• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Yuridis Anti Dumping Yang Diterapkan Di Indonesia Terhadap Produk Eksport Berdasarkan UU No. 17 Tahun 2006 Tentang Kepabeanan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tinjauan Yuridis Anti Dumping Yang Diterapkan Di Indonesia Terhadap Produk Eksport Berdasarkan UU No. 17 Tahun 2006 Tentang Kepabeanan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kondisi perekonomian dunia saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat sekali, hal ini di tandai dengan adanya hubungan dagang yang di lakukan antar lintas batas-batas negara yang dilakukan oleh para pelaku usaha dengan mengikuti suatu sistem tertentu dan spesifik.

Dalam perdagangan internasional ini tentunya tidak terlepas dari suatu sistem, dimana eksistensi dalam suatu sistem merupakan suatu acuan ataupun sebuah patron yang membentuk dan mengarahkan kegiatan-kegiatan perdagangan ke dalam tujuan-tujuan tertentu yang di ingini oleh setiap pelaku usaha.

Dalam upaya membangun hubungan perdagangan internasional perlu dibuat ketentuan-ketentuan berupa aturan-aturan hukum yang besifat mengatur yang diterima sebagai suatu kesepakatan bersama yang bertujuan menjamin agar tercipta suatu perdagangan yang fair.

Ketentuan-ketentuan yang dimaksud berfungsi sebagai acuan yang berlaku secara umum yang harus di taati dan di awasi dan di berlakukan secara tegas untuk mengeliminasi atau mengurangi penyimpangan-penyimpangan yang dapat terjadi dalam hubungan perdagangan internasional.

(2)

global. Hal ini terjadi secara bersamaan dengan bekerjanya mekanisme pasar yang di jiwai persaingan.

Tindakan persaingan antar pelaku usaha tidak jarang mendorong di lakukannya persaingan yang curang, baik dalam bentuk harga maupun bukan harga. Dalam bentuk harga misalnya terjadi diskriminasi harga yang dikenal dengan istilah dumping.

Dumping merupakan salah satu bentuk hambatan perdagangan yang bersifat non tarif, berupa diskriminasi harga. Masalah dumping merupakan substansi di bidang rules making yang akan semakin penting bagi negara yang sedang berkembang untuk meningkatkan ekspornya, perbuatan melakukan praktek dumping di anggap sebagai perbuatan yang tidak fair (unfair).1

Praktek dumping tersebut dapat berakibat kerugian terhadap perusahaan domestik yang menghasilkan produk sejenis. Tindakan tersebut mengharuskan pemerintah suatu negara mengadakan pembatasan-pembatasan tertentu terhadap berbagai praktek-praktek bisnis. Pembatasan tersebut merupakan peraturan perundang-undangan yang secara eksplisit memasukkan berbagai tindakan sebagai

Di karenakan hal tersebut menimbulkan kerugian bagi negara pengimpor, perdagangan dengan motif dumping akan menimbulkan kerugian bagi dunia usaha atau industri barang sejenis dalam negeri dengan meningkatnya barang dari pengekspor yang harganya jauh lebih murah dari pada barang dalam negeri akan mengakibatkan barang sejenis akan kalah bersaing.

1

(3)

suatu perbuatan yang dilarang dan dapat juga dinyatakan sebagai suatu tindakan kejahatan.2

Di Indonesia, dengan masuknya Indonesia sebagai anggota perdagangan dunia melalui ratifikasi terhadap Undang-undang No. 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement in Establishing The World Trade Organization/WTO (Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia)

Sekarang ini istilah dumping dalam perdagangan internasional yang dilakukan oleh lintas antar negara dianggap sebagai praktek yang wajar dalam bentuk penjualan suatu barang oleh perusahaan-perusahaan yang dalam kenyataannya dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan yang memproduksi barang yang sejenis di negeri lain (negara impor).

Faktanya, praktik dumping tidaklah menjadi hal yang baru sekarang ini, karena dianggap daya saing dari industri negara-negara maju telah diimbangi oleh produsen negara-negara berkembang. Hal ini di tandai dengan perkembangan teknologi informasi, transparansi, dan telekomunikasi telah mengantar para pengekspor untuk memasarkan produk-produknya/barang keluar negeri melalui perdagangan antar lintas negara-negara.

3

Secara eksternal Indonesia harus mematuhi seluruh hasil kesepakatan dalam forum WTO, sementara secara internal Indonesia harus melakukan ratifikasi

membawa konsekuensi baik eksternal maupun konsekuensi internal.

2

Sukarmi, Regulasi Antidumping Dibawah Bayang-bayang Pasar bebas, Jakarta, Sinar Grafika, 2002, hal. 7

3

(4)

peraturan perundang-undangan nasional sesuai dengan hasil kesepakatan dengan WTO. Dengan harapan masuknya Indonesia sebagai anggota perdagangan internasional tersebut integrasi perekonomian yang ada di Indonesia terhadap perekonomian dunia secara global diharapkan agar terbukanya peluang pasar internasional yang lebih luas, sehingga perekonomian Indonesia akan meningkat lebih baik bagi kepentingan nasional khususnya dalam menghadapi mitra dagang melalui hubungan-hubungam regional antar lintas negara.

Sebagai negara anggota WTO, Indonesia harus mematuhi peraturan-peraturan organisasi perdagangan dunia tersebut. Karena konsekuensi dalam peraturan-peraturan yang ada dalam WTO salah satunya adalah persetujuan dalam pelaksanaan Pasal IV dari persetujuan umum tentang tarif dan perdagangan 1994. Isi dari persetujuan ini berkaitan dengan dumping dan anti dumping.

Melalui keanggotaan Indonesia sebagai anggota WTO yang tertuang dalam ratifikasi UU No. 7 Tahun 1994 Pengesahan Agreement in Establishing The World Trade Organization/WTO (Persetujuan setujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia) kemudian melahirkan UU No. 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana yang telah dirubah dengan UU No. 17 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas UU No. 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan, lalu pelaksanaan dari pada UU No. 17 Tahun 2006 mengenai kebijakan dumping ini oleh pemerintah Indonesia diatur dalam PP No. 34 Tahun 2011 tentang Tindakan Anti Dumping, Tindakan Imbalan, dan Tindakan Pengamanan Perdagangan.

(5)

perlindungan kepada produsen dalam negeri dimana dalam kasus dumping sering kali merugikan produsen dalam negeri yang memproduksi barang sejenis.

Dikarenakan bahwa masalah dumping ini merupakan masalah yang kompleks, yaitu tidak hanya berkaitan dengan masalah Kepabeanan akan tetapi masih banyak keterkaitannya dengan masalah lain, misalnya masalah mutu barang, politik, keuangan, kebijakan, dan lain sebagainya.

B. Permasalahan

Dari uraian di atas, maka rumusan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana upaya-upaya penanganan anti dumping terhadap produk eksport ? 2. Bagaimana kebijakan pemerintah Indonesia dalam menghadapi praktek

dumping atas produk eksport menurut UU No. 17 Tahun 2006 Tentang Kepabeanan ?

3. Bagaimana sanksi-sanksi yang dikenakan kepada pelaku atas praktek dumping terhadap produk eksport menurut UU No. 17 Tahun 2006 Tentang Kepabeanan ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah ;

a. Untuk mengetahui bagaimana penanganan anti dumping terhadap produk eksport.

(6)

c. Untuk mengetahui bagaimana sanksi-sanksi yang dikenai kepada pelaku atas praktek dumping terhadap produk eksport menurut UU No. 17 tahun 2006 tentang Kepabeanan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah manfaat yang didapatkan dari suatu penelitian, kontribusi yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

a. Kegunaan teoritis, Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengembangan substansi disiplin ilmu hukum, khususnya dalam praktik dumping yang berkaitan dengan industri dalam negeri.

b. Kegunaan praktis, Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan pemikiran yang selanjutnya dapat dijadikan pertimbangan bagi para pembuat kebijakan dalam memberikan perlindungan hukum terhadap industri dalam negeri dari praktik dumping.

E. Keaslian Penelitian

(7)

ketentuan-ketentuan atau etika penelitian yang harus dijunjung tinggi bagi peneliti atau akademisi.

F. Metode Penelitian 1. Metode Pendekatan

Penelitian ini menggunakan pendekatan secara normatif dan empiris. Mengacu pada tipologi penelitian menurut Soerjono Soekanto, studi pendekatan terhadap hukum yang normatif mengkonsepsikan hukum sebagai norma, kaidah, peraturan dan perundang-undangan yang berlaku pada suatu waktu dan tempat tertentu sebagai produk dari suatu kekuasaan negara tertentu yang berdaulat.4

2. Spesifikasi Penelitian

Permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah tentang tinjauan yuridis anti dumping yang diterapkan di Indonesia terhadap produk eksport menurut UU No. 17 Tahun 2006 tentang Kepabeanan. Pendekatan normatif dimaksudkan untuk menggali dan mengkaji peraturan perundang-undangan sebagai dasar berpijak dalam meneliti persoalan yang kemudian berdasarkan hal tersebut peneliti melihat secara empiris dalam praktek pelaksanaannya.

Berdasarkan judul penelitian yang telah dijabarkan dalam beberapa rumusan masalah dan dihubungkan dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai sebagaimana diuraikan di atas, maka spesifikasi penelitian ini termasuk dalam lingkungan penelitian deskriptif analitis. Dikatakan bersikap deskriptif karena merupakan suatu upaya untuk mendeskripsikan (mengungkapkan dan

4

(8)

memaparkan) permasalahan anti dumping yang diterapkan di Indonesia, yang selanjutnya akan dibahas dan dianalisa dengan berbagai teori dan pendapat sehingga akhirnya dapat diambil kesimpulan.

3. Jenis dan Sumber data

Penelitian hukum yang bersifat normatif selalu menitik beratkan pada sumber data sekunder. Data Skunder pada penelitian dapat dibedakan menjadi bahan-bahan hukum primer, bahan-bahan hukum sekunder dan bahan hukum tertier. Dalam penelitian ini, bersumber dari data sekunder sebagai berikut:

1) Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat seperti UUD 1945 dan konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia, dan berbagai peraturan perundangan tentang Kepabeanan.

2) Bahan hukum sekunder, yang terdiri dari buku-buku literatur yang membahasa tentang anti dumping, perdagangan internasional, dan tentang perlindungan industri dalam negeri.

3) Bahan hukum tertier, yakni bahan yang memberikan petunjuk ataupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder seperti Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Hukum.

4. Metode Pengumpulan Data

(9)

Metode pengumpulan data yang ditempuh dalam penelitian ini adalah; Studi dokumenter, yakni penelitian terhadap berbagai data sekunder yang berkaitan dengan obyek penelitian.

5. Analisa Data

Analisa data penelitian ini dilakukan simultan dengan menggunakan analisa kualitatif, yaitu data sekunder yang berupa teori, definisi dan substansinya dari beberapa literatur dan peraturan perundang-undangan serta data primer yang diperoleh dari wawancara dianalisis dengan undang–undang, teori dan pendapat para pakar yang relevan sehingga didapat kesimpulan tentang Tinjauan Yuridis Anti Dumping Yang Diterapkan Di Indonesia Terhadap Poduk Eksport Menurut UU No. 17 Tahun 2006 Tentang Kepabeanan.

G. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini dilakukan dengan membagi menjadi 5 bab, dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini merupakan pembukaan yang berisikan Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan Dan Manfaat Penelitian, Keaslian Penulisan, Tinjauan Kepustakaan, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan. BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DUMPING

(10)

BAB III KETENTUAN REGULASI ANTI DUMPING DI INDONESIA

Pada bab ini dibahas tentang Ketentuan Dumping Dalam GATT (General Agreement on Tariff and Trade), Peraturan Anti Dumping Di Indonesia, dan Lembaga-lembaga Penegak Hukum Anti Dumping

BAB IV TINJAUAN YURIDIS ANTI DUMPING YANG DITERAPKAN DI INDONESIA TERHADAP PRODUK EKSPORT BERDASARKAN UU NO. 17 TAHUN 2006 TENTANG KEPABEANAN

Bab ini akan membahas mengenai Upaya-upaya Penanganan Anti Dumping Terhadap Produk Eksport, Kebijakan Pemerintah Indonesia Dalam Menghadapi Praktek Dumping Atas Produk Eksport Menurut UU No 17 Tahun 2006 tentang Kepabeanan, serta Sanksi-sanksi Yang Dikenakan Kepada Pelaku Atas Praktek Dumping Terhadap Produk Eksport

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) Implementasi Undang-undang No.02 Tahun 2008 tentang Partai Politik telah dilakukan secara baik oleh Dewan Pimpinan Wilayah Partai

This paper reveals that Teaching Practice which is provided for student teachers to gain first-hand experience of working with students in real classroom settings and

Pengaruh temperatur karbonisasi terhadap nilai kalor ( calorifc value ) camouran cangkang biji karet dan kulit kacang tanah Pada gambar 5. dapat dilihat semakin tinggi

STATA – Data Management | 5 Bila kita ingin menyimpan data setelah kita melakukan manipulasi ataupun proses pada data, kita dapat menyimpan data tersebut dengan nama yang sama

25 Kita harus bersekutu dalam saling melayani dan membantu , bertolong tolongan satu dengan yang lainnyasupaya dunia tahu bahwa kita adalah murid murid Kristus. Bidang yang

[r]

 Penataan administrasi mulai mengarah ke sistem online, khususnya untuk sosialisasi peraturan, akses data dan komunikasi (dengan desa lainnya, Positif  Manajemen

Penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mendapatkan data mengenai gambaran mutu pelayanan instalasi farmasi dan menggunakan lembar observasi data berupa kesesuaian