tambahan.
3. Biomassa
Biomassa merupakan salah satu sumber energi yang telah digunakan orang
sejak dari jaman dahulu kala: orang telah membakar kayu untuk memasak
makanan selama ribuan tahun. Biomassa adalah semua benda organik (misal:
kayu, tanaman pangan, limbah hewan & manusia) dan bisa digunakan sebagai
sumber energi untuk memasak, memanaskan dan pembangkit listrik. Sumber
energi ini bersifat terbarukan karena pohon dan tanaman pangan akan selalu
tumbuh dan akan selalu ada limbah tanaman.
Ada empat jenis biomassa:
Bahan bakar padat limbah organik atau terurai di alam; Kayu serta limbah
pertanian bisa dibakar dan digunakan untuk menghasilkan uap dan listrik.
Banyak listrik yang digunakan oleh industri menghasilkan limbah yang
bisa dipakai untuk menggerakkan mesin mereka sendiri (contoh: produsen
furnitur).
Bahan bakar padat limbah anorganik; Tidak semua limbah adalah organik;
beberapa di antaranya bersifat anorganik, seperti plastik. Pembangkit
pembangkit listrik tenaga sampah. Pembangkit listrik ini bekerja dengan
cara yang sama sebagai pembangkit listrik tenaga batubara, kecuali bahan
bakar tersebut bukan bahan bakar fosil tetapi sampah yang bisa dibakar. Bahan Bakar Gas Sampah yang ada di tempat pembuangan sampah akan
membusuk dan menghasilkan gas metan. Jika gas metan tersebut
ditampung, maka bisa langsung dmanfaatkan untuk dibakar yang
menghasilkan panas untuk penggunaan praktis atau digunakan pada
pembangkit listrik untuk menghasilkan listrik. Metan bisa juga dihasilkan
dengan menggunakan kotoran hewan dan manusia dalam metode yang
terkendali. Biodigester adalah wadah kedap udara di mana limbah atau
kotoran difermentasi dalam kondisi tanpa oksigen melalui proses yang
dinamakan pencernaan anaerob untuk menghasilkan gas yang
mengandung banyak metan. Gas ini bisa dipakai untuk memasak,
memanaskan & membangkitkan listrik. Gasifikasi adalah proses untuk
menghasilkan gas yang bisa dipakai sebagai bahan bakar untuk
pembangkit listrik. Dalam proses gasifikasi, biomassa dengan biaya
murah, seperti batubara atau limbah pertanian dibakar sebagian dan gas
sintetik yang dihasilkan dikumpulkan dan digunakan untuk pemanas dan
pembangkit listrik. Dengan menggunakan teknik lebih lanjut lagi, maka
gas sintetik bisa dikonversi menjadi minyak solar sintetik/bahan bakar dari
sumber hayati (biofuel) berkualitas tinggi, yang setara dengan minyak
Bahan Bakar Hayati Berbentuk Cair Bahan bakar hayati adalah bahan
bakar untuk kendaraan bermotor atau mesin. Bahan bakar ini bisa
digunakan sebagai tambahan atau menggantikan bahan bakar konvensional
untuk mesin. Bioethanol adalah alkohol yang dibuat melalui proses
fermentasi gula yang terkandung pada tanaman pangan (contoh: tebu, ubi
kayu atau jagung), dan digunakan sebagai tambahan untuk bensin.
Biodiesel dibuat dari minyak sayur (misal: Minyak Sawit, Jatropha Curcas,
Minyak Kelapa, atau Minyak Kedelai, atau Limbah Minyak Sayur/WVO.
Biodiesel bisa digunakan sendiri atau sebagai tambahan pada mesin diesel
tanpa memodifikasi mesin.
4. Tenaga Air
Tenaga air adalah energi yang diperoleh dari air yang mengalir atau air
terjun. Air yang mengalir ke puncak baling-baling atau baling-baling yang
ditempatkan di sungai, akan menyebabkan baling-baling bergerak dan
menghasilkan tenaga mekanis atau listrik. Tenaga air sudah cukup dikembangkan
dan ada banyak pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang menghasilkan listrik di
seluruh Indonesia. Pada umumnya, bendungan dibangun di seberang sungai untuk
menampung air di mana sudah ada danau. Air selanjutnya dialirkan melalui
lubang-lubang pada bendungan untuk menggerakkan balingbaling modern yang
disebut dengan turbin untuk menggerakkan generator dan menghasilkan listrik.
yang memanfaatkan aliran sungai dan tidak mengharuskan mengubah aliran alami
air sungai.
5. Air laut pasang surut
Dua kali sehari, air pasang naik dan turun menggerakkan volume air yang
sangat banyak saat tingkat air laut naik dan turun di sepanjang garis pantai. Energi
air pasang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik seperti halnya listrik
tenaga air tetapi dalam skala yang lebih besar. Pada saat air pasang, air bisa
ditahan di belakang bendungan. Ketika surut, maka tercipta perbedaan ketinggian
air antara air pasang yang ditahan di bendungan dan air laut, dan air laut di
belakang bendungan bisa mengalir melalui turbin yang berputar, untuk
menghasilkan listrik. Memang tidak mudah membangun penahan air pasang ini,
karena pantai harus terbentuk secara alami dalam bentuk kuala, dan hanya 20
lokasi di seluruh dunia yang telah diidentifikasi sebagai tempat yang berpotensi
untuk dimanfaatkan energi pasang surut.
6. Ombak Laut
Ombak laut yang selalu beralun disebabkan oleh angin yang meniup di
atas laut. Ombak laut memiliki potensi menjadi sumber energi yang hebat jika
bisa dimanfaatkan dengan benar. Ada beberapa metode untuk memanfaatkan
dikeluarkan paksa dari bilik tersebut. Udara yang bergerak menggerakkan turbin
(seperti turbin angin) yang menggerakkan generator untuk menghasilkan listrik.
Sistem energi ombak yang lain adalah memanfaatkan gerakan naik turun
ombak untuk menggerakkan piston yang bisa menggerakkan generator. Tidak
mudah untuk menghasilkan listrik dari ombak dalam jumlah besar. Lagipula
memindahkan energi tersebut ke pantai merupakan kesulitan tersendiri. Inilah
sebabnya sistem tenaga ombak sejauh ini belum lazim.
7. Panas Bumi
Energi panas bumi adalah energi panas yang berasal dari dalam Bumi.
Pusat Bumi cukup panas untuk melelehkan bebatuan. Tergantung pada lokasinya,
maka suhu Bumi meningkat satu derajat Celsius setiap penurunan 30 hingga 50 m
di bawah permukaan tanah. Suhu Bumi 3000 meter di bawah permukaan cukup
panas untuk merebus air. Kadang-kadang, air bawah tanah merayap mendekati
bebatuan panas dan menjadi sangat panas atau berubah menjadi uap. Pembangkit
listrik tenaga panas bumi (PLTPB) adalah seperti pembangkit listrik tenaga batu
bara biasa, hanya tidak memerlukan bahan bakar. Uap atau air panas langsung
berasal dari bawah tanah dan menggerakkan turbin yang dihubungkan dengan
generator yang menghasilkan listrik. Lubang-lubang dibor ke dalam tanah dan uap
atau air panas keluar dari pipa-pipa dialirkan ke pembangkit listrik tenaga panas
Tenaga panas bumi bersifat terbarukan selama air yang diambil dari Bumi
dimasukkan kembali secara terus-menerus ke dalam tanah setelah didinginkan di
pembangkit listrik. Tidak banyak tempat di mana PLTPB bisa dibangun, karena
perlu menemukan lokasi dengan jenis bebatuan yang sesuai dengan kedalaman di
mana memungkinkan untuk melakukan pemboran ke dalam tanah dan mengakses
panas yang tersimpan.
2.2.Potensi Panas Bumi di Indonesia
Panas bumi merupakan sumber energi yang bersih dan ramah lingkungan
serta berkelanjutan. Karakteristik energi panas bumi bersifat site spesific (tidak
dapat dekspor) dan harus dikembangkan di lokasi potensi panas bumi berada.
Indonesia merupakan negara yang dikaruniai potensi panas bumi terbesar di dunia
yaitu sebesar 26 Giga Watt yang tersebar di 312 titik potensi sepanjang jalur
gunung api aktif (ring of fire) Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi
Utara dan Maluku. Hingga saat ini , potensi energi panas bumi Indonesia yang
dimanfaatkan untuk pembangkit listrik baru mencapai 1,4 Giga Watt atau kurang
dari 5%.
Dengan wilayah geografisnya yang luas dan jumlah populasinya yang
besar membuat Indonesia membutuhkan suplai energi listrik yang besar dan
menjadikannya pasar energi yang potensial. Suplai energi listrik dari tenaga panas
kontribusinya terhadap suplai energi listrik yang masih di bawah 5%, jauh di
bawah sumber tenaga listrik lainnya yang pada umumnya merupakan energi fosil.
Sesuai dengan posisi geologi Indonesia yang terletak pada patahan
lempeng benua, maka kita memiliki potensi panas bumi yang sangat besar yang
bisa diekstrak secara komersial. Potensi panas bumi Indonesia umumnya berada di
pulau Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan Nusa Tenggara, di sekitar pegunungan yang
aktif. Total potensi kita yaang secara teknik bisa diekstrak adalah 29.038 MW.
Dari jumlah tersebut baru 1.439 MW atau 4.8% yang dimanfaatkan. Sisanya masih
dalam tahap pengeboran, eksplorasi, dan perencanaan33.
Tabe 2.1. : Potensi Sumber Daya dan Cadangan Panas Bumi Per Provinsi
No Provinsi
Potensi Sumber Daya
Speculative Hypothetical Total
1 Jawa Barat 1225 934 2159
2 Sumatera Utara 300 134 434
3 Lampung 600 643 1243
4 Sumatera Selatan 273 645 918
5 Jawa Tengah 130 387 517
6 Sumatera Barat 532 269 801
7 NTT 226 403 629
33 http://lintas.ebtke.esdm.go.id/panas-bumi/id/pemerintahan/view/4/11-energi-panas-bumi diambil pada 14
8 Jawa Timur 105 257 362
9 Bengkulu 357 223 580
10 Aceh 640 340 980
11 Jambi 348 74 422
12 Sulawesi Utara 55 73 128
13 Maluku Utara 190 7 197
14 Sulawesi Tengah 349 36 385
15 Maluku 370 84 454
16 Banten 100 161 261
17 Sulawesi Barat 316 53 369
18 Sulawesi Selatan 172 120 292
19 Bali 70 22 92
20 Sulawesi Tenggara 200 25 225
21 Gorontalo 129 11 140
22 NTB - 6 6
23 Bangka Belitung 100 6 106
24 Papua Barat 75 - 75
25 Kalimantan Barat 65 - 65
26 Kalimantan Selatan 50 - 50
27 Kalimantan Utara 20 30 50
29 Kalimantan Timur 18 - 18
30 Yogyakarta - - -
Total 7055 4943 14435
No Provinsi
Potensi Cadangan
Possible Probable Proven Total
1 Jawa Barat 1687 543 1535 3765
2 Sumatera Utara 1996 - 320 2316
3 Lampung 1319 - 20 1339
4 Sumatera Selatan 964 - - 964
5 Jawa Tengah 949 115 280 1344
6 Sumatera Barat 1035 - - 1035
7 NTT 748 - 15 763
8 Jawa Timur 1012 - - 1012
9 Bengkulu 780 - - 780
10 Aceh 332 - - 332
11 Jambi 566 15 40 621
12 Sulawesi Utara 540 150 78 768
13 Maluku Utara 580 - - 580
14 Sulawesi Tengah 368 - - 368
16 Banten 365 - - 365
17 Sulawesi Barat 162 - - 162
18 Sulawesi Selatan 163 - - 163
19 Bali 262 - - 262
20 Sulawesi Tenggara 98 - - 98
21 Gorontalo 110 - - 110
22 NTB 169 - - 169
23 Bangka Belitung - - - -
24 Papua Barat - - - -
25 Kalimantan Barat - - - -
26 Kalimantan Selatan - - - -
27 Kalimantan Utara - - - -
28 Riau - - - -
29 Kalimantan Timur - - - -
30 Yogyakarta 10 - - 10
Total 14435 823 2288 17546
Gambar 2.1 : Sebaran PLTP Terpasang Per Desember 2016
Sumber : Buku Statistik EBTKE 2016 (Kementrian ESDM)
Tabel 2.2. : Daftar PLTP Terpasang Per Pulau (Per Desember 2016)
No Pulau Jumlah Lokasi Total (MW) Terpasang(MW)
1 Sumatera 97 12.912 122
2 Jawa 73 9.795 1274
3 Bali – Nusa Tenggara 33 1.920 12,5
4 Kalimantan 27 182,5 0
5 Sulawesi 14 3.208 80
6 Maluku 77 1.451 0
7 Papua 33 75 0
Total 330 29.543,5 1.438,5
2.2.1. Potensi Investasi Panas Bumi
Panas bumi merupakan sumber energi yang bersih dan ramah lingkungan
serta berkelanjutan. Karakteristik energi panas bumi bersifat site spesific (tidak
dapat dekspor) dan harus dikembangkan di lokasi potensi panas bumi berada.
Indonesia merupakan negara yang dikaruniai potensi panas bumi terbesar di dunia
yaitu sebesar 26 Giga Watt yang tersebar di 312 titik potensi sepanjang jalur
gunung api aktif (ring of fire) Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi
Utara dan Maluku. Hingga saat ini , potensi energi panas bumi Indonesia yang
dimanfaatkan untuk pembangkit listrik baru mencapai 1,4 Giga Watt atau kurang
dari 5%.
Pemerintah melalui program Peraturan Presiden No.79 Tahun 2014
menetapkan kebijakan Energi Nasional yang mengamanatkan agar panas bumi
dapat menyokong 7% pada bauran energi nasional 2025.
Badan usaha dapat berpartisipasi dalam pengembangan panas bumi melalui
mekanisme lelang WKP panas bumi yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat sesuai
kewenangannya. Setelah mendapatkan izin panas bumi, pemenang lelang dapat
memulai kegiatan eksplorasi sampai dengan pemanfaatannya.
Diharapkan kebijakan pemerintah ini mampu mendorong penggunaan
panas bumi yang memperhitungkan beberapa aspek penting seperti loksi, kapasitas
pembangkitan, transmisi, eskalasi, mekanisme penugasan dan kualitas reservoir.
Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Mentri ESDM No.17 Tahun 2014
oleh PT.PLN (Persero) sebagai upaya mengembangkan struktur harga yang
komperhensif dan dapat mencakup sisi hulu dan hilir dalam rangka memberikan
kepastian hukum dan mengatasi kendala yang menyebabkan banyak proyek panas
bumi telah tertunda. Salah satu kendala pengembangan panas bumi di Indonesia
adalah sebagian besar potensi panas bumi yang berada pada wilayah kawasan
hutan produksi, hutan lindung dan hutan konservasi. Upaya produksi, hutan
lindung dan hutan konservasi. Upaya pemerintah untuk dapat memanfaatkan panas
bumi tanpa mengganggu kelestarian hutan adalah dengan menerbitkan UU No.21
Tahun 2014 tentang Panas bumi.
2.2.2. Peluang Invetasi Panas Bumi
UU No 30 Tahun 2003 tentang energi dan Nomor 21 tentang panas bumi,
mengamanatkan untuk meprioritaskan kepentingan bangsa untuk mendukung
pembangunan nasional melalui pengembangan sumber energi baru terbarukan,
dengan mendorong partisipasi pemerintah dan swasta untuk tercapainya
peningkatan investasi.
Mengacu pada Undang Undang Panas Bumi No 21 tahun 2014 ,
pengusahaan panas bumi terdiri 2 jenis yaitu pemanfaatan langsung dan
pemanfaatan tidak langsung. Pemanfaatan langsung energi panas bumi dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan di bidang pertanian , perikanan, pariwisata dan
bahkan untuk proses kimia. Sedangkan hasil dari pemanfaatan tidak langsung
diserahkan pada Pemerintah Daerah tempat lokasi energi panas bumi tersebut
berada , sedangkan pemanfaatan tidak langsung melalui Pemerintah Pusat.
Peluang investasi untuk pemanfaatan tidak langsung di bidang panas bumi
terdiri dari :
1. sebagai badan usaha pemegang izin panas bumi (IPB) yang diberikan
melalui mekanisme lelang wilayah kerja panas bumi (WKP) .
2. Sebagai badan usaha pelaku penugasan survei pendahuluan (SP).
3. Pendanaan terhadap pengembang/pemegang IPB
4. Industri usaha penunjang panas bumi sebagai pemasok barang atau jasa.
Apabila hasil dari survei pendahuluan (SP) tersebut memenuhi syarat
untuk ditetapkan menjadi WKP maka pelaku survei pendahuluan tersebut
memiliki kewenangan untuk ikut menetapkan harga listrik pada lelng WKP.
Pemerintah menrgetkan investasi di sub sektor panas bumi dengan US$
6,88 milyar yang berasal dari investasi pengembangan panas bumi. Rencana
investasi panas bumi tahun 2015-2019 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.3. : Rencana Investasi Sub Sektor Panas Bumi Tahun2015 – 2019
Sub Sektor 2015 2016 2017 2018 2019
Investasi Panas Bumi (Milyar US$) 0,94 0,14 1,61 1,91 1,28
Rencana peningkatan investasi sub sektor panas bumi di tahun tahun
mendatang juga mendorong peningkatan penyerapan tenaga kerja , baik tenaga
kerja lokal maupun tenaga kerja asing. Total penambahan tenaga kerja dari tahun
2015 – 2019 diperkirakan mencapai 10.727 orang34.
Tabel 2.4. : Rencana Penyerapan Tenaga Kerja Sub Sektor Panas Bumi
Tahun2015 – 2019
Sub Sektor 2015 2016 2017 2018 2019
Penambahan Tenaga Kerja (Orang) 531 2434 5284 1370 1108
Sumber : Buku Potensi dan peluang investasi EBTKE (Kementrian ESDM)
Pemerintahan juga memberikan insentif-insentif dalam pengusahaan panas
bumi. Bentuk insentif yang diberikan, diantaranya :
1) Penetapan harga listrik berdasarkan wilayah dan tahun COD (Cash
On Delivery)
2) Pembebasan dari bea masuk, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak
Perjualan atas Barang Mewah dan Pajak Penghasilan Pasal 22
terhadap impor barang operasi untuk keperluan pengusahaan
sumber daya panas bumi.
3) Pemberian fasilitas Perpajakan dan kepabeanan untuk kegiatan
pemanfaatan sumber energi terbarukan
34 Kementrian ESDM. 2014 . POTENSI DAN PELUANG INVESTASI : Energi Baru Tebarukan dan
Jangka waktu izin usaha panas bumi yang diberikan oleh pemerintah
terdiri dari :
a) Jangka waktu eksplorasi maksimum 5 tahun sejak diterbitkannya izin
usaha panas bumi dan bisa di perpanjang dua kali dengan satu tahun
masa perpanjangan. Jangka waktu studi kelayakan sudah termasuk
dalam periode ini.
b) Jangka waktu eksploitasi maskimum 30 tahun sejak eksplorasi
berakhir
c) Jangka waktu izin usaha panas bumi terdiri dari :
1. Jangka waktu eksplorasi maksimum 5 tahun sejak diterbitkannya
izin usaha panas bumi dan bisa diperpanjang dua kali dengan 1
tahun perpanjangan.
2. Jangka waktu studi kelayakan merupakan bagian dari jangka waktu
eksplorasi.
3. Jangka waktu eksplorasi maksimum 30 tahun sejak eksplorasi
berakhir.
Setiap badan usaha hanya dapat diberikan 1 WKP. Jika hendak
mengusahakan lebih dari satu WKP, badan usaha tersebut harus membentuk
baadan hukum terpisah untuk setiap WKP35.
2.2.3. Prosedur dan Tata Cara Investasi Panas Bumi
1. Penugasan Survei Pendahuluan
Survei Pendahuluan adalah kegiatan yang meliputi pengumpulan,
analisis, dan penyajian data yang berhubungan dengan informasi kondisi
geologi, geofisika, dan geokimia untuk memperkirakan letak dan adanya
sumber daya panas bumi. Berdasarkan Undang-Undang No.21 tahun 2014
tentang panas bumi. Survei pendahuluan dapat dilakukan oleh Menteri,
Gubernur, dan/atau bupati/walikota. Namun demikian, mentri dapat
menugaskan pihak lain untuk melakukan survei pendahuluan. Penugasan
survei pendahuluan diberikan dalam rangka pelaksanaan program percepatan
pengembangan panas bumi pada wilayah terbuka. Badan usaha yang
mendapat penugasan survei pendahuluan harus menyelesaikan kegiatan
survei pendahuluan harus menyelesaikan kegiatan survei dengan
menggunakan dana sendiri dan menanggung semua resiko yang timbul
selama jangka waktu penugasan dengan menggunakan dana sendiri dan
menanggung semua resiko yang timbul selama penugasan. Persyaratan yang
harus dipenuhi oleh badan usaha untuk mendapatkan survei pendahuluan
anatara lain :
I. Peta wilayah penugasan survei pendahuluan
II. Persyaratan administratif
2) Profil perusahaan
3) NPWP
III. Persyaratan Teknis
1) Rencana teknis kegiatan selama Pra-Survei
2) Kemampuan teknis operasional di bidang panas bumi
3) Memiliki tenaga ahli di bidang panas bumi
IV. Persyaratan keuangan
1) Rencana kerja dan anggaran biaya
2) Bukti kepemilikan dana yang akan digunakan untuk dan selama periode
kegiatan penugasan dalam bentuk jaminan bank, deposit atau standby
loan.
2. Prosedur Lelang WKP
Panitia lelang yang dibentuk berjumlah gasal dan paling sedikit terdiri dari
5 orang yang merupakan perwakilan dari pemerintah pusat dan daerah . Dalam
mengevaluasi tawaran yang diajukan, panitia tender menggunakan metode
evaluasi dua tahap. Tahap dan tahap kedua.
Dalam tahap prakualifikasi panitia lelang mengevaluasi administrasi,
teknis dan keuangan kualifikasi yang diajukan peserta. Peserta yang memenuhi
kriteria Prakualifikasi , akan memasuki tahap selanjutnya yaitu evaluasi harga
Peserta yang menawarkan harga listrik terendah yang dikaitkan dengan hasil
penilaian tahap satu, dinyatakan sebagai pemenang.
Berikut adalah dokumen yang harus diserahkan pada saat pelaksanaan
lelang sebagai bahan evaluasi oleh panitia tender :
A. Administrasi
a. Surat permohonan untuk mendapatkan izin usaha panas bumi kepada
menteri, gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya
masing masing
b. Identitas pemohon/sertifikat pendirian perusahaan
c. Profil perusahaan
d. Nomor pokok wajib pajak
e. Surat pernyataan kesanggupan membayar harga dasar data WKP dan
bonus (sesuai peraturan baru, harga dasar data bonus adalah cuma-cuma
atau nol dolar, kecuali bagi area tempat dilaksanakannya penugasan survei
pendahuluan
f. Surat pernyataan kesanggupan membayar awarded compansation kecuali
bagi badan usaha yang melaksanakan penugasan Survei Pendahuluan pada
wilayah kerja tersebut.
B. Teknis
Untuk persyaratan teknis, panitia lelang akan mengevaluasi
proyek dan program pekerjaan. Program pekerjaan harus setidaknya mencakup
hal-hal sebagai berikut :
a. Skema total proyek
b. Jadwal eksplorasi studi kelayakan, konstruksi dan pengembangan ,
eksploitasi dan pemanfaatan.
c. Rencana teknis eksplorasi studi kelayakan, konstruksi dan
pengembangan eksploitasi dan pemanfaatan
d. Perhitungan harga listrik (penjelasan atas asumsi yang digunakan
untuk penghitungan harga lsitrik)
e. Jadwal untuk mengirim Notice of Intend to Develop (NOID)
f. Rencana pengembangansumur uap yang terdiri atas sumur
produksi, sumur injeksi dan sumur pengembangan serta biaya
perkiraan.
g. Kapasitas yang akan dikembangkan
h. Tahap pengembangan bagi pembangkit listrik tenaga panas bumi
i. Faktor kapasitas dari pembangkit listrik yang akan dikembangkan
C. Keuangan
a. Laporan keuangan
c. Bukti penempatan jaminan lelang minimal 2,5% dari rencana anggaran
biaya eksploitasi pada tahun pertama. Dana tersebut disimpan di bank
lokal atas nama panitia lelang
d. Surat pernyataan kesanggupan untuk menyediakan $10.000.000 (sepuluh
juta U$ dolar) sebagai dana cadangan untuk melaksanakan kegiatan
eksplorasi.
2.3.Profil Energi dan Sumber Daya Mineral Sumatera Utara
2.3.1. Gambaran Umum Geologi
Wilayah Sumatera Utara secara geologi terbentuk akibat tumbukan atau
pertemuan dua lempeng tektonik yang menghasilkan patahan aktif dasar laut pada
zona pertemuan di dua lempeng tersebut disebelah barat pantai Sumatera dan
patahan aktif besar Sumatera yang melalui daratan Sumatera dengan arah
Tenggara-Barat Laut atau daerah memanjang pulau Sumatera. Patahan aktif
didasar laut pantai Barat Sumatera dan patahan aktif besar Sumatera merupakan
sumber bencana alam geologi berupa gempabumi, tsunami dan pemicu terjadinya
letusan gunung api dan tanah longsor.
Disisi lain dua patahan tersebut diatas mengahsilkan lelehan batuan di
bawah permukaan bumi dan merupakan sumber utama proses mineralisasi yang
dipermukaan bumi atau dekat permukaan bumi ditemukan berupa
endapan-endapan (deposit) mineral logam, non logam dan panas bumi. Proses erosi batuan
Sumatera Utara menghasilkan lapisan-lapisan batuan sedimen yang mengandung
minyak dan gas bumi serta air tanah.
Disamping potensi sumber daya mineral yang diperoleh melalui proses
ekstraktif, setting tektonik Sumatera Utara ini juga memberi anugerah (given)
seperti terbentuknya danau toba sebagai kaldera gunungapi terbesar dunia serta
keanekaragaman geologi yang dapat memberi nilai ekonomi atau kesejahteraan
masyarakat melalui kegiatan yang bersifat konservatif (geowisata).
Gambar 2.2 : Kerangka Tektonik Lempeng Indo-Australia dengan P.
Sumatera
Sumber : Buku Profil Energi Dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatera
2.3.2. Potensi Bahan Galian Mineral dan Energi
Provinsi Sumatera Utara terdapat berbagai jenis bahan galian mineral dan
energi yang potensial untuk dimanfaatkan dan dikembangkan, yaitu : mineral
logam, emas, timah hitam (galena), seng, tembaga, besi dan mineral non logam :
batugamping, dolomit, bentonit, zeolit, kaolin, feldspar, marmer, granit, belerang,
andesit, serpentinit, pasir kwarsa, perlit serta bahan galian energi : gambut,
batubara, panas bumi (geothermal) serta minyak dan gas bumi. Secara umum telah
diketahui besarnya cadangan geologi (perkiraan) dan mutu sumber daya mineral,
namun untuk dapat dimanfaatkan dan dikembangkan masih memerlukan
penyelidikan eksplorasi secara detail, guna mengetahui cadangan terukur (pasti).
Sumber : Buku Profil Energi Dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatera
Utara Dinas Pertambangan Dan Energi
2.3.3. Potensi Minyak dan Gas
Dasar Hukum Pengelolaan Migas :
1. Undang – undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi
(Lembaran Negara RI tahun 2001 No. 136, tambahan Lembaran Negara RI
No. 4152)
2. Undang – undang Nomor 30 Tahun 2007 Tentang Energi ( Lembaran
Negara RI tahun 2007 No. 96, tambahan Lembaran Negara RI No. 4746 )
3. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan
Pemerintah Daerah Kab/Kota (Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor
82, Tambahan Negara RI No. 4737)
4. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2009 tentang perubahan atas PP
no. 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (
Lembaran Negara RI tahun 2004 No. 123, tambahan Lembaran Negara RI
No. 4435 ), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No.
34 tahun 2005 (Lembaran Negara RI tahun 2005 No. 81, tambahan
Lembaran Negara RI No. 4530)
5. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2009 tentang perubahan atas PP
Lembaran Negara RI tahun 2004 No. 124, tambahan Lembaran Negara RI
No. 4435)
6. Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2012 tentang Peningkatan Produksi
Minyak Bumi
7. Keputusan Menteri ESDM Nomor 1088 K/20/MEM/2003 tentang
Pedoman Pelaksanaan Pembinaan, Pengawasan, Pengaturan dan
Pengendalian Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi dan Kegiatan
Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi
8. Peraturan Menteri ESDM Nomor 01 Tahun 2008 tentang Pedoman
Pengusahaan Pertambangan Minyak Bumi pada Sumur Tua
9. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Cara
Kerja Dinas – dinas Daerah Provinsi Sumatera Utara (Lembaran Daerah
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2008 Nomor 8, Tambahan Lembaran
Daerah Provinsi Sumatera Utara No. 8)
10.Peraturan Gubernur Nomor 35 Tahun 2011 Tentang Organisasi, Tugas,
Fungsi dan Uraian Tugas Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi
Sumatera Utara
Tabel 2.5. : Daftar Potensi Minyak Bumi di Sumatera Utara
KABUPATEN/KOTA
CADANGAN MINYAK BUMI (MSTB)
TERBUKTI MUGKIN HARAPAN
DELI SERDANG 7,551.00 31.60 27.08
BINJAI 5,207.00 - -
MEDAN 674.10 686.80 594.30
PADANG LAWAS 2,000.00 - -
TOTAL 34,898.10 7,602.40 3,931.38
Sumber : Buku Profil Energi Dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatera
Utara Dinas Pertambangan Dan Energi
Tabel 2.6. : Daftar Potensi Gas Bumi di Sumatera Utara
KABUPATEN/ KOTA
CADANGAN GAS (MMSCF)*
TERBUKTI MUNGKIN HARAPAN
1. Langkat (Paluh Tabuhan
Barat/Timur, Pangkalan Susu,
Prapen, Serang Jaya, Gebang,
Besitang, Benggala, Arbei,
Kuala Dalam) 233.591 54.797 25.893
2. Deli Serdang (Pantai Pakam
Timur) 143.065 0 0
3. Binjai (Wampu) 37.810 0 0
4. Medan (Polonia) 3.933 1.681 1.449
(Blok Glagah Kambuna dan
Blok Gebang)
TOTAL 472.399 121.478 92.342
*MMSCF = Million Standart Cubic Feet / Juta kaki kubik
Blok NAD-2 meliputi Kab. Langkat, Kab. Deli Serdang, Kota Binjai, Kota Medan
Blok Glagah Kambuna dan Gebang meliputi Offshore Medan - Langkat
Sumber : Buku Profil Energi Dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatera
Utara Dinas Pertambangan Dan Energi
Sumber : Buku Profil Energi Dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatera
Utara Dinas Pertambangan Dan Energi
Terdapat 12 wilayah kerja pertambangan Minyak dan Gas bumi di
Sumatera Utara sampai dengan akhir 2013 :
a. 12 KontraktOR Migas
Kuala Sp. Barat
Gebang Serang Jaya
Kuala Sp. Dalam Rantau
Wampu
Besitang
Tabuhan Timur
Secanggang
Bt. Mandi Telaga Darat Tabuhan Barat
Pk. Susu
Anggor
Prapen Sungai Buluh
Arbey
b. Tersebar di 5 Kabupaten/Kota
Selain Migas terdapat juga beberapa sumur tua di Sumatera Utara yang
masih bisa di kelola .
Tabel 2.7. : Daftar Pengelolaan Sumur Tua di Sumut
No. Nama KUD
Wilayah
Operasi
Pendirian
KUD Pimpinan Keterangan
Selesai
2.3.4. Profil Ketenagalistrikan Di Sumatera Utara
Dasar Pengelolaan Ketenagalistrikan di Sumatera Utara :
1. UU No 30 tahun 2007 tentang Energi
2. UU No 30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
3. PP 14 tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik
4. PP 62 tahun 2012 tentang Usaha Jasa Penunjang Ketenagalistrikan
5. Pergub 23 tahun 2013 tentang Pedoman Teknis Pemeriksaan dan
Pengujian Kelaikan Operasi Instalasi Tenaga Listrik di Provinsi Sumatera
Utara
Kondisi Umum Ketenagalistrikan di Sumatera Utara adalah sebagai
berikut :
• Beban Puncak : ± 1.900 MW
• Daya Terpasang : 2.757,65 MW
• Daya Mampu : ± 1.950 MW
• Cadangan : ± 50 MW
• Jumlah Rumah Tangga : 3.260.960 Rumah Tangga
• Jumlah Pelanggan Total : 3.037.509 Rumah Tangga
• Rasio Elektrifikasi : 93,15 %
• Jumlah SHS yang telah dibangun :
APBN = 6.411 unit
Tabel 2.8. : Rasio Elektrifikasi Kabupaten/Kota
NO PROPINSI/
SUMATERA UTARA 2.969.104 68.405 91,05 93,15
15 Toba Samosir 42.059 1.410 95,92 99,13
16 Samosir 27.665 550 89,46 91,23
17 Tapanuli Tengah 58.169 2.015 81,26 84,08
18 Tapanuli Selatan 47.699 2.309 73,53 77,09
19 Padang Lawas Utara 37.011 6.826 63,89 75,67
20 Padang Lawas 42.409 3.570 74,12 80,36
21 Mandailing Natal 81.197 3.600 82,86 86,54
22 N i a s 20.284 1.349 78,79 84,03
23 Nias Selatan 24.129 5.338 36,84 44,99
24 Nias Utara 11.743 1.795 42,83 49,37
25 Nias Barat 7.421 948 46,21 52,11
26 Kota Medan 584.559 - 100,00 100,00
27 Kota Binjai 72.551 - 100,00 100,00
28 Kota Tebing Tinggi 44.236 - 100,00 100,00
29 Kota Pematang Siantar 61.335 - 97,68 97,68
30 Kota Tanjung Balai 32.663 - 91,07 91,07
31 Kota Sibolga 17.126 - 91,31 91,31
32 Kota Padang Sidimpuan 42.996 - 90,03 90,03
33 Kota Gunung Sitoli 13.145 - 50,11 50,11
Tabel 2.9. : Kapasitas Terpasang Pembangkit Interkoneksi di Sumatera
Utara
NO Pemilik Jenis Nama Pembangkit
Kapasitas Terpasang
(MW)
1 PLN PLTG LOT III 112.00
2 PLN PLTGU BELAWAN 818.00
3 PLN PLTU BELAWAN 260.00
4 PLN PLTU LABUHAN ANGIN 230.00
5 PLN PLTD TITI KUNING 25.00
6 PLN PLTG GLUGUR 31.70
7 PLN PLTG PAYA PASIR 110.00
8 PLN PLTA RENUN 82.00
9 PLN PLTA SIPAN 50.00
10 PLN PLTM AEK RAISAN 1.50
11 PLN PLTM AEK SILANG 0.75
12 PLN PLTM BATANG GADIS 0.90
13 PLN PLTM BOHO 0.20
14 PLN PLTM KOMBIH 1 1.50
15 PLN PLTM KOMBIH 2 1.50
16 PLN PLTM SIBUNDONG 0.75
17 PLN PLTM TONDUHAN 0.40
19 PLN PLTD GUNUNG SITOLI 9.20
Gambar 2.5. : Tipologi Jaringan Subsistem di Sumatera Utara
Sumber : Buku Profil Energi Dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatera
Utara Dinas Pertambangan Dan Energi
Tabel 2.10. : Proyeksi Kebutuhan Listrik di Sumatera Utara 2016 - 2025
Tahun
Pertumbuhan
Ekonomi
(%)
Sales
(Gwh)
Produksi
(Gwh)
Beban
Puncak
(MW)
2016
Utara Dinas Pertambangan Dan Energi
2.4. Potensi Panas bumi di Sumatera Utara
Dasar Pengelolaan Panas Bumi
1. Undang – Undang No. 27 Tahun 2001 tentang Panas Bumi.
2. Peraturan Pemerintah No. 59 Tahun 2007 jo No. 70 Tahun 2010 tentang
Kegiatan Usaha Panas Bumi Pertambangan.
3. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 11 tahun 2008
4. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 11 Tahun
2009 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Panas Bumi.
5. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara No. 03 Tahun 2013 tentang
Pengelolaan Panas Bumi.
Potensi panas bumi di Provinsi Sumatera Utara terdapat di beberapa
Kabupaten antara lain : Kabupaten Karo, Siamalungun, Tapanuli Utara,
Humbahas, Samosir, Tapanuli Selatan, Padang Lawas, dan Mandailing Natal .
Jumlah total potensi sumber daya dan cadangan yaitu :
– Sumber daya Speculative : 1.500 MWe
– Sumber daya Hipotetik : 170 MWe
– Cadangan Terduga : 1.627 MWe
– Cadangan Mungkin : -
– Cadangan Terbukti : 384 Mwe
– Kapasitas Terpasang : 12 MW
Dari data potensi tersebut diketahui bahwa potensi sumber daya
speculative sebesar 1.500 MWe, sedangkan PLTP Sibayak yang saat ini pada
tahap operasi produksi dengan kapasitas terpasang 12 MW. Sehingga persentase
pemanfaatan panas bumi di Provinsi Sumatera utara dari total potensi yang ada
13 Sibuhuan Palas 100 - - - - -
14
S. Merapi –
Sampuraga
Madina - - 420 - - -
15 Sampuraga Madina 225 - - - - -
16 Roburan Madina - - 320 - - -
Total 1500 170 1627 384 12
Keterangan :
SP : Speculative PS : Possible PV : Proven RE : Reserve
Hp : Hipothetical Pb : Probable Res : Resources Ins : Installed
Sumber : Buku Profil Energi Dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatera
Utara Dinas Pertambangan Dan Energi
2.4.1. Kondisi pengelolaan dan pengusahaan panas bumi di Provinsi
Sumatera Utara
Saat ini di Sumatera Utara terdapat 2 (dua) perusahaan yang telah
melakukan kegiatan pengembangan lapangan Panas Bumi yaitu :
1. Sarulla Operation Limited pada WKP Sarulla
2. Pertamina Geothermal Energypada WKP Sibayak.
Penetapan kedua wilayah kerja panas bumi tersebut berdasarkan
Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No : 1521K/034/M.PE/1990
Selain kedua WKP tersebut, pada saat ini di Provinsi Sumatera Utara telah
ditetapkan 3 (tiga) WKP panas bumi yaitu :
1. WKP Panas Bumi di daerah Sorik Merapi- Roburan- Sampuraga di
Kabupaten Mandailing Natal berdasarkan Keputusan Menteri ESDM
Nomor 2963 K/30/MEM//2008 Tanggal 30 Desember 2008 dengan luas
wilayah 62.900 Ha dan potensi cadangan terduga sebesar 200 MWe. WKP
Panas bumi sudah dilelang dan pada saat ini memasuki tahap eksplorasi.
2. WKP Panas Bumi di daerah Sipoholon Ria-Ria di Kabupaten Tapanuli
Utara , berdasarkan Keputusan Menteri ESDM Nomor 2961
K/30/MEM/2008 Tanggal 30 Desember 2008 dengan luas wilayah 34.410
Ha dan potensi cadangan terduga sebesar 75 MWe. WKP Panas bumi ini
sudah dilelang namun tidak ada peserta yang mengikuti lelang.
3. WKP Panas Bumi di daerah Simbolon Samosir di Kabupaten Samosir.
Kabupaten Toba samosir, KabupatenTapanuli Utara , Kabupaten
Humbang Hasundutan, dan Kabupaten Dairi Provinsi Sumatera Utara ,
berdasarkan Keputusan Menteri ESDM Nomor 1827 K/30/MEM/2012
Tanggal 30 April 2012 dengan luas wilayah 168.800 Ha dan potensi
cadangan terduga sebesar 155 MWe. WKP Panas bumi ini belum dilelang.
WKP ini merupakan wilayah kerja hasil Penugasan Survey Pendahuluan.
2.4.2. Investasi Panas Bumi Yang Eksisting Di Provinsi Sumatera
1. Pt. Pertamina Geothermal Energy
•Wkp : Sibayak.
•Lokasi : Desa Semangat Gunung, Kecamatan Brastagi, Kabupaten Karo.
•Cadangan Terbukti : 39 Mw
•Termanfaatkan : 12 Mwe
•Jumlah Sumur 10 : 4 Sumur Produksi
: 3 Sumur Monitoring
: 3 Sumur Injeksi
•Fasilitas Pemipaan Produksi : +/- 2 Km
•Fasilitas Pemipaan Injeksi : +/- 0,5 Km
•Pltp : 2 Mw Monoblok/Back Pressure (Esc Dengan Pt.Pln)
: 2 X 5 Mw Condensing (Ssc Dengan Pt.Dizamatra)
•Sejak 6 Januari 2015 PLTP Sibayak Unit 1 Mengalami Kerusakan Turbin
pada Gland Seal/labrin sehingga tidak berproduksi dan Unit 2
mengalami kerusakan turbin sejak 2013 dan saat ini sedang dilakukan
perbaikan oleh Taka Turbo Machinery
Rencana Kedepan Oleh Pertamina Geothermal Energy Adalah
Mengevaluasi Kelayakan Kapasitas Terpasang Untuk Pembangkitan Listrik Pada
Prospek Sibayak. Karena Potensi Panas Bumi Sibayak Di Reservoar Sebesar 240
Mwe
• WKP : Sarulla.
• Lokasi : Desa Silangkitang Kecamatan Pahae Jae dan Desa Namorailangit
Kecamatan Pahae Julu Kabupaten Tapanuli Utara.
• Pengembangan lapangan panas bumi Sarulla dikelola berdasarkan Kontrak
Operasi Bersama (join operation contract) antara
• PT. Pertamina dengan PT. Medco Energy Gheotermal bekerja sama
dengan Kyushu, Ormat dan Ithocu yang tergabung dalam konsorsium “Sarulla Operation Limited” (SOL)
• Rencana Pembangunan PLTP Sarulla dengan kapasitas 3 X 110 MW.
• Mulai beroprasi di 2018
Apabila sudah beroperasi penuh di tahun 2018, PLTP Sarulla dinilai akan
meningkatkan kapasitas terpasang pembangkit listrik panas bumi sebesar 20%,
meningkatkan kapasitas terpasang pembangkit listrik energi terbarukan sebesar
5% dan memenuhi proyeksi penambahan kapasitas terpasang pembangkit listrik