BAB 1
PENDADHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Redjeki (2014) dan Kania, N. (2007), kejang demam merupakan penyebab kejang yang paling sering dijumpai pada anak. Menurut Fadila, Nadjmir dan Rahmantini (2014), dan Deliana (2002), kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal lebih dari 38oC) yang disebabkan suatu proses ekstrakranium. Menurut Consensus Statement on Febrile Seizures dalam Deliana (2002), kejang demam adalah bangkitan kejang pada bayi dan anak, biasanya terjadi pada umur 3 bulan – 5 tahun, berhubungan dengan demam tetapi tidak terbukti adanya infeksi intrakranial atau penyebab lain.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia dalam Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam (2006), dan Rudolph, Hoffman dan Rudolph (2007), kejang demam diklasifikasikan menjadi 2 golongan, yaitu kejang demam simpleks dan kompleks. Kejang demam sederhana (simple febrile seizure) yaitu kejang demam yang berlangsung kurang dari 15 menit dan umumnya akan berhenti sendiri. Kejang berbentuk umum tonik dan atau klonik, tanpa gerakan fokal. Kejang tidak berulang dalam waktu 24 jam. Kejang demam kompleks (complex febrile seizure) merupakan kejang demam dengan salah satu ciri dari kejang yang berlangsung lebih dari 15 menit, kejang fokal atau parsial satu sisi atau kejang umum didahului kejang parsial, maupun berulang lebih dari 1 kali dalam 24 jam. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia dalam Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam (2006), kejang demam ini terjadi pada 8% kasus kejang demam sedangkan kejang demam sederhana merupakan 80% di antara seluruh kejang demam. Sedangkan menurut Imaduddin, Syarif, dan Rahmantini (2013), dari 51 kasus kejang demam yang dirawat di bangsal anak RSUP Dr. M. Djamil Padang pada periode Januari 2010 – Desember 2012 hanya terdapat 12 kasus (23,5%) kejang demam sederhana.
Fadila, Nadjmir dan Rahmantini (2014) menyatakan bahwa prevalensi kejang demam tiap-tiap negara berbeda. Bila dibandingkan dengan Amerika
Serikat dan Eropa dengan prevalensi kejang demam sekitar 2-5%, prevalensi kejang demam di Asia meningkat dua kali lipat. Sedangkan prevalensi kejang demam di Indonesia tahun 2005-2006 mencapai 2-4%.
Kejang selalu merupakan peristiwa yang menakutkan bagi orang tua (Deliana, 2002). Insiden kejang demam 2,2-5% pada anak di bawah usia 5 tahun. Anak laki-laki lebih sering daripada anak perempuan dengan perbandingan 1,2-1,6:1 (Deliana, 2002).Selain itu, menurut Fadila, Nadjmir dan Rahmantini (2014), dan Deliana (2002), 62,2% kejang demam akan berulang pada 90 anak yang mengalami kejang demam sebelum usia 12 tahun.
Rudolph, Hoffman dan Rudolph (2007) menyatakan bahwa pengaruh genetik yang kuat menyebabkan peningkatan frekuensi kejang demam di antara anggota keluarga. Insidensi pada orang tua berkisar 8-22% dan pada saudara kandung antara 9-17%.
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang karakteristik pasien anak dengan kejang demam di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2014.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana karakteristik pasien anak dengan kejang demam di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2014?
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahuikarakteristik pasien anak dengan kejang demam di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2014.
1.3.2 Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengidentifikasi jenis kejang demam pasien anak dengan kejang demam yang berobat di RSUP H. Adam Malik Medan.
2. Untuk mengidentifikasi umur pasien anak dengan kejang demam saat pertama kali menderita kejang demam yang berobat di RSUP H. Adam Malik Medan.
3. Untuk mengindentifikasi jenis kelamin pasien anak dengan kejang demamyang berobat di RSUP H. Adam Malik Medan.
4. Untuk mengidentifikasi durasi kejang demam pasien anak dengan kejang demam saat pertama kali menderita kejang demam yang berobat di RSUP H. Adam Malik Medan.
5. Untuk mengidentifikasi tipe kejang pasien anak dengan kejang demamsaat pertama kali menderita kejang demam yang berobat di RSUP H. Adam Malik Medan.
6. Untuk mengidentifikasi episode berulang kejang dalam 24 jam pertama pasien anak dengan kejang demam yang berobat di RSUP H. Adam Malik Medan.
7. Untuk mengidentifikasi suhu tubuh pasien anak dengan kejang demam saatpertama kali berobat diRSUP H. Adam Malik Medan.
8. Untuk mengidentifikasi penyakit penyerta pasien anak dengan kejang demam yang berobat di RSUP H. Adam Malik Medan.
9. Untuk mengidentifikasi riwayat kejang demam dalam keluarga pasien anakdengan kejang demam yang berobat di RSUP H. Adam Malik Medan.
10.Untuk mengidentifikasi kesembuhan pasien anak dengan kejang demam yang berobat di RSUP H. Adam Malik Medan.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk :
1. RSUP H. Adam Malik Medan, sebagai bahan masukan berupa data statistik.
2. Masyarakat, sebagai sarana untuk meningkatkan pengetahuan tentang pasien anak dengan kejang demam.
3. Peneliti lain, sebagai tambahan informasi untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang pasien anak dengan kejang demam.
4. Keilmuan, sebagai sarana untuk mengembangkan atau mengkonfirmasi pengetahuan yang telah ada sebelumnya.
5. Penulis, sebagai tugas akhir program studi pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara serta sebagai sarana untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan penulis tentang pasien anak dengan kejang demam.