• Tidak ada hasil yang ditemukan

Transmisi Transgen (PhGH) dan Performa Pertumbuhan Ikan Lele (C. gariepinus) Transgenik F3 di Balai Penelitian Pemuliaan Ikan Sukamandi Subang, Jawa Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Transmisi Transgen (PhGH) dan Performa Pertumbuhan Ikan Lele (C. gariepinus) Transgenik F3 di Balai Penelitian Pemuliaan Ikan Sukamandi Subang, Jawa Barat"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tingkat konsumsi protein hewan di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Seperti dilansir oleh Setiawan (2006) bahwa konsumsi protein hewani mengalami peningkatan, dari 18,2 persen pada tahun 1999 menjadi 23,0 persen pada tahun 2004, atau mengalami laju pertumbuhan sebesar 4,79 persen per tahun. Pemenuhan kebutuhan tersebut dapat diatasi dengan peningkatan produksi ikan dalam kegiatan akuakultur.

Ikan lele merupakan salah satu ikan air tawar yang banyak dibudidayakan oleh pembudidaya. Menurut Suyanto (2007), ikan lele tersebar luas di Benua Afrika dan Asia, terutama di perairan tawar. Dalam pemeliharaan, ikan lele merupakan ikan yang termasuk mudah, tetapi karena permintaan yang sangat banyak maka produksi budidaya ikan lele harus ditingkatkan baik melalui perbanyakan kolam budidaya maupun perbaikan mutu genetis ikan itu sendiri.

(2)

teknologi transgenesis untuk mengubah sususan genom ikan dalam rangka meningkatkan produksi beberapa ikan komersil penting terkait dengan perbaikan mutu khususnya dalam peningkatan pertumbuhan. Hewan yang yang telah dirubah susunan genetiknya secara artifisial diperkenalkan dengan nama “rekayasa genetika” atau ”transgenik” (Cook dkk., 2000).

Perkembangan teknologi rekayasa genetika pada saat ini memungkinkan untuk memproduksi induk dengan karakteristik tertentu. Teknologi yang digunakan untuk memproduksi induk ini adalah teknologi transgenesis. Penggunaan teknologi transgenesis memungkinkan untuk mendapatkan induk unggul dalam waktu yang relatif lebih singkat dibandingkan teknik seleksi konvensional dengan peningkatan perbaikan karakter yang lebih signifikan (Dewi dkk., 2013).

Transgenesis telah banyak dilakukan dalam mengkaji pemeliharaan ikan

sejak pertengahan tahun 1980 (Zhu dkk., 1985). Teknologi transgenesis

merupakan teknik rekayasa genetik dengan cara mengintroduksi gen pengode

karakter unik yang dapat memberikan nilai tambah bagi organisme target.

Kegiatan yang pernah dilakukan diantaranya yaitu, transfer gen pengode hormon

pertumbuhan (growth hormone, GH) untuk meningkatkan laju pertumbuhan ikan

hingga beberapa kali lipat dari pertumbuhan normal (Devlin dkk., 1995; Du dkk.,

1992), gen cecropin (Dunham dkk., 2002) atau lisozim (Yazawa dkk., 2005;

Fletcher dkk., 2011) untuk meningkatkan resiten ikan terhadap penyakit (Jiang,

1993; Anderson dkk., 1996)

(3)

transfer gen dalam peningkatan laju pertumbuhan menunjukkan bahwa ikan salmon dewasa dapat tumbuh 2-6 kali lebih tinggi dibandingkan dengan ikan kontrol non-transgenik (Du dkk., 1992; Fletcher dkk., 2004), 3-10 kali lebih cepat pada ikan coho salmon (Devlin dkk., 1995), 2-7 kali lebih cepat pada ikan Rainbow trout (Devlin dkk., 2001), 2-4 kali pada ikan nila (Rahman dkk., 1998;

Rahman dan Maclean, 1999) dan pada ikan mas mencapai 3-4 kali (Moav dkk., 1999).

Perumusan Masalah

Peningkatan kesejahteraan dan kesadaran masyarakat dalam hal pentingnya nilai gizi protein hewani khususnya yang berasal dari hasil produk si perikanan, menuntut adanya ketersediaan stok yang cukup demi memenuhi kebutuhan pasar. Ikan lele merupakan salah satu sumber pretein hewani yang cukup besar dan digemari oleh masyarakat. Untuk itu perlu diadakannya peningkatan jumlah produksi yang diataranya dapat dilakukan dengan memproduksi benih ikan lele tumbuh cepat melalui teknologi transgenesis.

(4)

Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana tingkat transmisi transgen (PhGH) pada ikan lele transgenik F3 dari hasil keturunan lele transgenik F2.

2. Bagaimana performa ikan lele transgenik F3 meliputi derajat pembuahan, derajat penetasan, kelangsungan hidup, performa pertumbuhan dan efisiensi pakan.

Kerangka Pemikiran

Pemanfaatan teknik transfer gen dalam peningkatan laju pertumbuhan menunjukkan bahwa kecepatan tumbuh beberapa kali lipat dibandingkan dengan ikan kontrol (Du dkk., 1992; Devlin dkk., 1995; Venugopal dkk., 2004). Pembentukan ikan lele transgenik F1 dan F2 yang telah dibentuk sebelumnya telah menunjukkan hasil positif dari tingkat laju pertumbuhannya (Marnis dkk., 2013), yang juga diharapkan ditemukan dan diturunkan pada lele transgenik F3.

(5)

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui transmisi transgen (PhGH) pada ikan lele transgenik F3. 2. Untuk melihat performa ikan lele transgenik F3 meliputi derajat pembuahan,

derajat penetasan, kelangsungan hidup, performa pertumbuhan dan efisiensi pakan.

Manfaat Penelitian

1. Memberikan data dan informasi mengenai tingkat transmisi transgen (PhGH) dari generasi F2 ke F3 pada ikan lele transgenik dan mengenai performa dari ikan lele transgenik F3.

2. Menghasilkan produk biologis berupa ikan lele transgenik F3 yang memiliki performa yang lebih baik dibandingkan dengan ikan lele normal.

Gambar

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Mahasiswa dapat membuat konsep desain berdasarkan trend perkembangan desain kedepan dan menghasilkan mockup atau prototype produk fungsional yang menerapkan teknologi terkini

Pendidikan Agama Islam diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah

4. Demand Paging Demand paging atau permintaan pemberian halaman adalah salah satu implementasi dari memori virtual yang paling umum digunakan. Demand paging ) pada

(2008) were the first to use the fuzzy logic theory for the detection of open water inundation zones, urban and flooded vegetated areas based on pixel intensity

2.2 Menyebutkan arti ayat-ayat al-Quran yang berkaitan dengan sifat- sifat Allah Swt..  Menerjemahkan ayat-ayat al-Quran yang berkaitan dengan sifat

Due to the existence of multiple scale effect in satellite images, it is often not possible to solely determine one optimal scale for the image to be classified because in many

Konsep ISCII sama persis dengan konsep ISO-8859, yaitu 128 karakter pertama sama dengan ASCII, dan 128 karakter lain digunakan oleh salah satu dari alfabet-alfabet India tersebut

Diatas sudah dijelaskan bahwa antara satu- desa dengan desa lainnya di Dataran Tinggi Dieng selalu terdapat jalan terabasan, selain fenomena tersebut dari 13 jumlah