• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 11 SISTEM PERTAHANAN TUBUH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bab 11 SISTEM PERTAHANAN TUBUH"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

BAB 11

BAB 11

SISTEM PERTAHANAN TUBUH

SISTEM PERTAHANAN TUBUH

SK

SK

:

:

Menjelaskan struktur dan fungsi manusia dan hewan

Menjelaskan struktur dan fungsi manusia dan hewan

tertentu kelainan dan atau penyakit yang mungkin terjadi

tertentu kelainan dan atau penyakit yang mungkin terjadi

serta implikasinya pada salingtemas

serta implikasinya pada salingtemas

KD

KD

:

:

menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap

menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap

benda asing berupa antigen dan bibit penyakit

(3)

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

Disekitar kita banyak bahan organik dan anorganik, benda

Disekitar kita banyak bahan organik dan anorganik, benda

hidup maupub benda mati

hidup maupub benda mati

setiap saat bisa menginfeksi

setiap saat bisa menginfeksi

tubuh

tubuh

mampu menimbulkan penyakit, kerusakan jaringan.

mampu menimbulkan penyakit, kerusakan jaringan.

Tubuh mempunyai sistem imunitas= gabungan sel, molekul dan

Tubuh mempunyai sistem imunitas= gabungan sel, molekul dan

jaringan yang berperan dalam resistensi terhadap bahan atau

jaringan yang berperan dalam resistensi terhadap bahan atau

zat yang masuk ke dalam tubuh

zat yang masuk ke dalam tubuh

Reaksi yang dikoordinasikan sel-sel dan molekul terhadap

Reaksi yang dikoordinasikan sel-sel dan molekul terhadap

benda asing yg masuk ke dalam tubuh =

(4)

A. Macam-macam sistem pertahanan tubuh

(5)

1.

1.

PERTAHANAN ALAMIAH (NONSPESIFIK)

PERTAHANAN ALAMIAH (NONSPESIFIK)

Tidak ditujukan kepada mikroba tertentu, ada dan berfungsi sejak lahirTidak ditujukan kepada mikroba tertentu, ada dan berfungsi sejak lahirPertahanan terdepan menghadapi serangan mikrobaPertahanan terdepan menghadapi serangan mikroba

Mekanismenya tidak punya kekhususanMekanismenya tidak punya kekhususan

Mekanisme fisiologis Mekanisme fisiologis komponen normal yang selalu ditemukan komponen normal yang selalu ditemukan

pada orang sehat. pada orang sehat.

Meliputi pertahanan fisik/mekanik, pertahanan biokimia, pertahanan Meliputi pertahanan fisik/mekanik, pertahanan biokimia, pertahanan

humoral, pertahanan seluler. humoral, pertahanan seluler.

a.

a.

Pertahanan fisik

Pertahanan fisik

rintangan fisik

rintangan fisik

kulit, membran mukosa yang melapisi saluran, sel-sel epitel kulit, membran mukosa yang melapisi saluran, sel-sel epitel

bersilia

bersilia  pertahanan terdepan. pertahanan terdepan.

b.

b.

Pertahanan Biokimia

Pertahanan Biokimia

Kelenjar minyak, keringat , getah lambung, getah usus, air mata Kelenjar minyak, keringat , getah lambung, getah usus, air mata dan getah mukosa lain = bahan kimia merubah pH = bahan kimia dan getah mukosa lain = bahan kimia merubah pH = bahan kimia membatasi pertumbuhan patogen

(6)
(7)

PERTAHANAN ALAMIAH (NONSPESIFIK lanjutan …..

PERTAHANAN ALAMIAH (NONSPESIFIK lanjutan …..

c

c. .

Pertahanan seluler

Pertahanan seluler

Pertahanan lapis ke duaPertahanan lapis ke dua

Tergantung proses fagositosis oleh Tergantung proses fagositosis oleh neutrofil, monosit, eosinofilneutrofil, monosit, eosinofil 1) Neutrofil (

1) Neutrofil (

60-70% dari leukosit)

60-70% dari leukosit)

Sel yang dihancurkan mikroba, mengirim sinyal kimiawiSel yang dihancurkan mikroba, mengirim sinyal kimiawi menarik menarik neutrofil keluar dari darah

neutrofil keluar dari darah  memasuki jaringan terinfeksi memasuki jaringan terinfeksi menelan menelan dan menghancurkan mikroba.

dan menghancurkan mikroba.

Neutrofil berumur pendek Neutrofil berumur pendek cenderung merusak diri sendiri. cenderung merusak diri sendiri. 2) Monosit (5% dari leukosit)

2) Monosit (5% dari leukosit)

sebentar di dalam darah sebentar di dalam darah jaringan berubah menjadi makrofag dengan jaringan berubah menjadi makrofag dengan psedopodium

psedopodium  menjulur dan menempel ke polisakarida permukaan menjulur dan menempel ke polisakarida permukaan

kuman dan menelan

kuman dan menelan  dihancurkan dengan lisozim dihancurkan dengan lisozim  Makrofag ada yang bermigrasi ke seluruh tubuh.Makrofag ada yang bermigrasi ke seluruh tubuh.

Ada yang permanen dalam jaringan Ada yang permanen dalam jaringan makrofag alveoli paru, sel makrofag alveoli paru, sel

mesoglea ginjal, sel Kuffer hati, sel mikroglia otak, sel histiosit jaringan

mesoglea ginjal, sel Kuffer hati, sel mikroglia otak, sel histiosit jaringan

ikat.

(8)

Mekanisme fagositosis

Mekanisme fagositosis

a. Makrofag menjulurkan pseudopodia ke bakteri penginfeksi

b. Bakteri terperangkap oleh pseudopodia, dihancurkan oleh enzim lisozim

(9)

3). Eosinofil (1.5% dari leukosit)

3). Eosinofil (1.5% dari leukosit)

Memfagosit patogen berukuran besar Memfagosit patogen berukuran besar cacing, protozoa cacing, protozoa

Mampu menghasilkan enzim perusak granula sitoplasma parasitMampu menghasilkan enzim perusak granula sitoplasma parasit

Pada pertahanan alamiah (NONSPESIFIK), selain sel-sel fagosit Pada pertahanan alamiah (NONSPESIFIK), selain sel-sel fagosit

ada juga

ada juga sel pembunuh alami (Natural Killer Cell), sel pembunuh alami (Natural Killer Cell), yang meliputi yang meliputi limfosit granula besar, fungsi utamanya merusak sel tubuh yang limfosit granula besar, fungsi utamanya merusak sel tubuh yang diserang virus dan sel tumor.

diserang virus dan sel tumor.

d.

d.

Pertahanan Humoral

Pertahanan Humoral

Pertahanan oleh bahan yang terdapat di dalam sirkulasi darahMeliputiMeliputi :Komplemen, interferon, CRP (C Reactive Protein), :Komplemen, interferon, CRP (C Reactive Protein),

kolektin, lisozim

(10)

1)

1)

KomplemenKomplemen

 Diproduksi hepatosit dan monositDiproduksi hepatosit dan monosit

Terdiri atas beberapa protein, bila diaktifkan Terdiri atas beberapa protein, bila diaktifkan memberikan memberikan

proteksi terhadap infeksi dan berperan dlm respon inflamasi.

proteksi terhadap infeksi dan berperan dlm respon inflamasi.

Fungsi komplemen :Fungsi komplemen :

a.

a. Menghancurkan membran sel bakteriMenghancurkan membran sel bakteri b.

b. Faktor kemotatik yg menggerakkan makrofag ke tempat bakteriFaktor kemotatik yg menggerakkan makrofag ke tempat bakteri c.

c. Mengikat permukaan bakteri yang memudahkan makrofag Mengikat permukaan bakteri yang memudahkan makrofag untuk mengenal dan memakannya

untuk mengenal dan memakannya

2).

2).

Interferon = anti virus.

Interferon = anti virus.

Dapat menginduksi sel-sel di sekitar sel yg terinfeksi virus Dapat menginduksi sel-sel di sekitar sel yg terinfeksi virus resisten

resisten

Sitokin yg berupa glikoprotein, diproduksi Sitokin yg berupa glikoprotein, diproduksi makrofag aktif, sel makrofag aktif, sel

pembunuh alami, berbagai sel tubuh yang mengandung nukleus

pembunuh alami, berbagai sel tubuh yang mengandung nukleus respon terhadap infeksi virus.

respon terhadap infeksi virus.

3). C- Reaktive Protein (CRP)

3). C- Reaktive Protein (CRP)

Protein yang kadarnya dalam darah akan meningkat bila tjd infeksi akut

(11)

Mekanisme interferon melawan virus :

a. Virus menginfeksi sel b. Gen interferon di dalam sel teraktifkan

(12)

Kerusakan jaringan ( luka Kerusakan jaringan ( luka kecelakaan, operasi, kecelakaan, operasi,

transplantasi, infeksi)

transplantasi, infeksi)  jalan masuk kuman jalan masuk kuman  memicu memicu peradangan terlokalisir.

peradangan terlokalisir.

Di daerah luka Di daerah luka arteriole prakapiler = berdilatasi, venule arteriole prakapiler = berdilatasi, venule

pasca kapiler menyempit

pasca kapiler menyempit  pembesaran kapiler pembesaran kapiler  darah darah bocor ke jaringan

bocor ke jaringan bengkak memerah sekitar luka. bengkak memerah sekitar luka.

Resmon peradangan Resmon peradangan dimulai sinyal kimiawi (senyawa dimulai sinyal kimiawi (senyawa

kimia, benda asing, atau histamin) kimia, benda asing, atau histamin)

Histamin = dihasilkan tubuh sebagai respon kerusakan Histamin = dihasilkan tubuh sebagai respon kerusakan

jaringan

(13)

Histamin Histamin merangsang pembesaran dan peningkatan merangsang pembesaran dan peningkatan

permeabilitas kapiler perlukaan, permeabilitas kapiler perlukaan,

Leukosit dan sel jaringan yang rusak Leukosit dan sel jaringan yang rusak mengeluarkan mengeluarkan prostalgandin

prostalgandin  meningkatkan aliran darah ke jaringan yg meningkatkan aliran darah ke jaringan yg luka

luka mempercepat pengiriman dan penyerapan zat. mempercepat pengiriman dan penyerapan zat.

Misal ion Ca Misal ion Ca mempercepat pembekuan darah mempercepat pembekuan darah luka luka

tertutup , menghambat penyebaran mikroba. tertutup , menghambat penyebaran mikroba.

Peningkatan aliran dan permeabilitas lokal Peningkatan aliran dan permeabilitas lokal peningkatan peningkatan

migrasi sel fagositik

migrasi sel fagositik  dimulai 1 jam setelah sebelum dimulai 1 jam setelah sebelum diperantarai

diperantarai kemokinkemokin

Fagositosis dimulaiFagositosis dimulai neutrofil neutrofil diikuti monosit yang akan diikuti monosit yang akan

berkembang menjadi makrofag jaringan. berkembang menjadi makrofag jaringan.

Makrofag Makrofag fagositosis terhadap patogen fagositosis terhadap patogen

(14)
(15)

Respon Peradangan

a. Jaringan terluka, pelepasan cairan beruba histamin

b. Pembuluh darah membesar, fagosit (makrofag dan neutrofil) bergerak menuju luka

(16)

Bila luka menyebar (sistemik) sel-sel yg rusak

Bila luka menyebar (sistemik) sel-sel yg rusak

mengeluarkan

mengeluarkan

sinyal berupa zat kimia

sinyal berupa zat kimia

melepas neutrofil lebih banyak dari

melepas neutrofil lebih banyak dari

sumsum tulang belakang

sumsum tulang belakang

jumlah dalam darah meningkat

jumlah dalam darah meningkat

beberapa jam dari peradangan awal.

beberapa jam dari peradangan awal.

Respon sistemik lain

Respon sistemik lain

demam. Toksin patogen

demam. Toksin patogen

merangsang timbulnya demam

merangsang timbulnya demam

Leukosit lain menghasilkan pirogen

Leukosit lain menghasilkan pirogen

termostat

termostat

tubuh.

tubuh.

Suhu tubuh yang tinggi :

Suhu tubuh yang tinggi :

a. menghambat kerja enzim

a. menghambat kerja enzim

metabolit.

metabolit.

b. menghambat pertumbuhan beberapa mikroba

b. menghambat pertumbuhan beberapa mikroba

c. memudahkan fagositosis meningkatkan reaksi kimia

c. memudahkan fagositosis meningkatkan reaksi kimia

tubuh

(17)

2. Sistem pertahanan Spesifik

2. Sistem pertahanan Spesifik

Pertahanan tubuh yang mampu mengenali benda asing oleh

Pertahanan tubuh yang mampu mengenali benda asing oleh

tubuh

tubuh

dengan respon sensitasi sel-sel imum.

dengan respon sensitasi sel-sel imum.

Sensitasi

Sensitasi

penyebab sel atau organisme menjadi lebih aktif.

penyebab sel atau organisme menjadi lebih aktif.

terhadap antigen.

terhadap antigen.

Antigen

Antigen

zat yang dpt menstimuli sel limfosit B

zat yang dpt menstimuli sel limfosit B

memproduksi protein

memproduksi protein

antibodi.

antibodi.

Antibodi hanya dapat mengenali antigen yang pernah masuk ke

Antibodi hanya dapat mengenali antigen yang pernah masuk ke

tubuh

tubuh

pertahanan spesifik.

pertahanan spesifik.

Dilakukan oleh leukosit jenis limfosit

Dilakukan oleh leukosit jenis limfosit

berasal dari

berasal dari

pluripoten

pluripoten

sumsum tl. belakangatau hati janin.

sumsum tl. belakangatau hati janin.

Awalnya limfosit serupa

Awalnya limfosit serupa

berkembang

berkembang

limfosit T

limfosit T

dan

dan

(18)

Perkembangan limpfosit menjadi sel T dan sel B.

a. Limfosit dari sumsum tulang pindah ke timus  sel T  pertahanan seluler

b. Limfosit tidak pindah  sel B 

pertahanan humoral.

Sel B dan sel T  mengenali antigen

 krn reseptor antigen yang terikat

pada membran selnya. • Reseptor sel B  protein

transmembran (antibodi membran) • Reseptor sel T  strukturnya sama

dengan protein transmembran.

• Sel T dan sel B  memiliki 100.000

reseptor spesifikasi sama persis.

• Mula-mula limfosit dibentuk sangat beragam kontak dg antigen 

membentuk reseptor dg spesifikasi khusus  mampu merespon

(19)

a.

a.

Proses Pembentukan Limfosit

Proses Pembentukan Limfosit

a. Limfosit terseleksi  sel B dan sel T  memiliki

reseptor  mampu berinteraksi dg antigen

b. Limfosit berdeferensiasi membelah menjadi

dua klon ( sel efektor berumur pendek dan sel

memori berumur panjang)

c. Perbanyakan dan defernsiasi ( saat terinfeksi antigen = respon kekebalan primer)  perlu waktu 10 – 17 hr, bg limfosit terseleksi untuk membangkitkan respon sel efektor pada awal tubuh terinfeksi antigen

d. Sel B dan sel T terseleksi  membangkitkan sel

efektor B dan sel T

e. Sel efektor B  membentuk sel plasma 

menghasilkan antibodi. Saat sel efektor B aktif individu  sakit,  gejala hilang ketika sel T

membersihkan antigen dari tubuh

f. Bila tubuh terinfeksi lagi respon lebih cepat 

disebut respons kekebalan sekunder.

g. Jumlah antibodi lebih banyak, afinitas terhadap gen lebih besar.

(20)

b. Penanda Permukaan sel

b. Penanda Permukaan sel

Sel T memiliki interaksi dg sekelompok molekul asli yg tersusun dr Sel T memiliki interaksi dg sekelompok molekul asli yg tersusun dr

glikoprotein permukaan sel =

glikoprotein permukaan sel = kompleks histokompabilitas mayor = kompleks histokompabilitas mayor =

mayor histocompability (MHC),

mayor histocompability (MHC), pada manusiapada manusia  Human Leucosit Human Leucosit antigen.

MHC berfungsi mengirim antigen ke sel T MHC berfungsi mengirim antigen ke sel T

Sel T ada dua jenis : sel T sitotoksik (Tc), sel helper (Th) Sel T ada dua jenis : sel T sitotoksik (Tc), sel helper (Th)  masing-

masing-masing membuat kontak spisifik dg molekul MHC pada permukaan

masing membuat kontak spisifik dg molekul MHC pada permukaan

sel tubuh.

sel tubuh.

Sel TcSel Tc reseptor terikat fragmen antigen reseptor terikat fragmen antigen yg dikirim MHC kelas I yg dikirim MHC kelas ISel Th Sel Th reseptor terikat fragmen antigen reseptor terikat fragmen antigen  yg dikirim MHC kelas II yg dikirim MHC kelas IIMHC + fragmen antigen MHC + fragmen antigen kompleks MHC-antigen kompleks MHC-antigen dpt dikenali dpt dikenali

reseptor antigen spesifik sel T.

reseptor antigen spesifik sel T.

Makrofag berinteraksi dg antigen Makrofag berinteraksi dg antigen MHC kelas II MHC kelas II agar dikenali agar dikenali

oleh sel Tc.

oleh sel Tc.

(21)

Penanda sel MHC kelas I yg menyediakan antigen ke sel T

(22)

c. Sistem Pertahanan Humoral

c. Sistem Pertahanan Humoral

Melibatkan sel B yg berasal dari sel asal Melibatkan sel B yg berasal dari sel asal multipoten di ss.tl. multipoten di ss.tl.

belakang. belakang.

Sel B bertemu benda asing Sel B bertemu benda asing berproliferasi, berdiferensiasi, berproliferasi, berdiferensiasi,

berkembang

berkembang  plasma --. Membentuk antibodi. plasma --. Membentuk antibodi.

Antibodi Antibodi pertahanan tubuh dari infeksi ekstraseluler, virus, bakteri, pertahanan tubuh dari infeksi ekstraseluler, virus, bakteri,

dan toksinnya. dan toksinnya.

Sel B penghasil antibodi pp> peredaran darah dan limfa.Sel B penghasil antibodi pp> peredaran darah dan limfa.

c. Sistem Pertahanan seluler c. Sistem Pertahanan seluler

Yg berperan sel T (Tc dan Th)Yg berperan sel T (Tc dan Th) pertahanan mikroba intraseluler. pertahanan mikroba intraseluler.Sel terinfeksi antigen Sel terinfeksi antigen makrofag menelan dan menghancurkan makrofag menelan dan menghancurkan

antigen. antigen.

MHC kelas II yg disintesis MHC kelas II yg disintesis bergerak menuju ke permukaan bergerak menuju ke permukaan

(23)

Sistem Pertahanan Humoral

Sistem Pertahanan Humoral

lanjutan….

lanjutan….

Protein Antigen dikenali oleh sel Th dengan perantaraan CD4 (protein Protein Antigen dikenali oleh sel Th dengan perantaraan CD4 (protein

permukaan sel Th). permukaan sel Th).

Sel Th teraktifasi Sel Th teraktifasi mensekresikan sitokin, untuk mengaktifkan mensekresikan sitokin, untuk mengaktifkan

limfosit lain. limfosit lain.

Contoh sitokin Contoh sitokin IL-II (interleukin-II) IL-II (interleukin-II) mengaktifkan sel B untuk mengaktifkan sel B untuk

kontak dengan antigen

kontak dengan antigen berdiferensiasi menjadi sel plasma berdiferensiasi menjadi sel plasma

mensekresikan antibodi. mensekresikan antibodi.

(24)

Peranan sel T teraktoivasi dalam sistem imunitas

(25)

B. Antigen dan Antibodi

B. Antigen dan Antibodi

1. Antigen

1. Antigen

Benda asing yang dapat merangsang respon sistem pertahanan Benda asing yang dapat merangsang respon sistem pertahanan

tubuh. tubuh.

Fungsional antigen dibedakan menjadi : Fungsional antigen dibedakan menjadi : imunogenimunogen dan dan hapten.hapten.Imunogen = antigen yg dpt merangsang pertahanan tubuh Imunogen = antigen yg dpt merangsang pertahanan tubuh

sangat kuat

sangat kuat  imunitas protektif terhadap organisme patogen. imunitas protektif terhadap organisme patogen.

Hapten Hapten determinasi antigen yg dapat mengikat/bereaksi dg determinasi antigen yg dapat mengikat/bereaksi dg

antibodi, ttp tdk dapat merangsang pembentukan antibodi secara antibodi, ttp tdk dapat merangsang pembentukan antibodi secara

langsung. langsung.

Determinan antigen = bagian antigen yg dpt menginduksi Determinan antigen = bagian antigen yg dpt menginduksi

pembentukan antibodi. pembentukan antibodi.

Antigen dapat dibedakan menurut sifat kimianya :Antigen dapat dibedakan menurut sifat kimianya :

1). Polisakarida : hidrat arang dan glikoprotein umumnya

1). Polisakarida : hidrat arang dan glikoprotein umumnya  permukaan permukaan mikroba

mikroba

2). Lipid : tidak imunogenik, bila diikat protein pembawa

2). Lipid : tidak imunogenik, bila diikat protein pembawa  mjd imunogenik mjd imunogenik

3). Asam nukleat : tdk imunogenik, bila diikat protein pembawa

3). Asam nukleat : tdk imunogenik, bila diikat protein pembawa  

imunogenik.

imunogenik.

4). Protein : umumnya imunogenik.

(26)

2. Antibodi

2. Antibodi

Merupakan protein globin yg dikenal dengan Merupakan protein globin yg dikenal dengan Imunoglobulin (Ig)Imunoglobulin (Ig)Dibentuk oleh sel plasma dari proliferasi sel B stlh kontak dg Dibentuk oleh sel plasma dari proliferasi sel B stlh kontak dg

antigen. antigen.

Antibodi baru mengikat antigen secara spesifik.Antibodi baru mengikat antigen secara spesifik.

Sebuah molekul antibodi umumnya memiliki dua tempat Sebuah molekul antibodi umumnya memiliki dua tempat pengikatan antigen , masing-masing terdiri atas 4 rantai pengikatan antigen , masing-masing terdiri atas 4 rantai

polipeptida

polipeptida  2 rantai berat ( 2 rantai berat (heavy chainheavy chain), 2 rantai ringan (), 2 rantai ringan (light light

chain).

chain).Keduanya dihubungkanKeduanya dihubungkan jembatan disulfida

jembatan disulfida

membentukmembentuk molekul bbntk huruf

molekul bbntk huruf Y Y  daerah daerah VV

memiliki asam amino berfariasi memiliki asam amino berfariasi 

(27)

Interaksi antara daerah Interaksi antara daerah VV dengan dengan epitopepitop(bagian antigen yang (bagian antigen yang menginduksi antibodi)= cara kerja enzim dan substrat.

menginduksi antibodi)= cara kerja enzim dan substrat.

Daerah ekor antibodi Daerah ekor antibodi daerah konstan bertanggungjawab : daerah konstan bertanggungjawab : a. atas persebaran antibodi

a. atas persebaran antibodi b. mekanisme pembuangan b. mekanisme pembuangan

(28)

C. Kegagalan Sistem Pertahanan Tubuh

C. Kegagalan Sistem Pertahanan Tubuh

1. Penyakit Autoimum

1. Penyakit Autoimum

Sistem pertahanan = benteng dari seranganSistem pertahanan = benteng dari serangan

Kadangkala sistem imum merusak tubuhKadangkala sistem imum merusak tubuh autoimumautoimum

Autoimum terjadi karena sistem kekebalan tubuh salah sasaran Autoimum terjadi karena sistem kekebalan tubuh salah sasaran menyerang jaringan, sel, organ sendiri

menyerang jaringan, sel, organ sendiri  terjadi peradangan terjadi peradangan

tempat sistem imum menyerang patogen. tempat sistem imum menyerang patogen.

Autoimum dipicu :

Autoimum dipicu :

a. Makrofag dan neutrofil :

a. Makrofag dan neutrofil : bersirkulasi dalam darah memantau zat bersirkulasi dalam darah memantau zat asing

asing  mengepung dan merusak dg molekul beracun. Bila molekul mengepung dan merusak dg molekul beracun. Bila molekul beracun diproduksi berlebihan juga merusak jaringan tubuh.

beracun diproduksi berlebihan juga merusak jaringan tubuh.

- Autoimum granulomatosis Wegener - Autoimum granulomatosis Wegener  menyerang pembuluh darah menyerang pembuluh darah

- Autoimum arthritis reumatoid - Autoimum arthritis reumatoid  merusak sendi merusak sendi

b. Sel T mengeluarkan sitokin dan kemokin.

b. Sel T mengeluarkan sitokin dan kemokin. Kelebihan kemokin Kelebihan kemokin 

di persendian dirongga sendi diserbu sel perusak (makrofag, di persendian dirongga sendi diserbu sel perusak (makrofag,

(29)

Kegagalan Sistem Pertahanan Tubuh lanjutan ….

Kegagalan Sistem Pertahanan Tubuh lanjutan ….

c. Sel B

c. Sel B membuat kesalahan dengan tidak memproduksi antibodi membuat kesalahan dengan tidak memproduksi antibodi terhadap antigen asing, tetapi menyerang jaringan tubuh

terhadap antigen asing, tetapi menyerang jaringan tubuh a).

a). Myasthemia gravisMyasthemia gravis : lemah otot : lemah otot  autoantibodi menyerang saraf autoantibodi menyerang saraf penstimuli gerakan otot

penstimuli gerakan otot b).

b). Pemphigus vulgarisPemphigus vulgaris : autoantibodi salah perintah : autoantibodi salah perintah  menyerang menyerang sel kulit

sel kulit  melepuh. melepuh.

d. Saat antibodi berikatan dg antigen di aliran darah

d. Saat antibodi berikatan dg antigen di aliran darah 

membentuk jaringan berkisi-kisi = kompleks imum

membentuk jaringan berkisi-kisi = kompleks imum  memicu memicu

peradangan dlm pembuluh darah, menghambat aliran darah, peradangan dlm pembuluh darah, menghambat aliran darah,

merusak ginjal. merusak ginjal.

Contoh

Contoh  lupus eritematosus.lupus eritematosus.

2.

2.

Alergi

Alergi

Bahan penyebab alergi =

Bahan penyebab alergi =

alergen

alergen

kegagalan sistem imum kegagalan sistem imum tubuh hipersensitif bereaksi secara tubuh hipersensitif bereaksi secara

imunologi

imunologi  benda asing nonimunogenik (lingkungan, dan bahan- benda asing nonimunogenik (lingkungan, dan bahan-bahan lain)

bahan lain)

(30)

Kedua orangtua menderita gjl alergi Kedua orangtua menderita gjl alergi 25-30% alergi. 25-30% alergi.Kedua orangtua alergi Kedua orangtua alergi 60-70% alergi. 60-70% alergi.

Penyebab alergi : makanan, debu, serbuk sari, bulu hewan, sabun, Penyebab alergi : makanan, debu, serbuk sari, bulu hewan, sabun,

bahan kimia=logam, kutu, suhu, kapuk, obat-obatan. bahan kimia=logam, kutu, suhu, kapuk, obat-obatan.

Alergi berulang sering menyerang sistem saraf pusat Alergi berulang sering menyerang sistem saraf pusat sakit sakit

kepala berulang, pusing, susah tidur, gangguan perilaku, susah kepala berulang, pusing, susah tidur, gangguan perilaku, susah tidur, susah bicara, sampai kehilanga

tidur, susah bicara, sampai kehilanga

3. Penyakit Imunodefisiensi

3. Penyakit Imunodefisiensi

Mestinya sistem kekebalan siap setiap saatMestinya sistem kekebalan siap setiap saat

Karena sesuatu dan lain hal Karena sesuatu dan lain hal mengalami penekanan mengalami penekanan

(imunosupresi) sampai hilang kekebalan (imunodefisiensi) (imunosupresi) sampai hilang kekebalan (imunodefisiensi)

Macam imunodefisiensiMacam imunodefisiensi

:

:

a.

a. Imunosupresi : akibat proses komplikasi biologis penyakit lain dlm Imunosupresi : akibat proses komplikasi biologis penyakit lain dlm tubuh, misal

tubuh, misal  maltrusi, kanker, penyakit infeksi. maltrusi, kanker, penyakit infeksi. Maltrusi protein

Maltrusi protein  berasosiasi dengan penurunan kekebalan tubuh berasosiasi dengan penurunan kekebalan tubuh thd patogen

thd patogen menimbulkan infeksi, abnormalisasi dan kematian menimbulkan infeksi, abnormalisasi dan kematian bayi, anak-anak, orang dewasa.

(31)

Mekanisme imunodefisiensinya belum jelas, Mekanisme imunodefisiensinya belum jelas, diperkirakan

diperkirakan

Protein, Lemak, vitamin, mineral memberi dampak negatif Protein, Lemak, vitamin, mineral memberi dampak negatif perkembangan sel dlm sistem imum

perkembangan sel dlm sistem imum

 Penderita kanker stadium lanjut, mudah terkena infeksi Penderita kanker stadium lanjut, mudah terkena infeksi  rusaknya rusaknya sistem imum.Tumor sumsum tl. belakang, leukemia

sistem imum.Tumor sumsum tl. belakang, leukemia  perkembangan perkembangan limfosit terganggu.

limfosit terganggu.

Limfoma ganas = penyakit Hodgkin Limfoma ganas = penyakit Hodgkin tubuh gagal membentuk reaksi tubuh gagal membentuk reaksi hipersensitif

hipersensitif  dilakukan injeksi kulit dg berbagai antigen, pasien dilakukan injeksi kulit dg berbagai antigen, pasien pernah terpapar antigen ttt, misal toksoid,

pernah terpapar antigen ttt, misal toksoid, CandidaCandida..

b. Imunodefisiensi iatragonik

b. Imunodefisiensi iatragonik

Sering diakibatkan oleh terapi obat Sering diakibatkan oleh terapi obat menginaktifkan limfosit. menginaktifkan limfosit.

Zat kemoterapi kanker umumnya Zat kemoterapi kanker umumnya toksit terhadap limfosit, prekursor toksit terhadap limfosit, prekursor monosit dan granulosit.

monosit dan granulosit.

Kemoterapi dan radiasi kanker

Kemoterapi dan radiasi kanker  sering diikuti imunosupresi atau sering diikuti imunosupresi atau resiko infeksi.

resiko infeksi.

Pemberian kortikosterol dan antibiotika siklosporin APemberian kortikosterol dan antibiotika siklosporin A pengobatan pengobatan radang/penolakan transplantasi jaringan/organ.

(32)

d. Penerapan sistem Pertahanan Tubuh

d. Penerapan sistem Pertahanan Tubuh

1.

1.

Antibodi Monoklonal

Antibodi Monoklonal

Usaha manusia dengan teknik hibridoma/rekayasa genetika Usaha manusia dengan teknik hibridoma/rekayasa genetika 

(33)

Penerapan sistem Pertahanan Tubuh lanjutan…..

Penerapan sistem Pertahanan Tubuh lanjutan…..

a.

a. Antigen disuntikkan ke seekor tikusAntigen disuntikkan ke seekor tikus b.

b. Tubuh tikus membentuk antibodi thdp antigenTubuh tikus membentuk antibodi thdp antigen c.

c. Sel plasma yang dibentuk sel B diambil intinya dikawinkan dengan Sel plasma yang dibentuk sel B diambil intinya dikawinkan dengan sel embrional

sel embrional 

d.

d. sel akan berproliferasi membentuk sel sel baru yang menghasilkan sel akan berproliferasi membentuk sel sel baru yang menghasilkan antibodi yang diharapkan.

antibodi yang diharapkan.

Antibodimonoklonal dpt digunakan sebagai obat penyembuh

Antibodimonoklonal dpt digunakan sebagai obat penyembuh

berbagai penyakit sesuai jenis

berbagai penyakit sesuai jenis penyakitnyapenyakitnya

2.

2.

Produksi Interferon secara Rekayasa Genetika

Produksi Interferon secara Rekayasa Genetika

dapat diproduksi secara invitro.

dapat diproduksi secara invitro.

dapat digunakan sebagai

dapat digunakan sebagai antivirusantivirus

3.

3.

Proses Pembuatan Vaksin

Proses Pembuatan Vaksin

Dilakukan dengan mengambil bagian tubuh atau produk Dilakukan dengan mengambil bagian tubuh atau produk

patogen

patogen  sebagai antigen seseorang sebagai antigen seseorang  merangsang merangsang

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan penggunaan ampas kecap dalam ransum itik Mojosari petelur sampai umur 28 minggu hingga taraf 10

Bentuk dan ukuran kaki jalan kedua pada udang galah jantan terlihat sangat mencolok, menjadi sangat besar dan panjang, terdapat duri-duri (spina) yang tumbuh merata di sepanjang

Seleksi merupakan kegiatan untuk memilih induk lele yang siap untuk dipijahkan. Agar seleksi dapat berjalan lancar maka pembudidaya harus mengenal dengan baik ciri- ciri

Karena persepsi harga produk merupakan persepsi konsumen maka dapat. diramalkan jika persepsi kualitas konsumen negatif, produk tidak

Hasil akhir dari kesuksesan penerapan 5S, antara lain: Menurunkan pemborosan, Meningkatkan mutu dan produktivitas, Menghindari kecelakaan kerja, Meningkatkan kinerja

Sucaco, untuk laporan ini, kami hanya membahas proses produksi di plant PC/LV (Power Cable Low Voltage) karena selama kerja praktek kami ditempatkan di PC/LV Plant.

Admin dapat memasukkan data gaji untuk proses penggajian yang datanya diambil dari tabel jabatan dan tabel dosen kemudian disimpan pada tabel gaji yang nantinya digunakan