Nida Tabriz Naufal
Akuntansi 4A4
2014017097
Pengauditan 2
Sistem penjualan dan penagihan
A. Audit sistem penjualan dan penagihan adalah untuk mengevaluasi saldo akun yang dipengaruhi oleh siklus yang disajikan secara wajar berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi.
B. Pada sistem penjualan dan penagihan terdapat beberapa fungsi bisnis dalam siklus diantaranya sebagai berikut:
1. Pemrosesan Pesanan Pelanggan
Permintaan pelanggan terhadap barang mengawali seluruh siklus. Umumnya, merupakan sebuah penawaran untuk membeli barang dengan aturan tertentu. Diterimanya pesanan pelanggan seringkali langsung menimbulkan pesanan penjualan. Dokumen dan catatan yang dibuat adalah pesanan pelanggan dan pesanan penjualan.
2. Pemberian Kredit
Praktek yang lemah dalam persetujuan kredit seringkali menimbulkan piutang ragu-ragu berlebih dan piutang yang mungkin tidak tertagih.
3.Pengiriman Barang
Setelah adanya persetujuan kredit, barang akan dikirim. Pada saat pengiriman barang berlangsung, terdapat dokumen pengiriman yang berisi deskripsi barang dan data-data lain yang relevan. Dokumen pengiriman yang asli akan dikirim ke pelanggan dan salinannya akan disimpan.
4. Penagihan Pelanggan dan Pencatatan Penjualan Aspek paling penting dari penagihan adalah:
• Semua pengiriman yang dilakukan harus ditagih (kelengkapan) • Tidak ada pengiriman yang ditagihkan lebih dari sekali (keterjadian) • Masing-masing ditagih dengan jumlah yang tepat (ketepatan)
Sistem akuntansi menggunakan informasi penagihan pelanggan untuk menghasilkan jurnal penjualan, penerimaan kas maupun kredit lain-lain untuk mempersiapkan accounts receivable trial balance. Dokumen maupun catatan dalam fungsi ini diantaranya adalah faktur penjualan, file transaksi penjualan, jurnal penjualan, master file piutang, accounts receivable trial
balance, dan statement bulanan.
5. Pemrosesan dan Pencatatan Penerimaan Kas
transaksi penerimaan kas. File ini digunakan untuk mempersiapkan jurnal penerimaan kas dan mengupdate piutang dan master file buku besar umum. Dokumen maupun catatan dalam proses ini diantaranya remittance advice, prelisting of cash receipts, file transaksi penerimaan kas, dan jurnal penerimaan kas.
6. Pemrosesan dan Pencatatan Retur dan Penyisihan Penjualan
Ketika seorang pelanggan tidak puas dengan barang, penjual sering menerima pengembalian barang atau pemberian pengurangan biaya. Pengembalian dan penyisihan dicatat pada file transaksi pengembalian dan penyisihan penjualan juga pada master file piutang. Memo kredit dikeluarkan untuk pengembalian dan penyisihan untuk membantu pengendalian dan
memfasilitasi pemutakhiran catatan.
7. Penghapusan Piutang Tak Tertagih
Tanpa memperhatikan ketekunan departemen kredit, beberapa pelanggan tidak membayar tagihan mereka. Setelah menentukan jumlah yang tidak dapat ditagih, perusahaan harus menghapusnya. Biasanya, hal ini terjadi setelah pelanggan menyatakan bangkrut atau akunnya diserahkan ke agen penagih. Dokumen maupun catatan misalnya adalah form otorisasi
piutang tidak tertagih dan buku besar umum.
8. Menetapkan Piutang Tidak Tertagih
Karena perusahaan tidak dapat memperkirakan untuk menagih 100% penjualan mereka, prinsip akuntansi mensyaratkan untuk mencatat piutang tidak tertagih dengan jumlah yang mereka perkirakan tidak akan dapat ditagih. Kebanyakan perusahaan mencatat transaksi ini di akhir tiap bulan atau tiga bulan.
C. Metodologi Mendesain Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif pada Transaksi Penjualan :
1. Memahami Pengendalian Internal-Penjualan
Menggunakan satu tipe pendekatan untuk penjualan, auditor mempelajari diagram alir klien, membuat pertanyaan untuk klien menggunakan kuisioner pengendalian internal,dan
menampilkan pengujian menyeluruh tentang penjualan.
2. Menilai Risiko Pengendalian Terencana-Penjualan
Auditor menggunakan informasi yang diperoleh dalam pemahaman pengendalian internal untuk menilai risiko pengendalian. Empat langkah penting dalam penilaian ini:
• Auditor membutuhkan kerangka kerja untuk menilai risiko pengendalian
• Auditor harus menentukan pengendalian internal kunci dan kelemahan penjualan • Setelah menentukan pengendalian dan kelemahan, auditor harus mengasosiasikannya dengan tujuan
• Auditor menilai risiko pengendalian setiap tujuan dengan mengevaluasi pengendalian dan kelemahan masing-masing tujuan
3. Menentukan Lingkup Pengujian Pengendalian
efektifitas pengendalian dan lingkup dimana auditor percaya dapat mengurangi risiko pengendalian. Auditor juga harus mempertimbangkan biaya pengujian pengendalian dibandingkan dengan pengurangan potensial dalam pengujian substantif. Rendahnya level risiko pengendalian akan menghasilkan peningkatan pengujian pengendalian dengan meningkatkan risiko deteksi dan mengurangi jumlah pengujian substantif.
4. Mendesain Pengujian Pengendalian Penjualan
Untuk masing-masing pengendalian kunci, satu atau lebih pengujian pengendalian harus didesain untuk memverifikasi efektifitasnya. Dalam kebanyakan audit, relatif mudah untuk menentukan sifat pengujian pengendalian dari sifat pengendaliannya. Misalnya, jika pengendalian internal adalah untuk menandai pesanan pelanggan setelah kredit mereka disetujui, pengujian pengendalian adalah untuk memeriksa pesanan pelanggan sebagai inisial yang tepat.
5. Mendesain Pengujian Substantif Transaksi Penjualan
Dalam menentukan pengujian substantif transaksi, auditor biasanya menggunakan beberapa prosedur pada setiap audit tanpa memperhatikan keadaan, dimana yang lainnya bergantung pada
D. Retur dan Pengurangan Penjualan
Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi dan metode yang digunakan klien untuk mengendalikan salah saji pada intinya sama seperti untuk memroses memo kredit yang telah digambarkan bagi penjualan, dengan dua perbedaan. Perbedaan yang pertama adalah
materialitas. Dalam banyak hal, retur dan pengurangan penjualan sangat tidak material sehingga auditor dapat mengabaikannya. Perbedaan yang kedua adalah penekanan pada tujuan keterjadian. Untuk retur dan pengurangan penjualan, umumnya auditor menekankan pada pengujian
transaksi yang tercatat untuk mengungkapkan setiap pencurian kas dari penagihan piutang usaha yang ditutupi oleh retur atau pengurangan penjualan fiktif
E. Metodologi Untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi Penerimaan Kas.
Berdasarkan tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi, auditor mengikuti proses berikut ini : 1. Menetukan pengendalian internal utama untuk setiap tujuan audit.
2. Merancang pengujian pengendalian bagi setiap pengendalian yang digunakan untuk mendukung pengurangan risiko pengendalian.
3. Merancang pengujian substantif atas transaksi untuk menguji salah saji moneter bagi setiap tujuan.
F. Pengujian Audit Untuk Menghapus Piutang Tak Tertagih