PENDAHULUAN Latar Belakang
Kedelai adalah komoditas kacang-kacangan yang kaya akan protein dan
dan minyak, sekitar 20 % minyak dan 30 % protein terkandung pada bijinya. Kedelai merupakan komoditas pangan utama setelah padi yang perlu mendapat
perhatian. Kedelai merupakan bahan pangan yang terpenting yang dapat diolah menjadi makanan yang bergizi (Wirnas, et al., 2012).
Produksi kedelai tahun 2014 sebanyak 953,96 ribu ton biji kering,
meningkat sebanyak 173,96 ribu ton (22,30 %) dibandingkan tahun 2013. Peningkatan produksi kedelai terjadi karena kenaikan luas panen seluas 64,23 ribu
hektar (11,66 %) dan kenaikan produktivitas sebesar 1,35 kuintal/hektar (9,53 %) (Badan Pusat Statistik, 2014).
Peningkatan yang terjadi pada tanaman kedelai belum mampu memenuhi
kebutuhan pangan di Indonesia. disebabkan karena semakin tingginya pertumbuhan penduduk di Indonesia sementara produksi tidak sebanding dengan pembudidayaan kacang kedelai. Salah satu upaya yang perlu dilakukan yaitu
menemukan varietas unggul yang memiliki produksi yang tinggi sehingga terpenuhi kebutuhan pangan.
Untuk merakit varietas unggul tersebut, ketersediaan sumber genetik yang mempunyai keragaman tinggi sangat dibutuhkan.Keragaman genetik yang tinggi merupakan salah satu faktor penting untuk merakit varietas unggul baru.
Peningkatan keragaman genetik dapat dilakukan dengan memanfaatkan plasma nutfah. Semakin tinggi keragaman genetik plasma nutfah, semakin tinggi peluang
untuk menyeleksi dan memperoleh varietas unggul baru yang mempunyai sifat yang diinginkan (Mursito, 2003).
Peningkatan keragaman genetik dan perbaikan varietas untuk satu atau dua
sifat dapat dilakukan melalui bioteknologi tanaman dan induksi mutasi genetik (Witjaksono, 2003). Peningkatan keragaman genetik melalui induksi mutasi
genetik dapat dilakukan dengan mutagen fisik dan kimia. Menurut Ahlowalia dan Maluszynski (2001) penggunakan radiasi seperti sinar X, Gamma, dan neutrons serta mutagen kimiawi untuk menginduksi variasi pada tanaman telah banyak
dilakukan.
Berdasarkan hasil penelitian Sibarani (2014) didapatkan bahwa pada
generasi M1 mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas tanaman yang cenderung menurun pada dosis iradiasi 300 Gy yang diberikan pada tanaman kedelai. Setelah penelitian Sibarani (2014) bahwa penelitian pada generasi M2
telah selesai dilakukan yaitu pengamatan keragaman fenotip dan genotip generasi M2 oleh Mustaqim (2015) yang menyatakan iradiasi sinar gamma pada 100 Gy dapat meningkatkan bobot biji per tanaman. Kemudian penelitian dilanjutkan
oleh Yoke (2015) pada generasi M3 dan dilakukan seleksi pada individu yang terbaik dan terpilih berdasarkan karakter umur berbunga dan bobot biji per
tanaman dan berdasarkan hasil penelitiannya di peroleh bahwa pengaruh iradiasi sinar gamma pada dosis 100 gy dapat meningkatkan bobot biji per tanaman dan penulis akan melanjutkan dengan melakukan seleksi pedigree pada generasi M4.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk melanjutkan penelitian tersebut sehingga penulis melakukan penelitian dengan judul seleksi individu terpilih
dalam barisan terbaik pada tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) M4 iradiasi sinar gamma berdasarkan karakter umur genjah dan produksi tinggi.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan individu terpilih dalam barisan terbaik pada tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) M4 iradiasi sinar
gamma berdasarkan karakter umur genjah dan produksi tinggi Hipotesa Penelitian
Di duga terdapat individu dengan karakter umur genjah dan produksi
tinggi tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) pada generasi M4 dari masing-masing barisan terbaik hasil iradiasi sinar gamma.
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini berguna untuk mendapatkan data penyusun skripsi sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini juga di harapkan berguna untuk pihak pihak yang berkepentingan di dalam budidaya tanaman kedelai.