• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPERCAYAAN TRUST DALAM BISNIS DAN PEMAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KEPERCAYAAN TRUST DALAM BISNIS DAN PEMAS"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

KEPERCAYAAN (TRUST) DALAM BISNIS DAN

PEMASARAN ISLAM

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

DISUSUN O L E H Kelompok 6

1. FARID ABDUL RIZKY 2. FAISAL AMIR

3. SAIDATUN ZAKIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

JAM’IYAH MAHMUDIYAH

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas kelompok yang di amanahkan dari bapak dosen di mata kuliah ini.

Dalam penyelesaian makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari beberapa pihak, untuk itu melalui kata pengantar ini penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini. Dan tidak pula penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Auditing Perrbankan Syariah. Sebagai bantuan dan dorongan serta bimbingan yang telah diberikan kepada penulis dapat diterima dan menjadi amal sholeh dan diterima Allah sebagai sebuah kebaikan. Semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan semua pembaca pada umumnya.

Tanjung pura april maret 2018

Penyusun

(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah...1

C. Tujuan Pembahasan...1

BAB II PEMBAHASAN...2

A. Pengertian Bisnis dan Pemasaran Islam...2

B. Bisnis Dalam Al-Qur’an...3

C. Tujuan Bisnis dalam Al-Qur’an...5

D. Perbedaan bisnis islami dan non islami...6

E. Transaksi dalam bisnis Islam (Aqad)...7

F. Kepercayaan dalam Bisnis dan Pemasaran...11

BAB III PENUTUP...13

A. Kesimpulan...13

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan sejarah manusia dalam memenuhi kebutuhannya, ada pihak yang meminta dan ada yang menawarkan. Pemasaran menarik perhatian yang sangat bessar baik dari perusahaan, lembaga maupun antar bangsa.

Pada umumnya pemasaran dianggap sebagi tempat bagi para penggeruk keuntungan, orang penuh muslihat, penjaja barang yang menggoda keinginan orang. Oleh sebab itu banyak konsumen yang ditelan oleh orang-orang jahat, tapi apabila kita menerapkan sistem-sistem islam di pemasaran itu maka hal-hal seperti itu tidak akan terjadi. Pada dasarnya, bagi umat islam Nabi Muhammad SAW telah mengajarkan kepada kita bagaiman sistem pemasaran islami. Akan tetapi, karena di masyarakat sudah berakar sistem pemasaran konvensional maka sistem pemasaran islam kurang dikenal. Hal ini juga menjadi pelajaran untuk kita agar dapat mengenalkan kembali dan menjadikan sistem pemasaran berkembang di kalangan masyarakat.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu Bisnis dan Pemasaran Islam ?

2. Bagaimana Bisnis Dalam Al-Qur’an ?

3. Apa Tujuan Bisnis dalam Al-Qur’an ?

4. Bagaimana Perbedaan bisnis islami dan non islami ?

(6)

6. Apa saja Kepercayaan dalam Bisnis dan Pemasaran ?

C. Tujuan Pembahasan

1. Untuk Mengetahui Bisnis dan Pemasaran Islam

2. Untuk Mengetahui Bisnis Dalam Al-Qur’an

3. Untuk Mengetahui Tujuan Bisnis dalam Al-Qur’an

4. Untuk Mengetahui Perbedaan bisnis islami dan non islami

5. Untuk Mengetahui Transaksi dalam bisnis Islam (Aqad)

6. Untuk Mengetahui Kepercayaan dalam Bisnis dan Pemasaran

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bisnis dan Pemasaran Islam

Bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa inggris (business), dari kata dasar busy yang berarti "sibuk" dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.

(7)

bertujuan meningkatkan kesejahteraan semua anggotanya atau institusi pemerintah yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Model bisnis seperti ini kontras dengan sistem sosialistik, dimana bisnis besar kebanyakan dimiliki oleh pemerintah, masyarakat umum, atau serikat pekerja.

Menurut prinsip syariah, kegiatan pemasaran harus dilandasi semangat beribadah kepada Tuhan Sang Maha Pencipta, berusaha semaksimal mungkin untuk kesejahteraan bersama, bukan untuk kepentingan golongan apalagi kepentingan sendiri. Islam agama yang sangat luar biasa. Islam agama yang lengkap, yang berarti mengurusi semua hal dalam hidup manusia. Islam agama yang mampu menyeimbangkan dunia dan akhirat; antara hablum minallah (hubungan dengan Allah) dan hablum minannas (hubungan sesama manusia). Ajaran Islam lengkap karena Islam agama terakhir sehingga harus mampu memecahkan berbagai masalah besar manusia.1

Islam menghalalkan umatnya berniaga. Bahkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam seorang saudagar – sangat terpandang pada zamannya. Sejak muda beliau dikenal sebagai pedagang jujur. “Sepanjang perjalanan sejarah, kaum Muslimin merupakan simbol sebuah amanah dan di bidang perdagangan, mereka berjalan di atas adab islamiah,” ungkap Syekh Abdul Aziz bin Fathi as-Sayyid Nada dalam Ensiklopedi Adab Islam Menurut Alquran dan Assunnah.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengajarkan pada umatnya untuk berdagang dengan menjunjung tinggi etika keislaman. Dalam beraktivitas ekonomi, umat Islam dilarang melakukan tindakan bathil. Namun harus melakukan kegiatan ekonomi yang dilakukan saling ridho, sebagaimana firman Allah Ta’ala, yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah

(8)

kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” (QS. An-Nisaa: 29)

Berdasarkan ayat tersebut, Islam sangat mendorong umatnya untuk menjadi seorang pedagang. Berdagang penting dalam Islam. Begitu pentingnya, hingga Allah Subhanahu wa ta’ala menunjuk Muhammad sebagai seorang pedagang sangat sukses sebelum beliau diangkat menjadi nabi. Ini menunjukkan Allah Subhanahu wa ta’ala mengajarkan dengan kejujuran yang dilakukan oleh Muhammad bin Abdullah saat beliau menjadi pedagang bahwa dagangnya tidak merugi, namun malah menjadikan beliau pengusaha sukses. Oleh karena itu, umat Islam (khususnya pedagang) hendaknya mencontoh beliau saat beliau berdagang.

B. Bisnis Dalam Al-Qur’an

Al Quran merupakan kitab suci umat Islam, yang memuat wahyu dari Allah SWT. Kandungan Al Quran adalah petunjuk bagi umat manusia dalam mengarungi bahtera kehidupan di dunia fana ini agar selamat di dunia maupun di akherat. Karena Al Quran dibuat oleh Sang Pemilik kehidupan ini, maka isinya pun akan sesuai dengan kondisi umat manusia. Tidak ada satu pun aturan dalam Al Quran yang bertentangan dengan tabiat manusia. Al Quran bukan hanya mengatur masalah ibadah yang bersifat ritual, tetapi juga memberikan petunjuk yang sempurna (komprehensif) dan abadi (universal) bagi seluruh umat manusia. Al Quran mengandung prinsip-prinsip dan petunjuk-petunjuk yang fundamental untuk setiap permasalahan manusia, termasuk masalah-masalah yang berhubungan dengan dunia bisnis.

(9)

pun memberikan spirit yang kuat bagi umat Islam untuk berbisnis secara luas, tidak dibatasi oleh lingkup territorial dan bangsa.2

Dalam pandangan Al Quran, kehidupan manusia merupakan proses berkelanjutan, tidak berhenti pada satu titik. Kehidupan manusia tidak berhenti pada saat kematian. Karena setelah kematian akan ada kehidupan yang abadi. Bahkan dapat dikatakan kematian adalah pintu gerbang bagi kehidupan yang sesungguhnya. Manusia setelah mati akan dibangkitkan kembali di kehidupan akherat. Kehidupannya ditentukan dengan amal perbuatan selama hidup di dunia. Bahagia atau sengsara tergantung perbuatan yang sudah dikerjakannya selama hidup di dunia.

Manusia harus beraktivitas bukan hanya untuk meraih keberhasilan di dunia, tetapi juga keselamatan di akherat. Demikian halnya dengan bisnis yang dilakukan, diproyeksikan bagi kehidupannya di akherat kelak. Rosululloh dan para sahabat pilihan sudah memberikan teladan yang nyata. Mereka para pelaku bisnis yang handal, dan mereka pun menjadi ahli syurga. Harta dan bisnisnya mampu mengantarkan pada pintu syurga, bukan sebaliknya menjerumuskan pada pintu neraka.

Keuntungan yang diperoleh dalam bisnis tidak bersifat temporal dan sesaat. Melainkan harus bersifat luas, melingkupi kehidupan dunia dan akherat. Itulah konsep bisnis yang diajarkan di dalam Al Quran.

“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitabullah dan menegakkan shalat serta menafkahkan sebagian dari rizki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam ataupun dengan terang-terangan, mereka ini melakukan perniagaan yang tidak akan merugi” (Faathir:29).

(10)

C. Tujuan Bisnis dalam Al-Qur’an

Bisnis dalam islam bertujuan untuk dua keuntungan, yaitu keuntungan duniawi dan ukhrawi. Bisnis ataupun perniagaan yang bersifat duniawi tertuang dalam beberapa ayat khusus yang membahas tentang perniagaan. Hal ini mencakup penjelasan tentang jual beli, yaitu apabila dilakukan secara tunai maka harus atas dasar kerelaan masing-masing pelaku (an taradin minkum). Dan apabila dilakukan secara tidak tunai, maka ada suatu tuntunan untuk menuliskan transaksi tersebut, dengan disertai dua saksi dan tidak mengurangi jumlah nominal kewajiban yang harus di bayarkan. Kemudian bisnis ataupun perniagaan ukhrawi banyak tercantum dalam ayat-ayat umumyang membahas tentang bisnis. Kenyataan disini menjadi satu poin penting bahwa bisnis dan etika transendental adalah satu hal yang tidak bisa terpisah dalam bisnis islam, karena hal tersebut merupakan manifestasi dari mengingat Allah SWT.

Bisnis dalam Al-Qur’an di kategorikan ke dalam tiga kelompok yaitu, bisnis yang menguntungkan, bisnis yang merugi, dan pemeliharaan prestasi, hadiah, dan hukuman.3

1. Bisnis yang menguntungkan mengandung 3 elemen dasar yaitu:

a) Mengetahui investasi yang paling baik

b) Membuat keputusan yang logis, sehat dan masuk akal

c) Mengikuti perilaku yang baik

(11)

2. Bisnis yang merugi, bisnis ini merupakan kebalikan dari bisnis yang pertama karena ketidakadaan atau kekurangan beberapa elemen dari bisnis yang menguntungkan.

3. Memeliharaan prestasi, hadiah dan hukuman. Dalam hal ini islam menyoroti, bahwa segala perbuatan manusia tidak akan bisa lepas dari sorotan dan rekaman Allah SWT. Maka dari itu, siapapun yang melakukan prestasi yang positif akan mendapatkan pahala (reward), begitu pula sebaliknya.

D. Perbedaan bisnis islami dan non islami

ISLAMI KARAKTERISTIK

ETOS KERJA Tinggi, bisnis adalah kebutuhan duniawi

Maju dan produktif, konsekwensi keimanan

dan manifestasi

kemusliman

SIKAP MENTAL Maju dan produktif sekaligus konsumtif,

(12)

Halal MODAL Halal dan haram pada kepentingan materi belaka

E. Transaksi dalam bisnis Islam (Aqad)

(13)

agama, Dunia Menurut Islam, Sukses Menurut Islam, Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam, dengan Cara Sukses Menurut Islam.

Tidak ada satu hari pun dalam kehidupan manusia di muka bumi yang tidak melakukan transaksi ekonomi. Hal ini dikarenakakan ekonomi adalah bagian dasar hidup manusia. Manusia bisa mendapatkan kebutuhan makan, minum, tempat tinggal, mendapatkan pelayanan dalam hidup semuanya karena adanya transaksi ekonomi.4

Di dalam agama islam, transaksi ekonomi juga bagian yang diatur dan menjadi hal yang penting untuk diterapkan. Kegagalan dalam melakukan transaksi ekonomi akan berefek kepada kemiskinan, penipuan, atau menjadi terjadinya berbagai masalah sosial lainnya. Berikut adalah beberapa Transaksi Ekonomi dalam Islam :

Hukum Pelaksanaan Ekonomi Islam Menjalankan hukum ekonomi berdasarkan syariah islam adalah suatu kewajiban. Tidak ada satupun aturan islam yang bisa atau layak manusia tentang. Karena ada berbagai dampak dan masalah jika manusia tidak melaksnaakan perintah Allah satu saja. Melalaikan perintah Allah berdasarkan syariah tentu yang rugi adalah manusia, bukan Allah atau yang lainnya.

Hal ini berdasarkan ayat, “Dan belanjakanlah harta bendamu di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. ” (QS Al-Baqarah : 195)

Untuk itu, dalam pelaksanaan keseharian manusia, masalah ekonomi dan islam tidak bisa dipisahkan. Banyak orang yang sering berpikir bahwa islam atau ekonomi tidak berkaitan satu sama lain. Tentu saja hal ini keliru, karena islam

(14)

adalah agama Rahmatan Lil Alamin yang mengatur seluruh aktivitas dan kehidupan manusia. Dari aturan tersebut diharapkan manusia dapat melaksanakan sebaik-baiknya juga merasakan dampak apabila benar-benar taat kepada hukum Allah.

Transaksi ekonomi dalam islam juga bisa diterapkan di setiap zaman, walaupun sudah berganti dan teknologi sudah berkembang. Contohnya transaksi ekonomi islam adalah :5

1. Adanya Bank Syariah

2. Adanya Simpan Pinjam dengan Tanpa Bunga

3. Transaksi Jual Beli dengan Online

4. Jual Beli Produk Halal

Hal-hal tersebut adalah contoh dari perkembangan transaksi ekonomi yang sedang berlaku. Untuk itu, islam tidak melarang dan juga membatasi, namun tetap menjalankan hal tersebut berdasarkan prinsip-prinsip transaksi ekonomi islam yang sudah Allah tetapkan.

Prinsip Pelaksanaan Transaksi Islami Untuk dapat menerapkan ekonomi islam secara teknis ada beberapa hall prinsip yang harus diperhatikan dan dipegang terus oleh umat islam. Prinsip dasar ini menjadi patokan dalam perkembangan ilmu ekonomi dan transaksinya kapanpun dan dimanapun walau zaman sudah berganti. Perkembangan teknologi dan juga berbagai ilmunya menuntut bahwa manusia harus berpegang pada prinsip.

(15)

1. Adanya Akad atau Perjanjian “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah perjanjian juga harus dilaksanakan sebelum adanya transaksi. Untuk itu, dalam proses transaksi pasti akan selalu ada kesepakatan mulai dari penentuan harga, kualitas barang, syarat-syarat penjualan dan pembelian barang. Akad ini dilakukan bukan saja hanya karena untuk formalitas, melainkan menjamin hak-hak dari setiap orang agar transaksi ekonomi tidak ada yang dirugikan sama sekali. Akad ini juga berfungsi agar satu sama lain bisa menjalankan dengan keterbukaan dan transapransi, sehingga di lain waktu tidak ada yang merasa dirugikan atau dibohongi.

2. Berniaga dengan Jalan Suka sama Suka Dalam sebuah transaksi termasuk pada transaksi ekonomi, maka pelaksanaannya harus dilakukan karena suka sama suka. Dalam transaksi tersebut tidak boleh ada paksaan ataupun hati yang tidak ikhlas ketika melakukannya. Hal ini didasarkan kepada ayat berikut : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” (QS An Nisa : 29) Untuk itu, menjalankan transaksi menurut islam harus dilakukan dengan suka sama suka. Tidak ada yang terdzalimi, paksaan, apalagi ancaman dalam melakukannya. Agar suka sama suka, maka transaksi tersebut harus dilakukan oleh orang yang sadar, berakal, dan juga bisa memilah-milih sesuai dengan kebutuhannya.

(16)

kita dilarang untuk melakukan jual beli yang bersifat mengandung penipuan. Ketidakjujuran, seperti membohongi kualitas barang, membayar tidak utuh, berjanji dan tidak ditepati dan sebagianya termasuk ke dalam penipuan yang jelas berdosa jika dilakukan. Selain itu, harta yang dijalankan dari proses tersebut tentu adalah harta yang halal dan tidak berkah. Penipuan hanya membuat efek bahagia sementara sedangkan transaksi tersebut justru membawa efek mudharat mereka sendiri, sepeti,tidak akan dipercaya, membangun moral yang buruk, dan hilangnya keimanan pada titik tertentu.

4. Prinsip Akuntansi dan Kejelasan Transaksi Prinsip transaksi ekonomi islam yang terakhir adalah adanya pencatatan dan kejelasan transaksi. Prinsip ini harus dilakukan agar tidak ada konflik, merasa tertipu, atau pelaku transaksi yang kabur. Untuk itu Allah mengatakan bahwa hendaklah ada saksi atau pencatatan yang dipercaya agar transaksi ekonomi dapat dibuktikan dan tidak lupa begitu saja. Misal dalam peminjaman hutang, maka baiknya ada pencatatan dan juga pembuktian bahwa kita pernah membeli atau memberikan uang kepada siapa, ditanggal kapan, dan saksi yang dapat dipercaya. Untuk hari ini, saksi sudah dapat berkembang, adanya Mesin Print, CCTV, rekaman scanning, dsb bisa membuktikan transaksi seseorang. Hal ini bisa mencagah manusia untuk berbuat kejahatan dan melakukan penipuan. Tentu saja akan mudah diketahui jika melakukan penipuan. Hal-hal diatas adalah prinsip transaksi ekonomi islam yang harus dijalankan manusia. Semoga ummat islam dapat menjalankan perekonomiannya dengan terus berdasarkan kepada Rukun Islam, Dasar Hukum Islam, Fungsi Iman Kepada Allah SWT, Sumber Syariat Islam, dan Rukun Iman.

F. Kepercayaan dalam Bisnis dan Pemasaran

(17)

yang bisa menjaring konsumen. Mereka berusaha melakukan berbagai macam strategi, agar konsumen mendatangi mereka dan melakukan sebuah transaksi bisnis, baik dalam skala kecil ataupun skala besar.

Etika dalam pemasaran mencakup beberapa bahasan, ini semua bertujuan untuk meberi kepercayaan kepada pelaku pembinis dan ada juga etika pembinis agar untuk tujuanya pelaku pembisnis bisa mengatahui dan nyaman yaitu:

a. Etika pemasaran dalam konteks produk yang meliputi:6

1) Produk yang halal

2) Produk yang berguna dan dibutuhkan

3) Produk yang yang berpotensi ekonomi atau benefit

4) Produk yang bernilai tambah tinggi

5) Dalam jumlah yang berskala ekonomi dan sosial.

6) Produk yang dapat memuaskan masyarakat.

b. Etika pemasaran dalam konteks harga yang meliputi:

1) Beban biaya produksi yang wajar

2) Sebagai alat kompetisi yang sehat

3) Diukur dengan kemampuan daya beli masyarakat

(18)

4) Margin perusahaan yang layak

5) Sebagai alat daya tarik bagi konsumen.

c. Etika pemasaran dalam konteks distribusi yang meliputi:

1) Kecepatan dan ketepatan waktu

2) Keamanan dan keutuhan barang

3) Sarana kompetisi memberikan pelayanan kepada masyarakat

4) Konsumen mendapatkan pelayanan cepat dan tepat.

d. Etika pemasaran dalam konteks promosi yang meliputi:

1) Sarana memperkenalkan barang

2) Informasi kegunaan dan kualifikasi barang

3) Sarana daya tarik barang terhadap konsumen

4) Informasi fakta yang ditopang kejujuran.7

(19)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

(20)

DAFTAR PUSAKA

Sukrisno Agnes dan I cenik cendana. 2009. etika bisnis dan profesi: Tantangan MembangunManusia Seutuhnya. Jakarta: Salemba Empat.

Khoirudin. 2015. Etika bisnis dalam islam. Bandarlampung: permatanet.

Ika yunia fauzia. 2015. Etika bisnis dalam islam. Jakarta: PT. Fajar interpramata mandiri.

Herry Sutanto dan Khaerul Umam. 2013.Manajemen Pemasaran Bank Syariah. Bandung : CV Pustaka Setia.

Referensi

Dokumen terkait

Kendala-kendala yang terjadi dalam pelaksanaan perlindungan hukum para pihak dalam perjanjian jual beli tenaga listrik, dari pihak konsumen adalah kurangnya tingkat

saginata biasanya lebih aktif (motile) daripada T. solium, dan bisa bergerak keluar dari feses menuju ke rumput. saginata dapat bertahan hidup dalam air dan atau

Pokok masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana Penerapan Ganesha Library Information Sistem (GLIS) di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi

Bagi  masyarakat  Banjar  yang  identik  dengan  masyarakat  muslim,  cicak  dianggap  sebagai  salah  satu  hewan  yang  najis  jika  terkena  tubuh.  Maka 

Which of the following choices best describes the effects on consumption, investment, and net exports that would result from an increase in the price level, other factors

Merupakan fase awal seseorang sebelum muncul halusinasi yang ditandai dengan klien merasa banyak masalah, adanya keinginanan untuk menjauh dari lingkungan dan

Aspek lingkungan industri lebih mengarah pada aspek persaingan di antara suatu perusahaan penghasil produk yang sejenis dalam suatu area atau wilayah tertentu,

Didalam penentuan target ini satu-satunya kreterian yang menjadi pegangan adalah adanya kesedian dari pejabat pendidikan untuk turut serta dalam kegiatan kelompok