• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pengelolaan Pasar Tradisional dalam Meningkatkan Penerimaan Retribusi Pelayanan Pasar pada Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Pengelolaan Pasar Tradisional dalam Meningkatkan Penerimaan Retribusi Pelayanan Pasar pada Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Sebagai landasan berfikir dalam menyelesaikan atau memecahkan masalah yang ada, perlu adanya pedoman teoritis yang dapat membantu dan sebagai bahan referensi dalam penelitian. Kerangka teori ini diharapkan memberikan pemahaman yang jelas dan tepat bagi peneliti dalm memahami masalah yang diteliti. Teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstrak, defenisi dan proporsisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sintematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep (Singarimbun, 2008:37). Kerangka teori adalah bagian dari penelitian, tempat peneliti memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel pokok, sub variabel atau pokok masalah yang ada dalam penelitian (Arikunto, 2009:92).

Untuk memudahkan penulisan dalam rangka penyusuna penelitian ini, maka dibutuhkan teori-teori sebagai pedoman kerangka berfikir penelitian dan menjelaskan fenomena sosial yang menjadi objek penelitian, teori perlu ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh dan bukan sekedar perbuatan coba-coba (Sugiono, 2005:55).

2.1. Teori Kebijakan Bisnis

(2)

dan tindakan untuk mencapai keinginan masa depan, yang dituangkan dalam bentuk ketetapan atau keputusan sebagai pedoman dari kegiatan yang dilaksanakan.

Kebijakan bisnis dapat didefinisikan dengan ketetapan atau keputusan manajemen untuk mencapai tujuan masa depan perusahaan yang merupakan pedoman dalam melakukan aktivitas bisnis.

Istilah Kebijakan Bisnis sering dikaitkan dengan istilah Strategi Bisnis. Suatu kebijakan memang menyangkut pemikiran yang bersifat strategis yang membawa dampak secara menyeluruh bagi aktivitas organisasi. Di samping bersifat menyeluruh, interval waktu dari dampak tersebut juga bersifat jangka panjang.

2.1.1. Tujuan Kebijakan Bisnis

1. Melindungi usaha kecil dan menengah.

Kebijakan bisnis dibuat untuk melindungi usaha kecil dan menengah, karena mayoritas bisnis di Negara kita ini didominasi oleh usaha-usaha menengah ke atas. Kebijakan ini berguna untuk mencegah usaha kecil tersingkir dan tidak mempunyai lahan atau wilayah berusaha. Padahal justru usaha kecil ini yang perlu dikembangkan sehingga dapat menjadi lebih besar dan mempunyai daya saing. 2. Melindungi lingkungan hidup sekitarnya.

(3)

sekitar, seperti sungai. Dengan adanya kebijakan ini, maka para pebisnis juga akan meminimalisasikan dampak negatif yang nantinya akan berimbas kepada penduduk dan lingkungan hidup sekitarnya.

3. Melindungi konsumen.

Bisnis yang baik adalah usaha bisnis yang mementingkan pelayanan kepada konsumen. Konsumen adalah raja yang perlu dilindungi. Konsumen jangan sampai dirugikan atau dikecewakan oleh karena mengkonsumsi jasa atau barang yang diproduksi dari para pebisnis tersebut. Segala yang diberikan kepada konsumen haruslah yang terbaik dan pelayananya pun harus prima. Jika konsumen merasa dilindungi dan mendapatkan yang terbaik dari para pebisnis tersebut, konsumen tidak segan-segan bekerja sama kembali.

4. Pendapatan pemerintah.

Banyaknya bisnis yang beroperasi disuatu negara tentunya juga memberikan keuntungan bagi Negara tersebut. Bisnis yang beroperasi memiliki kewajiban untuk membayar pajak ataupun retribusi kepada pemerintah. Semakin banyak untung/laba yang diperoleh suatu usaha bisnis, semakin besar pula ia harus membayar pajak, demikian sebaliknya. Pajak dan retribusi yang diperoleh tersebut digunakan lagi oleh pemerintah untuk melakukan pembangunan pada negara.

2.2. Strategi

(4)

oleh para jenderal dalam membuat rencana untuk menaklukan musuh dan menang dalam perang (Purnomo 1999 : 8).

Richard Vancil (dalam Nisjar, 1997 : 95) merumuskan konsep strategi sebagai sebuah organisasi, atau subunit sebuah organisasi lebih besar yaitu sebuah konseptualisasi yang dinyatakan atau yang diimplikasi oleh pemimpin organisasi yang bersangkutan berupa :

1) Sasaran-sasaran jangka panjang atau tujuan-tujuan organisasi tersebut 2) Kendala-kendala luas dan kebijakan-kebijakan yang atau ditetapkan

sendiri oleh sang pemimpin, atau yang diterimanya dari pihak atasannya, yang membatasi skope aktivitas-aktivitas organisasi yang bersangkutan 3) Kelompok rencana-rencana dan tujuan-tujuan jangka pendek yang telah

ditetapkan dengan ekspektasi dan diberikannya sumbangsih mereka dalam hal mencapai sasaran-sasaran organisasi tersebut.

Tujuan sesuatu strategi adalah untuk mempertahankan atau mencapai suatu posisi keunggulan dibandingkan dengan pihak pesaing. Organisasi yang bersangkutan masih meraih suatu keunggulan apabila dapat memanfaatkan peluang-peluang di dalam lingkungan, yang memungkinkannya manarik keuntungan-keuntungan dari bidang-bidang kekuatannya.

Strategi dapat dideskripsikan sebagai suatu cara dimana organisasi akan mencapai tujuan-tujuannya, sesuai dengan peluang-peluang dan ancaman-ancaman lingkungan eksternal organisasi (Jatmiko, 2004:4).

(5)

Strategi adalah alat untuk mencapai tujuan jangka panjang dan tindakan potensial yang membutuhkan keputusan manajemen tingkat atas dan sumber daya perusahaan dalam jumlah yang besar. Strategi memengaruhi kemakmuran organisasi dalam jangka panjang, khususnya untuk lima tahun, dan berorientasi ke masa depan. Strategi memiliki konsekuensi yang multifungsi dan multidimensi serta perlu mempertimbangkan faktor-faktor eksternal dan internal yang dihadapi organisasi (David, 2006:17).

Strategi adalah sejumlah keputusan dan aksi yang ditujukan untuk mencapai tujuan dan menyesuaikan sumber daya organisasi dengan peluang dan tantangan yang dihadapi dalam lingkungan industrinya (Coutler dalam Kuncoro, 2005:12). Dengan demikian, beberapa ciri strategi yang utama yaitu :

1) Goal-directed actions, aktivitas yang menunjukkan apa yang diinginkan organisasi dan bagaimana mengimplementasikannya

2) Mempertimbangkan semua kekuatan internal (sumber daya dan kapabilitas) serta mempertimbangkan peluang dan tantangan.

Dapat disimpulkan bahwa strategi adalah segala aktivitas yang dilakukan oleh sebuah organisasi atau seseorang dalam mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan untuk memperoleh keunggulan dari para pesaingnya.

2.2.1. Tingkatan strategi

(6)

usaha (business level), yang terdiri dari manajer-maanjer tingkat divisi dari suatu perusahaan yang harus menerjemahkan pernyataan-pernytaan dan maksud yang diinginkan dalam tingkat korporat ke dalam tujuan-tujuan yang real di divisinya masing-masing. Posisi paling bawah adalah tingkat fungsional (fungsional level) yang mengembangkan tujuan tahunan dan strategi-strategi jangka pendek pada berbagai fungsi perusahaan seperti pemasaran, keuangan, operasi, sumber daya manusia, penjualan, penelitian dan pengembangan (Purnomo, 1999 : 19).

2.2.2. Manajemen Strategis

Pengertian manajemen strategi dalam khasanah literatur ilmu manajemen memiliki cakupan yang luas, dan tidak ada suatu pengertian yang dianggap baku. Manajemen strategi merupakan ilmu yang menggabungkan fungsi-fungsi manajemen dalam rangka pembuatan keputusan-keputusan organisasi secara strategis, guna mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Menurut Wahyudi (dalam Nisjar, 1997 : 85) manajemen strategi adalah suatu seni dan ilmu dari pembuatan (formuliating), penerapan (implementing), dan evaluasi (evaluating) keputusan-keputusan strategis antar fungsi-fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuan masa mendatang.

Menurut Fred (2006:5) manajemen strategis dapat didefenisikan sebagai seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya.

(7)

utama proses manajemen stategi umumnya mencakup analisis situasi, formulasi strategi, implementasi strategi dan evaluasi kinerja.

Manajemen strategi berkaitan dengan upaya memutuskan persoalan strategi dan perencanaan, dan bagaimana strategi tersebut dilaksanakan dalam praktek. Adapun fokus manajemen strategik adalah pada lingkungan eksternal dan pada operasi-operasi pada masa mendatang.

2.2.3. Proses Manajemen Strategi

Sebagaimana telah dikemukakan bahwa manajemen strategi adalah sebuah proses, maka tentu saja terikat atau terdiri dari rangkaian tahap-tahap sebagai berikut (Purnomo : 1999 : 20) :

1. Analisis lingkungan

Analisis lingkungan adalah proses awal dalam manajemen strategi yang bertujuan untuk memantau lingkungan perusahaan. Lingkungan perusahaan di sini menccakup semua faktor baik yang berada di dalam maupun di luar perusahaan yang dapat mempengaruhi pencapaiaan tujuan yang diinginkan.

(8)

2. Menentukan dan menetapkan arah organisasi

Setelah melakukan analsis lingkungan dengan SWOT selanjutnya akan ditentukan dan ditetapkan ke arah mana perusahaan hendak di arahkan. Ada dua indikator utama yang digunakan untuk menentukan arah organisasi. Pertama adalah misi yang berfungsi menjelsakan mengapa organisasi tersebut ada. Lalu menetapkan tujuan yang diinginkan perusahaan, dimana tujuan ini merefleksikan target yang akan dicapai. Sebelum sebuah misi dan tujuan ditentukan, perusahaan sebaiknya memiliki visi yang berguna untuk mendorong misi dan tujuan perusahaan agar mantap dan optimal.

3. Formulasi strategi

Formulasi strategi dalam hal ini adalah proses merancang dan menyeleksi berbagai strategi yang pada akhirnya menuntun pada pencapaian misi dan tujuan organisasi. Fokus utama dari strategi organisasi adalah bagaimana menyesuaikan diri agar dapat lebih baik dan lebih cepat bereaksi dibanding pesaing dalam persaingan yang ada.

4. Implementasi strategi

Strategi dikembangkan secara logis dalam bentuk tindakan. Agar penerapan strategi dapat berhasil dengan baik, seorang manajer harus memiliki gagasan yang jelas tentang isu-isu yang berbeda dan bagaimana cara mengatasinya. Dalam tahap ini masalah struktur, budaya perusahaan dan pola kepemimpinan akan dibahas secara lebih mendalam.

(9)

Tahap pengendalian strategi ini merupakan suatu jenis khusus dari pengendalian organisasi yang berfokus pada pemantauan dan pengevaluasian proses manajemen strategi, dengan maksud untuk memperbaiki dan memastikan bahwa sistem tersebut berfungsi sebagaimana mestinya. Hasil dari tahap ini akan sangat bermanfaat dan menjadi input untuk proses manajemen strategi perusahaan selanjutnya. Dengan demikian perusahaan diharapkan akan tetap memiliki daya saing yang berkelanjutan dalam persaingan.

2.3. Pengelolaan

Tidak sedikit orang yang mengartikan pengelolaan sama dengan arti manajemen. Karena antara manajemen dan pengelolaan memiliki tujuan yang sama yaitu tercapainya tujuan organisasi lembaga. Pengelolaan merupakan sebuah bentuk bekerja dengan orang-orang secara pribadi dan kelompok demi tercapainya tujuan organisasi lembaga. satu yang perlu diingat bahwa pengelolaan berbeda dengan kepemimpinan. Bila pengelolaan terjadi bila terdapat kerjasama dengan orang pribadi maupun kelompok, maka seorang pemimpin bisa mencapai tujuan yang diharapkan tanpa perlu menjadi seorang manajer yang efektif. Berikut ini

adalah pengertian dan definisi pengelolaan

(10)

Menurut PGRI, pengelolaan adalah suatu keahlian yang diperlukan untuk memimpin, mengatur, menggerakkan waktu, ruang, manusia, dan dana untuk mencapai tujuan tertentu.

Menururt Murniati A. R, pengelolaan adalah proses mengkoordinasikan dan mengintegrasikan semua sumber daya, baik manusia maupun teknikal, untuk mencapai berbagai tujuan khusus yang ditetapkan dalam suatu organisasi.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulakan bahwa pengelolaan merupakan suatu proses yang digunakan untuk menyesuaikan strategi pengelolaan agar dapat mengatasi perubahan dalam interaksi antar manusia.

2.4. Pasar Tradisional

Pasar terdiri dari semua pelanggan potensial yang sama-sama mempunyai kebutuhan atau keinginan yang mungkin ingin dan mampu terlibat dalam pertukaran untuk memuaskan kebutuhan atau keinginan. Menurut Kotler (1993:11) pada mulanya istilah pasar berarti tempat di mana pembeli dan penjual berkumpul untuk saling menukar barang mereka, seperti lapangan di desa-desa. Para ahli ekonomi menggunakan istilah pasar untuk merujuk pada suatu kumpulan pembeli dan penjual yang mentransaksikan produk dan kelas produk tertentu, dengan demikian ada pasar perumahan, pasar gandum, dan seterusnya.

(11)

yang dibangun dan dikelola oleh pemerintah, pemerintah daerah, swasta, badan usaha milik negara dan badan usaha milik daerah termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skla kecil, modal kecil dan dengan proses jual beli barang dengan melalui tawar menawar.

Pasar tradisional adalah tempat berjualan yang tradisonal (turun temurun), tempat bertemunya penjual dan pembeli dimana barang-barang yang diperjual belikan tergantung kepada permintaan pembeli (konsumen), harga yang ditetapkan merupakan harga yang disepakati melalui suatu proses tawar-menawar, pedagang selaku produsen menawarkan harga sedikit di atas harga standart. Pada umumnya pasar tradisionalmerupakan tempat penjualan bahan-bahan kebutuhan pokok (sembako). Biasanya pasar tradisioal beraktifitas dalam batas-batas waktu tertentu, seperti pasar pagi, pasar sore, pasar pekan dan lain sebagainya. Pasar tradisional biasanya dikelola oleh pemerintah maupun swasta, fasilitas yang tersedia biasanya merupakan bangsal-bangsal, loosd-loosd, gudang, toko-toko, stand-stand/kios-kios, toilet umum pada sekitar pasar tradisional. Pada pasar tradisional proses jual beli terjadi secara manusiawi dankomunikasi dengan nilai-nilai kekeluargaan yang tinggi (http://id.wkipedia.org/wiki/Pasar).

(12)

2.4.1. Kriteria Pasar Tradisional

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 20 Tahun 2012, kriteria pasar tradisional antara lain:

a. dimiliki, dibangun dan/atau dikelola oleh pemerintah daerah; b. transaksi dilakukan secara tawar menawar;

c. tempat usaha beragam dan menyatu dalam lokasi yang sama; dan d. sebagian besar barang dan jasa yang ditawarkan berbahan baku lokal.

2.4.2. Fungsi Pasar

Pasar memiliki beberapa fungsi diantaranya : 1. Fungsi Pengembangan Ekonomi Masyarakat

Pasar jika dikji secara jernih, memang memimiliki beberapa fungsi yang tak tergantikan begitu saja oleh pasar modern. Setidaknya ada empat fungsi ekonomi yang sejuah ini bisa diperankan oleh pasar tradisional, yaitu:

a) Pasar tradisional merupakan tempat dimana masyarakat berbagai lapisa memperoleh barang-barang kebutuhan harian dengan harga yang relative terjangkau, karena memang seringkali relat ive lebih murah dibandingkan harga yang ditawarkan pasar modern. Dengan kata lain pasar tradisional merupakan pilar penyangga ekononomi masyarakat kecil.

(13)

besar pedagang terutama yang bermodal kecil ketimbang pasar modern.

c) Pasar merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah lewat pendapatan yang diperoleh dari opersional pasar. Pengelolaan pasar yang professional sangat dibutuhkan untuk meningkatkan pendapatan daerah yang diperoleh dari operasional pasar itu sendiri.

d) Pasar juga merupakan sarana distribusi perekonomian yang dapat menciptakan tambahan tempat usaha bidang jasa dan pencipta kesempatan kerja

e) Akumulasi aktivitas jual beli di pasar merupakan faktor penting dalam penghitungan tingkat pertumbuhan ekonomi baik pada skala kecil, regional maupun nasional.

2. Fungsi sosial kemasyarakatan

Terdapat beberapa fungsi sosial kemasyarakatan dari keberadaan pasar diantaranya:

a) Pasar merupakan ruang penampakan wajah asli masyarakat yang saling tergantung karena saling membutuhkan. Tawa, canda dan nilai-nilai kultural yang ada dimasyarakat dapat dipotret dalam keseharian pasar.

(14)

3. Fungsi Pelayanan Publik

Berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah, disebutkan tujuan pelaksanaan otonomi seluas-luasnya, adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Untuk mewujudkan tujuan ekonomi pemerintah wajib melaksanaan urusan yang menjadi tanggung jawabnya diantaranya adalah penyediaan sarana dan prasarana umum. Pasar merupakan salah satu sarana public, yang harus disediakan oleh pemerintah daerah. Pasar merupakan tempat dimana masyarakat dapat memperoleh barang-barang untuk memenuhi kebutuhan harian. Pasar juga memiliki fungsi pengerak ekonomi daerah, tempat terjadinya distribusi hasil produksi masyarakat daerah.

2.5. Retribusi Daerah

Retribusi daerah yang selanjutnya disebut retribusi adalah pungutan daerah sebagi pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.

(15)

Jasa adalah kegiatan pemerintah daerah berupa usaha dan pelayanan yang menyebabkan barang, fasilitas, atau kemanfaatan lainnya yang dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.

Retribusi jasa umum adalah retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. Objek retribusi jasa umum adalah pelayanan yang disediakan atau diberikan pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.

Retribusi jasa usaha adalah retribusi yang disediakan oleh pemerintah daerah dengan mengenut prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swasta. Objek retribusi jasa usaha adalah pelayanan yang disediakan oleh pemerintah daerah dengan menganut prinsip komersial meliputi :

a. Pelayanan dengan menggunakan/memanfaatkan kekayaan daerah yang belum dimanfaatkan secara optimal, dan

b. Pelayanan oleh pemerintah daerah sepanjang belum memadai disediakan oleh pihak swasta

(16)

atau badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.

2.5.1. Retribusi Pelayanan Pasar

Retribusi pelayanan pasar merupakan salah satu jenis dari retribusi jasa umum. Retribusi pelayanan pasar adalah penyediaan fasilitas pasar tradisional/ sederhana, berupa pelataran, los, kios yang dikelola Pemerintah Daerah, dan khusus disediakan untuk pedagang. Objek retribusi pelayan pasar adalah penyediaan fasilitas pasar tradisional/sederhana, berupa pelataran, los, kios yang dikelola pemerintah daerah dan khusus disediakan untuk pedagang. Dikecualikan dari objek retribusi pelayanan pasar adalah pelayanan fasilitas pasar yang dikelola oleh BUMN, BUMD dan pihak swasta. Subjek retribusi pelayanan pasar adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan sarana dan fasilitas pasar milik pemerintah daerah. Retribusi pelayanan pasar termasuk golongan retribusi jasa umum.

2.6. Defenisi Konsep

(17)

Oleh karena itu, untuk menentukan batasan yang lebih jelas agar penulis dapat menyederhanakan pemikiran atas penelitian yang sedang diteliti maka peneliti mengemukakan konsep-konsep penelitian sebagai berikut :

1. Strategi Pengelolaan Pasar Tradisional

Segala aktivitas yang dilakukan oleh Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang dengan menggali dan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2. Retribusi Pelayanan Pasar

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini, ada beberapa dokemen penting yang dijadikan peneliti sebagai sumber data, diantaranya adalah data jumlah peserta didik, daftar

Untuk membuat fungsi mesin lebih banyak dengan biaya yang lebih hemat, discsander vertical untuk lubang dan discsander permukaan datar dibuat dalam satu rangkaian seperti

5 Mar 20XA Thariq menerima transfer dari BMS cabang solo sebesar Rp 5.000.000 10 Mar 20XA Thariq menerima bilyet giro dari nasabah Bank peduli syariah (BPS) yang. pernah

kerangka teori, penelitian terdahulu, metode penelitian dan sisitematika bahasan. Bab kedua, bab ini membahas profil K.H. Muhammad Dawam Saleh dalam kehidupan

Kemudian diperoleh temuan bahwa terdapat tujuh tema baru, yaitu : (1) Masalah pada sertifikasi guru khususnya terkait jam mengajar dan kelas; (2) Masalah pada guru

Berdasarkan Tabel 4 terlihat bahwa nilai keterlaksanaan RPP yang diberikan oleh 2 orang pengamat yaitu Pipit Puspita Mayang Sari dan Latifah Kurnia pada

Pada studi ini, kebutuhan ruang dihitung melalui jumlah kebutuhan pangan seluruh penduduk Provinsi Sumatera Utara yang disesuaikan dengan Sasaran Konsumsi Pangan

[r]