HAKEKAT, TUJUAN, FUNGSI DAN IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INDONESIA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG SISDIKNAS NO. 20 TAHUN 2003
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Landasan Pedagogik Dosen: Dr. Agus Taufiq, M.Pd
Oleh:
Siti Ooy Rukoyah (1707312) Kelas 1B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2017
Analisis Jawaban
1. Hakekat pendidikan adalah suatu proses kegiatan yang didalamnya terdapat individu yang diajarkan dan yang mengajar dalam artian memberikan arahan yang bertujuan
supaya mampu manafsirkan dan memaknai rangkaian pengalamannya dengan sedemikian rupa sehingga dapat menumbuh kembangkan eksistensi manusia yang
untuk kehidupan di akhirat. Oleh karena itu yang menjadi sentral pendidikan adalah pendidikan agama.
Pada hakekatnya pendidikan ialah memberi tuntutan, bantuan, pertolongan kepada peserta didik . “peserta didik itu sendiri adalah anggota masyaralat yang berusaha untuk mengembangkan potensi yang ia miliki melalui jalur, jenjang, dan jenis pendidikan
tertentu”.
2. Tujuan pendidikan di Indonesia pada intinya adalahmemanusiakan manusia. Maksudnya
adalah peserta didik mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya, menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya.Memiliki nilai-nilai taqwa, sehat, kreatif danmembantu anak menuju kedewasaannya sehingga anak dapat mengambil
keputusannya sendiri, yang tentunya ini dibarengi dengan arahan dari orang dewasa sehingga dapat menjadi manusia yang seutuhnya. Pembangunan manusia seutuhnya
meliputi potensi kepribadian dan wawasan dasar sebagai berikut: a. Secara integral mencakup panca indra yang sehat;
b. Sikap dasar yang menjadi subtansi utama dalam pembinaan warga Indonesia
seutuhnya, seperti sikap hidup sehat, hidup hemat, hidup cermat, hidup rajin, hidup disiplin, hidup berani dan berilmu, serta sikap hidup penuh tanggung jawab.
c. Wawasan dasar, yaitu wawasan dan pengetahuan yang seimbang antara potensi kebutuhan nilai jasmani dan rohani, keseimbangan antara kehidupan individualitas dengan kemasyarakatan, keseimbangan dunia dan akhirat, serta kesejahteraan yang
menyadari bahwa manusia adalah pewaris penerus bangsa. Tujuan Sistem Pendidikan Nasional
- Mengarahkan untuk kesejahteraan bangsa
- Menanamkan jiwa patriotisme
- Membentuk manusia susila yang cakap, warga negara demokratis dan bertanggung
jawab untuk mensejahterakn masyarakat dan tanah air
- Mendidik anak ke arah terbentuknya manusia berjiwa pancasila - Meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia seutuhnya
- Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya
Tujuan akhirnya yaitu dimana kita sebagai penerus bangsa harus mewujudkan tujuan
tersebut agar bangsa kita menjadi bangsa yang maju dengan pendidikan yang bekualitas dan dapat melahirkan generasi bangsa yang cerdas.
3. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan yang dimiliki oleh peserta
didik sesuai bakat dan minat yang ia miliki, membentuk kepribadian yang baik, mencerdaskan kehidupan bangsaserta menjadikan negara yang tentram dan beradab.
Pendidikan berfungsi sebagai proses transformasi budaya, yaitu kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi lainnya. Nilai-nilai kebudayaan tersebut mengalami proses transformasi dari generasi tua ke generasi muda. Di sisi lain fingsi dari
pendidikan adalah sebagai proses pembentukan pribadi, yaitu suatu kegiatan yang sistematis dan terarah kepada terbentuknya keporibadian peserta didik menjadi lebih
dewasa. Fungsi Sistem Pendidikan Nasional yaitu:
- Sebagai alat membangun pengembangan pribadi warga negara, kebudayaan dan bangsa Indonesia;
- Mengembangkan kemampuan serta meningkatnya mutu kehidupan dan martabat bangsa dalam upaya mewujudkan tujuan nasional;
sistem pendidikan di Indonesia masih lebih mengedepankan sisi kognitif peserta didik sehingga mereka berpendapat bahwa anak yang tidak pandai dalam mata pelajaran di
sekolah adalah anak yang bodoh. Padahal belum tentu bodoh, karena bisa saja si anak mempunyai potensi dan bakat yang lebih unggul dalam bidang lain, misalnya olahraga, seni ataupun bidang lainnya. Ketika hal tersebut terjadi maka pada akhirnya, anak
terpaksa mengikuti suatu bidang pelajaran atau pendidikan yang sebenarnya tidak ia sukai dan akan semakin mengubur bakat serta minat anak yang sesungguhnya ia bisa
lebih unggul dari anak yang lain.Seorang pendidik tidak boleh menyamaratakan kemampuan siswanya, karena setiap anak mempunyai kemampuan yang berbeda. Misalnya kecepatan memahami pelajaran, kemampuan mendengarkan, melihat, menulis
atau membaca, masing-masing mempunyai tingkat kemampuan dan daya serap yang berbeda. Tetapi, kenyataannya para guru sering memaksa kemampuan siswa agar selalu
sama.
Jika ada pertanyaan tentang apa yang harusnya dilakukan dalam mengatasi masalah tersewbut, maka jawabannya adalah pemerintah harusmelihat fakta di lapangan,
bagaimana penerapan kebijakan yang telah ditetapkan. Apabila kebijakan tersebut sudah berjalan dengan baik, maka pemerintah boleh menambah kebijakan-kebijakan baru yang
akan semakin meningkatkan mutu pendidikan. Tetapi, apabila kebijakan tersebut belum mampu dilaksanakan dengan baik, seharusnya pemerintah menyadari dan mengevaluasi kekurangannya agar segera ditemukan solusi yang tepat untuk mengatasi kekurangan
tersebut.
Dalam hal lain, mengenai pendidikan untuk masyarakat yang kurang mampu karna
tersebut bisa selaras dengan apa yang sudah tertulis jelas dalam undang-undang No 20 tahun 2003 pasal 12 ayat 1 bahwa setiap anak berhak mendapatkan biaya pendidikan
bagi mereka yang orang tuanya tidak mampu untuk membiayainya.
REFERENSI
- Departemen Pendidikan Nasional, UU SISDIKNAS No 20 tahun 2003
- Hasbullah., 2005. Dasar - Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.
- Himpunan Peraturan Perundangan Standar Nasional Pendidikan, 2005. UU RI No. 20 Tahun 2003. Bandung: Fokus Media