33
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada TAMG yang telah dipersiapkan sejak awal Januari 2017,
penulis mendapatkan begitu banyak pelajaran dan pengalaman yang sangat
berharga. Dalam menyusun TAMG, persiapan pertama yang dilakukan
adalah memilih tema dan menentukan Sangir sebagai etnis yang akan
menjadi pilihan penulisan.
Persiapan pelaksanaan TAMG bukanlah hal yang mudah karena
penulis membutuhkan bantuan dari teman, saudara, dan kenalan untuk
menjadi panitia maupun pengisi acara pada TAMG ini. Proses latihan yang
tidak sesuai dengan yang telah dirancangkan menjadi penghambat bagi
penulis, sehingga membuat penulis merasa tertantang untuk memiliki
rencana kedua apabila rencana yang pertama tidak sesuai. Dalam latihan,
bukanlah suatu masalah besar ketika berlatih setiap lagu-lagu yang akan
dinyanyikan karena lagu-lagu yang dibawakan sudah sangat sering
dinyanyikan di gereja.
Ada begitu banyak kekeliruan, kesalahpahaman, dalam persiapan
yang dilakukan, namun berbekal dengan pengalaman organisasi yang
didapatkan penulis selama berkuliah membuat penulis berusaha untuk
menyelesaikan setiap permasalahan dengan baik. Tari gunde tidak dapat
dibawakan seperti yang seharusnya karena tidak ada mesambo yang
mengiringi ucapan syukur tersebut.
Lagu-lagu yang dibawakan merupakan lagu daerah yang belum
pernah dinotasikan, sehingga penulis merasa kesulitan ketika harus
menyalin lagu tersebut untuk menjadi sebuah lagu yang memiliki notasi.
B. Saran
Merancang TAMG ada baiknya bila konsep acara dekat dengan
34
TAMG baik dalam penulisan maupun pelaksanaan menjadi sesuatu yang
menarik dan menjadi acuan untuk terus dikembangkan oleh penulis dalam
mempersiapkan TAMG.
Mencari tahu informasi atau pengetahuan dengan menghubungi
nara sumber yang sudah paham dengan konsep yang telah dirancang
merupakan sesuatu yang baik dilakukan sebelum menyusun konsep
TAMG.
Menotasikan lagu-lagu rohani dalam daerah merupakan sesuatu
yang sangat baik untuk dilakukan di sinode GMIST, karena lagu-lagu
tersebut merupakan sesuatu yang sangat berharga untuk terus dilestarikan
dan disimpan dalam sesuatu yang dapat digunakan secara terus-menerus
baik dalam peribadahan di gereja maupun peribadahan di
