• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi E-Procurement dalam Pengadaan Barang Jasa Pemerintah di Dinas Pekerjaan Umum Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi E-Procurement dalam Pengadaan Barang Jasa Pemerintah di Dinas Pekerjaan Umum Kota Medan"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Kebijakan Publik

Thomas R. Dye memberikan pengertian dasar mengenai kebijakan Publik

sebagai apa yang tidak dilakukan maupun yang dilakukan oleh pemerintah.

Sedangkan Easton memberikan pengertian kebijakan Publik sebagai

pengalokasian nilai – nilai kekuasaan untuk seluruh masyarakat yang

keberadaannnya mengikat, sehingga cukup pemerintah yang dapat melakukan

sesuatu tindakan kepada masyarakat dan tindakan tersebut merupakan bentuk dari

sesuatu yang dipilih oleh pemerintah yang merupakan bentuk dari pengalokasian

nilai – nilai kepada masyarakat.8

Menurut Woll, Kebijakan Publik adalah sejumlah aktivitas pemerintah

untuk memcahkan masalah di masyarakat baik secara langsung mauPun melalui

berbagai lembaga yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Sedangkan James

E. Anderson memberikan definisi kebijakan Publik sebagai kebijakan – kebijakan

yang dibangun oleh badan – badan dan pejabat – pejabat pemerintah, dimana

implikasi dari kebijakan itu adalah : 1) kebijakan Publik selalu memPunyai tujuan

tertentu atau memPunyai tindakan – tindakan yang berorientasi pada tujuan; 2)

kebijakan Publik berisi tindakan pemerintah; 3) kebijakan Publik merupakan apa

yang benar – benar dilakukan oleh pemerintah, jadi bukan merupakan apa yang

masih dimaksudkan untuk dilakukan; 4) kebijakan Publik yang diambil bisa

8

(2)

bersifat positif dalam arti merupakan tindakan pemerintah mengenai segala

sesuatu masalah tertentu atau bersifat negatif dalam arti merupakan kePutusan

pemerintah untuk tidak melakukan sesuatu; 5) kebijakan pemerintah setidak –

tidaknya dalam arti yang positif didasarkan pada peraturan perundangan yang

bersifat mengikat dan memaksa.9

Berdasarkan pengertian dari beberapa para ahli diatas, dapat disimPulkan

bahwa pada dasarnya kebijakan Publik adalah segala sesuatu yang dilakukan

pemerintah untuk menyelesaikan masalah Publik demi kepentingan masyarakat

yang bersifat mengikat dan memaksa.

Adapun proses kebijakan Publik menurut James E. Anderson adalah sebagai berikut :

1. Identifikasi Masalah dan Agenda Setting

Fokus pada tahap ini adalah bagaimana masalah – masalah bisa dijadikan sebagai kebijakan Publik yang dispesifikasikan dan diidentifikasikan. Mengapa hanya beberapa masalah dari semua yang ada, yang dapat menerima pertimbangan oleh pembuat kebijakan yang membutuhkan sebuah pemeriksaan dari agenda setting. Hal ini mengenai bagaimana badan – badan pemerintah memutuskan masalah apa yang layak. Apakah sebuah kebijakan Publik, mengapa hanya beberapa ? Keadaan atau persoalan apa yang bisa menjadi masalah Publik ? Bagaimana masalah bisa menjadi agenda pemerintahan ? Mengaapa beberapa masalah tidak berhasil menjadi agenda kebijakan ?

2. Formulasi

Hal ini meliPuti berbagai macam tindakan berupa pembuatan dan pengidentifikasian, seringkali disebut pilihan untuk memecahkan atau memperbaiki masalah Publik. Siapa yang ikut serta dalam perumusan kebijakan ? Bagiamana pilihan untuk menghadapi sebuah masalah pembangunan? Adakah kesulitan dan penyimpangan dalam usulan perumusan kebijakan ?

3. Adopsi

Tahap ini tentang memutuskan pilihan yang dimaksud, termasuk tidak mengambil tindakan yang digunakan untuk mengatasi masalah. Di Badan Legislatif Amerika fungsi ini dilakukan oleh sebagian besar/ kaum mayoritas.

9

(3)

Bagaimana sebuah kebijakan diadopsi atau ditetapkan ? Apa saja persyaratan yang harus dipenuhi ? Apa isi dari kebijakan yang ditetapkan ?

4. Implementasi/ Pelaksanaan

Pada tahap ini, perhatiannya pada apa yang terselesaikan untuk melaksanakan atau menerapkan kebijakan yang telah ditetapkan. Seringkali pembangunan lebih lanjut atau pengembangan kebijakan akan menjadi bagian dari pelaksanaan mereka. Siapa yang dilibatkan ? Apakah sesuatu hal sudah terlaksana sesuai kebijakan yang diselenggarakan atau ditetapkan ? Bagiamana bentuk bantuan pelaksanaan atau menentukan isi dari kebijakan ?

5. Evaluasi

Kegiatan ini memerlukan maksud untuk menentukan apakah sebuah kebijakan terpenuhi, apakah kebijakan tersebut memiliki akibat yang lain ? Siapakah yang dilibatkan ? Siapakah yang diuntungkan dan dirugikan oleh kebijakan ? Apakah akibat dari evaluasi kebijakan ? Apakah ada permintaan untuk perubahan atau pencabutan kebijakan ? Apakah terdapat permasalahan baru yang teridentifikasikan ? Apakah proses kebijakan diulangi kembali karena evaluasi ?10 2.2 Implementasi Kebijakan Publik

Keberhasilan implementasi kebijakan akan ditentukan oleh banyak variabel

atau faktor dan masing – masing variabel tersebut saling berhubungan satu sama

lain. Berikut ini teori implementasi kebijakan Publik menurut para ahli11 :

1) Teori George C. Edward III (1980)

Menurut George Edward III, terdapat empat faktor atau variabel dalam

implementasi kebijakan publik, yaitu :

1. Komunikasi

Variabel utama dalam implementasi kebijakan yang efektif adalah bahwa

pembuat keputusan harus mengetahui apa yang harus mereka lakukan.

10

James E. Anderson, Public Policymaking-Sixth Edition, Houghton Mifflin Company, Boston. 2006. Hal. 3-4

11

A.G Subarsono, Analisis Kebijakan Publik, Konsep, Teori dan Aplikasi.Pustaka Pelajar; 2002

(4)

keputusan harus diteruskan kepada implementor secara tepat, selain itu

komunikasi harus akurat dan harus dimengerti dengan cermat.

2. Sumber Daya

Sumber daya adalah faktor yang paling penting dalam implementasi

kebijakan agar berjalan secara efektif. Sumber daya itu dapat berupa sumber daya

manusia, sumber daya finansial dan sumber daya fasilitas pendukung. Tanpa

adanya sumber daya, maka kebijakan yang telah dibuat tidak dapat

diimplementasikan. Adapun indikator dari sumber daya adalah sebagai berikut :

a) Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan implementor dari sebuah kebijakan,

sehingga berhasil ataupun tidaknya implementasi kebijakan dipengaruhi

oleh staff atau pegwainya. Apabila sumber daya manusianya cukup

memadai dan kompeten dalam bidangnya, maka implementasi kebijakan

publik dapat berjalan secara efektif.

b) Sumber Daya Finansial

Sumber daya finansial adalah kecukupan modal yang dimiliki dalam

menjalankan sebuah kebijakan publik, sumber daya finansial juga akan

mendukung segala fasilitas yang dibutuhkan untuk terlaksananya kebijakan

publik.

c) Sumber Daya Fasilitas Pendukung

Fasilitas pendukung merupakan fasilitas fisik yang sangat penting

dalam implementasi teknis sebuah kebijakan publik. Apabila sumber daya

(5)

memadai (sarana dan prasarana) maka implementasi kebijakan tidak akan

berjalan secara maksimal.

3. Disposisi

Disposisi adalah watak dan karakteristik yang dimiliki oleh implementor

dalam implementasi sebuah kebijakan. Apabila disposisi implementor baik, maka

ia akan dapat mengimplementasikan kebijakan seperti yang diinginkan oleh

pembuat kebijakan. Ketika implementor memiliki difat dan pandangan yang

berbeda dengan pembuat kebijakan, maka proses implementasi kebijakan juga

akan terhambat.

4. Struktur Birokrasi

Struktur birokrasi yang dalam implementasi kebijakn publik memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap implementasi kebijakan publik. Ada dua

karakteristik utama struktur birokrasi, yaitu SOP dan penyebaran tugas antar

implementor.

Gambar 2.1 : Faktor Penentu Implementasi Menurut Edward III

(6)

2) Teori Marilee S. Grindle (1980)

Keberhasilan implementasi menurut Merilee S. Grindle dipengaruhi oleh

dua variabel besar, yakni isi kebijakan dan lingkungan kebijakan. Seperti terlihat

pada gambar 1.2

Gambar 2.2

Implementasi sebagai proses Politik dan Administrasi

3) Teori Donald S. Van Meter dan Carl E. Van Horn

Menurut Meter dan Horn, ada lima variabel yang mempengaruhi kinerja

implementasi yakni standar dan sasaran kebijakan, sumber daya, hubungan antar

organisasi, karakteristik agen pelaksana dan disposisi implementor. Seperti yang

terlihat pada gambar 2.3

(7)

Gambar 2.3

Model Implementasi Kebijakan Menurut Van Meter Dan Van Horn

4) Teori Daniel Mazmanian dan Paul A. Sabatier (1983)

Menurut Mazmanian dan Sabatier, ada tiga kelompok variabel yang

mempengaruhi keberhasilan implementasi yakni karaktersitik masalah,

karakteristik kebijakan dan lingkungan kebijakan. Seperti terlihat pada gambar 1.4

(8)

Gambar 2.4

Variabel – Variabel Yang Mempengaruhi Proses Implementasi

Sumber : Subarsono, 2002

2.3 Pelayanan Publik

Pelayanan Publik adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau

kelompok orang dengan landasan faktor material melalui sistem, prosedur dan

(9)

haknya.12 Pelayanan Publik adalah segala bentuk kegiatan pelayanan yang

dilaksanakan oleh instansi pemerintah di Pusat, di daerah dan lingkungan

BUMN/D dalam bentuk barang dan atau jasa baik dalam rangka pemenuhan

kebutuhan masyarakat mauPun dalam rangka pelaksanaan perundang-undangan.13

Pelayanan Publik meliputi pelayanan barang Publik, pelayanan jasa Publik

dan pelayanan administratif. Adapun asas-asas dalam pelayanan Publik, yaitu

kepentingan umum, kepastian hukum, kesamaan hak, keseimbangan hak dan

kewajiban, keprofesionalan, partisipatif, persamaan perlakuan atau tidak

diskriminatif, keterbukaan, akuntabilitas, fasilitas dan perlakuan khusus bagi

kelompok rentan, ketepatan waktu dan kecepatan, kemudahan serta

keterjangkauan.14

2.4 E-Government

E-Government adalah aplikasi teknologi informasi dan komunikasi dalam

dan dengan pihak luar yang diharapkan mamPu meningkatkan performance

pemerintahan dan memenuhi ekspektasi masyarakat akan peningkatan kualitas

pemerintah.15 E-Government merupakan sekumPulan konsep untuk semua

tindakan dalam sektor Publik yang melibatkan teknologi informasi dan

12

Agung Kurniawan. Transformasi Pelayanan Publik. Pembaruan, Yogyakarta; 2005, hal. 7 13

Paimin NapituPulu, Pelayanan Publik & Customer Satisfaction, P.T Alumni, Bandung; 2007, hal.165

14

Undang-Undang RePublik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 15

(10)

komunikasi dalam rangka mengoptimalisasi proses pelayanan Publik yang efisien,

transparan dan efektif.16

Pengembangan e-government merupakan upaya untuk mengembangkan

penyelenggaraan kepemerintahan yang berbasis (menggunakan) elektronik dalam

rangka meningkatkan kualitas layanan Publik secara efektif dan efisien. Melalui

pengembangan e-government dilakukan penataan sistem manajemen dan proses

kerja di lingkungan pemerintah dengan mengoptimalisasikan pemanfaatan

teknologi informasi. Pemanfaatan teknologi informasi tersebut mencakup 2 (dua)

aktivitas yang berkaitan yaitu Pengolahan data, pengelolaan informasi, sistem

manajemen dan proses kerja secara elektronis, Pemanfaatan kemajuan teknologi

informasi agar pelayanan Publik dapat diakses secara mudah dan murah oleh

masyarakat di seluruh wilayah negara.17

Adapun sejarah munculnya e-Government terdiri dari tiga penyebab. Pertama,

era globalisasi yang datang lebih cepat sehingga emajuan teknologi informasi

(komPuter dan telekomunikasi) terjadi sedemikian pesatnya sehingga data, informasi

dan pengetahuan dapat diciptakan dengan teramat sangat cepat dan dapat segera

disebarkan ke seluruh lapisan masyarakat di berbagai belahan di dunia dalam

hitungan detik. Kedua, meningkatnya kualitas kehidupan masyarakat di dunia tidak

terlepas dari semakin membaiknya kinerja industri swasta dalam melakukan kegiatan

ekonominya. Ketiga, kedekatan antara masyarakat (sebagai pelanggan) dengan pelaku

16

Hardiansyah, Kualitas Pelayanan Publik : Konsep, Dimensi, Indikator dan Implementasinya, Penerbit Gava Media, Yogyakarta; 2011, Hal.107

17

(11)

ekonomi telah membuat terbentuknya sebuah standar pelayanan yang semakin

membaik dari waktu ke waktu.18

Ketiga aspek di atas menyebabkan terjadinya tekanan dari masyarakat yang

menginginkan pemerintah memperbaiki kinerjanya secara signifikan dengan cara

memanfaatkan berbagai teknologi informasi yang ada. Secara ringkas, skema

e-Government dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 2.5

Skema E-Government

Sumber : Cakti Indra Gunawan, 2015

(12)

E-procurement adalah sebuah konsep pengadaan barang/ jasa pemerintah

yang dilakukan dengan pemanfaatan teknologi secara elektronik demi

memudahkan proses transaksi agar terciptanya pelayanan Publik yang lebih

maksimal.

Pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik dapat dilakukan dengan

dua cara. Pertama, e-tendering merupakan tata cara pemilihan penyedia

barang/jasa yang dilakukan secara terbuka dan dapat diikuti oleh semua penyedia

barang/jasa yang terdaftar pada sistem elektronik dengan cara menyampaikan satu

kali penawaran sampai dengan waktu yang telah ditentukan. Kedua, e-Purchasing

merupakan tata cara pembelian barang/jasa melalui sistem katalog elektronik.19

AdaPun para pihak yang terkait dengan E-Procurement dapat digambarkan

seperti gambar berikut ini :

19

LKPP, Modul Penggunaan E-Procurement: Pelatihan Pengadaan Barang/ Jasa PemerintahTingkat Dasar/ Pertama, Jakarta:2010, Hal. 8

ULP/ Panitia

Pengadaan E-Procurement

Penyedia Barang/

Jasa

E-Tendering E-Purchasing

(13)

Adapun yang meliputi pengadaan barang dan jasa pemerintah secara

elektronik adalah sebagai berikut20 :

a) Pengadaan Barang meliputi, namun tidak terbatas pada:

1. Bahan baku;

2. Barang setengah jadi;

3. Barang jadi/peralatan;

4. Mahluk hidup.

b) Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

Pekerjaan Konstruksi adalah pekerjaan yang berhubungan dengan

pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya. Yang

dimaksud dengan pelaksanaan konstruksi bangunan, meliPuti keseluruhan atau

sebagian rangkaian kegiatan pelaksanaan yang mencakup pekerjaan arsitektural,

sipil, mekanikal, elektrikal dan tata lingkungan, masing-masing beserta

kelengkapannya untuk mewujudkan suatu bangunan. Yang dimaksud dengan

pembuatan wujud fisik lainnya, meliPuti keseluruhan atau sebagian rangkaian

kegiatan pelaksanaan yang mencakup pekerjaan untuk mewujudkan selain

bangunan antara lain, namun tidak terbatas pada:

1. Konstruksi bangunan kapal, pesawat atau kendaraan temPur;

2. Pekerjaan yang berhubungan dengan persiapan lahan, penggalian

dan/atau penataan lahan (landscaping);

3. Perakitan atau instalasi komponen pabrikasi;

4. Penghancuran (demolition) dan pembersihan (removal);

20

(14)

5. Reboisasi.

c) Pengadaan Jasa Konsultasi

Pengadaan Jasa Konsultansi meliPuti, namun tidak terbatas pada:

1. Jasa rekayasa (engineering);

2. jasa perencanaan (planning), perancangan (design) dan pengawasan

(supervision) untuk pekerjaan konstruksi;

3. Jasa perencanaan (planning), perancangan (design) dan pengawasan

(supervision) untuk pekerjaan selain pekerjaan konstruksi, seperti

transportasi, pendidikan, kesehatan, kehutanan, perikanan, kelautan,

lingkungan hidup, kedirgantaraan, pengembangan usaha,

perdagangan, pengembangan sdm, pariwisata, pos dan

telekomunikasi, pertanian, perindustrian,pertambangan, energi;

4. jasa keahlian profesi, seperti jasa penasehatan, jasa penilaian, jasa

pendampingan, bantuan teknis, konsultan manajemen, konsultan

5. Hukum.

d) Pengadaan Jasa lainnya

Pengadaan Jasa Lainnya meliputi, namun tidak terbatas pada:

1. Jasa boga (catering service);

2. Jasa layanan kebersihan (cleaning service); 3. Jasa penyedia tenaga kerja;

4. Jasa asuransi, perbankan dan keuangan;

5. Jasa layanan kesehatan, pendidikan, pengembangan sumber daya manusia, kependudukan;

6. Jasa penerangan, iklan/ reklame, film, pemotretan; 7. jasa percetakan dan penjilidan;

8. Jasa pemeliharaan/perbaikan;

9. Jasa pembersihan, pengendalian hama (pest control) dan fumigasi; 10. Jasa pengepakan, pengangkutan, pengurusan dan penyampaian

barang;

(15)

13. Jasa penulisan dan penerjemahan; 14. Jasa penyewaan;

15. Jasa penyelaman; 16. Jasa akomodasi;

17. Jasa angkutan penumpang;

18. Jasa pelaksanaan transaksi instrumen keuangan; 19. Jasa penyelenggaraan acara (event organizer); 20. jasa pengamanan;

21. Jasa layanan internet;

22. Jasa pos dan telekomunikasi; 23. Jasa pengelolaan aset.

Dalam pengadaan barang/ jasa pemerintah perlu diterapkannya prinsip –

prinsip agar dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap proses

Pengadaan Barang/Jasa karena hasilnya dapat dipertanggungjawabkan kepada

masyarakat dari segi administrasi, teknis dan keuangan. AdaPun prinsip – prinsip

dalam pengadaan barang/ jasa menurut Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010

Tentang Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah adalah sebagai berikut21 :

a) Efisien, berarti Pengadaan Barang/Jasa harus diusahakan dengan

menggunakan dana dan daya yang minimum untuk mencapai kualitas dan

sasaran dalam waktu yang ditetapkan atau menggunakan dana yang telah

ditetapkan untuk mencapai hasil dan sasaran dengan kualitas yang

maksimum.

b) Efektif, berarti Pengadaan Barang/Jasa harus sesuai dengan kebutuhan dan

sasaran yang telah ditetapkan serta memberikan manfaat yang

sebesar-besarnya.

21

(16)

c) Transparan, berarti semua ketentuan dan informasi mengenai Pengadaan

Barang/Jasa bersifat jelas dan dapat diketahui secara luas oleh Penyedia

Barang/Jasa yang berminat serta oleh masyarakat pada umumnya.

d) Terbuka, berarti Pengadaan Barang/Jasa dapat diikuti oleh semua Penyedia

Barang/Jasa yang memenuhi persyaratan/kriteria tertentu berdasarkan

ketentuan dan prosedur yang jelas.

e) Bersaing, berarti Pengadaan Barang/Jasa harus dilakukan melalui

persaingan yang sehat diantara sebanyak mungkin Penyedia Barang/Jasa

yang setara dan memenuhi persyaratan, sehingga dapat diperoleh

Barang/Jasa yang ditawarkan secara kompetitif dan tidak ada intervensi

yang mengganggu terciptanya mekanisme pasar dalam Pengadaan

Barang/Jasa.

f) Adil/tidak diskriminatif, berarti memberikan perlakuan yang sama bagi

semua calon Penyedia Barang/Jasa dan tidak mengarah untuk memberi

keuntungan kepada pihak tertentu, dengan tetap memperhatikan kepentingan

nasional.

g) Akuntabel, berarti harus sesuai dengan aturan dan ketentuan yang terkait

dengan Pengadaan Barang/Jasa sehingga dapat dipertanggungjawabkan.

2.7 Definisi Konsep

Definisi konsep merupakan abstraksi mengenai fenomena yang dirumuskan

atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik, kejadian keadaan kelompok,

(17)

merumuskan dan mengidentifikasikan istilah-istilah yang digunakan secara

mendasar agar tidak terjadi kesalahpahaman pengertian dan perbedaan persepsi

yang dapat mengaburkan penelitian ini. AdaPun defiinisi konsep dalam penelitian

ini adalah :

1. James E. Anderson memberikan definisi kebijakan Publik sebagai kebijakan – kebijakan yang dibangun oleh badan – badan dan pejabat – pejabat

pemerintah, dimana implikasi dari kebijakan itu adalah : 1) kebijakan Publik

selalu memPunyai tujuan tertentu atau memPunyai tindakan – tindakan yang

berorientasi pada tujuan; 2) kebijakan Publik berisi tindakan pemerintah; 3)

kebijakan Publik merupakan apa yang benar – benar dilakukan oleh

pemerintah, jadi bukan merupakan apa yang masih dimasudkan untuk

dilakukan; 4) kebijakan Publik yang diambil bisa bersifat positif dalam arti

merupakan tindakan pemerintah mengenai segala sesuatu masalah tertentu

atau bersifat negatif dalam arti merupakan kePutusan pemerintah untuk

tidak melakukan sesuatu; 5) kebijakan pemerintah setidak – tidaknya dalam

arti yang positif didasarkan pada peraturan perundangan yang bersifat

mengikat dan memaksa.

2. Goerge Edward III mengatakan bahwa keberhasilan implementasi kebijakan

dipengaruhi oleh :

a. Komunikasi

b. Sumber Daya

c. Disposisi

(18)

3. E-government adalah penyelenggaraan pemerintahan dengan menggunakan

teknologi informasi dan telekomunikasi untuk meningkatkan kinerja

pemerintah, serta memenuhi kebutuhan masyarakat akan transparansi dan

akuntabilitas informasi keuangan pemerintah dengan tujuan mencapai good

governance

4. E-Procurement adalah penggunaan teknologi informasi dan komunikasi

khususnya internet oleh pemerintahan- pemerintahan dalam melaksanakan

hubungan pengadaan dengan para pemasok untuk memperoleh barang,

karya-karya, dan layanan konsultasi yang dibutuhkan oleh sektor Publik.

2.8 Hipotesis Kerja

Hipotesis kerja disusun berdasarkan atas teori yang dipandang handal. Oleh

karena itu, berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan diatas, penulis

merumuskan hipotesis kerja: “implementasi e-procurement dalam pengadaan

barang/ jasa di Dinas Pekerjaan Umum Kota Medan, meliputi; komunikasi,

sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi.”

2.9 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan memahami dan mengetahui isi yang terkandung dalam

skripsi ini, maka diperlukan sistematika. Sistematika penulisan skripsi ini

meliPuti:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang, perumusan masalah, tujuan

penelitian, dan manfaat penelitian.

(19)

Bab ini terdiri dari landasan teori, definisi konsep dan sistematika

penulisan.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini terdiri dari bentuk penelitian, lokasi penelitian, informan

penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis data yang

digunakan dalam penelitian.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisikan gambaran umum mengenai daerah penelitian,

serta berisikan data-data yang diperoleh selama penelitian di

lapangan dan dokumen-dokumen yang akan dianalisis kemudian

memberikan interpretasi atas permasalahan yang diteliti.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang

dilakukan dan saran-saran yang dianggap perlu sebagai

Gambar

Gambar 2.1 : Faktor Penentu Implementasi Menurut Edward III
Gambar 2.2
Gambar 2.3
Gambar 2.4
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pengembangan Elektroda Nanostruktur Anorganik untuk Aplikasi Sel Surya Hybrid sebagai Alternatif Sumber Energi Terbarukan. Ketua Hibah Stranas,

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Pembentukan Panitia Pelaksana Seleksi Tilawatil

Lebih lanjut, Stoner dan Wankel (1988:50) menjelaskan, konflik organisasi adalah suatu perbedaan pendapat di antara dua atau lebih anggota atau kelompok dalam suatu organisasi

Rumah susun Sarijadi tidak memiliki standar yang tepat pada jenis material yang seharusnya digunakan pada tangga rumah susun, dapat dikatakna tidak layak bagi pengguna

pekerja anak pada keluarga dengan status ekonomi rendah menjadi perhatian. sendiri bagi

Perencanaan bangunan ini berbeda dengan orientasi massa bangunan pada rumah sakit umum, pada bangunan BBKPM Bandung, kebutuhan fungsi ruang dan penempatan bukaan berada pada

Maka dapat disimpulkan bahwa dari semua denah ruang dalam rusun Sarijadi Flat H telah mengalami perubahan mengalami penurunan kualitas pencahayaan alami dengan rata-rata 31%..

Sehingga masalah penelitian yang diteliti ini ialah bagaimana nilai ekonomi dan pemenuhan hak-hak anak dalam keluarga miskin di Desa Tanjung Gusta Kecamatan Sunggal