• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN STERILIS (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN STERILIS (1)"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini yaitu sterilisasi dan pembuatan PDA (potato dextrose agar) dilakukan dengan sistem berkelanjutan karena keterbatasan waktu dan juga alat yang digunakan. Langkah pertama dalam praktikum ini yaitu menstrerilisasi alat-alat yang akan digunakan untuk pembuatan PDA. Steril merupakan syarat mutlak keberhasilan kerja dalam laboratorium mikrobiologi. Dalam melakukan sterilisasi, diperlukan teknik-teknik agar sterilisasi dapat dilakukan secara sempurna, dalam arti tidak ada mikroorganisme lain yang mengkontaminasi media. Sterilisasi adalah proses untuk menjadikan alat-alat terbebas dari segala bentuk kehidupan (Pujiati, 2012).

Sterilisasi yang umum dilakukan dapat berupa:

a. Sterilisasi secara fisik (pemanasan, penggunaan sinar gelombang pendek yang dapat dilakukan selama senyawa kimia yang akan disterilkan tidak akan berubah atau terurai akibat temperatur atau tekanan tinggi). Dengan udara panas, dipergunakan alat “bejana/ruang panas” (oven dengan temperatur 170oC – 180oC dan waktu yang

digunakan adalah 2 jam yang umumnya untuk peralatan gelas).

b. Sterilisasi secara kimia (misalnya dengan penggunaan disinfektan, larutan alkohol, larutan formalin).

c. Sterilisasi secara mekanik, digunakan untuk beberapa bahan yang akibat pemanasan tinggi atau tekanan tinggi akan mengalami perubahan, misalnya adalah dengan saringan/filter. Sistem kerja filter, seperti pada saringan lain adalah melakukan seleksi terhadap partikel-partikel yang lewat (dalam hal ini adalah mikroba) (Suriawiria, 2005). Alat-alat yang disterilisasi pada praktikum yang telah kami lakukan, diantaranya adalah beberapa tabung reaksi, labu erlenmeyer dan petridish. Kemudian alat-alat tersebut di bungkus menggunakan kertas. Setelah semua terbungkus, alat-alat tersebut dimasukkan ke

Gambar. 01 proses sterilisasi dengan autoklaf

(2)

gula, setelah sterilisasi medium harus segera didinginkan. Cara ini untuk menghindari zat tersebut terurai. Medium dapat langsung disimpan di lemasi es jika medium sudah dapat dipastikan steril (Dwidjoseputro, 1994). Biasanya untuk menyeterilkan media digunakan suhu 121ºC dan tekanan 15 lb/in2 (SI 103,4 Kpa) selama 15 menit (Pujiati, 2012).

Kami menggunakan kompor sebagai alat pemanas. Pemanasan atau proses sterilisasi ini dilakukan selama +30 menit karena menunggu autoklaf hingga suhu mencapai 121oC, setelah

mencapai suhu tersebut dijaga konstan dengan suhu 121oC selama 30 menit. Kemudian

setelah alat-alat tersebut selesai disterilisasi menggunakan autoklaf. Alat-alat tersebut dikeringkan menggunakan oven. Dan perlakuan untuk mengeringkan alat-alat yang sudah disterilisasi atau pengeringan alat dilakukan oleh kelas B karena keterbatasan waktu dikelas A. Setelah alat-alat yang akan digunakan untuk pembuatan PDA sudah kering. Kami menyiapkan bahan-bahan yang akan digunakan untuk pembuatan PDA yaitu, mengupas kulit kentang, menimbang menggunakan timbangan analitik yaitu 20 gram agar dan 20 gram dextrose. Setelah kentang sudah dikupas dan dipotong-potong kecil sebanyak 200 gram, kentang yang sudah didalam gelas kimia 1 L kemudian direbus dengan air 1 L menggunakan magic stir selama 30 menit, atau sampai kentang matang dan warna air menguning. Kemudian diangkat dan dipisahkan antara kentang dengan airnya. Jadi yang kita pakai hanyalah larutan dari kentang yang telah direbus tersebut. Dan larutan yang didapat ditambah dengan 20 gram dextrose juga 20 gram agar, dan ditambah dengan air lagi karena volume air setelah dipanaskan sebellumnya berkurang. Kemudian dipanaskan kembali selama 10 menit menggunakan magic stir. Setelah dipanaskan, larutan tersebut dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer dan ditutup menggunakan kapas dan dilapisi dengan tissu lalu diikat menggunakan karet. Tutup dimaksudkan agar tidak terkontaminasi, tutup atau cover yang digunakan tersebut juga tidak rapat, maksudnya adalah agar ada udara yang keluar masuk ke dalam labu erlenmeyer. Kemudian labu erlenmeyer yang berisi larutan PDA dimasukkan kedalam autoklaf atau disterilisasi lagi agar terhindar dari kontaminasi (tidak kontaminan). Autoklaf berfungsi untuk membunuh semua mikroorganisme yang terdapat dalam larutan.

Gambar.02 Kentang yang

(3)

Gambar. 06 proses pemanasan

setelah diberi dextrose dan agar Gambar.07 media agar dalam labu erlenmeyer Gambar. 08 prosese sterilisasicalon PDA

Autoklaf menggunakan uap bertekanan untuk menaikkan suhu barang yang sedang disterilkan sampai suatu taraf yang mematikan semua bentuk kehidupan. Untuk sterilisasi rutin, otoklaf biasanya dioperasikan pada tekanan uap 15 lb/in2. Pada tekanan ini suhu menjadi 12 C. Waktu yang diperlukan pada suhu ini adalah 15 sampai 20 menit. Apabila11

medium berukuran besar disterilkan, maka waktu yang diperlukan akan lebih panjang, karena panas memerlukan waktu untuk menembus bahan tersebut (Volk & Wheeler, 1993).

Metode sterilisasi secara fisik dapat dipakai bila selama sterilisasi dengan bahan kimia tidak akan berubah akibat suhu yang tinggi atau tekanan yang tinggi. Cara kerja dari panas tersebut, bahwa panas membunuh mikroba karena mendenaturasi protein, terutama enzim dan membran sel. Panas kering membunuh bakteri karena oksidasi komponen-komponen sel. Daya bunuh panas kering tidak sebaik panas basah. Hal ini dibuktikan dengan memasukkan biakan mikroba dalam air mendidih akan cepat mematikan daripada dipanasi secara kering (Waluyo, 2005).

Kemudian setelah beberapa menit, labu erlenmeyer diangkat dan di inkubasi pada suhu ruangan di ruang plant disease dan media PDA siap digunakan.

Pada media PDA (potato dextrose agar) digunakan ekstrak kentang karena kentang sebagai sumber karbon (karbohidrat), vitamin, dan energy. Dextrose sebagai sumber gula dan energy, dan agar berguna untuk mendapatkan media PDA. Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrient) yang berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan menggunakan bermacam-macam media dapat dilakukan isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis dan perhitungan juimlah mikroba (schlegel,1994).

(4)

dapat menghambat pertumbuhan mikroba, harus berada dalam keadaan steril sebelum digunakan, agar mikroba yang ditumbuhkan dapat tumbuh dengan baik (Sutedjo, 1991). Agar-agar, gelatin atau gel silika merupakan bahan untuk membuat medium menjadi padat. Namun, yang paling umum digunakan adalah agar-agar. Meskipun bahan utama agar-agar adalah gelatin, yaitu suatu kompleks karbohidrat yang diekstraksi dari alga marin genus Gelidium, namun sebagian besar mikroorganisme tidak dapat menggunakannya sebagai makanan sehingga agar-agar dapat berlaku hanya sebagai pemadat (Hadioetomo, 1993). Pembuatan media PDA selain murah, pengerjaannya juga lebih mudah, sehingga dapat menghemat biaya dan juga tenaga.

Saat ini media agar merupakan media yang sangat umum digunakan dalam penelitian-penelitian mikrobiologi. Media agar ini memungkinkan untuk dilakukannya isolasi bakteri dari suatu sampel, karakterisasi morfologi, sampai penghitungaan bakteri yang dikenal dengan nama total plate count. Bentuk koloni bakteri dan warna-warninya mudah sekali dikenali dengan media ini dengan cara mengubah komposisi nutrien atau menambahkan indikator. Komposisi media bakteri dapat dimodifikasi sehingga dapat digolongkan menjadi media umum, media selektif (bakteri tertentu saja yang dapat tumbuh) dan media diferensial (bakteri tumbuh dengan memberikan ciri-ciri tertentu) (Achmad, 2007).

Tujuan dalam pembuatan media untuk wadah membiakkan mikroba, sehingga mikroba dapat tumbuh baik dalam suatu media yang telah dibuat.

KESIMPULAN

Dalam melakukan sterilisasi, diperlukan teknik-teknik agar sterilisasi dapat dilakukan secara sempurna, dalam arti tidak ada mikroorganisme lain yang mengkontaminasi media. Metode steriliasi yang digunakan dalam praktikum adalah metode sterilisasi fisik, yaitu pemanasan menggunakan autoklaf.

PDA (potato dextrose agar) mengandung ekstrak potato (kentang) yang merupakan sumber karbohidrat, dextrose (gugusan gula baik itu monosakarida atau polysakarida) sebagai tambahan nutrisi bagi biakan, sedangkan agar merupakan bahan media/tempat tumbuh bagi biakan yang baik, karena mengandung cukup air.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, D,. 2007, Media Agar. Ide Besar Istri Peneliti, http://www.nvtech.com , Diakses tanggal 10 Desember 2015

Hadioetomo, RS, 1993, Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium Mikrobiologi. Gramedia: Jakarta

Pujiati. 2012. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Dasar. Madiun: Ikip PGRI Madiun Press. Schlegel, Hans G. 1994. Mikrobiologi Umum. Gajah Mada University Press : Yogyakarta Volk & Wheeler, 1993, Mikrobiologi Dasar Jilid 1 Edisi kelima, Erlangga: Jakarta Waluyo, L., 2005, Mikrobiologi Umum, UMM Press: Malang

Gambar

Gambar. 01 proses sterilisasi dengan autoklaf
Gambar.02 Kentang yang

Referensi

Dokumen terkait

Supaya mikroba dapat tumbuh baik dalam suatu media, maka medium tersebut harus memenuhi syarat-syarat, antara lain : harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh

Penelitian ini tergolongan library research (penelitian kepustakaan), kemudian data diolah dan dianalisis dengan mengunakan metode tah}li>li>. Hasil penelitian

Dari penelitian yang dilakukan pada peningkatan kinerja perangkat elektronik berbasis mikrokontroler AVR 8 bit dengan menggunakan RTOS maka dapat ditarik kesimpulan

Manusia merupakan unsur yang terpenting karena unsur-unsur lain yang dimiliki oleh suatu, dengan kata lain kinerja adalah hasil kerja karyawan baik dari segi kualitas

Manfaat yang diperoleh dari senam selama dismenorea yaitu yang pertama dapat meningkatkan efisiensi kerja paru sehingga ketika terjadi dismenorea, oksigen dapat

[r]

me ncari citra y ang ditanyakan, setiap parameter Zernike dari citra yang ditanyakan terse b ut akan di b an din gkan kesamaann y a dengan parameter Zernike yang

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif untuk memperoleh data-data yang berkaitan dengan sistem dan prosedur pengelolaan atas kas kecil pada PT Bank Pembangunan