• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gizi dan Bahan Kimia Berbahaya dalam Mie

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Gizi dan Bahan Kimia Berbahaya dalam Mie"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS GIZI DAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA DALAM MIE INSTAN Azizah Indra Nurani (13030204069)

Jurusan Biologi-FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Pendahuluan

Mie instan yang sudah merakyat dikalangan masyarakat. Murahnya harga dan lezatnya mie instan jadi pilihan masyarakat yang tidak memiliki banyak waktu dirumah. Mie instan yang sifatnya praktis dan cepat memasaknya membuat makanan satu ini banyak disukai orang, terutama orang yang tidak memiliki banyak waktu. Mie instan yang merakyat itu kini telah mendunia. Produk ini digemari mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Sifatnya yang praktis, bervariasi, rasanya enak, dan harganya terjangkau merupakan daya tarik yang luar biasa. Dari sisi kesehatan, sebenarnya tidak semua orang boleh mengonsumsi mie instan. Mie instan adalah produk olahan mie yang telah mengalami proses pemasakan lanjutan (instanisasi), yaitu dikukus dan digoreng atau dikeringkan dengan udara panas hingga titik gelatinisasinya, lalu dikemas. Proses ini memungkinkan tingkat kemasakan mie yang sempurna dapat dicapai hanya dalam 3-5 menit perebusan.

Saat ini penggunaan bahan kimia dalam makanan bukanlah hal yang tabu dikalangan masyarakat. Pewerna, pemanis, pengawet, dan penyedap/ aroma yang sudah kita jumpai pada makanan sehari-hari kita.

Bahan Pewarna

Penggunaan pewarna alami saat sekarang sudah jarang dijumpai pada makanan, banyak para penjual menggunakan pewarna sintetis untuk kepentingan pewarnaan makanan rumahan ataupun industri. Dengan meluasnya pemakaian pewarna sintetik, sering terjadi penyalah gunaan pewarna pada makanan. Seperti penggunaan pewrna tekstil untuk makanan, sehingga membahayakan konsumen. Beberapa alasan penggunaan pewarna sintetik adalah karena mempunyai beberapa kelebihan yang dimiliki, antara lain :

 Warnanya seragam dan tajam

 Mengembalikan warna asli yang mungkin hilang selama proses pengolahan

 Melindungi zat-zat vitamin yang peka terhadap cahaya selama penyimpanan

(2)

Beberapa pewarna sintetis yang sering digunakan dalam makanan : kesehatan, salah satunya adalah diabetes mellitus. Beberapa contoh pemanis :

Nama Bahan

*Kemanisan relatif terhadap sukrosa dengan nilai 100

Batas penggunaan pemanis yang diijinkan pemerintah sebagaimana dalam Permenkes No. 722/MenKes/Per/DC/88 :

(3)

Nama Bahan Pengawet

Batasan Permenkes per kg Makanan Asam Benzoat 60 mg - 1000 mg Asam Sorbat 500 mg - 3000 mg Asam Propionat 2 g -3 g

Natrium Nitrit 50 mg - 125 mg Natrium Nitrat 51 mg - 500 mg

 Asam Benzoat ( C6H5COOH )

Bahan pengawet yang digunakan untuk mengawetkan makanan yang asam. Bahan ini digunakan untuk mencegah pertumbuhan khamir dan bakteri. Benzoat efektif pada Ph 2,5 – 4,0. Dalam tubuh manusia terdapat mekanisme detoksifikasi terhadap asam benzoate, sehingga tidak terjadi penumpikan asam benzoate.

Asam benzoate akan bereaksi dengan glisin menjadi asam hipurat yang akan dibuang oleh tubuh. Secara alamiah asam benzoate terdapat dalam rempah-rempah seperti cengkeh dan kayu manis.

 Asam Sorbat

Termasuk golongan asam lemak monokarboksilat yang berantai lurus dan mempunyai ikatantidak jenuh (diena). Asam sorbat biasanya digunakan untuk menghambat pertumbuhan jamur kapang dan bakteri. Asam ini aktif diatas ph 6,5 dan kereaktifannya menurun dengan meningkatnya Ph.

Mekanisme kerja asam sorbet dalam mencegah pertumbuhanmikroba adalah dengan kerja enzim dehidrogenase terhadap asam lemak.

 Asam Propionat ( CH3CH2OOH )

Asam propionate memiliki struktur yang terdiri atas tiga atom karbon tidak dapat dimetabolisme oleh mikroba. Asam ini efektif terdapat kapang dan beberapa khamir pada Ph diatas 5.

 Natrium nitrit dan Natrium nitrat

Garam nitrat dan nitrit umumnya digunakan dalam proses curing (perawatan) daging untuk memperoleh warna yang baik dan mencegah pertumbuhan mikroba.

(4)

Bahan penyedap makanan yang lazim dijumpai di masyarakat adalah Monosodium Glutamat (MSG) atau popular dengan nama vetsin. Vetsin adalah garam natrium ari asam glutamate, dipasaran senyawa tersebut dalam bentuk Kristal monohidrat dan dikenal sebagai Ajinomoto, Miwon, Sasa, dsb.

Asam glutamate sebagai komponen terbesar dari MSG merupakan asam amino yang tidak pokok dan terdapat secara alami dalam protein nabatidan hewani. Asam glutamate bermanfaat untuk merangsang dan menghantar pesan-pesan antar sel otak, akan tetapi glutamate juga dapat bersifat neutrotoksik (bersifat racun pada saraf) jika konsentrasi dalam darah meningkat setelah pemberian dalam dosis tinggi.

Pembahasan

Seperti yang kita ketahui bahwa kandungan gizi pada mie instan tidak lengkap, perlu tambahan bahan makanan lain agar nilai gizinya lebih baik. Selain itu mie instan lebih baik direbus sebanyak dua kali, terutama untuk mie instan berkuah. Langsung buang air rebusan pertama, setelah itu rebus lagi hingga matang, cara ini berguna untuk menghilangkan bahan berbahaya yang terkandung didalam mi instan, bahan yang dianggap berbahaya adalah /natrium karbonat/, jumlah bahan ini cukup banyak didalam sebungkus mi instan, antara 30-40 persen.

Selama ini, kita memakai standar makanan yang berkiblat pada badan keamanan pangan di Amerika/FDA. Jika dikatakan aman, kita mengikuti. Namun, meski dinyatakan aman, perlu dikaji apakah jumlahnya juga dalam level aman. Berdasarkan riset yang pernah dilakukan IPB terhadap produk mie instan yang beredar di Indonesia, jumlah bahan pengawet yang dipakai jumlahnya bervariasi. Secara umum ada 7 komponen dalam mie instan, termasuk pengawet, pewarna, dan antioksidan (Eddy Setyo Mudjajanto, dosen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor).

Bahan tambahan makanan (BTM) pada mie instan umumnya adalah pengembang adonan, penstabil adonan, pembuat emulsi, pembuat tekstur, dan zat pewarna agar warnanya menarik. Semuanya adalah BTM kimiawi khusus untuk industri pangan. BTM pada bumbu mi instan umumnya adalah monosodium glutamat (MSG atau vetsin) dan pemberi rasa. Produk mie instan di Indonesia mengandung zat pengawet E218 (methyl p-hydroxybenzoat) yang seharusnya digunakan untuk bahan kosmetikdan kecantikan.

(5)

 STPP (Sodium Tri Poly Phosphat), sebagai pengenyal, karena dapat mengikat air. Air

digunakan ±0,25 dari banyaknya adonan.

 CMC (Carboxymethyl Cellulose), sebagai pengenyal dan membuat tekstur makanan

jadi tidak lengket, elastis, dan halus. Dalam dunia farmasi sering digunakan sebagai excipient/ suspending, pengikat, penghancur tablet, dan meningkatkan viskositas cairan. Zat ini aman jika hanya digunakan dan tidak terlalu sering dikonsumsi

 Soda Kie (air abu), merupakan bahan pengenyal mie basah agar teksturnya tidak

keras. Digunakan agar mie lebih awet segarnya/ tidak mudah basi

 Kalsium Propionat, pengawet mie kering, agar tidak mudah rusak seperti mencegah

mie berlendir dan jamuran. Zat ini aman digunakan bila dalam jumlah yang tidak berlebih

 Formalin dan Boraks, zat aditif yang sering dicampur dalam mie basah. Sebagai

pengawet dan termasuk zat aditif non-pangan. Jika dikonsumsi terlalu banyak bisa berefek pusing, muntah, hingga penyakit kronis dalam jangka panjang

 Propilen glikol, anti beku yang mencegah mie dari pengeringan dengan

memprtahankan kelembapan. Tubuh akan menyerap dengan mudah dan propilen glikol terakumulasi di jantung, hati, dan ginjal. Hal ini menyebabkan kerusakan dan kelainanorgan, serta melemahkan sistem kekebalan tubuh.

Sumbangan gizi dalam semangkuk mi siap santap kemasan 75 gram adalah sekitar 8 gram protein, 45 gram karbohidrat, 15 gram lemak, serta sejumlah protein dan vitamin. Total energi yang diperoleh sekitar 350 kilokalori energi. Penelitian laboratorium Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia membuktikan bahwa 100%, atau seluruh sampel mie instan yang beredar di pasaran mengandung bahan plastik yang tentunya sangat berbahaya bagi pencernaan.

Plastik adalah bahan yang tidak mungkin terurai secara alamiah, dan merupakan bahan yang sangat berbahaya untuk dikonsumsi. Kandungan-kandungan yang berbahaya tersebut sangat tidak baik dikonsumsi oleh tubuh. Apalagi jika kita mengkonsumsi mie instan dalam waktu yang lama dengan intensitas yang sangat tinggi.

(6)

Bahan-bahan lain yang harus diwaspadai dalam kemasan mie instan :

 Bumbu dan pelengkap

Bumbu yang digunakan adalah MSG/ vetsin. Titik kritisnya adalah pada media mikrobial, yaitu media yang digunakan untuk mengembangbiakkan mikroorganisme yang berfungsi memfermentasi bahan baku vetsin. Sedangkan bahan pelengkap mie instan adalah bahan-bahan penggurih yaitu HVP dan yeast extract. HVP atau hidrolized vegetable protein merupakan jenis protein yang dihidrolisasi dengan asam klorida ataupun dengan enzim. Sumber enzim inilah yang harus kita pertanyakan apakah berasal dari hewan, tumbuhan atau mikroorganisme.

 Bahan penambah rasa/ flavor

Bahan inilah yang akan memberi rasa mie, apakah ayam bawang, ayam panggang, kari ayam, soto ayam, baso, barbequ, dsb.

 Minyak sayur

Minyak sayur menjadi bermasalah bila sumbernya berasal dari hewan atau dicampur dengan lemak hewan.

 Solid Ingredient

Solid ingredient adalah bahan-bahan pelengkap yang dapat berupa sosis, suwiran ayam, bawang goreng, cabe kering,dsb.

 Kecap dan sambal

Kecap dapat menggunakan flavor, MSG, kaldu tulang untuk menambah kelezatannya. Sementara sambal menggunakan emulsifier untuk menstabilkan campurannya. Untuk kecap, batas maksimum penggunaan yang diizinkan adalah 250 mg/kg. Dari kajian persyaratan di beberapa negara, seperti Kanada dan AS, batas maksimum penggunaan nipagin dalam pangan yang diizinkan adalah 1.000 mg/kg; sedangkan di Singapura dan Brunei, batas maksimum penggunaan dalam kecap 250 mg/kg dan Hongkong sebesar 550 mg/kg. Dengan demikian, produk mie instan yang terdaftar di Indonesia dinyatakan aman untuk dikonsumsi (Kustantinah, Kepala Badan POM).

Bahaya bumbu pada mie instan jika dimasak bersamaan :

(7)

Buktinya, cobalah ambil kuah/ bumbu mie instant lalu taburkan ke atas pot yang berisi bunga/ tumbuhan. Beberapa hari kemudian tumbuhan tersebut akan layu/ mati.

Bahaya mie instan terhadap kesehatan :

 Penyerapan nutrisi pada tubuh terganggu

Mie instan menghambat kemampuan anak di bawah 5 tahun untuk menyerap nutrisi dalam tubuhnya. Setelah sering konsumsi mie instan, banyak anak di bawah 5 tahun mengalami kesulitan menyerap nutrisi dari makanan yang tepat.

 Memicu kanker

Pada kemasan mie yang berupa cup berbahan Styrofoam, saat Styrofoam terkena panas tidak bagus untuk kesehatan jika mie dimakan dalam Styrofoam.

 Kerusakan jaringan otak

Mengkonsumsi mie instan terus menerus = menumpuknya zat-zat kimia berbahaya dalam tubuh dan efeknya bisa merusak sel-sel jaringan otak, akibatnya terjadi penurunan sinyal dalam otak.

 Alergi pada MSG

Orang yang terkena alergi terhadap MSG akan merasakan gejala pusing, sesak nafas. Namun penyakit ini tidak terlalu fatal, karena akan sembuh setelah 2-3 jamkemudian. Tapi MSG juga bisa menjadi pemicu kanker dalam tubuh.

 Stroke/ kelumpuhan

 Kerusakan ginjal

 Sakit tenggorokan

 Radang dan pembusukan usus

 Obesitas

Mie instan mengandung sejumlah besar lemak dan natrium yang menyebabkan retensi air dalam tubuh.

 Pencernaan terganggu dan tidak teratur

Seperti kembung, sembelit, dan gesekan pada usus.

 Keguguran pada ibu hamil

(8)

 Metabolisme terganggu

Akumulasi dari zat-zat kimia beracun (pewarna, pengawet, dan zat aditif) dalam mie instan.

 Termasuk golongan junk food

Mie instan hanya dapat dianggap sebagai junk food dan tidak pernah menggantikan makanan bernutrisi. Hal ini karena mi instan mengandung sejumlah besar karbohidrat tetapi tidak ada vitamin, mineral atau serat. Mie instan juga mengandung banyak lemak jenuh dan lemak trans. Mie instan padat kalori dan memberikan efek negatif pada kesehatan.

Simpulan

Dalam hal ini, memang mie instan yang sifatnya praktis dan cepat memasaknya membuat makanan satu ini banyak disukai orang, terutama orang yang tidak memiliki banyak waktu. Sifatnya yang praktis, bervariasi, rasanya enak, dan harganya terjangkau merupakan daya tarik yang luar biasa. Tapi semua yang berlebihan selalu ada efek buruknya.

Cara sehat mengkonsumsi mie instan :

1. Masak mie instan dengan air yang banyak

2. Air rebusan dibuang agar zat pengawetnya juga terbuang 3. Gunakan air baru untuk kuah

4. Gunakan cukup setengah dari bumbu penyedapnya/ jangan digunakan sama sekali 5. Ganti bumbu dengan garam untuk mengurangi kandungan MSG nya

6. Tambahkan sayuran

7. Jangan makan mie memakai nasi

Karena terlalu banyak karbohidrat dapat berdampak buruk pada kesehatan. 1 porsi mie instan saja mengandung 400 kalori dan jika ditambahkan dengan nasi akan menjadi 600-700 kalori, hal tersebut dapat memicu diabetes, karena kadar gula meningkat tajam.

Sumber :

(9)

Cauchy Murtopo. 2013. 10 Bahaya Mie Instan Bagi Kesehatan. (online) diambil dari http://cauchymurtopo.wordpress.com. Diakses tanggal 12 Desember 2013. Dian Widyatun. 2013. Cara Benar dan Aman Mengkonsumsi Mie. (online) diambil dari

jurnalbidandiah.blogspot.com. Diakses tanggal 12 Desember 2013.

Dwi Nur. 2011. Bahan Kimia yang Terkandung Dalam Mie Instan. (online) diambil dari http://zigma.wordpress.com. Diakses tanggal 12 Desember 2013.

Harian Kompas. 2012. Cara Sehat Mengkonsumsi Mie Instan. (online) diambil dari www.forumdiskusikompas.com. Diakses tanggal 12 Desember 2013.

Hoax. 2011. Bahaya Bumbu Mie Instan Bila Dimasak. (online) diambil dari http://dhycka.net. Diakses tanggal 12 Desember 2013.

Kaskus-The Largest Indonesian Community. 2013. 5 Zat Kimia yang Sering Ditambahkan Dalam Pembuatan Mie. (online) diambil dari www.kaskus.com. Diakses tanggal 12 Desember 2013.

Sinta Fergy Farihah. 2012. Bahan Kimia Berbahaya Dalam Mie Instan. (online) diambil dari http://fransharitsah.wordpress.com. Diakses tanggal 12 Desember 2013.

Referensi

Dokumen terkait

Ajir ditancapkan pada setiap tanaman dengan jarak 10 cm dari batang tanaman, dengan posisi tegak lurus. Semua turus dalam satu barisan dihubungkan dengan tali rafia atau

Kepemimpinan partai nasional dan sekretariat perempuan partai menekankan bahwa tujuan dari kuota adalah mempunyai lebih banyak perempuan yang dipilih, tidak hanya memiliki

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor penyebab belum adanya pembinaan tanah wakaf oleh KUA di Kecamatan Sukau, Kabupaten Lampung Barat adalah bahwa KUA Kecamatan

Pemerintah Indonesia, yang telah merati fi kasi Konvensi Hak- hak Sipil dan Politik, juga Konvensi Menentang Penyiksaan, se- sungguhnya perlu menegaskan komitmen untuk lebih

Akan tetapi, semua orang yang ada didalam tiap-tiap komunitas dilayani oleh suatu unit pemerintah , biasanya departemen kesehatan local atau bagian dari departemen kesehatan

Salah satu alasan banyaknya pedagang kaki lima yang tidak dapat bertahan lama dalam menjalankan kegiatan usahanya adalah karena kurang tepatnya strategi bisnis yang dilakukan..

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN DI SEKTOR PARIWISATA, RESTORAN DAN HOTEL YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE..

Kesimpulan penelitian ini adalah sebanyak 26 responden (68,4%) mengekspresikan respon nyeri dengan mengerutkan dahi, mengatupkan rahang dan dagu gemetar, sebanyak