• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUHAN AGAMA HINDU doc 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TUHAN AGAMA HINDU doc 1"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

TUHAN

AGAMA HINDU

OLEH:

AYU ADE JENY LEFITASARI BUKIAN

1B - D3 AKUNTANSI

1615613070

POLITEKNIK NEGERI BALI

(2)

KATA PENGANTAR

Om Swastiastu.

Puji syukur saya panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena atas segala nikmat, rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “TUHAN AGAMA HINDU” ini dengan baik.

Makalah ini merupakan salah satu syarat dalam mengikuti pendidikan yang tengah saya laksanakan. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak terutama ayah dan ibu tercinta yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil sehingga makalah ini berhasil diselesaikan. Kepada Dosen pembimbing Ibu Ketut Nurhayanti, S.Pd.H., M.Pd.H. yang telah memberikan arahan, saya ucapkan terima kasih.

Tiada gading yang tak retak andaipun retak jadikanlah sebagai ukiran, begitupun dengan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu melalui kata pengantar ini penulis sangat terbuka menerima kritik serta saran yang membangun sehingga secara bertahap penulis dapat memperbaikinya. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.

Om Santih, Santih, Santih, Om.

Jimbaran, 18 Oktober 2016

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1

1.2. Rumusan Masalah 1

1.3. Tujuan 1

1.4. Manfaat 1

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Keberadaan Tuhan 2

2.1.1. Mengapa Tuhan Bersembunyi? 3

2.2. Paham Ketuhanan Hindu 4

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 9

3.2 Saran 9

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertanyaan awal yang sering muncul jika kita menyatakan keberadaan tuhan yakni “Siapakah tuhan itu?” “Bagaiwana wujud Tuhan?” Apakah Tuhan itu memang benar adanya?” Di dalam kitab Brahmasutra I.I.2 disebutkan “Janmadyasya yatah” yang artinya Tuhan ialah merupakan darimana asal mula semua ini. Jadi Tuhan Yang Maha Esa merupakan asal atau sumber dan sekaligus kembalinya seluruh alam semesta beserta isinya ini. Pada suatu periode di masa lalu Tuhan hadir sangat dekat dengan manusia dan berbicara dengan para orang suci atau orang-orang yang dipilihnya sebagai utusan.

Mengenai paham ketuhanan Hindu sering dipertanyakan bagi orang-orang berbeda agama yang belum memahaminya. Mereka menganggap bahwa orang Hindu menganut politheisme karena menyembah banyak Dewa.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apakah keberadaan Tuhan itu ada? 1.2.2 Apakah paham Ketuhanan Hindu? 1.3 Tujuan

1.3.1 Mengetahui keberadaan Tuhan. 1.3.2 Mengetahui paham Ketuhanan Hindu. 1.4 Manfaat

1.4.1 Memberikan pemahaman mengenai keberadaan Tuhan. 1.4.2 Menjadi pedoman dalam melakukan kegiatan sehari-hari.

(5)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Keberadaan Tuhan

Studi filsafat mengenai Tuhan biasanya dimulai dengan pertanyaan mendasar, “Apakah Tuhan ada?” atau “Adakah seorang Tuhan?” Jawaban atas pertanyaan ini bisa “Ya” bisa juga “Tidak” tergantug siapa yang bertanya dan siapa yang menjawab. Dan “Bila Tuhan ada bagaimana Dia dapat diketahui?” Di dalam agama Hindu ada tiga cara untuk mencapai pengetahuan yang sejati, yang disebut Tri Pramana. Pramana, berasal dari bahasa Sansekerta, yang secara literal berarti “ukuran” (measure) dan otoritas. Ketiga jalan itu adalah

sabda, (sastra atau agama); anumana; dan pratyaksa pramana.Sabda, (sastra

atau agama) pramana adalah pengetahuan mengenai Tuhan yang diperoleh

melalui teks kitab suci. Anumana yaitu pengetahuan yang diperoleh melalui penggunaan logika yang menarik kesimpulan atas dunia fenomenal. Dan

pratyaksa, pemahaman melaui pengalaman empiris atau indra dalam batas

maya.

(6)

Hindu. Orang-orang Hindu tidak terlalu menganggap penting definisi-definisi dan kategori-kategori mengenai Tuhan. Berbeda dengan para teolog, diantara para yogi dan mistikus semua agama, perdebatan tentang Tuhan hamper tidak ada, karena Tuhan adalah untuk dialami bukan untuk diperdebatkan.

Bukti-bukti fisik tidak ada pada Tuhan, karena Tuhan melampaui yang fisik, Tuhan ada di wilayah metafisik. Kadang-kadang Tuhan juga disebut zat, tetapi Dia bukan zat kimia yang dapat diuji di laboratorium. Kata “bukti” yang dimaksud hendaknya dibaca sebagai argument “membuktikan” keberadaan Tuhan. Di dalam Upanisad menegaskan bahwa Tuhan itu Ada. Pernyataan Katha Upanisad, bahwa Brahman tidak dapat diketahui atau dipahami dengan ucapan, dengan pikiran, dengan penglihatan, tetapi Dia hanya dapat dipahami dengan mengatakan “Dia Ada” seolah-olah keluar dari otoritas yang tidak boleh dibantah dan harus dipercaya begitu saja. Tetapi bagi seorang yogi Hindu pernyataan itu bukan dogma. Ia hanya sekadar batu penjuru yang menunjukkan arah yang harus dituju oleh seorang pencari. Ia semacam perintah untuk berusaha. Seperti penggali sumur yang harus yakin terlebih dahulu bahwa pada tanah yang akan digalinya terdapat air. Kalau si penggali tidak yakin ada air, tentu dia tidak akan mau menggali di Tempat itu.

2.1.1 Bila Ada, Mengapa Tuhan Bersembunyi?

Tuhan, Ada. Mengapa Dia tidak mengungkapkan dirinya secara lebih jelas? Mengapa Tuhan tidak memberikan bukti kepada setiap orang mengenai keberadaan-Nya? Mengapa jadi misteri? Pertanyaan-pertanyaan itu telah dijawab oleh Paus John Paul II (seorang ahli keagamaan), bahwa bila Tuhan bukan misteri, maka tidak perlu ada Wahyu, atau lebih tepat, tidak ada perlunya bagi Tuhan untuk

mengungkapkan diri-Nya sendiri. John Paul II melanjutkan, adalah benar

(7)

dalam suatu cara akan mengaburkan Dia di mata manusia, karena

manusia tidak akan mampu menahan satu ekses dari misterinya.

Manusia tidak ingin diserap dan dibanjiri okeh misteri itu. Ya, manusia tahu bahwa Tuhan adalah Satu yang di dalam-Nya “kita hidup dan bergerak dan memilikikeberadaan kita.”

Dari jawaban Paus John Paul II dapat disimpulkan bahwa Tuhan harus tetap merupakan misteri karena Tuhan merupakan transendensi mutlak, dengan kata lain ada jarak yang jauh antara Tuhan dengan makhluk-makhluk ciptaan-Nya, yang bukan saja tidak mungkin, tetapi tidak boleh dilintasi oleh manusia. Disamping itu misteri diperlukan supaya ada Wahyu. Tuhan dikehendaki memang tetap harus rahasia dan tersembunyi keberadan-Nya. Cukuplah bagi mereka untuk bertemu Tuhan pada waktu kematian.

(8)

monotheisme, politheisme, atheisme ataupun lainnya. Konsep agama Hindu adalah Pantheisme yaitu agama universal (satu Tuhan untuk semuanya).

Kenapa Agama Hindu disebut Pantheisme? Memang terdapat perbedaan dalam proses tata cara penyembahan dan bahkan perbedaan nama Beliau yang disembah sesuai dengan alirannya tetapi sebenarnya mereka tetap menyembah satu Tuhan yang disebut Brahman/Ida Sang Hyang Widhi Wasa dikarenakan Beliau mempunyai banyak gelar seperti yang disebutkan oleh sloka-sloka berikut: "Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangruwa" yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu, tidak ada Dharma/Tuhan yang lainnya. "Ekam Sat Wiprah Bahuda Wadhanti" artinya Tuhan hanya satu, tetapi para resi bijaksana menyebut Beliau dengan banyak nama. Berbeda dengan monotheisme yang hanya menyembah satu Tuhan, tetapi sayangnya hanya berpihak pada satu kelompok saja, sedangkan kelompok lain adalah kaum musuh yang harus dibasmi. Atau paham politheisme yang jelas-jelas menunjukkan perbedaan dan penyembahan berhala.

Lalu siapakah sebenarnya Tuhan dalam Agama Hindu ? Tuhan dalam agama Hindu disebut Brahman ("bukan Dewa Brahma") atau di Bali biasa disebut Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang artinya Tuhan yang maha besar dan tahu segalanya. Segala sesuatu tentang Brahman/Ida Sang Hyang Widhi Wasa tidak secara gampang bisa kita pahami kecuali kita sudah memiliki hati yang tulus, bijaksana dan tidak memiliki keterikatan terhadap apapun masalah keduniawian dikarenakan sifat-sifat beliau. Sifat-sifat Beliau banyak disebutkan dalam kitab suci. Dalam Weda disebutkan 4 sifat kemahakuasaan dari Tuhan yang disebut Cadu Sakti yang diantaranya :

(9)

2. Prabhu Sakti : Tuhan Maha Kuasa yang menjadi raja dari segala raja (Raja Diraja), yang menguasai segalanya baik dalam hal penciptaan

(Utpetti), pemeliharaan (Stiti), dan Pelebur (Prelina).

3. Jnana Sakti : Tuhan Maha Tahu yang mengetahui segala sesuatu yang terjadi baik di alam nyata maupun tidak nyata, yang terjadi di masa lampau(Atita), yang sedang terjadi (Nagata), ataupun yang akan terjadi

(Wartamana).

4. Krya Sakti : Tuhan Maha Karya yang setiap saat tidak pernah berhenti melakukan aktifitas baik dalam penciptaan, pemeliharaan, pelebur, pengawasan, penjagaan, sutradara dalam sandiwara kehidupan (demi memberikan pembelajaran dan pengetahuan) dan segala aktifitas lainnya.

Disamping sifat kemahakuasaan di atas, Tuhan/ Brahman/ Ida Sang Hyang Widhi juga memiliki sifat sebagai berikut seperti yang disebutkan dalam kitab Wrhaspati Tattwa yang disebut sebagai Asta Iswara yang diantaranya :

1. Anima (Tuhan bagaikan setiap atom yang mempunyai kehalusan yang bahkan lebih halus dari partikel apapun)

2. Lagima (Sifat Tuhan yang sangat ringan bahkan lebih ringan dari ether) 3. Mahima (Dapat memenuhi segala ruang, tidak ada tempat kosong bagi

Beliau)

(10)

5. Adhaya (tak terbakar oleh api) orang awam untuk bisa mengerti dan memahami Tuhan kecuali kita sudah memiliki keyakinan teguh, berusaha untuk memahami dan menghayati keberadaan Beliau, melepaskan semua ikatan terhadap keinginan duniawi, dan memasrahkan sepenuhnya untuk Beliau.

Lalu apakah fungsi Dewa-Dewi? Apakah mereka bukan Tuhan? Dewa berasal dari kata "Div" yang artinya sinar suci dari Tuhan/Ida Sang Hyang Widhi. Dewa adalah belahan dari Tuhan yang mana sebenarnya sama dengan mahluk lainnya termasuk manusia yang merupakan percikan terkecil dari Beliau karena Beliau adalah sumber dari segala kehidupan hanya saja Dewa berbentuk Sarira/roh/atma yang mempunyai sifat dan kemahakuasaan yang hampir sama dengan Tuhan. Diantara nama Dewa-Dewa yang ada hanya ketiga dewa yang mempunyai sifat yang mendekati sama dengan Tuhan diantaranya Dewa Brahma, Dewa Wisnu dan Dewa Siwa sehingga ketiga dewa tersebut dijadikan dewa tertinggi dalam agama Hindu yang disebut Tri Murti.

(11)

mereka menyembah Tuhan dan dewa lainnya karena mereka semua adalah satu tetapi berbeda karena fungsinya.

Jika diibaratkan dalam sebuah perusahaan besar, Tuhan adalah sebagai pemilik perusahaan dan Tri Murti adalah Owner Representative, Dewa Indra yang merupakan raja dari para dewa adalah sebagai General Manager dan dewa-dewa lainnya sebagai departement head/manager. Dan disini manusia adalah staff yang harus tetap tunduk dan patuh terhadap atasan. Seorang staff sangatlah susah untuk bertemu langsung dengan pemilik perusahaan sehingga mereka harus menggunakan penghubung yaitu atasannya.

Agama Hindu tidak menganut paham monotheisme, politeisme, atheisme tetapi panteisme yang bersifat universal sehingga Hindu bisa menyatu dengan unsur daerah manapun tanpa adanya perselisihan sehingga penyebaran agama Hindu tidak pernah sekalipun dilakukan melalui kekerasan. Hindu tetap menyembah satu Tuhan yang disebut Brahman/Ida Sang Hyang Widhi hanya saja karena sifat dan kemahakuasaan Beliau sangat sulit untuk bisa dipahami akal manusia yang masih sangat terbatas sehingga manusia lebih cenderung untuk menyembah Dewa-Dewa yang sebenarnya sama artinya dengan dengan menyembah Tuhan.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

(12)

karena Tuhan merupakan transendensi mutlak, dengan kata lain ada jarak yang jauh antara Tuhan dengan makhluk-makhluk ciptaan-Nya, yang bukan saja tidak mungkin, tetapi tidak boleh dilintasi oleh manusia. Disamping itu misteri diperlukan supaya ada Wahyu. Tuhan dikehendaki memang tetap harus rahasia dan tersembunyi keberadan-Nya. Cukuplah bagi mereka untuk bertemu Tuhan pada waktu kematian.

Paham ketuhanan Hindu adalah pantheisme (universal), yang mengajarkan cinta dan penghormatan atas alam. Brahman/Tuhan ada di dalam seluruh ciptaan sehingga tidak membagi kelompok manusia. Berbeda dengan paham ketuhanan monotheisme yang memecah belah manusia dalam kelompok-kelompok yang dapat menimbulkan konflik dan perang karena ajarannya merupakan ekspresi yang bersifat mementingkan diri sendiri.

3.2 Saran

Bila manusia di bumi ini ingin hidup berdampingan secara damai, hendaknya harus meninggalkan paham ketuhanan monotheisme dan sebaiknya mengamalkan paham ketuhanan pantheisme.

DAFTAR PUSTAKA

Putra, Ngakan Putu. 2008. Tuhan Upanisad Menyelamatkan Masa Depan

Manusia. Penerbit I Nyoman Suwandha: Jakarta.

Swami Viresvarananda, Brahma Sutra, 2004. Pengetahuan TentangKetuhanan

Paramita: Surabaya

(13)

Titib, I Made. 1994. Ketuhanan Dalam Weda. Manik Geni: Jakarta

Cudami. 1989. Pengantar Agama Hindu Untuk Perguruan Tinggi. Yayasan Dharma Sarathi: Jakarta

Jumhurul-umami.blogspot.co.id/2009/02/aliran-aliran-dalam-konsep-ketuhanan.html?m=1

Dsvr2.blogspot.co.id/2015/05/pengertian-deisme-pantheisme-dan.html?m=1

http://singaraja.wordpress.com/2008/14/11/bagaimana-umat-hindu-mengahyati-tuhan/

http://evholution.blogspot.co.id/2013/07/keberadaan-dan-wujud-tuhan-di-dalam.html/

Referensi

Dokumen terkait

[r]

pertanian dan perdagangan • Advokasi dalam rangka penyamaan persepsi kepada pengambil keputusan untuk meningkatkan prioritas pendanaan dalam pengelolaan persampahan PENDANAAN

Nota Kesepakatan Pedoman Penysnan RKA-SKPD RKA RKA - - SKPD SKPD APBD Renstra SKPD Renja SKPD RKP Permendagri ttg Penyusu- nan APBD Pnjbaran APBD Evaluasi RAPBD & RPAPBD

1. Lingkungan yang mendukung proses pembelajaran yang efektif. Di SMP 1 Tulungagung dan SMPN Trenggalek lingkungannya sudah sangat mendukung terciptanya proses

Meski investor X tadi hanya membayar Rp60 juta, tapi pada saat jatuh tempo nanti (10 tahun kemudian) ia akan menerima pokok obligasi sebesar Rp 100 juta. Jadi dalam kurun 10

Biaya modal (Cost of Capital) adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik yang berasal dari utang, saham preferen,

produk baik Proses tidak terkendali dengan penentuan ukuran lot produksi pada sistem produksi yang mengalami deteriorasi dengan kriteria minimasi ongkos dengan proses

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang membahas pengaruh kepuasan kerja terhadap employee engangement, salah satunya adalah tesis yang dilakukan oleh Andi Kari pada