79
Bab Delapan
Kesimpulan Dan Saran
Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, pada bab ini penulis hendak memberikan kesimpulan dan saran sebagai hasil akhir dari penyusunan tesis. Terkait dengan temuan di lapangan, penulis menemukan ada tiga kelompok masyarakat yang berhubungan dengan persepsi terhadap rencana pembangunan PLTP dan dipakai sebagai narasumber. Ketiga kelompok tersebut adalah kelompok masyarakat yang setuju, kelompok masyarakat yang tidak setuju dan kelompok masyarakat yang ragu menentukan sikap terhadap rencana pembangunan PLTP di Desa Idamdehe.
Dalam konteks masyarakat Desa Idamdehe, partisipasi yang dilakukan oleh masyarakat tidak lepas dari peran aktor. Peran aktor terlihat sangat dominan dalam mempengaruhi masyarakat. dalam hal ini adalah memberikan Informasi yang positif tentang Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi, serta mengarahkan masyarakat untuk ikut terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan di Desa Idamdehe. Peran aktor-aktor, yaitu pihak perusahaan, pemerintah daerah dan Pemerintah Desa tersebut, sudah terlihat sejak awal kegiatan yang dilakukan oleh Pihak Perusahaan, yaitu pada Tahun 2008 sampai pada Tahun 2012.
80
terbentuk dan berimplikasi terhadap sikap mayoritas masyarakat yang menyetujui rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi. Masyarakat juga mempunyai harapan yang kuat sehingga membuat mereka berharap pembangunan PLTP segera direalisasikan.
Pada tahap selanjutnya, ketika pihak perusahaan sudah melakukan pengeboran, membuat masyarakat yakin terhadap adanya perubahan faktor ekonomi yaitu ketika mereka ikut berpartisipasi dalam kegiatan dan diberikan upah/uang. Hal tersebut sesuai dengan harapan mereka, bahwa kegiatan ini akan membantu dalam aspek ekonomi untuk mengentaskan kemiskinan.
Dalam konteks pembangunan, penulis beranggapan bahwa proses pembangunan yang dilakukan di Desa Idamdehe masih melakukan proses pembangunan yang Top-Down dengan partisipasi semu. Masyarakat masih dipandang sebagai objek dari pembangunan dan seolah-olah diikutsertakan dalam kegiatan. Namun realitasnya adanya mobilisasi yang dilakukan oleh pemerintah desa, perusahaan dan pemerintah daerah dalam proses partisipasi yang terjadi.
Bicara pembangunan berkelanjutan dalam konteks masyarakat Desa Idamdehe, perlu bercermin pada 27 prinsip Deklarasi Rio yang pernah dipaparkan oleh Rogers, Jalal dan Boyd (2008 :346-347). Berdasarkan temuan di lapangan pembangunan yang terjadi di Desa Idamdehe belum mencerminkan konsep dan prinsip-prinsip dari pembangunan berkelanjutan. Pertama, karena masyarakat masih dipandang sebagai objek dari pembangunan bukan subjek (prinsip 1). Kedua, pembangunan harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat lokal guna memberantas kemiskinan dan tepat sasaran (prinsip 5 dan 6). Ketiga, tidak adanya akses terhadap informasi (access to information, prinsip 10). Keempat, belum adanya keikutsertaan penuh perempuan dalam pembangunan yang terjadi (prinsip 20), dan kelima, partisipasi publik dalam pengambilan keputusan (public participation in decision making, prinsip 22).
81
Sehingga dalam proses pembangunan tersebut bisa dikatakan bahwa partisipasi masyarakat masih minim dalam setiap kegiatan yang dilakukan di Desa Idamdehe Pembangunan yang akan terjadi nantinya hanya akan memberikan kontribusi terhadap kepentingan para elit, dan mengesampingkan kepentingan masyarakat Desa Idamdehe selaku target dari pembangunan. Akan tetapi masuknya PLTP juga menyimpan potensi konflik yang suatu saat bisa saja mengganggu stabilitas kehidupan masyarakat. Sumber daya manusia masyarakat Desa Idamdehe belum memenuhi standar untuk bekerja pada posisi yang stategis dalam perusahaan, sehingga akan menimbulkan kecemburuan sosial antara masyarakat setempat dengan pendatang.
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diambil tersebut maka penulis berusaha memberikan saran. Pertama, pihak perusahaan perlu memberikan pemahaman dan sosialisasi yang berhubungan dengan dampak negatif dari pembangunan PLTP, sehingga masyarakat mempunyai pengetahuan untuk memanajemen bencana.
Kedua, Perlunya melibatkan masyarakat selaku salah satu
stakeholder pembangunan dalam menentukan atau membuat keputusan sampai pada tahap evaluasi.